BAB I
PENDAHULUAN
A. GAMBARAN UMUM
Kecamatan Pracimantoro terletak di sebelah Barat Daya dari Ibukota
Kabupaten Wonogiri, Berbatasan dengan Kabupaten Gunungkidul Propinsi DIY.
Jarak dari Ibukota Kabupaten Wonogiri 35 km. Kecamatan Pracimantoro terbagi
menjadi 1 Kelurahan dan 17 Desa.
Puskesmas Pracimantoro I adalah salah satu dari 34 Puskesmas yang
berada di Kabupaten Wonogiri dan sudah terdaftar di Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia dengan kode 11280801. Puskesmas Pracimantoro I berada di
Kecamatan Pracimantoro yaitu di Jln. Raya Praci - Wonogiri Km 0,5, di dusun
Ngulu Tengah Desa Pracimantoro. Secara geografis terletak pada garis lintang
8O05’ lintang selatan dan 110O81’ bujur timur. Keadaan alamnya sebagian besar
terdiri dari dataran rendah dan sebagian kecil perbukitan serta berbatasan dengan
propinsi DIY. Daerah Binaan UPT Puskesmas Pracimantoro I berbatasan dengan
sebelah timur wilayah kerja Puskesmas Pracimantoro II Kecamatan Pracimantoro,
sebelah Utara Kecamatan Eromoko, sebelah selatan Kecamatan Rongkop dan
Kecamatan Girisubo Kabupaten Gunung Kidul DIY dan sebelah barat Kecamatan
Rongkop dan Kecamatan Ponjong Kabupaten Gunung Kidul DIY
Masalah utama kependudukan di Indonesia pada dasarnya meliputi tiga hal
pokok yaitu: Jumlah penduduk yang besar, persebaran penduduk yang kurang
merata, serta komposisi penduduk yang kurang menguntungkan dimana proporsi
penduduk yang berusia muda masih relatif tinggi yang berimplikasi pada rasio
beban tanggungan.
Jumlah penduduk pada akhir tahun 2016 di wilayah kerja Puskesmas
Pracimantoro I sebanyak 44.297 jiwa,yang terdiri dari laki-laki 21.816 jiwa dan
perempuan 22.481 jiwa. Kepadatan penduduk 444 jiwa/ km2.
Komposisi penduduk menurut umur dapat menggambarakan tinggi
rendahnya tingkat kelahiran. Selain itu komposisi penduduk juga mencerminkan
Rasio Beban Tanggungan (Dependency Ratio) yaitu perbandingan antara
penduduk umur non produktif (umur 0-14 tahun dan umur 65 tahun ke atas )
dengan penduduk produktif (umur 15-64 tahun). Tingginya Dependency Ratio
mencerminkan besarnya beban tanggungan pemerintah secara ekonomi di
wilayahnya. Rasio beban tanggungan untuk wilayah Puskesmas Pracimantoro I
tahun 2016 sebesar 43,18 %, dengan penduduk sebesar 44.297 jiwa yang terdiri
atas 30.939 jiwa penduduk usia produktif (15-64 tahun), 7.450 jiwa penduduk
anak-anak dan remaja (usia 0-14 tahun), 5.908 jiwa penduduk lanjut usia (> 65
tahun). Hal ini memberi gambaran terhadap besarnya beban tanggungan ekonomi
dalam masyarakat.
Berdasarkan Permenkes Nomor 75 Tahun 2014, Puskesmas mempunyai
tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujujan pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mewujudkan kecamatan sehat. Dalam
melaksanakan tugas tersebut, Puskesmas mempunyai fungsi :
1. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya
2. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya
3. Wahana pendidikan tenaga kesehatan
1. Keadaan Wilayah
Keadaan wilyah terdiri dari pemukiman dan lahan pertanian perbukitan, Wilayah
kerja terdiri dari 1 Kelurahan dan 10 Desa yang meliputi: Kelurahan Kaliancar,
Desa Sumberagung, Desa Joho, Desa Sambiroto, Desa Pracimantoro, Desa
Sedayu, Desa Trukan, Desa Tubokarto, Desa Lebak, Desa Gebangharjo, Desa
Glinggang dan Desa Wonodadi. Fasilitas pelayanan kesehatan: 1 Puskesmas
Induk, 1 Rawat Inap, 5 Pustu , 12 PKD.
