Anda di halaman 1dari 9

MELINA ANGGRAENI

199305082022212001
PEMERINTAH KAB. NGANJUK

AGENDA I
SIKAP PERILAKU BELA NEGARA

A. Wawasan Kebangsaan Dan Nilai Nilai Bela Negara


Sejarah perjuangan Bangsa Indonesia untuk merebut dan mempertahankan
kemerdekaan Indonesia merupakan hasil perjuangan segenap komponen bangsa
yang dilandasi oleh semangat untuk membela Negara dari penjajahan. Perjuangan
tersebut tidak selalu dengan mengangkat senjata, tetapi dengan kemampuan yang
dimiliki sesuai dengan kemampuan masing-masing. Nilai dasar Bela Negara
kemudian diwariskan kepadapa ragenerasi penerus guna menjaga eksistensi RI.
Sebagai aparatur Negara, ASN memiliki kewajiban untuk mengimplementasikan
dalam pengabdian sehari hari. Bela Negara dilaksanakan atas dasar kesadaran
warga Negara serta keyakinan pada kekuatan sendiri yang ditumbuh kembangkan
melalui usaha Bela Negara. Usaha Bela Negara diselenggarakan melalui pendidikan
kewarganegaraan, pelatihan dasar kemiliteran secara wajib, pengabdian sebagai
prajurit Tentara Nasional Indonesia secara suka rela atau secara wajib, dan
pengabdian sesuai dengan profesi. Usaha Bela Negara bertujuan untuk memelihara
jiwa nasionalisme Warga Negara dalam upaya pemenuhan hak dan kewajibannya
terhadap Bela Negara yang diwujudkan dengan Pembinaan Kesadaran Bela Negara
demi tercapainya tujuan dan kepentingan nasional.
Pancasila sebagaimana dimuat dalam Pembukaan UUD 1945 yang ditetapkan
pada tanggal 18 Agustus 1945, merupakan dasar negara Republik Indonesia, baik
dalam arti sebagai dasar ideologi maupun filosofi bangsa. Kedudukan Pancasila ini
dipertegas dalam UU Indonesia No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan sebagai sumber dari segala sumber hukum negara. Artinya
setiap materi muatan kebijakan negara, termasuk UUD 1945, tidak boleh
bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
B. Analisis Isu Kontemporer
Reformasi Birokrasi pada tahun 2025 untuk mewujudkan birokrasi kelas dunia,
merupakan respon atas masalah rendahnya kapasitas dan kemampuan Pegawai
Negeri Sipil dalam menghadapi perubahan lingkungan strategis yang menyebabkan
posisi Indonesia dalam percaturan global belum memuaskan. Berdasarkan Undang-
undang ASN setiap PNS perlu memahami dengan baik fungsi dan tugasnya, yaitu:
1. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan peraturan perundangundangan,
2. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas, serta memperat
persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia
Ada enam komponen dari modal manusia (Ancok, 2002), yang akan dijelaskan
sebagai beriku : Modal Intelektual, Modal Emosional, Modal Sosial, Modal ketabahan
(adversity), Modal etika/moral, Modal Kesehatan (kekuatan) Fisik/Jasmani.
Beberapa alat bantu menganalisis isu disajikan sebagai berikut: Mind Mapping Mind
mapping, Fishbone Diagram, Analisis SWOT, Analisis Kesenjangan atau Gap
Analysis.
C. Kesiapsiagaan Bela Negara
Kesiapsiagaan bela negara merupakan aktualisasi nilai-nilai bela negara dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai peran dan profesi
warga negaradari segala bentuk ancaman yang pada hakikatnya mendasari proses
nation and character building.
Kesiapsiagaan Bela Negara ini meliputi: Kerangka Kesiapsiagaan Bela Negara,
Kemampuan Awal Bela Negara, Rencana Aksi Bela Negara, Kegiatan
Kesiapsiagaan Bela Negara.
Nilai-Nilai Dasar Bela Negara mencakup:
1. Cinta Tanah Air;
2. Kesadaran Berbangsa dan bernegara;
3. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara;
4. Rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan
5. Memiliki kemampuan awal bela negara.
6. Semangat untuk mewujudkan negara yang berdaulat, adil dan makmur.
AGENDA II
NILAI – NILAI DASAR PNS

