Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri dan pegawai pemerintah

dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Dalam Undang-Undang Nomor 5

Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN), pegawai ASN memiliki peranan pentingdalam

penyelenggaraan pemerintahan yang berfungsi sebagai : (1) Pelaksana Kebijakan Publik ; (2)

Pelayanan Publik ; (3) Perekat dan Pemersatu Bangsa. Oleh karena itu penting agar pegawai negeri

sipil memiliki profesionalisme dan kompetensi yang memadai untuk bisa menjalankan tugas tersebut

dengan baik dan penuh tanggung jawab.

Untuk melaksanakan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2020 tentang Manajemen

Pegawai Negeri Sipil ditetapkanlah Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Republik

Indonesia Nomor 1 Tahun 2021 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Calon

Pegawai Negeri Sipil wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan melalui proses pelatihan

terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan

kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat

profesionalisme.

Peraturan Pemerintah tersebut diperkuat dengan KepKa LAN No 14 Tahun 2022 tentang

nilai-nilai dasar (core values) BerAKHLAK sebagai dasar penguatan budaya kerja di instansi

pemerintah untuk mendukung pencapaian kerja individu/ instansi. Pelatihan Dasar CPNS sebagai

pelatihan terintegrasi bagi CPNS bertujuan menginternalisasikan dan mengimplementasikan core

values ASN BerAKHLAK dalam mendukung employer branding ASN “Bangga Melayani Bangsa”.

Penyelenggaraan pelatihan dilaksanakan dengan memanfaatkan berbagai teknologi dan strategi yang

inovatif dan terintegrasi yaitu penyelenggaraan pelatihan yang memadukan pembelajaran klasikal

dan nonklasikal di tempat pelatihan dan di tempat kerja, sehingga memungkinkan peserta mampu

menginternalisasi, menerapkan, dan mengaktualisasikan, serta membuatnya menjadi kebiasaan


(habituasi), dan merasakan manfaatnya, sehingga terpatri dalam dirinya sebagai karakter Pegawai

Negeri Sipil yang profesional sesuai dengan bidang tugasnya

Salah satu strategi pembangunan Kesehatan Nasional untuk mewujudkan Indonesia Sehat

2014 – 2025 adalah menerapkan Pembangunan Nasional berwawasan Kesehatan, yang berarti setiap

upaya program pembangunan harus mempunyai kontribusi positif terbentuknya lingkungan yang

sehat dan berperilaku sehat, serta memberikan jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat yang

memprioritaskan kegiatan Promotif dan Preventif tanpa meninggalkan kegiatan Kuratif dan

Rehabilitatif. Peran ASN di bidang kesehatan adalah mewujudkan pelayanan kesehatan yang

berkualitas prima di pusat-pusat pelayanan kesehatan yang ada seperti rumah sakit milik pemerintah

dan pusaat kesehatan masyarakat (PUSKESMAS) meliputi pelayanan preventif, promotif, kuratif,

dan rehabilitatif.

Sehingga dengan adanya Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil diharapkan dapat

membentuk ASN profesional yang sesuai dengan nilai-nilai BerAKHLAK, maka penyelenggaraan

negara dapat berjalan dengan baik khususnya di bidang kesehatan.

Berdasarkan Permenkes Nomor 66 tahun 2016 bahwa untuk meningkat fasilitas pelayanan

kesehatan, Rumah sakit dituntut untuk melaksanakan upaya kesehatan dan keselamatan lingkungan

Rumah Sakit secara terintegrasi dan menyeluruh sehingga risiko terjadinya penyakit akibat kerja

(PAK) dan kecelakaan akibat kerja (KAK) di rumah sakit dapat dihindari. Sejalan dengan undang-

undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan tercantum dalam pasal 165 disebutkan bahwa

pengelolaan tempat kerja wajib melakukan segala bentuk upaya kesehatan melalui upaya

pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan bagi tenaga kerja.

Rumah sakit sebagai instansi pelayanan kesehatan yang berhubungan langsung dengan pasien

harus mengutamakan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, anti diskriminasi dan efektif, adil

dan merata dan terjangkau dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar

pelayanan, hal ini diatur dalam Undang-undang kesehatan No 36 Tahun 2014.

Dalam pelaksanaannya rumah sakit menghadapi banyak masalah salah satunya adalah resiko

penularan infeksi terhadap tenaga kesehatan yang bertugas di rumah sakit oleh pasien, sehingga
mentri kesehatan mengeluarkan Permenkes Nomor 7 tahun 2019 tentang Kesehatan Lingkungan

Rumah Sakit disusun untuk mewujudkan kualitas kesehatan lingkungan rumah sakit yang

memenuhi standar PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi).

