Anda di halaman 1dari 12

[1]

Nama Lengkap : Diyan Andika Kristanto, S.Kom

NIP : 199012282023211017

Jabatan : Pranata Komputer Ahli – Pertama

Instansi : Poltekkes Kemenkes Malang

Rangkuman

1. Kata Sambutan

a. Sambutan Kepala LAN RI - Dr. Adi Suryanto, M.Si Dr. Adi Suryanto, M.Si, dalam sambutannya,
menyoroti pentingnya metode pembelajaran MOOC dalam membentuk ASN yang smart, bersih,
kompeten, dan profesional. Dia menekankan bahwa dengan adanya MOOC, metode pembelajaran
tidak terpaku pada satu model saja, sehingga dapat diakses secara luas, kapan pun, dan di mana pun.
Harapannya adalah agar MOOC dapat menjadi platform bagi ASN secara nasional untuk mencetak
ASN unggul dan kompeten, yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas birokrasi menuju
Indonesia emas 2045.

b. Kebijakan Pengembangan Kompetensi ASN - Dr. Muhammad Taufiq, DEA Dr. Muhammad
Taufiq, DEA, menyoroti kebijakan Presiden dalam meluncurkan core value bagi ASN untuk terus
mengembangkan diri dalam menghadapi daya saing dengan meluncurkan inovasi-inovasi. ASN
dituntut untuk meningkatkan penguasaan terhadap core value dan literasi digital, atau yang biasa
disebut smart ASN.

c. Manajemen Penyelenggaraan PPPK - Erna Irawati, S.Sos, M.Pol., Adm Erna Irawati, S.Sos,
M.Pol., Adm, menekankan pentingnya belajar mandiri ASN menggunakan metode MOOC. Dia
menguraikan bahwa nantinya akan ada evaluasi untuk menilai pemahaman materi pembelajaran
yang telah diberikan. Pembelajaran dibagi menjadi tiga bagian: pertama, sikap perilaku bela negara;
kedua, nilai-nilai core value dalam penyelenggaraan pemerintahan (aspek ASN dalam bekerja); dan
ketiga, kedudukan dalam pemerintahan.

Jurnal Kegiatan MOOC | Diyan Andika Kristanto, S.Kom NIP. 199012282023211017


[2]

RESUME AGENDA KE 1 – SIKAP PERILAKU BELA NEGAR

1. Materi Wawasan Kebangsaan


Materi ini membahas secara mendalam tentang pembukaan UUD 1945 sebagai dokumen
konstitusi utama yang tidak hanya menjadi tempat dicanangkannya berbagai norma dasar, tetapi
juga merupakan sumber utama hukum bagi Negara Republik Indonesia. Norma-norma dasar yang
terkandung di dalamnya mencerminkan cita-cita luhur Republik Indonesia dalam penyelenggaraan
berbangsa dan bernegara. Dengan terdiri dari empat alinea, Pembukaan UUD 1945 menegaskan
prinsip-prinsip fundamental yang menjadi pijakan bagi sistem pemerintahan dan kehidupan
masyarakat Indonesia.

Lebih lanjut, batang tubuh UUD 1945 dianggap sebagai tataran pertama dan utama dari
penjabaran norma dasar negara, termasuk Pancasila beserta norma-norma dasar lainnya yang
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Hal ini menjadikan batang tubuh UUD 1945 sebagai
landasan hukum yang memberikan kerangka dasar bagi sistem administrasi negara Indonesia, baik
dalam aspek kelembagaan, ketatalaksanaan, maupun sumber daya manusianya.

Wawasan Kebangsaan juga menggambarkan pandangan bangsa Indonesia dalam mengelola


kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini didasarkan pada pemahaman akan jati diri bangsa
(nation character) dan kesadaran akan sistem nasional (national system) yang bersumber dari nilai-
nilai Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Dengan
demikian, Wawasan Kebangsaan menjadi landasan untuk menyelesaikan berbagai tantangan yang
dihadapi bangsa dan negara, dengan tujuan akhir mencapai masyarakat yang aman, adil, makmur,
dan sejahtera.