A. Berorientasi Pelayanan
Definisi pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam UU Pelayanan Publik
adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara
dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan
oleh penyelenggara pelayanan publik. Terdapat tiga unsur penting dalam pelayanan
publik khususnya dalam konteks ASN, yaitu penyelenggara pelayanan publik yaitu
ASN/Birokrasi, penerima layanan yaitu masyarakat, stakeholders, atau sektor privat,
dan kepuasan yang diberikan dan/atau diterima oleh penerima layanan. Pemerintah
telah meluncurkan Core Values (Nilai-Nilai Dasar) ASN BerAKHLAK dan Employer
Branding (Bangga Melayani Bangsa). Core Values ASN BerAKHLAK merupakan
akronim dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal,
Adaptif, Kolaboratif. Dalam rangka mencapai visi reformasi birokrasi serta
memenangkan persaingan di era digital yang dinamis, diperlukan akselerasi dan
upaya luar biasa (keluar dari rutinitas dan business as usual) agar tercipta
breakthrough atau terobosan.

B. Akuntabel
Dalam Mata Diklat Akuntabel, secara substansi pembahasan berfokus pada
pembentukan nilai-nilai dasar akuntabilitas. Sejak diterbitkannya UU No.25 Tahun
2009 Tentang Pelayanan Publik, dampaknya sudah mulai terasa di banyak layanan.
Perbaikan layanan tersebut tidak lepas dari upaya lanjutan yang dilakukan pasca
diterbitkannya aturan. Dalam banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan
dengan responsibilitas atau tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep
tersebut memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk
bertanggung jawab, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban
yang harus dicapai. Aspek - Aspek akuntabilitas mencakup beberapa hal berikut
yaitu akuntabilitas adalah sebuah hubungan, akuntabilitas berorientasi pada hasil,
akuntabilitas membutuhkan adanya. Akuntabilitas dan Integritas adalah dua konsep
yang diakui oleh banyak pihak menjadi landasan dasar dari sebuah Administrasi
sebuah negara (Matsiliza dan Zonke, 2017).Hal-hal yang penting diperhatikan dalam
membangun lingkungan kerja yang akuntabel adalah: 1) kepemimpinan, 2)
transparansi, 3) integritas, 4) tanggung jawab (responsibilitas), 5) keadilan, 6)
kepercayaan, 7) keseimbangan, 8) kejelasan, dan 9) konsistensi. Untuk memenuhi
terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel, maka mekanisme akuntabilitas
harus mengandung 3 dimensi yaitu Akuntabilitas kejujuran dan hukum, Akuntabilitas
proses, Akuntabilitas program, dan Akuntabilitas kebijakan. Pengelolaan konflik
kepentingan dan kebijakan gratifikasi dapat membantu pembangunan budaya
akuntabel dan integritas di lingkungan kerja. Akuntabilias dan integritas dapat
menjadi faktor yang kuat dalam membangun pola pikir dan budaya antikorupsi.

