Pelanggaran
Akuntabilitas
Membuat
Aktifitas
Laporan
Melaksanakan
Proses
pekerjaan
Akuntabilitas
Pengertian akuntabilitas menurut Lawton dan Rose dapat dikatakan sebagai sebuah proses dimana seorang atau
sekelompok orang yang diperlukan untuk membuat laporan aktivitas mereka dan dengan cara yang mereka sudah
atau belum ketahui untuk melaksanakan pekerjaan mereka.
Prinsip akuntabilitas adalah merupakan pelaksanaan pertanggung jawaban dimana dalam kegiatan
yang dilakukan oleh pihak yang terkait harus mampu mempertanggung jawabkan pelaksanaan
kewenangan yang diberikan di bidang tugasnya. Prinsip akuntabilitas terutama berkaitan erat
dengan pertanggung jawaban terhadap efektivitas kegiatan dalam pencapaian sasaran atau target
kebijakan atau program yang telah ditetapkan itu.
Prinsip Akuntabilitas
Pelaksana Tanggungjawab
Pelaksana Kewenangan
Tanggungjawab
Efektifitas
Akuntabilitas sebagai salah satu prinsip good corporate governance berkaitan dengan
pertanggungjawaban pimpinan atas keputusan dan hasil yang dicapai, sesuai dengan wewenang yang
dilimpahkan dalam pelaksanaan tanggung jawab mengelola organisasi.
Akuntabilitas
good corporate
governance
Pengendalian sebagai bagian penting dari masyarakat yang baik saling menunjang
dengan akuntabilitas. Dengan kata lain, dapat disebutkan bahwa pengendalian
tidak dapat berjalan dengan efesien dan efektif bila tidak ditunjang dengan
mekanisme akuntabilitas yang baik, demikian pula sebaliknya. Akuntabilitas
merupakan perwujudan kewajiban seseorang atau unit organisasi untuk
mempertanggungjawabkan pengelolaan dan pengendalian sumber daya dan
pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepadanya dalam rangka pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan melalui media pertanggungjawaban secara periodik.
Sumber daya ini merupakan masukan bagi individu maupun unit organisasi yang
seharusnya dapat diukur dan diidentifikasikan secara jelas.
Kasus : 13 ASN
PEMKOT
AMBON
DIPECAT TIDAK
HORMAT
Kasus :13 ASN PEMKOT AMBON DIPECAT
TIDAK HORMAT
Sebanyak 13 orang Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkup Pemerintah Kota Ambon dipecat tidak
dengan hormat.
Ke-13 ASN tersebut dipecat karena terlibat kasus korupsi, dan sudah memiliki kekuatan hukum tetap
oleh pengadilan negeri setempat.
Penyampaian pemecatan 13 ASN, disampaikan Walikota Ambon Richard Louhenapessy, dalam
konfrensi Pers di balai kota, Kamis (02/05).
Pemecatan terhadap pejabat dan ASN koruptor itu sesuai dengan Surat Keputusan bersama Menteri
Dalam Negeri, Menteri Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB), serta Kepala Badan
Kepegawaian Nasional
Louhenapessy menjelaskan 2 ASN dari 13 yang dipecat adalah pejabat eselon II dan IV. Pemecatan
dengan tidak hormat itu setelah Pemkot menerima putusan Pengadilan Negeri Ambon.
Lanjutan
Seperti diketahui Surat Edaran, Menpan-RB sebagai pelaksanaan Diktum Keempat Surat
Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Menteri PANRB, dan Kepala Badan
Kepegawaian Negara (BKN) tanggal 13 September 2018, PNS yang dihukum penjara atau
kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap karena
melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak pidana yang berhubungan dengan
jabatan dijatuhi sanksi Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) sebagai ASN.
Pelaksanaan Surat Edaran tersebut dilaksanakan paling lambat 30 April 2019. Dan hasilnya
dilaporkan kepada Kepala BKN dengan tembusan kepada Mendagri dan Men PANRB.
Selain kota Ambon, sejumlah pemerintah kabupaten/kota jug asudah memproses pemecatan
ASN yang terlibat tindak pidana kejahatan sesuai putusan Inkrah pengadilan negeri setempat.
Berita Maluku Radio DMS.
Sumber : https://www.radiodms.com/berita-maluku/13-asn-pemkot-ambon-dipecat/
ANALISIS PELANGGARAN AKUNTABILITAS
PEMECATAN 13 PNS TERLIBAT TINDAK KORUPSI
Adanya akuntabilitas, maka istilah “power tend to corrupt” dapat dihindarkan. Hal
ini dapat dilakukan dengan pengendalian internal, mekanisme
pertanggungjawaban keuangan negara, lalu kegiatan pengadaan barang dan jasa
yang transparan. Namun pada kenyataannya ke 13 Asn ini tidak menerapkan
kaidah-kaidah akuntabilitas sebagai salah satu nilai-nilai dasar yang harus dilakukan
dalam pekerjaannya.
Masalah Transparansi peluang
Korupsi, Perusak Akuntabilitas
Transparansi dalam pelayanan publik sering kali tumpang tindih dengan aspek- aspek good
governance lainnya, seperti : akuntabilitas dan responsibility. Akan tetapi, sejatinya- konsepsi
transparansi lebih pada aspek menunjuk pada suatu kondisi dimana segala aspek dari seluruh
proses penyelenggaraan pelayanan dapat bersifat terbuka dan dapat diketahui dengan mudah
oleh para pengguna layanan dan stakeholders yang membutuhkannya.
Jika saja- segala aspek proses penyelenggaraan pelayanan itu, seperti : persyaratan/ biaya dan
waktu yang diperlukan/ cara pelayanan/ serta hak dan kewajiban penyelenggara dan pengguna
layanan- dipublikasikan secara terbuka dan dapat diakses dengan mudah serta dipahami dengan
benar oleh masyarakat- maka praktik penyelenggaraan pelayanan itu dapat dinilai cukup
memiliki tingkat transparansi yang tinggi. Sebaliknya- sekiranya sebagian atau lebih banyak item
dari seluruh proses penyelenggaraan layanan tersebut, cenderung sulit diperoleh informasinya
dan terkesan tertutup- maka penyelenggaraan layanan dimaksud, belum memenuhi kaidah
transparansi. Hal inilah yang menjadi celah peluang dari munculnya perilaku korupsi.
Referensi
– https://www.radiodms.com/berita-maluku/13-asn-pemkot-ambon-dipecat/
– https://youtu.be/dWusoSb9f8o
– http://www.kadin-indonesia.or.id/enm/images/dokumen/KADIN-167-3743-150
42009.pdf
.
– http://blog.unila.ac.id/abdulsyani/files/2009/10/makalah-seminar-good-goeva
nnance-dlm-era-otda.pdf
– http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18000/1/adk-mei2006-3%2
0%284%29.pdf
– Jurnal Analisis Administrasi dan Kebijakan, Alwi Hashim B, Pelayanan Publik..
– Pelayanan Publik Sebagai Pintu Masuk Dalam Mewujudkan Good Governance.