Anda di halaman 1dari 8

LEARNING JOURNAL

NAMA : AYU DELFIA, A.Md.Keb


NIP : 199102192020122003
Golongan : II C
Mata Pelatihan : Agenda 2 (Nilai-Nilai Dasar ASN)
Materi : Akuntabilitas dan Kompeten
Tutor : Gusnida, SE. MSi

AKUNTABILITAS

I. Pokok Pikiran
A. Definisi
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan segala tindak dan
tanduknya sebagai pelayan publik kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya
kepada publik (Matsiliza dan Zonke, 2017).
Amanah seorang ASN menurut SE Meneteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 adalah menjamin terwujudnya perilaku yang
sesuai dengan Core Values ASN BerAKHLAK. Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku
tersebut adalah:
1. Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan
berintegritas tinggi
2. Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif, dan efisien
3. Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan berintegritas tinggi
4.
B. Aspek-Aspek Akuntabilitas
a. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a relationship)
hubungan dua pihak antara individu/kelompok/institusi dengan negara dan masyarakat.
b. Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results-oriented)
Hasil yang diharapkan dari akuntabilitas adalah perilaku aparat pemerintah yang
bertanggung jawab, adil dan inovatif.
c. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requiers reporting)
Laporan kinerja adalah perwujudan dari akuntabilitas.
d. Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves performance)
Tujuan utama dari akuntabilitas adalah untuk memperbaiki kinerja ASN dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat.

C. Pentingnya Akuntabilitas
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama (Bovens, 2007), yaitu:

1. Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi);


2. .untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional);
3. untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar)

D. Tingkatan Akuntabilitas

E. Mekanisme Akuntabilitas
1. Akuntabilitas kejujuran dan hukum (accountability for probity and legality).
2. Akuntabilitas proses (process accountability).
3. Akuntabilitas program (program accountability).
4. Akuntabilitas kebijakan (policy accountability)
F. Alat Akuntabilitas Indonesia
a. Perencanaan Strategis (Strategic Plans) yang berupa Rencana Pembangunan Jangka
Panjang (RPJP-D), Menengah (Rencana Pembangunan Jangka Menengah/RPJM-D), dan
Tahunan (Rencana Kerja Pemerintah/RKP-D), Rencana Strategis (Renstra) untuk setiap
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Sasaran Kerja Pegawai (SKP) untuk setiap
PNS.
b. Kontrak Kinerja. Semua Pegawai Negeri Sipil (PNS) tanpa terkecuali mulai 1 Januari
2014 menerapkan adanya kontrak kerja pegawai. Kontrak kerja yang dibuat untuk tiap
tahun ini merupakan kesepakatan antara pegawai dengan atasan langsungnya. Kontrak
atau perjanjian kerja ini merupakan implementasi dari Peraturan Pemerintah (PP) Nomor
46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS hingga Peraturan Pemerintah
terbaru Nomor 30 Tahun 2019 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS.
c. Laporan Kinerja yaitu berupa Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP) yang berisi perencanaan dan perjanjian kinerja pada tahun tertentu, pengukuran
dan analisis capaian kinerja, serta akuntabilitas keuangan.
G. Menciptakan Lingkungan Akuntabel
1. Kepemimpinan
 pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan lingkungannya.
Pimpinan mempromosikan lingkungan yang akuntabel dapat dilakukan dengan
memberikan contoh pada orang lain
2. Transparansi Tujuan dari adanya transparansi adalah: a) Mendorong komunikasi yang
lebih besar dan kerjasama antara kelompok internal dan eksternal b) Memberikan
perlindungan terhadap pengaruh yang tidak seharusnya dan korupsi dalam pengambilan
keputusan c) Meningkatkan akuntabilitas dalam keputusan-keputusan d) Meningkatkan
kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan secara keseluruhan.
3. Integritas
4. Tanggung Jawab (Responsibilitas)
5. Keadilan
6. Kepercayaan
7. Keseimbangan
8. Kejelasan
9. Konsistensi
H. Konflik Kepentingan
2 Tipe Konflik Kepentingan

