Anda di halaman 1dari 87

LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN AKTUALISASI

OPTIMALISASI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING


MELALUI PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL WHATSAPP
DI MTS NEGERI 1 BANDUNG BARAT

Nama : Rusdah Sarifah


NIP. : 19921025 201903 2021
Pangkat/Golongan : Penata Muda / Golongan III
Unit kerja : MTs Negeri 1 Bandung Barat

Telah disetujui

Pada hari tanggal 4 September 2019

Coach , Mentor,

Drs. Nana Umar Sumarna H. Ali Mursid, S.Pd, M.MPd


NIP. 196511081995031001 NIP. 196904131995121002

Mengetahui,
PLT Kepala Balai Diklat Keagamaan Bandung

H. Asep Hadiat SH. MH.


NIP.196807131989031002
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN AKTUALISASI

OPTIMALISASI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING


MELALUI PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL WHATSAPP
DI MTS NEGERI 1 BANDUNG BARAT

Nama : Rusdah Sarifah


NIP. : 19921025 201903 2021
Pangkat/Golongan : Penata Muda / Golongan III
Unit kerja : MTs Negeri 1 Bandung Barat

Telah diuji pada hari Jumat Tanggal 11 Oktober 2019

Penguji

___________________________
NIP. …………………………….

Mengetahui,
PLT Kepala Balai Diklat Keagamaan Bandung

H. Asep Hadiat SH. MH.


NIP.196807131989031002

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan rancangan aktualisasi yang akan dilaksanakan di tempat
penulis bertugas yaitu di MTs Negeri 1 Bandung Barat.

Aktualisasi ini mengambil judul Optimalisasi Layanan Bimbingan


Konseling melalui Pemanfaatan Himpunan Data Pribadi. Penulisan
laporan aktualisasi ini disusun sebagai landasan perencanaan aktualisasi
nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara pada Pelatihan Dasar (Latsar)
CPNS Golongan III Angkatan 1 Balai Pendidikan dan Pelatihan
Keagamaan Bandung Jawa Barat.

Penulis menyadari bahwa penyusunan rancangan ini masih jauh


dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan
kritik. Guna menjadi pertimbangan dan bahan evaluasi penulis dalam
perbaikan rancangan aktualisasi, sehingga dapat memberi manfaat bagi
satuan kerja.

Bandung Barat, 1 Oktober 2019

Penulis

3
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan
Kata Pengantar 2
Daftar Isi
Daftar Tabel 3
Daftar Gambar 4
Daftar Lampiran 6
7
BAB I PENDAHULUAN
8
A. Latar Belakang
B. Tujuan Aktualisasi
C. Manfaat Aktualisasi
D. Ruang Lingkup Aktualisasi
9
1. Lokus
11
2. Fokus
12

BAB II ISU-ISU AKTUAL DAN GAGASAN SOLUSI


A. Profil MTs Negeri 1 Bandung Barat 13
1. Sejarah Singkat MTs Negeri 1 Bandung Barat
2. Struktur Organisasi MTs Negeri 1 Bandung Barat 13
3. Visi, Misi dan Tujuan MTs Negeri 1 Bandung Barat
B. Identifikasi Isu-Isu Aktual MTs Negeri 1 Bandung Barat
C. Analisis Isu-Isu Aktual di MTs Negeri 1 Bandung Barat
D. Pemilihan Core Issue dan Gagasan Solusi 14

14
16
18
20

BAB III RANCANGAN AKTUALISASI 23

A. Nilai-Nilai Dasar PNS 26


B. Peran dan Kedudukan PNS
C. Nilai Budaya Kerja Kementerian Agama
D. Matriks Kegiatan Aktualisasi
E. Jadwal Kegiatan Aktualisasi
BAB IV HASIL AKTUALISASI

4
A. Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi
B. Pembahasan Hasil Aktualisasi
1. Melakukan Konsultasi dengan Kepala Madrasah
2. Pendataan Nomor Handphone Peserta Didik 29
32
3. Instalasi Aplikasi WhatsApp
33
4. Melakukan Sosialisasi Media Kotak curhat
34
5. Inventalisir Pesan pada Kotak curhat
41
6. Tindak Lanjut Kotak curhat
7. Menulis Laporan Bimbingan dan Konseling
C. Hasil Penguatan Kompetensi Bidang 42
1. Kompetensi Guru Bimbingan dan Konseling
45
2. Kegiatan Penguat Kompentensi Bidang
45
BAB V PENUTUP
47
A. Simpulan
48
B. Rekomendasi
51
DAFTAR PUSTAKA
53
LAMPIRAN
55
64
65
71
71

80

81
82
83

5
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Analisis APKL 23


Tabel 2. Bobot Penetapan Kriteria Kualitas Isu USG 24
Tabel 3. Hasil Analisis Isu dengan USG 24
Tabel 4. Matrik Kegiatan Aktualisasi 40
Tabel 5. Jadwal Kegiatan Aktualisasi 41
Tabel 6. Hasil Kegiatan Aktualisasi 44
Tabel 7. Tabel Inventalisir Kotak Curhat 54

6
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Konsultasi dengan Kepala Madrasah 1 45


Gambar 2. Konsultasi dengan Kepala Madrasah 2 45
Gambar 3. Konsultasi dengan Kepala Madrasah 3 45
Gambar 4. Pencatatan saran dan masukan saat konsultasi 1 46
Gambar 5. Pencatatan saran dan masukan saat konsultasi 2 46
Gambar 6. Persiapan format data nomor handphone peserta didik 47
Gambar 7. Pengarahan pendataan nomor handphone 47
Gambar 8. Screenshot instalasi aplikasi Dual Space 48
Gambar 9. Screenshot Pendaftaran Nomor WhatsApp. 49
Gambar 10. Screenshot instalasi aplikasi WhatsApp info profil 50
Gambar 11. Kegiatan Sosialisasi di Kelas 8.2 51
Gambar 12. Kegiatan Sosialisasi di Kelas 8.3 51
Gambar 13. Kegiatan Sosialisasi di Kelas 8.4 52
Gambar 14. Kegiatan Sosialisasi di Kelas 8.5 52
Gambar 15. Kegiatan Sosialisasi di Kelas 8.6 52
Gambar 16. Kegiatan Inventalisir Kotak Curhat 53
Gambar 17. Kegiatan Layanan Konseling Individu 1 58
Gambar 18. Kegiatan Layanan Konseling Individu 2 58
Gambar 19. Kegiatan Layanan Konseling Individu 3 58
Gambar 20. Kegiatan Layanan Konseling Individu 4 59
Gambar 21. Kegiatan Layanan Konseling Individu 5 59
Gambar 22. Kegiatan Layanan Konseling Individu 6 59
Gambar 23. Kegiatan Layanan Konseling Individu 7 60
Gambar 24. Kegiatan Layanan Konseling Individu 8 60
Gambar 25. Kegiatan Menulis Laporan Konseling 64
Gambar 26. Kegiatan Rapat Pembinaan dari Pengawas Madrasah 1 72
Gambar 27. Kegiatan Rapat Pembinaan dari Pengawas Madrasah 2 72
Gambar 28. Kegiatan Konsultasi dengan Koordinator BK 73

7
Gambar 29. Kegiatan Konsultasi dengan Wali Kelas 73
Gambar 30. Kegiatan Konsultasi dengan Wali Peserta Didik 73
Gambar 31. Kegiatan Konsultasi dengan Wali Peserta Didik dan Wali 74
Kelas
Gambar 32. Kegiatan Nonton Bareng G30/SPKI Seluruh kelas 7 74
Gambar 33. Kegiatan Upacara Hari Kesaktian Pancasila 74
Gambar 34. Pembaharuan Kotak Curhat Konvensional 75
Gambar 35. Kegiatan Mengisi Lembar Evaluasi Layanan Konseling 75
Gambar 36. Kegiatan Simulasi Games 76
Gambar 37. Program Pembiasaan Pagi Mengaji dan Shalat Dhuha 76
Gambar 38. Kegiatan Pelaksanaan Layanan Kelas Besar 77
Gambar 39. Kegiatan Bimbingan Kelompok 77
Gambar 40. Kegiatan bimbingan Individu 78
Gambar 41. Kegiatan Mediasi Bersama Koordinator BK, Wali Kelas 79
dan Wakil Kepala Madrasah Bidang Kesiswaan
Gambar 42. Kegiatan Konsultasi dengan Wakil Kepala Madrasah 79
Bidang Humas

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

8
Aparatur Sipil Negara (ASN) berdasarkan Pasal 1 angka UU ASN
adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan
perjanji5an kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Merujuk Pasal
63 ayat (3) dan ayat (4) UU ASN; CPNS wajib menjalani masa percobaan
yang dilaksanakan melalui proses Diklat terintegrasi untuk membangun
integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan
kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggungjawab
dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. direkrut
melalui CPNS, maka berlaku Undang Undang Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara (UU ASN) dan  Peraturan Pemerintah
Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil serta
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2017 tentang Kriteria
Penetapan Kebutuhan Pegawai Negeri Sipil dan Pelaksanaan Seleksi
Calon Pegawai Negeri Sipil Tahun 2017.

Fungsi pokok dari ASN yang meliputi banyak hal, salah satunya
mengenai pelayan publik. Seperti pelayanan administrasi Negara, bidang
pendidikan, sosial, kesehatan, dan lain sebagainya. Setiap ruang lingkup
pelayanan tersebut memiliki unit-unit pelaksana terpadu, mulai dari unit
terkecil hingga terbesar dalam lingkup nasional.

Pelayanan publik dibidang pendidikan salah satunya


diimplementasikan dalam satuan kerja berbentuk sekolah. Sekolah
merupakan wadah atau rumah kedua bagi peserta didik dalam
menempuh pendidikan secara formal setelah sebelumnya orang tua
sebagai pendidik pertama. Dalam hal ini sekolah memiliki masyarakat
sekolah yang terdiri dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, staf tata
usaha, guru mata pelajaran, guru bimbingan konseling dan tentunya
peserta didik.

9
Layanan bimbingan dan konseling mempunyai peran yang sangat
penting dalam yaitu membantu setiap pribadi peserta didik agar
berkembang secara optimal. Dengan adanya guru BK dalam lembaga
sekolah, maka memungkinkan teratasinya suatu masalah termasuk
masalah peserta didik berkepribadian introver.

Individu yang memiliki kepribadian introver biasanya sulit dalam


berinteraksi atau menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya karena
anak introver lebih cenderung menyendiri, dan pendiam. Maka dari itu
peserta didik yang bersifat introver biasanya kurang aktif dikelas atau
susah untuk bergaul dengan temannya. Untuk mengatasi masalah
tersebut dengan layanan bimbingan dan konseling melalui media kotak
curhat.