2. Batas wilayah
Sebelah Utara Kecamatan Eromoko
Sebelah Selatan Kecamatan Rongkop dan Kecamatan Girisubo
Kabupaten Gunung Kidul DIY
Sebelah Timur wilayah kerja Puskesmas Pracimantoro II Kecamatan
Pracimantoro
Sebelah Barat Kecamatan Rongkop dan Kecamatan Ponjong
Kabupaten Gunung Kidul DIY
3. Demografi
Luas Wilayah Puskesmas Pracimantoro I 99,699 km2 terdiri dari dataran
rendah dan sebagian kecil perbukitan serta berbatasan dengan propinsi DIY.
Jumlah penduduk pada akhir tahun 2016 di wilayah kerja Puskesmas Pracimantoro
I sebanyak 44.297 jiwa,yang terdiri dari laki-laki 21.816 jiwa dan perempuan 22.481
jiwa. Kepadatan penduduk 444 jiwa/ km2.
Komposisi penduduk menurut umur dapat menggambarakan tinggi
rendahnya tingkat kelahiran. Selain itu komposisi penduduk juga mencerminkan
Rasio Beban Tanggungan (Dependency Ratio) yaitu perbandingan antara
penduduk umur non produktif (umur 0-14 tahun dan umur 65 tahun ke atas )
dengan penduduk produktif (umur 15-64 tahun). Tingginya Dependency Ratio
mencerminkan besarnya beban tanggungan pemerintah secara ekonomi di
wilayahnya. Rasio beban tanggungan untuk wilayah Puskesmas Pracimantoro I
tahun 2016 sebesar 43,18 %, dengan penduduk sebesar 44.297 jiwa yang terdiri
atas 30.939 jiwa penduduk usia produktif (15-64 tahun), 7.450 jiwa penduduk
anak-anak dan remaja (usia 0-14 tahun), 5.908 jiwa penduduk lanjut usia (> 65
tahun). Hal ini memberi gambaran terhadap besarnya beban tanggungan ekonomi
dalam masyarakat.
4. Perilaku Penduduk
a. Lingkungan
Wilayah Pracimantoro termasuk padat penduduk dan masih banyak terdapat
daerah pertanian irigasi modern dalam waktu satu tahun dapat dipanen tiga kali
dengan tanaman padi maupun tanaman polowijo. Dari 2 Desa dan 6 Kelurahan
masih terdapat sejumlah 11.077 jiwa miskin namun tidak masuk dalam kategori
daerah rawan pangan karena selain penduduknya bercocok tanam, masih
mengandalkan usaha lain, misalnya: berdagang ke luar Pulau Jawa, Usaha Kecil
Menengah (UKM). Tidak ada daerah kumuh tapi masih ada daerah rawan banjir
karena ketinggian rata-rata 86 m dari permukaan laut. Sebagai wilayah yang
terdiri dari 100 % daratan yang terdiri dari 47,63 % areal pemukiman dan 52,37 %
persawahan.
b. Keadaan Sosial, Ekonomi dan Budaya
1) Jenis Mata Pencaharian
Tabel 1.2 Mata Pencaharian
Jenis mata Jumlah Presen
pencaharian (%)
Petani,Pekebun,Peternak 6.479 9,45
Pertambangan/ 44 0,06
Penggalian 3.467 5,06
Industry Pengolahan
Kristen : 5,01%
Hindu : 0,09%
Budha : 0,09%
Jumlah 118 24 69 22 1
Sumber data: Kecamatan Wonogiri Dalam angka 2016
Tabel di atas menjelaskan bahwa kegiatan keagamaan dalam upaya
pembinaan mental spiritual masyarakat beragama rata-rata beragama Islam,
karena tersedianya fasilitas yang cukup menonjol, begitu juga untuk yang non
muslim memungkinkan untuk menjalankan ibadah masing-masing.
c. Tingkat Pendidikan Masyarakat
a) Isu-isu Strategis
a. Pengelolaan keuangan Puskesmas yg transparan dan efisien, efektif serta
berjiwa entrepreneur dengan model BLUD.
yang sangat penting dalam sistem kesehatan nasional dan sistem kesehatan
kabupaten
Puskesmas memiliki fungsi yang penting dalam mendukung tercapainya tujuan
pembangunan kesehatan nasional. Fungsi penting tersebut antara lain:
a). Puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan
kesehatan. Dalam hal ini puskesmas berupaya menggerakkan lintas sektor dan dunia
usaha di wilayah kerjanya agar menyelenggarakan pembangunan berwawasan
kesehatan. Puskesmas harus aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari
penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya serta mengutamakan
pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan
dan pemulihan.
