Anda di halaman 1dari 172

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. ASN
melaksanakan kebijakan publik sesuai dengan peraturan perundang–undangan, memberikan
pelayanan publik yang profesional dan berkualitas. Dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang
ASN, pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, perekat
dan pemersatu bangsa. Fungsi-fungsi ASN ini harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab
dan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik. Dalam rangka pelaksanaan cita-cita bangsa
dan mewujudkan tujuan negara sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang
Dasar Republik Indonesia tahun 1945, perlu dibangun ASN yang memiliki integritas,
profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi, dan
nepotisme, serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu
menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan kepada
pancasila dan UUD 1945.
Untuk mendukung percepatan peningkatan kinerja ASN, maka dilakukan reformasi
terhadap diklat prajabatan bagi calon ASN. Peraturan Lembaga Administrasi Negara (Perlan)
No. 12 tahun 2018 pada pasal 1 butir 8 menyebutkan bahwa pelatihan dasar calon ASN
adalah pendidikan dan pelatihan dalam masa prajabatan yang dilakukan secara terintegrasi
untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat, dan motivasi nasionalisme dan
kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab dan memperkuat
profesionalisme serta kompetensi bidang. Diklat prajabatan pola baru ini memadukan tahap
internalisasi dan aktualisasi. Tahap internalisasi merupakan tahap penanaman nilai-nilai dasar
akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, serta anti korupsi. Sedangkan
tahap aktualisasi merupakan tahap perwujudan dari nilai-nilai dasar tersebut di tempat tugas.
Dokter umum atau dokter ahli pertama yang merupakan salah satu unsur ASN sangat
perlu untuk bersikap profesional dan berintegritas. Hal ini sejalan dengan visi Indonesia
Sehat 2020, yaitu pelayanan kesehatan yang bermutu, adil, dan merata merupakan unsur
pokok dalam pembangunan nasional.
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna dengan menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit memiliki fungsi umum yaitu sebagai penyelenggara

1|Page
layanan pengobatan dan pemulihan kesehatan masyarakat sesuai standar pelayanan rumah
sakit dan kebutuhan medis menurut undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang rumah
sakit.
Unit Pelaksana Teknis Rumah Sakit (UPT RS) Indrapura merupakan rumah sakit
pemerintah yang berada tepat di pinggir jalan lintas sumatera yang memiliki beberapa
pelayanan medis, diantaranya Instalasi Gawat Darurat (IGD), pelayanan rawat jalan, dan
sedang mengoptimalkan pelayanan rawat inap, kamar bedah, dan instalasi perawatan
intensifnya. Kelima pelayanan tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda namun memiliki
satu tujuan, yaitu memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Bagian terdepan yang
memiliki peran vital bagi keberadaan rumah sakit adalah IGD.
Instalasi Gawat Darurat adalah pelayanan rumah sakit yang memberikan pelayanan
pertama pada pasien dengan ancaman kematian dan kecacatan secara terpadu dengan
melibatkan berbagai multidisiplin (Depkes RI, 2005). Jumlah dan kasus pasien yang datang
ke unit gawat darurat tidak dapat di prediksi karena kejadian kegawatan atau bencana dapat
terjadi kapan saja, dimana saja serta menimpa siapa saja. Karena kondisinya yang tidak
terjadwal dan bersifat mendadak serta tuntutan pelayanan yang cepat dan tepat maka
diperlukan triase sebagai langkah awal penanganan pasien di instalasi gawat darurat dalam
kondisi sehari-hari, kejadian luar biasa maupun bencana.
Triase menurut Permenkes RI No. 4 Tahun 2018 adalah pemeriksaan awal atau
skrining secara cepat terhadap semua pasien yang datang ke Instalasi Gawat Darurat untuk
mengidentifikasi status kegawatdaruratannya dan prioritas penanganan yang harus segera
ditindaklanjuti dengan pertolongan pertama sesuai dengan kebutuhan medisnya. Triase
merupakan proses pengambilan keputusan yang kompleks dalam rangka menentukan pasien
mana yang berisiko meninggal, berisiko mengalami kecacatan, atau berisiko memburuk
keadaan klinisnya apabila tidak mendapatkan penanganan medis segera, dan pasien mana
yang dapat dengan aman menunggu. Triase menjadi komponen yang sangat penting di
Instalasi Gawat Darurat terutama karena peningkatan drastis jumlah kunjungan pasien ke
rumah sakit melalui instalasi ini. Ketepatan dalam menentukan kriteria triase dapat
meningkatkan performa pelayanan di IGD karena prinsip triase adalah bagaimana pasien
mendapatkan jenis dan kualitas pelayanan medik yang sesuai dengan kebutuhan klinis
(prinsip berkeadilan) dan penggunaan sumber daya unit yang tepat sasaran (prinsip efisiensi).
Belakangan banyak terdengar kabar dari berbagai media cetak maupun media
elektronik tentang pelayanan kesehatan di Indonesia yang kurang memuaskan, baik dari
rumah sakit swasta, rumah sakit pemerintah maupun puskesmas yang seharusnya dapat

2|Page
memberikan pelayanan yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Hal ini
menyebabkan munculnya fenomena banyaknya masyarakat kita berobat ke luar negeri demi
mendapatkan kepuasan terhadap pelayanan kesehatan. Dalam 7 tahun terakhir, kunjungan
orang asing berobat ke negara Malaysia terus mengalami kenaikan setiap tahunnya. Jumlah
kenaikan tertinggi terdapat pada tahun 2014 yaitu 882.000 orang, dan menurun sedikit pada
tahun 2015 sebanyak 850.000 orang. Namun, total keuntungan yang didapat pada tahun 2015
lebih banyak sebesar 900 juta ringgit dibandingkan pada tahun 2014 sebesar 777 juta ringgit.
Hal ini menjadi fenomena menarik mengingat Malaysia juga termasuk negara berkembang.
Menurut kebanyakan para medical traveler ini di negeri tetangga selain mereka
mendapatkan diagnosis yang akurat, mereka merasa tidak membuang-buang waktu, langsung
mendapat penanganan, pasien tidak dibiarkan mengantri sampai berjam-jam lamanya.
Adanya alur pelayanan pasien yang jelas sejak pertama kali mereka menginjakkan kaki ke
Rumah Sakit tersebut, membuat mereka merasa sangat nyaman dan puas dengan pelayanan
yang diberikan. Para petugas medis yang sangat sigap dan teliti, ditambah dengan sistem
informasi rumah sakit yang canggih sehingga meminimalkan kesalahan identifikasi, juga
merupakan salah satu nilai lebih bagi pada medical traveler tersebut.
Kecepatan dan ketepatan pertolongan yang diberikan kepada pasien yang datang ke
IGD memerlukan standar yang sesuai dengan kompetensi dan kemampuan sehingga dapat
menjamin suatu penanganan gawat darurat. Menteri kesehatan pada tahun 2009 telah
menetapkan salah satu prinsip umum tentang penanganan pasien gawat darurat yang harus
ditangani paling lama 5 menit setelah sampai di IGD (Kepmenkes RI No. 856 tahun 2009).
Dalam proses penerimaan pasien di instalasi gawat darurat UPT RS Indrapura oleh tenaga
kesehatan, penerapan triase secara pengamatan masih belum dilaksanakan dengan baik. Tidak
optimalnya penerapan triase di Instalasi Gawat Darurat UPT RS Indrapura dapat menurunkan
indeks kepuasan pasien di IGD.
Disadarkan atas uraian di atas maka optimalisasi sistem triase pasien gawat darurat di
instalasi gawat darurat UPT RS Indrapura perlu segera ditindaklanjuti karena apabila
pemasalahan tersebut tidak segera diselesaikan maka akan berdampak pada pelayanan UPT
RS Indrapura yang tidak optimal dan tidak berorientasi pada visi dan misi UPT RS Indrapura.
Penulis berharap mendapatkan dukungan penerapan aktualisasi dan habituasi dengan
menerapkan pelayanan berdasarkan nilai-dasar ANEKA yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu, Antikorupsi dan dengan adanya aktualisasi nilai dasar profesi
PNS yang tertuang dalam ANEKA dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
khususnya bagi masyarakat di wilayah kerja UPT RS Indrapura dan sekitarnya.

3|Page
1.2.MOTTO, VISI, MISI, NILAI ORGANISASI, STRUKTUR ORGANISASI UPT RS
INDRAPURA

1.2.1. Motto UPT RS Indrapura


Motto pelayanan UPT RS Indrapura adalah Kesehatan Adalah Nikmat Yang Tak
Ternilai Harganya.

1.2.2. Visi UPT RS Indrapura


Menjadikan Rumah Sakit Indrapura sebagai Rumah Sakit Regional terbaik di wilayah
pantai timur dan sekitarnya. Memberikan pelayanan medis yang prima dan lebih berkualitas
khususnya di bidang bedah, Obgyn, dengan didukung kamar operasi yang sudah dilengkapi
MOT (Modular Operating Theatre).

1.2.3. Misi UPT RS Indrapura


Memberikan pelayaanan yang maksimal terhadap masalah kesehatan dan
penanggulangan penyakit yang berhubungan dengan tindakan operasi.

1.2.4 Nilai-nilai organisasi UPT RS Indrapura


Nilai-nilai yang terdapat pada UPT RS Indrapura sebagai sebuah organisasi dibawah
Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara mengacu kepada nilai-nilai organisasi
yang dimiliki oleh Kementerian Kesehatan RI, yaitu :
1. Pro Rakyat
Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, Kementerian Kesehatan selalu
mendahulukan kepentingan rakyat dan harus menghasilkan yang terbaik untuk
rakyat.Diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi setiap orang
adalah salah satu hak asasi manusia tanpa membedakan suku, golongan, agama dan
status sosial ekonomi.
2. Inklusif
Semua program pembangunan kesehatan harus melibatkan semua pihak, karena
pembangunan kesehatan tidak mungkin hanya dilaksanakan oleh Kementerian
Kesehatan saja. Dengan demikian, seluruh komponen masyarakat harus
berpartisipasi aktif, yang meliputi lintas sektor, organisasi profesi, organisasi
masyarakat pengusaha, masyarakat madani dan masyarakat akar rumput.

4|Page
3. Responsif
Program kesehatan harus sesuai dengan kebutuhan dan keinginan rakyat, serta
tanggap dalam mengatasi permasalahan di daerah, situasi kondisi setempat, sosial
budaya dan kondisi geografis.Faktor-faktor ini menjadi dasar dalam mengatasi
permasalahan kesehatan yang berbeda-beda, sehingga diperlukan penanganan yang
berbeda pula.
4. Efektif
Program kesehatan harus mencapai hasil yang signifikan sesuai target yang telah
ditetapkan dan bersifat efisien.
5. Bersih
Penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus bebas dari korupsi, kolusi dan
nepotisme (KKN), transparan dan akuntabel.

5|Page
1.2.5. Struktur Organisasi UPT RS Indrapura

Bagan 1.1. Struktur organisasi


Kepala UPT RS Indrapura

Komite Kasubag Umum & SPI Bendahara


Keuangan

Seksi Pelayanan Seksi Penunjang

Penanggungjawab
Penanggungjawab Penanggungjawab Penanggungjawab
Pelayanan Penunjang
Kepegawaian Pelayanan

Instalasi Instalasi Farmasi


Ka Instalasi Ka Instalasi Rawat Laboratorium Klinik Instalasi Radiologi
Ka Instalasi IGD
Rawat Jalan Inap
Rehabilitasi medik Instalasi K3RS
Instikalasi Gas
Kepala Ruangan Kepala Ruangan Kepala Ruangan Medik
IPSRS CSSD

Ruang Jenazah PKRS Instalasi Air Bersih


Ka Instalasi Ka Instalasi
Ka Instalasi ICU
Kamar Bedah Kebidanan Rekam Medik Gizi Klinik
Instalasi Kelistrikan

Kepala Ruangan Kepala Ruangan Kepala Ruangan Kesehatan


Epidemiology Instalasi
Lingkungan
Penyimpanan
Sementara

6|Page
1.3. TUGAS POKOK DAN FUNGSI (TUPOKSI) DOKTER AHLI PERTAMA
Uraian tugas dokter ahli pertama berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara No.139/KEP/M.PAN/11/2003 adalah sebagai berikut:
a. Pelayanan kesehatan
 Penyembuhan penyakit:
 Melakukan pelayanan medik umum.
 Melakukan tindakan darurat medik/Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P3K).
 Melakukan kunjungan (visite) pada pasien rawat inap.
 Pemulihan kesehatan akibat penyakit:
 Melakukan pemulihan mental tingkat sederhana.
 Melakukan pemulihan fisik tingkat sederhana.
 Peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan pencegahan penyakit :
 Melakukan pemeliharaan kesehatan ibu.
 Melakukan pemeliharaan kesehatan bayi dan balita.
 Melakukan pemeliharaan kesehatan anak.
 Melakukan pelayanan Keluarga berencana (KB).
 Melakukan pelayanan imunisasi.
 Melakukan pelayanan gizi.
 Melakukan penyuluhan medik.
 Pembuatan catatan medik untuk pasien rawat jalan dan rawat inap :
 Membuat catatan medik pasien rawat inap.
 Membuat catatan medik pasien rawat jalan.
 Pelayanan kesehatan lainnya untuk masyarakat:
 Melayani atau menerima konsultasi dari luar.
 Melayani atau menerima konsultasi dari dalam.
 Menguji kesehatan individu.
 Melakukan visum et repertum.
 Pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka kemandirian di bidang
kesehatan:
 Melakukan kaderisasi masyarakat dalam bidang kesehatan.
b. Pengabdian pada masyarakat
 Pelaksanaan kegiatan bantuan/partisipasi kesehatan:

7|Page
 Melaksanakan kegiatan penanggulangan bencana alam/wabah di
lapangan.
 Membantu dalam kegiatan kesehatan.
 Pelaksanaan tugas lapangan di bidang kesehatan:
 Mengamati penyakit/wabah di lapangan.
c. Pengembangan profesi
 Pembuatan karya tulis/karya ilmiah di bidang kesehatan.
d. Penunjang tugas dokter
 Peran serta dalam seminar/lokakarya dalam bidang kesehatan.

Berdasarkan peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia nomor


104/MENKES/PER/XI/2006 tentang pedoman organisasi rumah sakit di lingkungan
departemen kesehatan, bab VII staf medik fungsional pasal 23:
1. Staf medik fungsional adalah kelompok dokter yang bekerja di bidang medis dalam
jabatan fungsional.
2. Staf medik fungsional mempunyai tugas melaksanakan diagnosa, pengobatan,
pencegahan akibat penyakit, peningkatan dan pemulihan kesehatan, penyuluhan,
pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan.
Dalam melaksanakan tugasnya, staf medik fungsional menggunakan pendekatan tim dengan
tenaga profesi terkait.

1.4. PERMASALAHAN
Berdasarkan pengalaman selama bekerja di UPT RS Indrapura dan setelah melakukan
pengamatan lebih mendalam maka penulis mendapatkan isu-isu penting antara lain :
1. Belum optimalnya sistem triase pada pelayanan IGD RS Indrapura
Setiap instalasi gawat darurat selalu mengupayakan efisiensi dan efektifitas
pelayanan. Sedapat mungkin mereka berupaya menyelamatkan sebanyak-
banyakannya dalam waktu yang sesingkat-singkatnya bila ada kondisi pasien dengan
kegawatdaruratan medis datang berobat ke IGD. Sistem triase mengelompokkan
pasien berdasarkan berat ringannya kasus, harapan hidup dan tingkat keberhasilan
yang akan dicapai sesuai dengan standar pelayanan IGD yang dimiliki. Triase
dilakukan hanya dalam waktu 60 (enam puluh) detik tanpa intervensi tindakan
apapun. Jika sistem triase tidak berjalan dengan baik dan sesuai dengan standarnya,

8|Page
dapat menyebabkan memanjangnya waktu respon terhadap pasien gawat darurat di
IGD sehingga pelayanan menjadi tidak efektif dan efisien.

2. Belum optimalnya pelayanan rawat inap di UPT RS Indrapura


Pelayanan publik oleh aparatur pemerintahan dewasa ini masih banyak dijumpai
kelemahan sehingga belum dapat memenuhi kualitas yang diharapkan masyarakat.
Salah satu indikator sasaran tercapainya kualitas pelayanan dapat dilihat dari aktifitas
UPT RS Indrapura setiap tahunnya. Adapun indikator tersebut salah satunya berupa
angka BOR (Bed Occupancy Ratio atau persentasi penggunaan tempat tidur rawat
inap). Menurut Depkes RI tahun 2005, BOR adalah prosentase pemakaian tempat
tidur pada satuan waktu tertentu. Kualitas pelayanan RS sangat berpengaruh pada
tinggi rendahnya persentase BOR suatu RS dan dapat diasumsikan bahwa semakin
baik mutu pelayanan RS, maka masyarakat akan semakin percaya untuk memilih
menggunakan pelayanan kesehatan di RS tersebut, demikian pula sebaliknya. Belum
adanya kerjasama dengan BPJS merupakan salah satu penyebab belum optimalnya
pelayanan rawat inap di UPT RS Indrapura karena pasien harus membayar secara
umum jika harus dirawatinapkan. Hal ini menyebabkan tingginya angka rujukan dari
UPT RS Indrapura ke RS lain sehingga tidak sejalan dengan visi dan misi UPT RS
Indrapura.

3. Kurangnya minat pasien untuk berobat ke UPT RS Indrapura


Rendahnya penggunaan fasilitas kesehatan sering disebabkan oleh faktor jarak antara
fasilitas tersebut dengan masyarakat yang terlalu jauh (baik jarak secara fisik maupun
sosial), tarif yang tinggi, pelayanan yang tidak memuaskan dan sebagainya (Mamik,
2010). Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat pemanfaatan pelayanan
kesehatan sebagaimana dikemukakan oleh Swastha (2005) yaitu faktor yang berasal
dari penyedia layanan kesehatan dan faktor dari masyarakat pengguna pelayanan
kesehatan. Tiga faktor dari penyedia layanan kesehatan adalah fasilitas pelayanan,
jarak, sedangkan dua faktor dari masyarakat pengguna layanan kesehatan adalah
faktor pendidikan dan status sosial ekonomi masyarakat. Semakin sedikit pasien yang
datang berobat ke UPT RS Indrapura akan menyebabkan penurunan kinerja dan
motivasi kerja dari tenaga medis dalam pelayanan publik.

9|Page
4. Ketidakjelasan alur pelayanan pasien yang datang berobat ke UPT RS Indrapura
Pelayanan prima atau sering dikenal dengan istilah service excellent, menurut Endang
Sutarti (2008), secara harafiah, berarti pelayanan yang sangat baik atau terbaik, karena
sesuai dengan standar pelayanan yang berlaku atau dimiliki noleh instansi yang
memberikan pelayanan.
Proses pelayanan bukan hanya meliputi kegiatan-kegiatan pada saat pelanggan
bertatap muka secara langsung dengan petugas pelayanan melainkan juga meliputi
kegiatan-kegiatan sebelum dan sesudahnya. Sebelum petugas bertatap muka langsung
dengan pelanggan mereka sudah harus mempersiapkan arsip pelanggan, bahan dan
alat. Sesudahnya juga petugas masih harus berbenah, merekam data pelayanan,
menyusun laporan, dan menyimpan arsip.
Hal ini merupakan suatu kesatuan alur sejak awal sampai akhirnya. Jika alur prosedur
pelayanan di UPT RS Indrapura tidak jelas atau belum mempunyai suatu ketetapan
atau SOP, maka akan dapat menyebabkan ketidakpuasan dari pasien yang datang
berobat ke UPT RS Indrapura karena proses yang berbelit-belit sebelum mendapatkan
pelayanan kesehatan

5. Belum adanya sistem informasi rumah sakit di UPT RS Indrapura


Seyogyanya sebuah rumah sakit dalam penyelenggaraan rekam medis khususnya di
tempat pendaftaran pasien rawat jalan sudah memiliki protap yang telah ditetapkan
sejak pertama pasien mendaftar di RS tersebut. Suatu prosedur tetap dikategorikan
baik apabila tercantum secara rinci setiap pelaksanaan kegiatan agar petugas yang
menjalankan aktivitas tersebut terhindar dari kesalahan dan ketidakjelasan dalam
pelaksanaan tugas dan bertujuan menjamin terlaksananya pekerjaan menurut aturan
yang benar secara efektif. Adanya suatu sistem yang memuat informasi dalam sebuah
rumah sakit secara keseluruhan tentunya akan sangat memudahkan para fungsional
kesehatan untuk bekerja dan mengurangi kesalahan dalam penyusunan rekam medis
pasien yang bersifat rahasia.

10 | P a g e
1.5. TUJUAN DAN MANFAAT
1.5.1 Tujuan
Dari latar belakang di atas dapat diketahui bahwa pelaksanaan aktualisasi memiliki
beberapa tujuan sebagai berikut:
a. Menerapkan nilai-nilai dasar profesi ASN yang tergabung dalam ANEKA dalam
melaksanakan tugas dan fungsi di UPT RS Indrapura;
b. Menerapkan kedudukan dan peran ASN dalam melaksanakan tugas dan fungsi di
UPT RS Indrapura;
c. Membentuk ASN sebagai pelayan publik yang profesional, andal dan berdaya saing.

1.5.2. Manfaat
Adapun manfaat dari aktualisasi nilai-nilai dasar profesi ASN serta peran dan kedudukan
ASN sebagai berikut :

A. Manfaat bagi Institusi


1) Meningkatkan pelayanan kegawatdaruratan di Rumah Sakit Umum Indrapura
2) Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia yang kompeten dan berkualitas
dalam pengelolaan kegawatdaruratan penuh tanggung jawab, beretika, efektif dan
efisien.

B. Manfaat bagi Individu


1) Membentuk karakter dan perilaku ASN sebagai cerminan nilai-nilai dasar profesi
ASN
2) Mewujudkan peran dan kedudukan ASN dalam NKRI
3) Mampu bersikap profesional, memiliki integritas tinggi serta memberikan
pelayanan yang memuaskan.

11 | P a g e
BAB II
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MASALAH

2.1. IDENTIFIKASI ISU


Isu adalah sebuah masalah yang belum terpecahkan yang siap diambil keputusannya.
Isu merepresentasikan suatu kesenjangan antara praktik organisasi dengan harapan-harapan
masyarakat (stakeholder). Berdasarkan definisi tersebut, isu merupakan suatu hal yang terjadi
baik di dalam maupun di luar organisasi yang apabila tidak ditangani secara baik akan
memberikan efek negatif terhadap organisasi bahkan dapat berlanjut pada tahap krisis.
Berkaitan dengan rancangan aktualisasi ini, sumber isu yang diangkat berasal dari tugas
pokok dan fungsi (Tupoksi), Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), kegiatan yang diinisiatif oleh
penulis melalui persetujuan coach dan mentor, serta penugasan dari atasan.
Kecepatan dan ketepatan pertolongan yang diberikan kepada pasien yang datang ke
IGD memerlukan standar yang sesuai dengan kompetensi dan kemampuan sehingga dapat
menjamin suatu penanganan gawat darurat. Menteri kesehatan pada tahun 2009 telah
menetapkan salah satu prinsip umum tentang penanganan pasien gawat darurat yang harus
ditangani paling lama 5 menit setelah sampai di IGD (Kepmenkes RI No. 856 tahun 2009),
sehingga diperlukan penerapan sistem triase dalam waktu 60 (enam puluh) detik pertama
segera setelah pasien gawat darurat memasuki IGD.
Triase adalah tingkatan klasifikasi pasien berdasarkan penyakit, keparahan, prognosis,
dan ketersediaan sumber daya. Dalam kegawatdaruratan sehari-hari, triase lebih tepat
dikatakan sebagai metode untuk secara cepat menilai keparahan kondisi, menetapkan
prioritas, dan memindahkan pasien ke tempat yang paling tepat untuk perawatan. Menurut
Permenkes RI no. 4 tahun 2018, Triase adalah pemeriksaan awal atau skrining secara cepat
terhadap semua pasien yang datang ke instalasi gawat darurat untuk mengidentifikasi status
kegawatdaruratannya dan prioritas penanganan yang harus segera ditindaklanjuti dengan
pertolongan pertama sesuai dengan kebutuhan medisnya. Berikut gambar bagan kategori
triase.

