Anda di halaman 1dari 6

Nama : Ananda Septiana Lestari, S.Tr.

Pas
NIP : 1998092520232001
Asal UPT : BAPAS KELAS II MATARAM

Resume Modul berAkhlak

1. BERORIENTASI PADA PELAYANAN


Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
(UUD 1945) mengamanatkan bahwa tujuan didirikan Negara Republik Indonesia, antara
lain adalah untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Amanat tersebut mengandung makna negara berkewajiban memenuhi kebutuhan setiap
warga negara melalui suatu sistem pemerintahan yang mendukung terciptanya
penyelenggaraan pelayanan publik yang prima dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar
dan hak sipil setiap warga negara atas barang publik, jasa publik, dan pelayanan
administrative, sebagaimana tercantum dalam Penjelasan atas Undang-Undang Nomor 25
Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (UU Pelayanan Publik).
Definisi dari pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam UU Pelayanan
Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administrative yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik. terdapat tiga unsur penting dalam pelayanan publik
khususnya dalam konteks ASN, yaitu
1) Penyelenggara pelayanan publik yaitu ASN/Birokrasi,
2) Penerima layanan yaitu masyarakat, stakeholders, atau sektor privat, dan
3) Kepuasan yang diberikan dan/atau diterima oleh penerima layanan.

2. AKUNTABEL
Akuntabilitas adalah kata yang seringkali kita dengar, tetapi tidak mudah untuk
dipahami. Ketika seseorang mendengar kata akuntabilitas, yang terlintas adalah sesuatu
yang sangat penting, tetapi tidak mengetahui bagaimana cara mencapainya. Dalam
banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung
jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut memiliki arti yang berbeda.
Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab yang berangkat dari moral
individu, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada
seseorang/organisasi yang memberikan amanat. Dalam konteks ASN Akuntabilitas
adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya sebagai
pelayan publik kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya kepada public
(Matsiliza dan Zonke, 2017).
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi
untuk memenuhi tanggung jawab dari amanah yang dipercayakan kepadanya. Amanah
seorang ASN menurut SE Meneteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 adalah menjamin terwujudnya perilaku yang sesuai
dengan Core Values ASN BerAKHLAK. Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut
adalah:
 Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat,
disiplin dan berintegritas tinggi
 Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif, dan efisien
 Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan berintegritas tinggi
3. KOMPETEN
1) Berkinerja yang BerAkhlak:
a. Setiap ASN sebagai profesional sesuai dengan kualifikasi, kompetensi, dan
kinerja.
b. Selain ciri tersebut ASN terikat dengan etika profesi sebagai pelayan publik.
c. Perilaku etika profesional secara operasional tunduk pada perilaku BerAkhlak.
2) Meningkatkan kompetensi diri:
a. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah
adalah keniscayaan.
b. Pendekatan pengembangan mandiri ini disebut dengan Heutagogi atau disebut
juga sebagai teori “net-centric”, merupakan pengembangan berbasis pada sumber
pembelajaran utama dari Internet.
c. Perilaku lain ASN pembelajar yaitu melakukan konektivitas dalam basis online
network.
d. Sumber pembelajaran lain bagi ASN dapat memanfaatkan sumber keahlian para
pakar/konsultan, yang mungkin dimiliki unit kerja atau instansi tempat ASN
bekerja atau tempat lain.
e. Pengetahuan juga dihasilkan oleh jejaring informal (networks), yang mengatur
diri sendiri dalam interaksi dengan pegawai dalam organisasi dan atau luar
organisasi.
3) Membantu Orang Lain Belajar:
a. Sosialisasi dan Percakapan di ruang istirahat atau di kafetaria kantor termasuk
morning tea/coffee sering kali menjadi ajang transfer pengetahuan.
b. Perilaku berbagi pengetahuan bagi ASN pembelajar yaitu aktif dalam “pasar
pengetahuan” atau forum terbuka (Knowledge Fairs and Open Forums).
c. Mengambil dan mengembangkan pengetahuan yang terkandung dalam dokumen
kerja seperti laporan,presentasi, artikel, dan sebagainya dan memasukkannya ke
dalam repositori di mana ia dapat dengan mudah disimpan dan diambil
(Knowledge Repositories).
d. Aktif untuk akses dan transfer Pengetahuan (Knowledge Access and Transfer),
dalam bentuk pengembangan jejaring ahli (expert network), pendokumentasian
pengalamannya/pengetahuannya, dan mencatat pengetahuan bersumber dari
refleksi pengalaman (lessons learned).
4) Melakukan kerja terbaik:
a. Pengetahuan menjadi karya: sejalan dengan kecenderungan setiap organisasi, baik
instansi pemerintah maupun swasta, bersifat dinamis, hidup dan berkembang
melalui berbagai perubahan lingkungan dan karya manusia.
b. Pentingnya berkarya terbaik dalam pekerjaan selayakny tidak dilepaskan dengan
apa yang menjadi terpenting dalam hidup seseorang.
4. HARMONI
A. Pengertian Nilai Dasar Harmonis dalam Pelayanan ASN 1.
1. Pengertian Harmonis Dalam Kamus Mariam Webster Harmonis (Harmonious) diartikaan
sebagai having a pleasing mixture of notes. Sinonim dari kata harmonious antara lain
canorous, euphonic, euphonious, harmonizing, melodious, musical, symphonic,
symphonious, tuneful. Sedangkan lawan kata dari harmonious adalah discordant,
disharmonious, dissonant, inharmonious, tuneless, unmelodious, unmusical. 2.
2. Pentingnya Suasana Harmonis Salah satu kunci sukses kinerja suatu organisasi berawal
dari suasana tempat kerja. Energi positif yang ada di tempat kerja bisa memberikan
dampak positif bagi karyawan yang akhirnya memberikan efek domino bagi
produktivitas, hubungan internal, dan kinerja secara keseluruhan.
a. Membuat tempat kerja yang berenergi b.
b. Memberikan keleluasaan untuk belajar dan memberikan kontribusi c.
c. Berbagi kebahagiaan bersama seluruh anggota organisasi
B. Etika Publik ASN dalam Mewujudkan Suasana Harmonis
1. Pengertian kode etik Adapun Kode Etik Profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah
laku/etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan
tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok profesional tertentu.
2. Etika publik Etika Publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang menentukan
baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan
kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Ada tiga
focus utama dalam pelayanan publik, yakni:
a. Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan.
b. Sisi dimensi reflektif, Etika Publik berfungsi sebagai bantuan dalam menimbang
pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi.
c. Modalitas Etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan faktual.
C. Peran ASN dalam Mewujudkan Suasana dan Budaya Harmonis
1. Peran ASN Secara umum, menurut Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Pasal 11 tentang
ASN, tugas pegawai ASN adalah sebagai berikut.
a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
2. Budaya Harmonis Dalam dunia nyata upaya mewujudkan suasana harmonis tidak
mudah. Realita lingkungan selalu mengalami perubahan sehingga situasi dan kondisi
juga mengikutinya. Ibarat baterai yang digunakan untuk menggerakkan motor atau
mesin suatu masa akan kehabisan energi dan perlu di ‘charge’ ulang. Oleh karena itu
upaya menciptakan suasana kondusif yang harmonis bukan usaha yang dilakukan sekali
dan jadi untuk selamanya. Upaya menciptalkan dan menjaga suasana harmonis
dilakukan secara terus menerus.
5. LOYAL

