Anda di halaman 1dari 12

JURNAL

MASSIVE OPEN ONLINE COURSE

PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA

Nama : Anastasia Anggrayni Seran, S.Pd

NIP : 198808152023212037

Jabatan : Ahli Pertama – Guru Kelas

Unit Kerja : UPTD SD Negeri Bello

Instansi : Pemerintah Kota Kupang

PELATIHAN MANDIRI MASSIVE OPEN ONLINE COURSE

BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANAGN SUMBER DAYA MANUSIA

PEMERINTAH KOTA KUPANG

TAHUN 2024
RESUME MATERI KEBIJAKAN

1. SAMBUTAN KEPALA LAN (KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA


oleh Dr. Adi Suryanto, M.Si )

Indonesia berbenah menyongsong Indonesia Emas 2045. Era revolusi industri


4.0 menuntut kita cepat beradaptasi dengan kemajuan teknologi. Pondasi penting
mewujudkan Smart ASN melalui latar sebagai bekal menghadapi tantangan dunia
yang semakin kompleks. MOOC (Massive Open Online Course) dapat dimanfaatkan
untuk belajar yang tidak terbatas pada interaksi fisik. Namun dapat dilakukan secara
mandiri dan dikembangkan dalam skema pembelajaran kolaboratif, aktualisasi dan
penguatan secara klasikal. MOOC diharapkan dapat menjadi learning platform bagi
ASN secara nasional untuk mencetak ASN yang unggul dan kompoten untuk menuju
birokrasi berkelas dunia dan menuju Indonesia Emas tahun 2045.
2. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI ASN (Disampaikan oleh Deputi
Bidang Kebijakan Bangkom ASN LAN RI Dr. Muhammad Taufiq DEA.)
Salah satu value bagi ASN untuk menyongsong masa sepan yang lebih baik adalah
dengan cara onovatif dan beraklak. Penguasaan Core Value bagi ASN dan employer
yang dikenal dengan singkatan beraklak yang mencakup : Berorientasi Pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan kolaboratif. Kata kuncinya
semua bangsa dapat mengandalkan kemampuan berinovasi. Ada beberapa hal yang
harus dikuasai, yaitu Penguasaan Core Value dan penguasaan literasi digital
( SMART ASN).
3. MANAJEMEN PENYELENGGARAAN PPPK (Disampaiakn oleh Kepala Pusat
Pembinaan Program dan kebijakan Pengembangan Kompetensi ASN LAN RI Erna
Irawati, S.sos, zm.zpol.,Adm)
Penjelasan Manajemen Penyelenggaraan PPPK dituntut belajar mandiri pada materi
MOOC yang nantinya akan ada evaluasi. Pembelajaran Massive Open Online Course
(MOOC) bagi PPPK dibagi menjadi 3 bagian yaitu : Sikap perilaku bela negara,
Nilai-nilai core value didalam penyelenggaraan pemerintahanh dan kedudukan dalam
penyelenggaraan pemerintahan.

AGENDA 1

1. WAWASAN KEBANGSAAN DAN NILAI-NILAI BELA NEGARA

Wawasan Kebangsaan adalah konsepsi cara pandang yang dilandasi akan kesadaran
diri sebagai warga dari suatu negara akan diri dan lingkungannya di dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Adapun 4 konsensus dasar berbangsa dan bernegara dalam
persatuan dan kesatuan Indonesia yaitu : Pancasila, Undang-undang Dasar 1945,
Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain 4 konsensus
dasar yang disebutkan tadi adapun Bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu
kebangsaan Indonesia yang merupakan sarana pemersatu, identitas, dan wujud
eksistensi bangsa yang menjadi simbol kedaulatan dan kehormatan negara.
Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik
secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan
wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup
bangsa Indonesia dan Negara dari berbagai Ancaman. Adapun nilai dasar bela negara
yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 23 tahun 2019 tentang Pengelolaan
Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara Pasal 7 Ayat (3), nilai dasar Bela
Negara meliputi : cinta tanah air, sadar berbangsa dan bernegara, setia pada Pancasila
sebagai ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa dan negara, dan kemampuan awal
Bela Negara.

