Anda di halaman 1dari 10

SUMMARY MATA PELATIHAN

PROGRAM PELATIHAN : Pelatihan Dasar CPNS


AGENDA PEMBELAJARAN : Agenda 2 : LOYAL DAN ADAPTIF

MATA PELATIHAN : LOYAL DAN ADAPTIF

Komponen Deskripsi/Uraian
Deskripsi Mata Pelatihan : LOYAL
Mata Pelatihan ini merupakan bagian dari Pembelajaran Agenda II
Pelatihan Dasar CPNS yang dalam penyampaiannya dapat dilakuan
secara terintegrasi dengan 6 (enam) Mata Pelatihan Agenda II yang
lainnya, baik pada fase pembejalaran mandiri, jarak jauh maupun
klasikal. Mata Pelatihan ini diberikan untuk memfasilitasi
pembentukan nilai Loyal, sehingga peserta memiliki dedikasi yang
tinggi dan senantiasa mengutamakan kepentingan bangsa dan
negara pada saat melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai PNS.

ADAPTIF
Mata pelatihan ini diberikan untuk memfasilitasi pembentukan nilai-
nilai Adaptif kepada peserta melalui substansi pembelajaran yang
terkait dengan cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan
lingkungan, terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas,
berperilaku adaptif serta bertindak proaktif

Indikator Hasil Belajar : Setelah mengikuti pembelajaran ini, Peserta mampu


mengaktualisasikan nilai loyal (berdedikasi dan mengutamakan
kepentingan bangsa dan negara) dan adaptif dalam melaksanakan
tugas dan fungsinya sebagai PNS, dengan indikator peserta mampu:
: 1. Menjelaskan loyal secara konseptual-teoritis yang berdedikasi dan
mengutamakan kepentingan Bangsa dan Negara
2. Menjelaskan panduan perilaku (kode etik) loyal;
3. Mengaktualisasikan Loyal Dalam Konteks Organisasi Pemerintah;
4. Menganalisis kasus dan/atau menilai contoh penerapan loyal
secara tepat pada setiap materi pokok
5. Memahami pentingnya mengapa nilai-nilai adaptif perlu
diaktualisasikan dalam pelaksanaan tugas jabatannya;
6. Menjelaskan adaptif secara konseptual-teoritis yang terus
berinovasi dan antusias dalam menggerakan serta menghadapi
perubahan;
7. Menjelaskan panduan perilaku (kode etik) adaptif;
8. Memberikan contoh perilaku dengan cepat menyesuaikan diri
menghadapi perubahan, terus berinovasi dan mengembangkan
kreativitas, bertindak proaktif; dan
9. Menganalisis kasus atau menilai contoh penerapan adaptif secara
tepat.
Materi Pokok 1 : KONSEP LOYAL
A. Uraian Materi
1. Urgensi Loyalitas ASN
Berdasarkan Surat Edaran (SE) Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 tanggal 26
Agustus 2021 tentang Implementasi Core Values dan Employer
Branding Aparatur Sipil Negara, disebutkan bahwa dalam rangka
penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi transformasi
pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia (World Class
Government), pemerintah telah meluncurkan Core Values (Nilai-
Nilai dasar) ASN BerAKHLAK dan Employer Branding (Bangga
Melayani Bangsa)
kenapa nilai “Loyal” dianggap penting dan dimasukkan menjadi salah
satu core values yang harus dimiliki dan diimplementasikan dengan
baik oleh setiap ASN.
a. Faktor Internal
Salah satu sifat yang harus dimiliki oleh seorang ASN ideal
sebagaimana tersebut di atas adalah sifat loyal atau setia
kepada bangsa dan negara. Sifat dan sikap loyal terhadap
bangsa dan negara dapat diwujudkan dengan sifat dan sikap
loyal ASN kepada pemerintahan yang sah sejauh
pemerintahan tersebut bekerja sesuai dengan peraturan
perundangundangan yang berlaku, karena ASN merupakan
bagian atau komponen dari pemerintahan itu sendiri.
Karena pentingnya sifat dan sikap ini, maka banyak
ketentuan yang mengatur perihal loyalitas ASN ini (akan
dibahas lebih rinci pada bab-bab selanjutnya), diantaranya
yang terkait dengan bahasan tentang:
1) Kedudukan dan Peran ASN
2) Fungsi dan Tugas ASN
3) Kode Etik dan Kode Perilaku ASN
4) Kewajiban ASN
5) Sumpah/Janji PNS
6) Disiplin PNS
b. Faktor eksternal
Modernisasi dan globalisasi merupakan sebuah keniscayaan
yang harus dihadapi oleh segenap sektor baik swasta
maupun pemerintah.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang
masif saat ini tentu menjadi tantangan sekaligus peluang bagi
ASN untuk memenangi persaingan global. ASN harus mampu
menggunakan cara-cara cerdas atau smart power dengan
berpikir logis, kritis, inovatif, dan terus mengembangkan diri
berdasarkan semangat nasionalisme dalam menghadapi
tantangan global tersebut sehingga dapat memanfaatkan
teknologi informsasi yang ada untuk membuka cakrawala
berpikir dan memandang teknologi sebagai peluang untuk
meningkatkan kompetensi, baik pengetahuan, keterampilan,
maupun sikap/perilaku.
2. Makna Loyal dan Loyalitas
Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa Prancis
yaitu “Loial” yang artinya mutu dari sikap setia. Secara harfiah
loyal berarti setia, atau suatu kesetiaan.
Sedangkan beberapa ahli mendefinisikan makna “loyalitas”
sebagai berikut:
a) Kepatuhan atau kesetiaan.
b) Tindakan menunjukkan dukungan dan kepatuhan yang konstan
kepada organisasi tempatnya bekerja.
c) Kualitas kesetiaan atau kepatuhan seseorang kepada orang lain
atau sesuatu (misalnya organisasi) yang ditunjukkan melalui sikap
dan tindakan orang tersebut.
d) Mutu dari kesetiaan seseorang terhadap pihak lain yang
ditunjukkan dengan memberikan dukungan dan kepatuhan yang
teguh dan konstan kepada seseorang atau sesuatu.

Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil, kata loyal dapat dimaknai


sebagai kesetiaan, paling tidak terhadap cita-cita organisasi, dan
lebih-lebih kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Terdapat beberapa ciri/karakteristik yang dapat digunakan oleh
organisasi untuk mengukur loyalitas pegawainya, antara lain:
a. Taat pada Peraturan
b. Bekerja dengan Integritas
c. Tanggung Jawab pada Organisasi
d. Kemauan untuk Bekerja Sama
e. Rasa Memiliki yang Tinggi
f. Hubungan Antar Pribadi
g. Kesukaan Terhadap Pekerjaan
h. Keberanian Mengutarakan Ketidaksetujuan
i. Menjadi Teladan bagi Pegawai Lain

3. Loyal dalam Core Values ASN


Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi (PANRB) menyelenggarakan Peluncuran Core Values dan
Employer Branding Aparatur Sipil Negara (ASN), di Kantor
Kementerian PANRB, Jakarta pada hari Selasa tanggal 27 Juli Tahun
2021. Pada kesempatan tersebut Presiden Joko Widodo
meluncurkan Core Values dan Employer Branding ASN. Peluncuran
ini bertepatan dengan Hari Jadi Kementerian PANRB ke-62. Core
Values ASN yang diluncurkan yaitu ASN BerAKHLAK yang merupakan
akronim dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten,
Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif.
Loyal, merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values
ASN yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan
mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, dengan panduan
perilaku:
a) Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta
pemerintahan yang sah;
b) Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara;
serta
c) Menjaga rahasia jabatan dan negara

Adapun kata-kata kunci yang dapat digunakan untuk


mengaktualisasikan panduan perilaku loyal tersebut di atas
diantaranya adalah sebagai berikut:
a) Komitmen
b) Dedikasi
c) Kontribusi
d) Nasionalisme
e) Pengabdian

4. Membangun Perilaku Loyal


a. Dalam Konteks Umum
Secara umum, untuk menciptakan dan membangun rasa setia (loyal)
pegawai terhadap organisasi, hendaknya beberapa hal berikut
dilakukan:
1) Membangun Rasa Kecintaaan dan Memiliki
2) Meningkatkan Kesejahteraan
3) Memenuhi Kebutuhan Rohani
4) Memberikan Kesempatan Peningkatan Karir
5) Melakukan Evaluasi secara Berkala

b. Memantapkan Wawasan Kebangsaan


Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa
Indonesia dalam rangka mengelola kehidupan berbangsa
dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa (nation
character) dan kesadaran terhadap sistem nasional (national
system) yang bersumber dari Pancasila, UUD NRI Tahun
1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, guna memecahkan
berbagai persoalan yang dihadapi bangsa dan negara demi
mencapai masyarakat yang aman, adil, makmur, dan
sejahtera.

