RANCANGAN AKTUALISASI
Berdasarkan Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2021
tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil, peserta Pelatihan Dasar diharapkan mampu
menginternalisasikan nilai-nilai dasar ASN dengan cara mengaktualisasikan diri secara langsung pada
tempat kerja maupun di lingkungan masyarakat sekitar, sehingga peserta Latsar dapat merasakan
Dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi transformasi pengelolaan ASN
menuju pemerintahan berkelas dunia (world class government) serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal
4 tentang nilai dasar dan Pasal 5 tentang kode etik dan kode perilaku Undang-undang Nomor 5 tahun 2014
Sehingga pada tanggal 27 Juli 2021 Presiden Republik Indonesia telah meluncurkan Core Values
(nilai-nilai dasar) ASN BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal,
Adaptif, Kolaboratif) dan employer branding ASN “Bangga Melayani Bangsa”. Nilai-nilai dasar PNS
yang merupakan seperangkat prinsip yang menjadi landasan dalam menjalankan profesi ASN adalah
sebagai berikut :
Definisi dari pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam UU Pelayanan Publik adalah kegiatan
atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan
b. Peran ASN
13
3) Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan
1) Partisipatip
2) Transparan
3) Responsif
4) Tidak Diskriminatif
7) Aksesibel, akuntabel
8) Berkeadilan
2) Untuk mendetailkan kode etik tersebut, dapat dibentuk sebuah kode perilaku (code of conducts)
3) Pegawai ASN harus menerapkan budaya pelayanan, dan menjadikan prinsip melayani sebagai
suatu kebanggaan.
2.1.2 Akuntabel
a. Pengertian Akuntabel
pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi
amanahnya.
b. Aspek-aspek Akuntabilitas
14
2) Akuntabilitas berorientasi pada hasil (accountability is results oriented).
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu: akuntabilitas vertikal (vertical accountability),
atas pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi, misalnya pertanggungjawaban unit-unit kerja
(dinas) kepada pemerintah daerah, kemudian pemerintah daerah kepada pemerintah pusat, pemerintah
pusat kepada MPR. Sedangkan Akuntabilitas horizontal adalah pertanggung jawaban kepada masyarakat
luas.
d. Tingkatan Akuntabilitas
1) Akuntabilitas Personal
2) Akuntabilitas Individu
3) Akuntabilitas Kelompok
4) Akuntabilitas Organisasi
5) Akuntabilitas Stakeholder
2.1.3 Kompeten
a. Pengertian
Kompetensi merupakan perpaduan aspek pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan sikap
(attitude) yang terindikasikan dalam kemampuan dan perilaku seseorang sesuai tuntutan pekerjaan.
15
Pengertian yang sama juga digunakan dalam konteks ASN, kompetensi adalah deskripsi pengetahuan,
keterampilan dan perilaku yang diperlukan dalam melaksanakan tugas jabatan (Pasal 1 PermenpanRB
Nomor 38 Tahun 2017), dan kompetensi menjadi faktor penting untuk mewujudkan pegawai professional
dan kompetitif.
Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi ASN,
kompetensi meliputi:
1) Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati,
diukur dan dikembangkan yang spesifik berkaitan dengan bidang teknis jabatan.
3) Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat
diamati, diukur, dan dikembangkan terkait dengan pengalaman berinteraksi dengan masyarakat majemuk
dalam hal agama, suku dan budaya, perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral, emosi dan
prinsip, yang harus dipenuhi setiap pemegang Jabatan, untuk memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran,
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2017, Pasal 210 sampai dengan pasal 212,
2) Bersama dengan instansi pemerintah lain yang memiliki akreditasi untuk melaksanakan
2.1.4 Harmonis
1. Pengertian
16
Dari laman Wikipedia, Harmoni (dalam bahasa Yunani: harmonia) berarti terikat secara
serasi/sesuai). Dalam bidang filsafat, harmoni adalah kerja sama antara berbagai faktor dengan sedemikian
rupa hingga faktor-faktor tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur. Singkatnya Harmoni
Brian Scudamore (seorang Founder dan CEO sebuah peruahaan Brand) menyatakan beberapa hal
tentang bagaimana membangun kultur tempat kerja yang harmonis. Suasana tempat kerja yang positif dan
kondusif juga berdampak bagi berbagai bentuk organisasi. Ada tiga hal yang dapat menjadi acuan untuk
membangun budaya tempat kerja nyaman dan berenergi positif. Ketiga hal tersebut adalah:
3. Etika Publik
Etika publik merupakan refleksi kritis yang mengarahkan bagaimana nilai-nilai kejujuran,
solidaritas, keadilan, kesetaraan, dan lain-lain dipraktikkan dalam wujud keprihatinan dan kepedulian
terhadap kesejahteraan masyarakat. Adapun Kode Etik Profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah
laku/etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan
dapat dipegang teguh oleh sekelompok professional tertentu. Oleh karena itu, dengan diterapkannya kode
etik Aparatur Sipil Negara, perilaku pejabat publik harus berubah, yakni:
Beberapa peran ASN dalam kehidupan berbangsa dan menciptakan budaya harmoni dalam
17
a. Posisi PNS sebagai aparatur Negara, dia harus bersikap netral dan adil.
b. PNS juga harus bisa mengayomi kepentingan kelompok kelompok minoritas, dengan tidak
c. PNS juga harus memiliki sikap toleran atas perbedaan untuk menunjang sikap netral dan adil
d. Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban PNS juga harus memiliki suka menolong baik
kepada pengguna layanan, juga membantu kolega PNS lainnya yang membutuhkan pertolongan.
2.1.5 Loyal
1. Pengertian
Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu “Loial” yang artinya mutu
dari sikap setia. Secara harfiah loyal berarti setia, atau suatu kesetiaan. Kesetiaan ini timbul tanpa adanya
paksaan, tetapi timbul dari kesadaran sendiri pada masa lalu. Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil, kata loyal
dapat dimaknai sebagai kesetiaan, paling tidak terhadap cita-cita organisasi, dan lebih-lebih kepada Negara
Loyalitas merupakan suatu hal yang bersifat emosional. Untuk bisa mendapatkan sikap loyal
seseorang, terdapat banyak faktor yang akan memengaruhinya. Terdapat beberapa ciri/karakteristik yang
dapat digunakan oleh organisasi untuk mengukur loyalitas pegawainya, antara lain:
18
h. Keberaniaan mengutarakan ketidaksetujuan.
b. Meningkatkan kesejahteraan.
2.1.6 Adaptif
1. Pengertian
Adaptif merupakan salah satu karakter penting yang dibutuhkan oleh individu maupun organisasi
untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Terdapat alasan mengapa nilai-nilai adaptif perlu
diaktualisasikan dalam pelaksanaan tugas-tugas jabatan di sektor publik, seperti di antaranya perubahan
lingkungan strategis, kompetisi yang terjadi antar instansi pemerintahan, perubahan iklim, perkembangan
2. Dimensi-dimensi kreativitas
b. Flexibility (Fleksibilitas), yaitu kemampuan untuk menghasilkan banyak kombinasi dari ide-
c. Elaboration (Elaborasi), yaitu kemampuan untuk bekerja secara detail dengan kedalaman dan
komprehensif.
d. Originality (Orisinalitas), yaitu adanya sifat keunikan, novelty, kebaruan dari ide atau gagasan
yang dimunculkan.
19
Setidaknya terdapat 9 elemen budaya adaptif menurut Management Advisory Service UK yang
a. Purpose yaitu organisasi beradaptasi karena memiliki tujuan yang hendak dicapai.
b. Cultural values yaitu organisasi pemerintah mengemban nilai-nilai budaya organisasional yang
c. Vision menjelaskan apa yang hendak dituju yang tergambar dalam kerangka pikir dan
d. Corporate values menjadi fondasi penting dalam membangun budaya adaptif dalam organisasi.
e. Corporate strategy yaitu Visi dan values menjadi landasan untuk dibangunnya strategistrategi
yang lebih operasional untuk menjalankan tugas dan fungsi organisasi secara terstruktur, efisien dan efektif.
f. Structure menjadi penting dalam mendukung budaya adaptif dapat diterapkan di organisasi.