2. ANALISIS ISU KONTEMPORER

Isu Kontemporer adalah suatu pokok persoalan yang terjadi pada masa sekarang dan
menjadi permasalahan yang masih hangat dibicarakan. Isu kontemporer dapat
berkembang karena banyaknya masalah yang timbul akibat berbagai faktor baik dari
internal maupun eksternal. Adapun isu-isu kontemporer itu yaitu :

a) Narkoba adalah singkatan dari narkotika, psikotropika, dan obat terlarang. Selain
"narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Kementerian Kesehatan
RI adalah Napza yang merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika, dan zat
adiktif.

b) Terorisme adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan


yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas, yang dapat
menimbulkan korban yang bersifat massal, dan/atau menimbulkan kerusakan atau
kehancuran terhadap objek vital yang strategis, Iingkungan hidup, fasilitas publik, atau
fasilitas internasional dengan motif ideologi, politik, atau gangguan keamanan.

c) Money laundering/ Pencucian Uang Pencucian uang adalah suatu upaya perbuatan
untuk menyembunyikan atau menyamarkan asal usul uang/dana atau Harta
Kekayaan hasil tindak pidana melalui berbagai transaksi keuangan agar uang atau
Harta Kekayaan tersebut tampak seolah-olah berasal dari kegiatan yang sah/lega.

AGENDA 2

NILAI-NILAI DASAR PNS

1. BERORIENTASI PELAYANAN
Memberikan layanan yang bermutu tidak boleh berhenti ketika kebutuhan customer
sudah dapat terpenuhi, melainkan harus terus ditingkatkan dan diperbaiki agar mutu
layanan yang diberikan dapat melebihi harapan customer. Layanan hari ini harus lebih
baik dari hari kemarin, dan layanan hari esok akan menjadi lebih baik dari hari ini(doing
something better and better).” Pelayan public yang baik juga didasarkan pada prinsip-
prinsip yang digunkan untuk merespon berbagai kebutuhan dalam penyelenggaraan
pelayan public di lingkungan birokrasi. Berbagai literature administrasi public menyebut
bahwa pelayan public yang baik adalah : partisipatif, transparan, responsive, tidak
diskriminasi, mudah dan murah, efektif dan efisien, aksesibel dan berkeadilan.

Berorientasi Pelayanan merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values
ASN BerAKHLAK yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berkomitmen memberikan
pelayanan prima demi kepuasan masyarakat. Materi modul ini diharapkan dapat
memberikan gambaran bagaimana panduan perilaku Berorientasi Pelayanan yang
semestinya dipahami dan dimplementasikan oleh setiap ASN di instansi tempatnya
bertugas, yang terdiri dari:

a. memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat;

b. ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan; dan

c. melakukan perbaikan tiada henti.

Penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib mendengar dan memenuhi


tuntutan kebutuhan warga negaranya. Tidak hanya terkait dengan bentuk dan jenis
pelayanan publik yang mereka butuhkan akan tetapi juga terkait dengan mekanisme
penyelenggaraan layanan, jam pelayanan, prosedur, dan biaya penyelenggaraan pelayanan.
Sebagai klien masyarakat, birokrasi wajib mendengarkan aspirasi dan keinginan
masyarakat. Citra positif ASN sebagai pelayan publik terlihat dengan perilaku melayani
dengan senyum, menyapa dan memberi salam, serta berpenampilan rapih; melayani
dengan cepat dan tepat waktu; melayani dengan memberikan kemudahan bagi Anda untuk
memilih layanan yang tersedia; serta melayani dengan dengan kemampuan, keinginan dan
tekad memberikan pelayanan yang prima.

2. AKUNTABEL
Akuntabilitas adalah kata yang seringkali kita dengar, tetapi tidak mudah untuk
dipahami. Ketika seseorang mendengar kata akuntabilitas, yang terlintas adalah sesuatu
yang sangat penting, tetapi tidak mengetahui bagaimana cara mencapainya. Dalam
banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung
jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut memiliki arti yang berbeda.
Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab yang berangkat dari moral
individu, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada
seseorang/organisasi yang memberikan amanat. Amanah seorang ASN menurut SE
Meneteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun
2021 adalah menjamin terwujudnya perilaku yang sesuai dengan Core Values ASN
BerAKHLAK. Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah:
- Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin
dan berintegritas tinggi
- Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif, dan efisien
- Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan berintegritas tinggi
Aspek - Aspek akuntabilitas mencakup beberapa hal berikut yaitu
akuntabilitas adalah sebuah hubungan, akuntabilitas, berorientasi pada hasil,
akuntabilitas membutuhkan adanya laporan, akuntabilitas memerlukan
konsekuensi, serta akuntabilitas memperbaiki kinerja. Akuntabilitas publik
memiliki tiga fungsi utama (Bovens, 2007), yaitu pertama, untuk menyediakan
kontrol demokratis (peran demokrasi); kedua, untuk mencegah korupsi dan
penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional); ketiga, untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas (peran belajar). Akuntabilitas publik terdiri atas dua
macam, yaitu: akuntabilitas vertical (vertical accountability), dan akuntabilitas
horizontal (horizontal accountability). Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yang
berbeda yaitu akuntabilitas personal, akuntabilitas individu, akuntabilitas
kelompok, akuntabilitas organisasi, dan akuntabilitas stakeholder.

