Anda di halaman 1dari 9

TUGAS INDIVIDU AGENDA 2

“BERORIENTASI PELAYANAN,
AKUNTABEL DAN KOMPETEN”

Disusun oleh:
AMALIA IVADA
NIP. 199507262022042002
(Gelombang 3 Angkatan XXIII Kelompok 1 sub-Kelompok 1)

PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA


MANUSIA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA
RUANG/ BADAN PERTANAHAN NASIONAL
TAHUN 2022
BERORIENTASI PELAYANAN, AKUNTABEL DAN KOMPETEN

Pada agenda ke-2 ini akan membahas mengenai BerAKHLAK:


1. Berorientasi pelayanan
2. Akuntabel
3. Kompeten
4. Harmonis
5. Loyal
6. Adaptif
7. Kolaboratif
Di video kali ini kita akan mambahas lebih mendalam mengenai : berorientasi
pelayanan, akuntabel, dan kompeten.
BERORIENTASI PELAYANAN
Indikator yang ingin dicapai adalah :
1. Mampu menjelaskan berorientasi pelayanan secara konseptual dan teoritis
sebagai komitmen untuk memberikan pelayanan prima demi kepuasan
masyarakat.
2. Mampu menjelaskan kode etik berorientasi pelayanan.
3. Mampu memberikan contoh perilaku pemahaman dan pemenuhan kebutuhan
masyarakat, ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan, serta melakukan
perbaikan tiada hentinya.
4. Mampu menganalisis atau menilai contoh penerapan berorientasi pelayanan
secara tepat.
Berorientasi pelayanan sangatlah penting karena sebagai ASN sangat penting
mengharapkan dapat memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat. salah satu peran
strategis Pemerintah dalam mewujudkan good governance adalah memberikan
pelayanan prima bagi masyarakat.
Dengan ditetapkannya core values ASN, akan menguatkan budaya kerja ASN yang
profesional dalam melayani masyarakat. ASN juga harus bisa mendobrak stigma negatif
masyarakat terkait adanya praktik pungli untuk mempercepat proses pelayanan yang
diberikan oleh instansi Pemerintahan.
Sehingga ASN harus bisa :
1. Mewujudkan good governance
2. Profesional
3. Menghilangkan stigma negatif atas pungli
Pelayanan Pemerintahan adalah pelayanan publik.
Kita bisa merefer pada perundang-undangan pelayanan publik yakni UU No. 25 Tahun
2009 dimana definisi pelayanan publik adalah rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan publik dan pelayanan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang dan jasa, atau pelayanan administratif yang diselenggarakan bagi
pelayanan publik.
Terdapat unsur-unsur penting :
1. Penyelenggara pelayanan publik adalah ASN.
2. Penerima layanan adalah masyarakat, stakeholders, atau sektor private.
3. Kepuasan yang akan diberikan dan diterima oleh penerima layanan.
Pelayanan publik yang berkualitas yakni dia harus berorientasi pada pelayanan
yang baik. apabila dikaitkan dengan tugas ASN dalam melayani masyarakat maka
orientasi pelayanan kepuasan pengguna adalah wujud pelayanan terbaik bagi masyarakat
(pelayanan primer).
Didalam praktiknya dan implementasinya perlu memahami beberapa hal :
1. Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai amanat dari konstitusi
2. Pelayanan publik diselenggarkan oleh warga negara, sehingga ASN itu harus
mengikuti kehendak masyarakat sebagai pengguna layanan
3. Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan sebagai hal-hal yang strategis
bagi kemajuan negara dan masyarakat mendatang.
4. Pelayanan publik itu memiliki fungsi tidak hanya untuk memberikan dasar
kebutuhan warga negara, akan tetapi juga memberikan perlindungan bagi warga
negara
Terdapat 3 panduan kegiatan pelayanan publik :
1. ASN harus mampu memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat
2. ASN harus mampu memberikan pelayanan dengan ramah, cekatan, solutif, dan dapat
diandalkan
3. ASN harus melakukan perbaikan tiada henti. Jadi tidak cukup sampai disini saja
kepuasan melayani, tetapi terus melakukan inovasi-inovasi yang lebih baik.
Pelayanan yang tiada henti itu adalah apabila masyarakat sudah puas, ya kita jangan
berhenti melakukan inovasi yang diimbangi dengan adanya kemajuan teknologi. Seperti
halnya adanya layanan “Lantum” layanan tujuh menit.
Aktualisasai nilai berorientasi pelayanan.
Dalam melakukan reformasi birokrasi dan memenangkan di era digital yang dinamis,
diperlukan akselerasi dan upaya luar biasa yang bisa memunculkan banyak terobosan.
1. Merubah tradisi
2. Pola
3. Cara dalam pemberian pelayanan publik
Untuk mempelajari aktualisasi tersebut, adanya survei indeks kepuasan pelayanan oleh
masyarakat berbasis web.
AKUNTABEL