b) Puskesmas merupakan pusat pemberdayaan masyarakat. Dalam hal ini
puskesmas berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan
masyarakat memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri
dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan
kepentingan kesehatan termasuk pembiayaan serta ikut menetapkan,
menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan.
c) Puskesmas merupakan pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Dalam hal ini
puskesmas menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan dalam bentuk pelayanan kesehatan
perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 43 tahun 2016 tentang
standar pelayanan minimal bidang kesehatan di kabupaten/kota, telah ditetapkan 12
jenis dan mutu layanan kesehatan dasar yang meliputi Pelayanan kesehatan ibu hamil,
Pelayanan kesehatan ibu bersalin, Pelayanan kesehatan bayi baru lahir, Pelayanan
kesehatan balita, Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar, Pelayanan
kesehatan pada usia produktif, Pelayanan kesehatan pada usia lanjut, Pelayanan
kesehatan penderita hipertensi, Pelayanan kesehatan penderita Diabetes Melitus,
Pelayanan Kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat, Pelayanan kesehatan orang
dengan TB dan Pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi HIV
Bisnis Puskesmas adalah bisnis kepercayaan (Trusty Business/ Value
Business) yang berarti bahwa berkembang tidaknya organisasi ini tergantung pada
besarnya kepercayaan pelanggan/ pengguna jasa pelayanan Puskesmas. Pada masa
sekarang ini sangat sulit untuk mempertahankan kepercayaan masyarakat sebagai
pelanggan/ pemakai jasa pelayanaan Puskesmas, hal ini terlihat dengan semakin
maraknya tuntutan sosial terhadap Puskesmas, dokter maupun tenaga professional
lainnya di Puskesmas.
B. VISI
“Menjadi Puskesmas Terdepan dalam pelayanan dan inovasi guna mendukung
Kecamatan Sehat “
C. MISI
MOTTO
“Sehat Untuk Semua, Semua Untuk sehat “
BAB II
KINERJA BLUD TAHUN BERJALAN DAN RBA
TAHUN YANG AKAN DATANG
4) Perangkat Lunak
5) Dana
b. Faktor Eksternal
1) Undang-undang dan Peraturan
a) Peraturan Menteri Dalam Negeri
Asumsi tarif dan volume pelayanan digunakan untuk menyusun perkiraan target
pendapatan yang akan diterima oleh Puskesmas. Selanjutnya dengan
membandingkan antara total pendapatan dan total biaya/ belanja, dapat
diperkirakan apakah Puskesmas masih memerlukan subsidi dari Pemerintah, atau
Puskesmas memiliki surplus yang memadai sehingga tidak memerlukan subsidi
dari Pemerintah.
Tahun Berjalan
No Unsur Ket
(2016)
1 2 4 5
1. Kenaikan retribusi layanan Tidak ada -
Kelemahan:
a) Keterlibatan pasien dalam pengambilan keputusan belum ada
b) Motivasi dan disiplin kerja belum optimal
c) Manajemen puskesmas belum optimal
d) Jumlah SDM terbatas
e) Promosi pelayanaan kurang
f) Komitmen mutu pelayanan belum dilakukan secara konsisten
g) Beban kerja belum merata
2) Kondisi Keuangan
Untuk memenuhi kebutuhan operasional Puskesmas memerlukan dana yang
besar untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan pembelian obat, bahan medis
Kelemahan:
(1) Perawatan alat kurang optimal
(2) Banyak alat yang out of date
(3) Keterbatasan kemampuan keuangan pemerintah daerah
(4) Kurang merasa memiliki
b. Analisis Eksternal
Pencapaian kinerja sangat dipengaruhi oleh peraturan perundang-undang;
kebijakan pemerintah; keadaan persaingan; keadaan perekonomian daerah dan
nasional; perkembangan sosial budaya; dan perkembangan teknologi, yaitu :
1) Undang-undang dan peraturan yang terkait
a) Permendagri
Dalam aturan Menteri Dalam Negeri khususnya dalam
penatausahaan keuangan, semua pengeluaran belanja berdasarkan
program dan kegiatan. Dalam format aturan tersebut, bisa dimungkinkan
penambahan program dan kegiatan berdasarkan kewenangan dan
kemampuan daerah. Namun dalam kenyataannya, pemerintah daerah
sangat restriksi dengan program dan kegiatan yang sudah ada di
Permendagri. Dengan demikian banyak program dan kegiatan upaya
kesehatan perorangan yang tidak bisa masuk dalam penganggaran.