3. KOMPETEN

Kompeten dalam sistem kinerja ASN meliputi yaitu :

a. Tantangan lingkungan strategis : Yaitu adanya implikasi VUCA menuntut


diantaranya penyesuaian proses bisnis, karakter dan tuntutan keahlian baru. Adaptasi
terhadap keahlian baru perlu dilakukan setiap waktu, sesuai kecenderungan
kemampuan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dalam menigkatkan kinerja
organisasi lebih lambat dibandingkan dengan tawaran perubahan teknologi itu sendiri.
b. Kebijakan pembangunan aparatur, meliputi 8 karakteristik yang dianggap relevan bagi
ASN dalam menghadapi tuntutan pekerjaan saat ini dan kedepan. Kedelapan
karakteristik tersebut meliputi : integritas, nasionalisme, profesionalisme, wawasan
global, IT dan bahasa asing, hospitality, networking, dan entrepreneurship
c. Pengembangan kompetensi : sesuai peraturan Menteri PANRB nomor 38 tahun 2017
tentang standar kompetensi ASN meliputi : kompetensi teknis, kompetensi manajerial
dan kompetensi sosial cultural
d. Perilaku kompeten : Meliputi beberapa aspek antara lain, berkinerja yang berakhlak,
meningkatkan kompetensi diri, membantu orang lain belajar dan melakukan kerja
terbaik

4. HARMONIS

Harmonis dalam system kinerja ASN meliputi :

