BAB I
PENDAHULUAN
Rumah sakit biasanya terdiri dari layanan rawat jalan, rawat inap, Unit Gawat
penunjang lainnya. Dengan kata lain sebenarnya rumah sakit adalah bentuk pasar
rumah sakit pasti memiliki misi untuk mendapatkan keuntungan yang besar. Jika
tidak ingin di cap mahal oleh konsumen, maka rumah sakit harus kerja keras
keputusan presiden No. 11/2007 yang menyatakan bahwa investor asing bisa
penduduk masih sangat rendah. Artinya bisnis rumah sakit masih menggiurkan
bagi para pelaku bisnis. Modal yang dibutuhkan untuk mendirikan rumah sakit
2
tidaklah kecil, terutama rumah sakit yang berorientasi segmen menengah atas dan
Dengan entitas sebuah bisnis, maka mekanisme pasarpun berlaku dengan nilai
investasi yang tidak sedikit maka kompetisi pun terjadi agar rumah sakit bisa
Sedikitnya ada tiga unsur yang terlibat dalam bisnis rumah sakit yaitu
penyedia pelayanan, pasien sebagai penerima pelayanan dan pihak ketiga yang
Dalam menghadapi kompetisi saat ini, rumah sakit melakukan investasi alat-
alat canggih. Namun disayangkan karena regulasi yang tidak jelas di satu kota
bisa terdapat alat canggih yang sama di beberapa rumah sakit. Padahal
kebutuhannya tidak sebesar itu. Hal itu berdampak terhadap mahalnya tarif yang
Pada umumnya rumah sakit mengenakan tarif fee for service, hal ini sering
dikeluhkan oleh pasien karena tidak mengetahui biaya yang dikeluarkan untuk
di rumah sakit swasta, padahal metode tersebut dapat menjadi strategi peningkatan
mutu dan penekanan biaya. Bahkan pada umumnya rumah sakit masih
pasien. Perilaku dari pasien juga sangat berpengaruh pada kompetisi ini, saat ini
sistem rujukan sepertinya sudah mulai melemah. Pasien terutama kelas menengah
atas lebih suka bertemu langsung dengan dokter spesialis. Bahkan saat ini rumah
sakit berkompetisi secara tidak langsung dengan praktek swasta dokter spesialis.
ini ditangkap oleh rumah sakit sebagai market captive nya. Rumah sakit
Pada akhirnya rumah sakit sebagai sebuah bisnis berlomba lomba menyasar
segmen ekonomi menengah atas. Namun jangan dilupakan rumah sakit pada
sebagai sebuah bisnis dan mengikuti mekanisme pasar. Namun rumah sakit
,namun rumah sakit memiliki nilai etika dan profesionalitas, nilai perlindungan
dan keselamatan pasien (patient safety) yang menjadi tanggung jawab rumah sakit
dan dokter.
Karena itu rumah sakit bukan bisnis biasa tetapi bisnis yang luar biasa,
dimana pemilik dan semua orang yang terlibat di dalamnya tidak hanya cukup
memiliki modal yang besar saja, keilmuan yang tinggi tetapi yang paling penting
adalah modal hati yang mau melayani sesama. Sehigga kompetisi yang baik
kesehatan yang paripurna, bermutu , efisien, terdepan dalam ilmu kedokteran dan
diagnosis atau kasus yang relatif sama. INACBgs merupakan kelanjutan dari
aplikasi INADRG yang lisensinya berakhir pada tanggal 30 september 2010 lalu.