12 | P a g e
Bagan 1.2. Kategori triase klasik

Gambar 2.1. Contoh rambu triase di lantai rumah sakit

13 | P a g e
Gambar 2.2. Contoh rambu triase di lantai rumah sakit

Sebagian besar rumah sakit di Indonesia masih menggunakan sistem triase klasik,
dengan membuat kategori cepat dengan warna hitam, merah, kuning, dan hijau. Hitam untuk
pasien meninggal, merah untuk pasien gawat (ada gangguan jalan nafas, pernafasan, atau
sirkulasi pendarahan), kuning untuk pasien darurat, dan sisanya hijau untuk pasien tidak
gawat darurat.
Dalam proses penerimaan pasien di instalasi gawat darurat UPT RS Indrapura oleh
tenaga kesehatan, penerapan triase secara pengamatan masih belum dilaksanakan dengan
baik. Tidak optimalnya penerapan triase di Instalasi Gawat Darurat UPT RS Indrapura dapat
menurunkan indeks kepuasan pasien di IGD.

Gambar 2.3. UPT RS Indrapura tampak dari depan

14 | P a g e
Gambar 2.4. IGD UPT RS Indrapura tampak dari luar

Gambar 2.5. IGD UPT RS Indrapura tampak dari dalam

Selain itu, berdasarkan pengalaman selama bekerja di UPT RS Indrapura dan setelah
melakukan pengamatan lebih mendalam maka didapatkan pula isu-isu penting yang
terangkum dan dapat dilihat beserta penyebabnya sesuai pada Tabel 1 berikut:

15 | P a g e
Tabel 2.1. Identifikasi Isu dan Analisis Penyebab
No ISU PENYEBAB
1. Belum optimalnya sistem triase  Kurangnya komitmen mutu atau
pada pelayanan IGD RS Indrapura kepedulian pegawai terhadap
kualitas hasil dari pelayanan yang
dilakukannya.
2. Belum optimalnya pelayanan rawat  Kurangnya SDM
inap di UPT RS Indrapura  Kurangnya sarana dan prasarana
rawat inap
 UPT RS Indrapura belum menjadi
provider layanan BPJS Kesehatan
maupun Ketenagakerjaan
 Kurangnya minat mempelajari
Standar Operasional Prosedur
(SOP)
3. Kurangnya minat pasien untuk  Asumsi masyarakat sekitar bahwa
berobat ke UPT RS Indrapura UPT RS Indrapura masih
merupakan suatu pusat pelatihan
(Pusat Training Centre atau PTC)
dan belum dapat memberikan
pelayanan kesehatan
 Kurangnya komitmen mutu atau
kepedulian pegawai terhadap
kualitas hasil dari pelayanan yang
dilakukannya.
4. Ketidakjelasan alur pasien yang  Kurangnya komitmen mutu atau
datang berobat ke UPT RS kepedulian pegawai terhadap
Indrapura kualitas hasil dari pelayanan yang
dilakukannya.
 Kurangnya SDM
5. Belum adanya sistem informasi  Kurangnya sarana dan prasarana
rumah sakit di UPT RS Indrapura sistem informasi RS

16 | P a g e
2.2. ANALISIS ISU DAN DAMPAKNYA
2.2.1. Analisis Dampak
Setiap permasalahan di lingkungan organisasi / unit kerja akan memberikan dampak
negatif terhadap kinerja organisasi/unit kerja tersebut maupun lingkungan eksternal atau
masyarakat. Berikut analisis dampak isu-isu yang mungkin terjadi seandainya tidak dilakukan
pemecahan masalah :
1. Belum optimalnya sistem triase pada pelayanan IGD RS Indrapura
Setiap instalasi gawat darurat selalu mengupayakan efisiensi dan efektifitas
pelayanan. Sedapat mungkin mereka berupaya menyelamatkan sebanyak-
banyakannya dalam waktu yang sesingkat-singkatnya bila ada kondisi pasien
dengan kegawatdaruratan medis datang berobat ke IGD. Sistem triase
mengelompokkan pasien berdasarkan berat ringannya kasus, harapan hidup dan
tingkat keberhasilan yang akan dicapai sesuai dengan standar pelayanan IGD yang
dimiliki. Triase dilakukan hanya dalam waktu 60 (enam puluh) detik tanpa
intervensi tindakan apapun. Jika sistem triase tidak berjalan dengan baik dan
sesuai dengan standarnya, dapat menyebabkan memanjangnya waktu respon
terhadap pasien gawat darurat di IGD sehingga pelayanan menjadi tidak efektif
dan efisien.

2. Belum optimalnya pelayanan rawat inap di UPT RS Indrapura


Pelayanan publik oleh aparatur pemerintahan dewasa ini masih banyak dijumpai
kelemahan sehingga belum dapat memenuhi kualitas yang diharapkan masyarakat.
Salah satu indikator sasaran tercapainya kualitas pelayanan dapat dilihat dari
aktifitas UPT RS Indrapura setiap tahunnya. Adapun indikator tersebut salah
satunya berupa angka BOR (Bed Occupancy Ratio atau persentasi penggunaan
tempat tidur rawat inap). Menurut Depkes RI tahun 2005, BOR adalah prosentase
pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Kualitas pelayanan RS sangat
berpengaruh pada tinggi rendahnya persentase BOR suatu RS dan dapat
diasumsikan bahwa semakin baik mutu pelayanan RS, maka masyarakat akan
semakin percaya untuk memilih menggunakan pelayanan kesehatan di RS
tersebut, demikian pula sebaliknya. Belum adanya kerjasama dengan BPJS
merupakan salah satu penyebab belum optimalnya pelayanan rawat inap di UPT
RS Indrapura karena pasien harus membayar secara umum jika harus
dirawatinapkan. Hal ini menyebabkan tingginya angka rujukan dari UPT RS

17 | P a g e
Indrapura ke RS lain sehingga tidak sejalan dengan visi dan misi UPT RS
Indrapura.

3. Kurangnya minat pasien untuk berobat ke UPT RS Indrapura


Rendahnya penggunaan fasilitas kesehatan sering disebabkan oleh faktor jarak
antara fasilitas tersebut dengan masyarakat yang terlalu jauh (baik jarak secara
fisik maupun sosial), tarif yang tinggi, pelayanan yang tidak memuaskan dan
sebagainya (Mamik, 2010). Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat
pemanfaatan pelayanan kesehatan sebagaimana dikemukakan oleh Swastha
(2005) yaitu faktor yang berasal dari penyedia layanan kesehatan dan faktor dari
masyarakat pengguna pelayanan kesehatan. Tiga faktor dari penyedia layanan
kesehatan adalah fasilitas pelayanan, jarak, sedangkan dua faktor dari masyarakat
pengguna layanan kesehatan adalah faktor pendidikan dan status sosial ekonomi
masyarakat. Semakin sedikit pasien yang datang berobat ke UPT RS Indrapura
akan menyebabkan penurunan kinerja dan motivasi kerja dari tenaga medis dalam
pelayanan publik.

4. Ketidakjelasan alur pelayanan pasien yang datang berobat ke UPT RS Indrapura


Pelayanan prima atau sering dikenal dengan istilah service excellent, menurut
Endang Sutarti (2008), secara harafiah, berarti pelayanan yang sangat baik atau
terbaik, karena sesuai dengan standar pelayanan yang berlaku atau dimiliki noleh
instansi yang memberikan pelayanan.
Proses pelayanan bukan hanya meliputi kegiatan-kegiatan pada saat pelanggan
bertatap muka secara langsung dengan petugas pelayanan melainkan juga meliputi
kegiatan-kegiatan sebelum dan sesudahnya. Sebelum petugas bertatap muka
langsung dengan pelanggan mereka sudah harus mempersiapkan arsip pelanggan,
bahan dan alat. Sesudahnya juga petugas masih harus berbenah, merekam data
pelayanan, menyusun laporan, dan menyimpan arsip.
Hal ini merupakan suatu kesatuan alur sejak awal sampai akhirnya. Jika alur
prosedur pelayanan di UPT RS Indrapura tidak jelas atau belum mempunyai suatu
ketetapan atau SOP, maka akan dapat menyebabkan ketidakpuasan dari pasien
yang datang berobat ke UPT RS Indrapura karena proses yang berbelit-belit
sebelum mendapatkan pelayanan kesehatan

18 | P a g e
5. Belum adanya sistem informasi rumah sakit di UPT RS Indrapura
Seyogyanya sebuah rumah sakit dalam penyelenggaraan rekam medis khususnya
di tempat pendaftaran pasien rawat jalan sudah memiliki protap yang telah
ditetapkan sejak pertama pasien mendaftar di RS tersebut. Suatu prosedur tetap
dikategorikan baik apabila tercantum secara rinci setiap pelaksanaan kegiatan agar
petugas yang menjalankan aktivitas tersebut terhindar dari kesalahan dan
ketidakjelasan dalam pelaksanaan tugas dan bertujuan menjamin terlaksananya
pekerjaan menurut aturan yang benar secara efektif. Adanya suatu sistem yang
memuat informasi dalam sebuah rumah sakit secara keseluruhan tentunya akan
sangat memudahkan para fungsional kesehatan untuk bekerja dan mengurangi
kesalahan dalam penyusunan rekam medis pasien yang bersifat rahasia.

2.2.2. Analisis Isu


Penetapan kualitas isu dilakukan dengan menggunakan alat bantu penetapan kriteria
kualitas isu. Alat bantu penetapan kriteria dimaksud dapat dilakukan dengan menggunakan
dua metode, yaitu :
a. Analisis isu berdasarkan metode AKPK
Indikator yang digunakan dalam analisis ini adalah :
1. Aktual, dimana isu benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan.
2. Kekhalayakan, dimana isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
3. Problematik, dimana isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks,
sehingga perlu dicarikan segera solusinya.
4. Kelayakan, dimana isu yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk
dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
Dari permasalahan-permasalahan yang telah diidentifikasi tersebut, setelah dilakukan
validasi isu dengan metode AKPK ternyata dari kelima isu tersebut semuanya valid. Hasil
analisis AKPK dapat disajikan pada tabel berikut dibawah

19 | P a g e
Tabel 2.2. Analisis Isu Berdasarkan Kriteria AKPK
KRITERIA ISU
NO ISU
A K P K
1. Belum optimalnya sistem triase pada    
pelayanan IGD RS Indrapura
2. Belum optimalnya pelayanan rawat inap di    
UPT RS Indrapura
3. Kurangnya minat pasien untuk berobat ke    
UPT RS Indrapura
4. Ketidakjelasan alur pasien yang datang    
berobat ke UPT RS Indrapura
5. Belum adanya sistem informasi rumah sakit    
di UPT RS Indrapura

b. Analisis menggunakan kriteria USG


Mengingat keterbatasan waktu, tenaga, biaya dan sarana yang tersedia, maka dari
kelima isu tersebut dipilih satu isu yang menjadi prioritas (core issue) dengan menggunakan
metode USG. Adapun penjelasan tentang metode USG sebagai berikut:
1. Urgency, dimana seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan
ditindaklanjuti.
2. Seriousness, dimana seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan
akibat yang ditimbulkan.
3. Growth, dimana seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak
ditangani segera.
Metode USG menetapkan urutan prioritas masalah menggunakan metode teknik
scoring (LAN, 2015). Berdasarkan tiga kriteria yang disediakan, isu-isu yang telah
diidentifikasi diukur menggunakan penilaian berdasarkan skala linkert 1 sampai dengan 5,
dengan rincian sebagai berikut :
1 = Sangat tidak tinggi
2 = Tidak tinggi
3 = Biasa saja
4 = Tinggi
5 = Sangat tinggi

20 | P a g e
Berdasarkan hasil analisis USG ditetapkan isu yang menjadi prioritas (core issue)
adalah “Belum Optimalnya Sistem Triase Pada Pelayanan IGD UPT RS Indrapura”.
Hasil dari analisis USG dapat dilihat pada tabel 3, dimana penulis memberikan angka 5 pada
skala likert kriteria USG untuk isu pertama tersebut karena menganggap bahwa isu ini
bersifat mendesak untuk ditindaklanjuti karena IGD UPT RS Indrapura merupakan produk
pelayanan utama UPT RS Indrapura sejauh ini, bersifat serius karena dampak yang
ditimbulkan karena jika sistem triase tidak berjalan dengan baik dan sesuai dengan
standarnya, dapat menyebabkan memanjangnya waktu respon terhadap pasien gawat darurat
di IGD sehingga pelayanan menjadi tidak efektif dan efisien, dan akan menimbulkan
keburukan jika tidak segera ditangani.

Tabel 2.3. Analisis isu dengan kriteria USG


No. Isu aktual U S G Jumlah Rangking
Belum optimalnya sistem
1. triase pada pelayanan IGD RS 5 5 5 15 I
Indrapura
Belum optimalnya pelayanan
2. rawat inap di UPT RS 5 4 4 13 II
Indrapura
Kurangnya minat pasien
3. untuk berobat ke UPT RS 4 5 3 12 III
Indrapura
Ketidakjelasan alur pasien
4. yang datang berobat ke UPT 4 4 3 11 IV
RS Indrapura
Belum adanya sistem
5 informasi rumah sakit di UPT 3 3 3 9 V
RS Indrapura

2.3. PENETAPAN ISU DAN GAGASAN KEGIATAN


Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka isu yang dapat diangkat untuk
diaktualisasikan di lingkungan kerja adalah belum optimalnya sistem triase pada pelayanan
IGD UPT RS Indrapura dengan gagasan kegiatan pemecahan masalah sebagai berikut :

21 | P a g e
1. Melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik secara holistik berdasarkan sistem
triase di IGD.
Anamnesa adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan antara dokter sebagai
pemeriksa dan pasien yang bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang
penyakit yang diderita dan informasi lainnya yang berkaitan sehingga dapat
mengarahkan diagnosis penyakit pasien. Dengan anamnesa yang baik, sistematis,
terarah dan cermat maka diagnosa pasien dapat ditegakkan 70-80 %, dan jika
ditambah dengan pemeriksaan fisik yang benar dan cermat maka diagnosa pasien
telah dapat ditegakkan sekitar 80-95%. Kewenangan melakukan anamnesa diatur
dalam Permenkes no.2052 tahun 2011 tentang izin praktik dan pelaksanaan
praktik kedokteran

2. Sosialisasi alur triase kepada seluruh tenaga medis.


Proses pelayanan bukan hanya meliputi kegiatan-kegiatan pada saat pelanggan
bertatap muka secara langsung dengan petugas pelayanan melainkan juga meliputi
kegiatan-kegiatan sebelum dan sesudahnya. Sebelum petugas bertatap muka
langsung dengan pelanggan mereka sudah harus mempersiapkan arsip pelanggan,
bahan dan alat. Sesudahnya juga petugas masih harus berbenah, merekam data
pelayanan, menyusun laporan, dan menyimpan arsip. Hal ini merupakan suatu
kesatuan alur sejak awal sampai akhirnya.
Alur tersebut harus diketahui oleh seluruh tenaga kesehatan yang bertugas di IGD
sehingga dapat dipahami guna mengoptimalkan pelayanan gawat darurat di IGD.
Berikut adalah contoh alur triase dari puskesmas atau RS lain

22 | P a g e
Bagan 2.3. Contoh alur pasien IGD dengan sistem triase dari UPT lain

3. Pelatihan Internal (In House Training) Basic Life Support (BLS) untuk tenaga
medis maupun non medis yang terkait di dalam lingkungan UPT RS Indrapura.
Untuk meningkatkan keterampilan pegawai rumah sakit, baik tenaga medis
maupun non medis (satpam, cleaning service, dll) dalam menangani kasus-kasus
kegawatdaruratan, perlu dilakukan pelatihan. Bantuan Hidup Dasar atau Basic
Life Support (BLS) merupakan pertolongan pertama yang harus diberikan kepada
pasien yang mengalami henti jantung atau nafas sehingga kemampuan petugas

23 | P a g e
rumah sakit sangat diperlukan untuk melakukan pertolongan pertama pada pasien
gawat darurat sejak mulai masuk rumah sakit dan disekeliling area rumah sakit.
BLS dapat dilakukan oleh orang awam yang sama sekali tidak memiliki latar
belakang keilmuan medis, contohnya dengan pemberian pijat jantung dan bantuan
nafas. Jika BLS diberikan dengan cepat dan tepat, maka sistem triase dapat
berjalan dengan baik dan memberikan hasil yang lebih baik pada penyelamatan
pasien triase merah.

Gambar 2.6. Seorang dokter memberikan contoh pijat jantung dalam


pelatihan BLS

4. Membuat rambu-rambu triase dan poster triase di IGD.


Tentunya media visual akan memudahkan penyaluran informasi kesehatan kepada
pasien yang datang berobat ke IGD UPT RS Indrapura, sehingga pasien dan
keluarganya dapat memahami keputusan prioritas pasien dengan sistem triase dan
tidak menimbulkan komplain pasien .

Gambar 2.7. Contoh poster penjelasan triase di dinding IGD sebuah RS

24 | P a g e
5. Berkoordinasi dengan Apoteker dan asisten apoteker dalam mencanangkan
ketersediaan trolley emergency atau dapat juga berupa bag emergency yang
menyimpan obat-obatan dan alat-alat emergensi di IGD.
Selama ini, pusat penyimpanan dan penyaluran obat berada di instalasi farmasi
yang dikelola oleh Apoteker dan asisten apoteker. Namun biasanya, instalasi
farmasi dan gudang obat berada jauh dari IGD. Hal ini akan menghambat
tercapainya sasaran response time pasien dengan triase merah dibawah lima
menit. Adanya trolley emergency atau minimal tas emergensi yang menyimpan
obat-obatan dan alat-alat emergensi di IGD akan memotong waktu yang
diperlukan untuk mengambil obat ke gudang obat.

Gambar 2.8. Contoh Trolley Emergency yang standar

25 | P a g e
Gambar 2.9. Contoh tas emergensi

6. Berkoordinasi dengan team epidemiologi RS untuk menyusun data penyakit


gawat darurat terbanyak di IGD selama bulan september – oktober.
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari pola kesehatan dan penyakit serta
faktor yang terkait di tingkat populasi. Epidemiologi merupakan model batu
penjuru penelitian kesehatan masyarakat dan membantu menginformasikan
kedokteran berbasis bukti untuk mengidentifikasi faktor resiko penyakit serta
menentukan pendekatan penanganan yang optimal untuk kedokteran preventif.
Epidemiologi tidak hanya berkutat pada masalah penyebaran penyakit, tetapi juga
dengan cara penanggulangannya. Penulis mengharapkan dengan adanya data-data
mengenai penyakit terbanyak di IGD UPT RS Indrapura selama bulan September
bahkan untuk bulan-bulan berikutnya, akan memudahkan proses evaluasi sistem
triase untuk perubahan yang lebih baik.

7. Berkoordinasi dengan team IT (informasi dan teknologi) UPT RS Indrapura untuk


membuat web atau media sosial UPT RS Indrapura yang memuat program e-
consultation dan penyuluhan elektronik tentang kegawatdaruratan maupun
informasi kesehatan lainnya.
Sejak tahun 2011, Indonesia telah memasuki revolusi industri 4.0 yang ditandai
meningkatnya konektivitas, internet, dan batas antara manusia, mesin, dan sumber
daya lainnya yang semakin konvergen melalui teknologi informatika dan

26 | P a g e
komunikasi. Hal ini mempunyai dampak positif yaitu mempermudah pertukaran
informasi kesehatan dari provider kesehatan kepada masayarakat awam dengan
ruang lingkup yang lebih luas. Beberapa media sosial juga dapat menjadi wadah
komunikasi elektronik informasi tentang UPT RS Indrapura maupun informasi
kesehatan lainnya. Dengan demikian, penulis ingin bekerja sama dengan unit IT
UPT RS Indrapura dalam mengelola akun atau halaman web UPT RS Indrapura
yang sarat akan konten positif dan edukatif demi memajukan kecerdasan bangsa.

Gambar 2.10. Salah satu media sosial yang dimiliki UPT RS Indrapura

8. Membentuk team code blue berdasarkan jadwal jaga / shift dinas.


Code blue merupakan salah satu kode prosedur emergensi yang harus segera
diaktifkan jika ditemukan seseorang dalam keadaan henti jantung atau henti nafas
(triase merah) di dalam area rumah sakit. Tim code blue terdiri dari dokter dan
perawat yang sudah terlatih (minimal pelatihan BLS untuk perawat dan Advanced
Cardiac Life Support untuk dokter) dalam penanganan kondisi henti jantung dan
henti nafas. Jika seluruh komponen rumah sakit baik medis maupun non medis
harus dapat memberikan pertolongan pertama pada pasien-pasien henti nafas dan
henti jantung, maka team code blue adalah team lanjutan yang wajib segera hadir
ke tempat dimana pasien berada untuk memberikan pertolongan lanjutan berupa

27 | P a g e
obat maupun kejut listrik jika diperlukan. Sehingga koordinasi jadwal team code
blue harus berjalan dengan baik agar tidak terjadi tabrakan jadwal.

9. Membuat draft rekam medis yang memuat sistem triase.


Seyogyanya sebuah rumah sakit dalam penyelenggaraan rekam medis khususnya
di tempat pendaftaran pasien rawat jalan sudah memiliki protap yang telah
ditetapkan sejak pertama pasien mendaftar di RS tersebut. Suatu prosedur tetap
dikategorikan baik apabila tercantum secara rinci setiap pelaksanaan kegiatan agar
petugas yang menjalankan aktivitas tersebut terhindar dari kesalahan dan
ketidakjelasan dalam pelaksanaan tugas dan bertujuan menjamin terlaksananya
pekerjaan menurut aturan yang benar secara efektif. Adanya suatu sistem yang
memuat informasi dalam sebuah rumah sakit secara keseluruhan tentunya akan
sangat memudahkan para fungsional kesehatan untuk bekerja dan mengurangi
kesalahan dalam penyusunan rekam medis pasien yang bersifat rahasia.

Gambar 2.11. Contoh rekam medis triase pasien

10. Mengadakan megacode atau simulasi alur pelayanan pasien gawat darurat sebagai
bahan evaluasi pelatihan BLS di akhir bulan.
Megacode adalah simulasi yang menggambarkan bagaimana jika seorang pasien
tiba-tiba tidak sadarkan diri atau mengalami henti nafas dan henti jantung dan

28 | P a g e
hanya kitalah petugas kesehatan yang berada didekatnya. Tujuan dari megacode
ini adalah untuk evaluasi manajemen penanaganan Basic Life Support yang aman
dan benar pada pasien gawat darurat sejak respon time pertama sampai
melakukan transfer pasien yang sudah kembali pada pernafasan spontan dan telah
memiliki denyut jantungnya kembali.
Tujuan evaluasi adalah mendapat data pembuktian yang akan menunjukkan
sampai mana tingkat kemampuan dan keberhasilan petugas medis dalam
pencapaian sasaran –sasaran pelatihan.