Hal ini menyulitkan manajemen dalam penganggaran belanja, contoh
konkrit adalah belanja untuk jasa pelayanan, sampai saat ini belum ada
aturan, format baku atau kode rekening tentang jasa pelayanan, sehingga
manajemen Puskesmas kesulitan dalam menyusun penganggaran jasa
pelayanan, sementara pemerintah daerah ragu-ragu untuk membuat
program, kegiatan dan kode rekening baru untuk dapat mewadahi belanja
tersebut.
b) Permenkeu
Dasar hukum pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum di
daerah yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam
pengelolaan dan pertanggungjawaban daerah diatur Pasal 68 dan Pasal
69 UU No. 1 ahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara telah membuka
koridor baru kepada departemen/ lembaga/ provinsi/ kabupaten/ kota yang
bertugas memberikan pelayanan publik seperti layanan kesehatan,
pendidikan, pengelolaan kawasan, lisensi untuk menerapkan pola
pengelolaan keuangan yang fleksibel melalui pembentukan Badan
PPK-BLUD UPT Puskesmas Pracimantoro 1 21
Rencana Bisnis Dan Anggaran (RBA) Tahun 2017
Layanan Umum yang diatur lebih lanjut dalam PP 74 tahun 2012 dan
Permendagri 61 tahun 2007.
Sebagai kekayaan negara/daerah yang tidak dipisahkan BLUD
perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan keuangan disajikan dan
disusun sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kementriann/
lembaga/pemerintah daerah. Untuk itu Laporan Keuangan BLUD
disampaikan secara berkala kepada bupati sesuai dengan
kewenanggannya untuk dikonsolidasikan dengan laporan keuangan
SKPD/pemerintah daerah.
Pembinaan keuangan BLUD dilakukan oleh Pejabat Pengelola
Keuangan Daerah (PPKD) dan pembinaan teknis dilakukan oleh Dinas
Kesehatan yang bertanggungjawab atas urusan BLUD. Pembinaan
keuangan BLUD meliputi pemberian pedoman, bimbingan, supervisi,
pendidikan dan pelatihan di bidanga pengelolaan keuangan BLUD.
Permasalahan yang timbul adalah perbedaan standar akuntansi
sebagai dasar penyusunan laporan keuangan BLUD dengan dasar
penyusunan laporan keuangan SAP dan SAK. Sesuai dengan pasal 26
ayat (2) PP 74 tahun 2012 akuntansi dan laporan keuangan BLUD
diselenggarakan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Hal
ini menjadi masalah ketika laporan tersebut dikonsolidasikan dengan
Laporan Keuangan pemerintah daerah yang menggunakan Standar
Akuntansi Pemerintah (SAP).
Permasalahan lain timbul ketika satuan kerja tersebut menerima
dana dari APBN seperti pada kasus Puskesmas sebagai BLUD yang
mendapat dana dari APBN/ APBD. Selain sebagai BLUD juga berfungsi
sebagai satker yang wajib menyusun Laporan Keuangan tahunan atas
dana APBN/ APBD yang diterima sesuai dengan Sistem Akuntansi
dimana Laporan Keuangannya disebut Laporan Keuangan BLUD.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 tahun 2012
tanggal 13 Juni 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum (BLUD) pasal 26 antara lain menyatakan setiap transaksi
keuangan BLUD harus diakuntansikan dan dokumen pendukungnya
dikelola secara tertib dan Akuntansi dan Laporan Keuangan BLUD
diselenggarakan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang
diterbitkan oleh asosiasi profesi akuntansi indonesia.
Sementara itu Peraturan Menteri Keuangan Nomor
59/PMK.06/2005 tanggal 20 Juli 2005 tentang Sistem Akuntansi dan
Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat Bab VIII Laporan Keuangan
PPK-BLUD UPT Puskesmas Pracimantoro 1 22
Rencana Bisnis Dan Anggaran (RBA) Tahun 2017
5) Perangkat Lunak
Dalam mencapai kinerja, Puskesmas dilengkapi dengan perangkat lunak
berupa Prosedur-prosedur standar, Petunjuk pelaksanaan, Petunjuk Teknis,
Surat-surat keputusan, dan perangkat lunak system informasi manajemen dan
keuangan, sehingga apa yang dilaksanakan dapat dipertanggungjawabkan.
