Anda di halaman 1dari 11

MOOC PPPK

(Massive Open Online Course)


Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)
Tahun 2023

JURNAL

Nama : Isroni, S.Pd.


NIP : 198705032023211012
Golongan : IX
Jabatan : Guru Kelas
Unit Organisasi : SDN 1 Putatsari

KOORDINATOR WILAYAH BIDANG PENDIDIKAN


KECAMATAN GROBOGAN KABUPATEN GROBOGAN
TUGAS RESUME AGENDA I

WAWASAN KEBANGSAAN DAN NILAI-NILAI BELA NEGARA WAWASAN


KEBANGSAAN

Wawasan Kebangsaan dapat diartikan sebagai konsepsi cara pandang yang


dilandasi akan kesadaran diri sebagai warga dari suatu negara akan diri dan
lingkungannya di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

1. Bendera Negara Sang Merah Putih, Bahasa Indonesia, Lambang Negara


Garuda Pancasila, dan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya merupakan jati diri
bangsa dan identitas Negara Kesatuan Republik Indonesia. Keempat simbol
tersebut menjadi cerminan kedaulatan negara di dalam tata pergaulan dengan
negara-negara lain dan menjadi cerminan kemandirian dan eksistensi negara
Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan Makmur.

2. Sejarah perjuangan Bangsa Indonesia untuk merebut dan mempertahankan


kemerdekaan Indonesia merupakan hasil perjuangan segenap komponen
bangsa yang dilandasi oleh semangat untuk membela Negara dari penjajahan.
Perjuangan tersebut tidak selalu dengan mengangkat senjata, tetapi dengan
kemampuan yang dimiliki sesuai dengan kemampuan masing-masing.

3. Peraturan adalah petunjuk tentang tingkah laku yang harus dilakukan atau tidak
boleh dilakukan. Sedangkan Peraturan perundang-undangan adalah peraturan
tertulis yang dibentuk oleh lembaga Negara atau pejabat yang berwenang dan
mempunyai kekuatan mengikat. Tujuan undang-undang dan peraturan negara
adalah untuk mengatur dan menertibkan perikehidupan berbangsa dan
bernegara. Tujuan dikeluarkannya undangundang ini adalah untuk mengatur
dan menertibkan pelaksanaan pemerintahan daerah. Peraturan perundang-
undangan dan peraturan memiliki kekuatan yang mengikat, artinya harus
dilaksanakan. Saat ini, mengenai peraturan perundang-undangan diatur
berdasarkan UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan. Sedangkan untuk jenis produk hukum yang berbentuk
Tindakan Administrasi Pemerintahan diatur berdasarkan UU No. 30 Tahun 2014
tentang Administrasi Pemerintahan. Kerukunan dalam kehidupan dapat
mencakup 4 hal, yaitu: Kerukunan rumah tangga, kerukunan beragama,
kerukunan mayarakat, dan kerukunan berbudaya.

ANALISIS ISU KONTEMPORER

1. Perubahan adalah sesuatu keniscayaan yang tidak bisa dihindari, menjadi


bagian yang selalu menyertai perjalanan/peradaban manusia. Cara kita
menyikapi terhadap perubahan adalah hal yang menjadi faktor pembeda yang
akan menentukan seberapa dekat kita dengan perubahan tersebut, baik pada
perubahan lingkungan individu, keluarga (family), Masyarakat pada level lokal
dan regional (Community/ Culture), Nasional (Society), dan Dunia (Global).
2. Terdapat beberapa isu-isu strategis kontemporer yang telah menyita ruang
publik harus dipahami dan diwaspadai serta menunjukan sikap perlawanan
terhadap isu-isu tersebut. Isu-isu strategis kontemporer yang dimaksud yaitu:
korupsi, narkoba, terorisme dan radikalisasi, tindak pencucian uang (money
laundring), dan proxy war dan isu Mass Communication dalam bentuk Cyber
Crime, Hate Speech, dan Hoax.