2.4. ROLE MODEL


Contoh panutan yang dapat dijadikan sebagai panutan adalah dr. Aulia Sukri Sambas.
Beliau merupakan Kepala UPT RS Indrapura. Sebelumnya beliau pernah bekerja sebagai
pegawai fungsional di RS Pirngadi Medan sebelum akhirnya menjabat sebagai pegawai
struktural di UPT RS Indrapura.
Beliau merupakan contoh ASN teladan karena memenuhi nilai-nilai dasar, berupa
ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu, dan Anti korupsi) serta
mengamalkan kedudukan dan peran PNS dalam NKRI. Beliau memenuhi akuntabilitas yang
mana memenuhi kewajibannya untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanah
seorang ASN. Beliau merupakan sosok pemimpin yang mana ucapannya bisa dipercaya dan
dipatuhi karena beliau memimpin dengan menjalankan fungsi manajemen yaitu planning,
organization, actuating, dan controlling untuk mengelola dan memajukan UPT RS Indrapura.
Nilai nasionalismenya selalu mengedepankan sikap yang harus saling tolong menolong (sila
ke-2), musyawarah dalam membahas masalah (sila ke-4) dan mau bekerja keras untuk para
pegawai di rumah sakit (sila ke-5). Beliau selalu menasehati bawahannya untuk mau berbaur
dengan sesama dan tidak membuat kelompok di dalam kelompok. Dalam memenuhi etika
publik, beliau selalu menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif dan memberi
arahan kepada bawahannya untuk memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna dan santun. Kemudian, beliau selalu
mengedepankan inovasi dalam memberikan pelayanan kepada publik, mengingat UPT RS
Indrapura sendiri masih dalam tahap pembangunan. Selama dua bulan menjalankan tugas di
UPT RS Indrapura, beliau dapat menunjukkan sikap disiplin dimana beliau selalu tepat waktu
untuk menghadiri rapat. Beliau juga sosok pekerja keras, yang mana beliau sebagai atasan
tidak hanya memberi perintah, namun mau turun tangan bersama para anggotanya untuk
bekerja sama menciptakan rumah sakit yang baik untuk dijadikan pusat pelayanan kesehatan.

29 | P a g e
Beliau juga merupakan sosok pemimpin yang peduli, terlihat dari sikapnya yang selalu
berusaha mencari tahu apakah terdapat permasalahan dan berusaha mencari solusi dalam
masalah di lingkungan rumah sakit. Beliau juga menunjukkan sikap yang tidak diskriminatif
antara PNS, CPNS dan honorer. Beliau pun melakukan manajemen ASN yang bekerja sesuai
aturan dasar hukum, netral, adil, dan terbuka dalam menerima setiap kritik dan masukan,
serta mementingkan kesejahteraan kepada para anggotanya. Dalam menjalankan tugasnya,
beliau juga sering melakukan koordinasi dengan tenaga medis serta non medis demi
perbaikan UPT RS Indrapura kedepan.

30 | P a g e
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 NILAI DASAR ASN


Dalam membuat rancangan aktualisasi ini, saya menerapkan nilai-nilai dasar profesi
ASN yang terdiri dari Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi.

3.1.1 Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk
memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang ASN adalah
menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Akuntabilitas dapat diartikan sebagai kewajiban
atau pertanggungjawaban yang harus dicapai. Nilai-nilai akuntabilitas tersebut antara lain
adalah :
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor, kelompok
dan pribadi
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah
keterlibatan ASN dalam politik praktik.
c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam menyelenggarakan
pemerintahan dan pelayanan publik.
d. Menunjukkan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai
penyelengggara pemerintahan.
e. Akuntabilitas adalah prinsip dasar bagi organisasi yang berlaku pada setiap
level / unit organisasi sebagai suatu kewajiban jabatan dalam memberikan
pertanggungjawaban laporan kegiatan atasannya. Nilai dasar akuntabilitas
meliputi profesional, integritas, kepemimpinan, transparansi, tanggung jawab,
keadilan, kepercayan, keseimbangan, kejelasan, konsisten dan mendahulukan
kepentingan publik.

3.1.2 Nasionalisme
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Nasionalisme adalah
pondasi bagi ASN untuk mengaktualisasikan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya dengan

31 | P a g e
orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa dan negara. Untuk itu, setiap
ASN harus senantiasa taat menjalankan nilai-nilai Pancasila.
Nasionalisme adalah pemahaman akan kesadaran nasional sebagai pendorong untuk
membangun dirinya dalam lingkungan masyarakat, bangsa dan negara. Nilai dasar
nasionalisme adalah gotong royong, persamaan etnis, cinta tanah air, patriotisme,
musyawarah/mufakat, keadilan, rela berkorban, tidak diskriminatif, kerjasama, tenggang rasa
dan kerja keras.

3.1.3 Etika Publik


Etika publik merupakan refleksi atas standar/norma yang menentukan baik atau
buruk, benar atau salah perilaku, tindakan, keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik
dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Nilai dasar etika publik adalah:
a. Memegang teguh nilai-nilai ideologi negara Pancasila
b. Setia dan mempertahankan UUD 1945
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan program pemerintah
i. Memberikan layanan publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, cermat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna dan santun
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi
k. Menghargai komunikasi konsultasi dan kerjasama
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai
m. Mendorong kesetaraan pekerjaan
n. Meningkatkan efektifitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat
sistem karir

3.1.4 Komitmen Mutu


Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil
kerja. Mutu dapat dijadikan sebagai alat pembeda atau pembanding dengan produk/jasa
sejenis lainnya yang dihasilkan atau dilakukan oleh lembaga lain sebagai pesaing.
Manajemen mutu harus dilaksanakan terintegrasi, dan melibatkan seluruh komponen

32 | P a g e
organisasi untuk senantiasa melakukan perbaikan mutu agar dapat memuaskan pelanggan
atau masyarakat.
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan berorientasi pada
kualitas hasil. Adapun nilai-nilai komitmen mutu antara lain mengedepankan komitmen
terhadap kepuasan masyarakat (berorientasi mutu), memberikan layanan yang dapat
memberikan perlindungan publik, upaya perbaikan secara berkelanjutan, kreatif dan inovatif,
serta efektifitas dan efisien.

3.1.5 Anti Korupsi


Anti korupsi adalah tindakan atau perbuatan yang dilakukan untuk memberantas
segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma-norma dengan tujuan memperoleh
keuntungan pribadi, merugikan negara atau masayarakat baik secara lansung maupun tidka
langsung. Anti korupsi adalah kesadaran diri yang terbangun dari integritas yang tinggi baik
pikiran, emosi, ucapan dan tindakan untuk tidak melakukan tindakan korupsi.
Nilai dasar anti korupsi adalah jujur, peduli, mandiri, disiplin, tanggung jawab, kerja
keras, sederhana, berani dan adil.

3.2 KEDUDUKAN DAN PERAN ASN DALAM NEGARA KESATUAN REPUBLIK


INDONESIA

3.2.1 Manajemen ASN


Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN yang
profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, ebbas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Dalam menjalankan tugasnya, ASN berfungsi sebagai
pelaksana kebijakan publik, pelayan publik dan perekat dan pemersatu bangsa.
Selanjutnya peran dari peagwai ASN adalah sebagi perencana, pelaksana dan
pengawas penyelenggara tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional. ASN
berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh pejabat
pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

3.2.2 Pelayanan Publik


Pelayan publik adalah sebagai segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang
dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan di pusat dan daerah dan di lingkungan
BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan/atau jasa, baik dalam pemenuhan kebutuhan

33 | P a g e
masyarakat (Lembaga Administrasi Negara, 1998). Terdapat tiga unsur penting dalam
pelayanan publik, yaitu unsur pertama adalah organisasi penyelenggara pelayanan publik,
unsur kedua adalah penerima layanan (pelanggan) yaitu orang atau masyarakat atau
organisasi yang berkepentingan, dan unsur ketiga adalah kepuasan yang diberikan dan/atau
diterima oleh penerima layanan.
Pelayanan publik yang baik didasarkan pada prinsip-prinsip yang digunakan untuk
merespon berbagai kelemahan yang melekat pada tubuh birokrasi. Berbagai literatur
administasi publik menyebut bahwa prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan
pelayanan prima adalah :
a. Partisipatif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dibutuhkan masyarakat adalah
pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi hasilnya
b. Transparan
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai penyelenggara
pelayanan publik harus menyediakan akses bagi warga negara untuk mengetahui
segala hal yang terkait dengan pelayanan publik
c. Responsif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah wajib mendengar dan
memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya
d. Tidak diskriminatif
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak boleh dibedakan
antara satu warga negara dengan warga negara lainnya atas dasar perbedaan
identitas warga negara, seperti status sosial, pandangan politik, enesitas, agama,
profesi, dll.
e. Mudah dan murah
Penyelenggaraan pelayanan publik dimana masyarakat harus memenuhi berbagai
persyaratan dan membayar fee untuk memperoleh layanan yang mereka butuhkan
harus diterapkan prinsip mudah, artinya berbagai persyaratan tersebut harus
masuk akal dan mudah untuk dipenuhi. Murah dalan arti biaya yang dibutuhkan
masyarakat untuk mendapatkan pelayanan tersebut terjangkau oleh seluruh warga
negara. Hal ini ditekankan karena pelayanan publik yang diselenggarakan oleh
pemerinta tidak dimaksudkan untuk mencari keuntungan.

34 | P a g e
f. Efektif dan efisien
Penyelenggaraan pelayanan publik harus mampu mewujudkan tujuan-tujuan yang
hendak dicapainya dan cara untuk mewujudkan tujuan tersebut dilaksanakan
dengan prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang sedikit dan biaya yang murah.
g. Aksesibel
Penyelenggaraan pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus
dapat dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti fisik dan dapat
dijangkau dalam arti non fisik yang terkait dengan biaya persyaratan yang harus
dipenuhi
h. Akuntabel
Penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan dengan fasilitas dna sumber daya
manusia yang dibiayai oleh warga negara melalui pajak yang mereka bayar. Oleh
karena itu semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat
dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat.
i. Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah memiliki
berbagai tujuan. Salah satu tujuan yang penting adalah melindungi warga negara
dari praktik buruk yang dilakukan oleh warga negara lain. Oleh karena itu
penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai alat untuk
melindungi kelompok rentan dan mampu menghadirkan keadilan bagi kelompok
lemah.

3.2.3 Whole of Government (WoG)


Whole of goverment (WoG) adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan
yang menyatukan uypaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari seluruh sektor dalam runag
lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan,
manajemen program dan pelayanan publik. WoG juga dikenal sebagai pendekatan integrasi,
yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah lembaga yang terkait dengan urusan-urusan.
Oleh karena itu WoG menjelaskan bagaimana instansi pelayanan publik bekerja lintas batas
atau lintas sektor guna mencapai tujuan bersama dan sebagai respon terpadu pemerintah
terhadap isu-isu tertentu.
Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan mengapa WoG menjadi penting dan
tumbuh sebagai pendekatan yang mendapatkan perhatian pemerintah, yakni :

35 | P a g e
a. Adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik dalam mewujudkan
integrasi kebijakan, program pembangunan dan pelayanan agar tercipta
penyelenggaraan pemerintahan yang lebih baik.
b. Terkait faktor-faktor internal dengan adanya ketimpangan kapasitas sektoral
sebagai akibat dari adnaya nuansa kompetisi antar sektor dalam pembangunan.
c. Keberagaman latar belakang nilai budyaa, adat istiadat, serta bentuk latar
belakang lainnya yang mendorong adanya potensi disintegrasi bangsa.
Praktek WoG dalam pelayanan publik dilakukan dengan menyatukan seluruh sektor
terkait dengan pelayanan publik. Jenis pelayanan publik yang dapat silaksanakan dengan
pendekatan WoG adalah :
a. Pelayanan yang bersifat admnistratif, yaitu pelayanan publik yang menghasilkan
berbagai produk dokumen resmi yang dibutuhkan warga masyarakat
b. Pelayanan jasa, pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa yang
dibutuhkan warga masyarakat seperti jalan, perumahan, jaringan telepon, jaringan
listrik, dll
c. Pelayanan regulatif, yaitu pelayanan melalui penegakan hukum dan peraturan
perundang-undangan.

3.3 RANCANGAN AKTUALISASI


Sesuai dengan nilai dasar ASN serta kedudukan dan peran ASN dalam NKRI yang
telah dijabarkan diatas, penulis sebagai salah satu peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan
III Gelombang V Angkatan 16 diberi tugas untuk membuat rancangan aktualisasi
berdasarkan tupoksi sesuai dengan satuan tugas, tugas tambahan dari disposisi
atasan/pimpinan dan tugas kreatif yang dibuat.

Tabel 3.1. Rencana Kegiatan dan Nilai Dasar yang akan Diaktualisasikan
Nilai dasar yang akan
No Rencana Kegiatan
diaktualisasikan
Belum optimalnya belum optimalnya sistem triase pada pelayanan IGD UPT RS
Indrapura
1. Melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik Akuntabilitas, Nasionalisme,
secara holistik berdasarkan sistem triase di Etika Publik, Komitmen Mutu,
IGD. Anti Korupsi, Pelayanan Publik,

36 | P a g e
Manajemen ASN.
2. Sosialisasi alur triase kepada seluruh tenaga Akuntabilitas, Nasionalisme,
medis. Etika Publik, Komitmen Mutu,
Anti Korupsi, Pelayanan Publik,
Manajemen ASN.
3. Pelatihan Internal (In House Training) Basic Akuntabilitas, Nasionalisme,
Life Support (BLS) untuk tenaga medis Etika Publik, Komitmen Mutu,
maupun non medis yang terkait di dalam Anti Korupsi, Pelayanan Publik,
lingkungan UPT RS Indrapura. Manajemen ASN.
4. Membuat rambu-rambu triase dan poster Akuntabilitas, Nasionalisme,
triase di IGD. Etika Publik, Komitmen Mutu,
Anti Korupsi, Pelayanan Publik,
Manajemen ASN.
5. Berkoordinasi dengan Apoteker dan asisten Akuntabilitas, Nasionalisme,
apoteker dalam mencanangkan ketersediaan Etika Publik, Komitmen Mutu,
trolley emergency atau dapat juga berupa Anti Korupsi, Pelayanan Publik,
bag emergency yang menyimpan obat- Manajemen ASN.
obatan dan alat-alat emergensi di IGD.
6. Berkoordinasi dengan team epidemiologi RS Akuntabilitas, Nasionalisme,
untuk menyusun data penyakit gawat darurat Etika Publik, Komitmen Mutu,
terbanyak di IGD selama bulan september- Anti Korupsi, Pelayanan Publik,
oktober. Manajemen ASN.
7. Berkoordinasi dengan team IT (informasi Akuntabilitas, Nasionalisme,
dan teknologi) UPT RS Indrapura untuk Etika Publik, Komitmen Mutu,
membuat web atau media sosial UPT RS Anti Korupsi, Pelayanan Publik,
Indrapura yang memuat program e- Manajemen ASN.
consultation dan penyuluhan elektronik
tentang kegawatdaruratan maupun informasi
kesehatan lainnya.
8. Membentuk team code blue berdasarkan Akuntabilitas, Nasionalisme,
jadwal jaga / shift dinas. Etika Publik, Komitmen Mutu,
Anti Korupsi, Pelayanan Publik,
Manajemen ASN.

37 | P a g e
9. Membuat draft rekam medis yang memuat Akuntabilitas, Nasionalisme,
sistem triase. Etika Publik, Komitmen Mutu,
Anti Korupsi, Pelayanan Publik,
Manajemen ASN.
10. Mengadakan megacode atau simulasi alur Akuntabilitas, Nasionalisme,
pelayanan pasien gawat darurat sebagai Etika Publik, Komitmen Mutu,
bahan evaluasi pelatihan BLS di akhir bulan. Anti Korupsi, Pelayanan Publik,
Manajemen ASN.

38 | P a g e
RANCANGAN AKTUALISASI

Formulir 1. Rancangan Aktualisasi

Unit Kerja/Instansi : UPT RS Indrapura

Identifikasi Isu : 1. Belum optimalnya sistem triase pada pelayanan IGD RS Indrapura
2. Belum optimalnya pelayanan rawat inap di UPT RS Indrapura
3. Kurangnya minat pasien untuk berobat ke UPT RS Indrapura
4. Ketidakjelasan alur pasien yang datang berobat ke UPT RS Indrapura
5. Belum adanya sistem informasi rumah sakit di UPT RS Indrapura

Isu yang diangkat : Belum optimalnya sistem triase pada pelayanan IGD RS Indrapura

39 | P a g e
Gagasan Pemecahan Isu :
Tabel 3.2. Gagasan Pemecahan Isu
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan Misi
Kegiatan Mata Pelatihan terhadap Visi Organisasi
Misi Organisasi
1. Melakukan anamnesa dan 1. Menerapkan salam, 1. Pencatatan Saya akan melaksanakan Kegiatan ini Dengan
pemeriksaan fisik secara sapa, senyum dan rekam medis anamnesa dan untuk memenuhi kegiatan ini,
holistik berdasarkan memperkenalkan yang sesuai pemeriksaan fisik secara visi UPT RS maka nilai
sistem triase di IGD diri sebelum dengan holistik berdasarkan Indrapura yaitu organisasi pro
memeriksa pasien standar triase, sistem triase di IGD memberikan rakyat, inklusif,
2. Menggunakan alat rapih, jelas dengan alur pelayanan pelayanan responsif dan
pelindung diri dan mudah kesehatan yang jelas dan medis yang efektif akan
(universal dipahami sesuai dengan standar prima dan lebih dapat
precaution) ketika profesi dengan berkualitas diperkuat.
memeriksa pasien 2. Foto kegiatan bertanggungjawab kepada
3. Menerapkan prinsip saat (Akuntabilitas). Dalam masyarakat dan
pencegahan infeksi memeriksa melaksanakan kegiatan, misi UPT RS
sebelum dan pasien saya tidak akan Indrapura yaitu
sesudah memeriksa melakukan diskriminasi memberikan
pasien terhadap pasien ataupun pelayaanan
4. Mengkoordinasikan keluarga pasien yang maksimal

40 | P a g e
perawat dan berdasarkan Suku, terhadap
paramedis untuk Agama, Ras, Antar masalah
melakukan golongan. kesehatan dan
pemeriksaan dan (Nasionalisme) dan akan penanggulangan
pencatatan triase bersikap sopan santun penyakit
dengan baik dan ramah - tamah saat
5. Melakukan menjalankan kegiatan
pencatatan anamnese dan
pemeriksaan pada pemeriksaan fisik serta
rekam medis dengan meminta persetujuan
lengkap, rapih, dan terlebih dahulu sebelum
benar. melakukan dokumentasi
6. Mengedukasi pasien anamnese, pemeriksaan
tentang penyakit dan fisik, terapi dan edukasi
penatalaksanaannya penyakit (Etika Publik).
Saya juga akan berpikir
kreatif dan berinovasi
dalam pelaksanaan
kegiatan agar
menghasilkan pelayanan
kesehatan yang efektif

41 | P a g e
dan efisien (Komitmen
Mutu), dan akan
melaksanakan kegiatan
tersebut dengan jujur dan
peduli (Anti Korupsi).

2. Sosialisasi alur triase 1. Meminta izin 1. Daftar hadir Saya akan membuat Kegiatan ini Dengan
kepada seluruh tenaga kepada atasan untuk peserta materi sosialisasi alur untuk memenuhi kegiatan ini,
medis melakukan sosialisasi triase yang dapat visi UPT RS maka nilai
sosialisasi alur alur triase dipertanggungjawabkan Indrapura yaitu organisasi pro
triase kepada secara medis memberikan rakyat, inklusif,
seluruh tenaga 2. Salinan slide (Akuntabilitas). Dalam pelayanan responsif dan
medis UPT RS tayangan melaksanakan kegiatan, medis yang efektif akan
Indrapura power point saya tidak akan prima dan lebih dapat
2. Berkoordinasi materi melakukan diskriminasi berkualitas diperkuat.
dengan dokter terhadap seluruh tenaga kepada
Spesialis Anestesi 3. Foto kegiatan medis berdasarkan Suku, masyarakat dan
UPT RS Indrapura Agama, Ras, Antar misi UPT RS
untuk membuat golongan Indrapura yaitu
materi sosialisasi (Nasionalisme) dan akan memberikan
yang berbobot menghargai komunikasi pelayaanan

42 | P a g e
dengan konsultasi dan kerjasama yang maksimal
menggunakan baik dengan atasan saya terhadap
media audiovisual maupun dengan kolega masalah
semenarik mungkin saya. Saya akan kesehatan dan
3. Mendokumentasika menggunakan bahasa penanggulangan
n kegiatan yang sopan ketika penyakit
menyampaikan materi
dan mengutamakan
pencapaian hasil dan
mendorong kinerja
pegawai (Etika Publik).
Saya juga akan
menyampaikan materi
secara kreatif dan
inovatif, efektif dan
efisien serta tidak bertele-
tele (Komitmen Mutu),
dan akan melaksanakan
kegiatan tersebut dengan
jujur, tidak akan
memalsukan daftar hadir

43 | P a g e
sosialisasi dan tidak akan
memungut bayaran
apapun dalam
pelaksanaannya (Anti
Korupsi).
3. Pelatihan Internal (In 1. Meminta izin 1. Daftar hadir Saya akan membuat Kegiatan ini Dengan
House Training) Basic kepada atasan untuk peserta materi pelatihan yang untuk memenuhi kegiatan ini,
Life Support (BLS) untuk melakukan Pelatihan pelatihan in dapat visi UPT RS maka nilai
tenaga medis maupun non Internal (In House house dipertanggungjawabkan Indrapura yaitu organisasi pro
medis yang terkait di Training) Basic Life training BLS secara medis memberikan rakyat, inklusif,
dalam lingkungan UPT Support (BLS) untuk (Akuntabilitas). Dalam pelayanan responsif dan
RS Indrapura tenaga medis 2. Salinan slide melaksanakan kegiatan, medis yang efektif akan
maupun non medis tayangan saya tidak akan prima dan lebih dapat
yang terkait power point melakukan diskriminasi berkualitas diperkuat.
2. Berkoordinasi materi terhadap seluruh tenaga kepada
dengan dokter medis berdasarkan Suku, masyarakat dan
Spesialis Anestesi Agama, Ras, Antar misi UPT RS
UPT RS Indrapura 3. Foto kegiatan golongan (Nasionalisme) Indrapura yaitu
untuk membuat dan akan menghargai memberikan
materi pelatihan komunikasi konsultasi pelayaanan
yang berbobot dan kerjasama baik yang maksimal

44 | P a g e
dengan dengan atasan saya terhadap
menggunakan media maupun dengan kolega masalah
audiovisual saya. Saya akan kesehatan dan
semenarik mungkin menggunakan bahasa penanggulangan
yang sopan ketika penyakit
menyampaikan materi dan
mengutamakan
pencapaian hasil dan
mendorong kinerja
pegawai (Etika Publik).
Saya juga akan
menyampaikan materi
secara kreatif dan
inovatif, efektif dan
efisien serta tidak bertele-
tele (Komitmen Mutu),
dan akan melaksanakan
kegiatan tersebut dengan
jujur, tidak akan
memalsukan daftar hadir
sosialisasi dan tidak akan

45 | P a g e
memungut bayaran
apapun dalam
pelaksanaannya (Anti
Korupsi).
4. Membuat rambu-rambu 1. Melapor kepada 1. Foto rambu- Saya akan melakukan Kegiatan ini Dengan
triase dan poster triase di atasan untuk rambu triase kegiatan dengan diketahui untuk memenuhi kegiatan ini,
IGD mendapat yang telah oleh atasan visi UPT RS maka nilai
persetujuan kegiatan terpasang di (Akuntabilitas), Indrapura yaitu organisasi pro
2. Mendesain rambu- lantai IGD mendesain poster secara memberikan rakyat, inklusif,
rambu triase merah, kreatif dan inovatif, pelayanan responsif dan
kuning, hijau, dan 2. Foto poster efektif dan efisien serta medis yang efektif akan
hitam untuk atau banner tidak bertele-tele prima dan lebih dapat
ditempelkan di yang (Komitmen Mutu) berkualitas diperkuat.
dinding atau asbes ditempelkan dengan bahasa yang kepada
masing-masing atau sopan dan akan masyarakat dan
tempat tidur IGD diletakkan di melakukan kegiatan tanpa misi UPT RS
3. Mendesain poster pintu masuk meminta biaya apapun Indrapura yaitu
atau banner tentang IGD (Anti Korupsi). Saya memberikan
triase semenarik juga akan bekerjasama pelayaanan
mungkin dengan teman-teman yang maksimal
4. Menempelkan yang lain dalam proses terhadap

