Anda di halaman 1dari 10

JURNAL ( RESUME )

PELATIHAN ORIENTASI 1
PPPK ( P3K ) ANGKATAN 1

Oleh:

HAMIDAH, S. Pd
NIP.198007052021212005

UNIT KERJA
UPTD SMP NEGERI 2 KURAU
KEC. KURAU

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KABUPATEN TANAH LAUT
TAHUN 202
20233
RESUME WAWASAN KEBANGSAAN DAN NILAI-NILAI BELA NEGARA

→ Kesadaran berbangsa dan bernegara berarti sikap dan tingkah laku harus sesuai
dengan kepribadian bangsa dan selalu mengkaitkan dirinya dengan cita-cita dan
tujuan hidup bangsa Indonesia (sesuai amanah yang ada dalam Pembukaan UUD 1945)
melalui:

1. Menumbuhkan rasa kesatuan dan persatuan bangsa dan negara Indonesia yang
terdiri dari beberapa suku bangsa yang mendiami banyak pulau yang
membentang dari Sabang sampai Merauke, dengan beragam bahasa dan adat
istiadat kebudayaan yang berbeda-beda.

2. Menumbuhkan rasa memiliki jiwa besar dan patriotisme untuk menjaga


kelangsungan hidup bangsa dan negara.

3. Memiliki kesadaran atas tanggungjawab sebagai warga negara Indonesia yang


menghormati lambang-lambang negara dan mentaati peraturan perundang-
undangan.

→ Kesadaran bela negara adalah dimana kita berupaya untuk mempertahankan negara
kita dari ancaman yang dapat mengganggu kelangsungan hidup bermasyarakat yang
berdasarkan atas cinta tanah air. Kesadaran bela negara juga dapat menumbuhkan
rasa patriotisme dan nasionalisme di dalam diri masyarakat. Upaya bela negara selain
sebagai kewajiban dasar juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang
dilaksanakan dengan penuh kesadaran, penuh tanggung jawab dan rela berkorban
dalam pengabdian kepada negara dan bangsa. Keikutsertaan kita dalam bela negara
merupakan bentuk cinta terhadap tanah air kita sebagaimana tertuang dalam Pasal 9
Ayat (1) Undang-Undang No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, yang
menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara.

→ Modul pembelajaran Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara disusun untuk
meningkatkan pengetahuan dan wawasan peserta tentang landasan kehidupan
berbangsa dan bernegara; nilai-nilai dasar bela negara; penghormatan terhadap
lambang-lambang negara dan ketaatan kepada peraturan perundang-undangan; dan
pembinaan kerukunan, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

→ Manfaat Modul Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara digunakan untuk
membantu peserta Pelatihan memahami landasan kehidupan berbangsa dan bernegara;
nilai-nilai dasar bela negara; penghormatan terhadap lambang-lambang negara dan
ketaatan kepada peraturan perundang-undangan; dan pembinaan kerukunan, menjaga
persatuan dan kesatuan bangsa.
→ Tujuannya, setelah mempelajari materi modul ini, peserta mampu memahami
landasan kehidupan berbangsa dan bernegara; nilai-nilai dasar bela negara;
penghormatan terhadap lambang-lambang negara dan ketaatan kepada peraturan
perundang-undangan; dan pembinaan kerukunan, menjaga persatuan dan kesatuan
bangsa.

→ Indikator Keberhasilan yang diharapkan :

a. Menjelaskan landasan kehidupan berbangsa dan bernegara;

b. Menjelaskan nilai-nilai dasar bela negara;

c. Menjelaskan penghormatan terhadap lambang-lambang negara dan ketaatan


kepada peraturan perundang-undangan;

d. Menjelaskan pembinaan kerukunan, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

RESUME ANALISIS ISU KONTEMPORER

→ Tujuan Reformasi Birokrasi pada tahun 2025 untuk mewujudkan birokrasi kelas dunia,
merupakan respon atas masalah rendahnya kapasitas dan kemampuan Pegawai Negeri
Sipil dalam menghadapi perubahan lingkungan strategis, yang menyebabkan posisi
Indonesia dalam percaturan global belum memuaskan. Permasalahan lainnya adalah
kepedulian PNS dalam meningkatkan kualitas birokrasi yang masih rendah menjadikan
daya saing Indonesia di bandingkan negara lain baik di tingkat regional maupun
internasional masih tertinggal.

→ Dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil


Negara, secara signifikan telah mendorong kesadaran PNS untuk menjalankan
profesinya sebagai ASN dengan berlandaskan pada:

a) nilai dasar;

b) kode etik dan kode perilaku;

c) komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada pelayanan publik;

d) kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas; dan

e) profesionalitas jabatan. Implementasi terhadap prinsip-prinsip tersebut


diwujudkan dengan meningkatan kepedulian dan partisipasi untuk meningkatkan
kapasitas organisasi dengan memberikan penguatan untuk menemu-kenali perubahan
lingkungan strategis secara komprehensif pada diri setiap PNS.

→ Selanjutnya diberikan penguatan untuk menunjukan kemampuan berpikir kritis


dengan mengidentifikasi dan menganalisis isu-isu kritikal melalui isu-isu startegis
kontemporer yang dapat menjadi pemicu munculnya perubahan lingkungan strategis
dan berdampak terhadap kinerja birokrasi secara umum dan secara khusus berdampak
pada pelaksanaan tugas jabatan sebagai PNS pelayan masyarakat. Kontemporer yang
dimaksud disini adalah sesuatu hal yang modern, yang eksis dan terjadi dan masih
berlangsung sampai sekarang.

RESUME KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA

→ Pembangunan Karakter Bangsa diselenggarakan salah satunya melalui pembinaan


kesadaran bela negara bagi setiap warga negara Indonesia dalam rangka penguatan
jati diri bangsa yang berdasarkan kepribadian dan berkebudayaan berdasarkan
Pancasila dan UUD Negara RI 1945. Komitmen dan kepatuhan seluruh warga negara
dalam membangun kekuatan bangsa dengan segenap pranata, prinsip dan kondisi yang
diyakini kebenarannya serta digunakan sebagai instrumen pengatur kehidupan moral,
identitas, karakter serta jatidiri bangsa yang berdasarkan Pancasila dan UUD Negara
RI 1945 merupakan modali dasar yang mampu mendinamisasikan pembangunan nasional
di segala bidang.

→ Kesiapsiagaan bela negara diarahkan untuk menangkal faham-faham, ideologi, dan


budaya yang bertentangan dengan nilai kepribadian bangsa Indonesia, merupakan
kesiapsiagaan yang terintegrasi guna menghadapi situasi kontijensi dan eskalasi
ancaman sebagai dampak dari dinamika perkembangan lingkungan strategis yang juga
mempengaruhi kondisi dalam negeri yang dipicu oleh faktor ideologi, politik, ekonomi,
sosial budaya, pertahanan dan keamanan.

→ Cinta Tanah Air Kesadaran Berbangsa dan bernegara, misalnya yakin terhadap
Pancasila sebagai ideologi negara dan rela berkorban untuk bangsa dan negara, ini
adalah contoh awal kesediaan bela negara. Banyak contoh lain misalnya melestarikan
budaya, mentaati aturan. Beberapa contoh lain diantaranya adalah kesadaran untuk
melestarikan khasanah budaya bangsa yang adi luhung, terutama kebudayaan daerah
dari sabang sampai merauke yang beraneka ragam.

→ Kesiapsiagaan bela negara bagi CPNS bukanlah kesiapsiagaan untuk melaksanaan


perjuangan fisik seperti para pejuang terdahulu, tetapi bagaimana melanjutkan
perjuangan mereka dengan pranata nilai yang sama demi kejayaan bangsa dan negara
Indonesia.