Adanya perangkat lunak, disamping memudahkan pelaksanaan kerja juga
dapat sebagai acuan dalam bertindak dan penentu arah strategi dan
kebijakan.
6) Keadaan persaingan dengan industri yang sejenis
Kegiatan Utama Puskesmas Wonogiri adalah dalam usaha pelayanan
kesehatan perorangan dengan pendekatan pelayanan medis, tindakan medik
dan keperawatan, pelayanan penunjang medik, dan upaya rujukan. Dengan
core bisnis adalah pelayanan melalui upaya kesehatan yang meliputi :
(a) Promotif (Peningkatan)
(b) Preventif (Pencegahan)
(c) Kuratif (Pengobatan)
(d) Rehabilitatif (Pemulihan)
2) Sejalan dengan restrukturisasi Program dan Kegiatan, maka rumusan Program dan
Kegiatan yang digunakan dalam RBA harus sesuai/sama dengan rumusan
Program dan Kegiatan yang ada dalam dokumen Renstra Puskesmsas.
a) Merupakan penjabaran dari Program yang rumusannya mencerminkan tugas
dan fungsi Satker BLUD atau penugasan tertentu yang berisi komponen
kegiatan untuk mencapai output dengan indikator kinerja yang terukur.
b) Disertai dengan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) sebagai instrumen yang
digunakan untuk mengukur output pada tingkat Kegiatan.
3) Basis akuntansi yang digunakan dalam rangka penyusunan anggaran Puskesmas
berdasarkan basis Kas, yang berarti bahwa pendapatan diakui pada saat kas
diterima oleh Puskesmas, serta belanja diakui pada saat kas dikeluarkan dari
Puskesmas.
4) Basis akuntansi yang digunakan dalam rangka perhitungan biaya layanan per unit
kerja berdasarkan basis akrual, yang berarti biaya sudah diakui dan dicatat saat
terjadinya transaksi tanpa memperhatikan saat kas telah dibayarkan atau belum
oleh satker BLUD. Biaya ini antara lain adalah biaya penyusutan dan biaya
dibayar dimuka. Penyusunan biaya layanan per unit kerja tersebut harus
didasarkan pada perhitungan biaya per layanan (unit cost per layanan).
Anggaran BLUD merupakan penjabaran program kegiatan usaha dalam satuan uang
berdasarkan pendapatan dan pengeluaran, baik yang dananya bersumber dari
pendapatan jasa layanan maupun APBD/APBN.
(b) Hibah;
(d) APBD;
2. Hibah 0
-
3. Hasil kerjasama 0
-
4. Pendapatan dari APBD 0
-
5. Pendapatan dari APBN 120.000.000 135.313.600 135.313.600
6. Lain-lain pendapatan 14.354.974 10.629.807 12.755.768
BLUD yang sah
Jumlah 1.844.947.974 1.601.921.407 1.895.242.968
1) biaya pegawai;
2) biaya bahan;
4) biaya pemeliharaan;
3) biaya pemeliharaan;
5) biaya promosi;
1) biaya bunga;
Operasional
1. Biaya 809.513.642 659.907.700 791.889.240
pelayanan
1.1. Bi Pegawai
1.2. Bi Bahan 25.838.042 14.026.000 16.831.200
1.3. Bi Jasa 639.235.750 767.082.900
pelayanan 773.265.600
1.4. Bi 1.700.000 4.595.000 5.514.000
pemelihaan
1.5. Bi Barang 2.050.950 2.461.140
dan Jasa 8.710.000
1.6. Bi
Pelayanan lainnya
2. Biaya umum 415.961.508 277.126.604 332.551.925
dan administrasi
2.1. Bi pegawai 23.250.000 19.725.000 23.670.000
2.2. Bi 112.536.300 157.359.400 188.831.280
Administrasi kantor
2.3. Bi 118.830.600 49.362.700 59.235.240
Pemeliharaan
2.4. Bi barang 50.679.504 60.815.405
dan jasa 161.329.608
2.5. Bi Promosi
2.6. Bi Umum 15.000
dan adm lain
3. APBN 120.000.000 87.939.000 149.467.800
