Anda di halaman 1dari 14

TUGAS INDIVIDU AGENDA 2

NILAI NILAI DASAR BERAKHLAK


ANGKATAN 95
KELOMPOK 3

PEMBIMBING:
PARLINDUNGAN S., S.H., M.Si

DISUSUN OLEH:
apt. QURROTU A`YUNIN, S. Farm.
NIP. 19950510 202203 2 003

DIKLAT DASAR CPNS 2022


PROVINSI JAWA TIMUR
TUGAS INDIVIDU (AGENDA 2)

1. Membuat rangkuman Kode Etik (Panduan Perilaku) dari Core Value ASN
BerAKHLAK dalam format 7 kolom!
2. Jelaskan Core Value ASN BerAKHLAK di bawah ini:
a. BERORIENTASI PELAYANAN
Jelaskan prinsip-prinsip pelayanan publik yang baik!
b. AKUNTABEL
Jelaskan 9 faktor dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel!
c. KOMPETEN
Jelaskan standar kompetensi ASN menurut Peraturan Menteri PANRB
Nomor 38 Tahun 2017!
d. HARMONIS
Tantangan disharmonis dalam masyarakat dapat dikelompokkan
menjadi beberapa kondisi? Sebutkan!
e. LOYAL
Jelaskan makna Loyal dan Loyalitas!
f. ADAPTIF
Jelaskan ciri-ciri penerapan budaya adaptif dalam lembaga
pemerintahan!
g. KOLABORATIF
Salah satu aspek normatif kolaborasi pemerintahan terdapat pada pasal
363 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah. Jelaskan!
3. Mengidentifikasi masalah (isu aktual) di unit organisasi tempat kerja peserta
latsar dan menganalisis penyebab masalah terkait dengan Penerapan
Panduan Perilaku dari Core Value ASN BerAKHLAK (gunakan alur pikir
komprehensif)!
RANGKUMAN PANDUAN PERILAKU DARI CORE VALUE ASN

Latsar Angkatan : XCV


Nama : apt. QURROTU A’YUNIN, S.Farm.
NDH : 25
Instansi : UPT Puskesmas Bandaran
Nama Mentor : TITIK PRASETYAWATI M.R., S.Kep., Ns
Jabatan Mentor : Kepala UPT Puskesmas Bandaran

BERORIENTASI
AKUNTABEL KOMPETEN HARMONIS LOYAL ADAPTIF KOLABORATIF
PELAYANAN
1. Ramah, cekatan, 1. Tidak 1. Membantu orang 1. Menghargai 1. Memegang 1. Cepat 1. Memberi
solutif dan dapat menyalahgunaka lain belajar setiap orang teguh ideologi menyesuaikan kesempatan
diandalkan n kewenangan 2. Meningkatkan apapun latar Pancasila, UUD diri menghadapi kepada
2. Memahami dan jabatan kompetensi diri belakangnya 1945, setia pada perubahan berbagai pihak
memenuhi 2. Menggunakan untuk 2. Membangun NKRI serta 2. Terus untuk
kebutuhan kekayaan dan menjawab lingkungan kerja pemerintahan berinovasi berkontribusi
masyarakat barang milik tantangan yang yang kondusif 2. Menjaga nama 3. Bertindak 2. Terbuka dalam
3. Melakukan negara secara selalu berubah 3. Suka menolong baik sesama proaktif bekerjasama
perbaikan yang bertanggung 3. Mengerjakan orang lain ASN, pimpinan untuk
tiada henti jawab, efektif dan tugas dengan instansi dan menghasilkan
efisien kualitas terbaik negara nilai tambah
3. Melaksanakan 3. Menggerakkan
tugas dengan pemanfaatan
jujur, berbagai
bertanggung sumberdaya
jawab, cermat, untuk tujuan
disiplin dan bersama
berintegritas
CORE VALUE ASN BERAKHLAK