Potret pelayanan publik masa kini :

1. Standar Operasional Prosedur, meliputi :


- Persyaratan dokumen
- Jangka waktu penyelesaian layanan
- Biaya
2. Tersedia akses keluhan pelanggan
3. No Pungli

Pelayanan publik harus akuntabel karena akuntabilitas publik merupakan landasan utama
dalam proses penyelenggaraan pemerintahan yang baik. untuk itu, aparatur pemerintah
harus mempertanggungjawabkan seluruh aktivitas dan pelaksanaan kerjanya kepada
publik.

Dalam konteks organisasi pemerintahan itu sendiri, akuntabilitas adalah pemberian


informasi atas aktivitas dan kinerja pemerintah kepada pihak yang berkepentingan.

Penekanan utama akuntabilitas publik adalah pemberian informasi kepada publik dan
konstituen lainnya yang menjadi pemangku kepentingan (stakeholder).

Adapun payung hukum yang tertuang dalam pelayanan publik adalah UU No. 25 Tahun
2009 tentang Layanan Publik. Undang-undang ini mengatur tentang prinsip-prinsip
pemerintahan yang baik yang merupakan efektivitas fungsi-fungsi pemerintahan itu
sendiri.

Menurut Permen PAN-RB No. 36 Tahun 2012 menetapkan bagian dari pelayanan publik,
yakni :

1. Penyusunan
2. Penetapan
3. Penerapan

Terdapat tantangan yang mempengaruhi persepsi masyarakat tentang pelayanan publik,


yaitu :

1. Masih kurangnya pemahaman UU No.25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik


dan Permen PAN-RB No.36 Tahun 2012
2. Komitmen pimpinan
3. Standar pelayanan publik yang belum ada
4. SDM
5. Kemauan dan itikad pelaksana
6. Koordinasi internal
7. Sarana dan prasarana

Dalam mengatasi tantangan itu, sebagai ASN harus menjaga dan berpartisipasi dalam
proses menjaga dan meningkatkan pelayanan tersebut. Bisa jadi secara
aturan dan payung hukum memang sudah memadai, namun secara pola pikir dan mental
masih butuh usaha keras dan komitmen.

Konsep Akuntabilitas

Akuntabilitas : kewajiban setiap individu, kelompok, atau institusi untuk memenuhi


tanggung jawab dari amanah yang dipercayakan kepadanya. Dalam konteks ASN,
akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan segala tindak dan
tanduknya sebagai pelayan publik kepada atasan, lembaga pembina dan lebih luasnya
kepada masyarakat.

Akuntabilitas mengacu pada suatu keadaan dimana seseorang dapat dimintai


pertanggungjawaban ketika anda mendapatkan tanggung jawab. Biasanya, orang yang
tidak memiliki akuntabilitas akan menyalahkan orang atau pihak lain apabila terjadi
kesalahan pada suatu pekerjaan atau proyek yang menjadi tanggung jawabnya.