3. Strategi bersikap yang harus ditunjukan adalah dengan cara-cara objektif dan
dapat pertanggungjawabkan serta terintegrasi/komprehensif. Oleh karena itu
dibutuhkan kemampuan berpikir kritis, analitis, dan objektif terhadap satu
persoalan, sehingga dapat merumuskan alternatif pemecahan masalah yang
lebih baik dengan dasar analisa yang matang.

4. Sebagai ASN yang diharapkan menjadi garda terdepan pelayanan masyarakat


dituntut untuk memiliki kemampuan analisis yang mumpuni sehingga tidak
terjebak dalam kisaran isu-isu negatif yang dapat merusak tatanan kehidupan
berbangsa dan bernegara.

KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA

1. Kesiapsiagaan Bela Negara ini juga akan menjadi modal penguatan jasmani,
mental dan spiritual dalam pelaksaaan tugas CPNS yang memiliki fungsi utama
sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan sebagai perekat dan
pemersatu Negara bangsa dari segala Ancaman, Ganguan, Hambatan, dan
Tantangan (AGHT) baik dari dalam maupun luar negeri.

2. Ruang lingkup Nilai-Nilai Dasar Bela Negara mencakup:


a. Cinta Tanah Air;
b. Kesadaran Berbangsa dan bernegara;
c. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara;
d. Rela berkorban untuk bangsa dan negara;
e. Memiliki kemampuan awal bela negara.
f. Semangat untuk mewujudkan negara yang berdaulat, adil dan makmur.

3. Beberapa contoh bela negara dalam kehidupan sehari- hari di zaman sekarang
di berbagai lingkungan:
a. Menciptakan suasana rukun, damai, dan harmonis dalam keluarga.
(lingkungan keluarga).
b. Membentuk keluarga yang sadar hukum (lingkungan keluarga).
c. Meningkatkan iman dan takwa dan iptek (lingkungan pelatihan)
d. Kesadaran untuk menaati tata tertib pelatihan (lingkungan kampus/lembaga
pelatihan).
e. Menciptakan suasana rukun, damai, dan aman dalammasyarakat
(lingkungan masyarakat).
f. Menjaga keamanan kampung secara bersama-sama(lingkungan
masyarakat).
g. Mematuhi peraturan hukum yang berlaku (lingkungannegara).
h. Membayar pajak tepat pada waktunya (lingkungan negara)
4. Kegiatan yang bersifat fisik dalam rangka menunjang kesiapsiagaan dan
meningkatkan kebugaran sifik yang meliputi kegiatan-kegiatan dan latihan-
latihan seperti :
a. Kegiatan Olah Raga dan Kesehatan Fisik;
b. Kesiapsiagaan dan kecerdasan Mental;
c. Kegiatan Baris-berbaris dan Tata Upacara;
d. Keprotokolan;
e. Pemahaman Dasar Fungsi-fungsi Intelijen dan Badan Pengumpul
Keterangan;
f. Kegiatan Ketangkasan dan Permainan dalam Membangun Tim

TUGAS RESUME AGENDA II

BERORIENTASI PELAYANAN

1. Definisi pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam UU Pelayanan Publik


adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga
negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang
disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Terdapat tiga unsur penting
dalam pelayanan publik khususnya dalam konteks ASN, yaitu :
a. Penyelenggara pelayanan publik yaitu ASN/Birokrasi,
b. Penerima layanan yaitu masyarakat, stakeholders, atau sektor privat, dan
c. Kepuasan yang diberikan dan/atau diterima oleh penerima layanan.
Pelayanan publik yang prima sudah tidak bisa ditawar lagi ketika lembaga
pemerintah ingin meningkatkan kepercayaan publik, karena dapat
menimbulkan kepuasan bagi pihak-pihak yang dilayani.

