Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“ANALISIS PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR


64 TAHUN 2016 TERHADAP LINTAS SEKTOR ”
Tugas Mata Kuliah Analisis Kebijakan Kesehatan

Disusun Oleh :
AMINUDDIN SHOLEH

PROGRAM STUDI MANAJEMEN RUMAH SAKIT


FAKULTAS ILMU MANAJEMEN
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2017

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya kepada kita dan tak lupa pula kita mengirim salam dan salawat
kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawakan kita suatu
ajaran yang benar yaitu agama Islam, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah Perilaku Organisasi yang berjudul “Analisis Permenkes No 64 Tahun
2016 Terhadap Lintas Sektor”  ini dengan lancar.
Makalah Organisasi in saya susun guna memenuhi tugas mata kuliah
Perilaku Organisasi yang diberikan oleh Ibu dr. Alma Luchyati, M.Kes, selaku
dosen mata kuliah Kebijakan Kesehatan.
Ucapan terimakasih saya sampaikan kepada Ibu dr. Alma Luchyati,
M.Kes, selaku dosen mata kuliah Kebijakan Kesehatan yang telah memberikan
pengajaran kepada kami, serta kepada teman-teman yang membantu dalam
penyelesaian makalah ini.
Namun, makalah Kebijakan Kesehatan ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, saya mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun
untuk menyempurnakan makalah ini.

Subang, 23 Agustus 2017

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………… i

DAFTAR ISI……………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………... 4

1.1 Latar Belakang……………………………………………….….. 4

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………….. 5

1.3 Tujuan……………………………………………………………. 5

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………... 6

2.1 Pengertian Kerjasama Lintas Sektor……………………….…. 7

2.2 Pengertian Kemitraan.......................…………………………… 8

2.3 Prinsip Kemitraan......................………………………………... 8

BAB III METODE PENELITIAN…………………………………… 9

3.1 Pendekatan Penelitian………………………………………… 9

3.4 Teknik Analisa Data…………......………………………………10

BAB IV HASIL PEMBAHASAN……………………………….……....11

4.1 Lintas Sektor di permenkes Nomor 64………………………… 11

BAB KESIMPULAN……………………………………..........................12

5.1 Kesimpulan........................................………………………… 12

DAFTAR PUSTAKA..................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem kesehatan di Indonesia tidak terlepas dari pembangunan kesehatan.
Intinya sistem kesehatan merupakan seluruh aktifitas yang mempunyai tujuan
utama untuk mempromosikan, mengembalikan dan memelihara kesehatan. Sistem
kesehatan memberi manfaat kepada mayarakat dengan distribusi yang adil. Sistem
kesehatan tidak hanya menilai dan berfokus pada “tingkat manfaat” yang
diberikan, tetapi juga bagaimana manfaat itu didistribusikan.
Sektor kesehatan merupakan bagian penting perekonomian di berbagai
negara. Sejumlah pendapat menyatakan bahwa sektor kesehatan sama seperti
spons – menyerap banyak sumber daya nasional untuk membiayai banyak tenaga
kesehatan. Pendapat yang lain mengemukakan bahwa sektor kesehatan seperti
pembangkit perekonomian, melalui inovasi dan investasi dibidang technologi bio‐
medis atau produksi dan penjualan obat‐obatan, atau dengan menjamin adanya
populasi yang sehat yang produktif secara ekonomi. Sebagian warga masyarakat
mengunjungi fasilitas kesehatan sebagai pasien atau pelanggan, dengan
memanfaatkan rumah sakit, klinik atau apotik; atau sebagai profesi kesehatan –
perawat, dokter, tenaga pendukung kesehatan, apoteker, atau manajer. Karena
pengambilan keputusan kesehatan berkaitan dengan hal kematian dan
keselamatan, kesehatan diletakkan dalam kedudukan yang lebih istimewa
dibanding dengan masalah sosial yang lainnya.
Dengan lahirnya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2016
tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Dalam Penyelenggaraan Jaminan
Kesehatan, diharapkan Pelayanan Kesehatan memberikan Pelayanan yang lebih
baik dari sebelumnya kepada pasien dan tentunya berhubungan dan
berkesinambungan dengan lintas sektor lainnya.

1.2 Tujuan
1. Makalah ini dibuat dengan tujuan sebagai pemenuhan tugas individual
tentang analisis permenkes No 64 Tahun 2016 terhadap Lintas Sektor

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kerja Sama Lintas Program dan Lintas Sektor


Kerja sama lintas program merupakan kerja sama yang dilakukan antara
beberapa program dalam bidang yang sama untuk mencapai tujuan yang sama.
Kerja sama lintas program yang diterapkan di puskesmas berarti melibatkan
beberapa program terkait yang ada di puskesmas. Tujuan khusus kerja sama lintas
program adalah untuk menggalang kerja sama dalam tim dan selanjutnya
menggalang kerja sama lintas sektoral.1
Kerja sama lintas sektor melibatkan dinas dan orang- orang di luar sektor
kesehatan yang merupakan usaha bersama mempengaruhi faktor yang secara
langsung atau tidak langsung terhadap kesehatan manusia. Kerja sama tidak hanya
dalam proposal pengesahan, tetapi juga ikkut serta mendefinisikan masalah,
prioritas kebutuhan, pengumpulan, dan interpretasi informasi serta mengevaluasi.
Lintas sektor kesehatan merupakan hubungan yang dikenali antara bagian atau
bagian-bagian dari sektor yang berbeda, dibentuk utnuk mengambil tindakan pada
suatu masalah agar hasil yang tercapai dengan cara yang lebih efektif,
berkelanjutan atau efisien disbanding sektor kesehatan bertindak sendiri (WHO
1998). Prinsip kerja sama lintas sektor melalui pertalian dengan program di dalam
dan di luar sektor kesehatan untuk mencapai kesadaran yang lebih besar terhadap
konsekuensi kesehatan dari keputusan kebijakan dan praktek organisasi sektor-
sektor yang berbeda.1
Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi kerjsasama lintas sektor
penganggulangan yang meliputi anggaran, peraturan, komunikasi, komitmen,
peran, dan tanggung jawab. Masalah anggaran sering membuat beberapa institusi
membentu kerja sama. Pengendalian melalui manajemen lingkungan memerlukan
kejelasan yang efektif antara sektor klinis, kesehatan lingkungan, perencanaan
pemukiman, institusi akademis, dan masyarakat setempat. 1
Komitmen memerlukan pembagian visi dan tujian seta penetapan
kepercayaan yang lebih tinggi dan tanggung jawab timbale balik untuk tujuan
bersama. Peran dan tanggung jawab menunjuk masalah siapa yang akan
melakukan keseluruhan kerjasa. Semua kerja sama memerlukan struktur dan
proses untuk memperjelas tanggung jawab dan bagaimana tanggung jawab
tersebut dikerjakan.1

2.2 Pengertian Kemitraan


Kemitraan pada esensinya adalah dikenal dengan istilah gotong
royong atau kerjasama dari berbagai pihak, baik secara individual maupun
kelompok. Menurut Notoatmodjo (2003), kemitraan adalah suatu kerja
sama formal antara individu-individu, kelompok-kelompok atau
organisasi-organisasi untuk mencapai suatu tugas atau tujuan tertentu. Ada
berbagai pengertian kemitraan secara umum (Promkes Depkes RI)
meliputi:
a. Kemitraan mengandung pengertian adanya interaksi dan interelasi
minimal antara dua pihak atau lebih dimana masing-masing pihak
merupakan ”mitra” atau ”partner”.
b. Kemitraan adalah proses pencarian/perwujudan bentuk-bentuk
kebersamaan yang saling menguntungkan dan saling mendidik secara
sukarela untuk mencapai kepentingan bersama.
c. Kemitraan adalah upaya melibatkan berbagai komponen baik sektor,
kelompok masyarakat, lembaga pemerintah atau non-pemerintah untuk
bekerja sama mencapai tujuan bersama berdasarkan atas kesepakatan,
prinsip, dan peran masing-masing.

Kemitraan adalah suatu kesepakatan dimana seseorang,


kelompok atau organisasi untuk bekerjasama mencapai tujuan, mengambil
dan melaksanakan serta membagi tugas, menanggung bersama baik yang
berupa resiko maupun keuntungan, meninjau ulang hubungan masing-
masing secara teratur.

2.3 Prinsip Kemitraan


Terdapat 3 prinsip kunci yang perlu dipahami dalam
membangun suatu kemitraan oleh masing masing naggota kemitraan yaitu:
- Prinsip Kesetaraan (Equity)
Individu, organisasi atau institusi yang telah bersedia menjalin
kemitraan harus merasa sama atau sejajar kedudukannya dengan yang
lain dalam mencapai tujuan yang disepakati.
- Prinsip Keterbukaan
Keterbukaan terhadap kekurangan atau kelemahan masing-masing
anggota serta berbagai sumber daya yang dimiliki. Semua itu harus
diketahui oleh anggota lain. Keterbukaan ada sejak awal dijalinnya
kemitraan sampai berakhirnya kegiatan. Dengan saling keterbukaan ini
akan menimbulkan saling melengkapi dan saling membantu diantara
golongan (mitra).
- Prinsip Azas manfaat bersama (mutual benefit)
Individu, organisasi atau institusi yang telah menjalin kemitraan
memperoleh manfaat dari kemitraan yang terjalin sesuai dengan
kontribusi.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif
didefinisikan sebagai suatu proses yang mencoba untuk mendapatkan pemahaman
yang lebih baik mengenai kompleksitas yang ada dalam interaksi manusia
(Marshal C dan Rossman G.B, 1995). Menurut Poerwandari (2007)
mengungkapkan bahwa penelitian kualitatif menghasilkan dan mengolah data
yang sifatnya deskriptif, seperti transkip wawancara, catatan lapangan, gambar,
foto, rekaman video, dan lain sebagainya.
Metode peneliatian kualitatif sering disebut metode penelitian
naturalistic, karena penelitian dilakukan dalam kondisi alamiah. Disebut juga
penelitian etnografi, karna pada awalnya metode ini banyak digunakan untuk
penelitian bidang antropologi budaya. Selain itu disebut sebagai metode kualitatif
karna data yang terkumpul dan dianalisis lebih bersifat kualitatif. Pada penelitian
kualitatif, penelitian dilakukan pada objek yang alamiah maksudnya, objek yang
berkembang apa adanya tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti
tidak begitu mempengaruhi dinamika pada objek tersebut.
Metode peneliatian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat postpositifsime, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang
alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai
instrument kunci, pengambilan sample sumber dan data dilakukan secara
purposive dan snowball, teknik pengumpulan data dilakukan dengan triangulasi
(gabungan) analisi data bersifat induktif/kualitatif. Penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif yang akan menggunakan pendekan kualitatif.

3.2 Teknik Analisa Data


Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang bersifat kualitatif,
yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi serta
dikumpulkan dan dikelompokkan berdasarkan indikator-indikator yang ada, serta
berdasarkan fakta-fakta, dan juga pada pemikiran-pemikiran yang kritis untuk
memperoleh hasil yang berbobot. Maka dari itu dalam melakukan analisis data,
digunakan teknik deskriptif analisis. Teknik ini dilakukan dengan
mendeskripsikan data-data di lapangan, data tersebut dianalisis dan disimpulkan.
BAB IV
HASIl PEMBAHASAN

4.1 Lintas Sektor di Permenkes No 64 Tahun 2016

Dalam menghadapi era JKN tidaklah mudah, terlebih untuk rumah sakit,
perlu Pemikiran, strategi, pengertian, kesepahaman dan kesepakatan bersama
diseluruh internal rumah sakit, baik itu Dokter, Staf Perawat, Staf umum dan
Manajemen. Jika tidak cermat dan hati-hati cerita tentang lonjakan pasien rumah
sakit namun malah merugi akan menjadi rangkaian cerita ironi apalagi dengen
dikeluarkannya Permenkes nomor 64 Tahun 2016 tentang standar tarif pelayanan
kesehatan dalam penyelenggaraan program jaminan kesehatan perubahan atas
permenkes nomor 52 Tahun 2016 di Pasal 25 dan penambahan di Pasal 26 A.

Revisi ini dilakukan melalui pembahasan bersama dan diperoleh


kesepakatan antara Kementerian Kesehatan, Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh
Indonesia (PERSI), BPJS Kesehatan dan Dewan Jaminan Sosial Nasional
(DJSN)”. Perubahan yang mendasar dalam Pasal 25 ayat (2) b pada Permenkes
Nomor 64 Tahun 2016, yang berbunyi: Untuk kenaikan kelas pelayanan rawat
inap ke kelas VIP, tambahan pembayaran adalah sebesar selisih antara tarif
kamar rawat inap kelas VIP terhadap tarif kamar rawat inap pada kelas yang
menjadi hak peserta sesuai lama waktu rawat.
Untuk mengevaluasi Permenkes tersebut perlu peran serta dan kerja
sama dari Lintas Sektoral yaitu dari Perhimpunan Runah Sakit Seluruh Indonesia
(PERSI) dan Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN). PERSI sendiri adalah
wadah organisasi perumahsakitan di Indonesia dengan dasar dari Direktur
Pelayanan Kesehatan Nomor 751/Yankes/I.077. Adapun Visi dari PERSI adalah
sebagai organisasi Perumahsakitan yang handal dan mampu menjadi indukdan
tumpuan bagi Rumah Sakit di Indonesia. Prinsip PERSI dalam JKN adalah
mendukung kebijakan pemerintah , namun tetap kritis dalam mensikapi dan
berusaha menjadi katalistor perubahan menuju arah yang seharusnya, PERSI
mendukung prinsip bahwa pelayanan rumah sakit privat bukan sekedar kewajiban
sosial kepada publik, namun merupakan bagian dari industri jasa kesehatan yang
harus dilindungi dan didorong melalui pembayaran jasa pelayanan sesuai nilai
keekonomian.
Permenkes nomor 64 Tahun 2016 menurut pandangan PERSI adalah
Tarif INA-CBG belum sesuai dengan harapan sebagian Rumah Sakit, Iur naik
kelas perawatan VIP menjadi permasalahan di senagaian besar Rumah Sakit
khusunya RS swasta dan kondisi tersebut menimbulkan kekagetan sulit di adaptasi
secara cepat. Analisis di Pasal 25 memahami filosofi bahwa JKN menanggung
manfaat medis, urun biaya untuk mamfaat akomodasi, tetapi terasa berat bagi
Rumah Sakit private yang sudah operasional lama sehingga fixed cost untuk SDM
terlanjur relatif tinggi.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah penulis kemukaan adalah :

1. bahwa dengan adanya keterkaitan lintas sektor atara BPJS Kesehatan,


Perhimpuanan Rumah Sakit Seluruh Indonesia dan DJSN di Pemenkes
nomor 64 Tahun 2016 Tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Dalam
Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan terutama di Pasal 25 yang
berbunyi : Untuk kenaikan kelas pelayanan rawat inap ke kelas VIP,
tambahan pembayaran adalah sebesar selisih antara tarif kamar rawat
inap kelas VIP terhadap tarif kamar rawat inap pada kelas yang menjadi
hak peserta sesuai lama waktu rawat. Yang dirasa PERSI menjadi
permasalahan disebagian Rumah Sakit di Indonesia khususnya Swasta.
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed


Methods). Bandung: Alfabeta.

Tim penyusun bahan sosialisasi dan advokasi JKN, Kementerian Kesehatan


Republik Indonesia. 2013. Buku Pegangan Sosialisasi Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) dalam Sistem Jaminan Sosial.

Umar, Husein. 2010. Desain Penelitian Manajemen Strategik. Jakarta: Rajawali


Pers.

Buletin Info Askes. Edisi khusus akhir tahun 2013. Tahun 2014 Memasuki Era
Jaminan Kesehatan Nasional Melalui BPJS Kesehatan, 8.
Buletin Jamkesmas, Kementrian Kesehatan RI. 2011. Jendela Data dan Informasi
Kesehatan Volume 4 Triwulan 4. Jakarta.

Salusu. 1996, Pengambilan Keputusan Stratejik untuk Organisasi Publik


dan.Organisasi Non Profit. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
http://books.google.co.id/books?id=Bbw3EryILJsC&pg=PR4&dq=salusu
+1996&hl=id&sa=X&ei=Qq-PU-
zuDdbl8AWP0oLoBw&ved=0CCYQ6AEwAA#v=onepage&q=salusu%2
01996&f=false. Diakses 14 Maret 2014 pukul 19.00 WITA.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:


Rineka Cipta.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31780/4/Chapter%20II.pd
f. Diakses 14 Maret 2014 pukul 19.25 WITA.

Susanto. 1997. http://e-journal.uajy.ac.id/1182/2/1KOM02993.pdf. Diakses


10 Pebruari 2014 pukul 11.35 WITA.

http://www.slideshare.net/irwansyafeilandouw/sosiologi-17028171. Diakses 10
Pebruari 2014 pukul 10.15 WITA.

www.ptaskes.com. Diakses 14 Maret 2014 pukul 12.20 WITA.

Jumlah Penduduk Indonesia. http://statistik.ptkpt.net/ Diakses pada tanggal 21


Pebruari 2014 pukul 19.00 WITA.

Makassar Dalam Angka 2013. http://makassarkota.bps.go.id/ Diakses pada

tanggal 22 Pebruari 2014 pukul 19.00 WITA.


DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Anwar. 1984. Strategi Komunikasi: Sebuah Pengantar


Ringkas. Bandung:

Armico.

Cangara, Hafied. 2013. Perencanaan dan Strategi Komunikasi.


Jakarta: Rajawali Pers.

- - - - - - - - - -. 2014. Edisi kedua. Pengantar Ilmu Komunikasi.


Jakarta: Rajawali Pers.

Effendy, Onong Uchjana. 2013. Ilmu Komunikasi Teori dan


Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

-------------------.2008. Dinamika Komunikasi. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.

Morissan. 2008. Manajemen Public Realitions: Strategi Menjadi


Humas Profesional. Jakarta: Kencana.

Ruslan, Rosady. 2008. Kiat dan Strategi Kampanya Public


Realitions. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan
Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.

Sulastomo. 2008. Sistem Jaminan Sosial Nasional Sebuah


Introduksi. Jakarta: Rajawali Pers.

Suprapto, Tommy. 2009. Pengantar Teori dan Manajemen


Komunikasi.

Yogyakarta: Media Pressindo.

Tim penyusun bahan sosialisasi dan advokasi JKN, Kementerian


Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Buku Pegangan Sosialisasi
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dalam Sistem Jaminan Sosial.

Umar, Husein. 2010. Desain Penelitian Manajemen Strategik.


Jakarta: Rajawali

Pers.

Respita, Asty. 2011. Strategi Komunikasi Dinas Sosial Makassar


dalam Menyosialisasikan Program Keluarga Harapan terhadap
Rumah Tangga Sangat Miskin di Kecamatan Tamalate. Skripsi.
Makassar: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

1
Buletin Info Askes. Edisi khusus akhir tahun 2013. Tahun 2014
Memasuki Era Jaminan Kesehatan Nasional Melalui BPJS
Kesehatan, 8.

Buletin Jamkesmas, Kementrian Kesehatan RI. 2011. Jendela Data


dan Informasi Kesehatan Volume 4 Triwulan 4. Jakarta.

Salusu. 1996, Pengambilan Keputusan Stratejik untuk Organisasi


Publik dan.Organisasi Non Profit. Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia. http://books.google.co.id/books?
id=Bbw3EryILJsC&pg=PR4&dq=salusu
+1996&hl=id&sa=X&ei=Qq-PU-
zuDdbl8AWP0oLoBw&ved=0CCYQ6AEwAA#v=onepage&q=sa
lusu%2 01996&f=false. Diakses 14 Maret 2014 pukul 19.00
WITA.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.


Jakarta: Rineka Cipta.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31780/4/Chapter
%20II.pd f. Diakses 14 Maret 2014 pukul 19.25 WITA.

2
Susanto. 1997. http://e-
journal.uajy.ac.id/1182/2/1KOM02993.pdf. Diakses 10 Pebruari
2014 pukul 11.35 WITA.

http://www.slideshare.net/irwansyafeilandouw/sosiologi-
17028171. Diakses 10 Pebruari 2014 pukul 10.15 WITA.

www.ptaskes.com. Diakses 14 Maret 2014 pukul 12.20 WITA.

Jumlah Penduduk Indonesia. http://statistik.ptkpt.net/ Diakses


pada tanggal 21 Pebruari 2014 pukul 19.00 WITA.

Makassar Dalam Angka 2013. http://makassarkota.bps.go.id/


Diakses pada

tanggal 22 Pebruari 2014 pukul 19.00 WITA.

Anda mungkin juga menyukai