1. BERORIENTASI PELAYANAN
Prinsip-prinsip pelayanan publik yang baik:
a. Partisipatif
Pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan,
melaksanakan dan mengevaluasi hasilnya.
b. Transparan
Penyelenggara pelayanan publik harus menyediakan akses bagi warga
negara untuk mengetahui segala hal yang terkait dengan pelayanan publik
yang diselenggarakan tersebut, seperti persyaratan, prosedur, biaya, dan
sejenisnya.
c. Responsif
Pemerintah wajib mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga
negaranya. Tidak hanya terkait dengan bentuk dan jenis pelayanan publik
yang mereka butuhkan, akan tetapi juga terkait dengan mekanisme
penyelenggaraan layanan, jam pelayanan, prosedur dan biaya
penyelenggaraan pelayanan.
d. Tidak Diskriminatif
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak boleh
dibedakan antara satu warga negara dengan warga negara yang lain.
e. Mudah dan Murah
Mudah artinya berbagai persyaratan yang dibutuhkan tersebut masuk akal
dan mudah untuk dipenuhi. Murah dalam arti biaya yang dibutuhkan oleh
masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut terjangkau oleh seluruh
warga negara.
f. Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan pelayanan publik harus mampu mewujudkan tujuan yang
hendak dicapai dan dilakukan dengan prosedur yang sederhana, tenaga
kerja yang sedikit dan biaya yang murah.
g. Aksesibel
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat
dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti fisik dan non
fisik.
h. Akuntabel
Penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan dengan menggunakan
fasilitas dan sumber daya manusia yang dibiayai oleh warga negara melalui
pajak yang mereka bayar.
i. Berkeadilan
Salah satu tujuan yang penting adalah melindungi warga negara dari praktik
buruk yang dilakukan oleh warga negara yang lain.

2. AKUNTABEL
Faktor dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel:
1) Kepemimpinan
Pimpinan mempromosikan lingkungan yang akuntabel dapat dilakukan
dengan memberikan contoh pada orang lain, adanya komitmen yang tinggi
dalam melakukan pekerjaan sehingga memberikan efek positif bagi pihak
lain untuk berkomitmen pula, terhindarnya dari aspek-aspek yang dapat
menggagalkan kinerja yang baik yaitu hambatan politis maupun
keterbatasan sumber daya.

2) Transparansi
Untuk mendorong komunikasi yang lebih besar dan kerjasama antara
kelompok internal dan eksternal. Selain itu, mampu memberikan
perlindungan terhadap pengaruh yang tidak seharusnya dan korupsi dalam
pengambilan keputusan. Meningkatkan akuntabilitas dalam keputusan-
keputusan serta meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada
pimpinan secara keseluruhan.

3) Integritas
Dengan adanya integritas menjadikan suatu kewajiban untuk menjunjung
tinggi dan mematuhi semua hukum yang berlaku, Undang-undang, kontrak,
kebijakan, dan peraturan yang berlaku. Dengan adanya integritas institusi,
dapat memberikan kepercayaan dan keyakinan kepada publik dan/atau
stakeholders.
4) Tanggungjawab (Responsibilitas)
Responsibilitas institusi dan responsibilitas perseorangan memberikan
kewajiban bagi setiap individu dan lembaga, bahwa ada suatu konsekuensi
dari setiap tindakan yang telah dilakukan, karena adanya tuntutan untuk
bertanggungjawab atas keputusan yang telah dibuat.

Responsibiltas Perseorangan:
• Adanya pengakuan terhadap tindakan yang telah diputuskan dan
tindakan yang telah dilakukan
• Adanya pengakuan terhadap etika dalam pengambilan keputusan
• Adanya keterlibatan konstituen yang tepat dalam keputusan

Responsibilitas Institusi:
• Adanya perlindungan terhadap publik dan sumber daya
• Adanya pertimbangan kebaikan yang lebih besar dalam
pengambilan keputusan
• Adanya penempatan PNS dan individu yang lebih baik sesuai
dengan kompetensinya
• Adanya kepastian kebijakan dan prosedur yang ditetapkan dan
fungsinya untuk melindungi sumber daya organisasi

5) Keadilan
Keadilan adalah landasan utama dari akuntabilitas. Keadilan harus
dipelihara dan dipromosikan oleh pimpinan pada lingkungan organisasinya.
Oleh sebab itu, ketidakadilan harus dihindari karena dapat menghancurkan
kepercayaan dan kredibilitas organisasi yang mengakibatkan kinerja akan
menjadi tidak optimal.

6) Kepercayaan
Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas. Dengan kata lain,
lingkungan akuntabilitas tidak akan lahir dari hal-hal yang tidak dapat
dipercaya.
7) Keseimbangan
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka diperlukan
adanya keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta
harapan dan kapasitas. Setiap individu yang ada di lingkungan kerja harus
dapat menggunakan kewenangannya untuk meningkatkan kinerja. Adanya
peningkatan kerja juga memerlukan adanya perubahan kewenangan sesuai
kebutuhan yang dibutuhkan. Selain itu, adanya harapan dalam mewujudkan
kinerja yang baik juga harus disertai dengan keseimbangan kapasitas
sumber daya dan keahlian yang dimiliki.

