Anda di halaman 1dari 8

Nama : Muthia Adilah

NIP : 199912262023012002
Gelombang 1 Kelompok 1 Absen 9

Core Value BerAKHLAK

Ber  Berorientasi Pada Pelayanan


A  Adaptif
K  Kompeten
H  Harmonis
L  Loyal
A  Adaptif
K  Kolaboratif

1. Berorientasi Pada Pelayanan

Dalam Oxford Learner’s Dictionary, kata pelayanan (service) diartikan


sebagai “a system that provides something that the public needs, organized by
the government or a private company (sistem yang menyediakan sesuatu yang
dibutuhkan publik, yang diselenggarakan oleh pemerintah atau perusahaan
swasta)”. Sedangkan sebagaimana tercantum dalam UU Pelayanan Publik
adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga
negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang
disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Terdapat tiga unsur penting
dalam pelayanan konteks ASN, yaitu :
1) Penyelenggara pelayanan publik yaitu ASN/Birokrasi
2) Penerima layanan yaitu masyarakat, stakeholders, atau sektor privat, dan
3) kepuasan yang diberikan dan/atau diterima oleh penerima layanan.

Berorientasi Pelayanan sebagai nilai dan menjadi dasar pembentukan budaya


pelayanan tentu tidak akan dengan mudah dapat dilaksanakan tanpa dilandasi oleh
perubahan pola pikir ASN, didukung dengan semangat penyederhanaan birokrasi yang
bermakna penyederhanaan sistem, penyederhanaan proses bisnis dan juga transformasi
menuju pelayanan berbasis digital. Dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah
satu strategi transformasi pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia
(World Class Government), Pemerintah telah meluncurkan Core Values Core Values
ASN BerAKHLAK merupakan akronim dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel,
Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif. Core Values tersebut seharusnya
dapat dipahami dan dimaknai sepenuhnya oleh seluruh ASN serta dapat
diimplementasikan dalam pelaksanaan tugas dan kehidupan sehari-hari. Dalam rangka
mencapai visi reformasi birokrasi serta memenangkan persaingan di era digital yang
dinamis, diperlukan akselerasi dan upaya luar biasa (keluar dari rutinitas dan business
as usual) agar tercipta breakthrough atau terobosan, yaitu perubahan tradisi, pola, dan
cara dalam pemberian pelayanan publik. Terobosan itulah yang disebut dengan inovasi
pelayanan publik. Konteks atau permasalahan publik yang dihadapi instansi pemerintah
dalam memberikan layanannya menjadi akar dari lahirnya suatu inovasi pelayanan
publik.

2. Akuntabel

Akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada


seseorang/organisasi yang memberikan amanat. Dalam konteks ASN
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan segala tindak
dan tanduknya sebagai pelayan publik kepada atasan, lembaga pembina, dan
lebih luasnya kepada publik. Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009
Tentang Layanan Publik. Pasal 4 menyebutkan Asas Pelayanan Publik yang
meliputi kepentingan Umum, kepastian hukum, kesamaan hak, keseimbangan
hak dan kewajiban, keprofesionalan, partisipatif, persamaan perlakuan/tidak
diskriminatif, keterbukaan, akuntabilitas, fasilitas dan perlakuan khusus bagi
kelompok rentan, ketepatan waktu, dan kecepatan, kemudahan, dan
keterjangkauan. Akuntabilitas adalah kata yang seringkali kita dengar, tetapi
tidak mudah untuk dipahami. Ketika seseorang mendengar kata akuntabilitas,
yang terlintas adalah sesuatu yang sangat penting, tetapi tidak mengetahui
bagaimana cara mencapainya. Amanah seorang ASN menurut SE Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021
adalah menjamin terwujudnya perilaku yang sesuai dengan Core Values ASN
BerAKHLAK. Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah :

1) Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat,


disiplin dan berintegritas tinggi
2) Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien
3) Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan berintegritas tinggi.
Dalam membangun lingkungan kerja yang akuntabel diperlukan:
- Kepemimpinan
- Transparansi
- Integritas
- tanggung jawab (responsibilitas)
- keadilan
- kepercayaan
- keseimbangan
- kejelasan
- konsistensi

Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel,


maka mekanisme akuntabilitas harus mengandung 3 dimensi yaitu
Akuntabilitas kejujuran dan hukum, Akuntabilitas proses, Akuntabilitas program,
dan Akuntabilitas kebijakan. Pemerintah dituntut untuk mampu
menyelenggarakan pelayanan yang baik untuk publik. Hal ini berkaitan dengan
tuntutan untuk memenuhi etika birokrasi yang berfungsi memberikan
pelayanan kepada masyarakat. Etika pelayanan publik adalah suatu panduan
atau pegangan yang harus dipatuhi oleh para pelayan publik atau birokratuntuk
menyelenggarakanpelayanan yang baik untuk publik. Sayangnya etika
pelayanan publik di Indonesia belum begitu diperhatikan, buruknya etika para
aparatur pemerintah Indonesia dapat terlihat dari masih banyaknya keluhan
oleh masyarakat.

