Anda di halaman 1dari 12

JURNAL

Masive Open Online Course ( MOOC)


PEGAWAI PEMERINTAH PERJANJIAN KERJA
(PPPK)

DISUSUN OLEH :

NAMA : PRASETYO SIAGIAN


NI PPPK : 199010262023211017

KABUPATEN LANGKAT

TAHUN 2023
AGENDA 1

Wawasan kebangsaan dan nilai-nilai bela Negara

Wawasan kebangsaan dapat diartikan sebagai konsepsi cara pandang yang dilandasi
akan kesadaran diri sebagai warga dari suatu Negara akan diri dan lingkungannya di dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 UUD


kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial.

Sebagai warga Negara terpilih, PPPK diharapkan mampu mengaktualisasikan niali


dasar bela Negara dalam kehidupan sehari-hari. PPPK sebagai calon pengawak sistem
tersebut diharapkan mampu mengimplementasikan wawasan kebangsaan yang mantap dan
mengaktualisasikan kesadaran bela Negara dalam kerangka Sistem Adminitrasi NKRI, sehingga
amanat UUD 1945 untuk mencapai cita-cita dan tujuan nasional dapat diwujudkan. Peran,
tugas dan fungsi ASN menempatkan ASN sebagai bagian dari penyelenggara pemerintahan
yang secara langsung bertanggungjawab untuk menjamin terselenggaranya roda
pemerintahan, memiliki tanggungjawab untuk ikut serta secara langsung mewujudkan cita-
cita dan tujuan nasional. Kompetensi yang diharapkan setelah mempelajari materi
Wawasan, Memantapkan wawasan kebangsaan. Menumbuhkembangkan kesadaran bela
Negara. Indonesia sebagai alat pemersatu, identitas, kehormatan dan kebanggaan bersama.

Tanggal 20 Mei untuk pertamakalinya ditetapkan menjadi Hari Kebangkitan


Nasional berdasarkan Pembaharuan Keputusan Presiden Republik Indonesia Para mahasiswa
sekolah dokter Jawa di Batavia menggagas sebuah rapat kecil yang diinisiasi oleh Soetomo. Hindia
Belanda. Tanpa mereka sadari, rapat kecil tersebut sesungguhnya menjadi titik awal dimulainya
pergerakan nasional menuju Indonesia Merdeka. Juni 1908, koran Bataviasch Niewsblad mengumumkan
untuk pertamakalinya berdirinya Boedi Oetomo.

Pada September 1909, anggota beberapa mahasiswa Indonesia di Belanda


mendirikan sebuah organisasi perkumpulan pelajar Indonesia yang bernama Indische
Vereeniging . Indonesische Vereeniging mengubah namanya, menggunakan terjemahan
Melayu, menjadi Perhimpunan Indonesia.

Wirjosandjojo diputuskan bahwa tujuan kemerdekaan Indonesia yang berusaha dicapai


lewat strategi solidaritas, swadaya, dan nonkooperasi, tidak hanya perlu memperhatikan
aspek «kesatuan nasional» tetapi juga «kesetiakawanan internasional». Indonesia, selain itu PI
menekankan pentingnya propaganda ke dunia internasional untuk menarik perhatian dunia
pada masalah Indonesia dan membangkitkan perhatian anggota PI pada isu-isu
internasional melalui ceramah, berpergian ke negara lain, atau perjalanan studi.

Dengan munculnya inisiatif dari internasionalisasi jaringan, menurut Ali


Sastroamidjojo, mencerminkan kesadaran PI bahwa nasionalisme Indonesia tidak berdiri
sendiri, faktor internasionalisme disadari sebagai unsur penting di dalam perjuangan
kemerdekaan nasional». Indonesia sebab dunia luar sampai sekarang tidak tahu tentang apa
yang terjadi di tanah air kita, sebagai konsekuensinya secara keliru dipercayai bahwa Indonesia
benar-benar mendapat berkah pemerintah Belanda.