8) Kejelasan
Kejelasan juga merupakan salah satu elemen untuk menciptakan dan
mempertahankan akuntabilitas. Agar individu atau kelompok dalam
melaksanakan wewenang dan tanggung jawabnya, mereka harus memiliki
gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang
diharapkan.

9) Konsistensi
Penerapan yang tidak konsisten dari sebuah kebijakan, prosedur, sumber
daya akan memiliki konsekuensi terhadap tercapainya lingkungan kerja
yang tidak akuntabel, akibat melemahnya komitmen dan kredibilitas
anggota organisasi.

3. KOMPETEN
Standar kompetensi ASN menurut Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun
2017: Standar kompetensi jabatan aparatur sipil negara yang disusun oleh
setiap instansi pemerintah sesuai urusan yang menjadi lingkup
kewenangannya, disampaikan ke Kementerian Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi, untuk ditetapkan menjadi standar kompetensi
jabatan. Standar kompetensi jabatan yang ditetapkan oleh Menteri menjadi
standar dalam menyelenggarakan manajemen aparatur sipil negara yang
berlaku secara nasional. Standar Kompetensi ASN adalah deskripsi
pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang diperlukan seorang Aparatur
Sipil Negara dalam melaksanakan tugas jabatan.
Standar Kompetensi ASN meliputi:
a. Identitas jabatan;
b. Kompetensi jabatan; dan
c. Persyaratan jabatan.

4. HARMONIS
Tantangan disharmonis dalam masyarakat dapat dikelompokkan menjadi
beberapa kondisi sebagai berikut:
1) Disharmonis antar agama yaitu pertentangan antar kelompok yang memiliki
keyakinan atau agama berbeda. Disharmonis ini bisa terjadi antara agama
yang satu dengan agama yang lain, atau antara kelompok dalam agama
tertentu.
2) Disharmonis antar suku yaitu pertentangan antara suku yang satu dengan
suku yang lain. Perbedaan suku seringkali juga memiliki perbedaan adat
istiadat, budaya, sistem kekerabatan, norma sosial dalam masyarakat.
Pemahaman yang keliru terhadap perbedaan ini dapat menimbulkan
disharmonis dalam masyarakat.
3) Disharmonis antar ras yaitu pertentangan antara ras yang satu dengan ras
yang lain. Pertentangan ini dapat disebabkan sikap rasialis yaitu
memperlakukan orang berbeda-beda berdasarkan ras.
4) Disharmonis antar golongan yaitu pertentangan antar kelompok dalam
masyarakat atau golongan dalam masyarakat. Golongan atau kelompok
dalam masyarakat dapat dibedakan atas dasar pekerjaan, partai politik, asal
daerah, dan sebagainya.

5. LOYAL
Makna Loyal dan Loyalitas:
a. Loyal dapat dimaknai sebagai kesetiaan. Loyal merupakan salah satu nilai
yang terdapat dalam Core Values ASN yang dimaknai bahwa setiap ASN
harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara,
dengan panduan perilaku:
1) Memegang teguh ideologi Pancasila, UUD tahun 1945, setia kepada
NKRI serta pemerintahan yang sah;
2) Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara;
3) Menjaga rahasia jabatan dan negara.

