Anda di halaman 1dari 8

RESUME MOOC PPPK 2022

NAMA : NELDA,S.Pd.Ing

NI PPPK : 198306282022212021

SATUAN PENDIDIKAN : SMP NEGERI 4 TEBAS

AGENDA 1

SIKAP PERILAKU BELA NEGARA

Sikap Perilaku Bela Negara,terdiri dari :

1. Wawasan Kebangsaan dan Nilai -Nilai Bela Negara

Deskripsi

Modul Pembelajaran Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara disusun untuk
meningkatkan pengetahuan dan wawasan peserta tentang landasan kehidupan berbangsa dan
bernegara:nilai-nilai dasar bela negara;penghormatan terhadap lambang-lambang negara dan
ketaatan kepada peraturan perundang-undangan;dan pembinaan kerukunan,menjaga persatuan
dan kesatuan bangsa.

Bendera Negara Sang Merah Putih, Bahasa Indonesia, Lambang Negara Garuda Pancasila, dan
Lagu Kebangsaan Indonesia Raya merupakan jati diri bangsa dan identitas Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Keempat simbol tersebut menjadi cerminan kedaulatan negara di dalam tata
pergaulan dengan negara negara lain dan menjadi cerminan kemandirian dan eksistensi negara
Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Dengan demikian, bendera,
bahasa, dan lambang negara, serta lagu kebangsaan Indonesia buk an hanya sekadar merupakan
pengakuan atas Indonesia sebagai bangsa dan negara, melainkan menjadi simbol atau lambang
negara yang dihormati dan dibanggakan warga negara Indonesia. Bendera, bahasa, dan lambang
negara, serta lagu kebangsaan Indonesia menjadi kekuatan yang sanggup menghimpun serpihan
sejarah Nusantara yang beragam sebagai bangsa besar dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Bahasa Indonesia bahkan cenderung berkembang menjadi bahasa perhubungan luas.
Penggunaannya oleh bangsa lain yang cenderu ng meningkat dari waktu ke waktu menjadi
kebanggaan bangsa Indonesia.

Pancasila sebagaimana dimuat dalam Pembukaan UUD 1945 yang ditetapkan pada tanggal 18
Agustus 1945, merupakan dasar negara Republik Indonesia, baik dalam arti sebagai dasar
ideologi maupun filosof i bangsa. Kedudukan Pancasila ini dipertegas dalam UU No. 10 Tahun
2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang undangan sebagai sumber dari segala sumber
hukum negara. Artinya, setiap materi muatan kebijakan negara, termasuk UUD 1945, tidak boleh
bertenta ngan dengan nilai nilai yang terkandung dalam Pancasila. Dari sudut hukum, UUD
1945, merupakan tataran pertama dan utama dari penjabaran lima norma dasar negara (ground
norms) Pancasila beserta norma norma dasar lainnya yang termuat dalam Pembukaan UUD 19
45, menjadi norma hukum yang memberi kerangka dasar hukum sistem penyelengagaran negara
pada umumnya, atau khususnya sistem penyelenggaraan negara yang mencakup aspek
kelembagaan, aspek ketatalaksanaan, dan aspek sumber daya manusianya

Konstitusi atau UU D, yang bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia disebut UUD 1945 hasil
Amandemen I, II, III dan IV terakhir pada tahun 2002 (UUD 1945) merupakan hukum dasar
tertulis dan sumber hukum tertinggi dalam hierarkhi peraturan perundang undangan Republik
Indonesia . Atas dasar itu, penyelenggaraan negara harus dilakukan untuk disesuaikan dengan
arah dan kebijakan penyelenggaraan negara yang berlandaskan Pancasila dan konstitusi negara,
yaitu UUD 1945. Pembukaan UUD 1945 sebagai dokumen yang ditempatkan di bagian de pan
UUD 1945, merupakan tempat dicanangkannya berbagai norma dasar yang melatar belakangi,
kandungan cita cita luhur dari Pernyataan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, dan oleh
karena itu tidak akan berubah atau dirubah, merupakan dasar dan sumber huk um bagi Batang
tubuh UUD 1945 maupun bagi Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia apapun yang
akan atau mungkin dibuat. Norma norma dasar yang merupakan cita-- cita luhur bagi Republik
Indonesia dalam penyelenggaraan berbangsa dan bernegara tersebut da pat ditelusur pada
Pembukaan UUD 1945 tersebut yang terdiri dari empat (4) alinea.