1. Keanekaragaman bangsa dan budaya di Indonesia. Keberagaman bangsa Indonesia


selain memberikan banyak manfaat juga menjadi sebuah tantangan bahkan ancaman,
karena dengan kebhinekaan tersebut mudah menimbulkan perbedaan pendapat dan
lepas kendali, mudah tumbuhnya perasaaan kedaerahan yang amat sempit yang
sewaktu bisa menjadi ledakan yang akan mengancam integritas nasional atau
persatuan dan kesatuan bangsa.
2. Mewujudkan suasana harmonis dalam lingkungan bekerja dan memberikan layanan
kepada masyarakat. Menurut undang-undang nomor 5 tahun 2014 pasal 11 tentang
ASN, tugas pegawai ASN adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan kebijakan public yang dibuat oleh pejabat Pembina Kepegawaian
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
b. Memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
3. Studi kasus penerapan nilai harmonis dalam lingkungan bekerja. Identifikasi potensi
disharmonis dan analisis strategi dalam mewujudkan suasana harmonis harus dapat
diterapkan dalam kehidupan ASN di lingkunagn bekerja dan bermasyarakat.
5. LOYAL
Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu “Loial”
yang artinya mutu dari sikap setia. Secara harfiah loyal berarti setia, atau suatu kesetiaan.
Kesetiaan ini timbul tanpa adanya paksaan, tetapi timbul dari kesadaran sendiri pada
masa lalu. Sedangkan beberapa ahli mendefinisikan makna “loyalitas” sebagai berikut:
a. Kepatuhan atau kesetiaan.
b. Tindakan menunjukkan dukungan dan kepatuhan yang konstan kepada organisasi
tempatnya bekerja.
c. Kualitas kesetiaan atau kepatuhan seseorang kepada orang lain atau sesuatu (misalnya
organisasi) yang ditunjukkan melalui sikap dan tindakan orang tersebut.
Terdapat beberapa ciri/karakteristik yang dapat digunakan oleh organisasi untuk
mengukur loyalitas pegawainya, antara lain:
1) Taat pada Peraturan
2) Bekerja dengan Integritas
3) Tanggung Jawab pada Organisasi
4) Kemauan untuk Bekerja Sama
5) Rasa memiliki yang Tinggi
6) Hubungan Antar Pribadi
7) Kesukaan Terhadap Pekerjaan
8) Keberanian Mengutarakan Ketidaksetujuan
9) Menjadi Teladan bagi Pegawai Lain
Secara umum, untuk menciptakan dan membangun rasa setia (loyal) pegawai
terhadap organisasi, hendaknya beberapa hal berikut dilakukan:
1) Membangun Rasa Kecintaaan dan Memiliki
2) Meningkatkan Kesejahteraan
3) Memenuhi Kebutuhan Rohani
4) Memberikan Kesempatan Peningkatan Karir
5) Melakukan Evaluasi secara Berkala
Setiap ASN harus senantiasa menjunjung tinggi kehormatan negara,
pemerintah, dan martabat pegawai negeri sipil, serta senantiasa mengutamakan
kepentingan negara daripada kepentingan sendiri, seseorang atau golongan sebagai
wujud loyalitasnya terhadap bangsa dan negara. Agar para ASN mampu
menempatkan kepentingan bangsa dan Negara di atas kepentingan lainnya dibutuhkan
langkah-langkah konkrit, diantaranya melalui pemantapan Wawasan Kebangsaan.
Selain memantapkan Wawasan Kebangsaan, sikap loyal seorang ASN dapat dibangun
dengan cara terus meningkatkan nasionalismenya kepada bangsa dan negara.
Sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang ASN, ASN sebagai profesi
berlandaskan pada prinsip Nilai Dasar (pasal 4) serta Kode Etik dan Kode Perilaku
(Pasal 5, Ayat 2) dengan serangkaian Kewajibannya (Pasal 23). Untuk melaksanakan
dan mengoperasionalkan ketentuan-ketentuan tersebut maka dirumuskanlah Core
Value ASN BerAKHLAK yang didalamnya terdapat nilai Loyal dengan 3 (tiga)
panduan perilaku (kode etik)- nya.
Sifat dan sikap loyal warga negara termasuk PNS terhadap bangsa dan
negaranya dapat diwujudkan dengan mengimplementasikan Nilai-Nilai Dasar Bela
Negara dalam kehidupan sehari-harinya, yaitu:
1) Cinta Tanah Air
2) Sadar Berbangsa dan Bernegara
3) Setia pada Pancasila sebagai Ideologi Negara
4) Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara
5) Kemampuan Awal Bela Negara
Sikap loyal seorang PNS dapat tercermin dari komitmennya dalam
melaksanakan sumpah/janji yang diucapkannya ketika diangkat menjadi PNS
sebagaimana ketentuan perundangundangangan yang berlaku. Disiplin PNS adalah
kesanggupan PNS untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang
ditentukan dalam peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu pemerintah
mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai
Negeri Sipil. Hanya PNS-PNS yang memiliki loyalitas yang tinggilah yang dapat
menegakkan kentuan-ketentuan kedisiplinan ini dengan baik. Berdasarkan pasal 10
Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, seorang ASN
memiliki 3 (tiga) fungsi yaitu sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik
serta perekat dan pemersatu bangsa. Kemampuan ASN dalam melaksanakan ketiga
fungsi tersebut merupakan perwujudan dari implementai nilai-nilai loyal dalam
konteks individu maupun sebagai bagian dari Organisasi Pemerintah. Kemampuan
ASN dalam memahami dan mengamalkan nilainilai Pancasila menunjukkan
kemampuan ASN tersebut dalam wujudkan nilai loyal dalam kehidupannya sebagai
ASN yang merupakan bagian/komponen dari organisasi pemerintah maupun sebagai
bagian dari anggota masyarakat.
6. ADAPTIF
Adaptif merupakan salah satu karakter penting yang dibutuhkan oleh individu
maupun organisasi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Terdapat alasan
mengapa nilai-nilai adaptif perlu diaktualisasikan dalam pelaksanaan tugas-tugas jabatan
di sektor publik, seperti di antaranya perubahan lingkungan strategis, kompetisi yang
terjadi antr instansi pemerintahan, perubahan iklim, perkembangan teknologi dan lain
sebagainya.
Fondasi organisasi adaptif dibentuk dari tiga unsur dasar yaitu lanskap (lanscape),
pembelajaran (learning), dan kepemimpinan (leadership).
Perilaku adaptif merupakan tuntunan yang harus dipenuhi dalam mencapai tujuan
baik individu maupun organisasi dalam situasi apapun. Salah satu tantangan membangun
atau mewujudkan individu dan organisasi adaptif tersebut adalah situasi VUCA
(Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity).
Grindle menggabungkan dua konsep untuk mengukur bagaimana pengembangan
kapasitas pemerintah adaptif dengan indikator-indikator sebagai berikut ; (a)
pengembangan sumber daya manusia adaptif, (b) penguatan organisasi adaptif, (c)
pembaharuan institusional adaptif.
Berdasarkan pengamatan dan kajian yang dilakukan Bappenas, diperoleh prediksi
tantangan yang akan dihadapi Indonesia sciring tren masyarakat global pada 25 tahun
yang akan datang adalah sebagai berikut : 1. Demografi Global 2. Urbanisasi Global 3.
Perdagangan Internasional 4. Perubahan Geo Ekonomi Global dan geopolitik 5.
Perubahan Iklim 6. Perkembangan Teknologi.22