2. Dalam Pasal 10 UU ASN, pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan


publik, pelayan publik, serta sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Untuk
menjalankan fungsi tersebut, pegawai ASN bertugas untuk:
a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan;
b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas;dan
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
d. Pemberian layanan bermutu tidak boleh berhenti ketika kebutuhan
masyarakat sudah dapat terpenuhi, melainkan harus terus ditingkatkan dan
diperbaiki agar mutu layanan yang diberikan dapat melebihi harapan
pengguna layanan. Layanan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan
layanan hari esok akan menjadi lebih baik dari hari ini (doing something
better and better).

AKUNTABEL
1. Peribahasa ‘Waktu Adalah Uang’ digunakan oleh banyak ‘oknum’ untuk
memberikan layanan spesial bagi mereka yang memerlukan waktu layanan
yang lebih cepat dari biasanya.

2. Dalam banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas


atau tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut memiliki
arti yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab,
sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus
dicapai.

3. Akuntabilitas dan Integritas banyak dinyatakan oleh banyak ahli administrasi


negara sebagai dua aspek yang sangat mendasar harus dimiliki dari seorang
pelayan publik. Hal-hal yang penting diperhatikan dalam membangun
lingkungan kerja yang akuntabel adalah: kepemimpinan, Transparansi,
Integritas, Tanggung jawab (responsibilitas), Keadilan, kepercayaan,
Keseimbangan, Kejelasan, dan Konsistensi.

KOMPETEN

1. Implikasi VUCA yaitu dunia yang penuh gejolak (volatility) disertai penuh
ketidakpastian (uncertainty) menuntut diantaranya penyesuaian proses bisnis,
karakter dan tuntutan keahlian baru.

2. Prinsip pengelolaan ASN yaitu berbasis merit, yakni seluruh aspek pengelolaan
ASN harus memenuhi kesesuaian kualifikasi, kompetensi, dan kinerja,
termasuk tidak boleh ada perlakuan yang diskriminatif, seperti hubungan
agama, kesukuan atau aspek-aspek primodial lainnya yang bersifat subyektif.

3. Konsepsi kompetensi adalah meliputi tiga aspek penting berkaitan dengan


perilaku kompetensi meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan. Sesuai Peraturan Menteri PANRB
Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi ASN, kompetensi meliputi:
a. Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang
dapat diamati, diukur dan dikembangkan yang spesifik berkaitan dengan bidang
teknis jabatan;
b. Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku
yang dapat diamati, diukur, dikembangkan untuk memimpin dan/atau mengelola
unit organisasi; dan
c. Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan, keterampilan, dan
sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dan dikembangkan terkait dengan
pengalaman berinteraksi dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku
dan budaya, perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral, emosi dan
prinsip, yang harus dipenuhi oleh setiap pemegang Jabatan untuk memperoleh
hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi dan Jabatan. Salah satu kebijakan
penting dengan berlakunya UndangUndang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN
adanya hak pengembangan pegawai, sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) Jam
Pelajaran bagi PNS dan maksimal 24 (dua puluh empat) Jam Pelajaran bagi
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

HARMONIS

1. Keberagaman bangsa Indonesia selain memberikan banyak manfaat juga


menjadi sebuah tantangan bahkan ancaman, karena dengan kebhinekaan
tersebut mudah menimbulkan perbedaan pendapat dan lepas kendali, mudah
tumbuhnya perasaan kedaerah yang amat sempit yang sewaktu bisa menjadi
ledakan yang akan mengancam integrasi nasional atau persatuan dan
kesatuan bangsa.

2. Etika publik merupakan refleksi kritis yang mengarahkan bagaimana nilai-nilai


kejujuran, solidaritas, keadilan, kesetaraan, dan lain-lain dipraktikkan dalam
wujud keprihatinan dan kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat. Oleh
karena itu, dengan diterapkannya kode etik Aparatur Sipil Negara, perilaku
pejabat publik harus berubah,
a. Pertama, berubah dari penguasa menjadi pelayan;
b. Kedua, berubah dari ‘wewenang’ menjadi ’peranan’;
c. Ketiga, menyadari bahwa jabatan publik adalah amanah

3. Membangun budaya harmonis tempat kerja yang harmonis sangat penting


dalam suatu organisasi. Suasana tempat kerja yang positif dan kondusif juga
berdampak bagi berbagai bentuk organisasi.