46 | P a g e
poster atau banner penempelan poster di masalah
pada tempat yang IGD (Nasionalisme) kesehatan dan
telah ditentukan yang memuat informasi penanggulangan
tanpa meminta atau layanan publik secara penyakit
memberi biaya dari jujur, berdaya guna,
pihak manapun berhasil guna dan santun
5. Mendokumentasikan (Etika Publik).
kegiatan

5. Berkoordinasi dengan 1. Berkonsultasi 1. Foto trolley Saya akan menghargai Kegiatan ini Dengan
Apoteker dan asisten dengan atasan emergency komunikasi konsultasi untuk memenuhi kegiatan ini,
apoteker dalam tentang atau bag dan kerjasama baik visi UPT RS maka nilai
mencanangkan pengalokasian letak emergency dengan atasan saya Indrapura yaitu organisasi pro
ketersediaan trolley trolley emergency yang maupun dengan kolega memberikan rakyat, inklusif,
emergency atau dapat atau bag emergency diletakkan di saya dan saya akan pelayanan responsif dan
juga berupa bag di IGD IGD menggunakan bahasa medis yang efektif akan
emergency yang 2. Berkoordinasi yang sopan (etika prima dan lebih dapat
menyimpan obat-obatan dengan apoteker dan 2. Foto kartu publik), kemudian Saya berkualitas diperkuat.
dan alat-alat emergensi di asisten apoteker stok obat- akan mencanangkan kepada
IGD. dalam mendata obat- obatan yang trolley emergency atau masyarakat dan
obatan gawat darurat tersimpan di bag emergency dengan misi UPT RS

47 | P a g e
yang diperlukan trolley kreatif dan inovatif tanpa Indrapura yaitu
3. Berkoordinasi emergency mengurangi mutunya memberikan
dengan apoteker dan atau bag (komitmen mutu). pelayaanan
asisten apoteker emergency Dalam mengamprahkan yang maksimal
dalam memeriksa obat-obatan didalam bag terhadap
kartu stok tiap obat emergency, saya akan masalah
yang dikeluarkan melakukan perencanaan kesehatan dan
yang jujur, tidak melebih- penanggulangan
lebihkan obat yang penyakit
diminta diluar keperluan
(Anti Korupsi) dan akan
menjaga kepercayaan
atasan dalam mengelola
bag emergency tersebut
(Akuntabilitas).
Kemudian saya akan
bermusyawarah untuk
menentukan siapa yang
bergantian menjaga kunci
emergency bag tersebut
setiap harinya

48 | P a g e
(Nasionalisme).
6. Berkoordinasi dengan 1. Berkonsultasi 1. Data Saya akan menghargai Kegiatan ini Dengan
team epidemiologi RS dengan atasan epidemiologi komunikasi konsultasi untuk memenuhi kegiatan ini,
untuk menyusun data tentang penyusunan tentang dan kerjasama baik visi UPT RS maka nilai
penyakit gawat darurat data penyakit gawat penyakit dengan atasan saya Indrapura yaitu organisasi pro
terbanyak di IGD selama darurat terbanyak terbanyak maupun dengan kolega memberikan rakyat, inklusif,
1 tahun (Januari – di IGD selama yang dilayani saya dan saya akan pelayanan responsif dan
Oktober) bulan Januari - di IGD menggunakan bahasa medis yang efektif akan
Oktober selama bulan yang sopan (Etika prima dan lebih dapat
2. Berkoordinasi Januari – Publik), kemudian Saya berkualitas diperkuat.
dengan team Oktober berserta team kepada
epidemiologi RS dalam bentuk epidemiolodi akan masyarakat dan
untuk menyusun tabel menyusun data penyakit misi UPT RS
data penyakit gawat gawat darurat terbanyak Indrapura yaitu
darurat terbanyak di IGD selama bulan memberikan
di IGD selama September dengan kreatif pelayaanan
bulan Januari - dan inovatif tanpa yang maksimal
Oktober mengurangi mutunya terhadap
(Komitmen Mutu). masalah
Saya akan bekerjasama kesehatan dan
dengan team epidemiologi penanggulangan

49 | P a g e
RS untuk mengumpulkan penyakit
data yang dibutuhkan
yang kemudian akan
ditata dengan penuh
tanggung jawab
(Akuntabilitas).

7. Berkoordinasi dengan 1. Berkonsultasi 1. Salinan Saya, bekerjasama dengan Kegiatan ini Dengan
team IT UPT RS dengan atasan halaman team IT, akan mengelola untuk memenuhi kegiatan ini,
Indrapura untuk membuat tentang pengadaan depan web halaman web dan atau visi UPT RS maka nilai
media sosial UPT RS akun media sosial atau media media sosial yang Indrapura yaitu organisasi pro
Indrapura yang memuat UPT RS Indrapura sosial UPT memuat profil RS, serba memberikan rakyat, inklusif,
program e-consultation yang memuat profil RS indrapura serbi keagiatan RS dan pelayanan responsif dan
dan penyuluhan RS, serba serbi yang memuat informasi kesehatan untuk medis yang efektif akan
elektronik tentang kegiatan RS dan informasi masyarakat awam dengan prima dan lebih dapat
kegawatdaruratan informasi kesehatan kesehatan kreatif dan inovatif tanpa berkualitas diperkuat.
maupun informasi untuk masyarakat mengurangi mutunya. kepada
kesehatan lainnya awam dan e- yang dapat masyarakat dan
consultation dipertanggungjawabkan misi UPT RS
2. Berkoordinasi secara medis Indrapura yaitu
dengan team IT RS (akuntabilitas). memberikan

50 | P a g e
untuk pengadaan Kemudian saya akan pelayaanan
akun media sosial mengisi media tersebut yang maksimal
UPT RS Indrapura dengan informasi- terhadap
yang memuat profil informasi kesehatan masalah
RS, serba serbi dengan bahasa yang kesehatan dan
keagiatan RS dan santun dan dapat penanggulangan
informasi kesehatan dipahami oleh awam penyakit
untuk masyarakat dengan format yang
awam menarik (Etika Publik).
Media audiovisual tadi
juga harus disortir agar
tidak mengandung unsur
SARA dan pornografi
(Nasionalisme). Dengan
adanya layanan
masyarakat berupa media
audiovisual, saya juga
akan lebih mudah dalam
memberikan e-
consultation kepada
masyarakat yang

51 | P a g e
bertanya, dan saya akan
terbuka untuk kritik
maupun saran demi upaya
perbaikan secara
berkelanjutan (Komitmen
Mutu). Tentunya hal ini
telah diketahui dan
disetujui oleh atasan
terlebih dahulu secara
jujur dan terbuka (Anti
Korupsi).

8. Membentuk team code 1. Berkonsultasi Jadwal team Saya akan meminta izin Kegiatan ini Dengan
blue berdasarkan jadwal dengan atasan code blue yang kepada atasan untuk untuk memenuhi kegiatan ini,
jaga / shift dinas. tentang dimulai dari membentuk team code visi UPT RS maka nilai
pembentukan team bulan Oktober blue dan mengajak Indrapura yaitu organisasi pro
code blue dan berdasarkan kolega lain bekerjasama memberikan rakyat, inklusif,
merancang susunan jadwal dinas untuk membentuk team pelayanan responsif dan
team code blue petugas medis code blue dan memelihara medis yang efektif akan
berdasarkan jadwal dan menjunjung tinggi prima dan lebih dapat
jaga/shift dinas standar etika ketika berkualitas diperkuat.

52 | P a g e
kepada atasan berkomunikasi dengan kepada
2. Berkoordinasi kolega dan atasan (Etika masyarakat dan
dengan tenaga Publik) dan misi UPT RS
kesehatan unit lain bertanggungjawab atas Indrapura yaitu
untuk pembentukan pelaksanaan pembentukan memberikan
team code blue dan team code blue dan pelayaanan
merancang susunan perancangan susunan yang maksimal
team code blue team code blue terhadap
berdasarkan jadwal berdasarkan jadwal masalah
jaga/shift dinas jaga/shift dinas yang kesehatan dan
sesuai dengan standar penanggulangan
profesi (Akuntabilitas). penyakit
Dalam melaksanakan
kegiatan, saya tidak akan
melakukan diskriminasi
terhadap tenaga kesehatan
berdasarkan SARA
(Suku, Agama, Ras, dan
Antar golongan)
(Nasionalisme). Saya
akan berpikir kreatif dan

53 | P a g e
berinovasi dalam
pelaksanaan kegiatan agar
menghasilkan pelayanan
kesehatan yang efektif
dan efisien (Komitmen
Mutu).

9. Membuat draft rekam 1. Berkonsultasi 1 buah Saya akan berkonsultasi Kegiatan ini Dengan
medis yang memuat dengan atasan salinan draft dengan atasan saya untuk memenuhi kegiatan ini,
sistem triase. tentang draft rekam rekam medis dengan menggunakan visi UPT RS maka nilai
medis yang memuat yang memuat bahasa yang sopan dan Indrapura yaitu organisasi pro
sistem trise sistem triase santun dan bekerjasama memberikan rakyat, inklusif,
2. Berkoordinasi baik dengan kolega saya pelayanan responsif dan
dengan tenaga untuk menggunakan medis yang efektif akan
kesehatan unit lain rekam medis triase prima dan lebih dapat
untuk sosialisasi tersebut (Etika Publik). berkualitas diperkuat.
rekam medis yang Saya akan kepada
memuat sistem trise Bertanggungjawab atas masyarakat dan
pelaksanaan kegiatan misi UPT RS
sesuai dengan standar Indrapura yaitu
profesi (Akuntabilitas). memberikan

54 | P a g e
Semangat bekerja untuk pelayaanan
bangsa dan negara harus yang maksimal
menjadi dasar yang terhadap
mengilhami setiap masalah
petugas medis dalam kesehatan dan
pengerjaan rekam medis penanggulangan
triase yang sedikit lebih penyakit
rumit dari rekam medis
biasa (Nasionalisme).
Hal ini merupakan bagian
dari pelaksanaan
pelayanan publik dengan
berorientasi pada kualitas
hasil (Komitmen Mutu).

10. Mengadakan megacode 1. Berkonsultasi 1. Daftar hadir Saya akan berkonsultasi Kegiatan ini Dengan
atau simulasi alur dengan atasan peserta dengan atasan saya untuk memenuhi kegiatan ini,
pelayanan pasien gawat tentang kegiatan megacode dengan menggunakan visi UPT RS maka nilai
darurat sebagai bahan megacode atau 2. Video bahasa yang sopan dan Indrapura yaitu organisasi pro
evaluasi pelatihan BLS di simulasi BLS megacode santun (Etika Publik). memberikan rakyat, inklusif,
akhir bulan. 2. Berkoordinasi Simulasi ini merupakan pelayanan responsif dan

55 | P a g e
dengan tenaga bagian dari pelaksanaan medis yang efektif akan
kesehatan unit lain pelayanan publik dengan prima dan lebih dapat
untuk kegiatan berorientasi pada kualitas berkualitas diperkuat.
megacode hasil (Komitmen Mutu). kepada
Dalam proses masyarakat dan
pengusulannya saya akan misi UPT RS
dengan jujur Indrapura yaitu
mengerjakan kegiatan memberikan
tersebut secara transparan pelayaanan
(Anti Korupsi) yang maksimal
terhadap
masalah
kesehatan dan
penanggulangan
penyakit

56 | P a g e
BAB IV
AKTUALISASI, HABITUASI DAN KOMPETENSI BIDANG

4.1 Kegiatan Aktualisasi dan Habituasi

Kegiatan aktualisasi dilakukan di Rumah Sakit Indrapura berdasarkan Rancangan


Aktualisasi yang telah disusun sebelumnya.Kegiatan aktualisasi dijalankan sesuai dengan tugas
pokok dan fungsi di UPT RS Indrapura. Kegiatan ini dilaksanakan kurang lebih 1 (satu) bulan
disertai dengan koordinasi dan komunikasi kepada coach dan mentor dalam setiap tahapan
pelaksanaan kegiatan. Adapun jadwal pelaksanaan kegiatan aktualisasi dapat dilihat pada tabel
4.1.

Tabel 4.1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi


Belum optimalnya sistem triase pada pelayanan IGD UPT RS Indrapura
No Kegiatan Waktu Keterangan
Pelaksanaan
1 Melakukan anamnesa dan 13 September s/d Aktualisasi telah dilaksanakan
pemeriksaan fisik secara holistik 21 September 2019 dengan baik
berdasarkan sistem triase di IGD
2 Sosialisasi alur triase kepada 3 Oktober 2019 Aktualisasi telah dilaksanakan
seluruh tenaga medis dengan baik
3 Pelatihan internal (in house 3 Oktober 2019 Aktualisasi telah dilaksanakan
training) Basic Life Support (BLS) dengan baik
untuk tenaga medis maupun non
medis di lingkungan UPT RS
Indrapura
4 Membuat rambu-rambu triase dan 11 September s/d Aktualisasi telah dilaksanakan
poster triase di IGD 13 September 2019 dengan baik
5 Berkoordinasi dengan Apoteker 11 Oktober 2019 Aktualisasi telah dilaksanakan
dan asisten apoteker untuk dengan baik
menyediakan trolley emergensi
atau minimal tas emergency kit
6 Berkoordinasi dengan team 3 Oktober 2019 Aktualisasi telah dilaksanakan
epidemiologi RS untuk menyusun dengan baik
data penyakit di IGD terbanyak
7 Berkoordinasi dengan team IT RS 07 Oktober s/d 11 Aktualisasi telah dilaksanakan
untuk membuat web atau media Oktober 2019 dengan baik
sosial RS yang memuat program e-
consultation dan penyuluhan
elektronik tentang
kegawatdaruratan maupun
informasi kesehatan lainnya
8 Membentuk team code blue 21 September s/d Aktualisasi telah dilaksanakan
berdasarkan jadwal jaga dokter dan 28 September 2019 dengan baik
perawat
9 Membuat draft rekam medis yang 6 September s/d 13 Aktualisasi telah dilaksanakan
memuat sistem triase September 2019 dengan baik
10 Mengadakan megacode atau 3 Oktober 2019 Aktualisasi telah dilaksanakan

57 | P a g e
simulasi BLS dengan baik

58 | P a g e
Tabel 4.2. Jadwal Kegiatan Aktualisasi

September Oktober
No. Kegiatan Portofolio/ Bukti Kegiatan
III IV V 1 II
1. Melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik secara holistik Foto, SPT, Testimoni
berdasarkan sistem triase di IGD
2. Sosialisasi alur triase kepada seluruh tenaga medis Foto, Absensi, SPT, Testimoni, Video
3. Pelatihan internal (in house training) Basic Life Support (BLS) Foto, Absensi, SPT, Testimoni, Video
untuk tenaga medis maupun non medis di lingkungan UPT RS
Indrapura
4. Membuat rambu-rambu triase dan poster triase di IGD Foto, SPT, Testimoni
5. Berkoordinasi dengan Apoteker dan asisten apoteker untuk Foto, SPT, Testimoni, Tas emergensi
menyediakan trolley emergensi atau minimal tas emergency kit dibawa saat seminar
6. Berkoordinasi dengan team epidemiologi RS untuk menyusun data Foto, SPT, Testimoni
penyakit di IGD terbanyak
7 Berkoordinasi dengan team IT RS untuk membuat web atau media Foto, SPT, Testimoni
sosial RS yang memuat program e-consultation dan penyuluhan
elektronik tentang kegawatdaruratan maupun informasi kesehatan
lainnya
8 Membentuk team code blue berdasarkan jadwal jaga dokter dan Jadwal jaga, SPT, Testimoni
perawat
9 Membuat draft rekam medis yang memuat sistem triase Foto, rekam medis dibawa saat
seminar, SPT, testimoni
10 Mengadakan megacode atau simulasi BLS Foto, Absensi, SPT, Testimoni, Video

59 | P a g e
4.1.1 Capaian Aktualisasi di Rumah Sakit Indrapura
Hasil dan output dari pelaksanaan kegiatan aktualisasi di UPT RS Indrapura dapat dilihat di Tabel 4.3.

Tabel 4.3. Gagasan Pemecahan Isu

No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan


Kegiatan Mata Pelatihan terhadap Visi Misi
Misi Organisasi Organisasi
1. Melakukan 1. Menerapkan salam, 1. Pencatatan Saya akan Kegiatan ini Dengan
anamnesa dan sapa, senyum dan rekam medis melaksanakan untuk memenuhi kegiatan ini,
pemeriksaan fisik memperkenalkan diri yang sesuai anamnesa dan visi UPT RS maka nilai
secara holistik sebelum memeriksa dengan pemeriksaan fisik secara Indrapura yaitu organisasi
berdasarkan sistem pasien standar holistik berdasarkan memberikan pro rakyat,
triase di IGD 2. Menggunakan alat triase, rapih, sistem triase di IGD pelayanan inklusif,
pelindung diri jelas dan dengan alur pelayanan medis yang responsif
(universal precaution) mudah kesehatan yang jelas prima dan lebih dan efektif
ketika memeriksa pasien dipahami dan sesuai dengan berkualitas akan dapat
3. Menerapkan prinsip standar profesi dengan kepada diperkuat.
pencegahan infeksi 2. Foto bertanggungjawab masyarakat dan
sebelum dan sesudah kegiatan saat (Akuntabilitas). Dalam misi UPT RS
memeriksa pasien memeriksa melaksanakan kegiatan, Indrapura yaitu
4. Mengkoordinasikan pasien saya tidak akan memberikan
perawat dan paramedis melakukan diskriminasi pelayaanan

60 | P a g e
untuk melakukan terhadap pasien ataupun yang maksimal
pemeriksaan dan keluarga pasien terhadap
pencatatan triase dengan berdasarkan Suku, masalah
baik Agama, Ras, Antar kesehatan dan
5. Melakukan pencatatan golongan. penanggulangan
pemeriksaan pada (Nasionalisme) dan penyakit
rekam medis dengan akan bersikap sopan
lengkap, rapih, dan santun dan ramah -
benar. tamah saat menjalankan
6. Mengedukasi pasien kegiatan anamnese dan
tentang penyakit dan pemeriksaan fisik serta
penatalaksanaannya meminta persetujuan
terlebih dahulu sebelum
melakukan dokumentasi
anamnese, pemeriksaan
fisik, terapi dan edukasi
penyakit (Etika
Publik). Saya juga
akan berpikir kreatif
dan berinovasi dalam
pelaksanaan kegiatan

61 | P a g e
agar menghasilkan
pelayanan kesehatan
yang efektif dan efisien
(Komitmen Mutu),
dan akan melaksanakan
kegiatan tersebut
dengan jujur dan peduli
(Anti Korupsi).

2. Sosialisasi alur 1. Meminta izin kepada 1. Daftar hadir Saya akan membuat Kegiatan ini Dengan
triase kepada atasan untuk melakukan peserta materi sosialisasi alur untuk memenuhi kegiatan ini,
seluruh tenaga sosialisasi alur triase sosialisasi triase yang dapat visi UPT RS maka nilai
medis kepada seluruh tenaga alur triase dipertanggungjawabkan Indrapura yaitu organisasi
medis UPT RS secara medis memberikan pro rakyat,
Indrapura 2. Salinan slide (Akuntabilitas). Dalam pelayanan inklusif,
2. Berkoordinasi dengan tayangan melaksanakan kegiatan, medis yang responsif
dokter Spesialis power point saya tidak akan prima dan lebih dan efektif
Anestesi UPT RS materi melakukan diskriminasi berkualitas akan dapat
Indrapura untuk terhadap seluruh tenaga kepada diperkuat.
membuat materi 3. Foto medis berdasarkan masyarakat dan
sosialisasi yang kegiatan Suku, Agama, Ras, misi UPT RS

62 | P a g e
berbobot dengan Antar golongan Indrapura yaitu
menggunakan media (Nasionalisme) dan memberikan
audiovisual semenarik akan menghargai pelayaanan
mungkin komunikasi konsultasi yang maksimal
3. Mendokumentasikan dan kerjasama baik terhadap
kegiatan dengan atasan saya masalah
maupun dengan kolega kesehatan dan
saya. Saya akan penanggulangan
menggunakan bahasa penyakit
yang sopan ketika
menyampaikan materi
dan mengutamakan
pencapaian hasil dan
mendorong kinerja
pegawai (Etika Publik).
Saya juga akan
menyampaikan materi
secara kreatif dan
inovatif, efektif dan
efisien serta tidak
bertele-tele (Komitmen

63 | P a g e
Mutu), dan akan
melaksanakan kegiatan
tersebut dengan jujur,
tidak akan memalsukan
daftar hadir sosialisasi
dan tidak akan
memungut bayaran
apapun dalam
pelaksanaannya (Anti
Korupsi).
3. Pelatihan Internal 1. Meminta izin kepada atasan 1. Daftar hadir Saya akan membuat Kegiatan ini Dengan
(In House Training) untuk melakukan Pelatihan peserta materi pelatihan yang untuk memenuhi kegiatan ini,
Basic Life Support Internal (In House pelatihan in dapat visi UPT RS maka nilai
(BLS) untuk tenaga Training) Basic Life house training dipertanggungjawabkan Indrapura yaitu organisasi
medis maupun non Support (BLS) untuk tenaga BLS secara medis memberikan pro rakyat,
medis yang terkait medis maupun non medis (Akuntabilitas). Dalam pelayanan inklusif,
di dalam lingkungan yang terkait 2. Salinan slide melaksanakan kegiatan, medis yang responsif
UPT RS Indrapura 2. Berkoordinasi dengan tayangan saya tidak akan prima dan lebih dan efektif
dokter Spesialis Anestesi power point melakukan diskriminasi berkualitas akan dapat
UPT RS Indrapura untuk materi terhadap seluruh tenaga kepada diperkuat.
membuat materi pelatihan medis berdasarkan Suku, masyarakat dan

64 | P a g e
yang berbobot dengan Agama, Ras, Antar misi UPT RS
menggunakan media 3. Foto kegiatan golongan Indrapura yaitu
audiovisual semenarik (Nasionalisme) dan memberikan
mungkin akan menghargai pelayaanan
komunikasi konsultasi yang maksimal
dan kerjasama baik terhadap
dengan atasan saya masalah
maupun dengan kolega kesehatan dan
saya. Saya akan penanggulangan
menggunakan bahasa penyakit
yang sopan ketika
menyampaikan materi
dan mengutamakan
pencapaian hasil dan
mendorong kinerja
pegawai (Etika Publik).
Saya juga akan
menyampaikan materi
secara kreatif dan
inovatif, efektif dan
efisien serta tidak

65 | P a g e
bertele-tele (Komitmen
Mutu), dan akan
melaksanakan kegiatan
tersebut dengan jujur,
tidak akan memalsukan
daftar hadir sosialisasi
dan tidak akan
memungut bayaran
apapun dalam
pelaksanaannya (Anti
Korupsi).
4. Membuat rambu- 1. Melapor kepada atasan 1. Foto rambu- Saya akan melakukan Kegiatan ini Dengan
rambu triase dan untuk mendapat rambu triase kegiatan dengan untuk memenuhi kegiatan ini,
poster triase di IGD persetujuan kegiatan yang telah diketahui oleh atasan visi UPT RS maka nilai
2. Mendesain rambu-rambu terpasang di (Akuntabilitas), Indrapura yaitu organisasi
triase merah, kuning, hijau, lantai IGD mendesain poster secara memberikan pro rakyat,
dan hitam untuk kreatif dan inovatif, pelayanan inklusif,
ditempelkan di dinding atau 2. Foto poster atau efektif dan efisien serta medis yang responsif
asbes masing-masing banner yang tidak bertele-tele prima dan lebih dan efektif
tempat tidur IGD ditempelkan atau (Komitmen Mutu) berkualitas akan dapat
3. Mendesain poster atau diletakkan di dengan bahasa yang kepada diperkuat.