b. Loyalitas merupakan suatu hal yang bersifat emosional. Untuk bisa


mendapatkan sikap loyal seseorang, terdapat banyak faktor yang akan
memengaruhinya. Terdapat beberapa ciri/karakteristik yang dapat
digunakan organisasi untuk mengukur loyalitas pegawainya, antara lain:
1) Taat pada Peraturan
Seorang pegawai yang loyal akan selalu taat pada peraturan. Sesuai
dengan pengertian loyalitas, ketaatan ini timbul dari kesadaran anggota
jika peraturan yang dibuat oleh organisasi semata-mata disusun untuk
memperlancar jalannya pelaksaan kerja organisasi. Kesadaran ini
membuat anggota akan bersikap taat tanpa merasa terpaksa atau takut
terhadap sanksi yang akan diterimanya apabila melanggar peraturan
tersebut.
2) Tanggung Jawab pada Organisasi
Ketika seorang pegawai memiliki sikap sesuai dengan pengertian
loyalitas, maka secara otomatis ia akan merasa memiliki tanggung
jawab yang besar terhadap organisasinya. Pegawai akan berhati-hati
dalam mengerjakan tugas-tugasnya, namun sekaligus berani untuk
mengembangkan berbagai inovasi demi kepentingan organisasi.
3) Bekerja dengan Integritas
Banyak asumsi menyebutkan bahwa kesetiaan seorang pegawai dilihat
dari seberapa besar ketaatan mereka di organisasi. Pegawai yang taat
dengan peraturan dan gaya kerja organisasi, punya rasa loyalitas yang
besar pula.
4) Menjadi Teladan bagi Pegawai Lain
Salah satu ciri loyalitas berikutnya adalah pegawai yang bisa
memberikan contoh bagi pegawai yang lain. Mereka yang bisa menjadi
teladan akan berpegang teguh pada nilai organisasi, berorientasi pada
target, kemampuan interpersonal yang kuat, cepat adaptasi, selalu
berinisiatif, dan memiliki kemampuan memecahkan masalah dengan
baik.
5) Kemauan untuk Bekerja Sama
Pegawai yang memiliki sikap sesuai dengan pengertian loyalitas, tidak
segan untuk bekerja sama dengan anggota yang lain. Bekerja sama
dengan orang lain dalam suatu kelompok memungkinkan seorang
anggota mampu mewujudkan impian perusahaan untuk dapat mencapai
tujuan yang tidak mungkin dicapai oleh seorang anggota secara invidual.
6) Rasa Memiliki yang Tinggi
Adanya rasa ikut memiliki anggota terhadap organisasi akan membuat
anggota memiliki sikap untuk ikut menjaga dan bertanggung jawab
terhadap organisasi sehingga pada akhirnya akan menimbulkan sikap
sesuai dengan pengertian loyalitas demi tercapainya tujuan organisasi.
7) Hubungan Antar Pribadi
Pegawai yang memiliki loyalitas tinggi akan mempunyai hubungan antar
pribadi yang baik terhadap pegawai lain dan juga terhadap
pemimpinnya.
8) Kesukaan Terhadap Pekerjaan
Sebagai manusia, seorang pegawai pasti akan mengalami masa-masa
jenuh terhadap pekerjaan yang dilakukannya setiap hari. Seorang
pegawai yang memiliki sikap sesuai dengan pengertian loyalitas akan
mampu menghadapi permasalahan ini dengan bijaksana.
9) Keberanian Mengutarakan Ketidaksetujuan
Setiap organisasi yang besar dan ingin maju pasti menciptakan suasana
debat dalam internalnya. Debat dalam hal ini kondisi dimana pegawai
dapat mengutarakan opini mereka masing-masing. Pemimpin yang
hebat pasti ingin pegawainya aktif bertanya, aktif beropini/ berpendapat,
dan berhati-hati dalam bekerja.

6. ADAPTIF
Budaya adaptif adalah budaya organisasi di mana karyawan menerima
perubahan, termasuk organisasi penyelamatan yang memelihara lingkungan
dan perbaikan proses internal yang berkelanjutan (McShane & Von Glinow,
2010) dalam Safitri (2019). Adapun ciri-ciri penerapan budaya adaptif dalam
lembaga pemerintahan antara lain sebagai berikut:
a. Dapat mengantisipasi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan
Bentuk antisipasi dan kemampuan adaptasi ini diwujudkan dalam
praktek kebijakan yang merespon isu atau permasalahan publik sesuai
dengan tuntutan dan kebutuhannya.
b. Mendorong jiwa kewirausahaan
Jiwa kewirausahaan merupakan salah satu gagasan penting dari
konsep reinventing government yang dipraktekkan di Amerika Serikat.
Dengan jiwa kewirausahaan ini maka pemerintah dan birokrasi secara
khusus melakukan pengelolaan sumber daya organisasi secara efisien
dan efektif layaknya organisasi bisnis memaksimalkan tata kelola aset
dan modalnya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya.
c. Memanfaatkan peluang yang berubah-ubah
Pemerintah dalam memaksimalkan kinerja pelayanan publik maupun
fungsi lainnya seyogyanya mampu memahami dan memaksimalkan
peluang yang ada.

