JURNAL
3. Peraturan adalah petunjuk tentang tingkah laku yang harus dilakukan atau tidak
boleh dilakukan. Sedangkan Peraturan perundang-undangan adalah peraturan
tertulis yang dibentuk oleh lembaga Negara atau pejabat yang berwenang dan
mempunyai kekuatan mengikat. Tujuan undang-undang dan peraturan negara
adalah untuk mengatur dan menertibkan perikehidupan berbangsa dan
bernegara. Tujuan dikeluarkannya undangundang ini adalah untuk mengatur
dan menertibkan pelaksanaan pemerintahan daerah. Peraturan perundang-
undangan dan peraturan memiliki kekuatan yang mengikat, artinya harus
dilaksanakan. Saat ini, mengenai peraturan perundang-undangan diatur
berdasarkan UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan. Sedangkan untuk jenis produk hukum yang berbentuk
Tindakan Administrasi Pemerintahan diatur berdasarkan UU No. 30 Tahun 2014
tentang Administrasi Pemerintahan. Kerukunan dalam kehidupan dapat
mencakup 4 hal, yaitu: Kerukunan rumah tangga, kerukunan beragama,
kerukunan mayarakat, dan kerukunan berbudaya.
3. Strategi bersikap yang harus ditunjukan adalah dengan cara-cara objektif dan
dapat pertanggungjawabkan serta terintegrasi/komprehensif. Oleh karena itu
dibutuhkan kemampuan berpikir kritis, analitis, dan objektif terhadap satu
persoalan, sehingga dapat merumuskan alternatif pemecahan masalah yang
lebih baik dengan dasar analisa yang matang.
1. Kesiapsiagaan Bela Negara ini juga akan menjadi modal penguatan jasmani,
mental dan spiritual dalam pelaksaaan tugas CPNS yang memiliki fungsi utama
sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan sebagai perekat dan
pemersatu Negara bangsa dari segala Ancaman, Ganguan, Hambatan, dan
Tantangan (AGHT) baik dari dalam maupun luar negeri.
3. Beberapa contoh bela negara dalam kehidupan sehari- hari di zaman sekarang
di berbagai lingkungan:
a. Menciptakan suasana rukun, damai, dan harmonis dalam keluarga.
(lingkungan keluarga).
b. Membentuk keluarga yang sadar hukum (lingkungan keluarga).
c. Meningkatkan iman dan takwa dan iptek (lingkungan pelatihan)
d. Kesadaran untuk menaati tata tertib pelatihan (lingkungan kampus/lembaga
pelatihan).
e. Menciptakan suasana rukun, damai, dan aman dalammasyarakat
(lingkungan masyarakat).
f. Menjaga keamanan kampung secara bersama-sama(lingkungan
masyarakat).
g. Mematuhi peraturan hukum yang berlaku (lingkungannegara).
h. Membayar pajak tepat pada waktunya (lingkungan negara)
4. Kegiatan yang bersifat fisik dalam rangka menunjang kesiapsiagaan dan
meningkatkan kebugaran sifik yang meliputi kegiatan-kegiatan dan latihan-
latihan seperti :
a. Kegiatan Olah Raga dan Kesehatan Fisik;
b. Kesiapsiagaan dan kecerdasan Mental;
c. Kegiatan Baris-berbaris dan Tata Upacara;
d. Keprotokolan;
e. Pemahaman Dasar Fungsi-fungsi Intelijen dan Badan Pengumpul
Keterangan;
f. Kegiatan Ketangkasan dan Permainan dalam Membangun Tim
BERORIENTASI PELAYANAN
AKUNTABEL
1. Peribahasa ‘Waktu Adalah Uang’ digunakan oleh banyak ‘oknum’ untuk
memberikan layanan spesial bagi mereka yang memerlukan waktu layanan
yang lebih cepat dari biasanya.
KOMPETEN
1. Implikasi VUCA yaitu dunia yang penuh gejolak (volatility) disertai penuh
ketidakpastian (uncertainty) menuntut diantaranya penyesuaian proses bisnis,
karakter dan tuntutan keahlian baru.
2. Prinsip pengelolaan ASN yaitu berbasis merit, yakni seluruh aspek pengelolaan
ASN harus memenuhi kesesuaian kualifikasi, kompetensi, dan kinerja,
termasuk tidak boleh ada perlakuan yang diskriminatif, seperti hubungan
agama, kesukuan atau aspek-aspek primodial lainnya yang bersifat subyektif.
HARMONIS
LOYAL
ADAPTIP
KOLABORATIF
1. Kolaboratif merupakan nilai dasar yang harus dimiliki oleh CPNS. Sekat-sekat
birokrasi yang mengkungkung birokrasi pemerintah saat ini dapat dihilangkan.
Calon ASN muda diharapkan nantinya menjadi agen perubahan yang dapat
mewujudkan harapan tersebut.
2. WoG juga sering disamakan atau minimal disandingkan dengan konsep policy
integration, policy coherence, cross-cutting policy- making, joinedup
government, concerned decision making, policy coordination atau cross
government. WoG memiliki kemiripan karakteristik dengan konsep-konsep
tersebut, terutama karakteristik integrasi institusi atau penyatuan pelembagaan
baik secara formal maupun informal dalam satu wadah.
SMART ASN
3. Digital Skills (Cakap Bermedia Digital) merupakan dasar dari kompetensi literasi
digital, berada di domain ‘single, informal’. Digital Culture (Budaya Bermedia
Digital) sebagai wujud kewarganegaraan digital dalam konteks keindonesiaan
berada pada domain ‘kolektif, formal’ di mana kompetensi digital individu
difungsikan agar mampu berperan sebagai warganegara dalam batas-batas
formal yang berkaitan dengan hak, kewajiban, dan tanggung jawabnya dalam
ruang ‘negara’. Digita Ethics (Etis Bermedia Digital) sebagai panduan
berperilaku terbaik di ruang digital membawa individu untuk bisa menjadi
bagian masyarakat digital, berada di domain ‘kolektif, informal’. Digital Safety
(Aman Bermedia Digital) sebagai panduan bagi individu agar dapat menjaga
keselamatan dirinya berada pada domain ‘single, formal’ karena sudah
menyentuh instrumen-instrumen hukum positif.
MANAJEMEN ASN