Dari sudut hukum, batang tubuh UUD 1945 merupakan tataran pertama dan utama dari
penjabaran 5 (lima) norma dasar negara (ground norms) Pancasila beserta norma norma dasar l
ainnya yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945, menjadi norma hukum yang memberi
kerangka dasar hukum sistem administrasi negara Republik Indonesia pada umumnya, atau
khususnya sistem penyelenggaraan 57 58 pemerintahan negara yang mencakup aspek
kelembagaan, aspek ketatalaksanaan, dan aspek sumber daya manusianya.

2. Analisis Isu Kontemporer


Deskripsi
Modul pembelajaran Analisis Isu Kontemporer membekali peserta dengan kemampuan memahami
konsepsi perubahan dan lingkungan strategi melalui isu-isu strategi kontemporer sebagai wawasan
strategi PNS dengan menyadari pentingnya modal insani,dengan menunjukan kemampuan
berpikir kritis menghadapi perubahan lingkungan strategi
Kemampuan dalam menganalisis isu kontemporer tidak terlepas dari pemahaman materi wawasan
kebangsaan dan aktualisasi atas tiap-tiap nilai bela negara. Terdapat tiga kemampuan yang dapat
memengaruhi dalam mengidentifikasi dan/atau menetapkan isu, yaitu environmental scanning,
problem solving, dan berpikir analysis.
Isu kontemporer merupakan kelompok isu yang menjadi sorotan publik secara luas dan
memerlukan penanganan secepat mungkin dari pengambil keputusan. Isu kontemporer di
Indonesia antara lain korupsi, narkoba, terorisme/radikalisme, money laundring, proxy war, mass
communication, Covid-19, dan lain sebagainya. Teknis analisis isu terdiri atas tahap pra analisis
(identifikasi dan deskripsi isu), memilah isu (teknik APKL/ USG), mendalami isu, dan alternatif
penyelesaian.
3. Kesiapan Bela Negara
Deskripsi
Modul pembelajaran ini membekali peserta untuk dapat memahami kerangka bela negara dan
dasar-dasar kesiapan bela negara,menyusun rencana aksi bela negara dalam melakukan kegiatan
kesiapsiagaan bela negara sebagai kemampuan awal bela negara dengan menunjukan sikap
perilaku bela negara.
Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh seseorang baik
secara fisik, mental, maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yang beragam yang dilakukan
berdasarkan kebulatan sikap dan tekad secara ikhlas dan sadar disertai kerelaan berkorban sepenuh
jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
berdasarkan Pancasila dan UUD Tahun 1945 untuk menjaga, merawat, dan menjamin
kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.rumusan 5 nilai bela negara : rasa cinta tanah
air;sadar berbangsa dan bernegara;setia kepada panacasila sebagai ideologi negara;rela berkorban
untuk bangsa dan negara;mempunyai kemamppuan awal bela negara.