2. Analisis Isu Kontemporer

Perubahan merupakan suatu kepastian yang melekat dalam evolusi manusia, menjadi unsur
yang konstan dalam perkembangan peradaban. Bagaimana kita merespons perubahan ini menjadi
faktor penentu sejauh mana kita berada di dekat perubahan tersebut, baik itu di lingkungan pribadi,
keluarga, masyarakat lokal, nasional, atau bahkan global.

Menurut DePorter (2009:172), mind mapping tidak hanya memperkuat daya ingat terhadap
informasi, tetapi juga membawa sejumlah manfaat lainnya. Fleksibilitasnya memungkinkan

Jurnal Kegiatan MOOC | Diyan Andika Kristanto, S.Kom NIP. 199012282023211017


[3]

penambahan catatan baru tanpa menyusahkan diri, sehingga pemusatan perhatian pada gagasan inti
menjadi lebih mudah dan efektif.

Dalam mengaplikasikan teknik mind mapping, terdapat 7 langkah yang diperlukan. Mulai
dari pusat dan berkembang ke luar, memberi kebebasan bagi kreativitas untuk menjelajahi berbagai
arah. Penggunaan gambar atau foto membantu dalam memvisualisasikan gagasan, sementara
penggunaan warna menambah kehidupan pada mind map dan menyenangkan proses belajar.
Hubungan antara cabang-cabang utama dan gambar pusat membantu dalam menyusun informasi
secara terstruktur, sementara garis yang melengkung membuat mind map lebih menarik bagi mata.
Penggunaan satu kata kunci untuk setiap garis memperkaya asosiasi dan fleksibilitas, sementara
penggunaan gambar sentral memberikan makna yang kaya pada mind map, setara dengan 1000 kata
catatan (Buzan, 2008:15-16).

3. Kesiapsiagaan Bela Negara

Kesiapsiagaan dalam bela negara adalah manifestasi nilai-nilai bela negara yang terwujud
dalam kehidupan bersama sebagai warga negara, dengan tujuan menjaga kedaulatan, keutuhan
wilayah, dan keselamatan bangsa dari berbagai ancaman yang melandasi proses pembangunan
karakter nasional. Proses pembangunan karakter nasional ini diperkokoh oleh kesadaran akan
sejarah perjuangan bangsa, pemahaman akan ancaman yang mengintai, serta semangat cinta tanah
air dan kebangsaan, keyakinan pada Pancasila sebagai ideologi negara, serta kesiapan untuk
berkorban demi kepentingan bangsa dan negara.

Salah satu aspek penting dari nilai-nilai dasar bela negara adalah kemampuan bela negara
yang mencakup aspek fisik dan non-fisik. Aspek fisik tercermin dalam upaya menjaga keselamatan
diri dengan menjaga kesehatan jasmani dan rohani. Sementara itu, aspek non-fisik melibatkan
penjagaan etika, moral, dan kepatuhan pada nilai-nilai budaya lokal yang mencerminkan
kehormatan dan jati diri bangsa.

Untuk menginternalisasi nilai-nilai dasar bela negara, penting bagi kita untuk memiliki
kesehatan fisik dan mental yang optimal, serta menjunjung tinggi etika, moral, dan nilai-nilai
kearifan lokal yang sesuai dengan identitas bangsa Indonesia. Oleh karena itu, dalam bab ini, kami
akan membahas tentang pentingnya kesehatan fisik dan mental, kesiapan dalam menghadapi
tantangan, serta pentingnya etika, moral, dan kearifan lokal sebagai bagian integral dari kemampuan
bela negara.

Jurnal Kegiatan MOOC | Diyan Andika Kristanto, S.Kom NIP. 199012282023211017


[4]

RESUME AGENDA KE 2 – NILAI NILAI DASAR ASN

1. Berorientasi Pelayanan

Memberikan layanan yang bermutu tidak boleh berhenti ketika kebutuhan customer sudah
dapat terpenuhi, melainkan harus terus ditingkatkan dan diperbaiki agar mutu layanan yang
diberikan dapat melebihi harapan customer. Layanan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan
layanan hari esok akan menjadi lebih baik dari hari ini(doing something better and better).”
Berorientasi Pelayanan merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN
BerAkhlak yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berkomitmen memberikan pelayanan prima
demi kepuasan masyarakat. Materi modul ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagaimana
panduan perilaku Berorientasi Pelayanan yang semestinya dipahami dan dimplementasikan oleh
setiap ASN di instansi tempatnya bertugas, yang terdiri dari:
a. memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat;
b. ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan; dan
c. melakukan perbaikan tiada henti.

Penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib mendengar dan memenuhi tuntutan


kebutuhan warga negaranya. Tidak hanya terkait dengan bentuk dan jenis pelayanan publik yang
mereka butuhkan akan tetapi juga terkait dengan mekanismen penyelenggaraan layanan, jam
pelayanan, prosedur, dan biaya penyelenggaraan pelayanan. Sebagai klien masyarakat, birokrasi
wajib mendengarkan aspirasi dan keinginan masyarakat.

Citra positif ASN sebagai pelayan publik terlihat dengan perilaku melayani dengan senyum,
menyapa dan memberi salam, serta berpenampilan rapih; melayani dengan cepatdan tepat waktu;
melayani dengan memberikan kemudahan bagi Anda untuk memilih layanan yang tersedia; serta
melayani dengan dengan kemampuan, keinginan dan tekad memberikan pelayanan yang prima.

Pemberian layanan bermutu tidak boleh berhenti ketika kebutuhan masyarakat sudah dapat
terpenuhi, melainkan harus terus ditingkatkan dan diperbaiki agar mutu layanan yang diberikan
dapat melebihi harapan pengguna layanan. Layanan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan
layanan hari esok akan menjadi lebih baik dari hari ini.

2. Akuntabel
Akuntabilitas, seringkali merupakan konsep yang terdengar familiar namun sulit dipahami
dengan baik. Ketika kita mendengar istilah ini, seringkali kita menyadari pentingnya, namun belum
tentu kita memahami bagaimana caranya untuk mencapainya. Dalam banyak kasus, akuntabilitas

Jurnal Kegiatan MOOC | Diyan Andika Kristanto, S.Kom NIP. 199012282023211017


[5]

sering disamakan dengan tanggung jawab atau responsibilitas, namun sebenarnya keduanya
memiliki makna yang berbeda. Responsibilitas mengacu pada kewajiban moral individu untuk
bertanggung jawab, sementara akuntabilitas merupakan kewajiban untuk bertanggung jawab
kepada seseorang atau organisasi yang memberikan amanat.

Amanah seorang ASN menurut SE Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 adalahmenjamin terwujudnya perilaku yang sesuai dengan Core
Values ASN BerAkhlak. Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah:
a. Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggungjawab, cermat, disiplin dan
berintegritas tinggi
b. Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negarasecara bertanggung jawab,
efektif, dan efisien
c. Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan berintegritas tinggi

Akuntabilitas dan integritas adalah dua konsep yang diakui sebagai landasan utama
administrasi suatu negara. Kedua prinsip ini harus dipegang teguh oleh semua unsur pemerintahan
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Menurut Aulich (2011), sistem yang memiliki
integritas yang baik akan mendorong terciptanya akuntabilitas, integritas, dan transparansi.
Integritas, sebagaimana yang diungkapkan oleh filsuf Yunani kuno, Plato, dalam The Republic,
adalah tiang utama dalam kehidupan bernegara. Seluruh elemen masyarakat, termasuk
penyelenggara negara, sektor swasta, dan masyarakat pada umumnya, harus memiliki integritas
yang tinggi.

Akuntabilitas dan integritas personal seorang ASN akan memberikan dampak yang
signifikan secara sistemik jika dapat dipegang teguh oleh semua pihak terkait. Melalui
kepemimpinan, transparansi, integritas, tanggung jawab, keadilan, kepercayaan, keseimbangan,
kejelasan, dan konsistensi, lingkungan kerja ASN yang akuntabel dapat terbentuk dan
dipertahankan.