Seorang pemuda yang berusia 25 tahun meminta waktu kepada Djojopoespito


kemudian memutuskan lagu tersebut hanya akan dikumandangkan secara instrumentalia
tanpa syair dan Wage Rudolf Soepratman dapat menerima untuk kemudian mulai memainkan
biolanya mengumandangkan Lagu Indonesia. Syair Lagu Indonesia pertama kali
dipublikasikan pada tanggal 10 November 1928 oleh koran Sin Po, koran Tionghoa
berbahasa Melayu. Tanggal 17 Agustus ditetapkan sebagai Hari Proklamasi Kemerdekaan
berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 24 tahun 1953 tanggal 1 Januari 1953
tentang Hari- Hari Libur. Dengan menyimpang dari Pasal 5 Penetapan Pemerintah tahun
1946 No. 2/Um, menetapkan Aturan hari-hari libur.

Berdasarkan Pasal 11 UU ASN, tugas Pegawai ASN adalah sebagai berikut:

1. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian


sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
2. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; dan
3. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

AGENDA 1

Analisis Isu Kontenorer

Tujuan Pelatihan terintegrasi ini adalah untuk membangun integritas moral,


kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang
unggul dan bertanggungjawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Di
samping itu, juga dibutuhkan instrument untuk menganalisis isu-isu kritikal. Sepintas
seolah-olah terjadi kontradiksi, di satu pihak PNS harus melayani sebaik-baiknya,
melakukannya dengan ramah, tulus, dan profesional, namun dilain pihak semua dilakukannya
perundang-udangan yang berlaku.
Berdasarkan gambar di atas dapat dikatakan bahwa perubahan global yang terjadi
dewasa ini, memaksa semua bangsa untuk berperan serta, jika tidak maka arus perubahan
tersebut akan menghilang dan akan meninggalkan semua yang tidak mau berubah. Hal
yang menjadi pemicunya adalah berkembang pesatnya teknologi informasi global, dimana
setiap informasi dari satu penjuru dunia dapat diketahui dalam waktu yang tidak lama berselang
oleh orang di penjuru dunia lainnya.

Perubahan cara pandang individu tentang tatanan, mempengaruhi cara pandang


masyarakat dalam memahami pola kehidupan dan budaya yang selama ini
dipertahankan/diwariskan secara turun temurun. Oleh karena itu, pemahaman perubahan
dan perkembangan lingkungan stratejik pada tataran makro merupakan faktor utama yang
akan menambah wawasan PNS.

AGENDA 1

Kesiap Siagaan Bela Negara

Tujuan Pelatihan terintegrasi ini adalah untuk membangun integritas moral,


kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian
yang unggul bertanggungjawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.
Pelatihan di masa depan serta dalam rangka penetapan standar kualitas Pelatihan, maka
Lembaga Administrasi Negara menyusun atas nama Lembaga Administrasi Negara, kami
mengucapkan terimakasih dan penghargaan kepada tim penyusun yang telah bekerja keras
menyusun modul ini.

Pokok bahasan pada Modul Kesiapsiagaan Bela Negara ini meliputi Kerangka
Kesiapsiagaan Bela Negara yaitu Konsep Kesiapsiagaan Bela Negara, Kesiapsiagaan Bela
Negara Dalam Orientasi PPPK, Manfaatan Kesiapsiagaan Bela Negara. Kemampuan Awal Bela
Negara meliputi Kesiapsiagaan Jasmani dan Mental, Rencana Aksi Bela Negara, Program
Rencana Aksi dan Kegiatan Kesiapsiagaan Bela Negara.
Untuk bisa melakukan internalisasi dari nilai-nilai dasar bela Negara tersebut, kita
harus memiliki kesehatan dan kesiapsiagaan jasmani maupun mental yang mumpuni, serta
memiliki etika, etiket, moral, dan nilai kearifan local sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia.

Selanjutnya menurut Sujarwo - Samapta yang artinya siap siaga. Dengan demikian,
dapat ditarik kesimpulan bahwa kesiapsiagaan merupakan suatu keadaan siap siaga yang
dalam menghadapi situasi kerja yang beragam. Selanjutnya konsep bela negara menurut
kamus besar bahasa Indonesia berasal dari kata bela yang artinya menjaga baik-baik,
memelihara, merawat, menolong serta melepaskan dari bahaya.