Aplikasi INACBgs dikembangkan dari sistem casemix /grouper UNU IIGH (The
artinya sudah mencakup seluruh jenis perawatan pasien. Sistem ini bersifat
negara. Selain itu, sistem ini bisa digunakan bila terdapat perubahan dalam
terdiri dari 14.500 kode diagnosa (ICD 10) dan 7.500 kode prosedur/tindakan
tidak mungkin dilakukan manual. Untuk itu diperlukan perangkat lunak yang
kendali mutu, kendali biaya dan akses, sehingga rumah sakit bisa lebih efisien
terhadap biaya perawatan yang diberikan kepada pasien tanpa mengurangi mutu
5
pelayanan. Dengan demikian tarif dapat diprediksi dan keuntungan yang diperoleh
pelayanan kesehatan adalah fee for service yaitu provider layanan kesehatan
menarik biaya pada pasien untuk tiap jenis pelayanan yang diberikan. Setiap
pemeriksaan dan tindakan akan dikenakan biaya sesuai dengan tarif yang ada di
rumah sakit. Tarif total ditentukan setelah pelayanan medis dilakukan yang
dikenal dengan dengan sistem pembayaran retrospektif. Dengan sistem fee for
service kemungkinan moral hazard oleh pihak rumah sakit besar, karena tidak ada
perjanjian awal antara pihak rumah sakit dan pasien, tentang standar biaya
Manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan kebijakan program Case Mix
INACBGs secara umum adalah secara medis dan ekonomi. Dari segi medis, para
kepada penanganan penyakit yang diderita oleh pasien. Secara ekonomi dalam hal
ini keuangan jadi lebih efisien dan efektif dalam penganggaran biaya kesehatan
sehingga sarana pelayanan akan menghitung secara cermat dan teliti dalam
pengganggarannya.
1. Sebagai tahap awal untuk pelayanan pasien rawat inap hanya menyediakan 25
% dari kapasitas Tempat tidur kelas I, II dan III yang tersedia di RS.
2. Untuk pasien rawat jalan tidak ada pembatasan jumlah kunjungan pasien.
Tabel I.1. Data pendapatan pasien terhadap RKAP RS AMN thn 2016
Tabel diatas menggambarkan bahwa pendapatan pasien baik dari rawat inap
dan rawat jalan RS AMN PTPN VIII sesuai dengan RKAP RS AMN PTPN VIII
sebesar 100 %.
Tabel I.2. Pendapatan pasien rawat inap umum dan pasien JKN tahun 2016
Dari data diatas didapatkan gambaran bahwa pendapatan pasien rawat inap
JKN masih berkisar sekitar 15 % dari pendapatan pasien rawat inap umum.
Tabel I.4. Diagnosis terbanyak rawat inap pasien JKN RS AMN PTPN VIII.
I.3.3 Tingkat perkembangan kinerja keuangan rumah sakit pada pasien rawat
I.3.6. Perbandingan pendapatan rawat inap pasien umum dan pasien JKN
pendapatan pasien rawat inap umum maupun JKN. Pendapatan ini ditentukan
10
oleh tarif yang ditetapkan oleh manajemen RS untuk pasien umum dan
Penetapan tarif adalah basic survival bagi sebuah rumah sakit. Hidup
matinya rumah sakit pada umumnya bergantung dari tarif pelayanan yang
ditetapkan dan tingkat utilisasi pelayanan tersebut. Ada tiga hal penting di
sebuah rumah sakit. Apa yang dimaksud dengan TKB tidak lain adalah
besarnya biaya yang dibutuhkan sebuah rumah sakit untuk dapat bertahan
Dalam beberapa hal kita dapat melihat bahwa ada rumah sakit umum dan
ada rumah sakit swasta yang membagi pangsa pasar. Dalam prakteknya,
RSU dan RS swasta bisa menjadi pesaing satu dengan yang lainnya.
11
biaya satuan dapat berupa biaya per kunjungan, biaya perhari rawat, biaya
per operasi, ataupun biaya per diagnosis. Pendekatan yang sudah umum
kita kenal adalah biaya satuan per pelayanan ( fee for service). Di negara-
negara maju, variasi tarif sudah semakin banyak sehingga satuannya tidak
oleh peraturan pemerintah dan tingkat kompetisi yang tinggi. Pada tingkat
sebelumnya. Hal ini masih memerlukan asumsi tertentu karena biaya yang
lagi pada masa kini. Demikian juga tarif tersebut kemudian diberlakukan
Sudah barang tentu, metoda ini tidak mendorong staf melakukan efisiensi
dan direksi juga tidak perduli dengan efisiensi, sejauh pasien mampu
12
membayar. Akan tetapi kebiasaan ini menjadi kurang baik, pada waktu
pendapatan bagi rumah sakit baik dari pasien umum maupun pasien
NO. 24 tahun 2011 yang dijabarkan dalam Permenkes No.28 tahun 2014
pelayanan kesehatan.
berikut :
tenaga kerja.
(Universal Coverage).
