OLEH :
KASMAWATI, AMKG
NDH : C31
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi yang disingkat menjadi
ANEKA.
Pembangunan kesehatan pada hakikatnya merupakan upaya pemerintah untuk
mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mencapai derajat
kesehatan yang optimal sebagai dari tujuan nasional terkhusus meningkatkan kesehatan
gigi dan mulut. Untuk meningkatkan kesehatan masyarakat tersebut maka pemerintah
memaksimalkan pelayanan kesehatan baik di rumah sakit maupun di puskesmas yang
merupakan salah satu prasarana kesehatan umum yang berkaitan langsung dengan
masyarakat. Berdasarkan hal tersebut maka penulis sebagai calon Aparatur Sipil Negara
dan sebagai peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan II jurusan perawat gigi yang ingin
ikut meningkatkan kesehatan masyarakat terkhusus dibagian kesehatan gigi dan mulut
seperti yang tercantum dalam Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Jabatan
Fungsional Perawat Gigi mengatakan bahwa Perawat gigi adalah Pegawai Negeri Sipil
(PNS) yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat
yang berwenang untuk melakukan kegiatan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut
pada fasilitas pelayanan kesehatan.
Menjaga kesehatan anak secara keseluruhan adalah hal yang penting dilakukan,
termasuk kesehatan gigi dan mulut. Menjaga kesehatan gigi dan mulut adalah salah satu
kebiasaan baik yang harus diajarkan sejak kecil. Dengan begitu, hal ini bisa menjadi
kebiasaan dan membuat anak memiliki kesadaran yang tinggi untuk merawat giginya
sejak dini. Menjaga kesehatan gigi dan mulut sejak dini sangat penting untuk anak-anak
karena kesehatan gigi merupakan faktor penting dalam pertumbuhan dan perkembangan
anak. Masalah kebersihan dan pencegahan penyakit pada gigi anak masih luput dari
perhatian orang tua, bahkan kerap dianggap sepele. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat
dapat dinyatakan meningkat apabila masyarakat tidak memiliki keluhan apapun terhadap
giginya.
Berdasarkan pengamatan penulis selama 6 ( enam) bulan bekerja di puskesmas tiworo
selatan terdapat beberapa masalah keluhan mengenai penyakit gigi dan mulut. Sekitar
80% pasien yang datang ke poli gigi Puskesmas Tiworo Selatan kebanyakan anak-anak
yang mengeluhkan gigi berlubang dan terasa sakit. Dalam ilmu kedokteran gigi, gigi
yang berlubang disebut Karies gigi. Karies gigi adalah kondisi dimana lapisan terluar atau
lapisan keras gigi (email) mengalami kerusakan permanen sehingga menyebabkan
3
terbentuknya celah atau lubang pada gigi. Lubang gigi yang tidak segera ditangani
ataupun tidak tertangani secara tepat akan berkembang semakin parah hingga menyentuh
pulpa gigi (saraf gigi) sehingga akan terasa sakit, inilah yang disebut dengan Pulpitis.
Pulpitis adalah kondisi dimana terbukanya pulpa gigi (saraf gigi) sehingga dapat terpapar
oleh bakteri yang kemudian menimbulkan peradangan.
Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan upaya pencegahan yaitu pembagian
leaflet tentang kesehatan gigi dan mulut, sosialisasi atau penyuluhan terhadap siswa SD
tentang kesehatan gigi dan mulut dan cara menyikat gigi yang baik dan benar, dan untuk
tahap penanganan perlu dilakukan penambalan agar keluhan yang ada tidak bertambah.
Dengan alasan inilah penulis tertarik untuk mengaktualisasikan nilai- nilai dasar ASN
(ANEKA) dengan judul “Peningkatan Pengetahuan Siswa tentang kesehatan gigi dan
mulut di SD 3 Tiworo Selatan Kabupaten Muna Barat”.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Teraktualisasinya nilai-nilai dasar ASN peran dan kedudukan ASN dalam
pelaksanaan tugas sehari-hari sebagai perawat gigi, khususnya dalam upaya peningkatan
pengetahuan siswa tentang kesehatan gigi dan mulut di SD 3 Tiworo Selatan Kab. Muna
Barat.
