Anda di halaman 1dari 10

RESUME KEGIATAN MOOC P3K

NANANG SETIAWAN, ST., Gr.


NIP : 1976031920222110001
SMKN 2 PACITAN

A. AGENDA I
1. Wawasan Kebangsaan dan Nilai Bela Negara

Tujan nasional yang terdapat dalam Pembukaan UUD RI tahun 1945 harus tercapai,
salah satunya dengan adaya ASN yang profesional. Dan agar kpentingan kbangsaan
dan negara dapat selalu ditempatkan di atas kepentingan lainnya, mak dibutuhkan
langkah konkrit melalui beberapa tindakan yairu memantapkan wawasan kebangsaan,
menumbuhkembangkan kesadaran bela negara dan mengimplementasikan sistem
administrasi NKRI. Begitu kompleksnya permasalahan masalah kebangsaan ini, maka
sangat penting dilaksanakan pemantapan wawasan kebangsaan dan
penumbuhkembangan kesadaran bela negara.

Sejarah pergerakan kebangsaan perlu diketahui dan dipahami oleh peserta Latsar
CPNS, yang bertujuan untuk menggugah kesadaran berbangsa dan bernegara. Yang
pada akhirnya menciptakan pegawai pemerintah yang benar-benar memiliki nilai
kebangsaan yang tinggi dan dapat melayani masyarakat sebaik mungkin. Wawasan
kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dala rangka mengelola kehidupan
berbangsa dan bernegara dilandasi jati diri bangsa (nation character) dan kesadaran
sistem nasional (national system). Adapun empat konsensus dasar berbangsa dan
bernegara adalah : Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Sedangkan sarana pemersatu bangsa adalah bendera, bahasa,
lambang negara dan lagu kebangsaan.

Bela negara adalah tekad, sikap dan perilaku serta tindakan warga negara baik
secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan, keutuhan dan
keselamatan bangsa dan negara. Adapun nilai bela negara terdiri atas : cinta tanah air;
sadar berbangsa dan bernegara; setia kepada Pancasila; rela berkorban dan
kemampuan awal bela negara. Dan untuk itu pembinaan kesadaran bela negara di
lingkup pekerjaan perlu dilaksanakan sebaik mungkin. Yang hasilnya tercermin dalam
Resume MOOC
NANANG SETIAWAN, ST. Gr (1)
indikator nilai dasar bela negara. Demikian pun bela negara bagi ASN perlu ditekankan
dan dilaksanakan agar tujuan berbangsa dan bernegara dapat tercapai dengan baik.

Bentuk negara Indonesia berdasarkan UUD 1945 adalah negara kesatuan yang
berbentuk Republik, untuk itu persatuan dan kesatuan bangsa sangat bermakna dan
penting. Tentunya setiap warga negara wajib menjunjung tinggi prinsip persatuan dan
kesatuan bangsa, yaitu prinsip bhineka tunggal ika, nasionalisme Indonesia, kebebasan
yang bertanggung jawab, wawasan nusantara serta persatuan pembangunan. Sikap
nasionalisme sebagai sikap mencitai bangsa dan negara sendiri harus terus di
tingkatkan dengan berlandaskan idiil : Pancasila dan landasan konstitusionil :UUD
1945.
2. Analisis Isu Kontemporer
Beberapa isu strageis kontemporere adalah, korupsi, narkoba, terorisme,
radikalisme, money laundry, proxy war dan kejahatan mass communication. Ini terjadi
karena adanya perubahan konsepsi dan perubahan lingkungan, untuk itu ASN harus
siap menghadapi hal tersebut serta menghindari isu-isu strategis yang merugikan
bangsa dan negara. Untuk itu dibutuhkan modal insani dalam menghadapi perubahan
tersebut, yaitu modal intelektual, modal emosional, modal sosial, modal ketabahan,
modal etika / moral, modal kesehatan. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah
dibutuhkannya kemampuan berfikir kritis, analitis dan objektif.
3. Kesiapsiagaan Bela Negara
Adalah kebulatan sikap, tekat dan perilaku warga negara yang dilakukan secara
ikhlas. Yang bertujuan menangkal faham-faham, ideologi dan budaya yang
bertentangan dengan nilai kepribadian bangsa Indonesia. Yang berbentuk sebuah
kemampuan melaksanakan olah pikir, olah rasa dan olah tindak. Untuk itu kesehatan
fisik dan kesehatan mental sangat dibutuhkan bagi ASN, dengan cara menjaga pola
hidup, pola makan dan kegiatan rutin yang positif lainnya. Dan dalam kegiatan Latsar
ini telah ditentukan beberapa permainan yang akan dilakukan dengan pengawasan
pelatih.