C. Kompeten
Implikasi VUCA menuntut diantaranya penyesuaian proses bisnis, karakter dan
tuntutan keahlian baru. Adaptasi terhadap keahlian baru perlu dilakukan setiap
waktu, sesuai kecenderungan kemampuan memanfaatkan kemajuan teknologi
informasi dalam meningkatkan kinerja organisasi lebih lambat, dibandikan dengan
tawaran perubahan teknologi itu sendiri. Perilaku ASN untuk masing-masing aspek
BerAkhlak sebagai berikut: Berorientasi Pelayanan: a. Memahami dan memenuhi
kebutuhan masyarakat; b. Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan; b.
Melakukan perbaikan tiada henti. Akuntabel: a. Melaksanakan tugas dengan jujur,
bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi; b. Menggunakan
kelayakan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien.
Kompeten: a. Meningkatkan kompetensi diri untuk mengjawab tantangan yang selalu
berubah; b. Membantu orang lain belajar; c. Melaksanakan tugas dengan kualitas
terbaik. Harmonis: a. Menghargai setiap orang apappun latar belakangnya; b. Suka
mendorong orang lain; b. Membangun lingkungan kerja yang kondusif.
D. Harmonis
Keberagaman bangsa Indonesia selain memberikan banyak manfaat juga
menjadi sebuah tantangan bahkan ancaman, karena dengan kebhinekaan tersebut
mudah menimbulkan perbedaan pendapat dan lepas kendali, mudah tumbuhnya
perasaan kedaerah yang amat sempit yang sewaktu bisa menjadi ledakan yang akan
mengancam integrasi nasional atau persatuan dan kesatuan bangsa.Terbentuknya
NKRI merupakan penggabungan suku bangsa di nusantara disadari pendiri bangsa
dilandasi rasa persatuan Indonesia. Semboyan bangsa yang dicantumkan dalam
Lambang Negara yaitu Bhineka Tunggal Ika merupakan perwujudan kesadaran
persatuan berbangsa tersebut.

E. Loyal
Sikap loyal seorang PNS dapat tercermin dari komitmennya dalam
melaksanakan sumpah/janji yang diucapkannya ketika diangkat menjadi PNS
sebagaimana ketentuan perundangundangangan yang berlaku. Disiplin PNS adalah
kesanggupan PNS untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang
ditentukan dalam peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan pasal 10 Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara, seorang ASN memiliki 3 (tiga) fungsi yaitu sebagai pelaksana kebijakan
publik, pelayan publik serta perekat dan pemersatu bangsa.

F. Adatif
Adaptasi merupakan kemampuan alamiah dari makhluk hidup. Kemampuan
beradaptasi juga memerlukan adanya inovasi dan kreativitas yang
ditumbuhkembangkan dalam diri individu maupun organisasi. Di dalamnya
dibedakan mengenai bagaimana individu dalam organisasi dapat berpikir kritis
versus berpikir kreatif.Perilaku adaptif merupakan tuntutan yang harus dipenuhi
dalam mencapai tujuan – baik individu maupun organisasi – dalam situasi apa
pun.Organisasi adaptif yaitu organisasi yang memiliki kemampuan untuk merespon
perubahan lingkungan dan mengikuti harapan stakeholder dengan cepat dan
fleksibel.
G. Kolaboratif
Definisi kolaborasi, terdapat istilah lainnya yang juga perlu dijelaskan yaitu
collaborative governance. Irawan (2017 P 6) mengungkapkan bahwa “ Collaborative
governance “sebagai sebuah proses yang melibatkan norma bersama dan interaksi
saling menguntungkan antar aktor governance .Ratner (2012) mengungkapkan
terdapat mengungkapkan tiga tahapan yang dapat dilakukan dalam melakukan
assessment terhadap tata kelola kolaborasi yaitu : 1) mengidentifikasi permasalahan
dan peluang; 2) merencanakan aksi kolaborasi; dan 3) mendiskusikan strategi untuk
mempengaruhi.Esteve et al (2013 p 20) mengungkapkan beberapa aktivitas
kolaborasi antar organisasi yaitu: (1) Kerjasama Informal; (2) Perjanjian Bantuan
Bersama; (3) Memberikan Pelatihan; (4) Menerima Pelatihan; (5) Perencanaan
Bersama; (6) Menyediakan Peralatan; (7) Menerima Peralatan; (8) Memberikan
Bantuan Teknis; (9) Menerima Bantuan Teknis; (10) Memberikan Pengelolaan
Hibah; dan (11) Menerima Pengelolaan Hibah.
AGENDA III
KEDUDUKAN DAN PERAN PNS DALAM NKRI

