Anda di halaman 1dari 3

LEARNING JOURNAL

Program Pelatihan : Pelatihan Dasar CPNS

Angkatan : XXXIX (39)

Nama Mata Pelatihan : Anti Korupsi

Nama Peserta : dr. Bernat

Nomor Daftar Hadir : 15

Lembaga Penyelenggara Pelatihan : BPSDM Provinsi Kalimantan Timur

A. Pokok Pikiran
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya kerusakan,
kebobrokan dan kebusukan.Secara harfiah korupsi berarti kebusukan, keburukan,
kebejatan, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian, kata-kata/ucapan
menghina dan memfitnah. Menurut UU no. 31 tahun 1999 yang diperbaharui menjadi UU
no. 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi pada Pasal 2 ayat
(1), korupsi adalah perbuatan untuk memperkaya diri sendiri atau korporasi yang dapat
merugikan keuangan atau perekonomian negara. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa korupsi adalah kegiatan yang secara melawan hukum merugikan negara untuk
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi sehingga dapat dikatakan
perbuatan tindak pidana.

Fenomena-fenomena rusaknya sistem karena ulah manusia itu sendiri.


Fenomena yang mengandung kerusakan selalu ada kaitannya dengan
korupsi. Semboyankanlah bahwa korupsi adalah kejahatan dan korupsi dapat
terjadi manakala bertemunya unsur-unsur:
(1) Niat untuk melakukan (desire to act);
(2) Kemampuan untuk melakukan (ability to act);
(3) Peluang / kesempatan (opportunity); dan
(4) Target yang cocok (suitable target).

 Sedangkan 3 tingkatan korupsi adalah:


(1) Betrayal of trust (pengkhianatan kepercayaan);
(2) Abuse of power (penyalahgunaan kekuasaan); dan
(3) Material Benefit (mendapatkan keuntungan material yang bukan haknya melalui
kekuasaan).
 Ada 7 jenis korupsi menurut Syed Husein Alatas, yakni:
a) Korupsi Transaktif
 Adanya kesepakatan timbal balik antara pemberi dan penerima demi
keuntungan bersama.
 Biasanya melibatkan dunia usaha dan pemerintah atau masyarakat dan
pemerintah.
b) Korupsi Memeras/ Ekstroaktif
 Pemberi dipaksa untuk menyuap guna mencegah kerugian yang sedang
mengancam dirinya, kepentingannya atau orang-orang dan hal-hal yang
dihargainya.
c) Korupsi Investif
 Pemberian barang/jasa tanpa ada pertalian langsung dengan keuntungan
tertentu, selain keuntungan yang dibayangkan akan diperoleh di masa yang
akan datang.
d) Korupsi Perkerabatan/ Nepotisme
 Pemerintahan atau tindakan yang memberikan perlakuan yang mengutamakan,
dalam bentuk uang atau bentuk lain kepada mereka yang bertentangan dengan
norma dan peraturan yang berlaku.
 Penunjukan yang tidak sah kepada teman atau sanak saudara untuk memegang
jabatan atau tindakan mengutamakan kepada teman atau sanak saudara
e) Korupsi Defensif
 Korupsi yang terpaksa dilakukan dalam rangka mempertahankan diri dari
pemerasan.
f) Korupsi Autogenik
 Korupsi yang dilakukan individu karena mempunyai kesempatan untuk
mendapat keuntungan dari pengetahuan dan pemahaman atas sesuatu yang
hanya diketahui sendiri.
g) Korupsi Dukungan/ Suportif
 Tidak langsung menyangkut uang atau imbalan langsung dalam bentuk lain.
 Melindungi dan memperkuat korupsi yang sudah ada → aturan yg korup.

 Nilai Dasar Anti Korupsi yang harus diinternalisasi, diimplementasikdan dan


diaktualisasikan:
1. Jujur
2. Peduli
3. Mandiri
4. Disiplin
5. Tanggung Jawab
6. Kerja Keras
7. Sederhana
8. Berani
9. Adil.
B. Penerapan

Sebagai seorang dokter penerapan anti korupsi yang bisa saya lakukan yaitu saat saya
menjadi saksi ahli yang harus mempertanggungjawabkan hasil pemeriksaan visum et
repertum korban pembunuhan atau penganiayaan dihadapanmaka bila saya diminta untuk
menjelaskan hasil pemeriksaan maka saya akan menjelaskan sesuai dengan apa yang saya
temukan walaupun harus menerima tekanan dari pihak manapun, dan bila ada pihak-pihak
yang menawarkan imbalan dalam bentuk apapun demi merahasiakan atau
menyembunyikan hasil pemeriksaan guna menguntungkan pihak tersangka maka hal itu
tidak akan saya lakukan.

Anda mungkin juga menyukai