AGENDA II
NILAI-NILAI DASAR PNS
Nilai-nilai dasar PNS,terdiri dari
1. Berorientasi Pelayanan
Deskripsi
Modul pembelajaran ini untuk memfasilitasi pembentukan nilai Berorientasi Pelayanan pada
peserta melalui substansi.pembelajaran terkait dengan pemahaman dan pemenuhan kebutuhan
masyarakat,ramah,ceketan,solutif dan dapat diandalkan serta melakukan perbaikan tiada henti.
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib mendengar dan memenuhi tuntutan
kebutuhan warga negaranya. Tidak hanya terkait dengan bentuk dan jenis pelayanan publik yang
mereka butuhkan akan tetapi juga terkait dengan mekanisme penyelenggaraan layanan, jam
pelayanan, prosedur, dan biaya penyelenggaraan pelayanan. Sebagai k lien masyarakat, birokrasi
wajib mendengarkan aspirasi dan keinginan masyarakat.
Citra positif ASN sebagai pelayan publik terlihat dengan perilaku melayani dengan senyum,
menyapa dan memberi salam, serta berpenampilan rapih; melayani dengan cepat dan tepat waktu;
melayani dengan memberikan kemudahan bagi Anda untuk memilih layanan yang tersedia; serta
melayani dengan dengan kemampuan, keinginan dan tekad memberikan pelayanan yang prima.
Pemberian layanan bermutu tidak boleh berhenti ketika kebutuhan masyara kat sudah dapat
terpenuhi, melainkan harus terus ari ini ( ditingkatkan dan diperbaiki agar mutu layanan yang
diberikan dapat melebihi harapan pengguna layanan. Layanan hari ini harus lebih baik dari hari
kemarin, dan layanan hari esok akan menjadi lebih baik dari h doing something better and better )
Dalam rangka mencapai visi reformasi birokrasi serta memenangkan persaingan di era digital
yang dinamis, diperlukan akselerasi dan upaya luar biasa (keluar dari rutinitas dan business as
usual ) agar tercipta breakthrough atau terobosan, yaitu perubahan tradisi, pola, dan cara dalam
pemberian pelayanan publik. Terobosan itulah yang disebut dengan inovasi pelayanan publik.
Konteks atau permasalahan publik yang dihadapi instansi pemerintah dalam memberikan
layanannya menjadi akar dari lahirnya suatu inovasi pelayanan publik. Dalam lingkungan
pemerintahan banyak faktor yang mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya inovasi pelayanan
publik, diantaranya komitmen dari pimpinan, adanya budaya inovasi, dan dukungan regulasi.
Adanya kolaborasi antara pemerintah, partisipasi masyarakat, dan stakeholders terkait lainnya
perlu dibangun sebagai strategi untuk mendorong tumbuh dan berkembangnya inovasi.

2. Akuntabel
Deskripsi
Modul pembelajaran ini untuk memfasilitasi pembentukan nilai pembentukan Akuntabel pada
peserta melalui pembelajaran yang terkait dengan pelaksanaan tugas dengan jujur,cermat,disiplin
dan berintegritas tinggi,penggunaan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab,efektif dan efesien serta tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan.
Akuntabilitas adalah prinsip dasar bagi organisasi yang berlaku pada setiap level/unit organisasi
sebagai suatu kewajiban jabatan dalam memberikan pertanggungjawaban laporan kegiatan kepada
atasannya. Dalam beberapa hal, akuntabilitas sering diartikan berbeda beda. Adanya norma yang
bersifat informal tentang perilaku PNS yang menjadi kebiasaan (“ how things are done around
here ”) dapat mempengaruhi perilaku anggota organisasi atau bahkan mempengaruhi aturan
formal yang berlaku. Seperti misalnya keberadaan PP No. 94 Tahun 2021 tentang Disiplin
Pegawai Negeri Sipil, belum sepenuhnya dipahami atau bahkan dibaca oleh setiap CPNS atau pun
PNS. Oleh sebab itu, pola pikir PNS yang bekerja lambat, berdampak pada pemborosan sumber
daya dan memberikan cit ra PNS berkinerja buruk. Dalam kondisi tersebut, PNS perlu merubah
citranya menjadi pelayan masyarakat dengan mengenalkan nilai nilai akuntabilitas untuk
membentuk sikap, dan prilaku bertanggung jawab atas kepercayaan yang diberikan.
3. Kompeten
Deskripsi
Modul pembelajaran ini untuk memfasilitasi pembentukan nilai kompeten pada peserta melalui
substansi pemebelajaran terkait dengan peningkatan kompetensi diri untuk menjawab tantangan
yang selalu berubah,membantu orang lain belajar serta pelaksanaan tugas dengan kualitas terbaik.
Perilaku kompeten sebagaimana dalam uraian modul ini, diharapkan menjadi bagian ecosystem
pembangunan budaya instansi pemerintah sebagai instansi pembelajar (organizational learning).
Pada ujungnya, wujudnya pemerintahan yang unggul dan kompetitif, yang diperlukan dalam era
global yang amat dinamis dan kompetitif, sejalan perubahan lingkungan strategis dan teknologi
yang berubah cepat.