3. Kompeten
Perilaku kompeten dalam modul ini merupakan bagian penting dari pembangunan budaya
instansi pemerintah sebagai organisasi pembelajar (organizational learning), yang pada akhirnya
bertujuan menciptakan pemerintahan yang unggul dan kompetitif dalam era global yang dinamis
dan kompetitif.

a. Berkinerja yang BerAkhlak:

Jurnal Kegiatan MOOC | Diyan Andika Kristanto, S.Kom NIP. 199012282023211017


[6]

• Setiap ASN sebagai profesional memiliki kualifikasi, kompetensi, dan kinerja yang sesuai
dengan etika profesi sebagai pelayan publik, yang secara operasional tunduk pada
perilaku BerAkhlak.
b. Meningkatkan kompetensi diri:
• Meningkatkan kompetensi diri untuk menghadapi tantangan yang selalu berubah adalah
suatu keharusan.
• Pendekatan pengembangan mandiri seperti Heutagogi atau teori "net-centric" merupakan
pengembangan berbasis internet.
• ASN pembelajar juga melakukan konektivitas dalam jaringan online dan memanfaatkan
sumber keahlian para pakar/konsultan serta jejaring informal untuk memperoleh
pengetahuan.

c. Membantu Orang Lain Belajar:


• Sosialisasi dan percakapan di ruang istirahat atau kafetaria kantor menjadi ajang transfer
pengetahuan.
• ASN pembelajar aktif dalam "pasar pengetahuan" atau forum terbuka, mengambil dan
mengembangkan pengetahuan dari dokumen kerja, serta aktif dalam akses dan transfer
pengetahuan.

d. Melakukan kerja terbaik:


• Pengetahuan menjadi karya yang dinamis dan berkembang melalui perubahan lingkungan
dan karya manusia.
• Pentingnya melakukan kerja terbaik dalam pekerjaan tidak terlepas dari hal yang paling
penting dalam hidup seseorang.

4. Harmonis
Keharmonisan dapat tercipta secara individu, dalam keluarga, lingkungan bekerja dengan
sesama kolega dan pihak eksternal, serta dalam lingkup masyarakat yang lebih luas. Semoga kita
semua dapat menerapkan dan meciptakan keharmonisan tersebut bersama kolega rekan sejawat,
saat memberikan pelayanan public, dan kehidupan bermasyarakat.

Keberagaman bangsa Indonesia selain memberikan banyak manfaat juga menjadi sebuah
tantangan bahkan ancaman, karena dengan kebhinekaan tersebut mudah menimbulkan perbedaan
pendapat dan lepas kendali, mudah tumbuhnya perasaan kedaerah yang amat sempit yang sewaktu
bias menjadi ledakan yang akan mengancam integrasi nasional atau persatuan dan kesatuan bangsa.
Terbentuknya NKRI merupakan penggabungan sukubangsa di nusantara disadari pendiri bangsa
dilandasi rasa persatuan Indonesia. Semboyan bangsa yang dicantumkan dalam Lambang Negara

Jurnal Kegiatan MOOC | Diyan Andika Kristanto, S.Kom NIP. 199012282023211017


[7]

yaitu Bhineka Tunggal Ika merupakan perwujudan kesadaran persatuan berbangsa tersebut. Etika
publik merupakan refleksi kritis yang mengarahkan bagaimana nilai-nilai kejujuran, solidaritas,
keadilan, kesetaraan, dan lainlain dipraktikkan dalam wujud keprihatinan dan kepedulian terhadap
kesejahteraan masyarakat. Adapun Kode Etik Profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah
laku/etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuantertulis yang
diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok professional tertentu. Oleh karena itu, dengan
diterapkannya kode etik Aparatur Sipil Negara, perilaku pejabat publik harus berubah,
a. Pertama, berubah dari penguasa menjadi pelayan;
b. Kedua, berubah dari ’wewenang’ menjadi ’peranan’
c. Ketiga, menyadari bahwa jabatan publik adalah amanah

Membangun budaya harmonis tempat kerja yang harmonis sangat penting dalam suatu
organisasi. Suasana tempat kerja yang positif dan kondusif juga berdampak bagi berbagai bentuk
organisasi. Identifikasi potensi disharmonis dan analisis strategi dalam mewujudkan susasana
harmonis harus dapat diterapkan dalam kehidupan ASN di lingkungan bekerja dan bermasyarakat.