Hal ini dimaksudkan untuk melindungi petugas kesehatan, pasien, pengunjung termasuk

masyarakat disekitar rumah sakit dari berbagai macam penyakit dan/ atau gangguan kesehatan yang

timbul akibat faktor risiko lingkungan. Faktor lingkungan tersebut dapat mengancam jiwa petugas di

rumah sakit, para pasien maupun pengunjung yang ada di lingkungan rumah sakit. Kegiatan

pelayanan kesehatan terus-menerus selama 24 jam di rumah sakit menjadikan risiko gangguan

kesehatan menjadi lebih besar.

Keselamatan pasien merupakan prioritas dalam pelayanan kesehatan yang penuh resiko. Salah

satu resiko adalah resiko penularan infeksi akibat perawatan kesehatan. Pedoman strategi pencegahan

penularan infeksi yang dilakukan oleh World Health Organization adalah sebagai berikut: 1.) reduksi

dan eliminasi, 2.) pengendalian administratif, 3.) Pengendalian lingkungan dan teknis, 4.)

Penggunaan APD. Sehingga dengan diterapkannya pedoman tersebut tenaga kesehatan diharapkan

dapat memberikan pelayanan kesehatan yang optimal dengan resiko tertular infeksi yang seminimal

mungkin.

Rumah Sakit Umum Daerah Pratama Moutong merupakan tempat memberikan pelayanan

kesehatan kepada masyarakat secara professional. Pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara

profesional ini tentunya harus didukung oleh tenaga kesehatan yang bermutu, baik ditinjau dari

pengetahuan, sikap, perilaku yang disiplin.

Instalasi Gawat Darurat merupakan ujung tombak dalam pemberian pelayanan kesehatan

khususnya pasien-pasien emergensi dan yang memerlukan tindakan rawat inap. Dalam pelaksanaan

tindakan pemnerian tindakan pelayanan kesehatan seringkali berhadapan dengan berbagai kasus

penyakit infeksi sehingga diperlukan kesadaran akan kewaspadaan universal. Berdasarkan hasil

pengamatan di ruang rawat IGD, banyak ditemukan tenaga kesehatan yang tidak menggunakan APD

sesuai standar sehingga hal tersebut menyebakan peningkatan resiko penularan infeksi bagi tenaga

kesehatan.
Kondisi yang diharapkan dari kegiatan aktualisasi ini adalah peningkatan kepatuhan tenagan

kesehatan terhadap penggunaan APD. Dimanan diharapkan dengan kepatuhan tenaga kesehatan

terhadap penggunaan APD diharapkan dapat mengurangi resiko penularan infeksi dari pasien ke

tenaga kesehatan serta menurunkan resiko terjadinya infeksi nosokomial pada pasien serta dapat

meningkatkan kepuasan pasien terhadap pelayanan yang diberikan.

Kepatuhan tenaga kesehatan sangat penting dilakukan karena ketidakpatuhan dapat

menimbulkan dampak antara lain : (1) Bagi pasien, penambahan diagnosa penyakit dan

memperpanjang jumlah hari rawat selama di rumah sakit hingga dapat menyebabkan kematian, (2)

Bagi tenaga kesehatan, akan menjadi carier (pembawa kuman) yang menularkan kepada diri sendiri,

tenaga kesehatan lain, maupun pasien, (3) Bagi rumah sakit dapat menurunkan mutu pelayanan

rumah sakit hingga pencabutan ijin operasional rumah sakit.

1.2. Visi, Misi, Gambaran Organisasi Perangkat Daerah

Kabupaten Parigi Moutong adalah kabupaten yang terletak di Sulawesi Tengah.

Kabupaten Parigi Moutong dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2002 yang

memiliki luas wilayah 5.089,91 km2 dengan jumlah penduduk sebesar 444.513 jiwa, panjang Garis

Pantai ± 472 Km dengan batas wilayah, Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Buol,

Kabupaten Toli-Toli dan Provinsi Gorontalo, Sebelah Selatan, berbatasan dengan Kabupaten Poso

dan Kabupaten Sigi, Sebelah Barat, berbatasan dengan Kota Palu, Kabupaten Donggala dan

Kabupaten Sigi, Sebelah Timur, berbatasan dengan Teluk Tomini. Memiliki 23 Kecamatan, 278

Desa dan 5 Kelurahan.