Pada tahun 2014, asuransi kesehatan sosial ini dikelola oleh BPJS
ASABRI.
seluruh biaya (full cost) pelayanan spesialistik, rawat inap, obat, tindakan
biaya yang lebih rendah daripada orang berpendapatan lebih tinggi untuk
pelayanan kesehatan dengan kualitas yang sama. Dengan kata lain, biaya
27 tahun 2014 adalah nama lain dari INA-DRGs yang telah habis
(WHO, 2005)
15
medik dilaksanakan.
100%
Cakupan
universal
pelayanan kesehatan
Persen cakupan
Dari gambaran diatas tentang penetapan tarif yang dibuat berdasarkan pola
bagi rumah sakit. Pendapatan yang dihasilkan oleh rumah sakit akan dituangkan
dalam bentuk laporan keuangan yang akan dianalisis untuk menggambarkan profit
yang didapat dari pelayanan kepada pasien baik umum maupun asuransi.
periode tertentu).
penjualan.
Besarnya ROI akan berubah kalau ada profit margin atau assets turnover,
investasi dana dalam berbagai aktiva, baik aktiva lancar maupun aktiva tetap.
Analisa ROI dalam analisa keuangan mempunyai arti yang sangat penting
(Komprehensif). Analisa ROI ini merupakan teknik yang lazim digunakan untuk
ROI sendiri adalah salah satu bentuk rasio profitabilitas yang dimaksudkan
keuntungan tersebut (net operating asset). Adapun rumus ROI adalah sebagai
Return On Invesment = Laba bersih sesudah Pajak X 100 %
berikut :
Total Aktiva
Return On Investment = Laba bersih sesudah pajak x 100%
Total aktiva
Return On Investment = Net Income x Net Sales
perusahaan.
dihasilkan.
tertentu.
19
manajemen Strategik Rumah Sakit AMN PTPN VIII. Pengukuran kinerja ini
menyeimbangkan alat ukur lama yang berdimensi pada aspek finansial dengan
dimensi-dimensi yang baru yaitu pada aspek non finansial. Balanced Score Card
merupakan alat manajemen yang sangat penting dan strategis yang membantu
yang dianggap terbaik. Rumah sakit yang baik tentunya memberikan pelayanan
keuangan rumah sakit atau penghasilan karyawan. Return jangka panjang dapat
berupa return keuangan atau return non keuangan. Return keuangan rumah sakit
non-profit juga perlu return dalam bentuk keuangan untuk pengembangan, return
non keuangan dapat tercapainya misi rumah sakit. Konsep Balanced Score Card
(Trisnantoro, 2006).
CBGs di Rumah Sakit AMN PTPN VIII sejak januari 2014 terjadi hal-hal sebagai
berikut :
memilih untuk menggunakan kartu JKN pada saat rawat inap. Hal ini
JKN saja, Rumah Sakit dengan penerapan Prospective payment oleh JKN
Sakit.
21
6. Apabila dibandingkan unit cost per pasien antara pasien umum dan pasien
JKN akan terlihat perbedaan yang signifikan bagi pendapatan Rumah sakit
On Investment).
I.5 Hipotesa
sebagai berikut :
TINJAUAN PUSTAKA
untuk berbagai penyakit dan masalah kesehatan, baik yang bersifat bedah
67
23
2013).
Rumah sakit saat ini sudah dianggap sebagai tempat yang menarik
pelayanan rumah sakit masih belum tertata baik, jumlah dokter spesialis
nyata.
2013).
Rumah sakit Badan Usaha milik Negara (RS BUMN) adalah rumah
sakit yang dibuat oleh suatu perusahaan BUMN dalam rangka melayani
ada hubungannya dengan perusahaan itu. Rumah sakit ini dimiliki dan
sakit tak lepas dari fungsi sosial maka rumah sakit BUMN juga menerima
menerima pasien dalam rangka fungsi sosial juga menerima pasien umum
bentuk Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) dan dalam hal
Pada saat ini rumah sakit BUMN juga dituntut untuk tidak tergantung
pada pusat dan diharapkan dapat membiayai diri sendiri dan bila mungkin
sosialnya.
Sesuai dengan Permenkes No. 159 b /1988 bab VII pasal 25 bahwa
setiap rumah sakit harus melaksanakan fungsi sosialnya dengan antara lain
JKN yang baru adalah transformasi JKN lama yang berbentuk BUMN
29
Presiden.
