PENDAHULUAN
1
Sibuhuan juga sebagai rumah sakit rujukan dari faskes tingkat 1, seperti
puskesmas atau klinik. Salah satu bentuk pelayanan yang diberikan adalah
pelayanan terhadap pasien di Instalasi Gawat Darurat (IGD) yang dilakukan
tenaga medis, paramedis, maupun tenaga non medis.
Dalam proses pelayanan di rumah sakit ada beberapa permasalahan
ataupun isu yang belum dapat terselesaikan dengan optimal diantaranya adalah
belum optimalnya pelaksanaan edukasi untuk menangani kecemasan pasien pre
operasi cito di IGD RSUD Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas hal ini dapat
dilihat dengan belum adanya banner ataupun poster yang terpasang berfungsi
untuk memberikan informasi dan edukasi kepada pasien terkuhusus pasien pre
operasi cito untuk mengurangi kecemasan sebelum dibawa ke ruang operasi.
Permasalahan lainnya yang ditemukan di IGD RSUD Sibuhuan adalah
belum optimalnya penggunaan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
(SIMRS) sebagai alat pendokumentasian asuhan keperawatan secara digital hal ini
dapat dilihat saat pengisian dokumentasi asuhan keperawatan di IGD dimana
setelah mengisi pendokumentasian secara digital pada SIMRS tenaga medis
terkhusus perawat masih menulis lagi secara manual di dokumen kertas yang
sebagian harusnya sudah ada pada pendokumentasian digital pada SIMRS.
Isu lain yang ditemukan oleh penulis yaitu rendahnya pengetahuan
masyarakat tentang konsep pelayanan keperawatan Gawat Darurat di IGD. Salah
satu permasalahan yang muncul akibat kurangnya pengetahuan masyarakat
mengenai hal tersebut adalah adanya keluhan-keluhan pasien terkait dengan
pelayanan di IGD seperti pasien merasa ditolak untuk di rawat inapkan dari IGD
karena datang dengan kasus yang tidak gawat darurat. Keluhan-keluhan tersebut
sering menimbulkan suasana yang tidak kondusif pada pelayanan di IGD.
Akibatnya, proses pelayanan kepada pasien lain menjadi terganggu. Selain itu
angka kunjungan pasien yang berobat ke IGD dengan kasus yang tidak gawat
darurat akan meningkat, dimana seharusnya kasus tersebut dapat ditangani di
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) seperti Puskesmas dan klinik rawat
jalan. Data dari SIMRS RSUD Sibuhuan Juli -September 2022 didapatkan jumlah
pasien yang berobat ke IGD pada bulan Juli berjumlah 423 pasien, bulan Agustus
berjumlah 394 pasien dan bulan September berjumlah 450 pasien pada klasifikasi
2
triase hijau (tidak gawat darurat dan seharusnya bisa ditangani di FKTP) rata-rata
10 pasien per hari atau sekitar 60% - 75% pasien yang berobat ke IGD adalah
pasien pada klasifikasi hijau (tidak gawat darurat dan seharusnya bisa ditangani di
FKTP).
Penulis menilai perlu adanya upaya untuk memaksimalkan pemberian
informasi dan edukasi mengenai pelayanan keperawatan Gawat Darurat di IGD
kepada pasien dan keluarga pasien agar seluruh pasien memahami hal tersebut
sehingga pelayanan yang diberikan kepada pasien-pasien di IGD dapat berjalan
dengan baik dan maksimal. Dalam hal ini, penulis tertarik untuk mengangkat
permasalahan tentang “Belum optimalnya pemberian informasi dan edukasi
Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat kepada pasien dan keluarga di IGD RSUD
Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas”. Hal ini bertujuan untuk mengoptimalkan
pengetahuan masyarakat mengenai kasus kegawatdaruratan di IGD RSUD
Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas.
3
Adapun tugas pokok dan fungsi Rumah Sakit Umum Daerah Sibuhuan
Kabupaten Padang Lawas terdapat pada Peraturan Bupati Padang Lawas Tahun
2017 Pasal 7 Kedudukan, Tugas dan Fungsi Rumah Sakit adalah:
1. Tugas Pokok Rumah Sakit
Rumah sakit mempunyai tugas pokok melaksanakan upaya kesehatan secara
berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan penyembuhan dan
pemulihan yang dilakukan secara resmi, terpadu dengan upaya peningkatan serta
pencegahan dan melaksanakan upaya rujukan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Melaksanakan pelayanan yang bermutu sesuai standar
pelayanan rumah sakit yang berazaskan pada patient safety.
2. Fungsi Rumah Sakit
Untuk menyelenggarakan tugas pokoknya, rumah sakit mempunyai fungsi
sebagai berikut:
a. Merumuskan kebijakan teknis pelayanan kesehatan dan pelayanan
penunjang
b. Menyusun rencana dan program, memonitor, mengevaluasi dan membuat
laporan
c. Pelayanan medis, penunjang medis dan non medis
d. Pelayanan keperawatan dan asuhan keperawatan
e. Pelayanan rujukan
f. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan serta
pengabdian masyarakat
g. Pengelolaan urusan kepegawaian, hukum, hubungan masyarakat, organisasi
dan tata laksanan, serta rumah tangga, perlengkapan dan umum
h. Pengelolaan keuangan dan akuntansi
4
2. Melakukan pengkajian keperawatan pada keluarga
3. Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada masyarakat
4. Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjut
5. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan
6. Melaksanakan manajemen surveilans hais sebagai upaya pengawasan
risiko infeksi dalam upaya preventif dalam pelayanan keperawatan
7. Melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar pada
pasien/petugas/pengunjung sebagai upaya pencegahan infeksi
8. Melakukan investigasi dan deteksi dini kejadian luar biasa yang
berdampak pada pelayanan kesehatan
9. Mengajarkan teknik kontrol infeksi pada keluarga dengan penyakit
menular
10. Merumuskan diagnosis keperawatan pada individu
11. Membuat prioritas diagnosis keperawatan dan masalah keperawatan
12. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu (merumuskan,
menetapkan tindakan)
13. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada keluarga (merumuskan,
menetapkan tindakan)
14. Menyusun tindakan keperawatan pada kondisi gawat
darurat/bencana/kritikal
15. Melakukan tindakan terapi komplementer/holistik
16. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi
pembedahan pada tahap pre/intra/post operasi
17. Memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi
kehilangan/berduka/menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan
18. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi
19. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan eliminasi
20. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi
21. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur
22. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri
23. Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan pengaturan
suhu tubuh
5
24. Melakukan stimulasi tumbuh kembang pada individu
25. Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu
26. Melaksanakan case finding/deteksi dini/penemuan kasus baru pada
individu
27. Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu
28. Melakukan pendidikan kesehatan pada individu pasien
29. Melakukan pendidikan kesehatan pada kelompok
30. Melakukan peningkatan/penguatan kemampuan sukarelawan dalam
meningkatkan masalah kesehatan masyarakat
31. Melakukan pendidikan kesehatan pada masyarakat
32. Melakukan pemenuhan kebutuhan oksigenasi kompleks
33. Melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi
34. Melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi sensorik
35. Melakukan komunikasi dengan klien yang mengalami hambatan
komunikasi
36. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area
medikal bedah
37. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area anak
38. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area
maternitas
39. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area
komunitas
40. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area jiwa
41. Melakukan perawatan luka
42. Melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama dilakukan
tindakan keperawatan spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien
43. Melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter
44. Melakukan rehabilitasi mental spiritual pada individu
45. Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala
46. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu
47. Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan
sebagai ketua tim/perawat primer
6
48. Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan
49. Melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar
shift/unit/fasilitas kesehatan
50. Melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka melakukan fungsi
ketenagaan perawat
51. Melakukan preseptorship dan mentorship.
7
1.2.3 Struktur Organisasi di Rumah Sakit Umum Daerah Sibuhuan
Direktur
(dr. Elni Rubianti Daulay)
Kelompok Jabatan
Fungsional
(Cahaya Amalia, S.Kep., Ns)
8
1.2.4 Tujuan dan Nilai Organisasi
Tujuan RSUD Sibuhuan Kabupaten Padang Lawas pada Peraturan Bupati
Padang lawas Tahun 2017 tentang Perubahan Peraturan Bupati Padang Lawas
Nomor 24 tahun 2014 tentang Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital by Laws)
adalah:
1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Padang Lawas dan sekitarnya
dengan memberikan pelayanan prima dan paripurna
2. Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan minimal
rumah sakit
3. Mengurangi angka kesakitan dan kematian
4. Menjadikan Rumah Sakit Umum Daerah Sibuhuan sebagai pusat rujukan
untuk wilayah Padang Lawas dan sekitarnya.
9
5. Jujur
Selalu memgang teguh ketulusan dan keikhlasan dalam memberikan
informasi dan tidak melakukan kecurangan apapun untuk dirinya ataupun
kepentingan pelanggan.
1.3 Tujuan
Tujuan dari penyusunan rancangan kegiatan aktualisasi ini yaitu:
1. Mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN yaitu BerAKHLAK dalam
melaksanakan tugas dan fungsi di unit kerja sehingga dapat memberikan
kontribusi dan pengaruh positif pada perkembangan dan kemajuan
organisasi.
2. Menerapkan Manajemen ASN dan Smart ASN dalam melaksanakan tugas
dan fungsi di unit kerja
3. Mengoptimalkan proses edukasi mengenai kegawatdaruratan kepada
pasien dan keluarga pasien yang berobat ke IGD RSUD Sibuhuan.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh dari kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar
ASN serta aktualisasi peran dan kedudukan ASN adalah sebagai berikut:
1. Peserta diklat/penulis
Menjadi PNS yang lebih profesional, berkomitmen, beretika, dan
berintegritas tinggi dengan mengaktualisasi nilai-nilai dasar PNS dalam
aktualisasi dan habituasi serta meningkatkan kreativitas dan inovasi dalam
pemecahan masalah yang sedang dihadapi satuan kinerja.
2. Instansi
Tercapainya visi dan misi instansi.
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia sebagai penyokong
sebuah instansi.
Memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada
pelayanan masyarakat.
Mendapatkan rekomendasi penyelesaian masalah yang terjadi di unit
kerja
10
3. Masyarakat
Masyarakat akan mendapatkan pelayanan bermutu yang cepat, mudah,
dan murah.
Meningkatkan kepuasan pelanggan.
11