Resume MOOC
NANANG SETIAWAN, ST. Gr (2)
B. AGENDA II
1. Berorientasi Pelayanan
Yang Dimaknai sebagai terobosan jenis pelayanan yang meruakan gagasaan / ide
kreatif orisinal maupun modifikasi yang memberikan manfaat bagi masyarakat, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Jika pelayan publik semakin berinovasi di
wilayah kerja masing-masing, maka akan semakin tinggi pula manfaat inovasi tersebut
kepada banyak pengguna layanan. Dan tentunya inovasi tersebut harus berkualitas
dan matang serta merupakan hasil cerminan hasil pemikiran baru yang konstruktif. Di
mana nilai dasar ASN salah satunya adalah berorientasi pelayanan dan tentunya
diharapkan menjadi budaya positif dan perilaku yang baik bagi ASN. Sebagaimana
tercantum dalam UU Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau
pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
a. Pengertian Pelayanan Publik
Sebagaimana tercantum dalam UU Pelayanan Publik adalah kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk atas
barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik.
b. Membangun Budaya Pelayanan Prima
Pelayanan publik yang berkualitas harus berorientasi kepada pemenuhan
kepuasan pengguna layanan. Apabila dikaitkan dengan tugas ASN dalam melayani
masyarakat, pelayanan yang berorientasi pada customer satisfaction adalah wujud
pelayanan yang terbaik kepada masyarakat atau dikenal dengan sebutan
pelayanan prima. Pelayanan prima didasarkan pada implementasi standar
pelayanan yang dimiliki ol eh penyelenggara.

Resume MOOC
NANANG SETIAWAN, ST. Gr (3)
c. ASN sebagai Pelayan Publik
Untuk mewujudkan tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam Pembukaan
UUD 1945, pegawai ASN diserahi tugas untuk melaksanakan tugas pelayanan
publik, tugas pemerintahan, dan tugas pembangunan tertentu.
d. Nilai Berorientasi Pelayanan dalam Core Values ASN
Dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi transformasi
pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia (World Class Government),
Pemerintah telah meluncurkan Core Values (Nilai-Nilai Dasar) ASN BerAKHLAK dan
Employer Branding (Bangga Melayani Bangsa). Core Values ASN BerAKHLAK
merupakan akronim dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis,
Loyal, Adaptif, Kolaboratif. Core Values tersebut seharusnya dapat dipahami dan
dimaknai sepenuhnya oleh seluruh ASN serta dapat diimplementasikan dalam
pelaksanaan tugas dan kehidupan sehari-hari. Oleh karena tugas pelayanan publik
yang sangat erat kaitannya dengan pegawai ASN, sangatlah penting untuk
memastikan bahwa ASN mengedepankan nilai Berorientasi Pelayanan dalam
pelaksanaan tugasnya, yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berkomitmen
memberikan pelayanan prima demi kepuasan masyarakat.

2. Akuntabel

Pasal 4 menyebutkan bahwa asas pelayanan publik meliputi : kepentingan umum,


kepastian hukum, kesamaan hak, keseimbangan hak dan kewajiban, keprofesionalan,
partisipasif, persamaan perlakuan, partisipasif, persamaan perlakuan, keterbukaan,
akuntabilitas, fasilitas khusus, ketepatan waktu dan kecepatan. Adapun mental
melayani yang harus dimiliki oleh seorang ASN adalah mulai dari diri sendiri, mulai dari
yang kecil dan mulai dari sekarang. Dalam konteks ASN Akuntabilitas adalah kewajiban
untuk mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya sebagai pelayan publik
kepada atasan, lembaga pembina dan lebih luasnya kepada publik. Sehingga
akuntabilitas ini merupakan sebuah hubungan, berorientasi kepada hasil,
membutuhkan laporan serta mampu memperbaiki kinerja. Akuntabilitas ini sangat
penting, yaitu untuk :

