AGENDA I
AGENDA II
1. Berorientasi Pelayanan
Core Values ASN “BerAKHLAK” merupakan akronim dari Berorientasi Pelayanan,
Akuntabel,Kompeten,Harmonis,Loyal,Adaptif, Kolaboratif
Ada 5 prioritas kerja pemerintahan presiden jokowi meliputi:
pembangunan infrastruktur;
pembanguan sdm;
simplifikasi peraturan;
penyederhanaan birokarasi dan
tranformasi ekonomi
Definisi pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam UU Pelayanan Publik adalah
kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa,
dan/atau pelayanan administrative yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Terdapat tiga unsur penting dalam pelayanan publik khususnya dalam konteks ASN,yaitu:
penyelenggara pelayananpublik yaitu ASN / Birokrasi,
penerima layanan yaitu masyarakat,stakeholders,atau sector privat,dan
kepuasan yang diberikan dan/atau diterima oleh penerima layanan.
2. Akuntabel
Akuntabel atau akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada
seseorang/organisasi yang memberikan amanat.Dalam konteks ASN Akuntabilitas adalah
kewajiban untuk mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya sebagai pelayan
publik kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya kepada publik (Matsiliza dan Zonke,
2017).
Aspek-aspek akuntabilitas, yaitu:
Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a relationship) hubungan yang
dimaksud adalah hubungan dua pihak antara individu/kelompok/institusi dengan negara dan
masyarakat.
Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results-oriented) hasil yang
diharapkan dari akuntabilitas adalah perilaku aparat pemerintah yang bertanggung jawab,
adil dan inovatif.
Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requiers reporting) laporan
kinerja adalah perwujudan dari akuntabilitas.
Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requiers reporting) laporan
kinerja adalah perwujudan dari akuntabilitas.
Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves performance) tujuan utama
dari akuntabilitas adalah untuk memperbaiki kinerja ASN dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat.
Menciptakan lingkungan akuntabel
Kepemimpinan
Transparansi
Integritas
Tanggung jawab (Responsibilitas)
Keadilan
Kepercayaan
Keseimbangan
Kejelasan
Konsistensi
3. Kompeten
Kompetensi merupakan perpaduan aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
terindikasikan dalam kemampuan dan perilaku seseorang sesuai tuntutan pekerjaan.ASN
diharapkan memiliki sifat dan kompetensi dasar utamanya:inovasi,dayasaing, berfikir
kedepan,dan adaptif.
Perilaku ASN yang berkompeten adalah:
Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah
Membantu orang lain belajar
Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2017, Pasal 210 sampai dengan pasal 212,
Pengembangan kompetensi dapat dilaksanakan sebagai berikut:
Mandiri oleh internal instansi pemerintah yang bersangkutan.
Bersama dengan instansi pemerintah lain yang memiliki akreditasi untuk melaksanakan
pengembangan kompetensi tertentu.
Bersama dengan lembaga pengembangan kompetensi yang independen.
4. Harmonis
Harmoni adalah kerja sama antara berbagai faktor dengan sedemikianrupa hingga faktor-
faktor tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuanyang luhur. Suasana harmoni dalam
lingkungan bekerja akan membuatkan kitasecara individu tenang, menciptakan kondisi yang
memungkinkanuntuk saling kolaborasi dan bekerja sama, meningkatkan produktifitasbekerja
dan kualitas layanan kepada pelanggan.
Secara umum, menurut Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Pasal 11 tentang ASN,tugas
pegawai ASN adalah sebagai berikut.
Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat PembinaKepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas
Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Peran ASN Harmonis
Posisi PNS sebagai aparatur Negara, dia harus bersikap netral dan adil. Netraldalam artian
tidak memihak kepada salah satu kelompok atau golongan yangada. Adil, berarti PNS
dalam melaksanakna tugasnya tidak boleh berlakudiskriminatif dan harus obyektif, jujur,
transparan.
PNS juga harus bisa mengayomi kepentingan kelompok kelompok minoritas,dengan tidak
membuat kebijakan, peraturan yang mendiskriminasikeberadaan kelompok tersebut.
PNS juga harus memiliki sikap toleran atas perbedaan
Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban PNS juga harus memiliki sukamenolong baik
kepada pengguna layanan, juga membantu kolega PNS lainnyayang membutuhkan
pertolongan
PNS menjadi figur dan teladan di lingkungan masyarakatnya.