→ Tujuan mempelajari kesiapsiagaan bela negara, peserta mampu memahami kerangka


bela negara dalam Latsar CPNS dan kemampuan awal kesiapsiagaan bela negara,
menyusun rencana aksi bela negara dan melakukan kegiatan kesiapsiagaan bela negara.

→ Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa bela negara adalah adalah
kebulatan sikap, tekad dan perilaku warga negara yang dilakukan secara ikhlas, sadar
dan disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan
terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD
NKRI 1945 untuk menjaga, merawat, dan menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan
bernegara. Dasar hukum mengenai bela negara terdapat dalam isi UUD NKRI 1945,
yakni: Pasal 27 ayat (3) yang menyatakan bahwa semua warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam upaya pembelaan negara

RESUME MODUL BERORIENTASI PELAYANAN

→ Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945)
mengamanatkan bahwa tujuan didirikan Negara Republik Indonesia, antara lain adalah
untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Amanat
tersebut mengandung makna negara berkewajiban memenuhi kebutuhan setiap warga
negara melalui suatu sistem pemerintahan yang mendukung terciptanya
penyelenggaraan pelayanan publik yang prima dalam rangka memenuhi kebutuhan
dasar dan hak sipil setiap warga negara atas barang publik, jasa publik, dan pelayanan
administrative, sebagaimana tercantum dalam Penjelasan atas Undang-Undang Nomor
25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (UU Pelayanan Publik). Pelayanan publik yang
prima dan memenuhi harapan masyarakat merupakan muara dari Reformasi Birokrasi,
sebagaimana tertulis dalam Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand
Design Reformasi Birokrasi 2010-2025, yang menyatakan bahwa visi Reformasi Birokrasi
adalah pemerintahan berkelas dunia yang ditandai dengan pelayanan publik yang
berkualitas.

→ Dalam Oxford Learner’s Dictionary, kata pelayanan (service) diartikan sebagai “a


system that provides something that the public needs, organized by the government
or a private company (sistem yang menyediakan sesuatu yang dibutuhkan publik, yang
diselenggarakan oleh pemerintah atau perusahaan swasta)”. Selain itu, Hardiyansyah
(2011:11) mendefinisikan pelayanan adalah aktivitas yang diberikan untuk membantu,
menyiapkan, dan mengurus. Baik itu berupa barang atau jasa dari satu pihak kepada
pihak yang lain. Istilah lain yang sejenis dengan pelayanan itu adalah pengabdian dan
pengayoman.

RESUME MODUL AKUNTABEL

→ Tugas berat Anda sebagai ASN adalah ikut menjaga bahkan ikut berpartisipasi dalam
proses menjaga dan meningkatkan kualitas layanan tersebut. Karena, bisa jadi, secara
aturan dan payung hukum sudah memadai, namun, secara pola pikir dan mental, harus
diakui, masih butuh usaha keras dan komitment yang ekstra kuat.

→ Employer Branding yang termaktub dalam Surat Edaran Menteri Pendayagunaan


Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021, “Bangga Melayani
Bangsa”, menjadi udara segar perbaikan dan peningkatan layanan publik. Namun,
Mental dan Pola Pikir berada di domain pribadi, individual. Bila dilakukan oleh semua
unsur ASN, akan memberikan dampak sistemik. Ketika perilaku koruptif yang negatif
bisa memberikan dampak sistemik seperti sekarang ini, sebaliknya, mental dan pola
pikir positif pun harus bisa memberikan dampak serupa.
RESUME MODUL KOMPETEN

→ Penguatan kualitas ASN tersebut sejalan dengan dinamika lingkungan strategis


diantaranya VUCA dan disrupsi teknologi, fenomena demografik (demographic
shifting), dan keterbatasan sumberdaya. Keadaan ini merubah secara dinamis
lingkungan pekerjaan termasuk perubahan karakter dan tuntutan keahlian (skills).
Kenyataan ini menutut setiap elemen atau ASN di setiap instansi selayaknya
meninggalkan pendekatan dan mindset yang bersifat rigit peraturan atau rule based
dan mekanistik, cenderung terpola dalam kerutinan dan tidak adapatif dengan
zamannya. ASN diharapkan memiliki sifat dan kompetensi dasar, utamanya: inovasi,
daya saing, berfikir kedepan, dan adaptif.