7. KOLABORATIF
Kolaborasi adalah suatu proses dimana pihak-pihak yang memiliki keahlian
berbeda, yang melihat aspek-aspek berbeda dari sebuah permasalahan, dapat
mengeksplorasi perbedaan secara konstruktif dan menemukan solusi baru terhadap
permasalahan yang akan lebih sulit diselesaikan tanpa perspektif pihak lain (Gray, 1989).
Kolaborasi menjadi hal sangat penting di tengah tantang global yang dihadapi saat ini.
Banyak ahli merumuskan terkait tantangan-tantangan tersebut. Prasojo (2020)
mengungkapkan beberapa tantangan yang dihadapi saat ini yaitu disrupsi di semua
kehidupan, perkembangan teknologi informasi, tenaga kerja milenal Gen Y dan Z, serta
mobilitas dan fleksibilitas.

Dalam pengertian USIP, WoG ditekankan pada pengintegrasian upaya-upaya


kementerian atau lembaga pemerintah dalam mencapai tujuan-tujuan bersama. WoG juga
dipandang sebagai bentuk kerjasama antar seluruh aktor, pemerintah dan sebaliknya.
Pengertian dari USIP ini menunjukkan bahwa WoG tidak hanya merupakan pendekatan
yang mencoba mengurangi sekat-sekat sektor, tetapi juga penekanan pada kerjasama guna
mencapai tujuan-tujuan bersama. Dari dua pengertian di atas, dapat diketahui bahwa
karakteristik pendekatan WoG dapat dirumuskan dalam prinsip-prinsip kolaborasi,
kebersamaan, kesatuan, tujuan bersama, dan mencakup keseluruhan aktor dari seluruh
sektor dalam pemerintahan. Dalam banyak literatur lainnya, WoG juga sering disamakan
atau minimal disandingkan dengan konsep policy integration, policy coherence, cross-
cutting policy- making, joinedup government, concerned decision making, policy
coordination atau cross government. WoG memiliki kemiripan karakteristik dengan
konsep-konsep tersebut, terutama karakteristik integrasi institusi atau penyatuan
pelembagaan baik secara formal maupun informal dalam satu wadah. Ciri lainnya adalah
kolaborasi yang terjadi antar sektor dalam menangani isu tertentu. Namun demikian
terdapat pula perbedaannya, dan yang paling nampak adalah bahwa WoG menekankan
adanya penyatuan keseluruhan (whole) elemen pemerintahan, sementara konsep-konsep
tadi lebih banyak menekankan pada pencapaian tujuan, proses integrasi institusi, proses
kebijakan dan lainnya, sehingga penyatuan yang terjadi hanya berlaku pada sektor-sektor
tertentu saja yang dipandang relevan.

Dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan


diatur juga mengenai Bantuan Kedinasan yaitu kerja sama antara Badan dan/atau Pejabat
Pemerintahan guna kelancaran pelayanan Administrasi Pemerintahan di suatu instansi
pemerintahan yang membutuhkan.