AGENDA 2

1. Berorientasi Pelayanan
Memberikan layanan yang bermutu tidak boleh berhenti ketika kebutuhan customer sudah
dapat terpenuhi, melainkan harus terus ditingkatkan dan diperbaiki agar mutu layanan yang
diberikan dapat melebihi harapan customer. Layanan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin,
dan layanan hari esok akan menjadi lebih baik dari hari ini(doing something better and better).”
Berorientasi Pelayanan merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN
BerAKHLAK yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berkomitmen memberikan pelayanan prima
demi kepuasan masyarakat. Materi modul ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagaimana
panduan perilaku Berorientasi
Pelayanan yang semestinya dipahami dan dimplementasikan oleh setiap ASN di instansi
tempatnya bertugas, yang terdiri dari:
a. memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat;
b. ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan; dan
c. melakukan perbaikan tiada henti.
Penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib mendengar dan memenuhi tuntutan
kebutuhan warga negaranya. Tidak hanya terkait dengan bentuk dan jenis pelayanan
publik yang mereka butuhkan akan tetapi juga terkait dengan mekanisme penyelenggaraan layanan,
jam pelayanan, prosedur, dan biaya penyelenggaraan pelayanan. Sebagai klien masyarakat,
birokrasi wajib mendengarkan aspirasi dan keinginan masyarakat.
Citra positif ASN sebagai pelayan publik terlihat dengan perilaku melayani dengan senyum,
menyapa dan memberi salam, serta berpenampilan rapih; melayani dengan cepat dan tepat waktu;
melayani dengan memberikan kemudahan bagi Anda untuk memilih layanan yang tersedia; serta
melayani dengan dengan kemampuan, keinginan dan tekad memberikan pelayanan yang prima.
Pemberian layanan bermutu tidak boleh berhenti ketika kebutuhan masyarakat sudah dapat
terpenuhi, melainkan harus terus ditingkatkan dan diperbaiki agar mutu layanan yang diberikan
dapat melebihi harapan pengguna layanan. Layanan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan
layanan hari esok akan menjadi lebih baik dari hari ini (doing something better and better).

2. Akuntabel
Akuntabilitas adalah kata yang seringkali kita dengar, tetapi tidak mudah untuk dipahami.
Ketika seseorang mendengar kata akuntabilitas, yang terlintas adalah sesuatu yang sangat penting,
tetapi tidak mengetahui bagaimana cara mencapainya. Dalam banyak hal, kata
akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung jawab. Namun pada dasarnya,
kedua konsep tersebut memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk
bertanggung jawab yang berangkat dari moral individu, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban
untuk bertanggung jawab kepada seseorang/organisasi yang memberikan amanat.
Amanah seorang ASN menurut SE Meneteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 adalah menjamin terwujudnya perilaku yang sesuai
dengan Core Values ASN BerAKHLAK. Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah:
 Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan
berintegritas tinggi.
 Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif, dan efisien.
 Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan berintegritas tinggi

Akuntabilitas dan Integritas adalah dua konsep yang diakui oleh banyak pihak menjadi landasan
dasar dari sebuah Administrasi sebuah negara (Matsiliza dan Zonke, 2017). Kedua prinsip tersebut
harus dipegang teguh oleh semua unsur pemerintahan dalam memberikan layanang kepada
masyarakat. Aulich (2011) bahkan mengatakan bahwa sebuah sistem yang memiliki integritas yang
baik akan mendorong terciptanya Akuntabilitas, Integritas itu sendiri, dan Transparansi. Integritas
adalah konsepnya telah disebut filsuf Yunani kuno, Plato, dalam The Republic sekitar 25 abad
silam, adalah tiang utama dalam kehidupan bernegara. Semua elemen bangsa harus memiliki
integritas tinggi, termasuk para penyelenggara negara, pihak swasta, dan masyarakat pada
umumnya.
Akuntabilitas dan Integritas Personal seorang ASN akan memberikan dampak sistemik bila
bisa dipegang teguh oleh semua unsur. Melalui Kepemimpinan, Transparansi Integritas, Tanggung
Jawab, Keadilan, Kepercayaan, Keseimbangan, Kejelasan, dan Konsistensi, dapat membangun
lingkungan kerja ASN yang akuntabel.