1.2.1 Visi

Memantapkan Kabupaten Parigi Moutong Terdepan, Maju, Adil, Merata, Berkelanjutan dan

Berdaya Saing.

1.2.2 Misi

1. Memantapkan reformasi birokrasi dan tata kelola keuangan daerah yang akuntabel.

2. Memantapkan pembangunan infrastruktur yang maju dan merata di seluruh wilayah.


3. Memajukan kualitas dan cakupan layanan pendidikan dan menggalakkan kesehatan

berdaya saing.

4. Meningkatkan kesejahteraan sosial yang berkeadilan dan mengentaskan kemiskinan.

5. Mewujudkan pembangunan ekonomi yang adil dan meningkatkan investasi berbasis

pertanian dan pariwisata yang berdaya saing.

6. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan pembangunan desa / kelurahan -

kecamatan terdepan.

7. Meningkatkan pelestarian lingkungan yang berkelanjutan dan mitigasi kebencanaan.

8. Meningkatkan keamanan dan ketertiban diseluruh wilayah.

1.2.3 Gambaran, Visi, Misi, dan Motto RSUD Pratama Moutong

1. Gambaran Singkat RSUD Pratama Moutong

Rumah Sakit Umum Daerah Pratama Moutong adalah Rumah Sakit kelas D milik

Pemerintah Daerah Kabupaten Parigi Moutong beralamat di jalan Samzulrizal Tombolotutu, Desa

Salumpengut, Kecamatan Moutong, Kabupaten Parigi Moutong. Rumah Sakit Umum Daerah

Pratama Moutong di dirikan pada tahun 2015 dan mulai di operasikan pada tahun 2016

berdasarkan surat keputusan Bupati Parigi Moutong Nomor : 445.45/0267/RSUD Pratama

Moutong.

Rumah Sakit Umum Daerah Pratama Moutong telah resmi menjadi rumah sakit Kelas D

milik Pemerintah Daerah Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah, dengan

nomor Kode Rumah Sakit 7208115. Dan secara organisasi merupakan unit pelaksana

teknis yang bertanggung jawab langsung pada Dinas Kesehatan Kabupaten Parigi Moutong, dan

secara taktis Operasional bertanggung jawab langsung kepada Bupati Parigi Moutong sedang

teknis fungsional di bina oleh kepala Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah.

Sejak berdirinya Rumah Sakit Umum Daerah Pratama Moutong pada tahun 2016 awalnya

masih gabungan dengan Dinas Kesehatan. Pada tahun 2018 berubah menjadi SKPD sendiri dan di

bawahi oleh Direktur. Rumah Sakit Umum Daerah Pratama Moutong memiliki fasilitas dan
kemampuan menyelenggarakan pelayanan medik, pelayanan kefarmasian, pelayanan keperawatan

dan kebidanan, Pelayanan penunjang Klinik, dan pelayanan rawat inap.

Dengan fasilitas dan kemampuan pelayanan tersebut maka RSUD Pratama Mautong menjadi

Rumah Sakit rujukan, terutama bagi pusksmas yang ada diwilayah Kabupaten Parigi Moutong antara

lain : Puskesmas Moutong, Puskesmas Taopa, Puskesmas Lambunu 1, dan Puskesmas Lambunu 2.

1. Visi

Meningkatkan taraf kesehatan dengan mengedepankan sisi pelayanan yang prima,

berkualitas, adil, dan terjangkau bagi masyarakat.

2. Misi

a. Menyelenggarakan pelayanan Kesehatan yang Aman, Cepat, Tepat, Akurat, dan

Informatif.

b. Memberikan pelayanan yang Ramah, Bersahabat, tanpa membeda- bedakan.

c. Membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang professional dalam memberikan

pelayanan.

d. Senantiasa meningkatkan sarana dan prasarana Rumah Sakit.

3. Motto

“Mitra Terpercaya Kesehatan Anda”.