Tanpa dukungan struktur, akan sulit budaya adaptif dapat berkembang dan tumbuh di sebuah organisasi.
g. Problem solving yaitu menyelesaikan persoalan yang timbul dalam organisasi, bukan sekedar
h. Partnership working memiliki peran penguatan budaya adaptif, karena dengan partnership
maka organisasi dapat belajar, bermitra dan saling menguatkan dalam penerapan budaya adaptif.
i. Rules yaitu amain menjadi salah satu framework budaya adaptif yang penting dan tidak bisa
dihindari, sebagai bagian dari formalitas lingkungan internal maupun eksternal organisasi.
2.1.7 Kolaborasi
1. Pengertian
Kolaborasi adalah proses yang kompleks, yang menuntut direncanakan, berbagi pengetahuan yang
menjadi tanggung jawab semua pihak. Collaborative governance sebagai sebuah proses yang melibatkan
norma bersama dan interaksi saling menguntungkan antar aktor governance. Collaborative governance
merupakan sebuah pendekatan pengambilan keputusan, tata kelola kolaboratif, serangkaian aktivitas
20
bersama dimana mitra saling menghasilkan tujuan dan strategi dan berbagi tanggung jawab dan sumber
daya.
2. Kriteria Kolaborasi
Ansel dan Gash (2007:544) membangun enam kriteria penting untuk kolaborasi yaitu:
c. Peserta terlibat langsung dalam pengambilan keputusan dan bukan hanya '‘dikonsultasikan’
e. Forum ini bertujuan untuk membuat keputusan dengan consensus (bahkan jika konsensus tidak
3. Proses Kolaborasi
Ansen dan gash (2012 p 550) mengungkapkan beberapa proses yang harus dilalui dalam menjalin
kolaborasi yaitu:
b. Face tof face Dialogue yaitu melakukan negosiasi dan baik dan bersungguh-sungguh.
c. Komitmen terhadap proses yaitu pengakuan saling ketergantungan, sharing ownership dalam
3. Melakukan perbaikan
tiada henti.
Akuntabel
2 Kami bertanggung- Integritas 1. Melaksanakan tugas
jawab atas kepercayaan
Konsisten dengan jujur,
yang diberikan
Dapat dipercaya bertanggungjawab,
berintegritas tinggi
2. Menggunakan kekayaan
secara bertanggung
efisien
3. Tidak menyalahgunakan
kewenangan jabatan
Kompeten
3 Kami terus belajar dan Kinerja terbaik 1.Meningkatkan kompetensi
mengembangkan Sukses
diri untuk menjawab
kapabilitas Keberhasilan
tantangan yang selalu
Learning agility
Ahli berubah
dibidangnya
2.Membantu orang lain
belajar
3.Melaksanakan tugas
Harmonis
4 Kami saling peduli dan Peduli 1.Menghargai setiap orang
menghargai perbedaan
Perbedaan apapun latar belakangnya
22
Selaras 2.Suka menolong orang lain
3.Membangun lingkungan
Loyal
5 Kami berdedikasi dan Komitmen 1. Memegang teguh ideologi
mengutamakan
Dedikasi Pancasila, UUD 1945,
kepentingan Bangsa
Kontribusi setia pada NKRI serta
dan Negara
Nasionalisme pemerintahan yang sah
dan Negara
Adaptif
6 Kami terus berinovasi Inovasi 1. Cepat menyesuaikan diri
dan antusias dalam
Antusias menghadapi perubahan
menggerakkan ataupun
terhadap 2. Terus berinovasi dan
menghadapi perubahan
perubahan mengembangkan
Proaktif kreativitas
3. Bertindak proaktif
Kolaboratif
7 Kami membangun Kesediaan 1. Memberi kesempatan
kerjasama yang
bekerja sama kepada berbagai pihak
sinergis
Sinergi untuk untuk berkontribusi
nilai tambah
3. Menggerakkan
pemanfaatan berbagai
23
sumberdaya untuk tujuan
Bersama.