Namun keberadaan Kotak curhat yang ada disekolah digunakan


oleh peserta didik sebagai mana mestinya, terdapat uang di Kotak curhat
dan sampah didalamnya. Artinya peserta didik tidak mengetahui fungsi
Kotak curhat yang sebenarnya. Disisi lain perkembangan teknologi begitu
cepat, bahkan teknologi terkini seperti penggunaan media sosial sudah
bukan hal yang asing bagi peserta didik. Pada waktu senggang peserta
didik sering menghabiskan waktunya untuk bermain media sosial, seperti
Facebook, WhatsApp, Instagram dan lain sebagainya. Sebagian besar
peserta didik telah menjadi pengguna aktif media sosial. Melihat situasi
dilapangan seperti itu, penulis memiliki gagasan untuk memanfaatkan
layanan media sosial sebagai salah satu instrumen media layanan
bimbingan konseling. Media layanan bimbingan konseling yang dimaksud
adalah pengoptimalan Kotak curhat yang dibuat pada media sosial. Media
sosial yang dipilih adalah WhatsApp, karena hasil observasi peserta didik
banyak yang menggunakan media sosial WhatsApp.
B. Tujuan Aktualisasi

Tujuan umum penulisan laporan aktualisasi yang diharapkan


penulis adalah adalah:

10
1. Mengoptimalkan layanan bimbingan konseling guna membantu
peserta didik dalam mencapai tugas-tugas perkembangan
secara mandiri.
2. Peserta didik mendapatkan pelayanan bimbingan dan konseling,
tdalam penyelesaian masalah yang dapat dilakukan dengan
kegiatan bimbingan belajar, konseling, mediasi ataupun
konsultasi.
3. Memfasilitasi dan membantu mengarahkan peserta didik dalam
menyelesaikan masalahnya secara efektif.
4. Mengimplementasikan nilai-nilai dasar profesi ASN yang
mencakup Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu dan Anti Korupsi.
5. Sebagai acuan untuk melakukan kegiatan aktualisasikan nilai-
nilai dasar profesi ASN, yang mencakup Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi.
6. Berpartipartisipasi mewujudkan Visi dan Misi MTs Negeri 1
Bandung Barat.
7. Memenuhi salah satu persyaratan untuk kelulusan kegiatan
pelatihan dasar CPNS golongan III angkatan 1 di Balai Diklat
Keagamaan Bandung pada tahun 2019.

C. Manfaat Aktualisasi

Manfaat dari penyusunan laporan aktualisasi nilai-nilai dasar


profesi ASN adalah sebagai berikut:

11
1. Bagi Peserta Pelatihan Dasar CPNS yaitu:
a. Sebagai pedoman peserta pendidikan pelatihan dasar
CPNS untuk melaksankan aktualisasi di Mts Negeri 1
Bandung Barat.
b. Sebagai wujud tertib administrasi dalam melakukan
kegiatan aktulisasi
c. Menumbuhkan internalisasi nilai-nilai dasar profesi ASN.
d. Sebagai bentuk tanggung jawab peserta pendidikan
pelatihan dasar CPNS dalam merencanakan aktualisasi
di Mts Negeri 1 Bandung Barat.
2. Bagi Madrasah bermanfaat sebagai kerangka acuan dan
bentuk laporan kegiatan dalam mengaktualisasikan nilai-nilai
dasar profesi PNS dalam mempercepat pencapaian visi-misi
satuan kerja.

D. Ruang lingkup
1. Lokus

12
Kegiatan aktualisasi akan dilaksanakan di MTs Negeri 1
Bandung Barat selama 30 hari kerja terhitung mulai tanggal 9
September 2019 sampai dengan 9 Oktober 2019.

2. Fokus
Kegiatan aktualisasi ini merupakan implementasi dari nilai-
nilai dasar ASN yang di wujudkan dalam bentuk pemanfaatan
media layanan bimbingan konseling. Media layanan bimbingan
konseling berupa kotak curhat online merupakan upaya penulis
dalam meningkatkan komitmen mutu disatuan kerja.
Ruang lingkup kegiatan aktualisasi adalah mengoptimalkan
layanan bimbingan konseling berupa Kotak curhat. Kotak curhat
yang dimaksud adalah sebuah layanan BK dimana ada sebuah
kotak curhat yang disajikan secara online melalui media sosial
berupa WhatsApp untuk menampung aspirasi, saran, kritik maupun
permasalahan. Sehingga peserta didik dapat menyampaikan
permasalahannya melalui Kotak curhat secara online. Kotak curhat
berfungsi untuk mendeteksi permasalahan peserta didik, termasuk
peserta didik yang memiliki kepribadian introver/tertutup.
Berdasarkan isu yang kembangkan, maka penulis membuat
rancangan kegiatan sebagai berikut:
1. Melakukan konsultasi dengan Kepala Madrasah
2. Pendataan nomor handphone peserta didik
3. Instalasi aplikasi WhatsApp
4. Melakukan sosialisasi media Kotak curhat
5. Inventalisir pesan pada Kotak curhat
6. Tindak lanjut Kotak curhat
7. Menulis laporan bimbingan dan konseling

BAB II

ISU-ISU AKTUAL DAN GAGASAN SOLUSI

13
A. Profil MTs Negeri 1 Bandung Barat
1. Sejarah Singkat MTs Negeri 1 Bandung Barat

Madrasah Tsanawiyah Islam Muhammadiyah yang berdiri pada


tahun 1966 adalah merupakan cikal bakal dari MTsN Rongga, orang
orang yang berjasa dalam pendiriannya antara lain adalah: KH. O.
Ma’mun (alm), Lili Sudarya (alm), Syahidarana (alm), M. Iyon (alm),
Narman dan M. Onod (alm). Dan pada tahun 1968 dihibahkan ke
Departemen Agama sehingga berganti status menjadi negeri dan berganti
nama menjadi Madrasah Tsanawiyah Negeri Rongga.

Batas tanah MTsN Rongga sebelah utara : Jl Pembangunan


cihampelas, Selatan: tanah adat a.n Sdr.Ade Aar dan DPC
Muhammadiyah, Barat : Tanah milik H. Sopyan L Rokhani,Ibu Entin dan
Mulyana.

Adapun para kepala Madrasah yang telah menjabat dari sejak penegerian
sampai sekarang adalah:

1. Kepala MTs AIN tahun 1968 sd 1976 dijabat oleh: K.H.O ma’mun .
2. Kepala MTs AIN tahun 1976 sd 1978 dijabat oleh: C. Suparman.
3. Kepala MTs AIN tahun 1978 sd 1989 dijabat oleh : Lili Sudarya.
4. Kepala MTsN Rongga tahun 1989 sd 1996 dijabat oleh: Achmad
Sanusi,BA.
5. Kepala MTsN Rongga tahun 1996 sd 1998 dijabat oleh: Drs. Unang
Abidin, Sy.
6. Kepala MTsN Rongga tahun 1998 sd 2000 dijabat oleh: Drs. E
Gunawan.
7. Kepala MTsN Rongga tahun 2000 sd 2004 dijabat oleh: Drs.
Saepuddin.
8. Kepala MTsN Rongga tahun 2004 sd 2006 dijabat oleh: Drs. Dudi
Setiabudi.

14
9. Kepala MTsN Rongga tahun 2006 sd 2009 dijabat oleh: Drs. H
Ondo Rosyidin.
10. Kepala MTsN Rongga tahun 2009 sd 2012 dijabat oleh: Drs.H E
Choeruman.
11. Kepala MTsN Rongga tahun 2012 sampai 2016 oleh: Drs. H
Saepuddin, M.M.Pd
12. Pgs. Kepala MTs Negeri 1 Bandung Barat tahun 2016 sampai oleh
: Drs. Anuar Akil
13. Kepala MTs Negeri 1 Bandung Barat tahun 2017 sampai sekarang
oleh : H. Ali Mursid, S.Pd. M.M.Pd

Sedangkan riwayat pembangunan adalah sebagai berikut:

1. Tahun 1977 mendapat anggaran untuk pembangunan ruang


belajar sebanyak 3 lokal dari APBN;
2. Tahun 1982 mendapat anggaran untuk pembangunan ruang
belajar sebanyak 3 lokal dari APBN;
3. Tahun 1984 mendapat anggaran untuk pembangunan ruang
belajar sebanyak 4 lokal dan pembangunan Masjid Al Ikhlas dari
BP3 (iuran orang tua siswa);
4. Tahun 1984 mendapat anggaran untuk pembangunan ruang
Laboratorium sebanyak 1 lokal dari APBN;
5. Tahun 1985 mendapat anggaran untuk pembangunan ruang
perpustakaan sebanyak 1 lokal dari APBN;
6. Tahun 1993 mendapat anggaran untuk pembangunan ruang
belajar sebanyak 3 lokal dari APBN;
7. Tahun 1995 mendapat anggaran untuk pembangunan ruang guru
sebanyak 2 lokal dari BP3;
8. Tahun 1996 mendapat anggaran untuk pembangunan ruang
belajar sebanyak 1 lokal dari BP3;
9. Tahun 1997 mendapat anggaran untuk pembangunan ruang TU
sebanyak 1 lokal dari BP3;

15
10. Dan Tahun 2012 mendapat anggaran untuk pembangunan ruang
belajar sebanyak 3 lokal dari APBN.

Perubahan nama MTs Negeri Rongga menjadi MTs Negeri 1


Bandung Barat berdasarkan Surat Keputusan nomor 212 Tahun 2015
tentang : PERUBAHAN NAMA MADRASAH ALIYAH NEGERI,
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI, DAN MADRASAH IBTIDAIYAH
NEGERI DI PROVINSI JAWA BARAT, terlampir

Nama Madrasah : MTsN 1 Bandung Barat


NSM : 212320617002
Nilai Akreditasi : A
Status : Negeri
Madrasah
Alamat : Jl. Pembangunan No. 185 Ds. Cihampelas Kec.
Cihampelas

Kab. Bandung Barat


Telepon : (022) 86861799
Email : mtsnrongga@ymail.com

2. Struktur Organisasi MTs Negeri 1 Bandung Barat

16
KEPALA MTs NEGERI 1
BANDUNG BARAT
Drs. H.ALI MURSID S.Pd,

17
MTs Negeri 1 Bandung Barat berdasarkan Keputusan Menteri
Agama Nomor 38 Tahun 2005, termasuk kepada struktur organisasi

KOMITEMADRASAH
KOMITE MADRASAH M.M.Pd
Drs.UNANG
Drs. UNANGABIDIN
ABIDIN
O.JAELANI,
O. JAELANI,S.Pd
S.Pd
Drs. H. SOFYANLL
Drs. H. SOFYAN
ROCHAENI
ROCHAENI

3. Visi, Misi dan Tujuan MTs Negeri 1 Bandung Barat


Drs.YOSEP
Drs. YOSEPANWAR
ANWAR
KA. URS TU
ADE MUNAWAR F S.Ag
WAKILKEPALA
WAKIL KEPALA WAKILKEPALA
WAKIL KEPALA WAKILKEPALA
KEPALABIDANG
BIDANG
BIDANG
WAKILKEPALA
WAKIL KEPALA WAKIL
BIDANG
BIDANG BIDANG HUMASDAN
DAN
KEPESERTADIDIKAN
KEPESERTADIDIKAN BIDANG SARANA&&
BIDANGSARANA HUMAS
KURIKULUM
KURIKULUM KEWIRAUSAHAAN
KEWIRAUSAHAAN
ROCHMAT PRASARANA
PRASARANA
ROCHMAT
LEDIANA,S.Pd
LEDIANA, S.Pd Drs.ADE
Drs. ADEANSORI
ANSORI
EPI ROP’AH,
EPI ROP’AH,
S.Pd. M.Pd
S.Pd. M.Pd Drs.ANUAR
Drs. ANUARAKIL
AKIL
Typologi III A yang terdiri dari

GURU
PESERTA
DIDIK
MTs Negeri 1 Bandung Barat sebagai lembaga pendidikan
menengah yang berciri khas Islam perlu mempertimbangkan
harapan peserta didik, orang tua peserta didik, lembaga pengguna
lulusan madrasah dan masyarakat. MTs Negeri 1 Bandung Barat
juga diharapkan merespon perkembangan dan tantangan masa
depan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi; era informasi dan
global yang sangat cepat. Untuk itu MTs Negeri 1 Bandung Barat
ingin mewujudkan harapan tersebut melalui visinya yang mulia,
yaitu :

“ Unggul Dalam Mutu, Santun Dalam Prilaku, dan Ihsan Dalam


Pelayanan”.