7. KOLABORATIF
Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 pasal 363:
Ayat (1): Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat, daerah dapat
mengadakan kerja sama yang didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan
efektifitas pelayanan publik serta saling menguntungkan.
Ayat (2): Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan
oleh daerah dengan:
a. Daerah lain;
b. Pihak ketiga, dan/atau
c. Lembaga atau pemerintah daerah di luar negeri sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangan
Ayat (3): Kerja sama dengan daerah lain sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf a dikategorikan menjadi kerja sama wajib dan kerja sama sukarela.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah


pasal 363-369 menekankan pentingnya kerjasama daerah. Daerah dapat
menjalin kerjasama dengan daerah lain, kerjasama dengan pihak ketiga dan
kerjasama dengan lembaga atau pemerintah di luar negeri sesuai peraturan
perundang-undangan. Khusus untuk kerjasama dengan daerah lain, kerjasama
daerah dikategorikan menjadi dua yakni kerjasama wajib dan kerjasama
sukarela.
Kerjasama wajib merupakan kerjasama antar daerah berbatasan untuk
urusan penyelenggaraan pemerintahan yang memiliki eksternalitas lintas
daerah dan penyediaan layanan publik yang lebih efisien jika dikelola bersama,
sedangkan kerjasama sukarela merupakan kerjasama yang dilaksanakan oleh
daerah yang berbatasan atau tidak berbatasan untuk penyelenggaraan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah namun dipandang lebih
efektif dan efisien jika dilaksanakan dengan bekerjasama.
Pemerintah daerah harus terpacu untuk menggali dan mengoptimalkan
potensi sumber daya yang dimiliki guna meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Dalam mengoptimalkan potensi yang dimiliki daerah, akan lebih
efektif dan efisien dengan menjalin hubungan dan melakukan kerjasama baik
kerjasama antar daerah, kerjasama dengan pihak ketiga dan kerjasama
dengan lembaga atau pemerintah di luar negeri.
ALUR PIKIR KOMPREHENSIF
IDENTIFIKASI ISU/MASALAH DI ORGANISASI TEMPAT KERJA

PENYEBAB MASALAH SOLUSI KONDISI YANG DIHARAPKAN

1. Tidak menaati core 1. Pegawai sering terlambat datang atau 1. Perhitungan remunerasi diperketat 1. Pegawai datang tepat waktu
value ASN menghadiri pertemuan rutin dan guna memberikan keadilan bagi yang sesuai jam masuk di surat edaran,
2. Kurangnya kecintaan kadang pulang cepat berhak mendapatkan lebih karena menghadiri setiap pertemuan
dan tanggungjawab 2. Atribut yang digunakan pegawai tidak hadir dan pulang tepat waktu internal puskesmas maupun
pegawai akan lengkap (tidak menggunakan name 2. Diadakannya sistem reward and eksternal tepat waktu, dan pulang
pekerjaan tag dan lambang korpri) punishment seperti reward pegawai sesuai dengan jam pulang yang
3. Tidak adanya 3. Pengumpulan tugas atau deadline paling teladan dan paling malas sudah tertulis dengan jelas di surat
motivasi untuk pekerjaan tidak tepat waktu 3. Monitoring, evaluasi dan apresiasi edaran
menjadi agen berkala oleh atasan (Kepala 2. Pegawai menggunakan atribut
perubahan ke arah Puskesmas atau KTU) guna lengkap dan seragam sesuai hari
yang lebih baik meningkatkan motivasi kerja setiap 3. Deadline pengumpulan tugas dan
4. Tidak ada atau pegawai laporan tertib agar tidak ada
kurangnya rasa AKIBAT JIKA MASALAH TIDAK 4. Ceklist atribut rutin tiap pagi antar teguran atau evaluasi dari Dinas
bangga terhadap DIPERBAIKI pegawai Kesehatan
jabatan 5. Pembagian tugas tiap program merata
• ASN tidak menjadi figur/teladan yang agar tidak ada salah satu pihak yang
baik bagi masyarakat overload beban kerjanya
• Tidak menjaga nama baik sesama
ASN MANFAAT
• Menjadi contoh/gambaran ASN yang
tidak professional dan tidak
berintegritas • Lingkungan kerja sehat dan
• Kesalahan dan pelanggaran yang kondusif
dilakukan oleh ASN akan terus • Core value dijalankan dengan baik
dilakukan secara berulang sehingga • Pelayanan berjalan dengan baik
akan menyebabkan pelayanan • Masyarakat menjadi puas akan
terganggu dan menjadi tidak optimal pelayanan yang diberikan
• Menjadi contoh dan teladan yang
baik bagi masyarakat

Anda mungkin juga menyukai