66 | P a g e
banner tentang triase pintu masuk IGD sopan dan akan masyarakat dan
semenarik mungkin melakukan kegiatan misi UPT RS
4. Menempelkan poster atau tanpa meminta biaya Indrapura yaitu
banner pada tempat yang apapun (Anti Korupsi). memberikan
telah ditentukan tanpa Saya juga akan pelayaanan
meminta atau memberi bekerjasama dengan yang maksimal
biaya dari pihak manapun teman-teman yang lain terhadap
5. Mendokumentasikan dalam proses masalah
kegiatan penempelan poster di kesehatan dan
IGD (Nasionalisme) penanggulangan
yang memuat informasi penyakit
layanan publik secara
jujur, berdaya guna,
berhasil guna dan santun
(Etika Publik).

5. Berkoordinasi 1. Berkonsultasi dengan 1. Foto trolley Saya akan menghargai Kegiatan ini Dengan
dengan Apoteker atasan tentang emergency atau komunikasi konsultasi untuk memenuhi kegiatan ini,
dan asisten apoteker pengalokasian letak bag emergency dan kerjasama baik visi UPT RS maka nilai
dalam trolley emergency atau yang diletakkan dengan atasan saya Indrapura yaitu organisasi

67 | P a g e
mencanangkan bag emergency di IGD di IGD maupun dengan kolega memberikan pro rakyat,
ketersediaan trolley 2. Berkoordinasi dengan saya dan saya akan pelayanan inklusif,
emergency atau apoteker dan asisten 2. Foto kartu stok menggunakan bahasa medis yang responsif
dapat juga berupa apoteker dalam mendata obat-obatan yang sopan (etika prima dan lebih dan efektif
bag emergency yang obat-obatan gawat yang tersimpan publik), kemudian Saya berkualitas akan dapat
menyimpan obat- darurat yang diperlukan di trolley akan mencanangkan kepada diperkuat.
obatan dan alat-alat 3. Berkoordinasi dengan emergency atau trolley emergency atau masyarakat dan
emergensi di IGD. apoteker dan asisten bag emergency bag emergency dengan misi UPT RS
apoteker dalam kreatif dan inovatif Indrapura yaitu
memeriksa kartu stok tanpa mengurangi memberikan
tiap obat yang mutunya (komitmen pelayaanan
dikeluarkan mutu). yang maksimal
Dalam mengamprahkan terhadap
obat-obatan didalam bag masalah
emergency, saya akan kesehatan dan
melakukan perencanaan penanggulangan
yang jujur, tidak penyakit
melebih-lebihkan obat
yang diminta diluar
keperluan (Anti
Korupsi) dan akan

68 | P a g e
menjaga kepercayaan
atasan dalam mengelola
bag emergency tersebut
(Akuntabilitas).
Kemudian saya akan
bermusyawarah untuk
menentukan siapa yang
bergantian menjaga
kunci emergency bag
tersebut setiap harinya
(Nasionalisme).
6. Berkoordinasi 1. Berkonsultasi dengan Data epidemiologi Saya akan menghargai Kegiatan ini Dengan
dengan team atasan tentang penyusunan tentang penyakit komunikasi konsultasi untuk memenuhi kegiatan ini,
epidemiologi RS data penyakit gawat terbanyak yang dan kerjasama baik visi UPT RS maka nilai
untuk menyusun darurat terbanyak di IGD dilayani di IGD dengan atasan saya Indrapura yaitu organisasi
data penyakit gawat selama bulan Januari - selama bulan maupun dengan kolega memberikan pro rakyat,
darurat terbanyak di Oktober Januari – Oktober saya dan saya akan pelayanan inklusif,
IGD selama 1 tahun 2. Berkoordinasi dengan dalam bentuk tabel menggunakan bahasa medis yang responsif
(Januari – Oktober) team epidemiologi RS yang sopan (Etika prima dan lebih dan efektif
untuk menyusun data Publik), kemudian Saya berkualitas akan dapat
penyakit gawat darurat berserta team kepada diperkuat.

69 | P a g e
terbanyak di IGD selama epidemiolodi akan masyarakat dan
bulan Januari – Oktober menyusun data penyakit misi UPT RS
gawat darurat terbanyak Indrapura yaitu
di IGD selama bulan memberikan
September dengan pelayaanan
kreatif dan inovatif yang maksimal
tanpa mengurangi terhadap
mutunya (Komitmen masalah
Mutu). kesehatan dan
Saya akan bekerjasama penanggulangan
dengan team penyakit
epidemiologi RS untuk
mengumpulkan data
yang dibutuhkan yang
kemudian akan ditata
dengan penuh tanggung
jawab (Akuntabilitas).

7. Berkoordinasi 1. Berkonsultasi dengan Salinan halaman Saya, bekerjasama Kegiatan ini Dengan
dengan team IT atasan tentang pengadaan depan web atau dengan team IT, akan untuk memenuhi kegiatan ini,
UPT RS Indrapura akun media sosial UPT RS media sosial UPT mengelola halaman web visi UPT RS maka nilai

70 | P a g e
untuk membuat Indrapura yang memuat RS indrapura yang dan atau media sosial Indrapura yaitu organisasi
media sosial UPT profil RS, serba serbi memuat informasi yang memuat profil RS, memberikan pro rakyat,
RS Indrapura yang kegiatan RS dan kesehatan serba serbi keagiatan RS pelayanan inklusif,
memuat program e- informasi kesehatan untuk dan informasi kesehatan medis yang responsif
consultation dan masyarakat awam dan e- untuk masyarakat awam prima dan lebih dan efektif
penyuluhan consultation dengan kreatif dan berkualitas akan dapat
elektronik tentang 2. Berkoordinasi dengan inovatif tanpa kepada diperkuat.
kegawatdaruratan team IT RS untuk mengurangi mutunya. masyarakat dan
maupun informasi pengadaan akun media yang dapat misi UPT RS
kesehatan lainnya sosial UPT RS Indrapura dipertanggungjawabkan Indrapura yaitu
yang memuat profil RS, secara medis memberikan
serba serbi keagiatan RS (akuntabilitas). pelayaanan
dan informasi kesehatan Kemudian saya akan yang maksimal
untuk masyarakat awam mengisi media tersebut terhadap
dengan informasi- masalah
informasi kesehatan kesehatan dan
dengan bahasa yang penanggulangan
santun dan dapat penyakit
dipahami oleh awam
dengan format yang
menarik (Etika Publik).

71 | P a g e
Media audiovisual tadi
juga harus disortir agar
tidak mengandung unsur
SARA dan pornografi
(Nasionalisme). Dengan
adanya layanan
masyarakat berupa
media audiovisual, saya
juga akan lebih mudah
dalam memberikan e-
consultation kepada
masyarakat yang
bertanya, dan saya akan
terbuka untuk kritik
maupun saran demi
upaya perbaikan secara
berkelanjutan
(Komitmen Mutu).
Tentunya hal ini telah
diketahui dan disetujui
oleh atasan terlebih

72 | P a g e
dahulu secara jujur dan
terbuka (Anti Korupsi).

8. Membentuk team 1. Berkonsultasi dengan Jadwal team code Saya akan meminta izin Kegiatan ini Dengan
code blue atasan tentang blue yang dimulai kepada atasan untuk untuk memenuhi kegiatan ini,
berdasarkan jadwal pembentukan team code dari bulan Oktober membentuk team code visi UPT RS maka nilai
jaga / shift dinas. blue dan merancang berdasarkan jadwal blue dan mengajak Indrapura yaitu organisasi
susunan team code blue dinas petugas medis kolega lain bekerjasama memberikan pro rakyat,
berdasarkan jadwal untuk membentuk team pelayanan inklusif,
jaga/shift dinas kepada code blue dan medis yang responsif
atasan memelihara dan prima dan lebih dan efektif
2. Berkoordinasi dengan menjunjung tinggi berkualitas akan dapat
tenaga kesehatan unit lain standar etika ketika kepada diperkuat.
untuk pembentukan team berkomunikasi dengan masyarakat dan
code blue dan merancang kolega dan atasan misi UPT RS
susunan team code blue (Etika Publik) dan Indrapura yaitu
berdasarkan jadwal bertanggungjawab atas memberikan
jaga/shift dinas pelaksanaan pelayaanan
pembentukan team code yang maksimal
blue dan perancangan terhadap
susunan team code blue masalah

73 | P a g e
berdasarkan jadwal kesehatan dan
jaga/shift dinas yang penanggulangan
sesuai dengan standar penyakit
profesi (Akuntabilitas).
Dalam melaksanakan
kegiatan, saya tidak
akan melakukan
diskriminasi terhadap
tenaga kesehatan
berdasarkan SARA
(Suku, Agama, Ras, dan
Antar golongan)
(Nasionalisme). Saya
akan berpikir kreatif dan
berinovasi dalam
pelaksanaan kegiatan
agar menghasilkan
pelayanan kesehatan
yang efektif dan efisien
(Komitmen Mutu).

74 | P a g e
9. Membuat draft 1. Berkonsultasi dengan 1 buah salinan Saya akan berkonsultasi Kegiatan ini Dengan
rekam medis yang atasan tentang draft rekam draft rekam dengan atasan saya untuk memenuhi kegiatan ini,
memuat sistem medis yang memuat sistem medis yang dengan menggunakan visi UPT RS maka nilai
triase. trise memuat sistem bahasa yang sopan dan Indrapura yaitu organisasi
2. Berkoordinasi dengan triase santun dan bekerjasama memberikan pro rakyat,
tenaga kesehatan unit lain baik dengan kolega saya pelayanan inklusif,
untuk sosialisasi rekam untuk menggunakan medis yang responsif
medis yang memuat sistem rekam medis triase prima dan lebih dan efektif
trise tersebut (Etika Publik). berkualitas akan dapat
Saya akan kepada diperkuat.
Bertanggungjawab atas masyarakat dan
pelaksanaan kegiatan misi UPT RS
sesuai dengan standar Indrapura yaitu
profesi (Akuntabilitas). memberikan
Semangat bekerja untuk pelayaanan
bangsa dan negara harus yang maksimal
menjadi dasar yang terhadap
mengilhami setiap masalah
petugas medis dalam kesehatan dan
pengerjaan rekam medis penanggulangan
triase yang sedikit lebih penyakit

75 | P a g e
rumit dari rekam medis
biasa (Nasionalisme).
Hal ini merupakan
bagian dari pelaksanaan
pelayanan publik
dengan berorientasi
pada kualitas hasil
(Komitmen Mutu).

10. Mengadakan 1. Berkonsultasi dengan atasan 1. Daftar hadir Saya akan berkonsultasi Kegiatan ini Dengan
megacode atau tentang kegiatan megacode peserta dengan atasan saya untuk memenuhi kegiatan ini,
simulasi alur atau simulasi BLS megacode dengan menggunakan visi UPT RS maka nilai
pelayanan pasien 2. Berkoordinasi dengan 2. Video bahasa yang sopan dan Indrapura yaitu organisasi
gawat darurat tenaga kesehatan unit lain megacode santun (Etika Publik). memberikan pro rakyat,
sebagai bahan untuk kegiatan megacode Simulasi ini merupakan pelayanan inklusif,
evaluasi pelatihan bagian dari pelaksanaan medis yang responsif
BLS di akhir bulan. pelayanan publik prima dan lebih dan efektif
dengan berorientasi berkualitas akan dapat
pada kualitas hasil kepada diperkuat.
(Komitmen Mutu). masyarakat dan
Dalam proses misi UPT RS

76 | P a g e
pengusulannya saya Indrapura yaitu
akan dengan jujur memberikan
mengerjakan kegiatan pelayaanan
tersebut secara yang maksimal
transparan (Anti terhadap
Korupsi) masalah
kesehatan dan
penanggulangan
penyakit

77 | P a g e
Hasil Aktualisasi Kegiatan 1

Kegiatan Melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik secara holistik berdasarkan sistem
triase di IGD
Tanggal 13 September s/d 21 September 2019

1. Surat Perintah Tugas


Daftar Lampiran
2. Testimoni
3. Foto kegiatan saat memeriksa pasien

a. Capaian Kegiatan
Dengan dilaksanakannya kegiatan 1 yaitu Melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik secara
holistik berdasarkan sistem triase di IGD, maka telah tersedia 1 buah rekam medis yang sesuai
dengan standar triase dan didukung dengan dokumentasi kegiatan.

b. Manfaat
Kegiatan ini bermanfaat dalam upaya dan peningkatan profesionalisme pelayanan medis di
IGD UPT RS Indrapura Provinsi Sumatera Utara.

c. Dampak
1. Jika anamnesa dan pemeriksaan fisik secara holistik berdasarkan sistem triase dilakukan
maka akan mempersingkat waktu respon tenaga kesehatan kepada pasien sehingga akan
meningkatkan profesionalisme tenaga medis di IGD
2. Jika tidak dilakukan maka pelayanan medis di IGD UPT RS Indrapura dapat terhambat.

78 | P a g e
Kegiatan 1

Kegiatan pertama yang saya laksanakan adalah melakukan anamnesa dan


pemeriksaan fisik secara holistik berdasarkan sistem triase di IGD. Dalam melaksanakan
kegiatan, saya akan memberikan pelayanan kesehatan yang jelas dan sesuai dengan standar
profesi dengan bertanggungjawab. Saya tidak akan melakukan diskriminasi terhadap pasien
ataupun keluarga pasien berdasarkan Suku, Agama, Ras, Antar golongan, dan akan bersikap
sopan santun dan ramah - tamah saat menjalankan kegiatan anamnese dan pemeriksaan fisik
serta meminta persetujuan terlebih dahulu sebelum melakukan dokumentasi anamnese,
pemeriksaan fisik, terapi dan edukasi penyakit. Saya juga akan berpikir kreatif dan
berinovasi dalam pelaksanaan kegiatan agar menghasilkan pelayanan kesehatan yang efektif
dan efisien dan akan melaksanakan kegiatan tersebut dengan jujur dan peduli.
Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin harian saya sebagai dokter IGD, namun karena
keterbatasan pasien yang datang berobat ke UPT RS Indrapura maka kegiatan ini saya
lakukan sepanjang masa habituasi.
Ketika pasien masuk, maka pada saat itu pula penilaian triase dimulai. Dengan
menggunakan rekam medis triase, penilaian akan menjadi lebih mudah. Rekam medis triase
juga merupakan salah satu kegiatan aktualisasi saya.

79 | P a g e
Dokumentasi Hasil Aktualisasi Kegiatan 1
Kegiatan Melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik secara holistik
berdasarkan sistem triase di IGD
Tanggal 13 September s/d 21 September 2019
Lampiran 1. Surat Perintah Tugas
2. Testimoni
3. Foto kegiatan saat memeriksa pasien

Gambar 4.1. Menempatkan pasien sesak Gambar 4.2. Melakukan pemeriksaan


nafas karena asma eksaserbasi di bed fisik pada pasien
triase kuning

80 | P a g e
Gambar 4.3. Surat Perintah Tugas dari Atasan

81 | P a g e
Gambar 4.4. Surat Pengakuan (Testimoni) Kegiatan 1

82 | P a g e
FORMULIR PENGENDALIAN MENTOR
DALAM AKTUALISASI NILAI-NILAI PNS OLEH
PESERTA PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III
GELOMBANG V ANGKATAN 16 TAHUN 2019

Nama : dr. Wirta Hernika


NIP : 198709192019032006
Unit Kerja : UPT RS Indrapura Provinsi Sumatera Utara
Jabatan : Calon Dokter Ahli Pertama
Isu : Belum optimalnya sistem triase pada pelayanan
IGD UPT RS Indrapura
Kegiatan 1 : Melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik secara holistik
berdasarkan sistem triase di IGD

Penyelesaian Kegiatan Catatan Mentor Paraf Mentor


a. Tahapan Kegiatan :
1. Menerapkan salam, sapa,
senyum dan
memperkenalkan diri
sebelum memeriksa
pasien.
2. Menggunakan alat
pelindung diri (universal
precaution) ketika
memeriksa pasien.
3. Menerapkan prinsip
pencegahan infeksi
sebelum dan sesudah
memeriksa pasien.
4. Mengkoordinasikan
perawat dan paramedis
untuk melakukan
pemeriksaan dan
pencatatan triase dengan
baik.
5. Melakukan pencatatan
pemeriksaan pada rekam
medis dengan lengkap,
rapih, dan benar.
6. Mengedukasi pasien
tentang penyakit dan
penatalaksanaannya

- Output kegiatan terhadap


pemecahan isu :
Pencatatan Rekam Medis
yang jelas dan rapih sehingga
memudahkan penilaian triase
pasien

- Keterkaitan substansi mata


pelatihan :

83 | P a g e
1. Akuntabilitas
2. Komitmen mutu
3. Etika publik
4. Anti korupsi

- Kontribusi terhadap visi


misi organisasi :
Kegiatan ini untuk memenuhi
visi UPT RS Indrapura yaitu
memberikan pelayanan medis
yang prima dan lebih
berkualitas kepada
masyarakat dan misi UPT RS
Indrapura yaitu memberikan
pelayanan yang maksimal
terhadap masalah kesehatan
dan penanggulangan penyakit

84 | P a g e
FORMULIR PENGENDALIAN COACH
DALAM AKTUALISASI NILAI-NILAI PNS OLEH
PESERTA PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III
GELOMBANG V ANGKATAN 16 TAHUN 2019

Nama : dr. Wirta Hernika


NIP : 198709192019032006
Unit Kerja : UPT RS Indrapura Provinsi Sumatera Utara
Jabatan : Calon Dokter Ahli Pertama
Isu : Belum optimalnya sistem triase pada pelayanan
IGD UPT RS Indrapura
Kegiatan 1 : Melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik secara holistik
berdasarkan sistem triase di IGD

Penyelesaian Kegiatan Catatan Coach Paraf Coach


b. Tahapan Kegiatan : Untuk laporan aktualisasi dapat
1. Menerapkan salam, sapa, dilanjutkan dengan membuat narasi
senyum dan dilengkapi dengan bukti fisik. Ada
memperkenalkan diri audiovisual foto-foto kegiatan dan
sebelum memeriksa testimoni dukungan dari atasan dan
pasien. stakeholder lainnya. Sewaktu
2. Menggunakan alat datang nanti sudah dijilid rangkap
pelindung diri (universal 4 dan foto-foto kegiatan di print
precaution) ketika berwarna.
memeriksa pasien.
3. Menerapkan prinsip
pencegahan infeksi
sebelum dan sesudah Waktu dan Media Coaching:
memeriksa pasien.
4. Mengkoordinasikan Tanggal 6 September 2019
perawat dan paramedis Media : Whatsapp
untuk melakukan
pemeriksaan dan
pencatatan triase dengan
baik.
5. Melakukan pencatatan
pemeriksaan pada rekam
medis dengan lengkap,
rapih, dan benar.
6. Mengedukasi pasien
tentang penyakit dan
penatalaksanaannya

- Output kegiatan terhadap


pemecahan isu :
Pencatatan Rekam Medis
yang jelas dan rapih sehingga
memudahkan penilaian triase
pasien

- Keterkaitan substansi mata


pelatihan :

85 | P a g e
1. Akuntabilitas
2. Komitmen mutu
3. Etika publik
4. Anti korupsi

- Kontribusi terhadap visi


misi organisasi :
Kegiatan ini untuk memenuhi
visi UPT RS Indrapura yaitu
memberikan pelayanan medis
yang prima dan lebih
berkualitas kepada
masyarakat dan misi UPT RS
Indrapura yaitu memberikan
pelayanan yang maksimal
terhadap masalah kesehatan
dan penanggulangan penyakit

86 | P a g e
Hasil Aktualisasi Kegiatan 2

Kegiatan Sosialisasi alur triase kepada seluruh tenaga medis

Tanggal 3 Oktober 2019

1. Surat Perintah Tugas


Daftar Lampiran
2. Testimoni
3. Daftar hadir peserta sosialisasi alur triase
4. Salinan slide tayangan power point materi
5. Foto kegiatan

a. Capaian Kegiatan
Dengan dilaksanakannya kegiatan 2 yaitu sosialisasi alur triase kepada seluruh tenaga medis,
maka pengetahuan tentang alur triase IGD menjadi semakin baik dan didukung dengan
dokumentasi kegiatan.

b. Manfaat

Kegiatan ini bermanfaat dalam upaya dan peningkatan profesionalisme pelayanan medis di
IGD UPT RS Indrapura Provinsi Sumatera Utara.

c. Dampak
1. Jika seluruh tenaga medis terutama yang bertugas di IGD UPT RS Indrapura mengetahui
alur triase maka akan mempersingkat waktu respon tenaga kesehatan kepada pasien
sehingga akan meningkatkan profesionalisme tenaga medis di IGD
2. Jika tidak dilakukan maka pelayanan medis di IGD UPT RS Indrapura dapat terhambat.

87 | P a g e
Kegiatan 2

Saya akan membuat materi sosialisasi alur triase yang dapat dipertanggungjawabkan secara
medis. Dalam melaksanakan kegiatan, saya tidak akan melakukan diskriminasi terhadap seluruh
tenaga medis berdasarkan Suku, Agama, Ras, Antar golongan dan akan menghargai komunikasi
konsultasi dan kerjasama baik dengan atasan saya maupun dengan kolega saya. Saya akan
menggunakan bahasa yang sopan ketika menyampaikan materi dan mengutamakan pencapaian hasil
dan mendorong kinerja pegawai. Saya juga akan menyampaikan materi secara kreatif dan inovatif,
efektif dan efisien serta tidak bertele-tele, dan akan melaksanakan kegiatan tersebut dengan jujur,
tidak akan memalsukan daftar hadir sosialisasi dan tidak akan memungut bayaran apapun dalam
pelaksanaannya.
Sebelum memulai aktualisasi, saya memohon izin kepada atasan untuk melakukan kegiatan
dan disambut dengan sangat baik oleh beliau.
Kegiatan sosialisasi alur triase bersamaan dilakukan dengan pelatihan Basic Life Support dan
Simulasi megacode Basic Life Support yang dilaksanakan pada tanggal 3 Oktober 2019.
Kegiatan dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, doa pembuka, dan kata
sambutan oleh Kepala UPT dan oleh dr. David, Sp.An yang mewakili rekan-rekan CPNS. Moderator
membuka acara dan saya mulai memaparkan presentasi tentang alur triase dan Basic Life Support.