Adapun misi MTs Negeri 1 Banung Barat sebagai berikut:


a. Mencetak kader-kader bangsa yang berdisiplin tinggi,
berakhalak mulia, berbudi pekerti luhur, beriman dan
bertaqwqa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Mengembangkan bakat peserta didik baik secara akademis
maupun non akademis serta mengupayakan adanya kelas
akselerasi (percepatan belajar).
c. Menumbuhkan semangat keunggulan,baik peserta didik
maupun seluruh warga madrasah.
d. Memberikan bekal keterampilan dasar yang menjadi tuntunan
dunia secara global.
e. Menumbuhkan kesadaran akan pentingnya penghayatan dan
pengamalan terhadap ajaran agama islam maupun kecintaan
terhadap budaya bangsa sendiri.
f. Menerapkan manajemen partisipatif untuk menampung
kreatifitas warga madrasah.

Untuk mencapai visi dan misi di atas pendidikan pada


MTs Negeri 1 Bandung Barat bertujuan agar:

18
a. Terlaksananya pengamalan syariat Islam dalam kehidupan
sehari-hari, baik dalam segi akhlak keseharian, maupun
lingkungan sekolah yang Islami.
b. Banyaknya peserta didik yang masuk ke MTs Negeri 1 KBB
serta diterimanya lulusan di berbagai sekolah baik Negeri
maupun Swasta.
c. Meningkatkan pemahaman akan pentingnya pendidikan
madrasah bagi anakusia sekolah
d. Meningkatkan profesionalitas pegawai dan guru
e. Meningkatkan kompetensi peserta didik di bidang akademik
dan keterampilan
f. Peningkatan mutu akademik antara lain :

- Tercapainya target kurikulum 90% tiap mata pelajaran.


- Kenaikan rata-rata nilai ulangan umum 0,30 tiap mata
pelajaran.
- Kenaikan rata-rata hasil ujian 0,25 tiap mata pelajaran.
- Meraih kejuaraan ditingkat
Kecamatan/Kabupaten/Propinsi untuk lomba:
- Mata Pelajaran, Olahraga, Keagamaan, Drum Band.
- Menjadi madrasah idaman yang “Terpuji” hebat
Bermartabat

B. Identifikasi Isu-isu Aktual di MTs Negeri 1 Bandung Barat

19
Fungsi dari  guru Bimbingan dan Konseling dimuat dalam
Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling
pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah dan Panduan
Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling di Sekolah (POP
BK)  yang diterbitkan oleh Dirjend GTK Tahun 2016. Fungsi guru BK
adalah membantu dalam pemahaman diri dan lingkungan, pencegahan
terhadap hal yang menghambat perkembangan peserta didik,
pengembangan, dan advokasi. Dari beberapa fungsi tersebut akan
melahirkan suatu atau  bahkan beberapa  tugas yang harus dilakukan
oleh guru BK sebagai  seorang konselor untuk perkembangan peserta
didik.
Terkait dengan tugas guru bimbingan dan konseling untuk
perkembangan peserta didik dilakukan pada beberapa bidang khusus,
antara lain :

1. Membantu mengembangkan kehidupan pribadi yaitu suatu


pelayanan yang membantu  peserta didik memhami akan diri
sendiri, terkait bakat, minat, potensi,  dan sebagainya.
2. Membantu mengembangkan kehidupan sosial yaitu pelayanan
yang membantu peserta didik memahami, menilai, serta
mengembangkan keadaan sosial mereka. Hal ini dilakukan
terutama kepada peserta didik yang terkesan sulit untuk bersosial
dengan lingkungan mereka sendiri.
3. Membantu mengembangkan kemampuan belajar, pelayanan yang
dilakukan oleh seorang guru bimbingan dan konseling atau
konselor membantu menjadikan peserta didik mandiri dalam belajar
terutama dalam mengikuti pembelajaran di sekolah.
4. Membantu mengembangkan karir, pelayanan ini adalah pelayanan
yang tidak bisa dimulai tanpa dilakukan pengembangan-
pengembangan yang lain. Pengambangan dalam karir adalah
suatu titik dimana seorang peseta didik telah mampu memahami

20
bahkan mengembangkan diri, kemudian seorang konselor
membantu untuk mengarahkan langkah yang harus dilakukan agar
minat, bakat, dan potensi diri menjadi suatu karir terhadap mereka.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagai guru bimbingan


dan konseling di MTs Negeri 1 Bandung Barat tidak luput dari isu serta
permasalahan dalam proses penyelenggaraan pendidikan. Dalam
menetapkan isu penulis menggunakan landasan teoritik dari agenda
kedudukan dan peran PNS dalam NKRI (Manajemen ASN, Whole of
Government, dan Pelayanan Publik) dengan ditambah pemahaman
tentang substansi tuntutan pekerjaan dan lingkungan tempat kerja .
Permasalahan peserta didik sangat beragam, seperti
ketidakmampuan peserta didik menjalankan peran sosialnya secara sehat
dan mandiri. Munculnya perilaku indispiliner, timbulnya perilaku maladaptif
& memiliki motivasi belajar yang rendah. Berdasarkan ruang lingkup
masalah, peserta didik menghadapi beberpa masalah yaitu masalah
pribadi, masalah sosial, masalah belajar dan masalah karir. Selain itu
keterlibatan dan interaksi peserta didik dengan guru BK masih dianggap
sebagai polisi bagi peserta didik yang nakal,
Muatan dalam program layanan konseling sangat beragam, salah
satunya yaitu membuat media layanan bimbingan konseling. Media
layanan bimbingan konseling diwujudkan dalam bentuk Kotak curhat .
Kotak curhat adalah instrumen media BK yang berfungsi sebagai sarana
bagi konseli untuk menyampaikan masalah dan pertanyaan-pertanyaan
secara tidak langsung.

Namun pada praktiknya, keberadaan Kotak curhat tidak digunakan


oleh peserta didik, hasil observasi penulis menemukan bahwa sebagian
peserta didik takut dan malu memanfaatkan fasilitas layanan Kotak curhat,
peserta didik tidak ingin temannya mengetahui bahwa peserta didik
memiliki masalah dan mengisi Kotak curhat. Bahkan kerap kali Kotak
curhat dijadikan sebagai tempat sampah dan kotak amal. Saat Kotak

21
curhat itu dibuka, terdapat sampah dan uang didalamnya. Artinya
sebgaian peserta didik tidak memahami keberfungsian fasilitas Kotak
curhat.
Nama Kotak masalah sendiri menjadi ‘masalah’ bagi peserta didik,
karena terdengar terlalu negatif sehingga memicu peserta didik enggan
untuk mengungkapkan aspirasinya lewat kotak bermasalah karena
beranggapan bahwa peserta didik yang mengisi Kotak masalah adalah
orang yang bermasalah. Stigma keliru inilah yang menjadi alasan kuat
penggunaan istilah Kotak masalah sudah tidak relevan lagi. Maka penulis
mengganti istilah Kotak masalah dengan kotak curhat, agar lebih
terdengar bersahabat dengan peserta didik tanpa mengurangi
keberfungsiannya.
Fenomena penggunaan handphone pada peserta didik kian
meningkat, peserta didik menghabiskan waktu luangnya untuk bermain
gadget. Gadget biasa digunakan untuk bermain games, berkomunikasi,
berselancar didunia maya dan bermain sosial media. Berdasarkan
fenomena tersebut penulis memberi gagasan untuk memanfaatkan sosial
media seperti WhatsApp untuk menjadi wadah aspirasi peserta didik.
Pada pemaparan diatas telah teridentifikasi beberapa isu penting
yaitu diantaranya :
1. Stigma peserta didik dianggap nakal saat terlibat dengan guru BK
2. Peserta didik berprilaku maladaptif, berprilaku indisipliner &
memiliki motivasi belajar yang rendah
3. Peserta didik yang introver tidak mampu mengutarakan
permasalahannya secara langsung
4. Peserta didik merasa malu dan takut untuk menyampaikan
permasalahan
5. Pemanfaatan media Kotak curhat yang tidak optimal

22
C. Analisis Isu-isu Aktual di MTs Negeri 1 Bandung Barat

Berdasarkan identifikasi isu yang telah dipaparkan, perlu dilakukan


proses identifikasi isu untuk menentukan isu mana yang merupakan
prioritas yang dapat dicarikan solusi oleh penulis. Proses identifikasi isu
tersebut menggunakan dua alat bantu penetapan kriteria kualitas isu.
Kriteria pertama adalah AKPK (Aktual, Kekhalayakan, Probematik, dan
Kelayakan). Aktual artinya benar-benar terjadi dan sedang hangat
dibicarakan dalam masyarakat. Kekhalayakan artinya isu yang
menyangkut hajat hidup orang banyak. Problematik artinya isu yang
memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan
solusinya. Sedangkan Kelayakan artinya isu yang masuk akal dan realistis
serta relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.

Kriteria Skors
No. Isu Aktual/ masalah
A P K L
Stigma peserta didik dianggap
1. 4 3 4 3 14
nakal saat terlibat dengan guru BK
Peserta didik berprilaku maladaptif,
2. berprilaku indisipliner & memiliki 3 3 4 4 14
motivasi belajar yang rendah
Peserta didik yang introver tidak
3. mampu mengutarakan 3 4 5 4 16
permasalahannya secara langsung
Peserta didik merasa malu dan
4. takut untuk menyampaikan 3 5 4 4 16
permasalahan
Pemanfaatan media Kotak curhat
5. 5 4 5 5 19
yang tidak optimal
Tabel 1: Analisis APKL

Berdasarkan identifikasi isu, maka selanjutnya ditentukan isu


yang diangkat. Cara menentukan isu tersebut adalah dengan

23
menggunakan teknik USG yang mana pengertian USG adalah
sebagai berikut:

1. Urgency, seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis


dan ditindaklanjuti.
2. Seriousness, seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan
dengan akibat yang ditimbulkan
3. Growht, seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut
jika tidak ditangani sebagaimana mestinya

Bobot Keterangan
5 Sangat kuat pengaruhnya
4 Kuat pengaruhnya
3 Sedang pengaruhnya
2 Kurang pengaruhnya
1 Sangat kurang pengaruhnya
Tabel 2 : Bobot Penetapan Kriteria Kualitas isu USG

Penilaian Kriteria
Peringk
No U S G Jml
at
Masalah (1-5) (1-5) (1-5)

Pemanfaatan media Kotak 1


1. 4 4 4 1
curhat yang tidak optimal 2

Peserta didik yang introver


tidak mampu mengutarakan
2. 3 3 3 9 2
permasalahannya secara
langsung
Peserta didik merasa malu dan
3. takut untuk menyampaikan 3 3 2 8 3
permasalahan

Tabel 3: Hasil analisis isu dengan USG

24
Berdasarkan hasil analisis isu menggunakan alat analisis USG di atas
dapat dilihat bagaimana kualitas isu yang ada. Isu yang mendapatkan
prioritas tertinggi adalah isu final/isu (core issue) yang perlu diangkat
yaitu, “Pemanfaatan media Kotak curhat yang tidak optimal”.
Beberapa argumentasi terkait pemilihan isu final yang diangkat oleh
penulis diantaranya sebagai berikut:

1. Perilaku maladaptif, perilaku indisipliner dan motivasi belajar yang


rendah sering kali muncul disebabkan oleh ketidakmampuan peserta
didik untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang sehat dan
mandiri sesuai dengan tugas-tugas perkembangannya. Maka kotak
curhat sebagai salah satu media penyampaian informasi untuk
mendeteksi permasalahan peserta didik.
2. Permasalahan peserta didik tidak dapat diperoleh hanya dari observasi
atau laporan dari wali kelas, guru BK harus mampu memperoleh
informasi dengan banyak cara, salah satunya dengan media kotak
curhat.
3. Menjalin kepercayaan dengan peserta didik sangat penting didapatkan
oleh guru Bk, maka untuk menjangkau seluruh peserta didik termasuk
peserta didik yang introver guru BK diharapkan mampu menghimpun
permasalahan peserta didik sehingga dapat mencegah dan
meyelesaikan berbagai permasalahan.
4. Inovasi media kotak curhat yang dikemas dalam bentuk online melalui
pemanfaatan media sosial WhatsApp diharapkan memiliki efesiensi
untuk mempermudah peserta didik mendapatkan layanan bimbingan
dan konseling.
5. Penggunaan media sosial WhatsApp dikalangan peserta didik cukup
tinggi, dengan akses yang mudah dan dapat dilakukan kapan saja dan
dimana saja.