5. Loyal
Sikap loyal seorang ASN dapat tercermin dari komitmennya dalam melaksanakan
sumpah/janji yang diucapkannya ketika diangkat menjadi ASN sebagaimana ketentuan perundang-
undangan yang berlaku. Disiplin ASN adalah kesanggupan ASN untuk menaati kewajiban dan
menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu
pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin ASN.
Loyal merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN BerAkhlak yang dimaknai
bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara. Materi
modul ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagaimana panduan perilaku loyal yang
semestinya dipahami dan diimplementasikan oleh setiap ASN di instansi tempatnya bertugas, yang
terdiri dari:
• Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah;
• Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara; serta
• Menjaga rahasia jabatan dan negara.
Adapun kata-kata kunci yang dapat digunakan untuk mengaktualisasikan panduan perilaku
loyal tersebut di atas diantaranya adalah komitmen, dedikasi, kontribusi, nasionalisme dan
pengabdian, yang dapat disingkat menjadi “KoDeKoNasAb”. Oleh karena itu peserta Pelatihan
Dasar diharapkan dapat mempelajari setiap materi pokok dalam modul ini dengan seksama dan
mengerjakan setiap latihan dan evaluasi yang diberikan. Jika terdapat hal-hal yang belum dipahami

Jurnal Kegiatan MOOC | Diyan Andika Kristanto, S.Kom NIP. 199012282023211017


[8]

dapat ditanyakan dan didiskusikan dengan Pengampu Mata Pelatihan ini pada saat fase
pembelajaran jarak jauh maupun klasikal.

6. Adaptif
Dengan adanya pemberdayaan budaya organisasi selain akan menghasilkan sumber daya
manusia yang berkualitas. Di sektor publik, budaya adaptif dalam pemerintahan ini dapat
diaplikasikan dengan tujuan untuk memastikan serta meningkatkan kinerja pelayanan publik.
Adapun ciri-ciri penerapan budaya adaptif dalam lembaga pemerintahan antara lain sebagai berikut:
a. Dapat mengantisipasi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan;
b. Mendorong jiwa kewirausahaan;
c. Memanfaatkan peluang-peluang yang berubah-ubah Adaptasi merupakan kemampuan
alamiah dari makhluk hidup.

Organisasi dan individu di dalamnya memiliki kebutuhan beradaptasi selayaknya makhluk


hidup, untuk mempertahankan keberlangsungan hidupnya. Kemampuan beradaptasi juga
memerlukan adanya inovasi dan kreativitas yang ditumbuhkembangkan dalam diri individu maupun
organisasi. Di dalamnya dibedakan mengenai bagaimana individu dalam organisasi dapat berpikir
kritis versus berpikir kreatif. Pada level organisasi, karakter adaptif diperlukan untuk memastikan
keberlangsungan organisasi dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Penerapan budaya adaptif
dalam organisasi memerlukan beberapa hal, seperti di antaranya tujuan organisasi Perilaku adaptif
merupakan tuntutan yang harus dipenuhi dalam mencapai tujuan – baik individu maupun organisasi
– dalam situasi apa pun. Salah satu tantangan membangun atau mewujudkan individua dan
organisasi adaptif tersebut adalah situasi VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, dan
Ambiguity). Hadapi Volatility dengan Vision hadapi uncertainty dengan understanding, hadapi
complexity dengan clarity, dan hadapi ambiguity dengan agility. Organisasi adaptif yaitu organisasi
yang memiliki kemampuan untuk merespon perubahan lingkungan dan mengikuti harapan
stakeholder dengan cepat dan fleksibel. Budaya organisasi merupakan faktor yang sangat penting
di dalam organisasi sehingga efektivitas organisasi dapat ditingkatkan dengan menciptakan budaya
yang tepat dan dapat mendukung tercapainya tujuan organisasi. Bila budaya organisasi telah
disepakati sebagai sebuah strategi perusahaan maka budaya organisasi dapat dijadikan alat untuk
meningkatkan kinerja.

7. Kolaboratif
Kolaborasi menjadi hal sangat penting di tengah tantangan global yang dihadapi saat ini,
yang meliputi disrupsi di semua bidang kehidupan, perkembangan teknologi informasi, tenaga kerja
milenial dari generasi Y dan Z, serta mobilitas dan fleksibilitas.