Resume MOOC
NANANG SETIAWAN, ST. Gr (4)
 Menyediakan kontrol demokratis
 Mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan
 Meningkatkan efisiensi dan efektivitas

Tingkatan akuntabilitas yang ada, adalah personal, individu, kelompok, organisasi


dan stake holder. Akuntabilitas dan integritas adalah dua konsep yang diakui oleh
banyak pihak dan menjadi landasan dasar dari seluruh administrasi sebuah negara.
Untuk menghasilkan organisasi sektor publik yang akuntabel, maka mekanisme
akuntabilitas mengandung dimensi : akuntabilitas kejujuran, proses, program dan
kebijakan. Sedangkan alat akuntaiitas Indonesia mencakup tiga aspek, yaitu
perencanaan strategis, kontrak kinerja dan laporan kinerja. Untuk menghasilkan
lingkungan yang sangat akuntabel, maka ada beberapa faktor yang diperhatikan :

(a) Kepemimpinan, lingkungn yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah, sehingga
pimpinan memainkan peran yang sangat besar dalam menciptakan lingkungan
yang akuntabel ini.
(b) Transparansi, ini bertujuan untuk mendorong komunikasi dan kerjasama dalam
kelompok, memberikan perlindungan, meningkatkan akuntabilitas dan
meningkatkan kepercayaan dan keyakinan.
(c) Integritas, merupakan sebuah kewajiban untuk menjunjung tinggi dan mematuhi
semua hukum yang berlaku dan ini dapat memberikan kepercayaan dan keyakinan
kepada pubilk dan stakeholder.
(d) Tanggung jawab, tanggung jawab besar bagi seluruh ASN di Indonesia ini, secar
garis besar terbagi menjadi dua kelompok :
- Responsibilitas perseorangan
- Responsibilitas institusi
(e) Keadilan, landasan utama dalam akuntabilitas adalah keadilan dan harus dipelihara
serta dipromosikan oleh pimpinan dalam lingkungan kerja, untuk itu ketidakadilan
harus dihindari sedini mungkin.
(f) Kepercayaan, sesuatu yang dapat dipercaya, tentunya akan melahirkan sikap
akuntabilitas yang cukup besar.

Resume MOOC
NANANG SETIAWAN, ST. Gr (5)
(g) Keseimbangan, kesinambungan antar akuntabilitas dan kewenangan sangat
penting. Kewenangan yang dimiliki dalam lingkungan kerja, harus dimaksimalkan
untuk menghasilkan kinerja yang baik pula.
(h) Kejelasan, untuk meningkatkan kinerja ASN, maka kejelasan tentang apa yang
menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan. Jika hal itu dapat dilakukan, maka
tentunya ASN dapat berkerja semaksimal mungkin sesuai tugas pokok dan
fungsinya.
(i) Konsistensi, konsistensi menjamin stabilitas, penerapan yang tidak konsisten akan
memiliki tidak tercapainnya lingkungan kerja yang akuntabel.
3. Kompeten

ASN saat ini harus dibekali dengan akhlak yang baik, serta berperilaku yang positif.
ASN juga harus memiliki digital talent, digital leader, hal itu karena zaman sekarang
tidak bisa dihindari lagi adanya perkebang technology information yang terus
berkembang pesat. Karena ASN mengemban amanat yang cukup berat dan harus
melayani masyarakat, oleh karena itu isu-isu negatif di masyarakt harus ditangkal
sedini mungkin. Pengelolaan ASN dengan sistem Merit, dimana ASN harus memiliki
kemampuan Manajerial, Teknis dan Sosiokultural. Adapun secara garis besar, nilai
dasar ASN adalah :

- Memegang teguh ideologi Pancasila


- Mempertahankan UUD 1945
- Mengabdi kepada negar dan rakyat Indonesia
- Menjalankan tugas secara profesional
- Membuat keputusan berasarkan prinsip keaahlian
- Mencipakan lingkungan kerja yang kondusif
- Memberikan layanan kepada masyarakat secara profesional
- Mengutamakan pencapaian hasil
- Meningkatkan efektifitas sistem pemerintahan
4. Harmonis

Harmonis adalah kerjasama antara berbagai faktor dengan sedemikian rupa,


sehingga faktor tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan. Kepedulian antar ASN
harus terus dibina dan ditingkatkan, serta harus bangga melayani bangsa. Antar ASN

Resume MOOC
NANANG SETIAWAN, ST. Gr (6)
harus saling berkontribusi dan berkoordinasi. Kepedulian antar ASN tentunya akan
menimbulkan hal yang sangat positif kinerja di lingkungan pemerintahan. Dengan
aneka ragam budaya maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi berbagai
tantangan dan hambatan pula, untuk itu keharmonisan di antara ASN sangat
dibutuhkan.