1. Tripartite model.
2. Prepaid capitation
6. Konsep rujukan
2012 tentang Penerima Bantuan Iuran (PBI), Perpres No. 12 tahun 2103
Instalasi Gawat Darurat (IGD), Rawat Jalan (IRJ), Instalasi Rawat Inap
(JKN) yang diikuti oleh RS AMN PTPN VIII menggunakan sistem klaim
dilakukan pada pasien mulai masuk rumah sakit sampai dengan keluar
Rumah Sakit akan untung, dan begitu pula sebaliknya. Tetapi dalam
sesuai dengan clinical pathway. Hal ini karena sistem tersebut tidak
Tidak ada satu cara yang sempurna yang telah dilakukan banyak Negara
pendanaan yang adil dan merata (equity) mempunyai arti bahwa beban
memberatkan masyarakat.
dimulai pada awal 2014, dimana JKN ditunjuk sebagai badan yang
jaminan kesehatan.
Akibatnya tarif dibiarkan sesuai dengan permintaan pasar. Hal ini dapat
ini sangat penting pada proses penetapan tarif rumah sakit pemerintah.
silang maka tarif bangsal VIP atau kelas I harus berada di atas unit
III.
spesialis.
image.
36
Dasar cara ini dengan menetapkan tarif sesuai dengan unit cost
4. Acceptance pricing
Teknik ini digunakan apabila pada pasar terdapat satu rumah sakit
tersebut.
37
komponen Rumah Sakit. Tarif ini berbasis pada costing dan data
kode dan ICD 9 ( 7.500) kode, yang terdiri dari 1077 kode CBG (798
meliputi Kelas I, Kelas II dan Kelas III ( Permenkes No.27 tahun 2014).
biaya.
pelayanan
terdiri dari beberapa elemen dalam rumah sakit, terdiri dari dokter,
perawat, unit rekam medis, rawat jalan, rawat inap, keuangan dan
unit lain yang terkait. Di samping itu pimpinan rumah sakit juga
Patway dapat digunakan untuk prediksi lama hari dirawat dan biaya
41
Sintawati, 2014).
menurut tipe dan kelas rumah sakit. Penerapan tarif paket INA-CBG
sakit, serta melakukan kendali mutu, kendali biaya dan akses melalui
rumah sakit.
tertentu.
tahapan pelayanan).
yang berbasis bukti, dengan hasil yang terukur, dan dalam jangka
teknis medis, oleh karena itu mereka menilai dari sisi non teknis.
Trisnantoro, 2009).
kehilangan pasien.
demikian kerja sama rumah sakit swasta dengan JKN bersifat "dapat",
itu oleh JKN karena JKN perlu melakukan verifikasi terlebih dahulu
apakah rumah sakit swasta itu cukup memenuhi syarat diajak kerja sama
ataukah tidak. Verifikasi terhadap rumah sakit swasta dapat meliputi tipe
kelengkapan alat kesehatan yang dimiliki, dan tenaga medis yang bekerja
persyaratan itu akan diatur lebih lanjut dengan peraturan menteri. Artinya,
bekerja sama begitu saja dengan fasilitas kesehatan swasta. Perlu pula
verbis dalam Pasal 35 Ayat (1) perpres itu yang berbunyi, "Pemerintah dan
swasta untuk bekerja sama dengan JKN itu mengingkari beban tanggung
masalah utama keengganan rumah sakit swasta bekerja sama dengan JKN,
46
Setiawaty, adalah ketiadaan perbedaan tarif antara rumah sakit swasta dan
sehingga pihak swasta yang menjadi mitra JKN Kesehatan tidak terbebani
dan tetap bisa mendapat untung. Rumah sakit pemerintah semua biaya dan
gaji pekerja, itu di tanggung sendiri, tidak ada subsidi atau bantuan dari
(Nurmianto, 1996).
yang tidak baik sangat signifikan, tetapi terhadap kelelahan kerja yang
rendah mengalami hubungan yang kurang berarti. Situasi kerja serupa ini
rumah sakit swasta untuk ikut kerja sama dengan JKN berisiko
2009).
http://www.wikipedia.org/wki/pasien adalah:
untuk memulihkannya.
Kata pasien dari bahasa Indonesia analog dengan kata patient dari
bahasa Inggris. Patient diturunkan dari bahasa latin yaitu patiens yang
b. Rawat inap (opname) adalah istilah yang berarti proses perawatan pasien
c. Ruang rawat inap adalah ruang tempat pasien dirawat. Ruangan ini
dulunya sering hanya berupa bangsal yang dihuni oleh banyak orang
sekaligus. Saat ini ruang rawat inap dibanyak rumah sakit sudah sangat
mirip dengan kamar-kamar hotel. Pasien yang berobat di unit rawat jalan,
rumah sakit.
bagi rumah sakit yang tidak dibiayai penuh oleh pemerintah atau
pihak ketiga. Rumah sakit swasta, baik yang bersifat mencari laba
yang dibebankan atas barang atau jasa yang dijual atau diserahkan
4. Jenis industri.
keputusan,
9. Trend Ekonomi.
(ROI).
mungkin.
pengembangan.
pelanggan.
pelayanan.
4. Kapitasi
5. Per kasus
6. Per diem
9. Global Budget.
besaran biaya dan jumlah biaya yang harus dibayar oleh pasien
Tabhrany, 2014)
rata biaya per kasus adalah Rp 2,7 juta, maka setiap rumah sakit
Rp 2,7 juta untuk setiap pasien tanpa melihat hal lain seperti hari
(Hasbullah, 2014)
bisnis barang atau jasa lain konsep rata-rata harga pasar ini
Thabrany, 2014)
pembayar.
dibayarnya.
sakit.
mungkin.
berikut :
komprehensif.
INACBGs.
penyediaan tempat tidur bersubsidi (kelas III) yang lebih besar. Jika
Thabrany, 1998).
terlebih dahulu apakah rumah sakit swasta itu cukup memenuhi syarat
itu.
hati dan tidak mudah mau bekerja sama begitu saja dengan fasilitas
swasta.
yang menjadi mitra JKN Kesehatan tidak terbebani dan tetap bisa
tidak
2. Kualitas pelayanan
Kurniawati).
oleh untuk suatu kelompok diagnosis. Hal ini berpengaruh pada siklus
pendapatan karena adanya perbedaan tarif rumah sakit dengan tarif JKN
2006)
keputusan.”(Harahap, 2008).
pengambilan keputusan.
antara elemen yang satu dengan elemen yang lain dalam suatu laporan
berdasarkan data laporan keuangan yang telah tersedia, yang terdiri dari
dari 3E yaitu:
a. Rasio Ekonomi
dalam
b. Rasio Efisiensi
c. Rasio Efektivitas
yang ditetapkan.
67
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
ini berasal dari data primer, yaitu berupa opini subjek (individu atau
merupakan cara atau langkah untuk mengolah data primer dan data
VIII,
terkait dengan siklus pendapatan rumah sakit. Dalam hal ini, yang
berikut :
70
Desember 2016.
1. Observasi
2. Dokumentasi
3. Wawancara/Interview
berikan?
JKN?
coverage berjalan.
2. Petugas Koder RS :
dilakukan?
berkas diberikan?
pasien JKN?
tarif INACBGs?
RSUD?
dari RS?
diberikan?
pasien JKN?
INACBGs?
keuangan.
1. Analisis Horizontal
dinamis.
2. Analisis Vertikal
perkembangannnya.
2010).
adalah :
makin baik.
signifikan atau tidak, dan (4) melihat apakah tanda dan magnitud
1. Regresi sederhana
a=
∑ Y −b ∑ X =Ȳ −b X̄
.N .
N . ( ∑ X Y ) −∑ X ∑ Y
b= 2
. N . ∑ X 2 −( ∑ X )
Keterangan:
variabel Y.
variabel Y.
dengan rumus:
2
(∑ Y )
JK reg( a )=
n
dengan rumus:
X. Y
JK reg( b/a )=b . ( ∑ XY − ∑ n∑ )
5. Menghitung jumlah kuadrat residu (JK ) dengan
res
rumus:
) dengan rumus:
reg (a)
dengan rumus:
JK Re s
RJK res=
n−2
RJK Re g( b/a )
F=
RJK Re s
Barat, 2012.
2014.