25
6. Penyampaian permasalahanan melalui WhatsApp diharapkan lebih
terjaga nilai kerahasiaannya, dibanding dengan menulis masalah yang
dimasukan pada kotak curhat konvensional yang ada disekolah.
Berdasarkan isu yang diangkat sebagaimana di atas, maka gagasan
pemecahan isu adalah “Optimalisasi Layanan Bimbingan dan Konseling
Melalui Pemanfaatan Sosial Media WhatsApp”.

D. Pemilihan Core Issue dan gagasan solusi

Kegiatan aktualisasi ini memiliki core issue tentang pemanfaatan


media Kotak curhat yang tidak optimal sehingga penulis mengangkat
gagasan pemecah isu yaitu, “Optimalisasi Layanan Bimbingan Konseling
Melalui Pemanfaatan Sosial Media WhatsApp”.

Layanan bimbingan dan konseling mempunyai peran yang sangat


penting dalam yaitu membantu setiap pribadi peserta didik agar
berkembang secara optimal. Bimbingan dan konseling adalah suatu
kegiatan yang berlangsung antara konselor dan klien yang bertujuan
untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh klien.
Konselor merupakan orang yang memberikan bimbingan sedangkan klien
adalah orang yang diberi bimbingan. Pembahasan tersebut bersifat
mendalam menyentuh hal-hal penting tentang diri klien (bahkan sangat
penting yang boleh jadi rahasia pribadi klien). Guru BK bertanggung jawab
untuk membimbing peserta didik sehingga dapat memiliki kepribadian
yang matang dan mengenal potensi dirinya secara menyeluruh. Dengan
demikian peserta didik diharapkan mampu membuat keputusan yang
terbaik untuk dirinya, baik dalam memecahkan masalah mereka sendiri.

Peran guru BK dalam bimbingan konseling sangatlah penting baik


dalam keberlangsungan kegiatan belajar mengajar maupun sebagai
tenaga pembina sekaligus membantu dalam menangani berbagai
masalah yang dialami peserta didik. Dengan adanya guru BK dalam
lembaga sekolah, maka memungkinkan teratasinya suatu masalah

26
termasuk masalah peserta didik berkepribadian introver. Seseorang yang
memiliki kepribadian introver memusatkan diri pada dunia dalam dan
privat dimana realita hadir dalam bentuk hasil amatan, cenderung
menyendiri, pendiam atau tidak ramah. Biasanya kepribadian introver
sibuk dengan kehidupan mereka sendiri (Alwisol, 2009:45).

Individu dengan tipe kepribadian introver lambat dalam aktifitas hal


tersebut karena individu introver lebih pasif dan kaku. Introver cenderung
memiliki hambatan dalam berkomunikasi dan bergaul dengan lingkungan
sekitarnyanya. Individu yang memiliki kepribadian introver biasanya sulit
dalam berinteraksi atau menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya
karena anak introver lebih cenderung menyendiri, dan pendiam. Maka dari
itu peserta didik yang bersifat introver biasanya kurang aktif dikelas atau
susah untuk bergaul dengan temannya. Untuk mengatasi masalah
tersebut dengan layanan bimbingan dan konseling melalui media kotak
curhat.

Bimbingan dan konseling merupakan bantuan yang diberikan


kepada peserta didik dalam menemukan kepribadian tersebut
dimaksudkan supaya peserta didik dapat mengenal kekuatan dan
kelemahan dirinya lebih lanjut. Peserta didik adalah individu manusia yang
berpotensi, yang layak dikembangkan untuk mencapai kemandirian,
kreatifitas dan prokdutivitas yang dilandasi dengan iman dan taqwa.
Banyak layanan yang diberikan untuk membantu permasalahan peserta
didik khususnya yang memiliki kepribadian introver. Salah satu bentuk
layanan bimbingan konseling yang dapat dilakukan adalah dengan
mengoptimalkan layanan Kotak curhat.

Kotak curhat adalah instrumen atau media BK yang berfungsi


sebagai sarana bagi konseli untuk menyampaikan masalah dan
pertanyaan-pertanyaan secara tidak langsung, bisa dikarenakan peserta
didik tersebut takut atau malu untuk mengutarakan masalahnya. Dengan

27
adanya Kotak curhat konseli dapat mengungkapkan masalah pertanyaan
yang dimilikinya tanpa harus bertatap muka dengan konselor .
(http://labkonselingumk.blogspot.com)

Dengan adanya Kotak curhat ini peserta didik yang merasa malu
atau takut mengemukakan masalah dan pertanyaan yang dimilikinya
secara langsung kepada guru bimbingan konseling. digunakan sebagai
alat untuk mengungkap permasalahan yang ada pada diri peserta didik
serta sebagai sarana pengumpul informasi atau data tentang
permasalahan dan pertanyaan dari konseli. Peserta didik yang merasa
malu untuk mengungkapkan permasalahan dan pertanyaan yang
dimilkinya secara langsung, kemudian berdasarkan data tersebut konselor
dapat mempertimbangkan materi layanan BK yang tepat untuk digunakan
sesuai dengan kebutuhan konseli (Sukardi: 120).

Gagasan Solusi mengoptimalkan layanan bimbingan konseling berupa


Kotak curhat. Kotak curhat yang dimaksud adalah sebuah layanan BK
dimana ada sebuah kotak curhat yang disajikan secara online melalui
media sosial berupa WhatsApp untuk menampung aspirasi, saran, kritik
maupun permasalahan yang dihadapi siswa. Sehingga peserta didik dapat
menyampaikan permasalahannya melalui Kotak curhat secara online
dengan menggunakan aplikasi WhatsApp. Kotak curhat memiliki peranan
penting dalam mendeteksi permasalahan peserta didik, terutama peserta
didik yang memiliki kepribadian introver/tertutup. Aktualisasi ini bertujuan
agar seluruh peserta didik mendapatkan pelayanan BK, terutama dalam
penyelesaian masalah yang dapat dilakukan dengan kegiatan bimbingan
belajar, konseling, mediasi ataupun konsultasi.

28
BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

A. Nilai-nilai Dasar ASN


1. Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah kata yang seringkali kita dengar, tetapi tidak


mudah untuk dipahami. Ketika seseorang mendengar kata
akuntabilitas, yang terlintas adalah sesuatu yang sangat penting,
tetapi tidak mengetahui bagaimana cara mencapainya. Dalam
banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan
responsibilitas atau tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua
konsep tersebut memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas adalah
kewajiban untuk bertanggung jawab, sedangkan akuntabilitas
adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok
atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi
amanahnya. Amanah seorang PNS adalah menjamin terwujudnya
nilai-nilai publik. Nilai-nilai publik tersebut antara lain adalah:

a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika


terjadi konflik kepentingan, antara kepentingan publik
dengan kepentingan sektor, kelompok, dan pribadi;
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan
mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis;
c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik;
d. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat
diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan.

29
2. Nasionalisme

Nasionalisme adalah semangat kebangsaan, dimana ASN


dituntut untuk dapat mementingkan kepentingan Negara dan
masyarakat di atas kepentingan pribadi dan golongan. Adapun
indikator dari nasionalisme adalah religius, etos kerja, amanah,
transparan, tanggung jawab, percaya diri, toleransi, persamaan
derajat, saling menghormati, tenggang rasa, humanis, tidak
diskriminatif, gotong royong, rela berkorban, menjaga ketertiban,
mengutamakan kepentingan publik, cinta tanah air, menghargai
pendapat, musyawarah mufakat, bijaksana, kekeluargaan,
menghargai pendapat, sederhana, tolong menolong, tidak serakah,
kerja keras dan bijaksana.

3. Etika Publik
Ricocur (1990) mendefinisikan etika sebagai tujuan hidup
yang baik bersama dan untuk orang lain di dalam institusi yang adil.
Dengan demikian etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik/
buruk, benar/salah yang harus dilakukan atau bagaimana
melakukan yang baik atau benar, sedangkan moral mengacu pada
kewajiban untuk melakukan yang baik atau apa yang seharusnya
dilakukan. Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik
adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan
baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan
tanggung jawab pelayanan publik. Integritas publik menuntut para
pemimpin dan pejabat publik untuk memiliki komitmen moral
dengan mempertimbangkan keseimbangan antara penilaian
kelembagaan, dimensi-dimensi pribadi, dan kebijaksanaan di dalam
pelayanan publik (Haryatmoko, 2001).

Menurut Azyumardi Azra (2012), etika juga dipandang


sebagai karakter atau etos individu/kelompok berdasarkan nilai-nilai

30
dan norma-norma luhur. Dengan pengertian ini menurut Azyumardi
Azra, etika tumpang tindih dengan moralitas dan/atau akhlak
dan/atau social decorum (kepantasan sosial) yaitu seperangkat
nilai dan norma yang mengatur perilaku manusia yang bisa diterima
masyarakat, bangsa dan negara secara keseluruhan. Dalam
konteks Indonesia, menurut Azyumardi Azra, nilai-nilai etika
sebenarnya tidak hanya terkandung dalam ajaran agama dan
ketentuan hukum, tetapi juga dalam social decorum berupa adat
istiadat dan nilai luhur sosial budaya termasuk nilai-nilai luhur yang
terkandung dalam ajaran Pancasila.

4. Komitmen Mutu
Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar
untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu dapat dijadikan sebagai
alat pembeda atau pembanding dengan produk/jasa sejenis
lainnya yang dihasilkan/dilakukan oleh lembaga lain sebagai
pesaing. Manajemen mutu harus dilaksanakan secara terintegrasi,
dengan melibatkan seluruh komponen organisasi, untuk senantiasa
melakukan perbaikan mutu agar dapat memuaskan pelanggan/
masyarakat. Ada beberapa nilai yang harus ada pada komitmen
mutu, seperti: efektif, efisien, inovatif dan berorientasi pada mutu.

5. Anti Korupsi
Anti korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan
untuk memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang
melawan norma- norma dengan tujuan memperoleh keuntungan
pribadi, merugikan Negara atau masyarakat baik secara langsung
maupun tidak langsung. KPK bersama dengan para pakar telah
melakukan identifikasi nilai-nilai dasar anti korupsi, dan dihasilkan
sebanyak sembilan nilai anti korupsi yaitu: jujur, peduli, mandiri,
disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani dan adil

31
B. Peran dan Kedudukan ASN

Dalam rangka mewujudkan cita-cita Indonesia sesuai dengan


amanat pembukaan UUD 1945, dibutuhkan aparatur sipil negara yang
profesional, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, bebas dari
intervensi politik, serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik
kepada masyarakat. Maka disusunlah perundang-undangan tentang ASN,
termasuk didalamnya membahas tentang peran dan kedudukan ASN
telah diatur dalam UU Aparatur Sipil Negara No. 5 tahun 2014. Pada
Pasal 10 Tentang fungsi ASN diantaranya, pelaksana kebijakan publik;
pelayan publik; dan perekat bangsa. Pada pasal 11 diatur tentang tugas-
tugas ASN diantaranya:
 Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Negara;
 Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas;
dan
 Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Pada pasal 12 dibahas mengenai peran ASN yaitu mewujudkan
tujuan pembangunan nasional melalui pelayanan publik yang profesional,
bebas dari intervensi politik, dan bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme.
Bagian ketiga Undang-undang ASN tentang kedudukan ASN
terdapat pada pasal 8 Pegawai ASN berkedudukan sebagai unsur
aparatur negara. Pasal 9 (1) Pegawai ASN melaksanakan kebijakan yang
ditetapkan oleh pimpinan Instansi Pemerintah. (2) Pegawai ASN harus
bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik.