A. Smart ASN
Literasi digital sering kita anggap sebagai kecakapan menggunakan internet
dan media digital. Namun begitu, acap kali ada pandangan bahwa kecakapan
penguasaan teknologi adalah kecakapan yang paling utama. Padahal literasi digital
adalah sebuah konsep dan praktik yang bukan sekadar menitikberatkan pada
kecakapan untuk menguasai teknologi. Lebih dari itu, literasi digital juga banyak
menekankan pada kecakapan pengguna media digital dalam melakukanproses
mediasi media digital yang dilakukan secara produktif (Kurnia & Wijayanto, 2020;
Kurnia & Astuti, 2017).
a. Dalam Cakap di Dunia Digital perlu adanya penguatan pada:
 Pengetahuan dasar menggunakan perangkat keras digital (HP, PC)
 Pengetahuan dasar tentang mesin telusur (search engine) dalam mencari
informasi dan data, memasukkan kata kunci dan memilah berita benar.
b. Dalam Etika di Dunia Digital perlu adanya penguatan pada:
 Pengetahuan dasar akan peraturan, regulasi yang berlaku, tata krama, dan
etika berinternet (netiquette)
 Pengetahuan dasar membedakan informasi apa saja yang mengandung hoax
dan tidak sejalan, seperti: pornografi, perundungan, dll.
c. Dalam Budaya di Dunia Digital perlu adanya penguatan pada:
 Pengetahuan dasar akan Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika sebagai landasan
kehidupan berbudaya, berbangsa dan berbahasa Indonesia
 Pengetahuan dasar membedakan informasi mana saja yang tidak sejalan
dengan nilai Pancasila di mesin telusur, seperti perpecahan, radikalisme, dll
d. Dalam Aman Bermedia Digital perlu adanya penguatan pada:
 Pengetahuan dasar fitur proteksi perangkat keras (kata sandi, fingerprint)
Pengetahuan dasar memproteksi identitas digital (kata sandi)
 Pengetahuan dasar dalam mencari informasi dan data yang valid dari sumber
yang terverifikasi dan terpercaya, memahami spam, phishing.
 Pengetahuan dasar dalam memahami fitur keamanan platform digital dan
menyadari adanya, rekam jejak digital dalam memuat konten sosmed.
Digital skill merupakan Kemampuan individu dalam mengetahui, memahami,
dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem operasi digital
dalam kehidupan sehari-hari. Digital culture merupakan Kemampuan individu dalam
membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan
kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari
dan digitalisasi kebudayaan melalui pemanfaatan TIK. Digital ethics merupakan
Kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri,
merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital
(netiquette) dalam kehidupan sehari-hari. Digital safety merupakan Kemampuan
User dalam mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis, menimbang dan
meningkatkan kesadaran pelindungan data pribadi dan keamanan digital dalam
kehidupan sehari-hari.

B. Manajemen ASN
Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan Manajemen PPPK.
Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan,
pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian
kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan
pensisun dan hari tua, dan perlindungan. Manajemen PPPK meliputi penetapan
kebutuhan; pengadaan; penilaian kinerja; penggajian dan tunjangan; pengembangan
kompetensi; pemberian penghargaan; disiplin; pemutusan hubungan perjanjian kerja;
dan perlindungan. Pengisian jabatan pimpinan tinggi utama dan madya pada
kementerian, kesekretariatan lembaga negara, lembaga nonstruktural, dan Instansi
Daerah dilakukan secara terbuka dan kompetitif di kalangan PNS
denganmemperhatikan syarat kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, pendidikan dan
latihan, rekam jejak jabatan, dan integritas serta persyaratan lain yang dibutuhkan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Penggantian pejabat pimpinan tinggi utama dan madya sebelum 2 (dua) tahun
dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan Presiden. Jabatan Pimpinan Tinggi
hanya dapat diduduki paling lama 5 (lima) tahun.
Pegawai ASN dapat menjadi pejabat Negara. Pegawai ASN dari PNS yang
diangkat menjadi Pejabat Negara diberhentikan sementara dari jabatannya dan tidak
kehilangan status sebagai PNS.
Untuk menjamin efisiensi, efektivitas, dan akurasi pengambilan keputusan
dalam Manajemen ASN diperlukan Sistem Informasi ASN. Sistem Informasi ASN
diselenggarakan secara nasional dan terintegrasi antar Instansi Pemerintah.
Sengketa Pegawai ASN diselesaikan melalui upaya administratif. Upaya administratif
terdiri dari keberatan dan banding administrative

Anda mungkin juga menyukai