Panduan Perilaku Akuntabel

1. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggungjawab, cermat, disiplin, dan


berintegritas tinggi
2. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggungjawab, efektif, dan efisien
3. Tidak menyalahgunakan wewenang jabatan

Indikator nilai-nilai akuntabel

1. Kepemimpinan
2. Transparansi
3. Integritas
4. Tanggung jawab
5. Keadilan
6. Kepercayaan
7. Keseimbangan
8. Kejelasan
9. Konsistensi

Sebagai contoh di kantor pertanahan : Pemimpin selalu menjadi role model, tidak hanya
memberikan contoh tetapi juga memberikan support.

Leader dan kepala kantor selalu memberikan akses komunikasi 2 arah dari pegawai
sebagai pelaksana langsung yang berhubungan dengan masyarakat. terdapat briefing dan
coffee morning dengan satu seksi.

KOMPETEN

Menurut pasal 1 Permenpan RB Nomor 38 Tahun 2017, kompetensi adalah deskripsi


pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang diperlukan dalam
melaksanakan tugas jabatan sehingga kompetensi menjadi faktor penting untuk
mewujudkan pegawai yang profesional dan kompetitif.

Faktor-faktor yang dapat mendukung kompetensi, adalah :

1. Motives : segala hal yang dipikirkan atau diinginkan sehingga mendorong


seseorang untuk melakukan tindakan tertentu
2. Traits : ciri khas fisik dan tanggapan yang konsisten terhadap berbagai situasi
atau informasi
3. Self concept : sikap, nilai, atau gambaran diri yang lazim dimiliki seseorang
4. Knowledge : informasi yang dimiliki seseorang di bidang tertentu
5. Skill : kemampuan seseorang dalam melakukan tugas-tugas fisik atau mental
tertentu

HARMONIS

Saling peduli dan menghargai perbedaan apapun latar belakangnya. Hal ini
bertujuan untuk membangun lingkungan kerja yang kondusif. Sehingga membuat tempat
kerja berenergi, memberikan keleluasaan untuk belajar dan memberikan kontribusi, serta
berbagi kebahagiaan bersama seluruh anggota organisasi.

Contoh penerapan harmonis berkunjung ke tempat rekan kerja yang terkena


musibah, saling membantu rekan kerja, dan atasan yang sangat support bawahannya.
Sehingga dapat membangun budaya tempat kerja yang nyaman dan berenergi positif.

LOYAL

Dapat dimaknai sebagai kesetiaan, terhadap cita-cita organisasi dan kepada NKRI. ASN
harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara.

Nilai Loyal sangat penting, faktor internal :

1. Adanya strategi transformasi pengelolaan ASN menuju Pemerintahan berkelas


dunia sebagai upaya dalam rangka mencapai tujuan nasional.
2. Adanya ketentuan yang mengatur ASN harus memiliki loyalitas

Faktor eksternal :

1. Modernisasi dan globalisasi


2. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi
3. Semakin besar peluang masuknya budaya dan ideologi alternatif dari luar ke
dalam melalui media informasi yang dapat dijangkau seluruh anak bangsa
ASN merupakan ujung tombak dalam melaksanakan tugas pemerintah maupun tugas
pembangunan guna mewujudkan pemerintahan yang baik agar tercapai masyarakat yang
makmur dan sejahtera.

Memunculkan sikap loyal, yakni dengan :

1. Memantapkan wawasan kebangsaan


Wawasan kebangsaan ASN harus dimantapkan untuk meningkatkan kecintaan
kepada bangsa dan negara guna membangun sikap loyal dalam pengabdian
negara.
2. Meningkatkan nasionalisme
Sehingga mampu melaksanakan fungsi dan tugas sebagai pelaksana kebijakan
publik, pelayan publik, dan perekat serta pemersatu bangsa berlandaskan
Pancasila dan UUD Tahun 1945.