c. Meningkatkan Nasionalisme
Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang
wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus
menghormati bangsa lain. Sedangkan Nasionalisme
Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan manusia
Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang
didasarkan pada nilainilai Pancasila. Prinsip nasionalisme
bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang
diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa :
1) menempatkan persatuan dan kesatuan, kepentingan
serta keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan
pribadi atau kepentingan golongan;
2) menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan
bangsa dan negara;
3) bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air
Indonesia serta tidak merasa rendah diri;
4) mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan
kewajiban antara sesama manusia dan sesama bangsa;
5) menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia;
dan
6) mengembangkan sikap tenggang rasa. Oleh karena itu
seorang PNS harus selalu mengamalkan nilai-nilai Luhur
Pancasila dalam melaksanakan tugasnya sebagai wujud
nasionalime dan juga loyalitasnya terhadap bangsa dan
negara

CONTOH
Materi Pokok 2 : PANDUAN PERILAKU LOYAL
A. Uraian Materi
1. Panduan Perilaku Loyal
a. Memegang Teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Setia kepada NKRI serta
Pemerintahan yang Sah
ASN sebagai profesi, salah satunya berlandaskan pada prinsip Nilai
Dasar sebagaimana termuat pada Pasal 4 UU ASN. Beberapa Nilai-
Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan Panduan Perilaku
Loyal yang pertama ini diantaranya:
1) Memegang teguh ideologi Pancasila;
2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 serta pemerintahan yang sah;
3) Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia; dan 4) Memiliki
kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah.

Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga Setelah
mempelajari Materi Pokok 2 ini, peserta mampu menjelaskan
panduan perilaku (kode etik) loyal. martabat dan kehormatan ASN
yang dapat diwujudkan dengan Panduan Perilaku Loyal yang
pertama ini diantaranya:
1) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
2) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau
Pejabat yang Berwenang sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan;
dan
3) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien

b. Menjaga Nama Baik Sesama ASN, Pimpinan Instansi dan Negara

Adapun beberapa Nilai-Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan


dengan Panduan Perilaku Loyal yang kedua ini diantaranya:
1) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
2) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
3) Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif;
4) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik;
5) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
6) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
7) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama;
8) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai;
9) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan; dan
10)Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karier

Adapun beberapa Kode etik dan Kode Perilaku ASN yang dapat
diwujudkan dengan Panduan Perilaku Loyal yang kedua ini
diantaranya:
1) Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
2) Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN;
3) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
4) Melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan
mengenai disiplin Pegawai ASN; dan
5) Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya

Sedangkan beberapa Kewajiban ASN yang dapat diwujudkan dengan


Panduan Perilaku Loyal yang kedua ini diantaranya:
1) Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian,
kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab;
2) Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku,
ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di
luar kedinasan;

c. Menjaga Rahasia Jabatan dan Negara


Sedangkan beberapa Kode etik dan Kode Perilaku ASN yang dapat
diwujudkan dengan Panduan Perilaku Loyal yang ketiga ini
diantaranya:
1) Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
2) Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan
kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan
kedinasan;
3) Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
dan
4) Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi

2. Sikap Loyal ASN Melalui Aktualisasi Kesadaran Bela Negara


Nilai-Nilai Dasar Bela Negara sebagai berikut:
a) Cinta Tanah Air
b) Sadar Berbangsa dan Bernegara
c). Setia pada Pancasila sebagai Ideologi Negara
d). Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara
e) Kemampuan Awal Bela Negara
Materi Pokok 3 : LOYAL DALAM KONTEKS ORGANISASI PEMERINTAH
A. Uraian Materi
1. Komitmen pada Sumpah/Janji sebagai Wujud Loyalitas PNS
Berikut adalah petikan bunyi Sumpah/Janji PNS : "Demi Allah/Atas
Nama Tuhan Yang Maha Esa, saya bersumpah/berjanji:
a) bahwa saya, untuk diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil,
akan setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
negara, dan pemerintah;

b) bahwa saya, akan mentaati segala peraturan


perundangundangan yang berlaku dan melaksanakan tugas
kedinasan yang dipercayakan kepada saya dengan penuh
pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab;