→ Sifat dan kompetensi dasar ini krusial untuk mewujudkan instansi pemerintah yang
responsif dan efektif.

→ Dikaitkan dengan profesionalisme ASN, setiap ASN perlu berlandaskan pada aspek
merit, sesuai dengan latar belakang kualifikasi (antara lain pendidikan, pengalaman,
dan pelatihan), kompeten (sesuai dengan kompetensi teknis, manajerial, dan social
kultural) dan memiliki bukti kinerja yang sesuai serta memiliki kepatuhan pada etika
kerja (nilai-nilai Dasar ASN, dan kode etik ASN). Seiring dengan telah ditetapkannya
ASN Branding dan nilai-nilai dasar ASN, yaitu: “Bangga Melayani Bangsa” dan nilai dasar
BerAkhlak (Beroreintasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Kolaboratif,
dan Adaptif), setiap ASN perlu mengamalkan nilai-nilai tesebut dalam pekerjaannya.

RESUME MODUL HARMONIS

→ Materi ini bertujuan membentuk ASN yang mampu mengaktualisasikan nilai


harmonis dalam pelaksanaan tugas dan jabatannya. Indikator keberhasilan pelatihan
sebagai berikut:

1. Memahami dan menjelaskan keanekaragaman bangsa Indonesia serta dampak,


manfaat dan potensi disharmonis di dalamnya.

2. Menjelaskan dan menerapkan nilai harmonis sesuai kode etik ASN secara konseptual
teoritis yang meliputi saling peduli dan meghargai perbedaan, serta memberikan
contoh perilaku dengan menghargai setiap orang apapun latar belakangnya, suka
menolong orang lain serta membangun lingkungan kerja yang kondusiif.

3. Menganalisis kasus atau menilai contoh penerapan harmonis secara tepat.

RESUME MODUL LOYAL

→ Tujuan pembelajaran ini, Peserta mampu mengaktualisasikan nilai loyal (berdedikasi


dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara) dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya sebagai PNS, dengan indikator peserta mampu:
a. Menjelaskan loyal secara konseptual-teoritis yang berdedikasi dan mengutamakan
kepentingan Bangsa dan Negara;

b. Menjelaskan panduan perilaku (kode etik) loyal;

c. Mengaktualisasikan Loyal Dalam Konteks Organisasi Pemerintah; dan

d. Menganalisis kasus dan/atau menilai contoh penerapan loyal secara tepat pada
setiap materi pokok

RESUME MODUL ADAPTIF

→ Adaptif merupakan salah satu karakter penting yang dibutuhkan oleh individu
maupun organisasi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Terdapat alasan
mengapa nilai-nilai adaptif perlu diaktualisasikan dalam pelaksanaan tugas-tugas
jabatan di sektor publik, seperti di antaranya perubahan lingkungan strategis,
kompetisi yang terjadi antar instansi pemerintahan, perubahan iklim,
perkembangan teknologi dan lain sebagainya.

→ pemanasan global adalah isu lingkungan yang menjadi pekerjaan rumah seluruh
negara tanpa kecuali. Sebagian besar negara-negara industri dan juga negaranegara
berkembang masuk dalam kategori penyumbang emisi terbesar sudah seharusnya
mengambil peran penting dalam penanganan perubahan iklim ini.

→ Negara-negara di dunia juga dihadapkan pada persoalan global dalam bidang


keamanan dan perdamaian dunia. Kasus-kasus seperti terorisme, radikalisme, konflik
regional dan sebagainya yang cenderung eskalatif dan bertransformasi menjadi
cara dan pendekatan baru akan memaksa negara untuk mengadaptasi juga cara-
cara baru dalam menghadapi dan menyelesaikannya. Pendekatan lama dalam
menangani persoalan keamanan dan perdamaian tentu menjadi usang dan tidak
ampuh lagi, sehingga negara perlu menemukan pendekatan lain yang lebih sesuai
dengan tantangan isunya

RESUME MODUL KOLABORATIF

→ Setelah mengikuti pembelajaran, peserta diharapkan dapat memiliki pengetahuan


serta mampu membangun kolaborasi untuk mendukung tujuan organisasi.