88 | P a g e
Dokumentasi Hasil Aktualisasi Kegiatan 2

Kegiatan Sosialisasi Alur Triase kepada Seluruh Tenaga Medis


Tanggal 3 Oktober 2019
Lampiran 1. Surat Perintah Tugas
2. Testimoni
3. Daftar hadir peserta sosialisasi alur triase
4. Salinan slide tayangan power point materi
5. Foto kegiatan

Gambar 4.5. Alur Triase

89 | P a g e
Gambar 4.6. Meminta Izin Kepada Atasan untuk melakukan aktualisasi

90 | P a g e
Gambar 4.7. Surat Perintah Tugas

91 | P a g e
Gambar 4.8. Daftar Hadir Peserta Sosialisasi

92 | P a g e
Gambar 4.9. Surat Pernyataan Pengakuan (Testimoni) Kegiatan 2

93 | P a g e
Gambar 4.10. Presentasi sosialisasi alur triase IGD

94 | P a g e
FORMULIR PENGENDALIAN MENTOR
DALAM AKTUALISASI NILAI-NILAI PNS OLEH
PESERTA PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III
GELOMBANG V ANGKATAN 16 TAHUN 2019

Nama : dr. Wirta Hernika


NIP : 198709192019032006
Unit Kerja : UPT RS Indrapura Provinsi Sumatera Utara
Jabatan : Calon Dokter Ahli Pertama
Isu : Belum optimalnya sistem triase pada pelayanan
IGD UPT RS Indrapura
Kegiatan 2 : Sosialisasi Alur Triase kepada Seluruh Tenaga Medis

Penyelesaian Kegiatan Catatan Mentor Paraf Mentor


c. Tahapan Kegiatan :
1. Meminta izin kepada atasan
untuk melakukan sosialisasi
alur triase kepada seluruh
tenaga medis UPT RS
Indrapura
2. Berkoordinasi dengan
dokter Spesialis Anestesi
UPT RS Indrapura untuk
membuat materi sosialisasi
yang berbobot dengan
menggunakan media
audiovisual semenarik
mungkin
3. Mendokumentasikan
kegiatan

- Output kegiatan terhadap


pemecahan isu :
Alur Triase Pasien IGD telah
tersosialisasikan

- Keterkaitan substansi mata


pelatihan :
1. Akuntabilitas
2. Komitmen mutu
3. Etika publik
4. Anti korupsi

- Kontribusi terhadap visi misi


organisasi :
Kegiatan ini untuk memenuhi visi

95 | P a g e
UPT RS Indrapura yaitu
memberikan pelayanan medis
yang prima dan lebih berkualitas
kepada masyarakat dan misi UPT
RS Indrapura yaitu memberikan
pelayanan yang maksimal terhadap
masalah kesehatan dan
penanggulangan penyakit

96 | P a g e
FORMULIR PENGENDALIAN COACH
DALAM AKTUALISASI NILAI-NILAI PNS OLEH
PESERTA PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III
GELOMBANG V ANGKATAN 16 TAHUN 2019

Nama : dr. Wirta Hernika


NIP : 198709192019032006
Unit Kerja : UPT RS Indrapura Provinsi Sumatera Utara
Jabatan : Calon Dokter Ahli Pertama
Isu : Belum optimalnya sistem triase pada pelayanan
IGD UPT RS Indrapura
Kegiatan 2 : Sosialisasi Alur Triase kepada Seluruh Tenaga Medis

Penyelesaian Kegiatan Catatan Coach Paraf Coach


d. Tahapan Kegiatan : Untuk laporan aktualisasi
1. Meminta izin kepada atasan dapat dilanjutkan dengan
membuat narasi dilengkapi
untuk melakukan sosialisasi alur
dengan bukti fisik. Ada
triase kepada seluruh tenaga audiovisual foto-foto
kegiatan dan testimoni
medis UPT RS Indrapura
dukungan dari atasan dan
2. Berkoordinasi dengan dokter stakeholder lainnya.
Sewaktu datang nanti sudah
Spesialis Anestesi UPT RS
dijilid rangkap 4 dan foto-
Indrapura untuk membuat materi foto kegiatan di print
berwarna.
sosialisasi yang berbobot dengan
menggunakan media audiovisual
semenarik mungkin
Waktu dan Media
3. Mendokumentasikan kegiatan Coaching:

- Output kegiatan terhadap Tanggal 6 September 2019


pemecahan isu : Media : Whatsapp
Alur Triase Pasien IGD telah
tersosialisasikan

- Keterkaitan substansi mata


pelatihan :
1. Akuntabilitas
2. Komitmen mutu
3. Etika publik
4. Anti korupsi

- Kontribusi terhadap visi misi


organisasi :
Kegiatan ini untuk memenuhi visi
UPT RS Indrapura yaitu
memberikan pelayanan medis yang
prima dan lebih berkualitas kepada

97 | P a g e
masyarakat dan misi UPT RS
Indrapura yaitu memberikan
pelayanan yang maksimal terhadap
masalah kesehatan dan
penanggulangan penyakit

98 | P a g e
Hasil Aktualisasi Kegiatan 3

Kegiatan Pelatihan Internal (in house training) Basic Life Support (BLS) untuk Tenaga
Medis maupun Non Medis di Lingkungan UPT RS Indrapura
Tanggal 3 Oktober 2019

1. Surat Perintah Tugas


Daftar Lampiran
2. Testimoni
3. Daftar hadir peserta sosialisasi alur triase
4. Salinan slide tayangan power point materi
5. Foto kegiatan

a. Capaian Kegiatan
Dengan dilaksanakannya kegiatan 3 yaitu Pelatihan Internal (in house training) Basic Life
Support (BLS) untuk Tenaga Medis maupun Non Medis di Lingkungan UPT RS Indrapura,
maka pengetahuan dan keterampilan tenaga medis dan non medis tentang Basic Life Support
menjadi semakin baik dan didukung dengan dokumentasi kegiatan.

b. Manfaat

Kegiatan ini bermanfaat dalam upaya dan peningkatan profesionalisme pelayanan medis di
IGD UPT RS Indrapura Provinsi Sumatera Utara.

c. Dampak
1. Jika seluruh tenaga medis terutama yang bertugas di IGD UPT RS Indrapura mengetahui
Basic Life Support maka kegawatdaruratan medis dapat segera ditangani dan
menyelamatkan nyawa sehingga akan meningkatkan profesionalisme tenaga medis di IGD
2. Jika tidak dilakukan maka pelayanan medis di IGD UPT RS Indrapura dapat terhambat.

99 | P a g e
Kegiatan 3

Kegiatan ketiga yang saya laksanakan adalah membuat materi pelatihan Basic Life Support
yang dapat dipertanggungjawabkan secara medis. Dalam melaksanakan kegiatan, saya tidak akan
melakukan diskriminasi terhadap seluruh tenaga medis berdasarkan Suku, Agama, Ras, Antar
golongan dan akan menghargai komunikasi konsultasi dan kerjasama baik dengan atasan saya
maupun dengan kolega saya. Saya akan menggunakan bahasa yang sopan ketika menyampaikan
materi dan mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai. Saya juga akan
menyampaikan materi secara kreatif dan inovatif, efektif dan efisien serta tidak bertele-tele, dan akan
melaksanakan kegiatan tersebut dengan jujur, tidak akan memalsukan daftar hadir sosialisasi dan
tidak akan memungut bayaran apapun dalam pelaksanaannya.

Sebelum memulai aktualisasi, saya memohon izin kepada atasan untuk melakukan kegiatan
dan disambut dengan sangat baik oleh beliau.
Kegiatan sosialisasi alur triase bersamaan dilakukan dengan pelatihan Basic Life Support dan
Simulasi megacode Basic Life Support yang dilaksanakan pada tanggal 3 Oktober 2019.
Kegiatan dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, doa pembuka, dan kata
sambutan oleh Kepala UPT dan oleh dr. David, Sp.An yang mewakili rekan-rekan CPNS. Moderator
membuka acara dan saya mulai memaparkan presentasi tentang alur triase dan Basic Life Support.

100 | P a g e
Dokumentasi Hasil Aktualisasi Kegiatan

Kegiatan Pelatihan Internal (in house training) Basic Life Support


(BLS) untuk Tenaga Medis maupun Non Medis di
Lingkungan UPT RS Indrapura
Tanggal 3 Oktober 2019
Lampiran 1. Surat Perintah Tugas
2. Testimoni
3. Daftar hadir peserta pelatihan internal Basic Life
Support
4. Salinan slide tayangan power point materi
5. Foto kegiatan

Gambar 4.11. Surat Perintah Tugas

101 | P a g e
Gambar 4.12. Surat Pernyataan Pengakuan (Testimoni) Kegiatan 3

102 | P a g e
Gambar 4.13 Daftar Hadir Peserta Sosialisasi

103 | P a g e
Gambar 4.14. Menyanyikan Lagu Indonesia Raya

Gambar 4.15. Berkoordinasi dengan dr. David, Sp. Anestesi dalam menyampaikan materi

104 | P a g e
105 | P a g e
Gambar 4.16. Menyampaikan Materi tentang Basic Life Support

106 | P a g e
Gambar 4.17. Memberikan contoh simulasi Basic Life Support

107 | P a g e
108 | P a g e
109 | P a g e
FORMULIR PENGENDALIAN MENTOR
DALAM AKTUALISASI NILAI-NILAI PNS OLEH
PESERTA PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III
GELOMBANG V ANGKATAN 16 TAHUN 2019

Nama :dr. Wirta Hernika


NIP :198709192019032006
Unit Kerja :UPT RS Indrapura Provinsi Sumatera Utara
Jabatan :Calon Dokter Ahli Pertama
Isu :Belum optimalnya sistem triase pada pelayanan
IGD UPT RS Indrapura
Kegiatan 3 : Pelatihan Internal (in house training) Basic Life Support (BLS)
untuk Tenaga Medis maupun Non Medis di Lingkungan UPT RS Indrapura

Penyelesaian Kegiatan Catatan Mentor Paraf Mentor


e. Tahapan Kegiatan :
1. Meminta izin kepada
atasan untuk melakukan
Pelatihan Internal (In
House Training) Basic
Life Support (BLS) untuk
tenaga medis maupun non
medis yang terkait
2. Berkoordinasi dengan
dokter Spesialis Anestesi
UPT RS Indrapura untuk
membuat materi pelatihan
yang berbobot dengan
menggunakan media
audiovisual semenarik
mungkin

- Output kegiatan terhadap


pemecahan isu :
Pengetahuan dan
keterampilan tenaga medis
dan non medis tentang Basic
Life Support menjadi
semakin baik

- Keterkaitan substansi mata


pelatihan :
1. Akuntabilitas
2. Komitmen mutu
3. Etika publik

110 | P a g e
4. Anti korupsi

- Kontribusi terhadap visi


misi organisasi :
Kegiatan ini untuk memenuhi
visi UPT RS Indrapura yaitu
memberikan pelayanan medis
yang prima dan lebih
berkualitas kepada
masyarakat dan misi UPT RS
Indrapura yaitu memberikan
pelayanan yang maksimal
terhadap masalah kesehatan
dan penanggulangan penyakit

111 | P a g e
FORMULIR PENGENDALIAN COACH
DALAM AKTUALISASI NILAI-NILAI PNS OLEH
PESERTA PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III
GELOMBANG V ANGKATAN 16 TAHUN 2019

Nama :dr. Wirta Hernika


NIP :198709192019032006
Unit Kerja :UPT RS Indrapura Provinsi Sumatera Utara
Jabatan :Calon Dokter Ahli Pertama
Isu :Belum optimalnya sistem triase pada pelayanan
IGD UPT RS Indrapura
Kegiatan 3 : Pelatihan Internal (in house training) Basic Life Support (BLS)
untuk Tenaga Medis maupun Non Medis di Lingkungan UPT RS Indrapura

Penyelesaian Kegiatan Catatan Coach Paraf Coach


f. Tahapan Kegiatan : Untuk laporan aktualisasi dapat
3. Meminta izin kepada dilanjutkan dengan membuat
narasi dilengkapi dengan bukti
atasan untuk melakukan
fisik. Ada audiovisual foto-foto
Pelatihan Internal (In kegiatan dan testimoni
dukungan dari atasan dan
House Training) Basic
stakeholder lainnya. Sewaktu
Life Support (BLS) untuk datang nanti sudah dijilid
rangkap 4 dan foto-foto
tenaga medis maupun non
kegiatan di print berwarna.
medis yang terkait
4. Berkoordinasi dengan
dokter Spesialis Anestesi Waktu dan Media Coaching:
UPT RS Indrapura untuk
Tanggal 6 September 2019
membuat materi pelatihan Media : Whatsapp
yang berbobot dengan
menggunakan media
audiovisual semenarik
mungkin

- Output kegiatan terhadap


pemecahan isu :
Pengetahuan dan
keterampilan tenaga medis
dan non medis tentang Basic
Life Support menjadi
semakin baik

- Keterkaitan substansi mata


pelatihan :
5. Akuntabilitas
6. Komitmen mutu
7. Etika publik

112 | P a g e
8. Anti korupsi

- Kontribusi terhadap visi


misi organisasi :
Kegiatan ini untuk memenuhi
visi UPT RS Indrapura yaitu
memberikan pelayanan medis
yang prima dan lebih
berkualitas kepada
masyarakat dan misi UPT RS
Indrapura yaitu memberikan
pelayanan yang maksimal
terhadap masalah kesehatan
dan penanggulangan penyakit

113 | P a g e
Hasil Aktualisasi Kegiatan 4

Kegiatan Membuat rambu-rambu triase dan poster triase di IGD

Tanggal 11 September s/d 13 September 2019

1. Foto rambu-rambu triase merah, kuning, hijau, dan hitam untuk


Daftar Lampiran
ditempelkan di lantai menuju tempat tidur IGD.
2. Foto banner yang ditempelkan atau diletakkan di pintu masuk IGD

a. Capaian Kegiatan

Dengan dilaksanakannya kegiatan 4 yaitu membuat rambu-rambu triase dan poster/banner


triase di IGD, maka pelayanan medis dan alur triase dapat semakin jelas dan terarah dan
didukung dengan dokumentasi kegiatan.

b. Manfaat
Kegiatan ini bermanfaat dalam upaya dan peningkatan profesionalisme pelayanan medis di
IGD UPT RS Indrapura Provinsi Sumatera Utara.

c. Dampak
1. Jika di IGD terdapat rambu-rambu triase dan banner alur triase maka respon time waktu
respon tenaga kesehatan kepada pasien menjadi lebih baik sehingga akan meningkatkan
kepuasan pasien dan profesionalisme tenaga medis di IGD
2. Jika tidak dilakukan maka pelayanan medis di IGD UPT RS Indrapura dapat terhambat.

114 | P a g e
Kegiatan 4

Saya akan melakukan kegiatan dengan diketahui oleh atasan, mendesain poster secara kreatif
dan inovatif, efektif dan efisien serta tidak bertele-tele dengan bahasa yang sopan dan akan melakukan
kegiatan tanpa meminta biaya apapun. Saya juga akan bekerjasama dengan teman-teman yang lain
dalam proses penempelan poster di IGD yang memuat informasi layanan publik secara jujur, berdaya
guna, berhasil guna dan santun.

Sebelumnya, IGD UPT RS Indrapura belum memiliki rambu-rambu triase ataupun banner
yang menjelaskan tentang triase tersebut kepada pasien. Jika pasien datang secara bersamaan dan
membutuhkan penanganan medis yang serius, maka triase akan memudahkan tenaga medis untuk
menentukan prioritas penanganan.

Rambu triase yang paling sering dilakukan adalah membuat jalur berwarna hijau, merah,
kuning dan hitam di lantai IGD yang menunjukkan tempat-tempat kemana pasien tersebut
dibaringkan. Selain itu, Triase juga mempunyai batas waktu respon untuk masing-masing kode warna.

Namun, jika pasien atau masyarakat awam melihat garis tersebut pastinya akan bingung
dengan arti jalur tersebut sehingga saya memutuskan untuk membuat banner triase yang memuat
informasi penjelasan tentang alur tersebut.

115 | P a g e
Dokumentasi Hasil Aktualisasi Kegiatan 4

Kegiatan Membuat rambu-rambu triase dan poster triase di IGD


Tanggal 11 September s/d 13 September 2019
Lampiran 1. Foto rambu-rambu triase merah, kuning, hijau, dan
hitam untuk ditempelkan di lantai menuju tempat
tidur IGD.
2. Foto banner yang ditempelkan atau diletakkan di
pintu masuk IGD

Gambar 4.18. Berkonsultasi dengan atasan dalam membuat rambu-rambu triase

Gambar 4.19. Proses pengerjaan pemasangan rambu-rambu dan banner triase

116 | P a g e
Gambar 4.20. IGD UPT RS Indrapura tampak depan dengan rambu-rambu triase dan banner
triase

Gambar 4.21. Surat Pernyataan Pengakuan (Testimoni) Kegiatan 4

117 | P a g e
Gambar 4.22. Surat Perintah Tugas
118 | P a g e
FORMULIR PENGENDALIAN MENTOR
DALAM AKTUALISASI NILAI-NILAI PNS OLEH
PESERTA PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III
GELOMBANG V ANGKATAN 16 TAHUN 2019

Nama : dr. Wirta Hernika


NIP : 198709192019032006
Unit Kerja : UPT RS Indrapura Provinsi Sumatera Utara
Jabatan : Calon Dokter Ahli Pertama
Isu : Belum optimalnya sistem triase pada pelayanan
IGD UPT RS Indrapura
Kegiatan 4 : Membuat rambu-rambu triase dan banner triase di IGD

Penyelesaian Kegiatan Catatan Mentor Paraf Mentor


g. Tahapan Kegiatan :
1. Melapor kepada atasan
untuk mendapat
persetujuan kegiatan
2. Mendesain rambu-rambu
triase merah, kuning,
hijau, dan hitam untuk
ditempelkan di lantai
menuju tempat tidur IGD
3. Mendesain banner
tentang triase semenarik
mungkin
4. Mendokumentasikan
kegiatan

- Output kegiatan terhadap


pemecahan isu :
Pelatihan Basic Life Support
dapat dipahami dan dilakukan
oleh seluruh pegawai RS

- Keterkaitan substansi mata


pelatihan :
1. Akuntabilitas
2. Komitmen mutu
3. Etika publik
4. Anti korupsi

- Kontribusi terhadap visi


misi organisasi :
Kegiatan ini untuk memenuhi
visi UPT RS Indrapura yaitu

119 | P a g e
memberikan pelayanan medis
yang prima dan lebih
berkualitas kepada masyarakat
dan misi UPT RS Indrapura
yaitu memberikan pelayanan
yang maksimal terhadap
masalah kesehatan dan
penanggulangan penyakit

120 | P a g e
FORMULIR PENGENDALIAN COACH
DALAM AKTUALISASI NILAI-NILAI PNS OLEH
PESERTA PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III
GELOMBANG V ANGKATAN 16 TAHUN 2019

Nama : dr. Wirta Hernika


NIP : 198709192019032006
Unit Kerja : UPT RS Indrapura Provinsi Sumatera Utara
Jabatan : Calon Dokter Ahli Pertama
Isu : Belum optimalnya sistem triase pada pelayanan
IGD UPT RS Indrapura
Kegiatan 4 : Membuat rambu-rambu triase dan poster triase di IGD

Penyelesaian Kegiatan Catatan Coach Paraf Coach


h. Tahapan Kegiatan : Semua kegiatan aktualisasi
1. Melapor kepada atasan untuk dinarasikan dan ada bukti
fisik dan audiovisual yang
mendapat persetujuan
mendukung kegiatan.
kegiatan Ceritakan tentang kondisi
sebelum dan sesudah
2. Mendesain rambu-rambu
kegiatan aktualisasi
triase merah, kuning, hijau, dilaksanakan. Apa
positifnya dan apakah ada
dan hitam untuk ditempelkan
hambatan pada
di lantai menuju tempat tidur pelaksanaan kegiatan serta
bagaimana solusinya.
IGD
3. Mendesain banner tentang Waktu dan Media
Coaching :
triase semenarik mungkin
Tanggal 3 Oktober 2019
4. Mendokumentasikan kegiatan Media : Whatsapp

- Output kegiatan terhadap


pemecahan isu :
Pelatihan Basic Life Support dapat
dipahami dan dilakukan oleh seluruh
pegawai RS

- Keterkaitan substansi mata


pelatihan :
1. Akuntabilitas
2. Komitmen mutu
3. Etika publik
4. Anti korupsi

- Kontribusi terhadap visi misi


organisasi :
Kegiatan ini untuk memenuhi visi UPT
RS Indrapura yaitu memberikan
pelayanan medis yang prima dan lebih
berkualitas kepada masyarakat dan
misi UPT RS Indrapura yaitu

121 | P a g e
memberikan pelayanan yang maksimal
terhadap masalah kesehatan dan
penanggulangan penyakit

122 | P a g e
Hasil Aktualisasi Kegiatan 5

Kegiatan Berkoordinasi dengan Apoteker dan asisten apoteker dalam mencanangkan


ketersediaan trolley emergency atau dapat juga berupa bag emergency yang
menyimpan obat-obatan dan alat-alat emergensi di IGD.

Tanggal 11 Oktober 2019

1. Foto trolley emergency atau bag emergency


2. Bag emergency dibawa saat laporan hasil
Daftar Lampiran

a. Capaian Kegiatan
Dengan dilaksanakannya kegiatan 5 yaitu berkoordinasi dengan Apoteker dan asisten apoteker
dalam mencanangkan ketersediaan trolley emergency atau dapat juga berupa bag emergency
yang menyimpan obat-obatan dan alat-alat emergensi di IGD.maka pelayanan medis gawat
darurat menjadi lebih cepat tanggap dan terarah dan didukung dengan dokumentasi kegiatan.

b. Manfaat
Kegiatan ini bermanfaat dalam upaya dan peningkatan profesionalisme pelayanan medis di
IGD UPT RS Indrapura Provinsi Sumatera Utara.

c. Dampak
1. Jika di IGD terdapat tas emergensi maka respon time waktu respon tenaga kesehatan
kepada pasien menjadi lebih baik sehingga akan meningkatkan kepuasan pasien dan
profesionalisme tenaga medis di IGD
2. Jika tidak dilakukan maka pelayanan medis di IGD UPT RS Indrapura dapat terhambat.

123 | P a g e
Kegiatan 5

Saya akan menghargai komunikasi konsultasi dan kerjasama baik dengan atasan saya maupun
dengan kolega saya dan saya akan menggunakan bahasa yang sopan, kemudian Saya akan
mencanangkan trolley emergency atau bag emergency dengan kreatif dan inovatif tanpa mengurangi
mutunya.
Dalam mengamprahkan obat-obatan didalam bag emergency, saya akan melakukan
perencanaan yang jujur, tidak melebih-lebihkan obat yang diminta diluar keperluan dan akan
menjaga kepercayaan atasan dalam mengelola bag emergency tersebut. Kemudian saya akan
bermusyawarah untuk menentukan siapa yang bergantian menjaga kunci emergency bag tersebut
setiap harinya.
Sebelum kegiatan ini dilakukan, pengambilan obat hanya dipusatkan pada satu titik yaitu
gudang obat atau farmasi utama di RS. Hal ini mempersulit tindakan pertolongan pertama jika ada
pasien gawat darurat yang membutuhkan obat atau alat dengan segera karena belum tersedianya tas
emergency atau troly emergensi di IGD.
Dengan adanya tas emergensi yang gampang dibawa keman-mana, terutama saat merujuk
atau menjemput pasien dari rumah ke IGD, tindakan pertolongan pertama dapat dengan segera
dilakukan. Hal ini akan memperbesar angka kemungkinan selamat pada pasien-pasien kritis.