1. Biaya
pelayanan -
1.1. Bi Pegawai
-
1.2. Bi Bahan
-
1.3. Bi Jasa
Pelayanan -
1.4. Bi
Pemeliharaan -
4.Pengeluaran
sarana fisik lainnya
5.Pengeluaran
untuk jaringan,jalan
dan irigasi
PENGELUARAN
PENDANAAN/
PEMBIAYAAN 0 0 0
1.Pengeluaran
pembayaran hutang
99,24
7. N/D % keg 85
86,45 103,74
8. Gizi buruk mendapat % keg 100
perawatan 100 120
9. Gizi Buruk % keg ≤1
0,08 0,096
10. Gizi Kurang % keg ≤5
0,85 1,02
11. Bumil KEK % keg
≤ 15 5,78 6,93
12. Bumil dengan Anemia % keg
≤ 20 8,67 10,40
13. ASI Eksklusif % keg 50 46 55,2
14.Rujukan gizi buruk % keg
100 100 120
C PROMKES
1.Rumah tangga ber PHBS % keg 65
65 0,34
2. Tatanan institusi pend. Yg % keg 70
ber PHBS 70 120,00
3. Sarkes yg ber PHBS % keg 76,6
70 -
4. TTU yg melaks. PHBS % keg 70,51
70 76,61
5. Frek. Penyuluhan Napza % keg 86,6
100 100
6. Posy. Aktif ( purnama dan % keg 88 96
mandiri) 90
7. Desa siaga % keg 100
100 120,00
8. Desa siaga aktif % keg 80
80 100
9.Penjaringan kesh siswa SD % keg 100 120
kelas 1 100
10.Skrining anak sekolah kesh % keg 100 120
70
remaja (SMP,SMA )
D KESLING
1. Penduduk memiliki akses % keg 100
air bersih 100 120,00
2. Pembinaaan tempat % keg 4,11 5,9
pengelolaan makanan ≥ 35
3. Rumah sehat % keg ≥ 85 78,64 94,36
4. Desa yg melaksanakan % keg 100 120
STBM 100
5. Insp Sanitasi TTU % keg ≥ 70 82,54 99,04
6. Insp sanitasi sarana % keg ≥ 50 40,19 48,22
pembuangan sampah dan
limbah
7. Pengawasan pembuangan % keg ≥ 70 42,72 51,26
sampah sementara
8. Penyuluhan dan pembinaan % keg ≥ 70 70 84
pembuangan sampah
sementara
9. Inspeksi TP2 % keg 80 70 84
E P2P 0
1. Cak Penderita TBC % keg 85 15,45 18,54
dengan BTA positif yang
ditemukan
2.Cak Penderita TBC % keg 85 12,5 15
dengan BTA positif yang
disembuhkan
3. Penemuan penderita kusta % keg 100 25 30
pnemonia balita
B. Biaya
Operasional
1. Jasa layanan
1. Biaya 659.907.700 791.889.240 857.880.010
pelayanan
1.1. Bi Pegawai 0 -
1.2. Bi Bahan 14.026.000 16.831.200 18.233.800
1.3. Bi Jasa 639.235.750 767.082.900 831.006.475
pelayanan
1.4. Bi 4.595.000 5.514.000 5.973.500
pemelihaan
1.5. Bi Barang 2.050.950 2.461.140 2.666.235
dan Jasa
1.6. Bi 0 0 0
Pelayanan lainnya
2. Biaya umum 277.126.604 332.551.925 360.264.585
dan administrasi
2.1. Bi pegawai 19.725.000 23.670.000 25.642.500
2.2. Bi 157.359.400 188.831.280 204.567.220
Administrasi kantor
2.3. Bi 49.362.700 59.235.240 64.171.510
Pemeliharaan
2.4. Bi barang 50.679.504 60.815.405 65.883.355
dan jasa
2.5. Bi Promosi 0 0 0
2.6. Bi Umum 0 0 0
dan adm lain
2. Hibah
-
1. Biaya
pelayanan - -
1.1. Bi Barang
dan jasa - -
1.2. Bi
Pelayanan lainnya - -
2. Biaya umum -
dan administrasi - -
1.1. Bi barang -
- -
1.2. Bi Umum -
dan administrasi - -
lainnya
3. APBN 97.925.000 117.510.000 127.302.500
1. Biaya
pelayanan -
1.1. Bi Pegawai -
-
1.2. Bi Bahan -
-
1.3. Bi Jasa -
Pelayanan -
1.4. Bi -
Pemeliharaan -
1.5. Bi Barang 97.925.000 117.510.000 127.302.500
dan jasa
1.6. Bi
Pelayanan lainnya -
2. Biaya umum
dan administrasi -
2.1. Bi
pegawai -
2.2. Bi
administrasi kantor -
2.3. Bi -
pemeliharaan - -
2.4. Bi barang -
dan jasa - -
2.5. Bi -
Promosi - -
2.6. Bi Umum -
dan administrasi - -
lainnya