5. Loyal
Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil, kata loyal dapat dimaknai sebagai kesetiaan, paling
tidak terhadap cita-cita organisasi, dan lebih-lebih kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). Terdapat beberapa ciri/karakteristik yang dapat digunakan oleh organisasi untuk
mengukur loyalitas pegawainya, antara lain:
Taat pada Peraturan.
Bekerja dengan Integritas
Tanggung Jawab pada Organisasi
Kemauan untuk Bekerja Sama.
Rasa Memiliki yang Tinggi
Hubungan Antar Pribadi
Kesukaan Terhadap Pekerjaan
Keberanian Mengutarakan Ketidaksetujuan
Menjadi teladan bagi Pegawai lain
Loyal, merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN yang dimaknai
bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara,
dengan panduan perilaku:
Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah
Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara; serta
Menjaga rahasia jabatan dan negara
Adapun kata-kata kunci yang dapat digunakan untuk mengaktualisasikan panduan
perilaku loyal tersebut di atas diantaranya adalah komitmen, dedikasi, kontribusi, nasionalisme
dan pengabdian, yang dapat disingkat menjadi “KoDeKoNasAb”.
6. Adaptif
Adaptasi adalah suatu proses yang menempatkan manusia yang berupaya mencapai
tujuan-tujuan atau kebutuhan untuk menghadapi lingkungan dan kondisi social yang berubah-
ubah agar tetap bertahan(Robbins,2003)
Ciri-ciriIndividuAdaptif :
Eksperimenorangyangberadaptasi
Melihatpeluangdimanaoranglainmelihatkegagalan
Memilikisumberdaya
Selaluberpikirkedepan
Tidakmudahmengeluh
Tidakmenyalahkan
Tidakmencaripopularitas
Memilikirasaingintahu
Memperhatikan sistem
Membukapikiran
Memamhamiapayangsedangdiperjuangkan
7. Kolaboratif
Kolaborasi juga meliputi segala aspek pengambilan keputusan, implementasi sampai
evaluasi. Berbeda dengan bentuk kolaborasi lainnya atau interaksi stakeholders bahwa
organisasi lain dan individu berperan sebagai bagian strategi kebijakan, collaborative
governance menekankan semua aspek yang memiliki kepentingan dalam kebijakan membuat
persetujuan.
Ada 6 Kriteria Penting untuk Kolaborasi, yaitu:
Forum yang diprakarsai oleh lembaga publik atau lembaga;
Peserta dalam forum termasuk aktor nonstate;
Peserta terlibat langsung dalam pengambilan keputusan dan bukan hanya'‘dikonsultasikan’
oleh agensi publik
Forum secara resmi diatur dan bertemu secara kolektif;
Forum ini bertujuan untuk membuat keputusan dengan konsensus (bahkan jika konsensus
tidak tercapai dalam praktik); dan
Fokus kolaborasi adalah kebijakan publik atau manajemen.
AGENDA III
1. Smart ASN
Kerangka kerja literasi digital untuk kurikulum terdiri dari digital skill, digital culture,
digital ethics, dan digital safety. Kerangka kurikulum literasi digital digunakan sebagai metode
pengukuran tingkat kompetensi kognitif dan afektif masyarakat dalam menguasai teknologi
digital
a. Digital skill merupakan kemampuan individu dalam mengetahui,memahami,dan
menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta system operasi digital dalam
kehidupan sehari-hari
b. Digital safety merupakan kemampuan user dalam mengenali,mempolakan, menerapkan,
menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadaran perlindungan data pribadi dan
keamanan
c. Digital culture merupakan kemampuan individu dalam membaca,menguraikan,
membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan
Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari dan digitalisasi kebudayaan melalui
pemanfaatan TIK.
d. Digital ethics merupakan kemampuan individu dalam menyadari,mencontohkan,
menyesuaikan diri,merasionalkan,mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola
etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari.
Tiga tantangan dalam menimbang urgensi penerapan etika bermedia digital:
Penetrasi internet yang sangat tinggi
Perilaku masyarakat yang bepindah dari konvensional ke digital
Intensitas orang dengan gawai yang begitu tinggi.
Pesatnya perkembngan teknologi digital sekarang ini, membutuhkan panduan etis dan
kontrol diri (self-controlling) dalam menghadapi jarak perbedaan-perbedaan tersebut dalam
menggunakan media digital, yang disebut dengan Etika Digital.