4. Identifikasi potensi disharmonis dan analisis strategi dalam mewujudkan


susasana harmonis harus dapat diterapkan dalam kehidupan ASN di
lingkungan bekerja dan bermasyarakat.

LOYAL

1. Setiap ASN harus senantiasa menjunjung tinggi kehormatan negara,


pemerintah, dan martabat pegawai negeri sipil, serta senantiasa
mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri, seseorang
atau golongan sebagai wujud loyalitasnya terhadap bangsa dan negara. Secara
umum, untuk menciptakan dan membangun rasa setia (loyal) pegawai terhadap
organisasi, hendaknya beberapa hal berikut dilakukan:
a. Membangun Rasa Kecintaaan dan Memiliki;
b. Meningkatkan Kesejahteraan;
c. Memenuhi Kebutuhan Rohani;
d. Memberikan Kesempatan Peningkatan Karir;
e. Melakukan Evaluasi secara Berkala
2. Undang-Undang ASN, ASN sebagai profesi berlandaskan pada prinsip Nilai
Dasar (pasal 4) serta Kode Etik dan Kode Perilaku (Pasal 5, Ayat 2) dengan
serangkaian Kewajibannya (Pasal 23). Sifat dan sikap loyal warga negara
termasuk PNS terhadap bangsa dan negaranya dapat diwujudkan dengan
mengimplementasikan Nilai-Nilai Dasar Bela Negara dalam kehidupan sehari-
harinya, yaitu:
a. Cinta Tanah Air;
b. Sadar Berbangsa dan Bernegara;
c. Setia pada Pancasila sebagai Ideologi Negara;
d. Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara;
e. Kemampuan Awal Bela Negara

3. Disiplin ASN tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021


tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Hanya ASN yang memiliki loyalitas yang
tinggilah yang dapat menegakkan kentuan-ketentuan kedisiplinan ini dengan
baik. Berdasarkan pasal 10 Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara, seorang ASN memiliki 3 (tiga) fungsi yaitu sebagai
pelaksana kebijakan publik, pelayan publik serta perekat dan pemersatu
bangsa.

ADAPTIP

1. Adaptasi merupakan kemampuan alamiah dari makhluk hidup. Organisasi dan


individu di dalamnya memiliki kebutuhan beradaptasi selayaknya makhluk
hidup, untuk mempertahankan keberlangsungan hidupnya.

2. Perilaku adaptif merupakan tuntutan yang harus dipenuhi dalam mencapai


tujuan – baik individu maupun organisasi – dalam situasi apa pun. Salah satu
tantangan membangun atau mewujudkan individua dan organisasi adaptif
tersebut adalah situasi VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, dan
Ambiguity). Hadapi Volatility dengan Vision, hadapi uncertainty dengan
understanding, hadapi complexity dengan clarity, dan hadapi ambiguity dengan
agility. Organisasi adaptif yaitu organisasi yang memiliki kemampuan untuk
merespon perubahan lingkungan dan mengikuti harapan stakeholder dengan
cepat dan fleksibel.

3. Grindle menggabungkan dua konsep untuk mengukur bagaimana


pengembangan kapasitas pemerintah adaptif dengan indicator-indikator
sebagai berikut: (a) Pengembangan sumber daya manusia adaptif; (b)
Penguatan organisasi adaptif dan (c) Pembaharuan institusional adaptif. Terkait
membangun organisasi pemerintah yang adaptif, Neo & Chan telah berbagi
pengalaman bagaimana Pemerintah Singapura menghadapi perubahan yang
terjadi di berbagai sektornya, mereka menyebutnya dengan istilah dynamic
governance.

KOLABORATIF
1. Kolaboratif merupakan nilai dasar yang harus dimiliki oleh CPNS. Sekat-sekat
birokrasi yang mengkungkung birokrasi pemerintah saat ini dapat dihilangkan.
Calon ASN muda diharapkan nantinya menjadi agen perubahan yang dapat
mewujudkan harapan tersebut.