Jurnal Kegiatan MOOC | Diyan Andika Kristanto, S.Kom NIP. 199012282023211017


[9]

Pendekatan Whole of Government (WoG) menekankan integrasi upaya dari berbagai


kementerian atau lembaga pemerintah untuk mencapai tujuan bersama. WoG juga dipandang
sebagai bentuk kerja sama antar seluruh aktor, baik pemerintah maupun sebaliknya. Karakteristik
pendekatan WoG mencakup kolaborasi, kebersamaan, kesatuan, tujuan bersama, dan melibatkan
keseluruhan aktor dari seluruh sektor dalam pemerintahan.

WoG memiliki kemiripan dengan konsep-konsep lain seperti policy integration, policy
coherence, cross-cutting policy-making, joined-up government, concerned decision making, policy
coordination, atau cross-government. Namun, yang paling nampak adalah WoG menekankan
penyatuan seluruh elemen pemerintahan, sementara konsep-konsep lainnya lebih menekankan pada
pencapaian tujuan, integrasi institusi, dan kebijakan lintas sektor.

Dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan, diatur


mengenai bantuan kedinasan yang merupakan kerja sama antara badan dan/atau pejabat
pemerintahan guna kelancaran pelayanan administrasi pemerintahan di suatu instansi pemerintahan
yang membutuhkan.

Jurnal Kegiatan MOOC | Diyan Andika Kristanto, S.Kom NIP. 199012282023211017


[10]

RESUME AGENDA III - KEDUDUKAN DAN PERAN ASN DALAM NKRI

1. Smart ASN
Kehadiran dunia digital telah menjadi bagian tak terpisahkan dari rutinitas sehari-hari kita.
Beragam aplikasi dan layanan yang dapat diakses melalui perangkat digital membantu kita dalam
mencari informasi dan menyelesaikan berbagai masalah yang kita hadapi. Penggunaan internet oleh
masyarakat Indonesia mencapai tingkat yang signifikan, dengan rata-rata durasi harian mencapai 7
jam 59 menit pada tahun 2020, melebihi rata-rata global sebesar 6 jam 43 menit (APJII, 2020).
Bahkan, survei oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada tahun yang sama
menunjukkan bahwa selama pandemi COVID-19, mayoritas masyarakat Indonesia mengakses
internet lebih dari 8 jam setiap hari. Adaptasi terhadap pola baru, seperti belajar dan bekerja dari
rumah secara online, telah mengubah cara kita berinteraksi dengan internet. Oleh karena itu, literasi
digital menjadi suatu keahlian yang mutlak diperlukan bagi setiap individu guna melindungi hak-
hak digital mereka. Untuk mendukung percepatan transformasi digital, ada 5 langkah yang harus
dijalankan, yaitu:
a. Perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital.
b. Persiapkan betul roadmap transportasi digital di sektor- sektor strategis, baik di
pemerintahan, layanan publik, bantuan sosial, sektor pendidikan, sektor kesehatan,
perdagangan, sektor industri, sektor penyiaran.
c. Percepat integrasi Pusat Data Nasional sebagaimana sudah dibicarakan.
d. Persiapkan kebutuhan SDM talenta digital. 5) Persiapan terkait dengan regulasi,skema-
skema pendanaan dan pembiayaan transformasi digital dilakukan secepat-cepatnya.

Literasi digital adalah lebih dari sekadar kemampuan praktis menggunakan teknologi,
seperti mengoperasikan komputer atau melakukan pencarian online. Ini juga mencakup kemampuan
untuk kritis mempertanyakan sumber informasi, memahami kepentingan di baliknya, dan
menyadari dampaknya terhadap masyarakat. Menurut definisi UNESCO, literasi digital mencakup
berbagai keterampilan, termasuk kemampuan mengelola, menganalisis, dan menciptakan informasi
melalui teknologi digital untuk pekerjaan yang layak dan kewirausahaan. Meskipun demikian, hasil
survei Indeks Literasi Digital Kominfo 2020 menunjukkan bahwa Indonesia masih memiliki rata-
rata skor indeks literasi digital sekitar 3,3, menandakan perlunya peningkatan dalam hal ini. Oleh
karena itu, upaya untuk memperkuat literasi digital di Indonesia sesuai dengan arahan Presiden Joko
Widodo adalah suatu keharusan.
Roadmap Literasi Digital 2021-2024 disusun oleh Kominfo, Siberkreasi, dan Deloitte pada
2020 untuk mengatasi tantangan dalam transformasi digital, dengan fokus pada literasi digital.
Rangkuman ini mencakup empat area kompetensi:
a. Kecakapan Digital

Jurnal Kegiatan MOOC | Diyan Andika Kristanto, S.Kom NIP. 199012282023211017


[11]

- Memiliki keterampilan untuk menggunakan teknologi digital dengan efektif.