3. Kompeten

Perilaku kompeten sesuai dengan core values Ber-AKHLAK yaitu 1)


Meningkatkan kompetensi diri untuk mengjawab tantangan yang selalu berubah, 2)
Membantu orang lain belajar, 3) Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik. Situasi
dunia saat ini dengan cirinya yang disebut dengan “Vuca World”, yaitu dunia yang
penuh gejolak (volatility) disertai penuh ketidakpastian (uncertainty). Demikian halnya
situasinya saling berkaitan dan saling mempengaruhi (complexity) serta ambiguitas
(ambiguity). Faktor VUCA menuntut ecosystem organisasi terintegrasi dengan berbasis
pada kombinasi kemampuan teknikal dan generik, dimana setiap ASN dapat
beradaptasi dengan dinamika perubahan lingkungan dan tuntutan masa depan
pekerjaan. Prinsip pengelolaan ASN yaitu berbasis merit, yakni seluruh aspek
pengelolaan ASN harus memenuhi kesesuaian kualifikasi, kompetensi,
dan kinerja, termasuk tidak boleh ada perlakuan yang diskriminatif, seperti
hubungan agama, kesukuan atau aspek-aspek primodial lainnya yang bersifat
subyektif. Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang
Standar Kompetensi ASN, kompetensi meliputi: 1) Kompetensi Teknis, 2)
Kompetensi Manajerial, 3) Kompetensi Sosial Kultural.

Penyesuaian paradigma selalu belajar melalui learn, unlearn dan


relearn, menjadi penting. Bagaimana konsep proses belajar dari learn, unlearn,
dan relearn tersebut. Pertama, learn dimaksudkan bahwa sejak dini atau sejak
keberadaan di dunia, kita dituntut untuk terus belajar sepanjang hayat. Berikut
ini contoh dari Glints yang diuraikan Hidayati (2020) bagaimana membiasakan
proses belajar learn, unlearn, dan relearn. Berikut langkahnya 1) Learn, dalam
tahap ini, sebagai ASN biasakan belajarlah hal-hal yang benar-benar baru, dan
lakukan secara terusmenerus, 2) Unlearn, tahap kedua lupakan/tinggalkan apa
yang telah diketahui berupa pengetahuan dan atau kehalian. 3) Relearn, tahap
terakhir kita benar-benar menerima fakta baru.

4. Harmonis

Harmonis dalam Latsar BerAKHLAK ini mengembangkan


pengetahuan dan pemahaman kepada setiap CPNS dalam Latsar ASN
mengenai keberagaman berbangsa, rasa saling menghormati, dan
bagaimana menjad pelayan dan abdi masyarakat yang baik. Bhinneka
tunggal ika("Berbeda-beda namun tetap satu") keberagaman sosial-budaya
yang membentuk satu kesatuan/negara. Selain memiliki populasi penduduk
yang padat dan wilayah yang luas, Indonesia adalah negara kepulauan terbesar
di dunia yang terdiri dari 17.504 pulau. Nama alternatif yang biasa dipakai
adalah Nusantara. Dengan populasi mencapai 270.203.917 jiwa pada tahun
2020, Indonesia menjadi negara berpenduduk terbesar keempat di dunia.
Indonesia juga dikenal karena kekayaan sumber daya alam, hayati, suku bangsa
dan budaya nya. Kekayaan sumber daya alam berupa mineral dan tambang,
kekayaan hutan tropis dan kekayaan dari lautan diseluruh Indonesia. Dimana
istilah satu Indonesia dan untuk pertama kalinya Lagu Indonesia Raya
dikumandangkan Nampak jelas bahwa para pendiri bangsa sangat peduli dan
penuh kesadaran bahwa bangsa Indonesia merupakan perkumpulan bangsa
yang berbeda dan hanya rasa persatuan, toleransi, dan rasa saling menghargai
yang dapat membuat tegaknya NKRI. Sejarah kejayaan bangsa dan kelamnya
masa penjajahan karena terpecah belah telah membuktikan hal tersebut.
Penerapan sikap perbertika ilaku yang menunjukkan ciri-ciri sikap harmonis.
Tidak hanya saja berlaku untuk sesama ASN (lingkup kerja) namun juga
berlaku bagi stakeholders eksternal. Sikap perilaku ini bisa ditunjukkan
dengan :
1) Toleransi
2) Empati
3) Keterbukaan terhadap perbedaan.
Dalam bersikap harmonis juga harus menghargai setiap orang apapun latar
belakangnya, suka mendorong orang lain, dan membangun lingkungan kerja yang
kondusif.