5. Loyal

ASN harus bersikap loyal kepada negara dan instansi yang menaunginya, sikap loyal
ini merupakan wujud dari totalitas ASN kepada negara. ASN harus memiliki sifat
berdedikasi dan mengutamakan kepentingan Bangsa dan Negara. Komitmen, dedikasi,
kontriusi, nasionalisme, pengabdian merupakan sifat dan sikap yang harus dimiliki oleh
ASN. ASN harus memegang teguh ideologi Pancasila, UUD 1945, setia kepada NKRI,
menjaga nama baik sesam ASN, Pimpinan, Instansi serta menjaga kerahasiaan negara.

6. Adaptif

Adalah suatu proses yang menempatkan manusia yang berupaya mencapai tujuan
atau kebutuhan ASN harus mampu beradaptasi dengan lingkungan kerja termasuk
Artificial Intelligence (AI), Cybersecurity, Sosial Media, Big Data and Analitycs,
Digitalization of government services. ASN harus mampu mengantisipasi, sekaligus
menyiapkan diri terhadap perubahan strategis yang terjadi di lingkungan.

7. Kolaboratif

Merupakan sebuah kemitraan pemerintahan dalam melakukan pelayanan publik


yang maksimal, yang meruakan penyatuan selruh sektor yang dimiliki oleh
pemerintahan, ternasuk dalam hal ini adalah aparatur sipil negara. Adapun beberapa
aktivitas kolaborasi antar organisasi, yaitu : kerjasama informal, perjanjian bantuan
bersama, memberikan pelatihan, menerima pelatihan, perencanaan bersama,
penyediaan peralatan, memberikan bantuan teknis, menerima bantuan teknis.

Resume MOOC
NANANG SETIAWAN, ST. Gr (7)
C. AGENDA III (KEDUDUKAN DAN PERAN ASN)

Komunikasi yang serba digital menjadikan literasi digital sebagai salah satu kebutuhan
di era teknologi. Berbagai tantangan di ruang digital harus diimbangi literasi digital yang
mumpuni. Materi literasi digital terdiri dari percepatan transformasi digital di Indonesia,
definisi litersi digital, peta jalan program literasi digital, ruang lingkup program dan
implementasi literasi digital. SDM dalam hal ini ASN harus bijak dalam mengakses media
digital (digital ethics), budaya menggunakan digital (digital culture), menggunakan media
digital dengan aman (digital safety) dan kecakapan menggunakan media digital (digital
skills). Jika ASN mampu memanajemen media digital dengan baik, maka niscaya guru akan
mampu memiliki keahlian untuk bekerja di instansi pemerintahan dengan baik pula.

Banyak sekali kejahatan digital yang saat ini berada di dunia maya, misalnya scam,
spam, pishing, hacking dan lain sebagainya. Yang semuanya itu adalah menjadi tantangan
bagi ASN untuk tidak memakai atau menggunakan hal-hal tersebut agar jejak digital
negara dapat terus terlindungi dengan baik. Karena jejak digitan pasif maupun jejak digital
aktif yang sangat penting bagi negara, wajib kita lindungi. ASN harus mampu menjadi
warga digital yang Pancasilias, yaitu dengan indikasi bahwa :

1. Berfikir kritis
2. Meminimalisir Unfollow
3. Gotong royong kolaborasi kampanye literasi digital

Indonesia memiliki kekayaan hasil-hasil karya anak bangsa yang berupa produk barang
dan jasa, semua wajib kita cintai dan kita lindungi. Tentunya warga negara Indonesia
melakukan bela negara yang lebih nyata dengan selalu menggunakan barang yang
diproduksi di dalam negeri.