Etika merupakan sistem nilai dan norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang
atau sekelompok orang dalam mengatur tingkah lakunya .(K.Bertens)(2014:470).Etiket yang
didefinisikan sebagai tata cara individu berinteraksi dengan individu lain atau dalam masyarakat
(Pratama,2014:471).Jadi, etiket berlaku jika individu berinteraksi atau berkomunikasi dengan
orang lain. Sementara etika berlaku meskipun individu sendirian. Hal lain yang membedakan
etika dan etiket ialah bentuknya ,etika pasti tertulis ,misal kode etik Jurnalistik,sedangkan etiket
tidak tertulis (konvensi).
Cyberbullying merupakan tindakan agresif dari seseorang atau sekelompok orang
terhadap orang lain yang lebih lemah (secara fisik maupun mental),dengan menggunakan media
digital.
BentukCyberbullying:
Doxing (membagikan data personal seseorang kedunia maya)
Cyberstalking (mengintip dan memata-matai seseorang didunia maya)
Revengeporn (membalas dendam melalui penyebaran foto/video intim/vulgar seseorang).
Selain balas dendam, perundungan ini juga dapat bertujuan untuk memeras korban.
Perundungan ini bisa memunculkan rasa takut si korban, bahkan dapat terjadi kekerasan
fisik didunia nyata/offline(Dhani,2016).
Tidak ada cara menghapus Jejak Digital. Kita bisa saja meminta penyedia platform media
digital untuk menghapus data yang kita miliki .Kita juga bisa menghapus atau menutup akun.
Namun,dalam konteks kehidupan digital ,kita tidak pernah hidup sendiri. Cara lain untuk
mengelola jejak digital kita adalah dengan mempelajari dan menerapkan prinsip-prinsip literasi
digital.
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untukmenghasilkan Pegawai ASN yang
professional, memilikinilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik,bersih dari praktik
korupsi, kolusi, dan nepotisme.Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturanprofesi
pegawai sehingga diharapkan agar selalutersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang
unggulselaras dengan perkembangan jaman.
Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:
a. Pegawai Negeri Sipil (PNS)
PNS merupakan warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu,diangkat
sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki
jabatan pemerintahan dan memiliki nomor induk pegawai secara nasional.
b. PegawaiPemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)
PPPK merupakan warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang
diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam rangka
melaksanakan tugas pemerintahan sesuai dengan kebutuhan Instansi Pemerintah dan
ketentuan perundang-undangan.
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur Negara yang menjalankan kebijakan yang
ditetapkan olehpimpinan instansi pemerintah serta harus bebas daripengaruh dan intervensi
semua golongan dan partaipolitik. Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, makaPegawai
ASN berfungsi sebagai berikut:
Pelaksana kebijakan publik;
Pelayan publik;
Perekat danpemersatu bangsa
Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik dapat
meningkatkanproduktivitas, menjamin kesejahteraan ASN danakuntabel, maka setiap ASN
diberikan hak.Setelahmendapatkan haknya maka ASN juga berkewajibansesuai dengan tugas
dan tanggungjawabnya.
ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dankode perilaku.Kode etik dan kode
perilaku ASNbertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatanASN.Kode etik dan kode
perilaku yang diatur dalam UUASN menjadi acuan bagi para ASN dalampenyelenggaraan
birokrasi pemerintah.Semua fungsi dan komponen dalam manajemen ASN sebagaimana
tercantum dalam Pasal 55 (mengatur tentangmanajemen PNS) dan pasal 93 (mengatur
manajemen PPPK) UU ASN harus menerapkan sistem merit ini.
Pasal 55 menyebutkan bahwa “ Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan
kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola karier, promosi,
mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian,
jaminan pensisun dan hari tua, dan perlindungan.Pasal 93: Manajemen PPPK meliputi:
penetapan kebutuhan, pengadaan, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, pengembangan
kompetensi, pemberian penghargaan, disiplin, pemutusan hubungan kerja, perlindungan.
Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan
jabatan, pengembangan karier,pola karier,promosi, mutasi,penilaian kinerja, penggajian dan
tunjangan,penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensiun dan hari tua, serta
perlindungan. sedangkanManajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan; pengadaan;penilaian
kinerja; penggajian dan tunjangan, pengembangan,kompetensi,pemberian penghargaan,
disiplin,pemutusan hubungan perjanjian kerja dan perlindungan.