Anda di halaman 1dari 17

Analisis 

Pelanggaran
Akuntabilitas

Oleh : Rusdah Sarifah, S.Psi

LATSAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN 1


TAHUN 2019
Selayang Pandang tentang 
Akuntabilitas
Pengertian Akuntabilitas
Istilah akuntabilitas berasal dari istilah dalam bahasa Inggris accountability yang
berarti pertanggunganjawab atau keadaan untuk dipertanggungjawabkan
atau keadaan untuk diminta pertanggunganjawab.
Akuntabilitas (accountability) yaitu berfungsinya seluruh komponen penggerak
jalannya kegiatan perusahaan, sesuai tugas dan kewenangannya masing-masing.
Akuntabilitas dapat diartikan sebagai kewajiban-kewajiban dari individu-
individu atau penguasa yang dipercayakan untuk mengelola sumber-sumber daya
publik dan yang bersangkutan dengannya untuk dapat menjawab hal-hal yang
menyangkut pertanggung jawabannya.
Akuntabilitas menurut Lawton dan Rose

Membuat
Aktifitas
Laporan

Melaksanakan
Proses
pekerjaan
Akuntabilitas

Pengertian akuntabilitas menurut Lawton dan Rose dapat dikatakan sebagai sebuah proses dimana seorang atau
sekelompok orang yang diperlukan untuk membuat laporan aktivitas mereka dan dengan cara yang mereka sudah
atau belum ketahui untuk melaksanakan pekerjaan mereka.
Prinsip akuntabilitas adalah merupakan pelaksanaan pertanggung jawaban dimana dalam kegiatan
yang dilakukan oleh pihak yang terkait harus mampu mempertanggung jawabkan pelaksanaan
kewenangan yang diberikan di bidang tugasnya. Prinsip akuntabilitas terutama berkaitan erat
dengan pertanggung jawaban terhadap efektivitas kegiatan dalam pencapaian sasaran atau target
kebijakan atau program yang telah ditetapkan itu.

Prinsip Akuntabilitas

Pelaksana Tanggungjawab

Pelaksana Kewenangan

Tanggungjawab

Efektifitas
Akuntabilitas sebagai salah satu prinsip good corporate governance berkaitan dengan
pertanggungjawaban pimpinan atas keputusan dan hasil yang dicapai, sesuai dengan wewenang yang
dilimpahkan dalam pelaksanaan tanggung jawab mengelola organisasi.

Akuntabilitas
good corporate
governance
Pengendalian sebagai bagian penting dari masyarakat yang baik saling menunjang
dengan akuntabilitas. Dengan kata lain, dapat disebutkan bahwa pengendalian
tidak dapat berjalan dengan efesien dan efektif bila tidak ditunjang dengan
mekanisme akuntabilitas yang baik, demikian pula sebaliknya. Akuntabilitas
merupakan perwujudan kewajiban seseorang atau unit organisasi untuk
mempertanggungjawabkan pengelolaan dan pengendalian sumber daya dan
pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepadanya dalam rangka pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan melalui media pertanggungjawaban secara periodik.
Sumber daya ini merupakan masukan bagi individu maupun unit organisasi yang
seharusnya dapat diukur dan diidentifikasikan secara jelas.
Kasus  : 13 ASN 
PEMKOT 
AMBON 
DIPECAT TIDAK 
HORMAT
Kasus  :13 ASN PEMKOT AMBON DIPECAT 
TIDAK HORMAT

Sebanyak 13 orang Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkup Pemerintah Kota Ambon dipecat tidak
dengan hormat.
Ke-13 ASN tersebut dipecat karena terlibat kasus korupsi, dan sudah memiliki kekuatan hukum tetap
oleh pengadilan negeri setempat.
Penyampaian pemecatan 13 ASN, disampaikan Walikota Ambon Richard Louhenapessy, dalam
konfrensi Pers di balai kota, Kamis (02/05).

Pemecatan terhadap pejabat dan ASN koruptor itu sesuai dengan Surat Keputusan bersama Menteri
Dalam Negeri, Menteri Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB), serta Kepala Badan
Kepegawaian Nasional
Louhenapessy menjelaskan 2 ASN dari 13 yang dipecat adalah pejabat eselon II dan IV. Pemecatan
dengan tidak hormat itu setelah Pemkot menerima putusan Pengadilan Negeri Ambon.
Lanjutan 

Ia menuturkan, dari sisi kemanusiaan sangatlah berat melakukan pemecatan


tersebut, namun hal itu harus dilakukan karena 13 pegawai itu telah melakukan
pelanggaran serius, yaitu korupsi.
Bagi yang tidak, merasa puas dengan keputusan tersebut, demi sebuah keadilan
selaku Walikota dirinya mempersilahkan para ASN yang merasa dirugikan, untuk
melayangkan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Nagera (PTUN).
Dia menjelaskan, para ASN korupsi yang dipecat secara tidak hormat itu telah
menjalani masa hukuman sesuai putusan pengadilan yang berkekuatan hukum
tetap.
Lanjutan

Seperti diketahui Surat Edaran, Menpan-RB sebagai pelaksanaan Diktum Keempat Surat
Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Menteri PANRB, dan Kepala Badan
Kepegawaian Negara (BKN) tanggal 13 September 2018, PNS yang dihukum penjara atau
kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap karena
melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak pidana yang berhubungan dengan
jabatan dijatuhi sanksi Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) sebagai ASN.
Pelaksanaan Surat Edaran tersebut dilaksanakan paling lambat 30 April 2019. Dan hasilnya
dilaporkan kepada Kepala BKN dengan tembusan kepada Mendagri dan Men PANRB.
Selain kota Ambon, sejumlah pemerintah kabupaten/kota jug asudah memproses pemecatan
ASN yang terlibat tindak pidana kejahatan sesuai putusan Inkrah pengadilan negeri setempat.
Berita Maluku Radio DMS.
Sumber : https://www.radiodms.com/berita-maluku/13-asn-pemkot-ambon-dipecat/
ANALISIS PELANGGARAN AKUNTABILITAS
PEMECATAN 13 PNS TERLIBAT TINDAK KORUPSI

Dari kasus ini terlihat bahwa 13 PNS malanggar akuntabilitas,


dimana tindak korupsi merupakan prilaku kontradiksi dengan
fungsi akuntabilitas publik sebagai alat pencegah korupsi.