c) bahwa saya, akan senantiasa menjunjung tinggi


kehormatan negara, pemerintah, dan martabat pegawai
negeri sipil serta akan senantiasa mengutamakan
kepentingan negara daripada kepentingan saya sendiri,
seseorang atau golongan”

d) bahwa saya, akan memegang rahasia sesuatu yang menurut


sifatnya atau menurut perintah harus saya rahasiakan;

e) bahwa saya, akan bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan


bersemangat untuk kepentingan negara

2. Penegakkan Disiplin sebagai Wujud Loyalitas PNS


Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang
Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Hanya PNS-PNS yang memiliki
loyalitas yang tinggilah yang dapat menegakkan kentuan-
ketentuan kedisiplinan ini dengan baik

a. PNS Wajib:
1) Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila,
UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Pemerintah
2) Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
3) Melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pejabat
pemerintah yang berwenang;
4) Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
5) Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh
pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab;
6) Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap,
perilaku, ucapan, dan tindakan kepada setiap orang, baik di
dalam maupun di luar kedinasan.

b. PNS Dilarang:
1) Menyalahgunakan wewenang;
2) Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan
pribadi dan/atau orang lain dengan menggunakan
kewenangan orang lain yang diduga terjadi konflik
kepentingan dengan jabatan;
3) Menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain;
4) Bekerja pada lembaga atau organisasi internasional tanpa
izin atau tanpa ditugaskan oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian;
5) Bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau
lembaga swadaya masyarakat asing kecuali ditugaskan oleh
Pejabat Pembina Kepegawaian;
6) Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan,
menyewakan, atau meminjamkan barang baik bergerak atau
tidak bergerak, dokumen, atau surat berharga milik negara
secara tidak sah

3. Pelaksanaan Fungsi ASN sebagai Wujud Loyalitas PNS


a) ASN sebagai Pelaksana Kebijakan Publik
b) ASN sebagai Pelayan Publik
c) ASN sebagai Perekat dan Pemersatu Bangsa

CONTOH PERILAKU LOYAL ASN ADALAH :


1. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh
pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggung
jawab;
2. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam
sikap, perilaku, ucapan dan tindakan kepada setiap
orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan;
3. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan
negara;
4. Memberikan informasi secara benar dan tidak
menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan
informasi terkait kepentingan kedinasan;
5. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara,
tugas, status, kekuasaan, dan jabatannya untuk
mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat
bagi diri sendiri atau untuk orang lain; dan
6. Melaksanakan tugasnya dengan jujur,
bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi
7. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk
mengembangkan kompetensi
8. Menolak segala bentuk pemberian yang berkaitan
dengan tugas dan fungsi kecuali penghasilan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
9. Melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh
pejabat pemerintah yang berwenang;
10. Mengutamakan kepentingan negara daripada
kepentingan pribadi, seseorang, dan/atau
golongan
11. Masuk Kerja dan menaati ketentuan jam kerja
12. Menggunakan dan memelihara barang milik
negara dengan sebaik-baiknya;
13. Menolak segala bentuk pemberian yang
berkaitan dengan tugas dan fungsi kecuali
penghasilan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan

Materi Pokok 4 : MENGAPA ADAPTIF


Adaptif merupakan salah satu karakter penting yang dibutuhkan
oleh individu maupun organisasi untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya. Terdapat alasan mengapa nilai-nilai adaptif
perlu diaktualisasikan dalam pelaksanaan tugas-tugas jabatan di
sektor publik, seperti di antaranya perubahan lingkungan strategis,
kompetisi yang terjadi antar instansi pemerintahan, perubahan
iklim, perkembangan teknologi dan lain sebagainya.
A. Perubahan Lingkungan Strategis
Materi Pokok 5 : MEMAHAMI ADAPTIF
A. Uraian Materi
Adaptif adalah karakteristik alami yang dimiliki makhluk
hidup untuk bertahan hidup dan menghadapi segala
perubahan lingkungan atau ancaman yang timbul. Dengan
demikian adaptasi merupakan kemampuan mengubah diri
sesuai dengan keadaan lingkungan tetapi juga mengubah
lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan diri). Sejatinya
tanpa beradaptasi akan menyebabkan makhluk hidup tidak
dapat mempertahankan diri dan musnah pada akhirnya oleh
perubahan lingkungan. Sehingga kemampuan adaptif
merupakan syarat penting bagi terjaminnya
keberlangsungan kehidupan.
Soekanto (2009) memberikan beberapa batasan pengertian
dari adaptasi, yakni:
1. Proses mengatasi halangan-halangan dari lingkungan.
2. Penyesuaian terhadap norma-norma untuk menyalurkan
3. Proses perubahan untuk menyesuaikan dengan situasi
yang berubah.
4. Mengubah agar sesuai dengan kondisi yang diciptakan
5. Memanfaatkan sumber-sumber yang terbatas untuk
kepentingan lingkungan dan sistem.
6. Penyesuaian budaya dan aspek lainnya sebagai hasil
seleksi alamiah.