4. Harmonis
Deskripsi
Modul pembelajaran ini untuk memfasilitasi pembentukan nilai Harmonis pada peserta melalui
substansi pembelajaran yang terkait dengan menghargai setiap orang apapun latar
belakangnya,suka menolong orang lain serta membangun lingkunagn kerja yang kondusif.
Keberagaman bangsa Indonesia selain memberikan banyak manfaat juga menjadi sebuah
tantangan bahkan ancaman, karena dengan kebhinekaan tersebut mudah menimbulkan perbedaan
pendapat dan lepas kendali, mudah tumbuhnya perasaan kedaerah yang amat sempit yang sewaktu
bisa menjadi ledakan yang akan mengancam integrasi nasional atau persatuan dan kesatuan
bangsa. Membangun budaya harmonis san tempat kerja yang harmonis gat penting dalam suatu
organisasi. Suasana tempat kerja yang positif dan kondusif juga berdampak bagi berbagai bentuk
organisasi.

5. Loyal
Deskripsi
Modul pembelajaran ini untuk memfasilitasi pembentukan nilai loyal pada peserta melalui
substansi pembelajaran yang terkait dengan memegang teguh idelogi Pancasila,Undang-Undang
dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia
serta pemerintah yang sah,menjaga nama baik ASN,pimpinan,instansi dan negara serta menjaga
rahasia jabatan dan negara.
Dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi transformasi pengelolaan ASN
menuju pemerintahan berkelas dunia (World Class Government), pemerintah telah meluncurkan
Core Values (Nilai-Nilai dasar) ASN BerAKHLAK dan Employer Branding (Bangga Melayani
Bangsa). Nilai “Loyal” dianggap penting dan dimasukkan menjadi salah satu core values yang
harus dimiliki dan diimplementasikan dengan baik oleh setiap ASN dikarenakan oleh faktor
penyebab internal dan eksternal. Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa Prancis
yaitu “Loial” yang artinya mutu dari sikap setia. Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil, kata loyal
dapat dimaknai sebagai kesetiaan, paling tidak terhadap cita-cita organisasi, dan lebih-lebih
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Terdapat beberapa ciri/karakteristik yang
dapat digunakan oleh organisasi untuk mengukur loyalitas pegawainya, antara lain: taat pada
peraturan;bekerja dengan integritas;tanggung jawab pada organisasi;kemauan untuk bekerja
sama;rasa memiliki yang tinggi,hubungan antar pribadi;kesukaan terhadap pekerjaan;keberanian
mengutarakan ketidak setujuan;menjadi teladan bagi pegai lain

6. Adaftif
Deskripsi
Modul pembelajaran ini untuk memfasilitasi pembentukan nilai Adaftif pada peserta melalui
substansi pembelajaran yang terkait dengan cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan,terus
berinivasi dan mengembangkan kreativitas serta bertindak proaktif.
Grindle menggabungkan dua konsep untuk mengukur bagaimana pengembangan kapasitas
pemerintah adaptif dengan indicator-indikator sebagai berikut: (a) Pengembangan sumber daya
manusia adaptif; (b) Penguatan organisasi adaptif dan (c) Pembaharuan institusional adaptif.
Terkait membangun organisasi pemerintah yang adaptif, Neo & Chan telah berbagi pengalaman
bagaimana Pemerintah Singapura menghadapi perubahan yang terjadi di berbagai sektornya,
mereka menyebutnya dengan istilah dynamic governance. Menurut Neo & Chen, terdapat tiga
kemampuan kognitif proses pembelajaran fundamental untuk pemerintahan dinamis yaitu berpikir
ke depan (think ahead), berpikir lagi (think again) dan berpikir lintas (think across).
Selanjutnya, Liisa Välikangas (2010) memperkenalkan istilah yang berbeda untuk pemerintah
yang adaptif yakni dengan sebutan pemerintah yang tangguh (resilient organization).
Pembangunan organisasi yang tangguh menyangkut lima dimensi yang membuat organisasi kuat
dan imajinatif: kecerdasan organisasi, sumber daya, desain, adaptasi, dan budaya (atau sisu, kata
Finlandia yang menunjukkan keuletan.
7. Kolaboratif
Deskripsi
Modul pembelajaran ini untuk memfasilitasi pembentukan nilai Kolaboratif pada peserta melalui
substansi pembelajaran yang terkait dengan pemberian kesempatan kepada berbagai pihak untuk
berkontribusi,terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah serta menggerakan
pemamfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama.
Kolabora Sekat tif merupakan nilai dasar yang harus dimiliki oleh CPNS. sekat birokrasi yang
mengkungkung birokrasi pemerintah saat ini dapat dihilangkan. Calon ASN muda diharapkan
nantinya menjadi agen perubahan yang dapat mewujudkan harapan tersebut. Pendekatan WoG
yang telah berhasil diterapkan di beberapa negara lainnya diharapkan dapat juga terwujud di
Indonesia. Semua Kementerian/Lembaga / Pemerintah Daerah kemudian akan bekerjasama
dengan satu tujuan yaitu kemajuan bangsa dan negara Indonesia.