Jumlah Biaya 1.034.959.304 1.241.951.165 1.345.447.095
Operasional
(1+2+3)
Surplus (Defisit) 566.962.103 653.291.804 707.732.787
setelah biaya
operasional (A-B)
-
C. Pendapatan Non -
Operasional - -
D. Biaya Non 45000000 0 0
Operaional
-
Surplus (Defisit) 521.962.103 653.291.804 707.732.787
tahun berjalan
bersih
6. Perhitungan Biaya Layanan Per Unit Kerja (sampai dengan Oktober 2016)
Tabel 2.9 Perhitungan Biaya Layanan Per Unit Kerja
Jenis Anggaran
Belanja
Belanja Barang dan Belanja
No Jenis Biaya Pegawai jasa Modal Total Biaya
1 2 3 4 5 6
BIAYA
I OPERASIONAL
A Biaya Pelayanan - - - -
1 Biaya Pegawai - - - -
II APBN / BOK - - - 0
1 Biaya pegawai - 0
2 Biaya administrasi - 0
3 Biaya pemeliharaan - 0
Biaya barang dan
4 jasa 87.939.000 - 87.939.000
Biaya
depresiasi/penyusuta
5 n AT - - 0
Biaya Umum dan
6 administrasi lainnya - - - 0
BIAYA NON
III OPERASIONAL - - - 0
1 Biaya bunga - - - 0
Biaya administrasi
2 bank - - - 0
Biaya kerugian
3 penjualan aset tetap - - - 0
Biaya Kerugian
4 penurunan nilai kurs - - - 0
2 dst……………… - - - 0
1.376.132.304
JUMLAH 658.960.750 366.012.554 351.159.000
b. Berita Acara rekonsiliasi Saldo Kas antara Puskesmas dengan KPPN atau
Memo Penyesuaian
Terhadap usulan pengesahan revisi DIPA BLUD yang mengakibatkan
penambahan keluaran (output) baru dan belum tercantum dalam tabel referensi
pada aplikasi RKA‐ BLUD, Pengelola keuangan SKPD akan mengajukan
permohonan penambahan keluaran (output) baru kepada BUD c.q
perbendaharaan sebelum melakukan pengesahan revisi DIPA BLUD.
Kode Program/Kegiatan/Output TA TA TA TA TA
2015 2016 2017 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7
Program
Kegiatan
Output
1 2 3
2015
2016
2017
2018
2019
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Rencana Strategis Anggaran Puskesmas menjadi komitmen kinerja yang akan
dilaksanakan oleh seluruh jajaran yang ada di Puskesmas dan dijabarkan dalam
bentuk Rencana Kegiatan dan Anggaran dan Penetapan Kinerja sebagai alat
komitmen kepada Kepala Daerah.
Rencana Kegiatan dan Anggaran dan Penetapan Kinerja yang merupakan turunan
dari Rencana Bisnis Anggaran dengan target tahunan yang harus dilaksanakan dan
dicapai oleh jajaran Puskesmas dalam pelaksanaannya harus tetap memperhatikan
tujuan kepuasan pelanggan karena dengan status BLUD kita punya komitmen untuk
mencapai kepuasan pelanggan demi untuk mempertahankan customer loyality.
Hasil implementasi perencanaan tersebut akan dilakukan evaluasi kinerja internal
dan akan dilaporkan selain kepada Kepala Daerah jugakepada publik dalam bentuk
Laporan Akuntabilitas Kinerja.
B. SARAN
Hal- hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam rangka melaksanakaan kegiatan
Badan Layanan Umum Daerah di Puskesmas Wonogiri antara lain :
1. Anggaran kesehatan yang sangat terbatas
Dengan keterbatasan anggaran pemerintah daerah yang dialokasikan pada sektor
kesehatan, Puskesmas Wonogiri tertantang untuk berupaya meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai yang diharapkan oleh
pelanggan.
kerja sama dengan spesialis maupun kerja sama kemitraan dengan pihak ke III
(tiga) sehingga mampu menangkap peluang – peluang yang ada.