124 | P a g e
Dokumentasi Hasil Aktualisasi Kegiatan 5

Kegiatan Berkoordinasi dengan Apoteker dan asisten apoteker


dalam mencanangkan ketersediaan trolley emergency atau
dapat juga berupa bag emergency yang menyimpan obat-
obatan dan alat-alat emergensi di IGD.
Tanggal 11 Oktober 2019
Lampiran 1. Foto trolley emergency atau bag emergency
2. Bag emergency dibawa saat laporan hasil

Gambar 4.23. Surat Perintah Tugas

125 | P a g e
Gambar 4.24. Contoh Tas Emergensi sederhana

126 | P a g e
Gambar 4.25. Berkoordinasi dengan Apoteker untuk peresepan obat-obat high alert dan
pengecekan kartu stok obat

Gambar 4.26. Surat Pernyataan Pengakuan (Testimoni) Kegiatan 5

127 | P a g e
FORMULIR PENGENDALIAN MENTOR
DALAM AKTUALISASI NILAI-NILAI PNS OLEH
PESERTA PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III
GELOMBANG V ANGKATAN 16 TAHUN 2019

Nama : dr. Wirta Hernika


NIP : 198709192019032006
Unit Kerja : UPT RS Indrapura Provinsi Sumatera Utara
Jabatan : Calon Dokter Ahli Pertama
Isu : Belum optimalnya sistem triase pada pelayanan
IGD UPT RS Indrapura
Kegiatan 5 : Berkoordinasi dengan Apoteker dan asisten apoteker dalam
mencanangkan ketersediaan trolley emergency atau dapat juga berupa bag emergency yang
menyimpan obat-obatan dan alat-alat emergensi di IGD.
Penyelesaian Kegiatan Catatan Mentor Paraf Mentor
i. Tahapan Kegiatan :
1. Berkonsultasi dengan atasan
tentang pengalokasian letak
trolley emergency atau bag
emergency di IGD
2. Berkoordinasi dengan apoteker
dan asisten apoteker dalam
mendata obat-obatan gawat
darurat yang diperlukan
3. Berkoordinasi dengan apoteker
dan asisten apoteker dalam
memeriksa kartu stok tiap obat
yang dikeluarkan

- Output kegiatan terhadap


pemecahan isu :
Sebuah tas emergensi yang dapat
menampung beberapa obat emergensi
dan alat-alat periksa

- Keterkaitan substansi mata


pelatihan :
1. Akuntabilitas
2. Komitmen mutu
3. Etika publik
4. Anti korupsi

- Kontribusi terhadap visi misi


organisasi :
Kegiatan ini untuk memenuhi visi
UPT RS Indrapura yaitu memberikan

128 | P a g e
pelayanan medis yang prima dan
lebih berkualitas kepada masyarakat
dan misi UPT RS Indrapura yaitu
memberikan pelayanan yang
maksimal terhadap masalah
kesehatan dan penanggulangan
penyakit

129 | P a g e
FORMULIR PENGENDALIAN COACH
DALAM AKTUALISASI NILAI-NILAI PNS OLEH
PESERTA PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III
GELOMBANG V ANGKATAN 16 TAHUN 2019

Nama : dr. Wirta Hernika


NIP : 198709192019032006
Unit Kerja : UPT RS Indrapura Provinsi Sumatera Utara
Jabatan : Calon Dokter Ahli Pertama
Isu : Belum optimalnya sistem triase pada pelayanan
IGD UPT RS Indrapura
Kegiatan 5 : Berkoordinasi dengan Apoteker dan asisten apoteker dalam
mencanangkan ketersediaan trolley emergency atau dapat juga berupa bag emergency yang
menyimpan obat-obatan dan alat-alat emergensi di IGD.
Penyelesaian Kegiatan Catatan Coach Paraf Coach
j. Tahapan Kegiatan : Semua kegiatan aktualisasi
1. Berkonsultasi dengan atasan dinarasikan dan ada bukti
fisik dan audiovisual yang
tentang pengalokasian letak
mendukung kegiatan.
trolley emergency atau bag Ceritakan tentang kondisi
sebelum dan sesudah
emergency di IGD
kegiatan aktualisasi
2. Berkoordinasi dengan dilaksanakan. Apa
positifnya dan apakah ada
apoteker dan asisten apoteker
hambatan pada pelaksanaan
dalam mendata obat-obatan kegiatan serta bagaimana
solusinya.
gawat darurat yang
diperlukan Waktu dan Media Coaching
:
3. Berkoordinasi dengan
Tanggal 3 Oktober 2019
apoteker dan asisten apoteker Media : Whatsapp
dalam memeriksa kartu stok
tiap obat yang dikeluarkan

- Output kegiatan terhadap


pemecahan isu :
Sebuah tas emergensi yang dapat
menampung beberapa obat emergensi
dan alat-alat periksa

- Keterkaitan substansi mata


pelatihan :
1. Akuntabilitas
2. Komitmen mutu
3. Etika publik
4. Anti korupsi

- Kontribusi terhadap visi misi


organisasi :
Kegiatan ini untuk memenuhi visi

130 | P a g e
UPT RS Indrapura yaitu memberikan
pelayanan medis yang prima dan
lebih berkualitas kepada masyarakat
dan misi UPT RS Indrapura yaitu
memberikan pelayanan yang
maksimal terhadap masalah
kesehatan dan penanggulangan
penyakit

131 | P a g e
Hasil Aktualisasi Kegiatan 6

Kegiatan Berkoordinasi dengan team epidemiologi RS untuk menyusun data penyakit


gawat darurat terbanyak di IGD selama 1 tahun

Tanggal 3 Oktober 2019

Data penyakit terbanyak yang dilayani di IGD selama satu tahun dalam bentuk
tabel
Daftar Lampiran

a. Capaian Kegiatan

Dengan dilaksanakannya kegiatan 6 yaitu berkoordinasi dengan team epidemiologi RS untuk


menyusun data penyakit gawat darurat terbanyak di IGD selama 1 tahun.maka akan didapati
diagram yang memuat sebaran penyakit terbanyak di IGD untuk kemudia dapat dijadikan
bahan morning report setiap bulannya di IGD. Kegiatan ini didukung dengan dokumentasi
kegiatan.

b. Manfaat

Kegiatan ini bermanfaat dalam upaya dan peningkatan profesionalisme pelayanan medis di
IGD UPT RS Indrapura Provinsi Sumatera Utara.

c. Dampak
1. Jika ada data mengenai penyakit terbanyak selama satu tahun di IGD maka akan sangat
membantu dalam penyusunan anggaran maupun rencana strategis untuk tahun-tehun
berikutnya. Menjadi acuan evaluasi dalam memaksimalkan pelayanan medis di IGD
sehingga akan meningkatkan kepuasan pasien dan profesionalisme tenaga medis di IGD
2. Jika tidak dilakukan maka pelayanan medis di IGD UPT RS Indrapura dapat terhambat.

132 | P a g e
Kegiatan 6

Saya akan menghargai komunikasi konsultasi dan kerjasama baik dengan atasan saya maupun
dengan kolega saya dan saya akan menggunakan bahasa yang sopan, kemudian Saya berserta team
epidemiologi akan menyusun data penyakit gawat darurat terbanyak di IGD selama bulan September
dengan kreatif dan inovatif tanpa mengurangi mutunya. Saya akan bekerjasama dengan team
epidemiologi RS untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan yang kemudian akan ditata dengan
penuh tanggung jawab.
Seiring dengan belum adanya tenaga rekam medis di UPT RS Indrapura, tak ayal rekam
medis pasien belum terususun dengan baik selama ini, sehingga menyulitkan penulis untuk menyusun
data penyakut terbanyak. Data yang penulis pakai sebagai master data adalah data kunjungan pasien
di IGD selama Januari – September 2019.
Meski sederhana, namun hal ini cukup menggambarkan kondisi masyarakat sekitar UPT RS
Indrapura yang sering berobat karena luka robek baik akibat kecelakaan lalu lintas maupun trauma
kerja. Hal ini yang mendasari visi RS untuk menjadi salah Rumah Sakit khusus bedah di Provinsi
Sumatera Utara.
Jika dalam waktu yang bersamaan datang beberapa pasien dengan kondisi keseriusan
penyakit yang berbeda, maka tenaga medis membutuhkan sistem triase untuk dapat memilahnya.
Dengan mengetahui data penyakit terbanyak, RS Indrapura dapat mengevaluasi dan
menjadikannya sebagai acuan untuk penganggaran dana operasional dan rencana strategis tahun-tahun
kedepan. Sehingga pengadaan kebutuhan baik sarana maupun prasarana untuk mendukung triase IGD
dapat dioptimalkan

133 | P a g e
Dokumentasi Hasil Aktualisasi Kegiatan 6

Kegiatan Berkoordinasi dengan team epidemiologi RS untuk


menyusun data penyakit gawat darurat terbanyak di IGD
selama 1 tahun
Tanggal 3 Oktober 2019
Lampiran Data penyakit terbanyak yang dilayani di IGD selama satu
tahun dalam bentuk tabel

Penyakit Terbanyak di UPT RS Indrapura selama Januari – September 2019


Nama Penyakit Jumlah Pasien Triase Peringkat

Vulnus Laceratum (Luka Robek) 16 Kuning I


Dispepsia (sakit maag) 10 Kuning II
Febris (observasi demam) 6 Kuning III
ISPA 5 Hijau IV
Visum et Repertum 5 Hijau V
Hipertensi 4 Hijau VI
Gastroenteritis 4 Hijau VII
Colic Abdoment (nyeri perut) 3 Kuning VIII
Colic Renal (nyeri BAK) 2 Kuning IX
Diabetes Mellitus (kencing manis) 2 Hijau X
Head Injury (Trauma Kepala) 2 Kuning
Vertigo (pusing berputar) 2 Kuning
Gigitan Anjing 1 Hijau
Luka nanah (Abses) 1 Hijau
Parestesia (kebas-kebas) 1 Hijau
Kejang Demam 1 Kuning
Gravida (Kontrol Hamil) 1 Hijau
Combustio (Luka Bakar) 1 Kuning
Dermatitis 1 Hijau
Herpes Zoster 1 Hijau
Ekstraksi Kuku 1 Hijau
Konjungtivitis 1 Hijau
Intoksikasi Alkohol dan Napza 1 Kuning
Death on Arrival 1 Hitam

Tabel 4.4. Sepuluh Penyakit Terbanyak di IGD UPT RS Indrapura periode Januari –
September 2019 berdasarkan master data (ada di lampiran)

134 | P a g e
Gambar 4.27. Surat Pernyataan Pengakuan (Testimoni) Kegiatan 6

135 | P a g e
FORMULIR PENGENDALIAN MENTOR
DALAM AKTUALISASI NILAI-NILAI PNS OLEH
PESERTA PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III
GELOMBANG V ANGKATAN 16 TAHUN 2019

Nama : dr. Wirta Hernika


NIP : 198709192019032006
Unit Kerja : UPT RS Indrapura Provinsi Sumatera Utara
Jabatan : Calon Dokter Ahli Pertama
Isu : Belum optimalnya sistem triase pada pelayanan
IGD UPT RS Indrapura
Kegiatan 6 : Berkoordinasi dengan team epidemiologi RS untuk menyusun
data penyakit gawat darurat terbanyak di IGD selama 1 tahun

Penyelesaian Kegiatan Catatan Mentor Paraf Mentor


k. Tahapan Kegiatan :
1. Berkonsultasi dengan atasan tentang
penyusunan data penyakit gawat darurat
terbanyak di IGD selama satu tahun
2. Berkoordinasi dengan team epidemiologi
RS untuk menyusun data penyakit gawat
darurat terbanyak di IGD selama satu
tahun

- Output kegiatan terhadap pemecahan isu :


Data penyakit terbanyak yang dilayani di
IGD selama satu tahun dalam bentuk tabel

- Keterkaitan substansi mata pelatihan :


1. Akuntabilitas
2. Komitmen mutu
3. Etika publik
4. Anti korupsi

- Kontribusi terhadap visi misi organisasi :


Kegiatan ini untuk memenuhi visi UPT RS
Indrapura yaitu memberikan pelayanan medis
yang prima dan lebih berkualitas kepada
masyarakat dan misi UPT RS Indrapura yaitu
memberikan pelayanan yang maksimal
terhadap masalah kesehatan dan
penanggulangan penyakit

136 | P a g e
FORMULIR PENGENDALIAN COACH
DALAM AKTUALISASI NILAI-NILAI PNS OLEH
PESERTA PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III
GELOMBANG V ANGKATAN 16 TAHUN 2019

Nama : dr. Wirta Hernika


NIP : 198709192019032006
Unit Kerja : UPT RS Indrapura Provinsi Sumatera Utara
Jabatan : Calon Dokter Ahli Pertama
Isu : Belum optimalnya sistem triase pada pelayanan
IGD UPT RS Indrapura
Kegiatan 6 : Berkoordinasi dengan team epidemiologi RS untuk menyusun
data penyakit gawat darurat terbanyak di IGD selama 1 tahun

Penyelesaian Kegiatan Catatan Coach Paraf Mentor


l. Tahapan Kegiatan : Semua kegiatan
1. Berkonsultasi dengan atasan tentang aktualisasi dinarasikan
penyusunan data penyakit gawat dan ada bukti fisik dan
darurat terbanyak di IGD selama satu audiovisual yang
mendukung kegiatan.
tahun
Ceritakan tentang
2. Berkoordinasi dengan team kondisi sebelum dan
epidemiologi RS untuk menyusun sesudah kegiatan
data penyakit gawat darurat aktualisasi dilaksanakan.
terbanyak di IGD selama satu tahun Apa positifnya dan
apakah ada hambatan
- Output kegiatan terhadap pemecahan isu : pada pelaksanaan
Data penyakit terbanyak yang dilayani di kegiatan serta
IGD selama satu tahun dalam bentuk tabel bagaimana solusinya.

- Keterkaitan substansi mata pelatihan : Waktu dan Media


1. Akuntabilitas Coaching :
2. Komitmen mutu Tanggal 3 Oktober 2019
3. Etika publik Media : Whatsapp
4. Anti korupsi

- Kontribusi terhadap visi misi organisasi :


Kegiatan ini untuk memenuhi visi UPT RS
Indrapura yaitu memberikan pelayanan medis
yang prima dan lebih berkualitas kepada
masyarakat dan misi UPT RS Indrapura yaitu
memberikan pelayanan yang maksimal
terhadap masalah kesehatan dan
penanggulangan penyakit

137 | P a g e
Hasil Aktualisasi Kegiatan 7

Kegiatan Berkoordinasi dengan team IT UPT RS Indrapura untuk membuat media sosial
UPT RS Indrapura yang memuat program e-consultation dan penyuluhan
elektronik tentang kegawatdaruratan maupun informasi kesehatan lainnya

Tanggal 07 Oktober s/d 11 Oktober 2019

Salinan halaman depan web atau media sosial UPT RS indrapura yang memuat
informasi kesehatan
Daftar Lampiran

a. Capaian Kegiatan

Dengan dilaksanakannya kegiatan 7 yaitu team IT UPT RS Indrapura untuk membuat media
sosial UPT RS Indrapura yang memuat program e-consultation dan penyuluhan elektronik
tentang kegawatdaruratan maupun informasi kesehatan lainnya maka akan dapat menjangkau
masyarakat luas secara online. Kegiatan ini didukung dengan dokumentasi kegiatan.

b. Manfaat

Kegiatan ini bermanfaat dalam upaya dan peningkatan profesionalisme pelayanan medis di
IGD UPT RS Indrapura Provinsi Sumatera Utara.

c. Dampak
1. Jika ada media sosial UPT RS Indrapura yang memuat program e-consultation dan
penyuluhan elektronik tentang kegawatdaruratan maupun informasi kesehatan lainnya
maka akan dapat menjangkau masyarakat luas secara online. Menjadi acuan evaluasi dalam
memaksimalkan pelayanan medis di IGD sehingga akan meningkatkan kepuasan pasien
dan profesionalisme tenaga medis di IGD
2. Jika tidak dilakukan maka pelayanan medis di IGD UPT RS Indrapura dapat terhambat.

138 | P a g e
Kegiatan 7

Saya, bekerjasama dengan team IT, akan mengelola halaman web dan atau media sosial yang
memuat profil RS, serba serbi kegiatan RS dan informasi kesehatan untuk masyarakat awam dengan
kreatif dan inovatif tanpa mengurangi mutunya, yang dapat dipertanggungjawabkan secara medis.
Kemudian saya akan mengisi media tersebut dengan informasi-informasi kesehatan dengan bahasa
yang santun dan dapat dipahami oleh awam dengan format yang menarik. Media audiovisual tadi juga
harus disortir agar tidak mengandung unsur SARA dan pornografi. Dengan adanya layanan
masyarakat berupa media audiovisual, saya juga akan lebih mudah dalam memberikan e-consultation
kepada masyarakat yang bertanya, dan saya akan terbuka untuk kritik maupun saran demi upaya
perbaikan secara berkelanjutan. Tentunya hal ini telah diketahui dan disetujui oleh atasan terlebih
dahulu secara jujur dan terbuka.

Media sosial ini dapat berfungsi sebagai media promosi UPT RS Indrapura mengenai
profil dan fasilitas yang terdapat di UPT RS Indrapura maupun untuk meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang informasi penyakit dan kasus-kasus kegawatdaruratan,
supaya mereka dapat mengenali tanda-tanda kegawatdaruratan lebih dini dan diharapkan
masyarakat emnjadi siaga jika menemukan kasus tersebut dalam kehidupan sehari-hari untuk
segera membawanya ke rumah sakit supaya mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat.
Oleh karena itu, diharapkan dengan kegiatan ini, masyarakat dapat menggunakan media
sosial dengan baik dan benar.
Yang menjadi habituasi dari kegiatan ini adalah selalu mengunggah informasi
mengenai update perkembangan penyakit dan juga kasus-kasus kegawatdaruratan, serta
mengunggah video seputar masalah kesehatan di media sosial UPT RS Indrapura sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan melalui kerjasama dengan tenaga IT Rumah Sakit.

139 | P a g e
Dokumentasi Hasil Aktualisasi Kegiatan 7

Kegiatan Berkoordinasi dengan team IT UPT RS Indrapura untuk


membuat media sosial UPT RS Indrapura yang memuat
program e-consultation dan penyuluhan elektronik tentang
kegawatdaruratan maupun informasi kesehatan lainnya
Tanggal 07 Oktober s/d 11 Oktober 2019
Lampiran Salinan halaman depan web atau media sosial UPT RS
indrapura yang memuat informasi kesehatan

Gambar 4.28 Berkoordinasi dengan team IT UPT RS Indrapura dalam pembuatan web dan
media sosial UPT RS Indrapura beserta kontennya.

140 | P a g e
Gambar 4.29 Website UPT RS Indrapura

141 | P a g e
Gambar 4.30. Youtube Channel UPT RS Indrapura

142 | P a g e
Gambar 4.31. Twitter page UPT RS Indrapura

143 | P a g e
Gambar 4.32. Surat Pernyataan Pengakuan (Testimoni) Kegiatan 7

144 | P a g e
Gambar 4.33. Surat Perintah Tugas

145 | P a g e
FORMULIR PENGENDALIAN MENTOR
DALAM AKTUALISASI NILAI-NILAI PNS OLEH
PESERTA PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III
GELOMBANG V ANGKATAN 16 TAHUN 2019

Nama : dr. Wirta Hernika


NIP : 198709192019032006
Unit Kerja : UPT RS Indrapura Provinsi Sumatera Utara
Jabatan : Calon Dokter Ahli Pertama
Isu : Belum optimalnya sistem triase pada pelayanan
IGD UPT RS Indrapura
Kegiatan 7 : Berkoordinasi dengan team IT UPT RS Indrapura untuk
membuat media sosial UPT RS Indrapura yang memuat program e-consultation dan
penyuluhan elektronik tentang kegawatdaruratan maupun informasi kesehatan lainnya
Penyelesaian Kegiatan Catatan Mentor Paraf Mentor
Tahapan Kegiatan :
1. Berkonsultasi dengan atasan tentang
pengadaan akun media sosial UPT RS
Indrapura yang memuat profil RS, serba
serbi kegiatan RS dan informasi kesehatan
untuk masyarakat awam dan e-
consultation
2. Berkoordinasi dengan team IT RS untuk
pengadaan akun media sosial UPT RS
Indrapura yang memuat profil RS, serba
serbi keagiatan RS dan informasi
kesehatan untuk masyarakat awam

- Output kegiatan terhadap pemecahan isu :


Salinan halaman depan web atau media sosial
UPT RS indrapura yang memuat informasi
kesehatan

- Keterkaitan substansi mata pelatihan :


1. Akuntabilitas
2. Komitmen mutu
3. Etika publik
4. Anti korupsi

- Kontribusi terhadap visi misi organisasi :


Kegiatan ini untuk memenuhi visi UPT RS
Indrapura yaitu memberikan pelayanan medis
yang prima dan lebih berkualitas kepada
masyarakat dan misi UPT RS Indrapura yaitu
memberikan pelayanan yang maksimal
terhadap masalah kesehatan dan
penanggulangan penyakit

146 | P a g e
FORMULIR PENGENDALIAN COACH
DALAM AKTUALISASI NILAI-NILAI PNS OLEH
PESERTA PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III
GELOMBANG V ANGKATAN 16 TAHUN 2019

Nama : dr. Wirta Hernika


NIP : 198709192019032006
Unit Kerja : UPT RS Indrapura Provinsi Sumatera Utara
Jabatan : Calon Dokter Ahli Pertama
Isu : Belum optimalnya sistem triase pada pelayanan
IGD UPT RS Indrapura
Kegiatan 7 : Berkoordinasi dengan team IT UPT RS Indrapura untuk
membuat media sosial UPT RS Indrapura yang memuat program e-consultation dan
penyuluhan elektronik tentang kegawatdaruratan maupun informasi kesehatan lainnya
Penyelesaian Kegiatan Catatan Coach Paraf Coach
Tahapan Kegiatan : Laporan telah diterima.
1. Berkonsultasi dengan atasan tentang Selanjutnya laporan
pengadaan akun media sosial UPT RS dilengkapi dengan bukti
Indrapura yang memuat profil RS, serba fisik lengkap dengan
bahan tayangnya.
serbi kegiatan RS dan informasi
kesehatan untuk masyarakat awam dan e- Waktu dan Media
consultation Coaching :
2. Berkoordinasi dengan team IT RS untuk
pengadaan akun media sosial UPT RS 10 September 2019
Indrapura yang memuat profil RS, serba Media : Whatsapp
serbi kegiatan RS dan informasi
kesehatan untuk masyarakat awam

- Output kegiatan terhadap pemecahan isu :


Salinan halaman depan web atau media sosial
UPT RS indrapura yang memuat informasi
kesehatan

- Keterkaitan substansi mata pelatihan :


1. Akuntabilitas
2. Komitmen mutu
3. Etika publik
4. Anti korupsi

- Kontribusi terhadap visi misi organisasi :


Kegiatan ini untuk memenuhi visi UPT RS
Indrapura yaitu memberikan pelayanan medis
yang prima dan lebih berkualitas kepada
masyarakat dan misi UPT RS Indrapura yaitu
memberikan pelayanan yang maksimal
terhadap masalah kesehatan dan
penanggulangan penyakit

147 | P a g e
Hasil Aktualisasi Kegiatan 8

Kegiatan Membentuk team code blue berdasarkan jadwal jaga / shift dinas.

Tanggal 21 September s/d 28 September 2019

Jadwal team code blue yang dimulai dari bulan September berdasarkan jadwal
dinas petugas medis
Daftar Lampiran

a. Capaian Kegiatan
Dengan dilaksanakannya kegiatan 8 yaitu untuk membentuk team code blue berdasarkan
jadwal jaga setiap bulannya maka diharapkan ketika terjadi kegawatdaruratan di Rumah Sakit,
petugas medis tidak bingung-bingung dengan giliran teamnya dan dapat segera bersiap diri
untuk kasus gawat darurat. Kegiatan ini didukung dengan dokumentasi kegiatan.

b. Manfaat
Kegiatan ini bermanfaat dalam upaya dan peningkatan profesionalisme pelayanan medis di
IGD UPT RS Indrapura Provinsi Sumatera Utara.

c. Dampak
1. Jika ada team code blue sesuai jadwal jaga setiap bulannya maka diharapkan ketika terjadi
kegawatdaruratan di Rumah Sakit, petugas medis tidak bingung-bingung dengan giliran
teamnya dan dapat segera bersiap diri untuk kasus gawat darurat Menjadi acuan evaluasi
dalam memaksimalkan pelayanan medis di IGD sehingga akan meningkatkan kepuasan
pasien dan profesionalisme tenaga medis di IGD
2. Jika tidak dilakukan maka pelayanan medis di IGD UPT RS Indrapura dapat terhambat.