Loyal dalam konteks organisasi Sikap loyal seorang PNS dapat tercermin dari
komitmennya dalam melaksanakan sumpah/janji yang diucapkannya Ketika diangkat menjadi
PNS sebagaimana ketentuan perundang-undangangan yang berlaku. Disiplin PNS adalah
kesanggupan PNS untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam
peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu pemerintah mengeluarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Hanya PNS-PNS yang
memiliki loyalitas yang tinggilah yang dapat menegakkan kentuan-ketentuan kedisiplinan ini
dengan baik.

Berdasarkan pasal 10 Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara,
seorang ASN memiliki 3 (tiga) fungsi yaitu sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik
serta perekat dan pemersatu bangsa. Kemampuan ASN dalam melaksanakan ketiga fungsi
tersebut merupakan perwujudan dari implementai nilai-nilai loyal dalam konteks individu
maupun sebagai bagian dari Organisasi Pemerintah. Kemampuan ASN dalam memahami dan
mengamalkan nilai-nilai Pancasila menunjukkan kemampuan ASN tersebut dalam wujudkan nilai
loyal dalam kehidupannya sebagai ASN yang merupakan bagian/komponen dari organisasi
pemerintah maupun sebagai bagian dari anggota masyarakat.

6. ADAPTIF
Pengertian adaptif Adaptasi adalah suatu proses yang menempatkan manusia yang berupaya
mencapai tujuan-tujuan atau kebutuhan untuk menghadapi lingkungan dan kondisi sosial yang
berubah-ubah agar tetap bertahan (Robbins, 2003) Learning Organization (Peter Senge):
1) Pegawainya harus terus mengasah pengetahuannya hingga ke tingkat mahir (personal
mastery);
2) Pegawainya harus terus berkomunikasi hingga memiliki persepsi yang sama atau gelombang
yang sama terhadap suatu visi atau cita-cita yang akan dicapai bersama (shared vision);
3) Pegawainya memiliki mental model yang mencerminkan realitas yang organisasi ingin
wujudkan (mental model);
4) Pegawainya perlu selalu sinergis dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk mewujudkan
visinya (team learning);
5) Pegawainya harus selalu berpikir sistemik, tidak kacamata kuda, atau bermental silo
(systems thinking).
7. KOLABORATIF
Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi, terbuka dalam
bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah, dan menggerakkan pemanfaatan berbagai
sumber daya untuk tujuan bersama. Bersamaan dengan peluncuran core values ASN
BerAKHLAK, Presiden Republik Indonesia, Bapak Joko Widodo, juga mencetuskan employer
branding #BanggaMelayaniBangsa di dalam sanubari para ASN di Indonesia. Branding ini
menunjukkan bahwa ASN adalah profesi yang bangga dalam melayani bangsa. Profesi ASN patut
dibanggakan karena ASN diberi pengakuan dan penghargaan yang adil, diberi kesempatan
meningkatkan kompetensi seluas-luasnya, dan diberi kesempatan terbuka untuk berkarier.
Dengan kebanggaan tersebut, diharapkan ASN juga harus mampu menyeimbangkan harapan
dan ekspektasi organisasi terhadap dirinya, dengan terus meningkatkan kinerja secara terus
menerus, selalu belajar untuk meningkatkan kapasitas, dan menyesuaikan perilaku dengan core
values.

Saran: Dari modul yang telah dipelajari selama pelatihan dasar yang dalam bagian ini adalah
tentang makna dari “berAkhlak” yang memiliki tujuan-tujuan yang tidak jauh dari
pemberian pelayanan prima yang diberikan oleh ASN kepada pengguna layanan. Dari
modul ini diharapkan kepada ASN agar menjadikan pedoman berAkhlak sebagai panduan
dalam bekerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsi di masing-masing satuan kerja.

Anda mungkin juga menyukai