5. Loyal
Berdasarkan Surat Edaran (SE) Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 tanggal 26 Agustus 2021 tentang
Implementasi Core Values dan Employer Branding Aparatur Sipil Negara, disebutkan
bahwa dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi transformasi
pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia (World Class Government),
pemerintah telah meluncurkan Core Values (Nilai-Nilai dasar) ASN BerAKHLAK dan
Employer Branding (Bangga Melayani Bangsa).
Nilai “Loyal” dianggap penting dan dimasukkan menjadi salah satu core values
yang harus dimiliki dan diimplementasikan dengan baik oleh setiap ASN dikarenakan
oleh faktor penyebab internal dan eksternal. Secara etimologis, istilah “loyal”
diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu “Loial” yang artinya mutu dari sikap setia. Bagi
seorang Pegawai Negeri Sipil, kata loyal dapat dimaknai sebagai kesetiaan, paling tidak
terhadap cita-cita organisasi, dan lebih-lebih kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Terdapat beberapa ciri/karakteristik yang dapat digunakan oleh
organisasi untuk mengukur loyalitas pegawainya, antara lain:
1) Taat pada Peraturan
2) Bekerja dengan Integritas
3) Tanggung Jawab pada Organisasi
4) Kemauan untuk Bekerja Sama
5) Rasa Memiliki yang Tinggi
6) Hubungan Antar Pribadi
7) Kesukaan Terhadap Pekerjaan
8) Keberanian Mengutarakan Ketidaksetujuan
9) Menjadi teladan bagi Pegawai lain.
Loyal merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values
ASN yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan
kepentingan bangsa dan negara, dengan panduan berilaku : a) Memegang
teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah, b) Menjaga nama
baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara, c) Menjaga rahasia jabatan
dan negara.
Adapun Kewajiban ASN yang dapat diwujudkan dengan Panduan
Perilaku Loyal yang ketiga, yaitu: Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat
mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang
undangan Sikap loyal seorang PNS dapat tercermin dari komitmennya dalam
melaksanakan sumpah/janji yang diucapkannya ketika diangkat menjadi PNS
sebagaimana ketentuan perundang undangangan yang berlaku. Disiplin PNS
adalah kesanggupan PNS untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan
yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan.

6. Adaptif
Adaptif merupakan salah satu karakter penting yang dibutuhkan oleh individu
maupun organisasi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Terdapat alasan
mengapa nilai-nilai adaptif perlu diaktualisasikan dalam pelaksanaan tugas-tugas
jabatan di sektor publik, seperti di antaranya perubahan lingkungan strategis, kompetisi
yang terjadi antar instansi pemerintahan, perubahan iklim, perkembangan teknologi dan
lain sebagainya. Adaptasi merupakan kemampuan alamiah dari makhluk hidup.
Organisasi dan individu di dalamnya memiliki kebutuhan beradaptasi selayaknya
makhluk hidup, untuk mempertahankan keberlangsungan hidupnya. Kemampuan
beradaptasi juga memerlukan adanya inovasi dan kreativitas yang
ditumbuhkembangkan dalam diri individu maupun organisasi. Di dalamnya dibedakan
mengenai bagaimana individu dalam organisasi dapat berpikir kritis versus berpikir
kreatif. Kreativitas dapat dipandang sebagai sebuah kemampuan (an ability) untuk
berimajinasi atau menemukan sesuatu yang baru. Ini artinya kreativitas sudah
mengalami pergeseran makna dari pengertian ”menciptakan” menjadi ”menemukan”.
Jadi bukan kemampuan menciptakan sesuatu dari yang tidak ada (creativity is
not the ability to create out of nothing), tetapi kemampuan kemunculkan ide dengan
cara mengkombinasikan, merubah atau memanfaatkan kembali ide.Pada level
organisasi, karakter adaptif diperlukan untuk memastikan keberlangsungan organisasi
dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Penerapan budaya adaptif dalam organisasi
memerlukan beberapa hal, seperti di antaranya tujuan organisasi, tingkat kepercayaan,
perilaku tanggung jawab, unsur kepemimpinan dan lainnya. Budaya adaptif sebagai
budaya ASN merupakan kampanye untuk membangun karakter adaptif pada diri ASN
sebagai individu yang menggerakkan organisasi untuk mencapai tujuannya. Salah satu
praktik perilaku adaptif adalah dalam hal menyikapi ingkungan yang bercirikan
ancaman VUCA. Johansen (2012) mengusulkan kerangka kerja yang dapat digunakan
untuk menanggapi ancaman VUCA, yang disebut VUCA Prime, yaitu Vision,
Understanding, Clarity, Agility.
Contoh Sikap Adaptif :
1) Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan
2) terus berinovasi dan mengembangakkan kreativitas
3) Bertindak proaktif.

7. Kolaboratif
Kolaborasi menjadi hal sangat penting di tengah tantang global yang dihadapi
saat ini. Dyer and Singh (1998, dalam Celik et al, 2019) mengungkapkan bahwa
kolaborasi adalah “ value generated from an alliance between two or more firms aiming
to become more competitive by developing shared routines”.
Kolaboratif merupakan nilai dasar yang harus dimiliki oleh CPNS. Sekat-sekat
birokrasi yang kengkungkung birokrasi pemerintah saat ini dapat dihilangkan. Calon
ASN muda diharapkan nantinya menjadi agen perubahan yang dapat mewujudkan
harapan tersebut. Dalam pengertian ini WoG dipandang menunjukkan atau menjelaskan
bagaimana instansi pelayanan publik bekerja lintas batas atau lintas sektor guna
mencapai tujuan bersama dan sebagai respon terpadu pemerintah terhadap isu-isu
tertentu. Pendekatan WoG yang telah berhasil diterapkan di beberapa negara lainnya
diharapkan dapat juga terwujud di indonesia. karakteristik pendekatan WoG dapat
dirumuskan dalam prinsip-prinsip kolaborasi, kebersamaan, kesatuan, tujuan bersama,
dan mencakup keseluruhan aktor dari seluruh sektor dalam pemerintahan, Pejabat
Pemerintahan memiliki kewajiban memberikan Bantuan Kedinasan kepada Badan
dan/atau Pejabat Pemerintahan yang meminta bantuan untuk melaksanakan
penyelenggaraan pemerintahan tertentu, Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dapat
menolak memberikan Bantuan Kedinasan apabila:

1) mempengaruhi kinerja Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan pemberi bantuan,


2) surat keterangan dan dokumen yang diperlukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan bersifat rahasia
3) ketentuan peraturan perundang-undangan tidak memperbolehkan
pemberian bantuan

Keberhasilan pemerintah daerah dalam menanggulangi kemiskinan


tidak akan optimal tanpa kemitraan dengan pemangku kepentingan lain. Oleh
karena itu perlu adanya peningkatan kapasitas warga masyarakat serta
membangun kepemilikan bersama (share ownership) atas masalah kemiskinan
sehingga terbangun kesadaran dan kepedulian untuk menyukseskan program
penanggulangan kemiskinan dengan membuka partisipasi secara luas kepada
semua pihak. Sehingga semua ASN Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah
kemudian akan bekerja dengan satu tujuan yaitu kemajuan bangsa dan negara
Indonesia.

Nama Penulis : Muthia Adilah


NIP : 199912262023012002
Unit Kerja : Balai Pemasyarakatan Kelas II Tanjungpinang
Identifikasi Isu : 1. lokasi Bapas yang memiliki halaman kecil diapit oleh dua
toko membuat parkir kendaraan klien atau kendaraan
rutan/lapas menganggu pengguna jalan raya lain
2. Halam Bapas terlihat berantakan dan tidak beraturan sehingga
tidak terkesan seperti kantor
Isu yang Diangkat : Tidak adanya parkir kendaraan klien ataupun kendaraan
lapas/rutan di Bapas
Gagasan Pemecahan : Membuat petunjuk lokasi parkir di Bapas
Isu
Kegiatan : 1. Menyampaikan gagasan kepada Kepala
2. Berkonsultasi kepada atasan dan mentor sekaligus meminta
persetujuan
3. Membuat Plang pengarah lokasi parkir
4. Berkonsultasi mengenai lokasi diletakkan plang tersebut
5. Memasang plang parkir bagi klien di Bapas dan Parkir bagi
petugas

Anda mungkin juga menyukai