AGENDA 3

KEDUDUKAN DAN PERAN PNS DALAM NKRI

1. SMART ASN
a. Kegiatan Belajar 1 : Literasi Digital
Literasi digital berperan penting untuk meningkatkan kemampuan kognitif sumber
daya manusia di Indonesia agar keterampilannya tidak sebatas mengoperasikan gawai.
Kerangka kerja literasi digital terdiri dari kurikulum digital skill, digital safety, digital
culture, dan digital ethics. Kerang kakurikulum literasi digital ini digunakan sebagai
metode pengukuran tingkat kompetensi kognitif dan afektif masyarakat dalam menguasai
teknologi digital.
b. Kegiatan Belajar 2 : Pilar Literasi Digital
Literasi digital adalah sebuah konsep dan praktik yang bukan sekadar
menitikberatkan pada kecakapan untuk menguasai teknologi. Ada empat pilar yang
menopang literasi digital yaitu etika, budaya, keamanan, dan kecakapan dalam bermedia
digital.

c. Kegiatan Belajar 3 : Implementasi Literasi Digital dan Implikasinya


Dunia digital saat ini telah menjadi bagian dari keseharian kita. Berbagai fasilitas
dan aplikasi yang tersedia pada gawai sering kita gunakan untuk mencari informasi
bahkan solusi dari permasalahan kita sehari-hari. Pola kebiasaan baru untuk belajar dan
bekerja dari rumah secara daring ikut membentuk perilaku kita berinternet. Literasi
Digital menjadi kemampuan wajib yang harus dimiliki oleh masyarakat untuk saling
melindungi hak digital setiap warga negara.
2. MANAJEMEN ASN

Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan Manajemen PPPK. Manajemen
PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan
jabatan,pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian
dan tunjangan,penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensisun dan hari tua, dan
perlindungan.

Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan; pengadaan; penilaian kinerja;


penggajian dan tunjangan; pengembangan kompetensi; pemberian penghargaan; disiplin;
pemutusan hubungan perjanjian kerja; dan perlindungan. Pengisian jabatan pimpinan
tinggi utama dan madya pada kementerian, kesekretariatan lembaga negara, lembaga
nonstruktural, dan Instansi Daerah dilakukan secara terbuka dan kompetitif di kalangan
PNS dengan Manajemen ASN 68 memperhatikan syarat kompetensi, kualifikasi,
kepangkatan, pendidikan dan latihan, rekam jejak, jabatan, dan integritas serta persyaratan
lain yang dibutuhkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

Pejabat Pembina Kepegawaian dilarang mengganti Pejabat Pimpinan Tinggi


selama 2 (dua) tahun terhitung sejak pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi, kecuali Pejabat
Pimpinan Tinggi tersebut melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan dan tidak
lagi memenuhi syarat jabatan yang ditentukan. Penggantian pejabat pimpinan tinggi utama
dan madya sebelum 2 (dua) tahun dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan Presiden.
Jabatan Pimpinan Tinggi hanya dapat diduduki paling lama 5 (lima) tahun. Dalam
pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi, Pejabat Pembina Kepegawaian memberikan laporan
proses pelaksanaannya kepada KASN. KASN melakukan pengawasan pengisian Jabatan
Pimpinan Tinggi baik berdasarkan laporan yang disampaikan oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian maupun atas inisiatif sendiri Pegawai ASN dapat menjadi pejabat Negara.
Pegawai ASN dari PNS yang diangkat menjadi Pejabat Negara diberhentikan sementara
dari jabatannya dan tidak kehilangan status sebagai PNS.

Pegawai ASN berhimpun dalam wadah korps profesi Pegawai ASN Republik
Indonesia. Korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia memiliki tujuan: menjaga
kode etik profesi dan standar pelayanan profesi ASN; dan mewujudkan jiwa korps ASN
sebagai pemersatu bangsa. Untuk menjamin efisiensi, efektivitas, dan akurasi pengambilan
keputusan dalam Manajemen ASN diperlukan Sistem Informasi ASN. Sistem Informasi
ASN diselenggarakan secara nasional dan terintegrasi antar- Instansi Pemerintah Sengketa
Pegawai ASN diselesaikan melalui upaya administratif. Upaya administratif terdiri dari
keberatan dan banding administratif.

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN


yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih
dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada
pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur
sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas: a)Pegawai Negeri Sipil (PNS);
dan b) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).Pegawai ASN berkedudukan
sebagai aparatur Negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan
instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan
partai politik Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi
sebagai berikut: a) Pelaksana kebijakan public; b) Pelayan public; dan c) Perekat dan
pemersatu bangsa Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik
dapat meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka
setiap ASN diberikan hak. Setelah mendapatkan haknya maka ASN juga berkewajiban
sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya.

ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan
kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik
dan kode perilaku yang diatur dalam UU ASN menjadi acuan bagi para ASN dalam
penyelenggaraan birokrasi pemerintah.

Penerapan sistem merit dalam pengelolaan ASN mendukung pencapaian tujuan


dan sasaran organisasi dan memberikan ruang bagi tranparansi, akuntabilitas, obyektivitas
dan juga keadilan. Beberapa langkah nyata dapat dilakukan untuk menerpakan sistem ini
baik dari sisi perencanaan kebutuhan yang berupa transparansi dan jangkauan
penginformasian kepasa masyarakat maupun jaminan obyektifitasnya dalam pelaksanaan
seleksi. Sehingga instansi pemerintah mendapatkan pegaway yang tepat dan berintegritas
untuk mencapai visi dan misinya.

Manajemen ASN Pasca recruitment, dalam organisasi berbagai system pengelolaan


pegawai harus mencerminkan prinsip merit yang sesungguhnya dimana semua prosesnya
didasarkan pada prinsip-prinsip yang obyektif dan adil bagi pegawai. Jaminan sistem merit
pada semua aspek pengelolaan pegawai akan menciptakan lingkungan yang kondusif
untuk pembelajaran dan kinerja. Pegawai diberikan penghargaan dan pengakuan atas
kinerjanya yang tinggi, disisi lain bad performers mengetahui dimana kelemahan dan juga
diberikan bantuan dari organisasi untuk meningkatkan kinerja.

a. Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan Manajemen PPPK

b. Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan,


pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian
kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan
pensisun dan hari tua, dan perlindungan

c. Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan; pengadaan; penilaian kinerja;


penggajian dan tunjangan; pengembangan kompetensi; pemberian penghargaan;
disiplin; pemutusan hubungan perjanjian kerja; dan perlindungan.

d. Pengisian jabatan pimpinan tinggi utama dan madya pada kementerian,


kesekretariatan lembaga negara, lembaga nonstruktural, dan Instansi Daerah
dilakukan secara terbuka dan kompetitif di kalangan PNS dengan memperhatikan
syarat kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, pendidikan dan latihan, rekam jejak
jabatan, dan integritas serta persyaratan lain yang dibutuhkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

e. Pejabat Pembina Kepegawaian dilarang mengganti Pejabat Pimpinan Tinggi selama


2 (dua) tahun terhitung sejak pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi, kecuali Pejabat
Pimpinan Tinggi tersebut melanggar ketentuan peraturan perundangundangan dan
tidak lagi memenuhi syarat jabatan yang ditentukan.

f. Penggantian pejabat pimpinan tinggi utama dan madya sebelum 2 (dua) tahun dapat
dilakukan setelah mendapat persetujuan Presiden. Jabatan Pimpinan Tinggi hanya
dapat diduduki paling lama 5 (lima) tahun

g. Dalam pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi, Pejabat Pembina Kepegawaian


memberikan laporan proses pelaksanaannya kepada KASN. KASN melakukan
pengawasan pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi baik berdasarkan laporan yang
disampaikan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian maupun atas inisiatif sendiri

h. Dalam pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi, Pejabat Pembina Kepegawaian


memberikan laporan proses pelaksanaannya kepada KASN. KASN melakukan
pengawasan pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi baik berdasarkan laporan yang
disampaikan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian maupun atas inisiatif sendiri

i. Pegawai ASN berhimpun dalam wadah korps profesi Pegawai ASN Republik
Indonesia. Korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia memiliki tujuan:
menjaga kode etik profesi dan standar pelayanan profesi ASN; dan mewujudkan
jiwa korps ASN sebagai pemersatu bangsa.

j. Untuk menjamin efisiensi, efektivitas, dan akurasi pengambilan keputusan dalam


Manajemen ASN diperlukan Sistem Informasi ASN. Sistem Informasi ASN
diselenggarakan secara nasional dan terintegrasi antar- Instansi Pemerintah

k. Sengketa Pegawai ASN diselesaikan melalui upaya administratif. Upaya


administratif terdiri dari keberatan dan banding administratif.

Anda mungkin juga menyukai