1.2.2 Tujuan khusus
a. Terlaksananya penyuluhan kesehatan gigi dan mulut di sekolah
b. Tersedianya leaflet tentang kesehatan gigi dan mulut
1.3 Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh dari kegiatan ini adalah:
1. Manfaat bagi diri sendiri, yaitu penulis dapat memahami dan menginternalisasi nilai
dasar ANEKA sebagai landasan dalam menjalankan profesi sebagai perawat gigi
2. Manfaat bagi Organisasi, yaitu menguatkan visi, misi dan nilai-nilai organisasi
sehingga dapat memberikan pelayanan terbaik
3. Manfaat bagi masyarakat, yaitu dengan meningkatnya pengetahuan tentang kesehatan
gigi dan mulut, maka masyarakat dapat memahami pentingnya menjaga kesehatan gigi
dan mulut
4
1.4 Ruang Lingkup
Penulisan laporan aktualisasi ini dibatasi pada kegiatan penyuluhan kesehatan terkait
kesehatan gigi dan mulut siswa di SD 3 Tiworo Selatan kab. Muna Barat, dengan tiap
kegiatan menerapkan nilai-nilai dasar profesi ASN yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi.
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI, KONSEP NILAI-NILAI DASAR DAN
KEDUDUKAN PERAN ASN
5
Luas wilayah kerja Puskesmas Tiworo Selatan sekitar 135 Km 2 yang terdiri dari 5
desa.
Jarak tempuh ke
No. Desa/kelurahan Luas Jumlah Puskesmas
wilayah Dusun Km Waktu
(Km ) 2
Tempuh
1. Kasimpa Jaya 12 5 1 5 Mnt
2. Parura Jaya 20,05 2 5 15 Mnt
3. Katangana 20,93 2 4 10 Mnt
4. Barakkah 6 2 3 10Mnt
5. Sangia Tiworo 8 2 4 15 Mnt
Sumber : Data Demografi Desa Puskesmas Tiworo Selatan tahun 2020
7
KEPALA PUSKESMAS
2.1.4 Struktur Organisasi KASUBAG TATA USAHA
SUTIYONO,SKM
SITTI ELYADI,S.Kep
UKM ESENSIAL DAN KEPERAWATAN KESMAS UKM PENGEMBANGAN UKP KEFARMASIAN DAN LABORATORIUM JARINGAN PEL.PUSKESMAS DAN JEJARING FASYANKES
NINING,S.Kep NINING,S.Kep Dr.LEILA KHAIRANI HAERANI,A.Md.Keb
8
2.1.6 Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi
Adapun tugas pokok perawat gigi terampil menurut Permenpan RB Nomor 23
Tahun 2014, sebagai berikut:
1. Menyusun rencana kerja harian;
2. Menyusun rencana kerja bulanan;
3. Menyusun rencana kerja tahunan;
4. Menyusun matrik kegiatan;
5. Mengajukan permintaan kebutuhan alat, obat dan bahan bulanan;
6. Melakukan inventarisasi alat;
7. Melakukan inventarisasi obat dan bahan;
8. Melakukan pemilahan dan penyimpanan alat;
9. Menyiapkan ruangan dalam rangka persiapan pelayanan;
10. Menyiapkan instrumen/alat dalam rangka persiapan pelayanan;
11. Menyiapkan dokumen dalam rangka persiapan pelayanan;
12. Mengikuti pre conference dan post conference (koordinasi);
13. Melakukan analisis keluhan pelanggan;
14. Menyiapkan sarana/peralatan sterilisasi;
15. Melakukan sterilisasi alat;
16. Melakukan sterilisasi bahan;
17. Melakukan desinfeksi dental unit;
18. Melakukan triase pada pelayanan kesehatan gigi dan mulut di klinik gigi;
19. Melakukan pencatatan dan perancangan harian pelayanan keperawatan gigi dan
mulut;
20. Melakukan pemeriksaan subjektif pada pasien di pelayanan tingkat dasar dan
rujukan;
21. Melakukan pemeriksaan vital sign pada pasien di pelayanan tingkat dasar dan
rujukan;
22. Melakukan pemeriksaan obyektif pada pasien di pelayanan tingkat dasar dan