32
C. Nilai Budaya Kerja Kementerian Agama

Lahirnya 5 Budaya Kerja Kementerian Agama RI, untuk menjawab


keinginan pemerintah yang ingin mengembalikan citra dan kepercayaan
baik Kementerian Agama dimata publik dengan dibuktikan dengan kinerja
yang baik. Maka upaya pelayanan kepada publik berbasis akuntabilitas
dan transparansi harus didukung oleh pelayanan yang ikhlas dari seluruh
pegawainya. Berikut Penjabaran 5 Nilai Budaya Kerja Kementerian
Agama

INTEGRITAS Keselarasan Antara Hati, Pikiran, Perkataan Dan


Perbuatan Yang Baik Dan Benar
PROFESIONALITAS Bekerja Secara Disiplin, Kompeten Dan Tepat
Waktu Dengan Hasil Terbaik
INOVASI Menyempurnakan Yang Sudah Ada Dan
Mengkreasi Hal Baru Yang Lebih Baik
TANGGUNG Bekerja Secara Tuntas Dan Konsekuen
JAWAB
KETELADANAN Menjadi Contoh Yang Baik Bagi Orang Lain

33
D. Matriks Kegiatan Aktualisasi
No Kegiatan Tahap kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan
. Mata Pelatihan Kegiatan Nilai-nilai
Pencapaian Visi Organisasi
dan Misi
Lembaga
1 2 3 4 5 6 7
1 Melakukan 1. Melakukan 1. Persetujuan - Akuntabilitas vertikal - Melakukan Menjalin
konsultasi konsultasi dengan Kepala Mengkomunikasikan konsultasi komunikasi
dengan Kepala Madrasah Madrasah rancangan kegiatan dengan yang efektif
Kepala 2. Menuliskan hal tentang sebagai bentuk Kepala guna
Madrasah apa saja yang rencana tanggungjawab pada Madrasah meningkatkan
menjadi saran dan aktualisasi tugas guna berkontribusi profesionalitas
masukan dari 2. Kartu mendapatkan positif dalam bekerja.
Kepala Madrasah Bimbingan kepercayaan dari terhadap visi Bekerja sesuai
3. Pengisian kartu Mentor pimpinan misi madrasah prosedur, salah
bimbingan mentor - Melaksanakan tentang satunya dengan
melakukan
dan tanggung jawab ASN Unggul dalam
konsultasi
ditandatangani dalam penyediaan mutu & dengan atasan.
oleh Kepala Pelayanan Publik menerapkan
Madrasah - Nasionalisme manajemen
Mengamalkan partisipasif
pancasila ke-4, yaitu untuk
menghormati atasan menampung

34
dilingkungan kerja kreatifitas
- Etika Publik warga
Mewujudkan nilai sopan madrasah.
santun
- Komitmen Mutu
Terselenggaranya
pelayanann bimbingan
konseling yang efektif
- Anti Korupsi
- Implementasi nilai-nilai
tanggungjawab,
transparansi informasi
dan nilai kejujuran.

35
2 Pendataan 1. Mempersiapkan 1. Draf format Akuntabilitas Pendataan Pendataan
nomor format isian untuk data nomor Melatih tanggungjawab nomor nomor
handphon data nomor handphone pada peserta didik handphone handphone
e peserta handphone peserta didik untuk melaksanakan peserta didik peserta didik
didik peserta didik 2. Data nomor tugas berkontribusi sebagai wujud
2. Memanggil handphone Etika Publik positif terhadap perilaku
perwakilan kelas peserta didik Mewujudkan nilai sopan visi misi professional
untuk memberikan kelas 8 santun madrasah dalam
format data nomor Anti Korupsi tentang Unggul mempersiapka
handphone Mengimplementasikan dalam mutu n layanan
peserta didik transparansi informasi bimbingan
3. Pengarahan pada konseling,
perwakilan kelas dimana segala
untuk administrasi
melaksanakan harus lengkap
pendataan nomor dan terdata.
handphone
peserta didik
3 Instalasi 1. Mendownload 1. Memperoleh - Akuntabilitas Instalasi aplikasi Sebuah
aplikasi Dual Space di Aplikasi - Menunjukan perilaku WhatsApp inovasi dalam
WhatsApp Handphone WhatsApp konsisten dan dapat berkontribusi menjalankan
2. Menginstal siap pakai diandalkan positif terhadap layanan
aplikasi WhatsApp - Komitmen Mutu visi misi bimbingan
3. Mendaftarkan Membuat inovasi demi madrasah konseling
nomor WhatsApp terciptanya layanan tentang guna

36
bimbingan konseling mempermuda
yang efektif dan efisien h peserta didik
mendapatkan
layanan
bimbingan
konseling
terpadu
4 Melakukan 1. Mempersiapkan 1. Draf materi - Akuntabilitas Melakukan Pewujudkan
sosialisasi materi yang akan Sosialisasi Mewujudkan sosialisasi nilai
Kotak disampaikan kotak curhat transparansi informasi media Kotak profesionalitas
curhat dikelas terkait online - Nasionalisme curhat yaitu bekerja
melalui sosialisasi Menerapkan ‘berkontribusi secara disiplin,
media 2. Melakukan musyawarah, positif terhadap kompeten, dan
WhatsApp sosialisasi disetiap 2. Dokumentasi memberikan informasi visi misi tepat waktu
kelas mengenai peserta didik tanpa diskriminatif dan madrasah dengan hasil
inovasi pelayanan memiliki amanah tentang terbaik
bimbingan nomor - Etika Publik Mengembangka
konseling WhatsApp Mewujudkan n bakat peserta
menggunakan untuk kotak tanggungjawab didik baik
Kotak curhat curhat secara
akademis
maupun non
akademis serta
mengupayakan
adanya kelas

37
akselensi
(percepatan
belajar).
5 Inventalisir 1. Membuat daftar 1. Daftar - Akuntabilitas Inventalisir Menanamkan
pesan inventalisir pesan inventalisir Mewujudkan pesan pada rasa integritas
pada pada kotak curhat pesan pada tanggungjawab untuk Kotak curhat terhadap
Kotak 2. Merekap isi pesan kotak curhat memnuntaskan berkontribusi peserta didik
curhat pada daftar aktualisasi positif terhadap dimana
inventalisir kotak - Etika Publik visi misi peserta didik
curhat Mengedepankan madrasah menyampaika
kenyamanan tentang n pesan
- Komitmen Mutu Menumbuhkan dengan jujur.
Pelayanan bimbingan semangat Dengan
konseling yang efektif keunggulan baik mengutamaka
dan efisien serta bagi peserta n
inovatif dalam didik maupun keselarasan
meningkatkan kinerja. seluruh warga antara hati,
sekolah. pikiran,
perkataan, dan
perbuatan.

6 Tindak 1. Mengisi buku tamu 1. Pengisian - Akuntabilitas Tindak lanjut Menanamkan


lanjut berkunjung di buku tamu Bertanggungjawab Kotak curhat nilai
Kotak ruang konseling berkunjung di menindaklanjuti hasil melalui layanan profesionalitas
curhat 2. Identifikasi latar ruang aktualisasi melalui bimbingan yaitu bekerja

38
melalui belakang peserta konseling layanan bimbingan konseling secara disiplin,
layanan didik 2. Catatan konseling individu kompeten, dan
bimbingan 3. Pelaksanaan khusus - Nasionalisme berkontribusi tepat waktu
konseling layanan diruang 3. Dokumentasi Mengamalkan positif terhadap dengan hasil
individu konseling kegiatan pancasila ke 2, dengan visi misi terbaik
4. Mempersiapkan mewujudkan proses madrasah
catatan khusus layanan bimbingan tentang Unggul
untuk konseling yang beradab dalam mutu,
mempermudah dan penuh kepedulian, santun dalam
pembuatan toleransi dan tanpa perilaku ikhsan
laporan bimbingan diskriminatif. dalam
konseling. - Etika Publik pelayanan
Menjaga kerahasiaan
data pribadi peserta
didik
- Komitmen Mutu
Pelayanan yang efisien

7 Menulis 1. Mempersiapkan 1. Laporan - Akuntabilitas Menulis laporan Menciptakan


laporan format laporan bimbingan dan Netral dalam menulis bimbingan dan budaya kerja
bimbingan bimbingan dan konseling laporan, menyajikan konseling yang
dan konseling sesuai laporan secara objektif. berkontribusi bertanggungja
konseling dengan kebutuhan - Etika Publik positif terhadap wab secara
2. Mempersiapkan Menjaga kerahasiaan visi misi tuntas dan

39
catatan khusus data pribadi peserta madrasah konsekuen
yang dipakai saat didik tentang
layanan bimbingan - Komitmen Mutu Menerapkan
konseling Memakai standar manajemen
berlangsung laporan berdasarkan partisipasif
3. Menulis laporan Panduan Operasional untuk
bimbingan dan Pelaksanaan menampung
konseling Bimbingan konseling kreatifitas warga
(POP BK) madrasah
- Anti Korupsi
Membuat laporan dengan
penuh tanggungjawab
dan jujur dalam pengisian
laporan

Tabel 4. Matriks kegiatan aktualisasi

E. Jadwal Kegiatan Aktualisasi

September Oktober
N
Kegiatan aktualisasi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3
o 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
1 Melakukan konsultasi

40
dengan Kepala
.
Madrasah
2 Pendataan nomor
. handphone peserta didik
3 Instalasi aplikasi
. WhatsApp
4 Melakukan sosialisasi
. Kotak curhat
5 Inventalisir pesan pada
. Kotak curhat
6 Tindak lanjut Kotak
. curhat
7
Menulis laporan
.
Tabel 5. Jadwal Kegiatan Aktualisasi

41
BAB IV

HASIL AKTUALISASI

A. Pelaksanaan Aktualisasi

Pada pelaksanaan aktualisasi ini, ada beberapa kegiatan yang


dilakukan oleh penulis, yaitu:

No Hari/ Persentase
Kegiatan Tahap kegiatan
. tanggal Capaian
1 2 3 4 5
1 Melakukan - Melakukan konsultasi Senin, 9
konsultasi dengan Kepala Madrasah September
dengan - Menuliskan hal apa saja 2019
Kepala yang menjadi saran dan
Madrasah masukan dari Kepala 100%
Madrasah
- Pengisian kartu bimbingan
mentor dan ditandatangani
oleh Kepala Madrasah
2 Pendataan - Mempersiapkan format Selasa, 10 100%
nomor isian untuk data nomor September
handphon handphone peserta didik 2019
e peserta - Memanggil perwakilan
didik kelas untuk memberikan
format data nomor
handphone peserta didik
- Pengarahan pada
perwakilan kelas untuk
melaksanakan pendataan

42
nomor handphone peserta
didik
3 Instalasi - Mendownload Dual Space Senin, 9
aplikasi di Handphone September
WhatsApp - Menginstal aplikasi 2019
100%
WhatsApp
- Mendaftarkan nomor
WhatsApp
4 Melakukan - Mempersiapkan materi 9-18
sosialisasi yang akan disampaikan September
media dikelas terkait sosialisasi 2019
Kotak - Melakukan sosialisasi
curhat disetiap kelas mengenai 100%
inovasi pelayanan
bimbingan konseling
menggunakan Kotak
curhat
5 Inventalisir - Membuat daftar inventalisir 12-26
pesan pesan pada kotak curhat September
pada - Merekap isi pesan pada 2019
100%
Kotak daftar inventalisir kotak
curhat curhat

6 Tindak - Mengisi buku tamu 13-30 100%


lanjut berkunjung di ruang September
Kotak konseling 2019
curhat - Identifikasi latar belakang
melalui peserta didik
layanan - Pelaksanaan layanan
bimbingan diruang konseling

43
konseling - Mempersiapkan catatan
individu khusus untuk
mempermudah
pembuatan laporan
bimbingan konseling.

