KORUPSI
Oleh:
Kelompok 1 – Angkatan 3
(Sahitya Adhimukti)
1. Pengertian Korupsi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dijelaskan tentang pengertian
istilah korup (kata sifat) dan korupsi (kata benda). Korup adalah buruk, rusak, busuk. Arti
lain korup adalah suka memakai barang (uang) yang dipercayakan kepadanya; dapat
disogok (memakai kekuasannya untuk kepentingan pribadi). Mengkorup adalah merusak,
menyelewengkan (menggelapkan) barang (uang) milik perusahaan (negara) tempat
kerjanya. Korupsi adalah penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara (perusahaan
dan sebagainya) untuk keuntungan pribadi atau orang lain. Mengkorupsi adalah
menyelewengkan atau menggelapkan (uang dan sebagainya).
Menurut Kamus Oxford, korupsi adalah perilaku tidak jujur atau ilegal, terutama
dilakukan orang yang berwenang. Arti lain korupsi adalah tindakan atau efek dari
membuat seseorang berubah dari standar perilaku moral menjadi tidak bermoral.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999, korupsi adalah tindakan setiap
orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau
orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara. Korupsi juga diartikan sebagai tindakan setiap orang yang dengan
tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi. Juga
menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan
atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.
Politisi PDIP juga memiliki empat motor dan tiga mobil senilai Rp. 452.000.000.
Bupati Bandung Barat AA Umbara ini juga memiliki harta bergerak lainnya senilai Rp
230.000.000 serta kas dan setara kas Rp 419.562.646. Bupati Bandung Barat, AA Umbara
memiliki utang Rp 169.400.000 sehingga total harta kekayaannya mencapai Rp
21.737.162.646 miliar.
Selain itu, terdapat beberapa tindakan preventif terhadap tindak korupsi. Untuk
menciptakan sebuah susunan kehidupan masyarakat yang bersih, diperlukan sebuah
sistem pendidikan anti korupsiyang berisi tentang sosialisasi bentuk-bentuk korupsi,
cara pencegahan dan pelaporan serta pengawasan terhadap tindak pidana korupsi.
Sebagai upaya untuk menumbuhkan generasi yang bersih dan anti korupsi.
Sebagaimana diatur tentang upaya pencegahan terhadap tindak pidana korupsi
dalama Pasal 13 UU No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi yaitu :dalam melaksanakan tugas pencegahan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 6 huruf d, Komisi Pemberantasan Korupsi berwenang melaksanakan
langkah atau upaya pencegahan sebagai berikut :
a. Melakukan pendaftaran dan pemeriksaan terhadap laporan harta kekayaan
penyelenggara negara,
b. Menerima laporan dan menetapkan status gratifikasi,
c. Menyelenggarakan program pendidikan antikorupsi pada setiap jenjang pendidikan,
d. Merancang dan mendorong terlaksananya program sosialisasi pemberantasan tindak
pidanakorupsi
e. Melakukan kampanye anti korupsi kepada masyarakat umum,
f. Melakukan kerja sama bilateral atau multilateral dalam pemberantasan tindak
pidana korupsi.
Pencegahan korupsi masih terjadi secara massif dan sistematis. Praktiknya bisa
berlangsung dimanapun, di lembaga negara, lembaga privat, hingga di kehidupan sehari-
hari. Melihat kondisi seperti itu, maka pencegahan menjadi layak didudukkan
sebagai strategi perdananya. Melalui strategi pencegahan, diharapkan muncul langkah
berkesinambungan yang berkontribusi bagi perbaikan ke depan. Pendidikan anti korupsi
membentuk kesadaran akan bahaya korupsi kemudian bangkit melawannya. Untuk itu
harus adanya upaya yang sistematis dari penegak hukum dan masyarakat untuk
mencegah pelaku menjadi jera terhadap perbuatan korupsi sehingga kedepannya ada
upaya dari pencegahan yang dimulai sejak dini agar dimasa nanti saat seseorang
sudah memegang wewenang tidak menyelewengkam wewenangnya untuk melakukan
kejahatan korupsi.