3. Kompeten
Perilaku kompeten sebagaimana dalam uraian modul ini, diharapkan menjadi bagian
ecosystem pembangunan budaya instansi pemerintah sebagai instansi pembelajar (organizational
learning). Pada ujungnya, wujudnya pemerintahan yang unggul dan kompetitif, yang diperlukan
dalam era global yang amat dinamis dan kompetitif, sejalan perubahan lingkungan strategis dan
teknologi yang berubah cepat. Berkinerja yang BerAkhlak:
1. Setiap ASN sebagai profesional sesuai dengan kualifikasi, kompetensi, dan kinerja. Selain
ciri tersebut ASN terikat dengan etika profesi sebagai pelayan publik. Perilaku etika
profesional secara operasional tunduk pada perilaku BerAkhlak.
2. Meningkatkan kompetensi diri:
 Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah
adalah keniscayaan.
 Pendekatan pengembangan mandiri ini disebut dengan Heutagogi atau disebut juga
sebagai teori “net-centric”, merupakan pengembangan berbasis pada sumber
pembelajaran utama dari Internet.
 Perilaku lain ASN pembelajar yaitu melakukan konektivitas dalam basis online
network.
 Sumber pembelajaran lain bagi ASN dapat memanfaatkan sumber keahlian para
pakar/konsultan, yang mungkin dimiliki unit kerja atau instansi tempat ASN bekerja
atau tempat lain.
 Pengetahuan juga dihasilkan oleh jejaring informal (networks),yang mengatur diri
sendiri dalam interaksi dengan pegawai dalam organisasi dan atau luar organisasi

3. Membantu Orang Lain Belajar:

 Sosialisasi dan Percakapan di ruang istirahat atau di kafetaria kantor termasuk


morning tea/coffee sering kali menjadi ajang transfer pengetahuan.
 Perilaku berbagi pengetahuan bagi ASN pembelajar yaitu aktif dalam “pasar
pengetahuan” atau forum terbuka (Knowledge Fairs and Open Forums).
 Mengambil dan mengembangkan pengetahuan yang terkandungdalam dokumen
kerja seperti laporan, presentasi, artikel, dansebagainya dan memasukkannya ke
dalam repositori di mana iadapat dengan mudah, disimpan dan diambil (Knowledge
Repositories).
 Aktif untuk akses dan transfer Pengetahuan (Knowledge Access and Transfer),
dalam bentuk pengembangan jejaring ahli (expert network), pendokumentasian
pengalamannya/pengetahuannya, dan mencatat pengetahuan bersumber dari refleksi
pengalaman (lessons learned).
4. Melakukan kerja terbaik:
 Pengetahuan menjadi karya: sejalan dengan kecenderungan setiap organisasi, baik
instansi pemerintah maupun swasta, bersifat dinamis, hidup dan berkembang
melalui berbagai perubahan lingkungan dan karya manusia.
 Pentingnya berkarya terbaik dalam pekerjaan selayaknya tidak dilepaskan dengan
apa yang menjadi terpenting dalam hidup seseorang.

4. Harmonis
Keharmonisan dapat tercipta secara individu, dalam keluarga, lingkungan bekerja dengan
sesama kolega dan pihak eksternal, serta dalam lingkup masyarakat yang lebih luas. Semoga kita
semua dapat menerapkan dan meciptakan keharmonisan tersebut bersama kolega rekan sejawat,
saat memberikan pelayanan public, dan kehidupan bermasyarakat. Keberagaman bangsa Indonesia
selain memberikan banyak manfaat juga menjadi sebuah tantangan bahkan ancaman, karena
dengan kebhinekaan tersebut mudah menimbulkanperbedaan pendapat dan lepas kendali, mudah
tumbuhnya perasaan kedaerah yang amat sempit yang sewaktu bias menjadi ledakan yang akan
mengancam integrasi nasional atau persatuan dan kesatuan bangsa. Terbentuknya NKRI
merupakan penggabungan suku bangsa di nusantara disadari pendiri bangsa dilandasi rasa
persatuan Indonesia. Semboyan bangsa yang dicantumkan dalam Lambang Negara yaitu Bhineka
Tunggal Ika merupakan perwujudan kesadaran persatuan berbangsa tersebut. Etika publik
merupakan refleksi kritis yang mengarahkan bagaimana nilai-nilai kejujuran, solidaritas, keadilan,
kesetaraan, dan lain-lain dipraktikkan dalam wujud keprihatinan dan kepedulian terhadap
kesejahteraan masyarakat. Adapun Kode Etik Profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah
laku/etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang
diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok professional tertentu. Oleh karena itu, dengan
diterapkannya kode etik Aparatur Sipil Negara, perilaku pejabat publik harus berubah,
a. Pertama, berubah dari penguasa menjadi pelayan;
b. Kedua, berubah dari ’wewenang’ menjadi ’peranan’
c. Ketiga, menyadari bahwa jabatan publik adalah amanah
Membangun budaya harmonis tempat kerja yang harmonis sangat penting dalam suatu organisasi.
Suasana tempat kerja yang positif dan kondusif juga berdampak bagi berbagai bentuk organisasi.
Identifikasi potensi disharmonis dan analisis strategi dalam mewujudkan susasana harmonis harus
dapat diterapkan dalam kehidupan ASN di lingkungan bekerja dan bermasyarakat.