2. WoG juga sering disamakan atau minimal disandingkan dengan konsep policy
integration, policy coherence, cross-cutting policy- making, joinedup
government, concerned decision making, policy coordination atau cross
government. WoG memiliki kemiripan karakteristik dengan konsep-konsep
tersebut, terutama karakteristik integrasi institusi atau penyatuan pelembagaan
baik secara formal maupun informal dalam satu wadah.

3. Panduan sikap kolaboratif menurut beberapa pakar : Menurut Pérez López et al


(2004 dalam Nugroho, 2018), organisasi yang memiliki collaborative culture
indikatornya sebagai berikut:
a. Organisasi menganggap perubahan sebagai sesuatu yang alami dan perlu
terjadi;
b. Organisasi menganggap individu (staf) sebagai aset berharga dan
membutuhkan upaya yang diperlukan untuk terus menghormati pekerjaan
mereka;
c. Organisasi memberikan perhatian yang adil bagi staf yang mau mencoba
dan mengambil risiko yang wajar dalam menyelesaikan tugas mereka
(bahkan ketika terjadi kesalahan);
d. Pendapat yang berbeda didorong dan didukung dalam organisasi
(universitas) Setiap kontribusi dan pendapat sangat dihargai;
e. Masalah dalam organisasi dibahas transparan untuk menghindari konflik; \
f. Kolaborasi dan kerja tim antar divisi adalah didorong; dan
g. Secara keseluruhan, setiap divisi memiliki kesadaran terhadap kualitas
layanan yang diberikan. Brenda (2016) dalam penelitiannya menggunakan
indikator “work closely with each other” untuk menggambarkan perilaku
kolaboratif. Esteve et al (2013 p 20) mengungkapkan beberapa aktivitas
kolaborasi antar organisasi yaitu:
1. Kerjasama Informal;
2. Perjanjian Bantuan Bersama;
3. Memberikan Pelatihan;
4. Menerima Pelatihan;
5. Perencanaan Bersama;
6. Menyediakan Peralatan;
7. Menerima Peralatan;
8. Memberikan Bantuan Teknis;
9. Menerima Bantuan Teknis;
10. Memberikan Pengelolaan Hibah; dan
11. Menerima Pengelolaan Hibah. Ansen dan gash (2012 p 550)
mengungkapkan beberapa proses yang harus dilalui dalam menjalin
kolaborasi yaitu:
a. Trust building : membangun kepercayaan dengan stakeholder mitra
kolaborasi
b. Face tof face Dialogue: melakukan negosiasi dan baik dan
bersungguh-sungguh;
c. Komitmen terhadap proses: pengakuan saling ketergantungan;
sharing ownership dalam proses; serta keterbukaan terkait
keuntungan bersama;
d. Pemahaman bersama: berkaitan dengan kejelasan misi, definisi
bersama terkait permasalahan, serta mengidentifikasi nilai
bersama; dan
e. Menetapkan outcome
RESUME AGENDA III

SMART ASN

1. Pembangunan SDM dan persiapan kebutuhan SDM talenta digital, Literasi


digital berfungsi untuk meningkatkan kemampuan kognitif sumber daya
manusia di Indonesia agar keterampilannya tidak sebatas mengoperasikan
gawai. Kerangka kerja literasi digital untuk kurikulum terdiri dari digital skill,
digital culture, digital ethics, dan digital safety. Digital ethics merupakan
Kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri,
merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika
digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari. Digital safety merupakan
Kemampuan User dalam mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis,
menimbang dan meningkatkan kesadaran pelindungan data pribadi dan
keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari.