4. Struktur Organisasi RSUD Pratama Moutong

Direktur
dr. Sarlly Veronica

SPI Kasubbag Umum & Kepegawaian


Husnawati, S.Gz
Komite Medik

Kepegawaian Perencanaan
Keuangan

Seksi Penunjang Seksi Keperawatan Seksi Pelayanan


Pajrin Zainudin Deu, Asma, A.Md.Keb Mishbah, A.Md.Kep
A.Md.Kep
Pejabat Fungsional

Gambar 1.1 Struktur Organisasi RSUD Pratama Moutong


1.3. Tugas dan Fungsi Jabatan Peserta

Berdasarkan SK Bupati Parigi Moutong Nomor 821.45/1100/BKPSDM tentang

Pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil, dalam rangka pengisian formasi yang lowong di

lingkungan Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong untuk tahun anggaran 2019, maka

diangkat Calon Pegawai Negeri Sipil dengan jabatan dokter ahli pertama di instansi RSUD

Pratama Moutong.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2013, dijabarkan

uraian tugas dokter sebagaimana berikut :

1) Melaksanakan pelayanan medis rawat jalan.

2) Melaksanakan pelayanan medis rawat inap.

3) Melaksanakan pelayanan kegawatdaruratan medis.

4) Melaksanakan pelayanan gizi dan kesehatan ibu dan anak

5) Menganalisis data dan hasil pemeriksaan pasien sesuai dengan pedoman kerja.

6) Menyusun draft visum et repertum.

7) Melaksanakan tugas jaga.

8) Menyusun draft laporan pelaksanaan tugas.

9) Menyusun laporan pelaksanaan tugas.

10) Menyusun laporan lain-lain.

Sedangkan untuk fungsi pekerjaan dokter, dijelaskan dalam 3 fungsi yaitu:

1) Menganalisis data

Mempelajari, mengurai, merinci dan menilai data untuk mendapatkan kejelasan, atau

menyajikan tindakan alternatif.

2) Melayani orang

Memenuhi kebutuhan atau permintaan orang lain, baik yang dinyatakan atau yang tidak
langsung dinyatakan tetap harus dilaksanakan menurut ketentuan. Fungsi ini diperlukan pengetahuan

dan keterampilan khusus untuk melaksanakannya.

3) Memegang

Menggunakan anggota badan, perkakas tangan atau alat khusus lain dalam mengerjakan,

memindahkan, atau membawa benda.

Berdasarkan Keputuan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

139/KEP/M.PAN/11/2003, rincian kegiatan dokter dalam jabatan dokter pertama yaitu

sebagai berikut:

1) Melakukan pelayanan medik umum rawat jalan tingkat pertama.

2) Melakukan pelayanan spesialistik rawat jalan tingkat pertama.

3) Melakukan tindakan khusus tingkat sederhana oleh Dokter Umum.

4) Melakukan tindakan khusus tingkat sedang oleh Dokter Umum.

5) Melakukan tindakan spesialistik tingkat sederhana.

6) Melakukan tindakan spesialistik tingkat sedang.

7) Melakukan tindakan darurat medik/pertolongan pertama pada

kecelakaan (P3K) tingkat sederhana.

8) Melakukan kunjungan (visite) kepada pasien rawat inap.

9) Melakukan pemulihan mental tingkat sederhana.

10) Melakukan pemulihan mental kompleks tingkat pertama.

11) Melakukan pemulihan fisik tingkat sederhana.

12) Melakukan pemulihan fisik kompleks tingkat pertama.

13) Melakukan pemeliharaan kesehatan ibu.

14) Melakukan pemeliharaan kesehatan bayi dan balita.

15) Melakukan pemeliharaan kesehatan Anak.

16) Melakukan pelayanan keluarga berencana.

17) Melakukan pelayanan imunisasi.


18) Melakukan pelayanan gizi.

19) Mengumpulkan data dalam rangka pengamatan epidemiologi penyakit.

20) Melakukan penyuluhan medik.

21) Membuat catatan medik rawat jalan.

22) Membuat catatan medik rawat inap.

23) Melayani atau menerima konsultasi dari luar atau keluar.

24) Melayani atau menerima konsultasi dari dalam.

25) Menguji kesehatan individu.

26) Menjadi tim penguji kesehatan.

27) Melakukan visum et repertum tingkat pertama.

28) Melakukan visum et repertum kompleks tingkat pertama.

29) Menjadi saksi ahli.

30) Mengawasi penggalian mayat untuk pemeriksaan.

31) Melakukan otopsi dengan pemeriksaan laboratorium.

32) Melakukan tugas jaga panggilan/on call.

33) Melakukan tugas jaga di tempat/ rumah sakit.

34) Melakukan tugas jaga di tempat sepi pasien.

35) Melakukan kaderisasi masyarakat dalam bidang kesehatan tingkat

sederhana.

Anda mungkin juga menyukai