- Mampu memanfaatkan berbagai fasilitas dan aplikasi yang tersedia pada perangkat
digital.
- Durasi penggunaan internet di Indonesia tinggi, melebihi rata-rata dunia,
menunjukkan pentingnya kecakapan digital.

b. Budaya Digital
- Kesadaran bahwa individu telah menjadi warga negara digital.
- Tanggung jawab menggunakan media digital dengan mengacu pada nilai-nilai
kebangsaan, seperti Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.
- Pemahaman multikulturalisme dan pluralisme serta literasi media menjadi penting
dalam konteks budaya digital.

c. Etika Digital
- Hak digital, termasuk hak akses, berekspresi, dan merasa nyaman, harus diiringi
oleh tanggung jawab.
- Tanggung jawab digital mencakup menjaga hak dan reputasi orang lain, serta
menjaga keamanan dan moral publik.

d. Keamanan Digital
- Setiap individu bertanggung jawab atas kesejahteraan digitalnya sendiri.
- Kesejahteraan digital mencakup kesehatan mental, fisik, dan emosional.
- Prinsip-prinsip praktik digital yang baik, termasuk dalam delapan aspek
kesejahteraan individu, menjadi panduan dalam menciptakan lingkungan digital
yang aman dan sehat.

2. Manajemen ASN

Manajemen ASN terdiri dari dua bagian utama, yaitu Manajemen PNS dan Manajemen PPPK.
Manajemen PNS mencakup sejumlah aspek, antara lain:
1. Penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat, dan jabatan.
2. Pengembangan karier dan pola karier.
3. Promosi, mutasi, dan penilaian kinerja.
4. Penggajian, tunjangan, dan penghargaan.
5. Disiplin, pemberhentian, jaminan pensiun, dan perlindungan.
Manajemen PPPK juga melibatkan berbagai kegiatan, seperti:
1. Penetapan kebutuhan dan pengadaan.

Jurnal Kegiatan MOOC | Diyan Andika Kristanto, S.Kom NIP. 199012282023211017


[12]

2. Penilaian kinerja, penggajian, dan tunjangan.


3. Pengembangan kompetensi dan pemberian penghargaan.
4. Disiplin, pemutusan hubungan kerja, dan perlindungan.

Dalam pengisian jabatan pimpinan tinggi, prinsip transparansi dan kompetisi ditegakkan.
Pejabat Pembina Kepegawaian memiliki peran penting dalam proses pengisian jabatan pimpinan
tinggi dan memberikan laporan pelaksanaannya kepada KASN. Jabatan pimpinan tinggi memiliki
batasan waktu maksimum selama lima tahun, dengan syarat tertentu untuk pergantian sebelum
periode tersebut berakhir.
Pegawai ASN tergabung dalam korps profesi ASN RI yang bertujuan menjaga kode etik
profesi dan mewujudkan jiwa korps sebagai pemersatu bangsa. Manajemen ASN didukung oleh
Sistem Informasi ASN yang terintegrasi secara nasional dan memfasilitasi pengambilan keputusan
yang efisien. Penyelesaian sengketa pegawai ASN dilakukan melalui upaya administratif, termasuk
keberatan dan banding administratif.
Pegawai ASN, baik PNS maupun PPPK, diharapkan menjalankan tugasnya dengan
profesionalisme, integritas, dan bebas dari intervensi politik serta praktik korupsi. Penerapan sistem
merit dalam pengelolaan ASN menjadi penting untuk mencapai tujuan organisasi dan memastikan
transparansi, akuntabilitas, dan keadilan dalam seleksi pegawai.

Jurnal Kegiatan MOOC | Diyan Andika Kristanto, S.Kom NIP. 199012282023211017

Anda mungkin juga menyukai