1. Keuangan Penggunaan sumber daya lembaga (termasuk dana, peralatan atau sumber daya
aparatur) untuk keuntungan pribadi
2. Non-Keuangan Penggunaan posisi atau wewenang untuk membantu diri sendiri dan /
atau orang lain.
I. Prinsip Kerterbukaan Informasi Publik
a. Maximum Access Limited Exemption (MALE) Pada prinsipnya semua informasi bersifat
terbuka dan bisa diakses masyarakat.
b. Permintaan Tidak Perlu Disertai Alasan
c. . Mekanisme yang Sederhana, Murah, dan Cepat Nilai dan daya guna suatu informasi
sangat ditentukan oleh konteks waktu
d. Informasi Harus Utuh dan Benar
e. Informasi Proaktif
f. Perlindungan Pejabat yang Beritikad Baik
II. Aktualisasi Nilai Dasar Akuntabilitas
Penerapan nilai-nilai dasar ASN salah satunya Akuntabilitas PNS adalah hal yang
penting karena merupakan norma yang menjadi kebiasaan. Sehingga mempengaruhi perilaku
anggota organisasi dan aturan formal yang berlaku.
Seorang ASN harus memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN, salah satu penerapan nilai-nilai dasar ASN (Akuntabilitas) dapat dilakukan
ketika memberikan pelayanan dengan konsisten kepada masyarakat. ASN harus bersikap
profesional dan berintegritas dalam memberikan pelayanan. Untuk itu, integritas menjadi
penting bagi setiap pegawai ASN dengan senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran,
keadilan, tidak korupsi, transparan, akuntabel, dan memuaskan publik. Setiap pelayanan yang
diberikan harus ramah dan sopan serta memberikan penjelasan kepada masyarakat dengan
jujur dan transparan. Transparansi disini tujuannya meningkatkan kepercayaan dan
keyakinan masyarakat kepada pelayan public. Oleh sebab itu ASN perlu merubah citranya
menjadi pelayan masyarakat dengan mengenalkan nilai-nilai akuntabilitas untuk membentuk
sikap, dan prilaku bertanggung jawab atas kepercayaan yang diberikan.
KOMPETEN

I. Pokok Pikiran
A. Dunia Vuca
Situasi dunia saat ini dengan cirinya yang disebut dengan “Vuca World”, yaitu dunia
yang penuh gejolak (volatility) disertai penuh ketidakpastian (uncertainty). Demikian halnya
situasinya saling berkaitan dan saling mempengaruhi (complexity) serta ambiguitas
(ambiguity) (Millar, Groth, & Mahon, 2018).
Implikasi VUCA menuntut diantaranya penyesuaian proses bisnis, karakter dan tuntutan
keahlian baru.
Berdasarkan dinamika global (VUCA) dan adanya tren keahlian baru di atas, perlunya
pemutakhiran keahlian ASN yang relevan dengan orientasi pembangunan nasional dan
aparatur.
B. Kebijakan Pembangunan Aparatur
 Sesuai dengan kebijakan Undang Undang ASN Nomor 5 Tahun 2014, prinsip dasar
dalam pengelolaan ASN yaitu berbasis merit. Dalam hal ini seluruh aspek pengelolaan
ASN harus memenuhi kesesuaian kualifikasi, kompetensi, dan kinerja. Termasuk dalam
pelaksanaanya tidak boleh ada perlakuan diskriminatif, seperti karena hubungan agama,
kesukuan atau aspek-aspek primodial lainnya yang bersifat subyekti
 Pembangunan Apartur sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2020-2024, diharapkan menghasilkan karakter birokrasi yang berkelas dunia
(world class bureaucracy), yang dicirikan dengan beberapa hal, yaitu pelayanan publik
yang semakin berkualitas dan tata kelola yang semakin efektif dan efisien
 Terdapat 8 (delapan) karakateristik yang dianggap relevan bagi ASN dalam menghadapi
tuntutan pekerjaan saat ini dan kedepan, yaitu integritas, nasionalisme, profesionalisme,
wawasan global, IT dan Bahasa asing, hospitality, networking, dan
entrepreneurshipsmart ASN
C. Pengembangan Kompetensi
Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi
ASN, kompetensi meliputi:
1. Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat
diamati, diukur dan dikembangkan yang spesifik berkaitan dengan bidang teknis jabatan;
2. Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat
diamati, diukur, dikembangkan untuk memimpin dan/atau mengelola unit organisasi; dan
3. Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang
dapat diamati, diukur, dan dikembangkan terkait dengan pengalaman berinteraksi dengan
masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan budaya, perilaku, wawasan kebangsaan,
etika, nilai-nilai, moral, emosi dan prinsip, yang harus dipenuhi setiap pemegang Jabatan,
untuk memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi dan Jabatan.