2.2. Kedudukan Dan Peran PNS Untuk Mendukung Terwujudnya Smart Governance
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang professional,
memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme. Meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan,
pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan,
penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensisun dan hari tua, dan perlindungan.
1. Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
5. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggung
jawab.
6. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan tindakan kepada
7. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan
24
Smart ASN merupakan pegawai dengan kompetensi, kinerja, serta profesionalisme yang tinggi
sehingga mampu beradaptasi dan semakin responsif terhadap perubahan dan pencapaian tujuan organisasi.
ASN dituntut tidak Gaptek (Gagap Teknologi) dan informasi yakni dapat mengoperasikan dan
memanfaatkan aplikasi-aplikasi produk IT termasuk dapat dengan bijak memanfaatkan internet yang
digunakan dalamn meningkatkan efektifitas dan efisiensi untuk meningkatlkan kinerja dalam rangka
meningkatkan kualitas tugas dan fungsinya dalam pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat.
Seorang ASN selain menguasai Bahasa Indonesia dengan baik dan benar juga memiliki kemampuan
menguasai bahasa asing seperti bahasa Inggris, bahasa Mandarin dan lain sebagainya.
Hospitality / keramahan adalah memiliki sifat baik hati dan menarik budi bahasanya, manis tutur
kata dan sikapnya dalam setiap menjalankan aktivitas pelaksanaan tugas dan pekerjaan khususnya dalam
Networking adalah membangun menjalin hubungan dengan orang lain atau organisasi yang
ditandai dengan dimilikinya keberanian, kreatifitas, inovatif, pantang menyerah dan cerdas dalam
menangkap dan menciptakan peluang serta bertanggung jawab. Enterpreneurship juga dapat diartikan
berpikir tentang masa depan orang banyak, kehidupan orang banyak, kesejahteraan masyarakat dan
25
Berdasarkan arahan Presiden pada poin pembangunan SDM dan persiapan kebutuhan SDM talenta
digital, literasi digital berperan penting untuk meningkatkan kemampuan kognitif sumber daya manusia di
Indonesia agar keterampilannya tidak sebatas mengoperasikan gawai. Kerangka kerja literasi digital terdiri
dari kurikulum digital skill, digital safety, digital culture, dan digital ethics. Kerangka kurikulum literasi
digital ini digunakan sebagai metode pengukuran tingkat kompetensi kognitif dan afektif masyarakat dalam
menguasai teknologi digital. Guna mendukung percepatan transformasi digital, ada 5 langkah yang harus
dijalankan, yaitu:
layanan publik, bantuan sosial, sektor pendidikan, sektor kesehatan, perdagangan, sektor industri, sektor
penyiaran.
Rancangan aktualisasi ini disusun berdasarkan identifikasi beberapa isu yang ditemukan dalam
melaksanakan tugas sebagai dokter umum di RSUD Pratama Moutong. Berdasarkan nilai-nilai dasar
“BerAKHLAK” dan kode etik perilaku Pegawai Negeri Sipil, isu yang ditemukan adalah sebagai berikut:
a. Tingginya resiko penularan infeksi menular oleh pasien terhadap tenaga kesehatan yang
Dalam pelaksanaanya tenaga kesehatan khususnya yang bertugas di bagian IGD sangat rentan untuk
tertular infeksi dari pasien, hal tersebut dikarenakan petugas IGD sebagai nakes yang pertama kali terpapar
dengan pasien sehingga diperlukan kesadaran tinggi terhadap penggunaan APD khususnya pada saat
melakukan Tindakan yang berhubungan dengan bagian tubuh pasien yang mungkin mengandung
26
organisme infeksius seperti dahak, darah, maupun cairan tubuh pasien lainnya. Sehingga hal ini
menyebabkan tingginya resiko penularan infeksi menular oleh pasien terhadap tenaga kesehatan yang
b. Kurang optimalnya pelayanan pasien kritis di ruang rawat inap RSUD Pratama Moutong
Kurang optimalnya pelayanan pasien kritis di Ruang Rawat Inap disebabkan karena tidak adanya
ruangan ICU dan tidak adanya tenaga terlatih dan terampil baik medis maupun paramedis sehingga apabila
ada pasien kritis maka pasien harus dirujuk ke RS Kabupaten yang menghabiskan waktu perjalanan darat
sekitar 5 – 6 jam.