AGENDA III
KEDUDUKAN DAN PERAN PNS DALAM NKRI
Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI terdiri dari :
1.Smart ASN
Deskripsi
Modul pembelajaran ini untuk memfasilitasi pengetahuan kecakapan digital dasar pada perspektif
literasi digital smart ASN.
Dunia digital saat ini telah menjadi bagian dari keseharian kita. Berbagai fasilitas dan aplikasi
yang tersedia pada gawai sering kita gunakan untuk mencari informasi bahkan solusi dari
permasalahan kita sehari-hari. Durasi penggunaan internet harian masyarakat Indonesia hingga
tahun 2020 tercatat tinggi, yaitu 7 jam 59 menit (APJII, 2020). Angka ini melampaui waktu rata-
rata masyarakat dunia yang hanya menghabiskan 6 jam 43 menit setiap harinya. Bahkan menurut
hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2020, selama pandemi
COVID-19 mayoritas masyarakat Indonesia mengakses internet lebih dari 8 jam sehari. Pola
kebiasaan baru untuk belajar dan bekerja dari rumah secara daring ikut membentuk perilaku kita
berinternet. Literasi Digital menjadi kemampuan wajib yang harus dimiliki oleh masyarakat untuk
saling melindungi hak digital setiap warga negara.
Digital skill merupakan Kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan
perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem operasi digital dalam kehidupan sehari-hari.
Digital culture merupakan Kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan,
memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika
dalam kehidupan sehari-hari dan digitalisasi kebudayaan melalui pemanfaatan TIK. Digital ethics
merupakan Kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri,
merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette)
dalam kehidupan sehari-hari. Digital safety merupakan Kemampuan User dalam mengenali,
mempolakan, menerapkan, menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadaran pelindungan
data pribadi dan keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari.
2.Manajemen ASN
Deskripsi
Modul pembelajaran ini untuk memfasilitasi pengetahuan kedudukan,peran,hak dan
kewajiban,kode etik ASN,sistem merit dalam pengelolaan ASN dan pengelolaan ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang profesional,
memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi,
dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga
diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan
perkembangan jaman.
Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas: a) Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan b) Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara
yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas
dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. Untuk menjalankan
kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai berikut: a) Pelaksana kebijakan
publik; b) Pelayan publik; dan c) Perekat dan pemersatu bangsa. Agar dapat melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya dengan baik dapat meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan
ASN dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak. Setelah mendapatkan haknya maka ASN
juga berkewajiban sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. ASN sebagai profesi berlandaskan
pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga
martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku yang diatur dalam UU ASN menjadi
acuan bagi para ASN dalam penyelenggaraan birokrasi pemerintah.
Penerapan sistem merit dalam pengelolaan ASN mendukung pencapaian tujuan dan sasaran
organisasi dan memberikan ruang bagi transparansi, akuntabilitas, obyektivitas dan juga keadilan.
Beberapa langkah nyata dapat dilakukan untuk menerpakan sistem ini baik dari sisi perencanaan
kebutuhan yang berupa transparansi dan jangkauan penginformasian kepada masyarakat maupun
jaminan obyektivitasnya dalam pelaksanaan seleksi. Sehingga instansi pemerintah mendapatkan
pegawai yang tepat dan berintegritas untuk mencapai visi dan misinya.

Anda mungkin juga menyukai