7 Menulis - Mempersiapkan format 16


laporan laporan bimbingan dan September
bimbingan konseling sesuai dengan 2019
dan kebutuhan sampai 1
konseling - Mempersiapkan catatan Oktober
100%
khusus yang dipakai saat 2019
layanan bimbingan
konseling berlangsung
- Menulis laporan bimbingan
dan konseling
Tabel 6. Hasil Kegiatan Aktualisasi

44
B. Pembahasan Hasil Aktualisasi

Pada pelaksanaan kegiatan aktualisasi ini, ada beberapa kegiatan


yang dilakukan oleh penulis diantaranya :

1. Melakukan konsultasi dengan Kepala Madrasah


Melakukan konsultasi dengan atasan merupakan langkah awal yang
harus dilakukan dalam melakukan kegiatan aktualisasi disatuan kerja.
Penulis melakukan konsultasi dengan Kepala Madrasah MTs Negeri 1
Bandung Barat, Bapak H. Ali Mursid, S.Pd.,M.MPd. mengenai rencana
aktualisasi yang akan dilaksanakan dimadrasah.

Gambar 1. Konsultasi dengan Kepala Madrasah (1)

45
Gambar 2. Konsultasi dengan Kepala Madrasah (2)

Gambar 3. Konsultasi dengan Kepala Madrasah (3)

Penulis mencatat saran dari Kepala Madrasah dan mengisi kartu


bimbingan mentor yang ditandatangani oleh Kepala Madrasah. (Lampiran
1)

Gambar 4.
Pencatatan saran
dan
masukan saat
konsultasi 1

46
Gambar 5. Pencatatan saran dan masukan saat konsultasi 2
2. Pendataan nomor handphone peserta didik

Pada tahap ini penulis mempersiapkan format isian untuk data nomor
handphone peserta didik. Kemudian memanggil perwakilan kelas untuk
memberikan pengarahan untuk melaksanakan pendataan nomor
handphone peserta didik. (Lampiran 2. Data nomor handphone)

Gambar 6. Persiapan format


data nomor handphone peserta didik

47
Gambar 7. Pengarahan pendataan nomor handphone peseta didik oleh
perwakilan kelas 8

3. Instalasi aplikasi WhatsApp

Penulis melakukan instalasi aplikasi dual space, yaitu aplikasi yang


digunakan untuk membuat 2 jenis media sosial yang sama dalam satu
handphone dengan menggunakan nomor handphone yang berbeda.

48
Gambar 8. Screenshot instalasi aplikasi dual space

Kemudian penulis menginstal aplikasi WhatsApp dan mendaftarkan


nomor yang akan digunakan menjadi nomor kotak curhat yang dapat
diakses peserta didik.

Gambar 9. Screenshot instalasi aplikasi


WhatsApp pendaftaran nomor

49
Gambar 10. Screenshot instalasi aplikasi WhatsApp info profil

50
4. Melakukan sosialisasi media Kotak curhat

Pada kegiatan aktualisasi penyediaan layanan bimbingan konseling


berupa kotak curhat online dilakukan sosialisasi kepada kelas 8. Penulis
mempersiapkan materi yang akan disampaikan dikelas terkait sosialisasi dan
melakukan sosialisasi disetiap kelas mengenai inovasi pelayanan bimbingan
konseling menggunakan Kotak curhat selama ± 20 menit dengan
menggunakan jam kosong. Guru bimbingan dan konseling tidak memiliki jam
tatap muka dikelas secara terjadwal sehingga penulis tidak membuat jadwal
yang baku untuk melakukan sosialisasi. (Lampiran 3. Materi Sosialisasi)

Gambar 11. Kegiatan Sosialisasi di Kelas 8.2

51
Gambar 12. Kegiatan Sosialisasi di kelas 8.3

Gambar 13. Kegiatan Sosialisasi di kelas 8.4

52
Gam
bar 14. Kegiatan Sosialisasi di Kelas 8.5

Gambar 15. Kegiatan Sosialisasi di Kelas 8.6

5. Inventalisir pesan pada Kotak curhat

Merancang format daftar inventalisir pesan kotak curhat dilakukan


untuk mempermudah proses rekapitulasi pesan yang masuk. Kemudian
merekapitulasi pesan kotak curhat yang masuk untuk dilakukan tindak
lanjut. Tindak lanjut layanan bimbingan dan konseling dapat berupa
konseling individu, bimbingan individu, konseling kelompok, layanan

53
mediasi dan lain sebagainya. Pemilihan tindak lanjut dari informasi yang
didapat dari pesan kotak curhat ditentukan sesuai dengan kebutuhan
konseli (peserta didik) dan jenis permasalahan konseli.

Gambar 16. Kegiatan Inventalisir Kotak Curhat Manual

54
INVENTALISIR PESAN KOTAK CURHAT

N Kotak Hari/Tang Kon Ke Bid


Perihal
o. Curhat gal seli las ang
Jumat,
WA. 8. Motivasi belajar menurun karena
1 13/09/201 V PB
12/09 5 dijauhi teman
9
Senin,
WA. 8. Motivasi belajar menurun karena
2 16/09/201 H PB
13/09 3 putus cinta
9
Senin,
WA. 8. Upload foto dan caption kata-kata
3 23/09/201 F PS
21/09 6 kasar di facebook
9
Senin,
WA. 8.
4 23/09/201 S L P Bolos sekolah
22/09 4
9
Jumat,
WA. 8. Diduga memalak teman dan adik
5 27/09/201 N PS
25/09 3 kelas
9
Jumat, Bertengkar dengan teman,
WA. 8.
6 27/09/201 S S dilabrak siswi-siswi dari sekolah
25/09 3
9 lain
Jumat,
WA. 8.
7 27/09/201 D S Konflik dengan Ibu
26/09 3
9
Jumat,
WA. 8.
8 27/09/201 W S Tidak nyaman dikelas
26/09 4
9
Senin,
WA. 8. Belajar tidak fokus, Orangtua
9 30/09/201 V BS
27/09 5 bertengkar
9
Keterangan Bidang Layanan
Konseling ;

P = Bidang Pribadi S = Bidang Sosial


S = Bidang Sosial B = Bidang Belajar

Tabel 7. Tabel Inventalisir Kotak Curhat

55
6. Tindak lanjut Kotak Curhat

Berdasarkan data inventalisir pesan kotak curhat, penulis melakukan


identifikasi masalah sesuai dengan bidang layanan bimbingan dan
konseling. Bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan mencakup
empat bidang layanan, yaitu bidang layanan yang memfasilitasi
perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir yang merupakan satu
kesatuan utuh dapat dipisahkan dalam setiap diri individu peserta
didik/konseli.

1) Pribadi
Suatu proses pemberian bantuan dari guru bimbingan dan
konseling atau konselor kepada peserta didik atau konseli untuk
memahami, menerima, mengarahkan, mengambil keputusan, dan
merealisasikan keputusannya secara bertanggung jawab tentang
perkembangan aspek pribadinya, sehingga dapat mencapai
perkembangan secara optimal dan mencapai kebahagiaan,
kesejahteraan dan keselamatan dalam kehidupannya.
Aspek perkembangan peserta didik/konseli yang dikembangkan
meliputi (1) memahami potensi diri dan memahami kelebihan dan
kelemahannya, baik kondisi fisik maupun psikis, (2) mengembangkan
potensi untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupannya, (3)
menerima kelemahan kondisi diri dan mengatasinya secara baik.
2) Sosial
Suatu proses pemberian bantuan dari konselor kepada peserta
didik/konseli untuk memahami lingkungannya dan dapat melakukan
interaksi sosial secara positif, terampil berinteraksi sosial, mampu
mengatasi masalah-masalah sosial yang dialaminya, mampu
menyesuaikan diri dan memiliki keserasian hubungan dengan
lingkungan sosialnya sehingga mencapai kebahagiaan dan

56
kebermaknaan dalam kehidupannya. Aspek perkembangan peserta
didik/konseli yang dikembangkan meliputi (1) berempati terhadap
kondisi orang lain, (2) memahami keragaman latar sosial budaya, (3)
menghormati dan menghargai orang lain, (4) menyesuaikan dengan
nilai dan norma yang berlaku, (5) berinteraksi sosial yang efektif, (6)
bekerjasama dengan orang lain secara bertanggung jawab, dan (8)
mengatasi konflik dengan orang lain berdasarkan prinsip yang saling
menguntungkan.
3) Belajar
Proses pemberian bantuan kepada peserta didik/ konseli dalam
mengenali potensi diri untuk belajar, memiliki sikap dan keterampilan
belajar, terampil merencanakan pendidikan, memiliki kesiapan
menghadapi ujian, memiliki kebiasaan belajar teratur dan mencapai
hasil belajar secara optimal sehingga dapat mencapai kesuksesan,
kesejahteraan, dan kebahagiaan dalam kehidupannya. Aspek
perkembangan yang dikembangkan meliputi;
a. Menyadari potensi diri dalam aspek belajar dan memahami
berbagai hambatan belajar
b. Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif
c. Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat
d. Memiliki keterampilan belajar yang efektif
e. Memiliki keterampilan perencanaan dan penetapan pendidikan
selanjutnya dan memiliki kesiapan menghadapi ujian
4) Karir
Proses pemberian bantuan oleh guru bimbingan dan konseling atau
konselor kepada peserta didik/konseli untuk mengalami pertumbuhan,
perkembangan, eksplorasi, aspirasi dan pengambilan keputusan karir
sepanjang rentang hidupnya secara rasional dan realistis berdasar

57
informasi potensi diri dan kesempatan yang tersedia di lingkungan
hidupnya sehingga mencapai kesuksesan dalam kehidupannya.
Aspek perkembangan yang dikembangkan meliputi :
a. Pengetahuan konsep diri yang positif tentang karir
b. Kematangan emosi dan fisik dalam membuat keputusan karir
c. Kesadaran pentingnya pencapaian prestasi untuk mendapatkan
kesempatan karir
d. Kesadaran hubungan antara pekerjaan dan belajar
e. Keterampilan untuk memahami dan menggunakan informasi karir
f. Kesadaran hubungan antara tanggung jawab personal, kebiasaan
bekerja yang baik dan kesempatan karir
g. Kesadaran bagaimana karir berhubungan dengan fungsi dan
kebutuhan di masyarakat
h. Kesadaran tentang perbedaan pekerjaan dan perubahan peran laki-
laki & perempuan.