→ Indikator hasil belajar dalam pembelajaran adalah diharapkan peserta dapat:

a. Menjelaskan berbagai konsep kolaborasi, collaborative governance, serta Whole of


Government;

b. Dapat menganalisis praktik kolaborasi di organisasi pemerintah


RESUME MODUL MANAJEMEN APARATUR SIPIL NEGARA

→ Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara mengamanatkan


Instansi Pemerintah Untuk wajib memberikan Pendidikan dan Pelatihan terintegrasi
bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) selama satu (satu) tahun masa percobaan.
Tujuan dari Pelatihan terintegrasi ini adalah untuk membangun integritas moral,
kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter
kepribadian yang unggul dan bertanggungjawab, dan memperkuat profesionalisme
serta kompetensi bidang. Dengan demikian UU ASN mengedepankan penguatan nilai
-nilai dan pembangunan karakter dalam mencetak PNS

→ Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi menjadikan aksesibilitas


semakin mudah untuk berhubungan dari suatu negara ke negara lain, globalisasi
ekonomi menjadi semakin nyata yang ditandai dengan persaingan yang tinggi di
tingkat internasional. Ketentuan-ketentuan yang berlaku secara internasional
harus dapat diikuti oleh birokrasi kita dengan baik jika kita ingin dapat
memenangkan persaingan tersebut.

→ Namun dalam kenyataannya birokrasi kita masih menjadi hambatan dalam


pembangunan, yang ditandai dengan masih rendahnya kinerja pelayanan birokrasi
dan masih tingginya angka korupsi di Indonesia. Hal ini tergambar dari beberapa
laporan kinerja pemerintahan seperti The Global Competitiveness Report 2014-
2015 (World Economic Forum, 2014) dimana Indonesia menempati peringkat 37 dari
140 negara, dan laporan Bank Dunia melalui Worlwide Governance Indicators yang
menunjukkan bahwa efektivitas pemerintahan (Government Effectiveness)
Indonesia masih sangat rendah, dengan nilai indeks di tahun 2014 adalah – 0, 01.

→ Untuk mewujudkan birokrasi yang professional dalam menghadapi tantangan-


tantangan tersebut, pemerintah melalui UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara telah bertekad untuk mengelola aparatur sipil negara menjadi semakin
professional. Undang-undang ini merupakan dasar dalam manajemen aparatur sipil
negara yang bertujuan untuk membangun aparat sipil negara yang memiliki
integritas, profesional dan netral serta bebas dari intervensi politik, juga bebas
dari praktek KKN, serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik yang
berkualitas bagi masyarakat.

→ UU ASN mencoba meletakkan beberapa perubahan dasar dalam manajemen SDM.

≈ Pertama, perubahan dari pendekatan personel administration yang hanya


berupa pencatatan administratif kepegawaian kepada human resource
management yang menganggap adalah sumber daya manusia dan sebagai aset
negara yang harus dikelola, dihargai, dan dikembangkan dengan baik.

≈ Kedua, perubahan dari pendekatan closed career system yang sangat


berorientasi kepada senioritas dan kepangkatan, kepada open career system
yang mengedepankan kompetisi dan kompetensi ASN dalam promosi dan
pengisian jabatan. UU ASN juga menempatkan pegawai ASN sebagai sebuah
profesi yang harus memiliki standar pelayanan profesi, nilai dasar, kode etik
dan kode perilaku profesi, pendidikan dan pengembangan profesi, serta
memiliki organisasi profesi yang dapat menjaga nilai-nilai dasar profesi.