2. Literasi digital sering kita anggap sebagai kecakapan menggunakan internet


dan media digital. Namun begitu, acap kali ada pandangan bahwa kecakapan
penguasaan teknologi adalah kecakapan yang paling utama. Padahal literasi
digital adalah sebuah konsep dan praktik yang bukan sekadar menitikberatkan
pada kecakapan untuk menguasai teknologi. Lebih dari itu, literasi digital juga
banyak menekankan pada kecakapan pengguna media digital dalam
melakukan proses mediasi media digital yang dilakukan secara produktif
(Kurnia & Wijayanto, 2020; Kurnia & Astuti, 2017).

3. Digital Skills (Cakap Bermedia Digital) merupakan dasar dari kompetensi literasi
digital, berada di domain ‘single, informal’. Digital Culture (Budaya Bermedia
Digital) sebagai wujud kewarganegaraan digital dalam konteks keindonesiaan
berada pada domain ‘kolektif, formal’ di mana kompetensi digital individu
difungsikan agar mampu berperan sebagai warganegara dalam batas-batas
formal yang berkaitan dengan hak, kewajiban, dan tanggung jawabnya dalam
ruang ‘negara’. Digita Ethics (Etis Bermedia Digital) sebagai panduan
berperilaku terbaik di ruang digital membawa individu untuk bisa menjadi
bagian masyarakat digital, berada di domain ‘kolektif, informal’. Digital Safety
(Aman Bermedia Digital) sebagai panduan bagi individu agar dapat menjaga
keselamatan dirinya berada pada domain ‘single, formal’ karena sudah
menyentuh instrumen-instrumen hukum positif.

MANAJEMEN ASN

1. Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN


yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih
menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar
selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan
perkembangan jaman.Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:
a. Pegawai Negeri Sipil (PNS);
b. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
c. Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan
kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus
bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik
d. Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi
sebagai berikut:
1. Pelaksana kebijakan public;
2. Pelayan public; dan
3. Perekat dan pemersatu bangsa.
2. Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dapat
meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka
setiap ASN diberikan hak. Setelah mendapatkan haknya maka ASN juga
berkewajiban sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya. ASN sebagai
profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan kode
perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode
etik dan kode perilaku yang diatur dalam UU ASN menjadi acuan bagi para
ASN dalam penyelenggaraan birokrasi pemerintah. ( Kb. 1 )

3. Penerapan sistem merit dalam pengelolaan ASN mendukung pencapaian


tujuan dan sasaran organisasi dan memberikan ruang bagi tranparansi,
akuntabilitas, obyektivitas dan juga keadilan. Jaminan sistem merit pada semua
aspek pengelolaan pegawai akan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk
pembelajaran dan kinerja. Pegawai diberikan penghargaan dan pengakuan
atas kinerjanya yang tinggi, disisi lain bad performers mengetahui dimana
kelemahan dan juga diberikan bantuan dari organisasi untuk meningkatkan
kinerja. (Kb.2)

4. Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan Manajemen PPPK.


Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan,
pangkat dan jabatan,pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi,
penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin,
pemberhentian, jaminan pensisun dan hari tua, dan perlindungan. Manajemen
PPPK meliputi penetapan kebutuhan; pengadaan; penilaian kinerja; penggajian
dan tunjangan; pengembangan kompetensi; pemberian penghargaan; disiplin;
pemutusan hubungan perjanjian kerja; dan perlindungan. Pegawai ASN
berhimpun dalam wadah korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia. Korps
profesi Pegawai ASN Republik Indonesia memiliki tujuan: menjaga kode etik
profesi dan standar pelayanan profesi ASN; dan mewujudkan jiwa korps ASN
sebagai pemersatu bangsa. Untuk menjamin efisiensi, efektivitas, dan akurasi
pengambilan keputusan dalam Manajemen ASN diperlukan Sistem Informasi
ASN. Sistem Informasi ASN diselenggarakan secara nasional dan terintegrasi
antar Instansi Pemerintah Sengketa Pegawai ASN diselesaikan melalui upaya
administratif. Upaya administratif terdiri dari keberatan dan banding
administratif. ( Kb. 3 )

Anda mungkin juga menyukai