Setelah itu dilakukan Identifikasi latar belakang peserta didik meliputi


informasi pribadi tentang diri sendiri dan latar belakang keluarga.
Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling yang diperlukan diruang
konseling. Dengan mempersiapkan lembar evaluasi layanan bimbingan dan
konseling dan daftar buku tamu bimbingan dan konseling. Kegiatan ini
memerlukan waktu 20-40 menit. (Lampiran 5. Hasil Evaluasi Layanan BK,
dan Lampiran 6. Buku Tamu)

58
Gambar 17. Kegiatan Layanan konseling Individual (1)

Gambar 18. Kegiatan Layanan Konseling Individu (2)

59
Gambar 19. Kegiatan Layanan Konseling Individu (3)

Gambar 20. Kegiatan Layanan Konseling Individu (4)

Gambar 21. Kegiatan Layanan Konseling Individu (5)

60
Gambar 22. Kegiatan Layanan Konseling Individu (6)

Gambar 23. Kegiatan Layanan Konseling Individu (7)

Gambar 24. Kegiatan Layanan Konseling Individu (8)

61
Kegiatan konseling individual merupakan layanan responsif yang
dilakukan sebagai tindak lanjut dari penggunaan Kotak Curhat online. Hal
ini sesuai dengan komponen program bimbingan dan konseling di MTsN 1
Bandung Barat yang meliputi :
1)  Layanan Dasar
Layanan dasar adalah proses pemberian bantuan kepada semua
peserta didik/konseli yang berkaitan dengan pengembangan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan dalam bidang pribadi, sosial, belajar, dan
karir sebagai pengejawantahan tugas-tugas perkembangan mereka.
Layanan dasar merupakan inti pendekatan perkembangan yang
diorganisasikan berkenaan dengan pengetahuan tentang diri dan orang
lain, perkembangan belajar, serta perencanaan dan eksplorasi karir.
Layanan dasar pada sekolah dasar dilaksanakan dalam aktivitas yang
langsung diberikan kepada peserta didik/konseli adalah bimbingan
kelompok, bimbingan klasikal, dan bimbingan lintas kelas. Aktivitas yang
dilaksanakan melalui media adalah papan bimbingan, leaflet dan media
inovatif bimbingan dan konseling. Bagi guru kelas yang menjalankan
fungsi sebagai guru bimbingan dan konseling, layanan bimbingan klasikal
dapat diintegrasikan dalam kegiatan pembelajaran tematik.

2)  Layanan Responsif
Layanan responsif adalah layanan untuk memenuhi kebutuhan jangka
pendek peserta didik, atau masalah-masalah yang dialami peserta
didik/konseli yang bersumber dari lingkungan kehidupan pribadi, sosial,
belajar, dan karir. Layanan terdiri atas konseling individual, konseling
kelompok, konsultasi, konferensi kasus, referal dan advokasi. Sementara
aktivitas layanan responsif melalui media adalah konseling melalui

62
elektronik dan kotak masalah. Pada konteks layanan responsif di Sekolah
Dasar, guru bimbingan dan konseling atau konselor memberikan intervensi
secara singkat. Pada layanan responsif juga dilakukan advokasi yang
menitikberatkan pada membantu peserta didik/konseli untuk memiliki
kesempatan yang sama dalam mencapai tugas-tugas perkembangan.
Guru bimbingan dan konseling atau konselor menyadari terdapat
rintangan-rintangan bagi peserta didik yang disebabkan oleh disabilitas,
jenis kelamin, suku bangsa, bahasa, orientasi seksual, status sosial
ekonomi, pengaruh orangtua, keberbakatan, dan sebagainya. Guru
bimbingan dan konseling atau konselor harus memberikan advokasi agar
semua peserta didik/konseli mendapatkan perlakuan yang setara selama
menempuh pendidikan di Sekolah Dasar.

3) Layanan Peminatan dan Perencanaan Individual Peserta Didik


Layanan peminatan dan perencanaan individual merupakan proses
pemberian bantuan kepada semua peserta didik/konseli dalam membuat
dan mengimplementasikan rencana pribadi, sosial, belajar, dan karir.
Tujuan utama layanan ini ialah membantu peserta didik belajar memantau
dan memahami pertumbuhan dan perkembangannya sendiri dan
mengambil tindakan secara proaktif terhadap informasi tersebut Layanan
peminatan dan perencanaan individual berisi aktivitas membantu setiap
peserta didik untuk mengembangkan dan meninjau minat dan
perencanaan pribadi, sosial, belajar, dan karir. Aktivitas dimulai sejak
peserta didik masih di sekolah dasar dan berlanjut terus sampai di sekolah
menengah. Rencana yang telah dibuat oleh peserta didik ditinjau dan
diperbaharui secara berkala dan didokumentasikan di dalam profil peserta
didik, misalnya dalam bentuk grafik. Aktivitas layanan peminatan dan
perencanaan individual yang langsung diberikan kepada peserta didik
dapat berupa kegiatan bimbingan klasikal, konseling individual, konseling

63
kelompok, bimbingan kelas besar atau lintas kelas, bimbingan kelompok,
konsultasi dan kolaborasi. Aktivitas peminatan dan perencanaan individual
di Sekolah Dasar terintegrasi dengan kegiatan ekstrakurikuler. Pemilihan
kegiatan ekstrakurikuler juga dapat menggambarkan minat peserta didik
pada aktivitas tertentu. Guru bimbingan dan konseling atau konselor dap at
memberikan informasi tentang perencanaan pribadi, akademik dan karir
dalam pemilihan kegiatan ekstra kurikuler bagi peserta didik.

4)  Dukungan Sistem
Dukungan sistem merupakan komponen pelayanan dan kegiatan
manajemen, tata kerja infrastruktur dan pengembangan keprofesionalan
konselor secara berkelanjutan yang secara tidak langsung memberikan
bantuan kepada peserta didik atau memfasilitasi kelancaran
perkembangan peserta didik. Aktivitas yang dilakukan dalam dukungan
sistem adalah (1) administrasi, yang di dalamnya termasuk melaksanakan
dan menindaklanjuti asesmen, kunjungan rumah, menyusun dan
melaporkan program bimbingan dan konseling, membuat evaluasi, dan
melaksanakan administrasi dan mekanisme bimbingan dan konseling,
serta (2) kegiatan tambahan dan pengembangan profesi, bagi konselor
atau guru kelas yang berfungsi sebagai guru bimbingan dan konseling,
kegiatan pengembangan profesi dilaksanakan sesuai dengan tugasnya
sebagai guru kelas dengan diperkaya oleh kegiatan pelatihan atau
lokakarya tentang bimbingan dan konseling untuk memperkuat kompetensi
dalam menjalankan fungsi sebagai guru bimbingan dan konseling atau
konselor. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (guru sebagai
pembelajar) bagi konselor atau guru bimbingan dan konseling dapat
dilakukan dengan moda tatap muka, daring dan kombinasi antara tatap
muka dan daring.

64
7. Menulis laporan bimbingan dan konseling

Pada kegiatan ini diperlukan format laporan bimbingan dan konseling


yang dibuat berdasarkan format dari Panduan Operasional Penyelenggaraan
Bimbingan dan Konseling di Sekolah (POP BK)  yang diterbitkan oleh Dirjend
GTK Tahun 2016. (Lampiran 8. Format Laporan).

Setelah memperoleh format laporan bimbingan dan konseling dilakukan


penulisan laporan bimbingan dan konseling secara berkala. Penulisan
dilakukan dalam beberpa waktu yang berbeda dan tidak ditentukan
berdasarkan jadwal khusus. Karena pelaksanaan penulisan laporan
dilakukan secara kondisional sesuai dengan terlaksananya tindak lanjut
bimbingan dan konseling yang telah terlaksana. (Lampiran 9. Hasil Laporan
Konseling)

Proses penulisan laporan bimbingan dan konseling bersifat rahasia,


sehingga tidak dapat dilakukan disembarang tempat. Penulis melaksanakan
kegiatan tersebut diruang konseling MTsN Negeri 1 Bandung Barat.
(Lampiran 10. Kode Etik Konselor)

65
Gambar 25. Kegiatan Menulis Laporan Konseling

C. Hasil Penguatan Kompetensi Bidang


1. Kompentensi Guru Bimbingan dan Konseling
Pada Permendiknas No. 27 tahun 2009 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Konselor dinyatakan bahwa kompetensi yang
harus dikuasai guru Bimbingan dan Konseling/Konselor mencakup 4 (empat)
ranah kompetensi, yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Keempat rumusan
kompetensi ini menjadi dasar bagi Penilaian Kinerja Guru Bimbingan dan
Konseling/Konselor.

Rumusan Standar Kompetensi Konselor telah dikembangkan dan


dirumuskan atas dasar kerangka pikir yang menegaskan konteks tugas dan
ekspektasi kinerja konselor. Namun bila ditata ke dalam empat kompetensi
pendidik sebagaimana tertuang dalam PP 19/2005, maka rumusan
kompetensi akademik dan profesional konselor dapat dipetakan dan
dirumuskan ke dalam kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan
profesional sebagai berikut.

1. Kompetensi Pedagogik
a. Menguasai teori dan praksis pendidikan.
Mendeskripsikan ilmu pendidikan dan landasan keilmuannya, prinsip-
prinsip pendidikan dan proses pembelajaran, dan menguasai landasan
budaya dalam praksis pendidikan.

b. Mengaplikasikan perkembangan fisiologis dan psikologis serta perilaku


konseli.

66
Melaksanakan kaidah-kaidah perilaku manusia, perkembangan fisik
dan psikologis individu terhadap sasaran pelayanan bimbingan dan
konseling dalam upaya pendidikan; kaidah-kaidah kepribadian,
individualitas dan perbedaan konseli terhadap sasaran pelayanan
bimbingan dan konseling dalam upaya pendidikan; kaidah-kaidah
belajar terhadap sasaran pelayanan bimbingan dan konseling dalam
upaya pendidikan; kaidah-kaidah keberbakatan terhadap sasaran
pelayanan bimbingan dan konseling dalam upaya pendidikan; kaidah-
kaidah kesehatan mental terhadap sasaran pelayanan bimbingan dan
konseling dalam upaya pendidikan.

c. Menguasai esensi pelayanan bimbingan dan konseling dalam jalur,


jenis, dan jenjang satuan pendidikan.

d. Menguasai esensi bimbingan dan konseling pada satuan jalur


pendidikan formal, nonformal dan informal.

2. Kompetensi Kepribadian
a. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Menampilkan kepribadian yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, konsisten dalam menjalankan kehidupan beragama
dan toleran terhadap pemeluk agama lain, berakhlak mulia dan
berbudi pekerti luhur.

b. Menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan,


individualitas dan kebebasan memilih.
Mengaplikasikan pandangan positif dan dinamis tentang manusia
sebagai makhluk (spiritual, bermoral, sosial, individual, dan
berpotensi), menghargai dan mengembangkan potensi positif individu

67
pada umumnya dan konseli pada khususnya, peduli terhadap
kemaslahatan manusia pada umumnya dan konseli pada khususnya,
menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sesuai dengan hak
asasinya, toleran terhadap permasalahan konseli serta mampu
bersikap demokratis.

c. Menunjukkan integritasdan stabilitas kepribadian yang kuat.


Menampilkan kepribadian dan perilaku yang terpuji (seperti
berwibawa, jujur, sabar, ramah, dan konsisten); menampilkan emosi
yang stabil; peka, bersikap empati, serta menghormati keragaman dan
perubahan; menampilkan toleransi tinggi terhadap konseli yang
menghadapi stres dan frustasi.

d. Menampilkan kinerja berkualitas tinggi.


Melakukan tindakan yang cerdas, kreatif, inovatif, dan produktif;
bersemangat, berdisiplin, dan mandiri; berpenampilan menarik dan
menyenangkan; berkomunikasi secara efektif

3. Kompetensi Sosial
a. Mengimplementasikan kolaborasi intern di tempat bekerja.
Memahami dasar, tujuan, organisasi, dan peran pihak-pihak lain (guru,
wali kelas, pimpinan sekolah/madrasah, komite sekolah/madrasah) di
tempat bekerja; mengkomunikasikan dasar, tujuan, dan kegiatan
pelayanan bimbingan dan konseling kepada pihak-pihak lain di tempat
bekerja; bekerja sama dengan pihak-pihak terkait di dalam tempat
bekerja (seperti guru, orang tua, tenaga administrasi).

b. Berperan dalam organisasi dan kegiatan profesi bimbingan dan


konseling.
Memahami dasar, tujuan, dan AD/ART organisasi profesi bimbingan
dan konseling untuk pengembangan diri dan profesi; menaati Kode

68
Etik profesi bimbingan dan konseling; aktif dalam organisasi profesi
bimbingan dan konseling untuk pengembangan diri dan profesi.

c. Mengimplementasikan kolaborasi antar profesi.