148 | P a g e
Kegiatan 8

Saya akan meminta izin kepada atasan untuk membentuk team code blue dan
mengajak kolega lain bekerjasama untuk membentuk team code blue dan memelihara dan
menjunjung tinggi standar etika ketika berkomunikasi dengan kolega dan atasan dan
bertanggungjawab atas pelaksanaan pembentukan team code blue dan perancangan susunan
team code blue berdasarkan jadwal jaga/shift dinas yang sesuai dengan standar profesi.
Dalam melaksanakan kegiatan, saya tidak akan melakukan diskriminasi terhadap tenaga
kesehatan berdasarkan SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar golongan). Saya akan berpikir
kreatif dan berinovasi dalam pelaksanaan kegiatan agar menghasilkan pelayanan kesehatan
yang efektif dan efisien.
Tujuan dibentuknya team code blue adalah untuk mempersiapkan pertolongan
pertama yang terjadi di tempat tak terduga, contohnya seperti pasien yang terkena serangan
jantung di parkiran atau kamar mandi. Akan lebih baik jika seluruh komponen yang ada di
rumah sakit dapat mengetahui cara melakukan RJPO yang sederhana dan benar sehingga
mereka bisa menjadi first responder saat ada kejadian tersebut. Apabila first responder tidak
dapat melakukan RJPO, resiko pasien untuk meninggal akan lebih tinggi karena otak akan
mati jika tidak mendapat suplai oksigen 10-12 menit.
Namun karena seluruh pegawai non medis di UPT RS Indrapura belum mendapat
pelatihan secara keseluruhan, maka sementara ini team code blue di UPT RS Indrapura
dibatasi hanya dalam ruang lingkup Dokter dan perawatnya

149 | P a g e
Dokumentasi Hasil Aktualisasi Kegiatan 8

Kegiatan Membentuk team code blue berdasarkan jadwal jaga / shift


dinas.
Tanggal 21 September s/d 28 September 2019
Lampiran Jadwal team code blue yang dimulai dari bulan Oktober
berdasarkan jadwal dinas petugas medis

Gambar 4.34. Surat Perintah Tugas


150 | P a g e
Tabel 4.5. Jadwal Team Code Blue UPT RS Indrapura bulan Oktober

Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu


ke-
1 Dr Wirta Dr. Ira Dr. Pathrecia Dr. Noflita Dr. Yudi Dr. Agus Dr.
Adelina, Angra, Dian, Amd.Kep Elfrida, Erikson, Khaidir, Monang
A.MK A.MK A.Md A.Md Amd.Kep Johanna,
A.Md Kep
2 Dr. Oza Dr. Dian Dr. Kartini Dr. Yeni Dr. Noflita Dr. Yudi Dr. Agus
Martha, Meri, A.md Natal, AMK May, AMK Fitri, AMK Fitri, AMK Rini,
S.Kep Kep AMK
Ners
3 Dr. Wirta Dr. Ira Dr. Pathrecia Dr. Monang Dr. Yeni Dr. Noflita Dr. Yudi
Rosmauli Ruth Skep Sindah Amd.Kep Tiurmaida Trisna Widya, Yanika,
na, Amd Ners AmdKep Skep Ners Skep Ner Amd Kep
Kep
4 Dr. Oza Dr. Dian Dr. Kartini Dr. Agus Dr. Dr. Noflita Dr. Yeni
Yuliana, Yunika, Jendry, Amd Adelina, Monang Dian, Elfrida
AMK AMK AMK Angra AMD Kep A.Md
AMK
5 Dr. Wirta Dr. Ira Dr. Pathrecia Dr. Oza Dr. Dian Dr. Kartini Dr.
Erikson, Khaidir, Johanna, Amd Martha, Ruth, Skep Sindah, Monang
Amd Amd Kep Kep Skep Ners Ners Amd Kep Yanika,
AMD Kep

151 | P a g e
Gambar 4.35. Surat Pernyataan Pengakuan (Testimoni) Kegiatan 8

152 | P a g e
FORMULIR PENGENDALIAN MENTOR
DALAM AKTUALISASI NILAI-NILAI PNS OLEH
PESERTA PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III
GELOMBANG V ANGKATAN 16 TAHUN 2019

Nama : dr. Wirta Hernika


NIP : 198709192019032006
Unit Kerja : UPT RS Indrapura Provinsi Sumatera Utara
Jabatan : Calon Dokter Ahli Pertama
Isu : Belum optimalnya sistem triase pada pelayanan
IGD UPT RS Indrapura
Kegiatan 8 : Membentuk team code blue berdasarkan jadwal jaga / shift
dinas.
Penyelesaian Kegiatan Catatan Mentor Paraf Mentor
Tahapan Kegiatan :
1. Berkonsultasi dengan atasan tentang
pembentukan team code blue dan
merancang susunan team code blue
berdasarkan jadwal jaga/shift dinas kepada
atasan
2. Berkoordinasi dengan tenaga kesehatan
unit lain untuk pembentukan team code
blue dan merancang susunan team code
blue berdasarkan jadwal jaga/shift dinas

- Output kegiatan terhadap pemecahan isu :


Jadwal team code blue yang dimulai dari
bulan Oktober berdasarkan jadwal dinas
petugas medis

- Keterkaitan substansi mata pelatihan :


1. Akuntabilitas
2. Komitmen mutu
3. Etika publik
4. Anti korupsi

- Kontribusi terhadap visi misi organisasi :


Kegiatan ini untuk memenuhi visi UPT RS
Indrapura yaitu memberikan pelayanan medis
yang prima dan lebih berkualitas kepada
masyarakat dan misi UPT RS Indrapura yaitu
memberikan pelayanan yang maksimal
terhadap masalah kesehatan dan
penanggulangan penyakit

153 | P a g e
FORMULIR PENGENDALIAN COACH
DALAM AKTUALISASI NILAI-NILAI PNS OLEH
PESERTA PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III
GELOMBANG V ANGKATAN 16 TAHUN 2019

Nama : dr. Wirta Hernika


NIP : 198709192019032006
Unit Kerja : UPT RS Indrapura Provinsi Sumatera Utara
Jabatan : Calon Dokter Ahli Pertama
Isu : Belum optimalnya sistem triase pada pelayanan
IGD UPT RS Indrapura
Kegiatan 8 : Membentuk team code blue berdasarkan jadwal jaga / shift
dinas.
Penyelesaian Kegiatan Catatan Coach Paraf Coach
Tahapan Kegiatan : Laporan telah diterima.
1. Berkonsultasi dengan atasan tentang Selanjutnya laporan
pembentukan team code blue dan dilengkapi dengan bukti
merancang susunan team code blue fisik lengkap dengan
berdasarkan jadwal jaga/shift dinas bahan tayangnya.
kepada atasan
2. Berkoordinasi dengan tenaga kesehatan Waktu dan Media
unit lain untuk pembentukan team code Coaching :
blue dan merancang susunan team code
blue berdasarkan jadwal jaga/shift dinas 10 September 2019
Media : Whatsapp
- Output kegiatan terhadap pemecahan isu :
Jadwal team code blue yang dimulai dari
bulan Oktober berdasarkan jadwal dinas
petugas medis

- Keterkaitan substansi mata pelatihan :


1. Akuntabilitas
2. Komitmen mutu
3. Etika publik
4. Anti korupsi

- Kontribusi terhadap visi misi organisasi :


Kegiatan ini untuk memenuhi visi UPT RS
Indrapura yaitu memberikan pelayanan medis
yang prima dan lebih berkualitas kepada
masyarakat dan misi UPT RS Indrapura yaitu
memberikan pelayanan yang maksimal
terhadap masalah kesehatan dan
penanggulangan penyakit

154 | P a g e
Hasil Aktualisasi Kegiatan 9

Kegiatan Membuat draft rekam medis yang memuat sistem triase.

Tanggal 6 September s/d 13 September 2019

Daftar Lampiran 1 buah salinan draft rekam medis yang memuat sistem triase

a. Capaian Kegiatan

Dengan dilaksanakannya kegiatan 9 yaitu membuat draft rekam medis yang memuat sistem
triase. maka diharapkan pencatatan rekam medis sesuai dengan standar triase, rapih, jelas dan
mudah dipahami. Kegiatan ini didukung dengan dokumentasi kegiatan.

b. Manfaat

Kegiatan ini bermanfaat dalam upaya dan peningkatan profesionalisme pelayanan medis di
IGD UPT RS Indrapura Provinsi Sumatera Utara.

c. Dampak
1. Jika ada draft rekam medis yang memuat sistem triase. maka diharapkan pencatatan rekam
medis sesuai dengan standar triase, rapih, jelas dan mudah dipahami. Status rekam medis
pasien dapat menjadi acuan evaluasi dalam memaksimalkan pelayanan medis di IGD
sehingga akan meningkatkan kepuasan pasien dan profesionalisme tenaga medis di IGD
2. Jika tidak dilakukan maka pelayanan medis di IGD UPT RS Indrapura dapat terhambat.

155 | P a g e
Kegiatan 9

Saya akan berkonsultasi dengan atasan saya dengan menggunakan bahasa yang sopan dan
santun dan bekerjasama baik dengan kolega saya untuk menggunakan rekam medis triase
tersebut.
Saya akan Bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan sesuai dengan standar profesi.
Semangat bekerja untuk bangsa dan negara harus menjadi dasar yang mengilhami setiap
petugas medis dalam pengerjaan rekam medis triase yang sedikit lebih rumit dari rekam
medis biasa. Hal ini merupakan bagian dari pelaksanaan pelayanan publik dengan
berorientasi pada kualitas hasil.

156 | P a g e
Dokumentasi Hasil Aktualisasi Kegiatan 9

Kegiatan Membuat draft rekam medis yang memuat sistem triase.


Tanggal 6 September s/d 13 September 2019
Lampiran 1 buah salinan draft rekam medis yang memuat sistem
triase

Gambar 4.36. Surat Perintah Tugas

157 | P a g e
Gambar 4.37. Rekam Medis Triase Pasien

158 | P a g e
Gambar 4.38. Surat Pernyataan Pengakuan (Testimoni) Kegiatan 9

159 | P a g e
FORMULIR PENGENDALIAN MENTOR
DALAM AKTUALISASI NILAI-NILAI PNS OLEH
PESERTA PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III
GELOMBANG V ANGKATAN 16 TAHUN 2019

Nama : dr. Wirta Hernika


NIP : 198709192019032006
Unit Kerja : UPT RS Indrapura Provinsi Sumatera Utara
Jabatan : Calon Dokter Ahli Pertama
Isu : Belum optimalnya sistem triase pada pelayanan
IGD UPT RS Indrapura
Kegiatan 9 : Membuat draft rekam medis yang memuat sistem triase

Penyelesaian Kegiatan Catatan Mentor Paraf Mentor


Tahapan Kegiatan :
1. Berkonsultasi dengan atasan tentang draft
rekam medis yang memuat sistem trise
2. Berkoordinasi dengan tenaga kesehatan
unit lain untuk sosialisasi rekam medis
yang memuat sistem trise
- Output kegiatan terhadap pemecahan isu :
1 buah salinan draft rekam medis yang
memuat sistem triase

- Keterkaitan substansi mata pelatihan :


1. Akuntabilitas
2. Komitmen mutu
3. Etika publik
4. Anti korupsi

- Kontribusi terhadap visi misi organisasi :


Kegiatan ini untuk memenuhi visi UPT RS
Indrapura yaitu memberikan pelayanan medis
yang prima dan lebih berkualitas kepada
masyarakat dan misi UPT RS Indrapura yaitu
memberikan pelayanan yang maksimal
terhadap masalah kesehatan dan
penanggulangan penyakit

160 | P a g e
FORMULIR PENGENDALIAN COACH
DALAM AKTUALISASI NILAI-NILAI PNS OLEH
PESERTA PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III
GELOMBANG V ANGKATAN 16 TAHUN 2019

Nama : dr. Wirta Hernika


NIP : 198709192019032006
Unit Kerja : UPT RS Indrapura Provinsi Sumatera Utara
Jabatan : Calon Dokter Ahli Pertama
Isu : Belum optimalnya sistem triase pada pelayanan
IGD UPT RS Indrapura
Kegiatan 9 : Membuat draft rekam medis yang memuat sistem triase

Penyelesaian Kegiatan Catatan Coach Paraf Coach


Tahapan Kegiatan : Laporan telah diterima.
1. Berkonsultasi dengan atasan tentang draft Selanjutnya laporan
dilengkapi dengan bukti
rekam medis yang memuat sistem trise
fisik lengkap dengan
2. Berkoordinasi dengan tenaga kesehatan bahan tayangnya.
unit lain untuk sosialisasi rekam medis
Waktu dan Media
yang memuat sistem trise Coaching :
- Output kegiatan terhadap pemecahan isu :
10 September 2019
1 buah salinan draft rekam medis yang
Media : Whatsapp
memuat sistem triase

- Keterkaitan substansi mata pelatihan :


1. Akuntabilitas
2. Komitmen mutu
3. Etika publik
4. Anti korupsi

- Kontribusi terhadap visi misi organisasi :


Kegiatan ini untuk memenuhi visi UPT RS
Indrapura yaitu memberikan pelayanan medis
yang prima dan lebih berkualitas kepada
masyarakat dan misi UPT RS Indrapura yaitu
memberikan pelayanan yang maksimal
terhadap masalah kesehatan dan
penanggulangan penyakit

161 | P a g e
Hasil Aktualisasi Kegiatan 10

Kegiatan Mengadakan megacode atau simulasi alur pelayanan pasien gawat darurat dan
Basic Life Support

Tanggal 3 Oktober 2019

1. Daftar hadir peserta megacode


Daftar Lampiran
2. Video megacode

a. Capaian Kegiatan
Dengan dilaksanakannya kegiatan 10 yaitu mengadakan megacode atau simulasi alur
pelayanan pasien gawat darurat dan Basic Life Support, maka pengetahuan dan keterampilan
tenaga medis dan non medis tentang Basic Life Support menjadi semakin baik, tenaga medis
akan terbiasa dengan kegawatdaruratan. Kegiatan ini didukung dengan dokumentasi kegiatan.

b. Manfaat
Kegiatan ini bermanfaat dalam upaya dan peningkatan profesionalisme pelayanan medis di
IGD UPT RS Indrapura Provinsi Sumatera Utara.

c. Dampak
1. Jika seluruh tenaga medis terutama yang bertugas di IGD UPT RS Indrapura mengetahui
Basic Life Support maka kegawatdaruratan medis dapat segera ditangani dan
menyelamatkan nyawa sehingga akan meningkatkan profesionalisme tenaga medis di IGD
2. Jika tidak dilakukan maka pelayanan medis di IGD UPT RS Indrapura dapat terhambat.

162 | P a g e
Kegiatan 10

Team code blue dibentuk bertujuan mempersiapkan pertolongan pertama yang terjadi
di tempat tak terduga, contohnya seperti pasien yang terkena serangan jantung di parkiran
atau kamar mandi. Akan lebih baik jika seluruh komponen yang ada di rumah sakit dapat
mengetahui cara melakukan RJPO yang sederhana dan benar sehingga mereka bisa menjadi
first responder saat ada kejadian tersebut. Apabila first responder tidak dapat melakukan
RJPO, resiko pasien untuk meninggal akan lebih tinggi karena otak akan mati jika tidak
mendapat suplai oksigen 10-12 menit.
Pelatihan yang rutin dan berulang dibutuhkan untuk terus mengasah kepekaan dan
keterampilan para pegawai di UPT RS Indrapura sehingga megacode atau simulasi BLS ini
akan dipertahankan untuk menjadi habituasi di RS Indrapura.
Dalam melaksanakan kegiatan, saya akan berkonsultasi dengan atasan saya dengan
menggunakan bahasa yang sopan dan santun. Simulasi ini merupakan bagian dari
pelaksanaan pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas hasil. Dalam proses
pengusulannya saya akan dengan jujur mengerjakan kegiatan tersebut secara transparan.
Kegiatan ini terlaksana pada tanggal 3 Oktober 2019

163 | P a g e
Dokumentasi Hasil Aktualisasi Kegiatan 10

Kegiatan Mengadakan megacode atau simulasi alur pelayanan


pasien gawat darurat dan Basic Life Support
Tanggal 3 Oktober 2019
Lampiran 1. Daftar hadir peserta megacode
2. Video megacode

Gambar 4.39. Surat Perintah Tugas


164 | P a g e
165 | P a g e
Gambar 4.40. Megacode atau Simulasi Basic Life Support

166 | P a g e
Gambar 4.41. Surat Pernyataan Pengakuan (Testimoni)

167 | P a g e
FORMULIR PENGENDALIAN MENTOR
DALAM AKTUALISASI NILAI-NILAI PNS OLEH
PESERTA PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III
GELOMBANG V ANGKATAN 16 TAHUN 2019

Nama : dr. Wirta Hernika


NIP : 198709192019032006
Unit Kerja : UPT RS Indrapura Provinsi Sumatera Utara
Jabatan : Calon Dokter Ahli Pertama
Isu : Belum optimalnya sistem triase pada pelayanan
IGD UPT RS Indrapura
Kegiatan 10 : Mengadakan megacode atau simulasi alur pelayanan pasien
gawat darurat dan Basic Life Support

Penyelesaian Kegiatan Catatan Mentor Paraf Mentor


m. Tahapan Kegiatan :
1. Berkonsultasi dengan atasan tentang
kegiatan megacode atau simulasi BLS.
2. Berkoordinasi dengan tenaga kesehatan
unit lain untuk kegiatan megacode

- Output kegiatan terhadap pemecahan isu :


Peningkatan keterampilan petugas medis dan
non medis di UPT RS Indrapura

- Keterkaitan substansi mata pelatihan :


1. Akuntabilitas
2. Komitmen mutu
3. Etika publik
4. Anti korupsi

- Kontribusi terhadap visi misi organisasi :


Kegiatan ini untuk memenuhi visi UPT RS
Indrapura yaitu memberikan pelayanan medis
yang prima dan lebih berkualitas kepada
masyarakat dan misi UPT RS Indrapura yaitu
memberikan pelayanan yang maksimal
terhadap masalah kesehatan dan
penanggulangan penyakit

168 | P a g e
FORMULIR PENGENDALIAN COACH
DALAM AKTUALISASI NILAI-NILAI PNS OLEH
PESERTA PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III
GELOMBANG V ANGKATAN 16 TAHUN 2019

Nama : dr. Wirta Hernika


NIP : 198709192019032006
Unit Kerja : UPT RS Indrapura Provinsi Sumatera Utara
Jabatan : Calon Dokter Ahli Pertama
Isu : Belum optimalnya sistem triase pada pelayanan
IGD UPT RS Indrapura
Kegiatan 10 : Mengadakan megacode atau simulasi alur pelayanan pasien
gawat darurat dan Basic Life Support

Penyelesaian Kegiatan Catatan Coach Paraf Coach


n. Tahapan Kegiatan : Laporan telah diterima.
3. Berkonsultasi dengan atasan tentang Selanjutnya laporan
dilengkapi dengan bukti
kegiatan megacode atau simulasi BLS.
fisik lengkap dengan
4. Berkoordinasi dengan tenaga kesehatan bahan tayangnya.
unit lain untuk kegiatan megacode
Waktu dan Media
Coaching :
- Output kegiatan terhadap pemecahan isu :
Peningkatan keterampilan petugas medis dan 10 September 2019
non medis di UPT RS Indrapura Media : Whatsapp

- Keterkaitan substansi mata pelatihan :


5. Akuntabilitas
6. Komitmen mutu
7. Etika publik
8. Anti korupsi

- Kontribusi terhadap visi misi organisasi :


Kegiatan ini untuk memenuhi visi UPT RS
Indrapura yaitu memberikan pelayanan medis
yang prima dan lebih berkualitas kepada
masyarakat dan misi UPT RS Indrapura yaitu
memberikan pelayanan yang maksimal
terhadap masalah kesehatan dan
penanggulangan penyakit

169 | P a g e
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kegiatan aktualisasi dilakukan oleh penulis di UPT Rumah Sakit Indrapura berdasarkan nilai-
nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi)
serta nilai kedudukan dan peran PNS dalam NKRI, yaitu Manajemen ASN, Pelayanan Publik, dan
Whole of Government. Kegiatan yang dilakukan mulai dari 15 Agustus – 16 Oktober 2019 ini telah
mampu meningkatkan kinerja penulis beserta rekan kerja lainnya di UPT Rumah Sakit Indrapura
dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Dari isu dan sepuluh kegiatan yang diangkat, dapat
disimpulkan uraian hasil aktualisasi yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut:

1. Tersedianya banner Alur Pelayanan IGD dan Triase di UPT RS Indrapura


2. Tersedianya draft Rekam Medis yang memuat sistem Triase
3. Tersedianya rambu-rambu triase di IGD RS Indrapura
4. Tersedianya tas emergensi sebagai peralihan menuju trolley emergensi di IGD RS Indrapura
5. Tersedianya data mengenai sepuluh penyakit terbanyak dalam tahun 2019 sebagai acuan
untuk evaluasi program di tahun 2020
6. Tersedianya web dan media sosial milik UPT RS Indrapura sebagai wadah komunikasi
masyarakat-pasien-tenaga medis
7. Tersedianya jadwal team code blue di RS Indrapura
8. Tersedianya jadwal pelatihan dan simulasi megacode Basic Life Support di lingkungan UPT
RS Indrapura

5.2 Rekomendasi
Rekomendasi yang muncul untuk membantu kelancaran proses pelayanan pasien IGD di
UPT Rumah Sakit Indrapura adalah berikut:

1. Perlu adanya evaluasi kedepan untuk mengetahui efektifitas pelayanan IGD sesuai standar
pelayanan medis di UPT Rumah Sakit Indrapura.
2. Perlu pengetahuan dan keterampilan Basic Life Support yang baik dari seluruh pegawai di
lingkungan UPT RS Indrapura
3. Perlu adanya keteraturan alur pelayanan medis dan penempatan tenaga pegawai sesuai
dengan tupoksi masing-masing
4. Perlunya komunikasi yang benar dan efektif kepada sesama tenaga medis dan kepada pasien
dalam pelayanan IGD di Rumah Sakit Indrapura.

170 | P a g e
Sedangkan terkait dengan Pelatihan Dasar Golongan III tahun 2018, rekomendasi yang dapat
diberikan adalah:

1. Perlunya standarisasi kepenulisan rancangan aktualisasi dan laporan aktualisasi yang


menseragamkan semua peserta. Sehingga tidak menimbulkan kebingungan diantara para
peserta.
2. Konsep pelatihan dasar yang mendasarkan pada nilai-nilai ANEKA dan kedudukan serta
peran PNS telah berhasil meningkatkan kesadaran banyak peserta pelatihan untuk
menjalankan tugasnya dengan penuh tanggungjawab dan semangat mengabdi. Maka
kedepannya konsep seperti itu dapat tetap dipertahankan atau diberi pengembangan lebih baik
tanpa menghilangkan sama sekali nilai-nilai ANEKA dan kedudukan serta peran PNS.

171 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Amir, Hapsah. 2016. Analisis Kualitas Pelayanan Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara. Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka. Jakarta
Anggraini, Nila. 2012. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pengambilan Keputusan Masyarakat Untuk
Memilih Jasa Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Simo Kabupaten
Boyolali. Surakarta
Arisanti, 2011. The Jakarta Post : Poor Healthcare in Indonesia Boosts medical tourism”. Retrived
from http://www.thejakartapost.com/news/2011/04/05/poor-healthcare-Indonesia-boosts-
medical-tourism.html
Chandran SD, dkk. 2017. Medical Tourism: Why Malaysia is a Preferred Destination? Adv. Sci. Let.
23(8):7861-64.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 856/Menkes/SK/IX/2009 tentang Standar
Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Akuntabilitas –Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan
Golongan III. Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Nasionalisme – Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan
Golongan III.Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Etika Publik – Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan
Golongan III.Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Komitmen Mutu – Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan
Golongan III.Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Anti Korupsi – Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan
Golongan III.Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara. Peraturan Lembaga Administrasi Negara No. 12 Tahun 2008 tentang
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta.
Mamik, 2010. Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan dan Kebidanan. Edisi 1. Surabaya:
Prins Media Publishing.
Pemerintah Indonesia. Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.Jakarta.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2018 tentang Kewajiban Rumah
Sakit dan Kewajiban Pasien
Retnowati, Puji. 2009. Tinjauan Prosedur Pendaftaran Pasien Rawat Jalan Jamkesmas di Rumah
Sakit TK IV. 04.04.04 Slamet Riyadi. Surakarta
Sutarti, Endang. 2008. Artikel Pelayanan Prima dalam Pelayanan Publik.
http://pelayanan%20prima.htm. Diunduh 2 september 2019.
Swasta dan Irawan.2005. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Liberty.
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.

172 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai