NILAI DASAR
PROFESI CALON PEGAWAI
NEGERI SIPIL
Disusun oleh:
AKIM BURHANUDIN
NIP. 198701012019021002
RANCANGAN AKTUALISASI
MERANCANG RESTRAIN UNTUK PENGOPTIMALAN TINDAKAN
RESTRAIN DI RUANG ICU RSUD KARAWANG
Oleh:
Nama : Akim Burhanudin
NIP :198701012019021002
NDH : 3( tiga)
Instansi : RSUD Karawang
Jabatan : Perawat Terampil
Akim burhanudin
NIP. 198701012019021002
Disetujui:
Coach, Mentor,
ii
LEMBAR PENGESAHANAN
RANCANGAN AKTUALISASI
MERANCANG RESTRAIN UNTUK PENGOPTIMALAN TINDAKAN
RESTRAIN DI RUANG ICU RSUD KARAWANG
Oleh:
Nama : Akim burhanudin
NIP :198701012019021002
NDH : 3( Tiga)
Instansi : RSUD Karawang
Jabatan : Perawat Terampil
Akim burhanudin
NIP. 198701012019021002
Coach, Mentor,
Disahkan
Penguji,
iii
KATA PENGANTAR
iv
9. Keluarga penulis yang selalu mendoakan, memberi arahan dan motivasi yang
tak terhingga.
10. Bapak R.Budiman selaku Pamong Diklat dan seluruh panitia penyelenggara
Latsar Pemerintah Kabupaten Karawang yang sudah memfasilitasi peserta
dengan sangat baik dalam proses pembelajaran dan asrama.
11. Rekan seperjuangan golongan Dua khususnya Angkatan VII Kabupaten
Karawang yang selalu semangat dalam menjalani Pendidikan dan Pelatihan
Dasar CPNS di Balai Latihan Kerja Disnaker Kabupaten Karawang.
Penulis menyadari bahwa tulisan dalam proses penyusunan laporan akhir
rancangan aktualisasi ini tentunya tidak terlepas dari segala kekurangan maupun
kelebihannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca sangat penulis butuhkan untuk perbaikan laporan akhir aktualisasi dan
habituasi ini. Semoga tulisan ini dapat memberi wawasan dan bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dan sumbangan ilmiah yang sebesar – besarnya
bagi kita semua. Aamiin.
Karawang,12 Agustus 2019
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL……………………………………………………....….. i
LEMBAR PERSETUJUAN…………………………………………………. . . ii
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………….... iii
KATA PENGANTAR………………………………………………………… iv
DAFTAR ISI...................................................................................................... vi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Tujuan Penyusunan Rancangan Aktualisasi.................................... 4
D. Manfaat Penyusunan Rancangan Aktualisasi.................................. 4
E. Ruang Lingkup Kegiatan................................................................. 5
BAB II. GAMBARAN UMUM ORGANISASI
A. Profil Organisasi.............................................................................. 6
B.Visi dan Misi Organsasi................................................................... 11
C.Nilai Organisasi............................................................................... 11
D.Struktur Organisasi.......................................................................... 12
E. Tugas Pokok dan Fungsi.................................................................. 13
vi
C.Agenda Kedudukan dan Peran Pegawai Negeri Sipil...................... 22
1. Manajemen ASN...................................................................... 22
2. Whole of Government.............................................................. 23
3. Pelayanan Publik...................................................................... 24
BAB IV. RANCANGAN AKTUALISASI
A. Isu Pelayanan Publik ................................................................... 26
1. Identifikasi isu.......................................................................... 26
2. Pemilihan dan Penentuan Isu.................................................... 26
3. Gagasan Alternatif Pemecahan Masalah.................................. 27
B. Rancangan Kegiatan Aktualisasi .................................................... 28
E.. Jadwal Rencana Kegiatan............................................................. 34
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 pasal 1 ayat 1, Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang berbentuk
Republik. Di mana dalam menjalankan pemerintahannya terdapat tujuan nasional
yang hendak dicapai, sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 alenia ke-4, yaitu untuk
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial.
Dengan melihat tujuan nasional yang kompleks tersebut, maka dibutuhkan
kerjasama dan kontribusi dari berbagai elemen negara, salah satunya adalah
Aparatur Sipil Negara (ASN). Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) diberikan
pendidikan dan pelatihan dasar yang merupakan hasil kerja sama antara Badan
Kepegawaian Negara dan Lembaga Adminisitrasi Negara. Penyelenggaraan
Diklat Latsar CPNS Golongan II berpedoman pada UU No.5 Tahun 2014 Tentang
Aparatur Sipil Negara dan Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 25
Tahun 2017 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon PNS
Golongan II. Dari pelaksanaan latsar ini, diharapkan menghasilkan CPNS yang
memiliki nilai-nilai dasar yang meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA), serta mampu menjalankan
fungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan
pemersatu bangsa.
Salah satu bentuk pelayanan publik adalah pelayanan kesehatan.
Pengelolaan kesehatan diselenggarakan melalui pengelolaan administrasi
kesehatan, informasi kesehatan, sumber daya kesehatan, upaya kesehatan,
pembiayaan kesehatan, peran serta dan pemberdayaan masyarakat, ilmu
pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan, serta pengaturan hukum
1
kesehatan secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. (PerPres, 2012).
Sedangkan yang dimaksud dengan sarana pelayanan kesehatan, adalah
tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan, yaitu Rumah
Sakit, Puskesmas, Polikliknik, dan atau Unit Kesehatan lainnya. Rumah Sakit
diselenggarakan berasaskan Pancasila dan didasarkan kepada nilai kemanusiaan,
etika dan profesionalitas, manfaat, keadilan, persamaan hak dan anti diskriminasi,
pemerataan, perlindungan dan keselamatan pasien, serta mempunyai fungsi sosial.
(RI, 2009).
Belakangan ini PNS di bidang kesehatan sekarang menjadi sorotan publik
dikarenakan beberapa hal yang dilihat oleh masyarakat terutama tentang kualitas
pelayanan yang kurang memuaskan. Masyarakat semakin kritis dalam menilai
mutu pelayanan kesehatan yang didapatkan. Masyarakat menuntut pelayanan
kesehatan semakin meningkat baik di bidang promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif. Hal tersebut mengimplikasikan semakin meningkatnya kesadaran
masyarakat terhadap kesehatan dan mendorong para tenaga medis untuk selalu
memberikan pelayanan kesehatan yang bertajuk Excelent service. Tentunya hal
tersebut membutuhkan komitmen dari para tenaga medis untuk selalu prima
dalam menjalankan tugasnya.
Upaya kesehatan yang dimaksud salah satunya disebut sebagai upaya
kuratif (penyembuhan). Dalam pelaksanaanya, jenis pelayanan tersebut terbagi
menjadi pelayanan medis umum dan pelayanan medis kegawatdarutan. Di dalam
pelayanan kegawatdaruratan medis terdapat suatu prosedur medis /suatu metode /
cara pembatasan / restriksi yang disengaja terhadap gerakan / perilaku seseorang.
Dalam hal ini, ‘perilaku’ yang dimaksudkan adalah tindakan yang direncanakan,
bukan suatu tindakan yang tidak disadari / tidak disengaja / sebagai suatu refleks.
Sedangkan Restrain adalah terapi dengan alat – alat mekanik atau manual
untuk membatasi mobilitas fisik klien, dilakukan pada kondisi khusus,
merupakan intervensi yang terakhir jika perilaku klien sudah tidak dapat diatasi
atau di kontrol dengan strategi perilaku maupun modifikasi lingkungan
(Widyodinigrat. R, 2009).
2
ASN yang bekerja di ruang ICU Rumah Sakit salah satunya adalah
perawat yang tentunya dituntut untuk mengaktualisasikan nilai-nilai ASN saat
melakukan pekerjaan. Perawat ASN adalah Perawat Profesional yang
bertanggung jawab dan berwewenang memberikan pelayanan keperawatan secara
mandiri dan atau berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain sesuai dengan
kewenagannya (Depkes RI, 2002 dalam Aisiyah 2004).
Perawat berkewajiban memberikan pelayanan keperawatan bagi pasien
tidak hanya sesuai standar operasional prosedur (SOP) tetapi juga dengan rasa
tanggung jawab dan empati. Begitu juga yang penulis terapkan di unit kerja
penulis yaitu di Rumah Sakit Umum Daerah Karawang. Penulis bertugas sebagai
perawat di Instalasi Care Unit (ICU)..
Pasien yang dirawat di ruang ICU merupakan pasien yang memiliki
permasalahan yang kompleks, salah satunya kondisi penyakit yang diharuskannya
pemasangan Endo Tracheal Tube (ETT) yang selanjutnya di sambungkan dengan
alat bantu nafas (ventilator). Dari data 2 bulan terakhir bulan juni-juli pasien yang
dirawat di ruang ICU RSUD Karawang sebanyak 121 dan prosentase pasien yang
di pasang ventilator sebanyak 52%. Suatu keadaan yang dilema bagi tenaga
kesehatan, di satu sisi ventilator adalah tindakan kegawat daruratan disatu sisi
tindakan yang mengakibatkan komplikasi dari pemasangan alat terebut.
Komplikasi yang terjadi mulai dari barotrauma,intubasi bronkus utama kanan,
selang ETT berubah posisi atau tercabut secara tidak sengaja,Aspirasi dll.
Pemasangan ventilator pada pasien memiliki resiko tinggi terhadap
keselamatan pasein dan kelangsungan hidup pasien selanjutnya. Sering terjadi
komplikasi akibat dari pemasangan ventilator terlebih pasien yang kodisi
penyakitnya tidak bisa di kontrol dengan komuniksi terapeutik dan terapi
chemikal (obat) sehingga perlu diperlakukan lebih khusus. Dari Banyaknya pasien
terpasang ventilator selama 2 bulan dari bulan juni-juli sebanyak 61 pasien
kejadian tidak diinginkan yang bisa mengakibatkan komplikasi dari pemasangan
ventilaor yaitu barotrauma tidak ada kejadian, intubasi bronkus utama kanan
3,2%, terlepasnya selang Endo Tracheal Tube (ETT) sebanyak 14,7% ,angka
3
tersebut cukup tinggi, mengingat dari akibat tersebut bisa mengakibatkan
kompliksi lanjutan jika tidak di tangani.
Kejadian terlepasnya selang Endo Tracheal Tube (ETT) cukup tinggi.
Untuk itu perlu penanganan lebih awal untuk mencegah terjadinya kompliksi
pemasangan ventilator, yang di akibatkan pergerakan terlalu bebas pasien- pasein
yang terpasang ventilator, maka saya mengambil judul “merancang restrain untuk
pengoptimalan tindakan restrain di ruang ICU RSUD Karawang” dengan indikasi
pasien yang perlu di tangani. Sehingga pengobatan bisa berjalan sesuai dengan
prosedur dengan output yang positif.
4
Dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan agar dapat
memberikan pelayanan yang komprehensip
Sebagai bagian dan kontribusi nyata terhadap pengendalian potensial
cedera
Sebagai bagian dan kontribusi terhadap pelayanan asuhan keperawatan
3. Pasien
Dapat menurunkan atau meminimalisasi komplikasi dari pemasangan alat
bantu nafas (ventilator).
4. Diri ASN
Sebagai aktualisasi diri sehingga dapat meningkatkan kepercayaan diri
Mendapat kepercayaan dan penghargaan dari pimpinan
5
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI
6
paramedis non perawatan 238 orang, tenaga non medis 289 orang (Direksi 24
orang dan Fungsional Umum 292 orang ditambah 3 orang peralihan dari
fungsional khusus yang saat ini belum memenuhi (syaratan).
Sejarah Organisasi
Pada tahun 1960 sampai dengan tahun 1972 rumah sakit ini dipimpin oleh
seorang dokter umum yang bernama dr. J. Suteja. Setelah itu kemudian untuk
tahun 1972-1974 dipimpin oleh seorang dokter spesialis THT yang bernama dr.
Rahmat Soeriaatmadja.
Tahun 1969 rumah sakit ini mengadakan kerjasama dengan rumah sakit
Cipto mangunkusumo Jakarta. Kemudian pada tahun 1971 bertempat dikantor
Pemda Tk.II Karawang ditandatangani Program kerjasama antara Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta dengan Pemda Karawang yang berisi
pemberian bantuan 4 dokter spesialis dasar.
Mulai tahun 1973 rumah sakit umum Karawang digunakan untuk praktek
siswi Aplikasi Perawat Bandung.
3. Periode Tahun 1974 – 1994
7
H. Sambas Kartaatmadja, beliau menjabat dari tahun 1974 sampai bulan Juli
tahun 1994.
Pada tahun 1978 kerjasama antara RSUD Karawang dengan Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia berakhir, semua dokter spesialis ditarik kembali
ke RSCM. Pada tahun yang sama RSUD Karawang mendapat dua tenaga dokter
spesialis yaitu anak dan kebidanan yang merupakan tenaga Depkes yang
dipekerjakan di RSUD Karawang dan pada tahun 1979 mendapat tenaga
tambahan dekter spesialis bedah dari Depkes.
Di Tahun 1979 Pemda Kabupaten Karawang mengadakan kerjasama
dengan fakultas kedokteran UNPAD Bandung, Akademi Perawat Depkes
Bandung dan Akademi Gizi Jakarta untuk menjadi lahan praktek bagi mahasiswa
tingkat akhir.
Tahun 1979 RSUD Karawang mendapat dana dari APBN untuk
pembangunan gedung Gizi, Laundry, Gedung perawatan dan Gedung Klinik
Rawat Jalan. Di tahun 1981 RSUD Karawang kembali mendapat dana APBN
untuk membangun kamar bersalin dan kamar Jenazah.
Rumah sakit ini terus berkembang sejalan dengan tuntutan kebutuhan
kabupaten Karawang, dengan terpenuhinya tenaga dokter spesialis sesuai dengan
ketentuan 4 spesialis dasar yang bersedia tugas di RSUD Karawang , maka
tanggal 11 Juni 1983 berdasarkan SK. Menkes No. 223-menkes/SK/FI/1983,
RSUD Karawang ditetapkan menjadi Rumah Sakit Kelas C yang kemudian
diperkuat dengan SK. Bupati tanggal 29 Agustus 1984.
Untuk peningkatan kinerja RSUD Karawang, pada tahun 1993 dengan
Peraturan Daerah No. 1 Tahun 1993 RSUD Karawang menjadi Rumah Sakit
Swadana yang dikukuhkan dengan SK. Bupati No. 910/SK.186-Huk/1993.
4. Periode Tahun 1994 – 2006
8
Mulai tahun 1995 sampai dengan tahun 2006 RSUD Karawang dipimpin
oleh seorang direktur yang bernama Dr. H. Hanna Permana Subanegara. Beliau
adalah dokter umum pindahan dari Rumah Sakit Umum Kabupaten Serang yang
sedang menjalankan pendidikan S2 Administrasi Rumah Sakit di Universitas
Indonesia.
Tanggal 28 Oktober 1997 Visi RSUD Kabupaten Karawang untuk
menjadi RSUD Kelas B terwujud dengan ditetapkannya RSUD Kelas B Non
Pendidikan melalui SK. Menkes RI No. 1230/Menkes/SK/X/1997, kemudian
disahkan oleh Pemda Karawang melalui Perda No. 9 Tahun 1999.
Dalam mewujudkan Visi untuk mempunyai rumah sakit dengan sarana
dan prasarana memadai dilaksanakan strategi pembuatan dan pengajuan proposal
relokasi rumah sakit serta pengajuan permintaan alat-alat medis dan non medis
kepada pemerintah pusat c/q Departemen Kesehatan secara bertahap selama 5
tahun, dengan memerlukan biaya sebesar Rp. 177 Milyar dan tanah seluas 6,6
Hektar.
Tahun 2001 pembangunan tahap pertama untuk relokasi mulai
dilaksanakan. Relokasi menempati Lahan 6,6 Ha yang berlokasi di Desa
Sukaharja Kecamatan Telukjambe Timur Kabupaten Karawang sekitar 4 Km dari
lokasi lama.
Tahun 2002 pembangunan tahap pertama dan kedua selesai meliputi
pembangunan gedung administrasi, rawat jalan, IGD, Instalasi Ibu dan Anak,
Radiologi, farmasi dan ruang rawatan berkapasitas 66 tempat tidur.
Tanggal 27 September 2003, RSUD tersebut diatas diresmikan oleh
Menteri Kesehatan RI dan dioperasionalkan untuk memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat kabupaten Karawang dan sekitarnya, karena
pembangunan belum selesai seluruhnya, RSUD Kabupaten Karawang dalam
kurun waktu 6 bulan beroperasi di dua tempat yaitu gedung lama meliputi Kamar
Bedah, Ruang Perawatan dengan kapasitas 200 tempat tidur, Kamar Bersalin,
Laundry, Gizi dan Kamar Jenazah. Penunjang pelayanan medis berupa
Laboratorium, Farmasi dan Radiologi beroperasi ditempat lama dan tempat baru
dengan resiko peralatan dan SDM terbagi dua. Pada tanggal 1 April 2004 seluruh
9
kegiatan operasional rumah sakit mulai dipindahkan di gedung baru dengan
kapasitas 165 tempat tidur yang menggunakan peralatan medis dan non medis
yang lama.
5. Periode Tahun 2006-2008
Pada bulan Januari 2009, terjadi pergantian direktur dari Dr. H. Djoni
Darmadjaja,Sp.B.,MARS, kepada Dr.V.Deddy Leto, MARS yang sebelumnya
menjabat sebagai Wakil Direktur Pelayanan Medis.
Pada Bulan Mei 2009, RSUD Kelas B non Pendidikan Kabupaten
Karawang ditetapkan sebagai Rumah Sakit yang menerapkan pola pengelolaan
keuangan Badan Layanan Umum Daerah atau disingkat PPK BLUD dengan SK
Bupati Nomor : 442/Kep.354-Huk/2009 tanggal 07 Mei 2009.
7. Periode Tahun 2011 sampai dengan sekarang
Pada bulan Agustus 2011 terjadi pergantian direktur dari dr. H. V. Deddy
Leto, MARS kepada dr. Hj. Wuwuh Utami Ningtyas, M.Kes yang sebelumnya
menjabat sebagai wakil direktur pelayanan di Rumah Sakit Paru Bogor.
10
B. Visi dan Misi Organisasi
Berdasarkan keputusan direktur Rumah Sakit Umum Daerah Karawang
Nomor: 445.1/Kep.85/Sekrt/2016 menetapkan Visi, Misi, Tujuan Dan Motto Pada
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karawang, sebagai berikut :
RSUD KARAWANG
VISI
Rumah Sakit Umum Daerah Regional Jawa Barat yang Maju dan
Terkemuka di Tingkat Nasional
MISI
C. Nilai-nilai Organisasi
Nilai – Nilai Organisasi RSUD Karawang adalah
1. Jujur : Mengandung pengertian setiap komunitas kesehatan dalam
melaksanakan kegiatan hendaknya dilakukan dengan mengedepankan
kejujuran sebagai bagian dari akuntabilitas kerja.
2. Kerja sama : Masalah kesehatan merupakan massalah yang komplek
yang memerlukan keterlibatan seluruh komunitas kesehatan, oleh karena
itu kerjasama dibutuhkan dalam mencapai tujuan peningkatan derajat
kesehatan masyarakat.
3. Tanggung Jawab : Komunitas kesehatan harus mempunyai sifat
bertanggung jawab terhadap perkembangan pembangunan kesehatan di
wilayahnya.
4. Responsif :komunitas kesehatan harus mempunyai sifat cepat tanggap
terhadap adanya kejadian di lingkungannya, sehingga setiap permasalahan
yang berhubungan dengan kesehatan bisa segera teratasi.
11
5. Manfaat : intervensi atau upaya kesehatan yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan harus memberikan dampak atau manfaat sebesar besarnya bagi
masyarakat.
D. Struktur Organisasi
Table 2.1 struktur organisasi RSUD Karawang
Direksi
1 Direktur dr. Sri Sugihartati, MM
2 Wakil Direktur Medis dan Keperawatan dr. Endang Suryadi, MARS
3 Wakil Direktur Administrasi Dan Keuangan Tata Suharta Dinata, SE, MM
Staf Direksi
4 Kepala Bagian Sekretariat H. Endang Kaharudin, MKM
4.1 Kepala Sub.Bag Tata Usaha dan Eva Puspa W, SKM
Kepegawaian
4.2 Kepala Sub.Bag RT. & Hj. Marwati, S.ST
LogistikPerlengkapan
4.3 Kepala Sub bag Hukum, Humas, Pemasaran H. Ruhimin, SH
dan Promosi Kesehatan
5 Kepala Bagian Perencanaan dan Anggaran Heti Kurniawati, SKM
5.1 Kepala Sub.Bag Perencanaan Program dan Rika Zahara, SE
Anggaran
5.2 Kepala Sub.Bag Penyediaan Sarana Medik Rahman Permana, Apt, MM
dan Non Medik
5.3 Kepala Sub.Bag Pelaporan Program dan Euis Kulsum
Informasi
6 Kepala Bagian Keuangan H Ateng Darmawan, SKM
6.1 Kepala Sub.Bag Mobilisasi Dana Yeti Supriatin, SE
6.2 Kepala Sub.Bag Akuntansi dan Verifikasi H. Munir A Mughni, SE
6.3 Kepala Sub.Bag Perbendaharaan Edi Suryadi Abdul Kodir , SE
7 Kepala Bidang Pelayanan dr Parlindungan
7.1 Kepala Seksi Perencanaan Pelayanan Medik dr Irwan Hermawan
7.2 Kepala Seksi Pengendali Operasional Andi Senjayani, SKM
Pelayanan
8 Kepala Bidang Keperawatan Hj. Mulyati, S.Kep., Ners
8.1 Kepala Seksi Perencanaan Peningkatan Lia Melawati, S.Kep, Ners
Mutu Askep
8.2 Kepala Seksi Pengendalian Mutu Pelayanan H. Deden Mustofa Kamil,
12
Keperawatan SKM
9 Kepala Bidang Penunjang Medik Hj. Kurniasih, S.Kep
9.1 Kepala Seksi Perencanaan Penunjang Medik Rahmat Fatah, S.Sos
dan Fasilitas Medik
9.2 Kepala Seksi Pengendalian Pelayanan Joko Wiyono, SKM
Penunjang Medik dan Fasilitas Medik
13
d. memfasilitasi penggunaan alat-alat penga atau
pelindung fisik pada pasien untuk mencegah risiko cedera
pada individu dalam rangka upaya preventif;
e. memantau perkembangan pasien sesuai dengan kondisinya
(melakukan pemeriksaan fisik, mengamati keadaan pasien) pada
individu dalam rangka upaya preventif;
f. memfasilitasi penggunaan pelindung diri pada kelompok
dalam rangka melakukan upaya preventif;
g. memberikan oksigenasi sederhana;
h. memberikan bantuan hidup dasar;
i. melakukan pengukuran antropometri;
j. melakukan fasilitasi pasien dalam memenuhi kebutuhan eliminasi;
k. memantau keseimbangan cairan dan elektrolit pasien;
l. melakukan mobilisasi posisi pasien;
m. mempertahankan posisi anatomis pasien;
n. melakukan fiksasi fisik;
o. memfasilitasi lingkungan yang mendukung istirahat;
p. memfasilitasi kebiasaan tidur pasien;
q. memfasilitasi penggunaan pakaian yang mendukung kenyamanan
pada pasien;
r. melakukan pemeliharaan diri pasien;
s. memandikan pasien;
t. membersihkan mulut pasien;
u. melakukan kegiatan kompres hangat/dingin;
v. mempertahankan suhu tubuh saat tindakan (memasang warming
blanket);
w. melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan
keperawatan;
x. melakukan pendampingan pada pasien menjelang ajal (dying
care);
14
y. memberikan perawatan pada pasien menjelang ajal sampai
meninggal;
z. memberikan dukungan dalam proses kehilangan, berduka dan
kematian;
aa. memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman;
bb. melakukan dokumentasi pelaksanaan tindakan keperawatan
cc. menyusun rencana kegiatan individu perawat;
dd. melaksanakan kegiatan bantuan/partisipasi kesehatan;
ee. melaksanakan tugas lapangan di bidang kesehatan;
ff. melaksanakan penanggulangan penyakit/wabah tertentu; dan
gg. melakukan supervisi lapangan.
15
BAB III
TINJAUAN TEORITIS
16
bangsa Indonesia akan tetap tegak berdiri dalam menghadapi
berbagai hambatan dan tantangan perubahan zaman.
4) Pancasila sebagai Pemersatu Bangsa
Pancasila sebagai pemersatu bangsa dalam pengertian ini
dipandang sebagai hasil konsensus/kesepakatan yang telah
mempersatukan ragam pandangan mengenai asas-asas nya
Indonesia merdeka, mengenai cita-cita dan tujuan bernegara
Indonesia, serta fondasi kebangsaan yang diharapkan dapat
menjelma dalam kehidupan masyarakat, masa lalu, saat ini dan
masa yang akan datang.
5) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
UUD NRI Tahun 1945 sebagai Hukum Dasar Tertulis
Konstitusi, baik tertulis maupun tidak tertulis, sekalipun berbeda
dari sisi bentuk, namun fungsinya tetap sama, yakni sebagai
pedoman penyelenggaraan
17
perbedaan yang ada dalam bingkai persatuan. Semboyan tersebut
adalah Bhinneka Tunggal Ika, yang mengandung makna walaupun
berbeda-beda tetapi tetap satu tujuan negara.
2) Multikulturalisme Bangsa Indonesia Bangsa Indonesia merupakan
masyarakat yang bercorak multikulturalistik (multicultural society).
Multikulturalisme dalam konteks Indonesia dapat diartikan sebagai
suatu paham yang menyatukan perbedaan budaya pada masyarakat,
namun budaya-budaya yang berbeda itu tetap ada dan dipertahankan,
karena itu dikenal istilah kebudayaan nasional dan kebudayaan daerah
3) Makna Persatuan dan Kesatuan Bangsa Persatuan Indonesia dijadikan
sebagai salah satu prinsip dasar dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Persatuan tidak diartikan sebagai bersatunya
berbagai perbedaan menjadi sebuah identitas yang baru, namun lebih
kepada penyatuan jiwa antar manusia Indonesia satu sama lain yang
dibingkai dalam sebuah NKRI.
2. Analisis Isu-isu Kontemporer
perlu disadari bahwa PNS sebagai Aparatur Negara dihadapkan pada
pengaruh yang datang dari eksternal juga internal yang kian lama kian
menggerus kehidupan berbangsa dan bernegara: Pancasila, UUD 1945,
NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai konsensus dasar berbangsa dan
bernegara. Fenomena tersebut menjadikan pentingnya setiap PNS
mengenal dan memahami secara kritis terkait isu-isu strategis kontemporer
diantaranya; korupsi, narkoba, paham radikalisme/ terorisme, money
laundry, proxy war, dan kejahatan komunikasi masal seperti cyber crime,
Hate Speech, dan Hoax, dan lain sebagainya. Isu-isu yang akan diuraikan
berikut ini:
a. Korupsi
Kamus Umum Bahasa Indonesia karangan Poerwadarminta “korupsi”
diartikan sebagai: “perbuatan yang buruk seperti: penggelapan uang,
penerimaan uang sogok, dan sebagainya”. Sedangkan menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia “korupsi” diartikan sebagai penyelewengan atau
18
penyalahgunaan uang Negara (perusahaan) untuk keuntungan pribadi atau
orang lain. Korupsi sangat berpengaruh buruk terhadap pembangunan dan
kesejahteraan masyarakat. Korupsi berdampak menghancurkan tatanan
bidang kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara, mulai dari bidang
sosial budaya, ekonomi serta psikologi masyarakat. Mengingat fenomena
korupsi telah memasuki zone Kejadian Luar Biasa (KLB), maka
pendekatan pemberantasan korupsi dipilih cara-cara yang luar biasa (extra
ordinary approach) dan tepat sasaran. Oleh karena itu, kita wajib
berpartisipasi dengan menunjukan sikap antikorupsi. Tindakan
membangun sikap antikorupsi sederhana, misalnya dengan cara:
1) Bersikap jujur dalam kehidupan sehari-hari
2) Menghindari perilaku yang merugikan kepentingan orang banyak atau
melanggar hak orang lain dari hal-hal yang kecil
3) Menghindari konflik kepentingan dalam hubungan kerja, hubungan
bisnis maupun hubungan bertetangga;
4) Melaporkan pada penegak hukum apabila menjadi korban perbuatan
korupsi
b. Narkoba
Situasi dan kondisi yang terus berkembang, global, regional, dan
nasional yang berkaitan dengan masalah penyalahgunaan dan peredaran
gelap narkotika, psikotropika, dan prekursor narkotika merupakan masalah
besar yang dihadapi seluruh bangsa di dunia, terutama negara miskin.
Masing-masing negara telah berusaha menjawab Ancaman, Gangguan,
Hambatan, dan Tantangan tersebut dengan berbagai pendekatan, metode,
dan cara sesuai dengan situasi dan kondisi serta sitem dan cara pemerintah
masing-masing, termasuk Indonesia dengan menggugah kesadaran ASN
khususnya PNS untuk memberikan sumbangsih pemikiran dan tenag untuk
menyelamatkan negara dari bahaya Tindak Pidana Narkotika yang pada
saat ini Darurat Narkoba.
c. Terorisme dan Radikalisme
19
Gerakan anti radikalisme dan terorisme lainnya sebagai upaya
menghadapi ancaman radikalisme dan terorisme di Indonesia dilakukan
dengan menanamkan dan memasyarakatkan kesadaran akan nilai-nilai
Pancasila serta implementasinya dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 yang harus terus
diimplementasikan adalah : Kebangsaan dan persatuan, Kemanusiaan dan
penghormatan terhadap harkat dan martabat manusia, Ketuhanan dan
toleransi, Kejujuran dan ketaatan terhadap hukum dan peraturan, dan
Demokrasi dan kekeluargaan.
d. Money Laundring
Sebagai seorang CPNS, jaga integritas dan komitmen untuk menjaga
serta memelihara Indonesia bebas dari pencucian uang dan pendanaan
teroris.
e. Proxy War
Strategi bersikap yang harus ditunjukan adalah dengan cara-cara
objektif dan dapat dipertanggungjawabkan serta terintegrasi/komprehensif.
Oleh karena itu dibutuhkan kemampuan berpikir kritis, analitis, dan
objektif terhadap satu persoalan, sehingga dapat merumuskan alternatif
pemecahan masalah yang lebih baik dengan dasar analisa yang matang
20
yang terinegrasi guna menghadapi situasi kontijensi dan ekslasi
ancamansebagai dampak dari dinamika perkembangan lingkunganstrategis
yang juga mempengaruhi kondisi dalam negeriyang dipacu oleh faktor
ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya serta pertahanan dan keamanan
21
a. Memahami kode etik dan perilaku pejabat publik.
b. Memahami bentuk-bentuk kode etik dan implikasinya.
c. Menganalisis dan menilai ilustrasi aktualisasi nilai dasar etika publik
4. Indikator Komitmen Mutu
a. Memahami tindakan yang menghargai efektivitas, efisiensi, inovasi,
dan kinerja berorientasi mutu dalam penyelenggaraan pemerintahan
dan pelayanan publik
b. Menunjukkan sikap perilaku kerja yang kreatif dan inovatif yang
berorientasi pada mutu dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
pelayanan public
5. Indikator Anti korupsi
a. Menyadari dampak perilaku dan tindak pidana korupsi bagi
kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat dan bangsa.
b. Menjelaskan cara-cara menghindari perilaku dan tindak pidana
korupsi.
c. Menjelaskan pembangunan sistem integritas untuk mencegah
terjadinya korupsi di lingkungannya , dan
d. Mengaktualisasikan nilai dasar anti korupsi bagi kehidupan diri
pribadi, keluarga, masyarakat dan bangsa.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bersama dengan para pakar telah
melakukan identifikasi 9 nilai anti korupsi, sebagai berikut :
a. Jujur f. Kerja keras
b. Peduli g. Sederhana
c. Mandiri h. Berani
d. Disiplin i. Adil
e. Tanggung jawab
22
bebas dari intervensi politik serta bersih dari praktik korupsi, kolusi dan
nepotisme. Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah
serta harus bebas dari intervensi semua golongan dan partai politik.
Kedudukan ASN berada di pusat, daerah dan luar negeri. Untuk
menjalankan kedudukannya tersebut, maka pegawai ASN berfungsi
sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan perekat pemersatu
bangsa (LAN, 2017).
Fungsi ASN (UU No. 5 Tahun 2014) yaitu sebagai pelaksana
kebijakan publik harus berorientasi pada kepentingan publik, public trust,
dan peningkatan mutu pelayanan. Sebagai pelayan publik maka ASN
harus professional, herus kompeten, memiliki etika profesi dan memahami
bidang tugas. Sedangkan sebagai perekat dan pemersatu bangsa maka
ASN harus bersikap loyalitas pada negara, memiliki semangat
nasionalisme, mempunyai wawasan kebangsaan, dan menciptakan kondisi
aman dan damai. Tujuh poin dalam manajemen ASN, yaitu rekruitmen,
pengembangan pegawai, promosi, kesejahteraan, manajemen kinerja,
disiplin dan etika serta pension.
Sistem merit ASN adalah kebijakan dan manajemen ASN yang
berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi dan kinerja secara adil dan wajar
dengan tanpa membedakan latar belakang, politik, ras, warna kulit, asal
usul, jenis kelamin, status perkawinan, umur atau kondisi kecacatan.
Sistem merit ASN dapat terwujud dengan smart ASN yaitu dengan cara
setiap ASN harus berwawasan global, menguasai IT atau digital dan
bahasa asing, memiliki daya networking tinggi, dan memiliki
multiskilling.
2. Whole of Government
Whole Of Government (WOG) adalah pendekatan dalam
penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, pelayanan publik, dan
pemberdayaan masyarakat yang bekerja secara lintas sektoral untuk
23
mencapai tujuan bersama dan sebagai respon terpadu pemerintah terhadap
isu-isu tertentu. Pendekatan WOG menekankan aspek kebersamaan dan
menghilangkan sekat-sekat sektoral. WOG membutuhkan koordinasi lintas
sektoral. Koordinasi sendiri merupakan proses pemaduan sasaran dan
kegiatan dari unit-unti kerja yang terpisah untuk dapat mencapai tujuan
organisasi secara efektif (LAN, 2017).
Beberapa masalah yang terjadi dalama koordinasi yaitu perbedaan
dalam orientasi terhadap tujuan tertentu, waktu, dan antar pribadi dan
perbedaan dalam formalitas struktur. Prinsip-prinsip kolaborasi
diantaranya saling menghormati, saling menghargai, kerja sama, memberi
kemanfaatan, saling asah, asih, asuh dan saling percaya.
Tantangan dalam praktek WOG diantaranya kapasitas SDM dan
institusi, nilai dan budaya organisasi, kepemimpinan. Menurut jenis
pelayanan praktek WOG dibedakan menjadi empat, yaitu pelayanan
administratif, jasa, barang, dan regulatif. Beberapa karakteristik WOG
yaitu mencakup selutruh sektor dari semua sektor dalam pemerintahan,
prinsip-prinsip kolaborasi, dan kebersamaan (sehati sefikiran, tidak egois,
kerendahan hati dan kerelaan berkorban).
3. Pelayanan Publik
Menurut UU No. 25 Tahun 2009 pelayanan publik adalah kegiatan
atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara
dan penduduk atau barang, jasa, dan/ atau pelayanan administratif yang
disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Pelayanan publik
diselenggarakan dengan pajak yang dibayar oleh warga negara. Pelayanan
publik diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai hal-hal yang
strategis bagi kemajuan bangsa dimasa yang akan datang.
Pelayanan publik memiliki tiga unsur penting, yaitu:
1. Organisasi penyelenggara pelayanan publik
2. Penerima layanan (pelanggan) yaitu orang, masyarakat atau organisasi
24
3. Kepuasan yang diberikan dan/ atau diterima oleh penerima layanan
(pelanggan)
Barang atau jasa publik adalah barang atau jasa yang memiliki rivalitas
dan ekskludabilitas yang rendah. Barang atau jasa public yang murni
memiliki ciri tidak dapat diproduksi oleh sektor swasta karena adanya
pelayanan publik, free rider problem, non rivalry, non excludable dan cara
mengkonsumsi dapat dilakukan secara kolektif.
Prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan
prima diantaranya partisipatif, transparan, responsif, non diskriminatif,
mudah dan murah, efektif dan efisien, aksesibel, akuntabel, dan
berkeadilan. Sedangka prinsip pelayanan publik menurut KepMenPan No.
63 Tahun 2003 adalah kesederhanaan, kejelasan, kepastian waktu, akurasi,
keamanan, tanggungjawab, kelengkapan sarana dan prasarana serta
kemudahan akses. Dalam pelaksanaannya pelayanan public memiliki
hambatan. Bentuk-bentuk patologi atau hambatan birokrasi diantaranya
penggelembungan organisasi, duplikasi tugas dan fungsi, red tape, konflik
kewenangan, korupsi, kolusi dan nepotisme serta keengganan untuk
berubah.
Etiket pelayanan yang perlu diperhatikan oleh ASN terhadap
penggunaan jasa pada umumnya adalah sikap atau perilaku, ekspresi
wajah, penampilan, cara berpakaian, cara berbicara, mendengarkan dan
bertanya. Beberapa etiket dasar yang seharusnya dilakukan oleh seorang
ASN antara lain: politeness, respectfull, attentive, cooperative, tolerance,
informality dan self control. Manfaat dari etiket yaitu communicative,
attractive, respectable, dan self confidence (LAN, 2017).
25
BAB IV
RANCANGAN AKTUALISASI
26
Seriousness, Growth) merupakan salah satu metode untuk menentukan
prioritas masalah. Teknik penilaian berdasarkan nilai 1 – 5. Keterangan
dari penilaian terdapat pada tabel .
tabel 4.1
N
ISU U S G TOTAL PRIORITAS
O
1 Kurang optimalnya
tindakan restrain 4 5 4 13 1
(pembatasan gerak)
2 Tidak adanya alat restrain 2 3 2 7 3
3 Tidak kooperatifnya
pasien berhubungan 4 4 4 12 2
dengan penyakitnya
Dst
Kriteria
URGENCY SERIOUSNESS GROWTH
5 = Paling Mendesak 5 = Fatal 5 = Sangat Cepat
4 = Sangat Mendesak 4 = Sangat Gawat 4 = cepat
3 = Mendesak 3 = Gawat 3 = Agak Cepat
2 = Biasa 4 = Biasa 2 = Biasa
1 = Tidak Mendesak 1 = Tidak Gawat 1 = Lambat
Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka isu yang prioritas
adalah
Kurang optimalnya tindakan restrain (pembatasan gerak). Masalah
tersebut cukup tinggi dari data bulan juni-juli 2019 jumlah pasien yang
terpasang alat ventilator sebanyak 61 orang, dan angka kejadian sebanyak
9 orang. Setelah berkonsultasi dengan mentor kami sepakat untuk
mengangkat pemecahan masalah tersebut.
3. Gagasan Alternatif Pemecahan Masalah
Memperhatikan tabel hasil re kapitulasi analisis USG di atas, maka
didapatkan masalah yang menjadi prioritas untuk segera diupayakan
alternatif solusi pemecahan masalahnya adalah “Kurang optimalnya
tindakan restrain (pembatasan gerak)”
Dengan demikian maka solusi yang akan dijadikan penyelesaian
masalah melalui proyek perubahan dengan mengambil judul :
27
“Merancang Restrain Untuk Mengoptimalkan Tindakan Restrain di
Ruang ICU RSUD Karawang”.
28
B. Rancangan Aktualisasi
Unit Kerja : Ruang ICU Rumah Sakit Umum Daerah Karawang
Masalah : tingginya kejadian terlepasnya Endo Tracheal Tube (ETT) oleh pasien sendiri di ruang ICU RSUD
Karawang
Identifikasi Isu : 1. Kurang Optimalnya Tindakan Restrain (prmbatasan gerak) di ruang ICU
2. Tidak adanya alat restrain
3. Tidak kooperatifnya pasien berhubungan dengan penyakitnya
Isu yang diangkat : Kurang Optimalnya Tindakan Restrain (prmbatasan gerak) di ruang ICU
Gagasan Pemecahan Isu : merancang restrain (pembatasan gerak) untuk mengoptimalkan tindakan restrain di ruang ICU RSUD
Karawang.
KONTRIBUSI PENGUATAN
TAHAPAN OUTPUT/ HASIL
NO KEGIATAN NILAI-NILAI DASAR TERHADAP VISI NILAI-NILAI
KEGIATAN KEGIATAN
MISI ORGANISASI ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
1 Mengkonsultasikan 1. Menentukan Terkonsultasikan Etika Publik Dengan kegiatan Dengan
Rancangan jadwal konsul nya rancangan 1. Sopan konsultasi dengan berkonsultasi
Aktualisasi kepada kegiatan kegiatan dengan 2. Santun mentor maka kepada mentor
Mentor kepada mentor ditandatanganinya 3. Tanggung jawab tindakan tersebut maka saya
2. Membicarakan rancangan Akuntabilitas mendukung kepada berkontribusi
rancangan kegiatan 1. Kepemimpinan misi RSUD ke 1 kepada nilai nilai
3. Meminta 2. Keterbukaan yaitu mewujudkan organisasi yaitu
persetujuan 3. Jujur SDM yang jujur.
29
KONTRIBUSI PENGUATAN
TAHAPAN OUTPUT/ HASIL
NO KEGIATAN NILAI-NILAI DASAR TERHADAP VISI NILAI-NILAI
KEGIATAN KEGIATAN
MISI ORGANISASI ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
dengan mentor 4. Kejelasan Target profesional.
5. Professional
Nasionalisme
1. Menggunakan
Bahasa yang baik
dan benar
2. Kerjasama
Musyawarah
2 Melakukan 1. Membuat Terlaksananya Etika Publik Dengan kegiatan Dengan terbangun
komitmen bersama jadwal jadwal pertemuan 1. Berperilaku pembuatan komitmen
dengan crew ICU pertemuan dengan Sopan Santun komitmen bersama bersama maka
dengan crew pembahasan Akuntabilitas ini maka perwujudan saya memberikan
ICU dan komitmen dengan 1. Integritas akan dari misi ke 1 yaitu kontribusi
Mentor di sepakatinya naik dengan satu mewujudkan SDM penguatan nilai
2. Meyebarkan hasil komitmen komitmen yang profesional organisasi di
undangan bersama. bersama RSUD karawang
3. Mengisi daftar Dan tercatat hasil 2. Bertanggung yaitu kerja sama
hadir acara komitmen di jawab dengan
4. Menentukan catatan notulen. kegiatan yang
komitmen sudah jadi
bersama komitmen
dengan crew
ICU dan
Mentor
30
KONTRIBUSI PENGUATAN
TAHAPAN OUTPUT/ HASIL
NO KEGIATAN NILAI-NILAI DASAR TERHADAP VISI NILAI-NILAI
KEGIATAN KEGIATAN
MISI ORGANISASI ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
5. Membuat Nasionalisme
catatan/ 1. Menggunakan
notulen hasil Bahasa yang baik
komitmen dan benar
2. Kerjasama
Musyawarah
3 Merancang restrain 1. Mencari Dari kegiatan Akuntabilitas Dengan kegiatan Dengan kegiatan
yang yang lebih referensi dari pencarian 1. Partisipatif pencarian informasi rancangan restrin
optimal buku dan informasi dari Nasionalisme maka misi RSUD ini maka saya
pendapat dari media dan jajak 1. Musyawarah yang ke 1 bisa menyumbang
crew ICU pendapat dengan Akuntabilitas terwujud yaitu nilai kerja sama
tentang crew ICU 1. tanggung jawab mewujudkan SDM
restrain terdapat banyak 2. profesional yang profesional
2. Merancang restrain dengan Nasionalisme bisa terwujud
design restrain bentuk dan model 1. Musyawarah
yang beragam, Penggunaan
dan terpilihnya bahasa indonesia
salah satu model yang baik
yang paling tepat Etika publik
1. Menghargai
4 Membuat prototype 1. Berkonsultasi Terbentuknya Akuntabilitas Dengan kegiatan ini Dengan
rancangan dengan mentor prototye dengan 1. Bertanggung jawab maka misi RSUD terbentuknya
untuk bentuk yang telah 2. kepemimpinan yang ke 2, yaitu prototype restrain
menentukan disesuaikan Nasionalisme mewujudkan sarana ini maka saya
31
KONTRIBUSI PENGUATAN
TAHAPAN OUTPUT/ HASIL
NO KEGIATAN NILAI-NILAI DASAR TERHADAP VISI NILAI-NILAI
KEGIATAN KEGIATAN
MISI ORGANISASI ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
waktu 1. Kerjasama dan prasarana yang menyumbang
pembuatan 2. Gotong royang sesuai standar bisa responsif dan
restain. Komitmen mutu terwujud. manfaat.
Berkomunikas 1. Inovasi
i dengan 2. Efesiensi
mentor perihal 3. efektip
pembiayaan Anti Korupsi
2. Membeli 1.Jujur
peralatan dan
bahan
pembuatan
prototype
restrain.
3. Pembuatan
prototype
restrain
4. Uji coba
restrain
5 Mengajukan 1. Berkonsultasi Terlaksanakannya Akuntabilitas Dengan kegiatan ini Dengan
pengadaan barang dengan mentor pengajuan barang 1. Kejelasan maka misi RSUD terlaksananya
restrain hasil uji untuk langkah- dengan 2.keseimbangan mewujudkan SDM pengajuan barang
coba langkah disetujuinya dalam yang profesional maka saya
pengajuan permintaan wewenang tugas dan bisa terwujud berkontribusi
2. Membuat pengadaan fungsi. kepada nilai
32
KONTRIBUSI PENGUATAN
TAHAPAN OUTPUT/ HASIL
NO KEGIATAN NILAI-NILAI DASAR TERHADAP VISI NILAI-NILAI
KEGIATAN KEGIATAN
MISI ORGANISASI ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
pengajuan barang. organisasi yaitu
secara tertulis Nasionalisme kerjasama
3. Meminta 1.Kerjasama
persetujuan
pengadaan Etika publik
1. sopan, santun dalam
penyampaian.
6 Melakukan 1. Identifikasi Terpasang nya Akuntabilitas Dengan kegiatan Dengan
pemasangan restrain. pasien yang alat restrain pada 1. profesional pemasangan restrain terpasangnya
indikasi pasien yang 2. tanggungjawab maka misi organisasi restrain ini mka
pemasangan terindikasi dengan 3. kepercayaan perwujudan SDM saya memberikan
restrain. terikatya pasien yang profesional kontribusi pada
2. Meminta dan terkontrol Etika public bisa tercapai. nilai resfonsip,
persetujuan pergeraknnya. 1. berkata dan berbuat manfaat dan
keluarga untuk jujur jujur.
pemasangan Nasionalisme
restrain 1. mematuhi dan
3. Menyiapkan mentaati peraturan
alat restrain. negara
4. Memasang Komitmen mutu
alat restrain. 1. inovatif
2. efektif
3. efisien
33
KONTRIBUSI PENGUATAN
TAHAPAN OUTPUT/ HASIL
NO KEGIATAN NILAI-NILAI DASAR TERHADAP VISI NILAI-NILAI
KEGIATAN KEGIATAN
MISI ORGANISASI ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
7 Melakukan evaluasi 1. Menentukan Terlaksananya Akuntabilitas dengan tindakan Dengan tindakan
pencatatan tindakan evaluasi 1. integritas evaluasi pada pasien evaluasi pada
laporan dengan hasil 2. Tanggung jawab maka misi pasien maka saya
evaluasi target yang 3. profesional peningkatan SDM berkontribusi pda
2. Membuat tercapai yang profesional nilai jujur dan
catatan Etika public bisa tercapai tanggung jawab.
evaluasi 1.sopan santun
3. Laporan
evaluasi Komitmen mutu
kepada mentor 1. efektip
2. efisien
34
C. Jadwal Rencana Aktualisasi
Tabel 4.1 jadwal rencana aktualisasi
Agustus September
No Kegiatan Mg. Mg. Mg. Mg. Mg. Keterangan
ke 3 ke 4 ke 1 ke 2 ke 3
1 Mengkonsultasikan
rancangan aktulisasi
kepada mentor
2 Melakukan
komitmen bersama
dengan crew ICU
3 Merancang restrain
yang lebih optimal
4 Membuat prototype
rancangan
5 Mengajukan
pengadaan barang
restrain hasil uji
coba
6 Melakukan
pemasangan restrain
7 Melakukan evaluasi
35
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rancangan aktualisasi ini merupakan pedoman bagi penulis untuk
mengimplementasikan nilai-nilai dasar PNS yang meliputi nilai
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi yang penulis pelajari selama pendidikan pelatihan dasar
onclass.Rancangan ini akan diaktualisasikan di tempat kerja penulis yaitu
di ruang ICU Rumah Saakit Umum Daerah Karawang. Sehingga
diharapkan kedepannya nilai-nilai tersebut akan melekat dalam jiwa
seorang PNS, termasuk penulis dalam melaksanakan tugas sehingga
menciptakan PNS yang mampu melaksanakan tugas dan perannya secara
profesional sebagai pelayan publik.
36
DAFTAR PUSTAKA
COACH
37
ABDILAH MAWARDI NUR
Pembina Utama Muda
NIP 19670420 198603 1 002
38