Panduan loyal adalah :

1. Memegang tegus ideologi Pancasila, UUD 1945, dan setia kepada NKRI serta
Pemerintahan yang sah.
2. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi, dan negara. Dengan selalu
melakukan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan
tindakan.
3. Menjaga rahasia jabatan dan negara. Dengan tidak menyalahgunakan informasi
internal negara yakni tugas, status, dan jabatan untuk mendapatkan keuntungan
bagi diri sendiri dan orang lain.

Sebagai contoh yaitu petugas ukur.

1. ASN pelaksana kebijakan publik, yakni berorientasi pada kepentingan publik dan
senantiasa menempatkan kepentingan publik, bangsa, dan negara di atas
kepentingan lainnya.
2. Fungsi ASN sebagai pelayan publik, ASN harus senantiasa berorientasi kepada
kepentingan publik dan memiliki kapasitas untuk memberikan pelayanan kepada
publik sebagai bagian dari unit kerja publik untuk memenuhi kepentingan
masyarakat umum.
3. ASN sebagai perekat pemersatu bangsa.

ADAPTIF

Perkembangan teknologi yang sangat cepat memaksa individu dan organisasi harus
beradaptasi dengan cepat pula. Bagi ASN nilai-nilai adaptif perlu dijalankan karena :

1. Perubahan lingkungan strategis


2. Kompetisi di sektor publik
3. Perkembangan teknologi
4. Tantangan praktek administrasi publik
Panduan perilaku adaptif :

1. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan


2. Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas
3. Bertindak proaktif

VUCA sebagai keadaan atau situasi yang tidak pasti dan kompleks, perubahan situasi
yang sangat cepat tetapi sebab akibatnya belum jelas.

V : Volatility

U : Uncertainty

C : complexcity

A : Ambiguity

Untuk menganalisisnya dengan VUCA Prime yakni manganalisis :

1. Vision : visi yang jelas untuk menghadapi perubahan yang cepat


2. Understanding : dengan pemahaman dalam menghadapi ketidakjelasan
3. Clarity : dengan menciptakan pemahaman yang masuk akal dengan pemikiran
dan kreatifitas
4. Agility : menghadapi keraguan dengan kelincahan

Indikator pemerintah adaptif adalah :

1. Pengembangan sdm adaptif


2. Penguatan organisasi adaptif
3. Pembaharuan institusional adaptif

Studi kasus adaptif berdasarkan pencapaian impian dan visi indonesia 2045 :

1. Pembangunan manusia serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi


2. Pembangunan ekonomi berkelanjutan
3. Pemerataan pembangunan
4. Pemantapan ketahanan nasional dan tata kelola kepemerintahan

Dalam mewujudkannya pasti akan ada banyak yang akan kita hadapi, untuk itu dengan
adaptasi sangat perlu diterapkan.

KOLABORATIF

Kolaborasi adalah suatu proses dimana pihak-pihak dengan keahlian yang berbeda dapat
melihat aspek yang berbeda dari suatu masalah, dapat secara konstruktif mengeksplorasi
perbedaan dan menemukan solusi baru untuk masalah yang akan lebih sulit untuk
dipecahkan tanpa perspektif pihak lain.

Konsep kolaborasi pemerintahan yakni mencakup kemitraan institusi pemerintah untuk


pelayanan publik, sebuah pendekatan pengambilan keputusan, tata kelola
kolaboratifm serangkaian aktivitas bersama dimana mitra saling menghasilkan tujuan dan
strategi dan berbagi tanggung jawab dan sumber daya.

Interaksi stakeholders antara organisasi lain dan individu berperan sebagai bagian strategi
kebijakan. Collaborative governance menekankan semua aspek yang memiliki
kepentingan dalam kebijakan membuat persetujuan bersama.

Whole of Governance : sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang


menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang
lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan pembangunan kebijakan,
manajemen program, dan pelayanan publik. WOG juga dikenal sebagai pendekatan
interagency yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait
dengan urusan relevan.

Anda mungkin juga menyukai