5. Loyal
Sikap loyal seorang ASN dapat tercermin dari komitmennya dalam melaksanakan sumpah/janji
yang diucapkannya ketika diangkat menjadi ASN sebagaimana ketentuan perundang undangangan
yang berlaku. Disiplin ASN adalah kesanggupan ASN untuk menaati kewajiban dan menghindari
larangan yang ditentukan dalam peraturan perundangundangan. Oleh karena itu pemerintah
mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin ASN. Loyal
merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN BerAKHLAK
yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan
negara. Materi modul ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagaimana panduan perilaku
loyal yang semestinya dipahami dan dimplementasikan oleh setiap ASN di instansi tempatnya
bertugas, yang terdiri dari:
1. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah.
2. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara serta.
3. Menjaga rahasia jabatan dan negara.

Adapun kata-kata kunci yang dapat digunakan untuk mengaktualisasikan panduan perilaku loyal
tersebut di atas diantaranya adalah komitmen, dedikasi, kontribusi, nasionalisme dan pengabdian,
yang dapat disingkat menjadi “KoDeKoNasAb”. Oleh karena itu peserta Pelatihan Dasar
diharapkan dapat mempelajari setiap materi pokok dalam modul ini dengan seksama dan
mengerjakan setiap latihan dan evaluasi yang diberikan. Jika terdapat hal-hal yang belum dipahami
dapat ditanyakan dan didiskusikan dengan Pengampu Mata Pelatihan ini pada saat fase
pembelajaran jarak jauh maupun klasikal.

6. Adaptif
Dengan adanya pemberdayaan budaya organisasi selain akan menghasilkan sumber daya
manusia yang berkualitas. Di sektor publik, budaya adaptif dalam pemerintahan ini dapat
diaplikasikan dengan tujuan untuk memastikan serta meningkatkan kinerja pelayanan publik.
Adapun ciri-ciri penerapan budaya adaptif dalam lembaga pemerintahan antara lain sebagai
berikut: a. Dapat mengantisipasi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan;
a. Mendorong jiwa kewirausahaan;
b. Memanfaatkan peluang-peluang yang berubah-ubah
Adaptasi merupakan kemampuan alamiah dari makhluk hidup. Organisasi dan individu di
dalamnya memiliki kebutuhan beradaptasi selayaknya makhluk hidup, untuk mempertahankan
keberlangsungan hidupnya. Kemampuan beradaptasi juga memerlukan adanya inovasi dan
kreativitas yang ditumbuhkembangkan dalam diri individu maupun organisasi. Di dalamnya
dibedakan mengenai bagaimana individu dalam organisasi dapat berpikir kritis versus berpikir
kreatif. Pada level organisasi, karakter adaptif diperlukan untuk memastikan keberlangsungan
organisasi dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Penerapan budaya adaptif dalam organisasi
memerlukan beberapa hal, seperti di antaranya tujuan organisasi Perilaku adaptif merupakan
tuntutan yang harus dipenuhi dalam mencapai tujuan –baik individu maupun organisasi – dalam
situasi apa pun. Salah satu tantangan membangun
atau mewujudkan individua dan organisasi adaptif tersebut adalah situasi VUCA
(Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity). Hadapi Volatility dengan Vision, hadapi
uncertainty dengan understanding, hadapi complexity dengan clarity, dan hadapi ambiguity dengan
agility. Organisasi adaptif yaitu organisasi yang memiliki kemampuan untuk merespon perubahan
lingkungan dan mengikuti harapan stakeholder dengan cepat dan fleksibel. Budaya organisasi
merupakan faktor yang sangat penting di dalam organisasi sehingga efektivitas organisasi dapat
ditingkatkan dengan menciptakan budaya yang tepat dan dapat mendukung tercapainya tujuan
organisasi. Bila budaya organisasi telah disepakati sebagai sebuah strategi perusahaan maka budaya
organisasi dapat dijadikan alat untuk meningkatkan kinerja.

7. Kolaboratif
Kolaborasi menjadi hal sangat penting di tengah tantang global yang dihadapi saat ini.
Banyak ahli merumuskan terkait tantangan-tantangan tersebut. Prasojo (2020) mengungkapkan
beberapa tantangan yang dihadapi saat ini yaitu disrupsi di semua kehidupan, perkembangan
teknologi informasi, tenaga kerja milenal Gen Y dan Z, serta mobilitas dan fleksibilitas. Dalam
pengertian USIP, WoG ditekankan pada pengintegrasian upaya-upaya kementerian atau lembaga
pemerintah dalam mencapai tujuan-tujuan bersama. WoG juga dipandang sebagai bentuk
kerjasama antar seluruh aktor, pemerintah dan sebaliknya. Pengertian dari USIP ini menunjukkan
bahwa WoG tidak hanya merupakan pendekatan yang mencoba mengurangi sekat-sekat sektor,
tetapi juga penekanan pada kerjasama guna mencapai tujuan-tujuan bersama. Dari dua pengertian
di atas, dapat diketahui bahwa karakteristik pendekatan WoG dapat dirumuskan dalam prinsip-
prinsip kolaborasi, kebersamaan, kesatuan, tujuan bersama, dan mencakup keseluruhan aktor dari
seluruh sektor dalam pemerintahan.
Dalam banyak literatur lainnya, WoG juga seringdisamakan atau minimal disandingkan
dengan konsep policy integration, policy coherence, cross-cutting policy- making, joinedup
government, concerned decision making, policy coordination atau cross government. WoG
memiliki kemiripan karakteristik dengan konsep-konsep tersebut, terutama karakteristik integrasi
institusi atau penyatuan pelembagaan baik secara formal maupun informal dalam satu wadah. Ciri
lainnya adalah kolaborasi yang terjadi antar sektor dalam menangani isu tertentu. Namun demikian
terdapat pula perbedaannya, dan yang paling nampak adalah bahwa WoG menekankan adanya
penyatuan keseluruhan (whole) elemen pemerintahan, sementara konsep-konsep tadi lebih banyak
menekankan pada pencapaian tujuan, proses integrasi institusi, proses kebijakan dan lainnya,
sehingga penyatuan yang terjadi hanya berlaku pada sektor-sektor tertentu saja yang dipandang
relevan.
Dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan diatur
juga mengenai Bantuan Kedinasan yaitu kerja sama antara Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan
guna kelancaran pelayanan Administrasi Pemerintahan di suatu instansi pemerintahan yang
membutuhkan.

AGENDA 3

Smart ASN

Dunia digital saat ini telah menjadi bagian dari keseharian kita. Berbagai fasilitas dan aplikasi
yang tersedia pada gawai sering kita gunakan untuk mencari informasi bahkan solusi dari permasalahan
kita sehari-hari. Durasi penggunaan internet harian masyarakat Indonesia hingga tahun 2020 tercatat
tinggi, yaitu 7 jam 59 menit (APJII, 2020).
Angka ini melampaui waktu rata-rata masyarakat dunia yang hanya menghabiskan 6 jam 43
menit setiap harinya. Bahkan menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII)
tahun 2020, selama pandemi COVID-19 mayoritas masyarakat
Indonesia mengakses internet lebih dari 8 jam sehari. Pola kebiasaan baru untuk belajar dan
bekerja dari rumah secara daring ikut membentuk perilaku kita berinternet. Literasi Digital menjadi
kemampuan wajib yang harus dimiliki oleh masyarakat untuk saling melindungi hak digital setiap warga
negara.
Ruang digital adalah lingkungan yang kaya akan informasi. Keterjangkauan (affordances)
yang dirasakan dari ruang ekspresi ini mendorong produksi, berbagi, diskusi, dan evaluasi opini
publik melalui cara tekstual (Barton dan Lee, 2013).
Affordance berarti alat yang memungkinkan kita untuk melakukan hal-hal baru, berpikir
dengan cara baru, mengekspresikan jenis makna baru, membangun jenis hubungan baru dan menjadi
tipe orang baru.
Affordance dalam literasi digital adalah akses, perangkat, dan platform digital. Sementara
pasangannya yaitu kendala (constraint), mencegah kita dari melakukan hal-hal lain, berpikir dengan
cara lain, memiliki jenis lain dari hubungan. Constraint dalam literasi digital bisa meliputi kurangnya
infrastruktur, akses, dan minimnya penguatan literasi digital.
Agenda Kedudukan dan Peran PNS untuk mendukung terwujudnya Setiap agenda
terdiri dari beberapa mata pelatihan yang berbentuk bahan ajar. Sesuai dengan Peraturan yang
Berlaku. Proteksi Identitas Digital dan Data Pribadi di Platform Digital 202 k. Penipuan Digital
Rekam Jejak Digital di Media 223 m.