Sebagai ASN harus mampu memilih dan memiliah produk digital apa yang sekiranya
aman untuk digunakan. Penggunaan media digital harus menghasilkan proses mediasi
media digital yang dilakukan secara produktif. Seorang ASN seharusnya tidak hanya
mampu menggunakan media digital, namun mampu bermedia digital dengan penuh
tanggung jawab.

Adapun empat pilar yang menopang literasi digital, yaitu etika, budaya, keamanan dan
kecakapan dalam bermedia digital. Etika bermedia digital meliputi kemampuan individu
dalam mnyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimangkan
Resume MOOC
NANANG SETIAWAN, ST. Gr (8)
dan mengembangkan tata kelola digital. Budaya bermedia digital meliputi kemampuan
individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan, membanun wawasan kebangsaan,
nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika. Keamanan bermedia digital meliputi kemampuan
individu dalam mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis, menimbang dan
meningkatkan kesadaran keamanan digital. Kecakapan digital, adalah kemampuan
individu dalam mengetahui, memahami, menggunakan perangkat keras dan piranti lunak
TIK.

Setelah mendapatkan haknya maka ASN juga berkewajiban sesuai dengan tugas dan
tanggung jawabnya. ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku.
Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN.
Kode etik dan kode perilaku yang diatur dalam UU ASN menjadi acuan bagi para ASN dalam
penyelenggaraan birokrasi pemerintah. ASN harus mampu memahami, menjelaskan
bagaimana kedudukan, peran, hak dan kewajian serta kode etik ASN. Selain itu juga harus
mampu memiliki dan memahami konsep merit dalam pengelolaan ASN. Manajemen ASN
untuk menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi,
Bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Dengan
kehadiran PPPK tersebut dalam manajemen ASN, menegaskan bahwa tidak semua
pegawai yang bekerja untuk pemeritah harus erstatus PNS, namun dapat berstatus
sebagai pegawai kontrak dengan jangka waktu tertentu. Hal ini bertujuan untuk
menciptakan budaya kerja baru menumbuhkan suasana kompetensi di kalangan birokrasi
yang berbasis pada kinerja. Dan itu harus dimanajemen dengan sebik mungkin, untuk
menghasilkan ASN yang akuntabel.

Manajemen ASN
1. Kedudukan, Peran, Hak dan Kewajiban, dan Kode Etik ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang
profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada
pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya
aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.

Resume MOOC
NANANG SETIAWAN, ST. Gr (9)
Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas: a) Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan b)
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Pegawai ASN berkedudukan
sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan
instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan
dan partai politik. Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN
berfungsi sebagai berikut: a) Pelaksana kebijakan publik; b) Pelayan publik; dan c)
Perekat dan pemersatu bangsa. Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya dengan baik dapat meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan
ASN dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak. Setelah mendapatkan haknya
maka ASN juga berkewajiban sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. ASN
sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan kode
perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan
kode perilaku yang diatur dalam UU ASN menjadi acuan bagi para ASN dalam
penyelenggaraan birokrasi pemerintah.
2. Konsep Sistem Merit Dalam Pengelolaan ASN
Penerapan sistem merit dalam pengelolaan ASN mendukung pencapaian tujuan dan
sasaran organisasi dan memberikan ruang bagi transparansi, akuntabilitas,
obyektivitas dan juga keadilan. Beberapa langkah nyata dapat dilakukan untuk
menerpakan sistem ini baik dari sisi perencanaan kebutuhan yang berupa transparansi
dan jangkauan penginformasian kepada masyarakat maupun jaminan obyektivitasnya
dalam pelaksanaan seleksi. Sehingga instansi pemerintah mendapatkan pegawai yang
tepat dan berintegritas untuk mencapai visi dan misinya.
3. Mekanisme Pengelolaan ASN
Manajemen ASN terdiri dari Manajemen PNS dan Manajemen PPPK. Manajemen PNS
meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan,
pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan
tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensiun dan hari tua, dan
perlindungan. Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan; pengadaan; penilai
an kinerja; penggajian dan tunjangan; pengembangan kompetensi; pemberian
penghargaan; disiplin; pemutusan hubungan perjanjian kerja; dan perlindungan.

Resume MOOC
NANANG SETIAWAN, ST. Gr (10)

Anda mungkin juga menyukai