B. Kreativitas dan Inovasi


Pada umumnya istilah kreativitas dan inovasi kerap
diidentikkan satu sama lain. Selain karena saling beririsan
yang cukup besar, kedua istilah ini memang secara konteks
boleh jadi mempunyai hubungan kasual sebab-akibat.
Sebuah inovasi yang baik biasanya dihasilkan dari sebuah
kreativitas. Tanpa daya kreativitas, inovasi akan sulit hadir
dan diciptakan.
C. Organisasi Adaptif
Beberapa faktor yang biasanya mempengaruhi pilihan
sentralisasi dan desentralisasi dalam proses pengambilan
keputusan adalah: 1. Perubahan dan ketidakpastian
lingkungan yang lebih besar biasanya dikaitkan dengan
desentraliasasi 2. Jumlah sentralisasi atau desentralisasi
harus sesuai dengan strategi pencapaian tujuan organisasi 3.
Pada masa krisis atau saat diujung tanduk, wewenang dapat
dipegang dengan sentralisasi pada jabatan di level elit.

D. Adaptif sebagai nilai dan budaya ASN


Budaya adaptif dalam pemerintahan merupakan budaya
organisasi di mana ASN memiliki kemampuan menerima
perubahan, termasuk penyelarasan organisasi yang
berkelanjutan dengan lingkungannya, juga perbaikan proses
internal yang berkesinambungan.
organisasi dituntut untuk melakukan lima disiplin, yaitu:
1. Pegawainya harus terus mengasah pengetahuannya
hingga ke tingkat mahir (personal mastery);
2. Pegawainya harus terus berkomunikasi hingga memiliki
persepsi yang sama atau gelombang yang sama terhadap
suatu visi atau cita-cita yang akan dicapai bersama (shared
vision);
3. Pegawainya memiliki mental model yang mencerminkan
realitas yang organisasi ingin wujudkan (mental model);
4. Pegawainya perlu selalu sinergis dalam melaksanakan
kegiatankegiatan untuk mewujudkan visinya (team
learning);
5. Pegawainya harus selalu berpikir sistemik, tidak kaca mata
kuda, atau bermental silo (systems thinking).

Jeff Boss dalam Forbes5 menulis ciri-ciri orang yang memiliki


kemampuan atau karakter adaptif, yang beberapa
diantaranya dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Eksperimen orang yang beradaptasi
2. Melihat peluang di mana orang lain melihat kegagalan
3. Memiliki sumberdaya
4. Selalu berpikir ke depan
5. Tidak mudah mengeluh
6. Orang yang mudah beradaptasi tidak menyalahkan.
7. Tidak mencari popularitas
8. Memiliki rasa ingin tahu
9. Beradaptasi.
10. Memperhatikan sistem
11. Membuka pikiran.
12. Memahami apa yang sedang diperjuangkan
Materi Pokok 6 : PANDUAN PERILAKU ADAPTIF
A. Uraian Materi
Johansen menyarankan pemimpin organisasi melakukan hal
berikut:
1. Hadapi Volatility dengan Vision
2. Hadapi Uncertainty dengan Understanding
3. Hadapi Complexity dengan Clarity
4. Hadapi Ambiguity dengan Agility
B. Perilaku Adaptif Lembaga/Organisasional
Organisasi adaptif yaitu organisasi yang memiliki
kemampuan untuk merespon perubahan lingkungan dan
mengikuti harapan stakeholder dengan cepat dan fleksibel
(Siswanto, and Sucipto, Agus 2008 dalam Yuliani dkk, 2020).
Berdasarkan proposal tersebut, Chang dan Lee (2007)
membagi tipe budaya organisasi menjadi empat, yaitu:
1. Budaya adaptif (adaptive culture).
2. Budaya misi (mission culture).
3. Budaya klan (clan culture)
4. Budaya birokratik (bureaucratic culture)