Pandemi Covid-19 telah mengantarkan dunia pada sebuah masa revoulusioner


dengan berpindahnya sebagian kehidupan manusia menuju dunia tanpa batas, yakni dunia
digital. Kita dipaksa untuk masuk dan mengikuti segala perkembangan yang ada di dunia
digital atau sering disebut dengan istilah Mendadak Digital.

Kondisi Mendadak Digital ini telah mengguncang Ekonomi, Sosial, dan Budaya
masyarakat Abad 21. Berbagai berkah dan bencana di ruang digital silih berganti menghampiri
seluruh profesi tak terkecuali Aparatur Sipil Negara.

Banyak manfaat yang diperoleh dari kemajuan teknologi informasi, salah


satunya perkembangan pesat bidang komunikasi. Komunikasi yang bersifat serba digital
menjadikan literasi digital sebagai salah satu kebutuhan wajib di era serba teknologi
seperti sekarang.

Pertumbuhan ekonomi digital Indonesia diprediksi akan naik mencapai US$ 133
miliar pada 2030 Grafik. Untuk memperluas wawasan, baca dan pelajari sumber-sumber lain
yang relevan Saudara dapat menemukan bacaan dari berbagai sumber, termasuk dari
internet.

Mantapkan pemahaman Saudara dengan mengerjakan latihan dalam modul serta


mengikuti kegiatan diskusi dalam kegiatan tutorial dengan peserta diklat lain. Jangan
dilewatkan untuk mencoba menjawab soal-soal yang dituliskan pada setiap akhir kegiatan
belajar. Perencanaan Transformasi Digital, bahwa transformasi digital di masa pandemi
maupun pandemi yang akan datang akan mengubah secara daring.

AGENDA 3

Manajemen ASN

Pelatihan terintegrasi ini adalah untuk membangun integritas moral, kejujuran,


semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian
bertanggungjawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.

Transparency International juga masih rendah pada nilai indeks 34 dan berada pada
ranking 107 dari 175 negara. Permasalahan internasional, birokrasi kita juga masih dihadapkan
kepada permasalahan - permasalahan dalam negeri seperti pelayanan kepada masyarakat yang
kurang baik, politisasi birokrasi terutama terjadi semenjak era desentralisasi dan otonomi daerah,
yang kadang dapat mengancam keutuhan persatuan dan kesatuan bangsa.

Memahami dan menjelaskan bagaimana kedudukan, peran, hak dan kewajiban, dan kode etik
ASN diantaranya: Konsep sistem merit dalam pengelolaan ASN dan Mekanisme pengelolaan
ASN. Hasil Belajar ASN, dan pengelolaan ASN.

Indikator Hasil Belajar menjelaskan konsep sistem merit dalam pengelolaan materi
pokok, kedudukan, peran, hak dan kewajiban, dan kode etik. Melaksanakan kebijakan yang
dibuat oleh pejabat pembina perundang-undangan. Harus mengutamakan pelayanan yang
berorientasi pada kepentingan publik.