c. Kurang optimalnya pelayanan emergensi pasien kebidanan dan bayi baru lahir di Ruang
Kurang optimalnya pelayanan emergensi pasien kebidanan dan bayi baru lahir di Ruang kebidanan
disebabkan karena belum adanya dokter ahli kandungan dan dokter ahli anestesi seta dokter anak yang
tetap. Selain itu, jadwal operasi yang tidak tetap dan belum adanya Unit Transfusi Darah sehingga pasien
Belum optimalnya pelayan penunjang di RSUD Pratama Moutong disebabkan karena belum
beroperasinya ruangan foto rontgen, tidak adanya tenaga radiologi, dan tenaga analis yang tidak sesuai
dengan kompetensinya dimana saat ini tenaga analis adalah seorang perawat.
Dari beberapa metode yang ada untuk menetapkan isu diantaranya metode APKL (Aktual,
Problematik, Kekhalayakan, Kelayakan) dan metode USG (Urgency, Seriousness, Growth), disini penulis
memilih menggunakan metode APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, Kelayakan). Isu yang
memiliki skor tertinggi akan menjadi isu utama yang akan segera diselesaikan. Dalam mengidentifikasikan
masalah, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti kemampuan sumber daya manusia, biaya,
tenaga, teknologi dan lain-lain. Untuk itu, dilakukan penilaian prioritas masalah dari hal yang mendesak.
1. Analisis APKL
27
Metode APKL merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menguji kelayakan suatu isu
untuk dicarikan solusinya dalam kegiatan aktualisasi. Metode APKL ini menggunakan teknik scoring
Aktual, artinya isu atau pokok persoalan sedang terjadi atau akan terjadi dan sedang menjadi
Problematik, artinya isu yang menyimpang dari kondisi yang seharusnya, standar ketentuan yang
Kekhalayakan, artinya isu yang secara langsung menyangkut hajat hidup orang banyak.
Kelayakan, artinya isu bersifat logis dan patut dibahas sesuai dengan tugas dan tanggung jawab.
Analisis APKL menggunakan rentang nilai berupa matriks skor yaitu 1 – 5, yang menandakan bahwa
semakin tinggi skor berarti isu tersebut bersifat mendesak untuk segera dicari penyelesaiannya. Dalam
menentukan prioritas masalah dengan metode APKL ini, penulis lakukan bersama pegawai dan pejabat
Berdasarkan analisa identifikasi isu di atas didapatkan rumusan isu prioritas yaitu: “Tingginya
resiko penularan infeksi oleh pasien terhadap tenaga kesehatan yang bertugas di IGD RSUD
Pratama Moutong”.
28
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk melakukan identifikasi masalah penyebab isu
diantaranya: fish bone diagram, tree problem diagram, 5 W Takisyi Toyoda, penulis dalam hal ini
LINGKUNGAN SDM
Kurangnya
pengetahuan
klasifikikasi APD
Terbatasnya sarana
air bersih untuk Perilaku yang acuh Tingginya Resiko
cuci tangan terhadap APD Penularan Infeksi oleh
Pasien Terhadap
Tenaga Kesehatan
yang Bertugas di IGD
Kurangnya RSUD Pratama
SOP yang masih belum
desinfektan dan Moutong
diperbarui
alat sterilisasi
Terbatasnya
Kurangnya
Jumlah APD
koordinasi antar
sesame nakes
PROSEDUR SARANA &
PRASARANA
Setelah melihat faktor-faktor penyebab masalah tersebut di atas yaitu: tingginya resiko penularan
infeksi oleh pasien terhadap tenaga Kesehatan yang bertugas di IGD RSUD Pratama Moutong, maka
29
3. Memperbanyak sarana air bersih untuk 4 2 2 8 3
cuci tangan
Berdasarkan analisis tapisan Mc Namara utuk menentukan solusi prioritas, maka gagasan
penyelesaian isu yang terpilih adalah: Melakukan sosialisasi dan penerapan SOP penggunaan APD.
30