Sebagaimana Akuntabilitas Publik menurut Bowen memiliki 3


fungsi yaitu:
1. Sebagai alat kontrol demokrasi
2. Mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan
3. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas
Analisis Pelanggaran Akuntabilitas 

1. Korupsi kontradiktif dari prinsip


akuntabilitas
2. Akuntabilitas mengutamakan asas
keterbukaan
3. Power Trend of Corrupt
4. Masalah Transparansi peluang
Korupsi, Perusak Akuntabilitas
Korupsi kontradiktif dari prinsip 
akuntabilitas
Perilaku korupsi kontradiktif dari prinsip akuntabilitas, dimana
Prinsip akuntabilitas digunakan untuk menciptakan sistem kontrol yang
Akuntabilitas
efektif. Efektif dalam menjalankan profesi secara kompetibel dan
berintegritas.
Komponen pertama (istilah yang bermula dari responsibilitas)
adalah berhubungan dengan tuntutan bagi para aparat untuk
menjawab secara periodik setiap pertanyaan-pertanyaan yang
Kemampuan
Konsekuensi
Menjawab berhubungan dengan bagaimana mereka menggunakan wewenang
mereka, kemana sumber daya telah digunakan dan apa yang telah
tercapai dengan menggunakan sumber daya tersebut.
Akuntabilitas mengutamakan 
asas keterbukaan
Korupsi perbuatan
Akuntabilitas yang tidak
bertanggungjawab,
Media pertanggungjawaban merugikan masyarakat
dan negara serta tak
Keterbukaan asa asas keterbukaan
Media pertanggungjawaban guna menciptakan
Publik mempunyai hak untuk dalam konsep akuntabilitas tidak
mengetahui kebijakan-kebijakan terbatas pada laporan
suasana transparan
yang diambil oleh pihak yang pertanggungjawaban saja, tetapi Akuntabilitas akan tumbuh dalam pelaksanaan
mereka beri kepercayaan mencakup juga praktek-praktek subur pada lingkungan pelayanan publik
kemudahan si pemberi mandat
mendapatkan informasi, baik yang
langsung maupun tidak langsung
secara lisan maupun tulisan.
mengutamakan
keterbukaan
Power Trend of Corrupt

Adanya akuntabilitas, maka istilah “power tend to corrupt” dapat dihindarkan. Hal
ini dapat dilakukan dengan pengendalian internal, mekanisme
pertanggungjawaban keuangan negara, lalu kegiatan pengadaan barang dan jasa
yang transparan. Namun pada kenyataannya ke 13 Asn ini tidak menerapkan
kaidah-kaidah akuntabilitas sebagai salah satu nilai-nilai dasar yang harus dilakukan
dalam pekerjaannya.
Masalah Transparansi peluang 
Korupsi, Perusak Akuntabilitas
Transparansi dalam pelayanan publik sering kali tumpang tindih dengan aspek- aspek good
governance lainnya, seperti : akuntabilitas dan responsibility. Akan tetapi, sejatinya- konsepsi
transparansi lebih pada aspek menunjuk pada suatu kondisi dimana segala aspek dari seluruh
proses penyelenggaraan pelayanan dapat bersifat terbuka dan dapat diketahui dengan mudah
oleh para pengguna layanan dan stakeholders yang membutuhkannya.
Jika saja- segala aspek proses penyelenggaraan pelayanan itu, seperti : persyaratan/ biaya dan
waktu yang diperlukan/ cara pelayanan/ serta hak dan kewajiban penyelenggara dan pengguna
layanan- dipublikasikan secara terbuka dan dapat diakses dengan mudah serta dipahami dengan
benar oleh masyarakat- maka praktik penyelenggaraan pelayanan itu dapat dinilai cukup
memiliki tingkat transparansi yang tinggi. Sebaliknya- sekiranya sebagian atau lebih banyak item
dari seluruh proses penyelenggaraan layanan tersebut, cenderung sulit diperoleh informasinya
dan terkesan tertutup- maka penyelenggaraan layanan dimaksud, belum memenuhi kaidah
transparansi. Hal inilah yang menjadi celah peluang dari munculnya perilaku korupsi.
Referensi

– https://www.radiodms.com/berita-maluku/13-asn-pemkot-ambon-dipecat/
– https://youtu.be/dWusoSb9f8o
– http://www.kadin-indonesia.or.id/enm/images/dokumen/KADIN-167-3743-150
42009.pdf
.
– http://blog.unila.ac.id/abdulsyani/files/2009/10/makalah-seminar-good-goeva
nnance-dlm-era-otda.pdf
– http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18000/1/adk-mei2006-3%2
0%284%29.pdf
– Jurnal Analisis Administrasi dan Kebijakan, Alwi Hashim B, Pelayanan Publik..
– Pelayanan Publik Sebagai Pintu Masuk Dalam Mewujudkan Good Governance.

Anda mungkin juga menyukai