→ Melalui modul ini Saudara diharapkan bisa memahami secara utuh konsep dan
kebijakan tersebut. Secara lebih spesifik, Saudara diharapkan bisa:

a. Memahami dan menjelaskan bagaimana kedudukan, peran, hak dan kewajiban, dan
kode etik ASN

b. Konsep sistem merit dalam pengelolaan ASN c. Mekanisme pengelolaan ASN.

→ Kedudukan atau status jabatan PNS dalam system birokrasi selama ini dianggap
belum sempurna untuk menciptakan birokrasi yang professional. Untuk dapat
membangun profesionalitas birokrasi, maka konsep yang dibangun dalam UU ASN
tersebut harus jelas. Berikut beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara.

→ Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:

1) Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan

2) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

→ PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat
sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk
menduduki jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional.

→ Sedangkan PPPK adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu,
yang diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja
sesuai dengan kebutuhan Instansi Pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam
rangka melaksanakan tugas pemerintahan.

→ Dengan kehadiran PPPK tersebut dalam manajemen ASN, menegaskan bahwa tidak
semua pegawai yang bekerja untuk pemerintah harus berstatus PNS, namun dapat
berstatus sebagai pegawai kontrak dengan jangka waktu tertentu. Hal ini
bertujuan untuk menciptakan budaya kerja baru menumbuhkan suasana kompetensi
di kalangan birokrasi yang berbasis pada kinerja.

RESUME MODUL SMART ASN

→ Dalam modul ini, peserta akan diajak untuk berpikir secara kritis terkait
pemahaman konsep efektivitas, efisiensi, inovasi, dan mutu di bidang komunikasi.
Oleh karena itu, pahamilah setiap dasar kompetensi yang harus peserta kuasai,
beserta indikator keberhasilan dan sejumlah capaian belajar untuk mengukur
pemahaman peserta tentang modul. Melalui modul ini, peserta akan dinilai
kemampuannya dalam mengaktualisasikan nilai-nilai dasar literasi digital.

→ Kompetensi dasar yang ingin dicapai melalui modul ini adalah pembentukan
karakter yang efektif, efisien, inovatif, dan memiliki kinerja yang bermutu, dalam
penyelenggaraan program pemerintah, khususnya program literasi digital, pilar
literasi digital, sampai implementasi dan implikasi literasi digital dalam kehidupan
bersosial dan dunia kerja.

→ Mata Diklat ini terdiri dari tiga kegiatan belajar, yakni sebagai berikut:

1. Pengantar Literasi Digital

2. Pilar Literasi Digital

3. Implementasi dan Implikasi Literasi Digital

→ Sesuai dengan 5 arahan presiden dalam upaya percepatan transformasi digital,


pengembangan SDM merupakan salah satu fokus Presiden. Berdasarkan petunjuk
khusus dari Presiden pada Rapat Terbatas Perencanaan Transformasi Digital, bahwa
transformasi digital di masa pandemi maupun pandemi yang akan datang akan
mengubah secara struktural cara kerja, beraktivitas, berkonsumsi, belajar,
bertransaksi yang sebelumnya luring dengan kontak fisik menjadi lebih banyak ke
daring yang akan dihadapi oleh semua lapisan masyarakat termasuk ASN.

→ Materi literasi digital terdiri dari;

≈ Percepatan transformasi digital di Indonesia,

≈ Definisi literasi digital,

≈ Peta jalan program literasi digital,

≈ Ruang lingkup program

≈ Implementasi literasi digital.

→ Percepatan transformasi digital juga diprioritaskan untuk penguatan ekonomi


digital. Menurut Menkominfo, transformasi digital dapat mendorong perubahan
model usaha, meningkatkan peluang yang menghasilkan nilai tambah, dan
mendorong perubahan lintas sektoral dalam pola pikir bisnis yang didorong secara
digital.

→ Seiring tumbuhnya inovasi TIK di Indonesia, literasi digital pun menjadi bagian
penting dalam kurikulum, sehingga menjadi penting untuk diketahui konsep literasi
digital dengan kompetensinya.

Anda mungkin juga menyukai