Mengkomunikasikan aspek-aspek profesional bimbingan dan
konseling kepada organisasi profesi lain, memahami peran organisasi
profesi lain dan memanfaatkannya untuk suksesnya pelayanan
bimbingan dan konseling, dapat bekerja dalam tim bersama tenaga
para profesional dan profesional profesi lain, Melaksanakan referal
kepada ahli profesi lain sesuai dengan keperluan.

4. Kompetensi Profesional
a. Menguasai konsep dan praksis penilaian (assessment) untuk
memahami kondisi, kebutuhan, dan masalah konseli.
Mendeskripsikan hakikat asesmen untuk keperluan pelayanan
konseling, memilih teknik penilaian sesuai dengan kebutuhan
pelayanan bimbingan dan konseling, menyusun dan mengembangkan
instrument penilaian untuk keperluan bimbingan dan konseling,
mengadministrasikan asesmen untuk mengungkapkan masalah-
masalah peserta didik, memilih dan mengadministrasikan teknik
penilaian pengungkapan kemampuan dasar dan kecenderungan
pribadi peserta didik, memilih dan mengadministrasikan instrumen
untuk mengungkapkan kondisi aktual peserta didik berkaitan dengan
lingkungan, mengakses data dokumentasi tentang peserta didik dalam
pelayanan bimbingan dan konseling, menggunakan hasil penilaian
dalam pelayanan bimbingan dan konseling dengan tepat,
menampilkan tanggung jawab profesional dalam praktik penilaian.

b. Menguasai kerangka teoretik dan praksis Bimbingan dan Konseling.

69
Mengaplikasikan hakikat pelayanan bimbingan dan
konseling,mengaplikasikan arah profesi bimbingan dan konseling,
mengaplikasikan dasar‐dasar pelayanan bimbingan dan konseling,
mengaplikasikan pelayanan bimbingan dan konseling sesuai kondisi
dan tuntutan wilayah kerja, mengaplikasikan pendekatan/model/jenis
pelayanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling,
mengaplikasikan dalam praktik format pelayanan bimbingan dan
konseling.

c. Merancang Program Bimbingan dan Konseling.


Menganalisis kebutuhan konseli, menyusun program bimbingan
dankonseling yang berkelanjutan berdasar kebutuhan konseli secara
komprehensif dengan pendekatan perkembangan, menyusun rencana
pelaksanaan program bimbingan dan konseling, merencanakan
sarana dan biaya penyelenggaraan program bimbingan dan konseling.

d. Mengimplementasikan Program Bimbingan dan Konseling yang


komprehensif.
Melaksanakan program bimbingan dan konseling, melaksanakan
pendekatan kolaboratif dalam pelayanan bimbingan dan konseling,
memfasilitasi perkembangan akademik, karier, personal, dan sosial
konseli, mengelola sarana dan biaya program bimbingan dan
konseling.

e. Menilai proses dan hasil kegiatan Bimbingan dan Konseling.


Melakukan evaluasi hasil, proses, dan program bimbingan dan
konseling, melakukan penyesuaian proses pelayanan bimbingan dan
konseling, menginformasikan hasil pelaksanaan evaluasi pelayanan
bimbingan dan konseling kepada pihak terkait, menggunakan hasil

70
pelaksanaan evaluasi untuk merevisi dan mengembangkan program
bimbingan dan konseling.

f. Memiliki kesadaran dan komitmen terhadap etika profesional.


Memberdayakan kekuatan pribadi, dan keprofesionalan Guru
Bimbingan dan Konseling/konselor, meminimalkan dampak lingkungan
dan keterbatasan pribadi Guru Bimbingan dan Konseling/konselor,
menyelenggarakan pelayanan sesuai dengan kewenangan dan kode
etik profesional Guru Bimbingan dan Konseling/konselor,
mempertahankan obyektivitas dan menjaga agar tidak larut dengan
masalah peserta didik, melaksanakan referal sesuai dengan
keperluan, peduli terhadap identitas profesional dan pengembangan
profesi, mendahulukan kepentingan peserta didik daripada
kepentingan pribadi Guru Bimbingan dan Konseling/konselor.

g. Menguasai konsep dan praksis penelitian dalam Bimbingan dan


Konseling.
Mendeskripsikan berbagai jenis dan metode penelitian, mampu
merancang penelitian bimbingan dan konseling, melaksanakan
penelitian bimbingan dan konseling, memanfaatkan hasil penelitian
dalam bimbingan dan konseling dengan mengakses jurnal pendidikan
dan bimbingan dan konseling.

71
2. Kegiatan Penguat Kompetensi Bidang
a. Kegiatan rapat pembinaan dari pengawas madrasah

Kegiatan rapat pembinaan dari pengawas madrasah


dilaksanakan pada hari Senin, 30 September 2019 di aula madrasah
MTs Negeri 1 Bandung Barat. Rapat di hadiri oleh seluruh civitas
akademika MTs Negeri 1 Bandung Barat guna dalam rangka
meningkatkan kompetensi bidang dan menjadi kegiatan rutin untuk
melakukan evaluasi, refleksi dan musyawarah pada isu terkini yang
terjadi di madrasah. Dalam sambutan dari Bapak kepala Madrasah H.
Ali Mursid, S.Pd., M.MPd membahas tentang optimalisasi kinerja
seluruh guru dan staf madrasah guna mempersiapkan segala
administrasi yang akan diperlukan dalam pelaksanaan akreditasi
madrasah.

Pembinaan pengawas madrasah membahas tentang


pelaksanaan tugas dan fungsi berdasarkan penyusunan buku kerja 1,
buku kerja 2, buku kerja 3 dan buku kerja 4. Melalui penyusunan
administrasi yang lengkap dan terpadu, diharapkan menjadi pedoman
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dikelas dengan lebih efektif
dan optimal. Untuk mencapai tujuan madrasah seluruh civitas
akademika dituntut untuk memahami dan menghayati visi misi
madrasah dengan seksama, sehingga civitas akademika memiliki
persepsi yang sama untuk memajukan madrasah. Para tenaga

72
pendidik diharapkan dapat memanfaatkan perkembangan teknologi
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dan menghidupkan
kembali kegiatan MGMP dimadrasah.

Gambar 26. Kegiatan Rapat Pembinaan dari Pengawas Madrasah 1

Gambar 27. Kegiatan Rapat Pembinaan dari Pengawas Madrasah 2

73
b. Kegiatan konsultasi bimbingan dan konseling

Gambar 28. Kegiatan


konsultasi dengan koordinator bimbingan dan konseling Bu Nunung
Nurhasanah,
S.Pd

74
Gambar 29. Kegiatan konsultasi dengan wali kelas

Gambar 30. Kegiatan


konsultasi dengan wali peserta didik

75
Gambar 31. Kegiatan konsultasi dengan wali peserta didik dan wali kelas

Gambar 32. Kegiatan Nonton Bareng G30/SPKI Seluruh Kelas 7

Gambar 33. Kegiatan


Upacara Hari Kesaktian Pancasila

76
77
Gambar 34. Kotak curhat konvensional yang ada disekolah, keadaan
sebelum pembaharuan dan setelah pembaharuan

Gambar 35. Kegiatan mengisi


evaluasi layanan konseling

c. Kegiatan Penguat Kompetensi Bidang

78
Gambar 36. Kegiatan simulasi
games pen and paper di
layanan bimbingan klasikal
materi Teamwork

79
Gambar 37. Program pembiasaan pagi mengaji, shalat dhuha berjamaah
pada setiap hari jumat

80
Gambar 38. Kegiatan pelaksanaan layanan kelas besar

Gambar 39. Kegiatan bimbingan kelompok

81
Gambar 40.

Kegiatan bimbingan pribadi

82
Gambar 41. Kegiatan mediasi bersama Koordinator BK, Wali Kelas dan
Wakabid Kesiswaan

Gambar 42. Kegiatan konsultasi dengan Wakabid Humas

BAB V
PENUTUP
A. Simpulan

Berdasarkan uraian capaian hasil aktualisasi, maka dapat diperoleh


simpulan sebagai berikut:

a. Kegiatan aktualisasi yang dilaksanakan oleh penulis di Mts Negeri 1


Bandung Barat mampu membentuk penulis menjadi pribadi ASN yang

83
memegang teguh nilai-nilai ASN dan kedudukan ASN dalam NKRI
sebagai pedoman bagi penulis dalam bersikap di lingkungan kerja.
b. Dengan mengoptimalkan layanan bimbingan konseling melalui media
kotak curhat yang telah disosialisasikan dan telah diberikan kepada
peserta didik cukup efektif menyerap informasi mengenai masalah-
masalah yang dialami peserta didik.
c. Pemanfaatan media sosial WhatsApp sebagai media layanan bimbingan
konseling melalui kotak curhat online memudahkan peserta didik untuk
menyampaikan aspirasi, saran, kritik dan penyampaian masalah dengan
sangat rahasia tanpa ada batasan jarak dan waktu.

B. Rekomendasi

Pada kegiatan aktualisasi yang dilakukan penulis banyak memiliki


keterbatasan didalamnya, maka penulis merekomendasikan hal-hal sebagai
berikut :

a. Bagi peserta didik agar dapat memanfaatkan media layanan


bimbingan konseling berupa kotak curhat secara efektif.

84
b. Bagi wali kelas agar dapat mensosialisasikan program kotak curhat
sebagai salah satu alat pendeteksi permasalahan dan aspirasi peserta
didik.
c. Bagi pihak manajemen madrasah kegiatan aktualisasi ini kedepannya
dapat dimanfaatkan sebagai upaya meningkatkan inovasi dalam
pengoptimalan pelayanan bimbingan dan konseling disatuan
pendidikan.
d. Pengembangan berbasis teknologi secara luas untuk menjawab
tantangan global guna menjadikan madrasah informatif bagi civitas
akademika umumnya untuk seluruh masyarakat
e. Mengoptimalkan kembali kotak curhat konvensional yang ada
disekolah sesuai dengan fungsinya

DAFTAR PUSTAKA

Alwisol, (2009), Psikologi Kepribadian Edisi Revisi, Malang: UMM Press


Bevaola Kusumasari, dkk. 2015. Modul Akuntabilitas. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara
Dewa Ketut Sukardi, Seri Bimbingan. 1983. Organisasi Administrasi
Bimbingan Konseling Di Sekolah, Surabaya: Usaha Nasional

85
http://labkonselingumk.blogspot.com/2012/09/mengenal-media-
bimbingandankonseling.html.
Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling
di Sekolah (POP BK)  yang diterbitkan oleh Dirjend GTK Th. 2016
Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan
Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
Permendiknas No. 27 tahun 2009 tentang Standar Kualifikasi Akademik
dan Kompetensi Konselor
Program Layanan Bimbingan dan Konseling MTs Negeri 1 Bandung
Barat
Suryapranata, dkk. 2016. Panduan Operasional Penyelenggaraan
Bimbingan Konseling. Jakarta; Kemendikbud
Tim Penulis Komisi Pemberantasan Korupsi. Modul Anti Korupsi.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Tjutju Yuniarsih, dkk. 2015. Modul Komitmen Mutu. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara.
Undang-undang RI No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
Wahyudi Kumorotomo, dkk. 2015. Modul Etika Publik. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara.
Yudi Latief, dkk. 2015. Modul Nasionalisme. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara

86
87

Anda mungkin juga menyukai