D. Hak Pengembangan Kompetensi


Salah satu kebijakan penting dengan berlakunya Undang Undang Nomor 5 Tahun 2014
tentang ASN adanya hak pengembangan pegawai, sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) Jam
Pelajaran bagi PNS dan maksimal 24 (dua puluh empat) Jam Pelajaran bagi Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

E. Pendekatan Pengembangan Kompetensi


Pendekatan pengembangan dapat dilakukan dengan klasikal dan non-klasikal, baik untuk
kompetensi teknis, manajerial, dan sosial kultural

F. Panduan Perilaku Kompeten


a. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubahi;
 Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah adalah
keniscayaan.
 Pendekatan pengembangan mandiri ini disebut dengan Heutagogi atau disebut juga
sebagai teori “net-centric”, merupakan pengembangan berbasis pada sumber
pembelajaran utama dari Internet.
 Perilaku lain ASN pembelajar yaitu melakukan konektivitas dalam basis online
network.
 Sumber pembelajaran lain bagi ASN dapat memanfaatkan sumber keahlian para
pakar/konsultan, yang mungkin dimiliki unit kerja atau instansi tempat ASN bekerja
atau tempat lain.
 Pengetahuan juga dihasilkan oleh jejaring informal (networks), yang mengatur diri
sendiri dalam interaksi dengan pegawai dalam organisasi dan atau luar organisasi.b.
Membantu orang lain belajar;

b. Membantu Orang Lain Belajar


 Perilaku berbagi pengetahuan bagi ASN pembelajar yaitu aktif dalam “pasar
pengetahuan” atau forum terbuka (Knowledge Fairs and Open Forums).
 Mengambil dan mengembangkan pengetahuan yang terkandung dalam dokumen
kerja
 Aktif untuk akses dan transfer Pengetahuan (Knowledge Access and Transfer)

c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik


 Pengetahuan menjadi karya: sejalan dengan kecenderungan setiap organisasi, baik
instansi pemerintah maupun swasta, bersifat dinamis, hidup dan berkembang melalui
berbagai perubahan lingkungan dan karya manusia.
 Pentingnya berkarya terbaik dalam pekerjaan selayaknya tidak dilepaskan dengan apa
yang menjadi terpenting dalam hidup seseorang

G. Learn, Unlearn, dan Relearn


1. Learn,
sebagai ASN biasakan belajarlah halhal yang benar-benar baru, dan lakukan secara
terusmenerus.
2. Unlearn,
lupakan/tinggalkan apa yang telah diketahui berupa pengetahuan dan atau kehalian.
Proses ini harus terjadi karena apa yang ASN ketahui ternyata tidak lagi sesuai atau tak
lagi relevan.
3. Relearn,
kita benar-benar menerima fakta baru. Ingat, proses membuka perspektif terjadi dalam
unlearn
II. Aktualisasi Nilai Dasar Kompeten
Sebagai seorang ASN penerapan nilai dasar kompeten dapat dilakukan dengan cara selalu
mengembakan kompetensi yang kita miliki untuk menjawab tantangan yang selalu berubah
dengan cara learn, unlearn dan relearn agar kita ASN suskes dalam memberikan pelayanan
public dan memberikan kinerja terbaik untuk organisasi atau pemerintahan. Pentingannya
pengembangan kompetesi bagi ASN ini akan memepengaruhi keberhasilan kita dalam
menjawab tantangan yang selalu berubah. Sehingga ASN yang memiliki kompetensi yang
tinggi akan ahli dibidangnya dalam menjawab tantangan dan memberikan pelayanan
public. Karakter lain yang harus kita miliki sebagai ASN adalah Learning agility agar
tercipta ASN yang agile dalam menghadapi dinamika lingkungan strategis dan VUCA.

Anda mungkin juga menyukai