Pelayanan publik merupakan kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan


sesuai peraturan perundang- undangan penduduk barang, warganegara administratif yang
diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik dengan tujuan kepuasan pelanggan.
Dalam UU disebutkan bahwa kebijakan manajemen ASN, salah satu diantaranya
asas persatuan kesatuan. Pemerintah dengan Perjanjian Kerja, Setelah mendapatkan haknya
maka ASN juga berkewajiban sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya. ASN sebagai
profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan kode perilaku ASN
bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan.

Kode etik dan kode perilaku yang diatur dalam UU acuan para penyelenggaraan
birokrasi pemerintah. Coba jelaskan esensi penting dari manajemen aparatur sipil negara sesuai
dengan UU ASN dan apa impilkasi esensi tersebut terhadap Anda sebagai pegawai ASN b.
Coba jelaskan kedudukan dan peran dari aparatur sipil negara dan apa yang perlu dilakukan
oleh Anda sebagai pegawai ASN. Pengelolaan SDM harus selalu berkaitan dengan tujuan dan
sasaran organisasi , dalam konteks ini aktivitas dalam pengelolaan SDM harus mendukung visi -
organisi

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang
professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik
korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi
pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara.

Berdasarkan jenisnya pegawai ASN terdiri atas :

1. Pegawai negri sipil (PNS) dan


2. Pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja.

PNS merupakan warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertu diangakat sebagai
pegawai ASN secara tetap oleh pejabat Pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintah memiliki nomor induk pegawai secara nasional.

Sedangkan Sedangkan PPPK adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu,
yang diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan
kebutuhan Instansi Pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas
pemerintahan.

Dengan kehadiran PPPK tersebut dalam manajemen ASN, menegaskan bahwa tidak
semua pegawai yang bekerja untuk pemerintah harus berstatus PNS, namun dapat berstatus
sebagai pegawai kontrak dengan jangka waktu tertentu.
Hal ini bertujuan untuk menciptakan budaya kerja baru menumbuhkan suasana
kompetensi di kalangan birokrasi yang berbasis pada kinerja.
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur Negara yang menjalankan kebijakan yang
ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi
semua golongan dan partai politik. Pegawai ASN dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus
partai politik.
Selain untuk menjauhkan birokrasi dari pengaruh partai politik, hal ini dimaksudkan
untuk menjamin keutuhan, kekompakan dan persatuan ASN, serta dapat memusatkan segala
perhatian, pikiran, dan tenaga pada tugas yang dibebankan kepadanya. Oleh karena itu dalam
pembinaan karier pegawai ASN, khususnya di daerah dilakukan oleh
pejabat berwenang yaitu pejabat karier tertinggi.
Kedudukan ASN berada di pusat, daerah, dan luar negeri. Namun demikian pegawai
ASN merupakan satu kesatuan. Kesatuan bagi ASN ini sangat penting, mengingat dengan
adanya desentralisasi dan otonomi daerah, sering terjadi adanya isu putra daerah yang hampir
terjadi dimana-mana sehingga perkembangan birokrasi menjadi stagnan didaerah-daerah.
Kondisi tersebut merupakan ancaman bagi kesatuan bangsa.

peran dari Pegawai ASN perencana pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas
umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan
publik yang professional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi,
dan nepotisme. ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan kebijakan yang
dibuat oleh pejabat Pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Untuk itu ASN harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya tersebut.
Harus mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik. ASN
berfungsi, bertugas dan berperan untuk memberikan pelayanan publik yang professional dan
berkualitas. Pelayanan publik merupakan kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai peraturan perundang-undangan bagi setiap warganegara dan penduduk atas
barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang diselenggarakan oleh penyelenggara
pelayanan publik dengan tujuan kepuasan pelanggan.
Oleh karena itu ASN dituntut untuk professional dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat. ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan dan kesatuan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. ASN senantiasa dan taat sepenuhnya kepada Pancasila,
UUD 1945, Negara dan Pemerintah.
ASN senantiasa menjunjung tinggi martabat ASN serta senantiasa mengutamakan
kepentingan Negara daripada kepentingan diri sendiri, seseorang dan golongan. Dalam UU ASN
disebutkan bahwa dalam penyelenggaraan dan kebijakan manajemen ASN, salah satu
diantaranya asas persatuan dan kesatuan.
ASN harus senantiasa mengutamakan dan mementingkan persatuan dan kesatuan bangsa
(Kepentingan bangsa dan Negara di atas segalanya).

Anda mungkin juga menyukai