C. Perilaku Adaptif Individual


Presiden Jokowi mengutarakan bahwa pemerintah telah
menyiapkan berbagai program pembangunan SDM untuk
memastikan bonus demografi menjadi bonus lompatan
kemajuan. "Kita bangun generasi bertalenta yang
berkarakter dan mampu beradaptasi dengan perkembangan
teknologi. Indonesia memiliki modal awal untuk bersaing di
tingkat global”. Pernyataan senada juga dinyatakan Wapres
bahwa sumber daya manusia Indonesia harus disiapkan
untuk mampu bersaing, cepat beradaptasi dengan
perubahan dan perkembangan teknologi informasi yang
mendisrupsi segala bidang.
D. Panduan Membangun Organisasi Adaptif
Organisasi adaptif baik di sektor publik maupun bisnis dapat
dibangun dengan beberapa preskripsi yang kurang lebih sama, yaitu
antara lain:
1. Membuat Tim yang Diarahkan Sendiri
2. Menjembatani Silo Melalui Keterlibatan Karyawan
3. Menciptakan Tempat dimana Karyawan dapat Berlatih
Berpikir Adaptif

ADAPTIF DALAM KONTEKS ORGANISASI PEMERINTAH


Grindle menggabungkan dua konsep untuk mengukur bagaimana
pengembangan kapasitas pemerintah adaptif dengan indicator-
indikator sebagai berikut:
(a) Pengembangan sumber daya manusia adaptif;
(b) Penguatan organisasi adaptif dan
(c) Pembaharuan institusional adaptif. Terkait membangun
organisasi pemerintah yang adaptif, Neo & Chan telah berbagi
pengalaman bagaimana Pemerintah Singapura menghadapi
perubahan yang terjadi di berbagai sektornya, mereka menyebutnya
dengan istilah dynamic governance. Menurut Neo & Chen, terdapat
tiga kemampuan kognitif proses pembelajaran fundamental untuk
pemerintahan dinamis yaitu berpikir ke depan (think ahead),
berpikir lagi (think again) dan berpikir lintas (think across).

Selanjutnya, Liisa Välikangas (2010) memperkenalkan istilah yang


berbeda untuk pemerintah yang adaptif yakni dengan sebutan
pemerintah yang tangguh (resilient organization). Pembangunan
organisasi yang tangguh menyangkut lima dimensi yang membuat
organisasi kuat dan imajinatif: kecerdasan organisasi, sumber daya,
desain, adaptasi, dan budaya (atau sisu, kata Finlandia yang
menunjukkan keuletan.

CONTOH PERILAKU ADAPTIF PADA ASN :


1. Pengembangan sumber daya manusia adaptif;
2. Penguatan organisasi adaptif;
3. Menciptakan Tempat dimana Karyawan dapat
Berlatih Berpikir Adaptif
4. Memahami perubahan yang pasti terjadi
5. Rajin membaca buku, mengikuti pelatihan,
seminar dan Pendidikan lainnya baik secara tatap
muka atau zoominar untuk menambah wawasan
6. Membiasakan diri berada di zona tak nyaman
7. Memahami perubahan yang pasti terjadi
8. Mengikuti perkembangan teknologi
9. Memberikan penghargaan kepada karyawan yang
adaptif
10. Menjalin komunikasi yang baik sesame rekan
kerja
11. Mengembangkan ketrampilan karyawan dengan
memberikan pelatihan dan Pendidikan tentang
kemampuan adaptif
12. Mendorong kolaborasi antar departeman
13. Menemukan solusi baru secara inovatif
14. Menunjukan rasa empati untuk meningkatkan
hubungan interpersonal antar rekan kerja
Keterkaitan Mata Pelatihan : Fungsi ASN yang pertama adalah sebagai pelaksana kebijakan publik.
Dengan Agenda Secara teoritis, kebijakan publik dipahami sebagai apapun yang
dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan atau tidak dilakukan. Oleh
karena itu setiap pegawai ASN harus memiliki nilai-nilai kepublikan,
berorientasi pada kepentingan publik dan senantiasa menempatkan
kepentingan publik, bangsa dan negara di atas kepentingan lainnya.
Pada level organisasi, karakter adaptif diperlukan untuk memastikan
keberlangsungan organisasi dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

Anda mungkin juga menyukai