rujukan;
23. Melakukan penjaringan kesehatan gigi dan mulut pada kelompok
individu/kelompok;
24. Melakukan pengolesan disclosing solution;
25. Melakukan pemeriksaan debris/plak indeks;
9
26. Melakukan pemeriksaan calculus indeks;
27. Melakukan pemeriksaan def;
28. Melakukan pemeriksaan DMF-T;
29. Melakukan identifikasi dan penegakan diagnosa keperawatan gigi pada individu,
kelompok/ masyarakat;
30. Melakukan penyusunan rencana pelayanan asuhan keperawatan gigi dan mulut
pada individu, kelompok/masyarakat;
31. Melaksanakan komunikasi therapeutik;
32. Melaksanakan pembersihan karang gigi;
33. Melakukan perawatan luka non post op rongga mulut;
34. Membimbing sikat gigi pada individu/kelompok;
35. Menyusun rencana/jadwal penyuluhan kesehatan gigi dan mulut;
36. Menerima konsultasi dari tenaga kesehatan lain;
37. Mendokumentasikan kegiatan pelayanan asuhan keperawatan gigi dan mulut;
38. Melakukan evaluasi hasil kegiatan pelayanan asuhan keperawatan gigi dan mulut;
39. Melakukan trasfering alat dan bahan medik gigi dasar;
40. Melakukan manipulasi bahan pada kasus medik gigi dasar;
41. Melakukan rujukan kesehatan gigi dan mulut;
42. Melaksanakan tugas di tempat resiko;
43. Melaksanakan penatalaksanaan kegawatdaruratan; dan
44. Melaksanakan tugas pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada situasi tertentu.
(Sumber : Uraian tugas dan fungsi sebagai perawat gigi terampil, Jabatan
Fungsional Perawat Gigi dan Angka Kreditnya, Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia
nomor 23 tahun 2014, Jakarta : Menpan RB, 2014)
10
Sumber : Profil Puskesmas Tiworo Selatan, 2020
2.1.8 Identifikasi, Penetapan Isu, dan Analisi Dampak Isu
2.1.8.1 Identifikasi Isu
Dalam penulisan aktualisasi ini ditemukan beberapa isu yang ditemukan di Poli gigi
Puskesmas Tiworo Selatan. Dari hasil identifikasi isu tersebut akan menghasilkan isu
yang layak diangkat dan dijadikan rancangan aktualisasi.
11
banyak, dan (4) kelayakan, artinya isu tersebut masuk akal, realistis, relevan, dan
dapat dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya. Keempat aspek tersebut diukur
dengan skala Likert sesuai dengan tabel berikut.
Tabel 3.2 Skala Likert
Bobot Keterangan
5 Sangat berpengaruh
4 Berpengaruh
3 Kurang berpengaruh
2 Tidak Berpengaruh
1 Sangat Tidakberpengaruh
Tabel 3.3 Penetapan Kualitas Isu dengan Metode Analisis Aktual, Problematik,
Kekhalayakan, Kelayakan (APKL)
Analisis
No Penetapan Isu Prioritas A P K L Jumlah Prioritas
Rendahnya pengetahuan anak tentang
1. Kesehatan gigi dan mulut 5 5 5 5 20 I
Dampak yang mungkin terjadi apabila isu “Rendahnya Pengetahuan anak tentang
kesehatan gigi dan mulut” ini tidak dituntaskan melalui solusi pemecahan isu, antara
lain :
1. Sakit gigi
2. Gusi berdarah dan bengkak
3. Karies gigi( gigi berlubang)
4. Nafas tidak segar/bau mulut
5. Gigi sensitif/linu
12
2.1.8.4 Faktor Penyebab Isu
Dari main map dapat dilihat bahwa faktor penyebab isu adalah kurangnya sumber
informasi mengenai kesehatan gigi dan mulut.
13
5. Melakukan penyuluhan/simulasi sikat gigi gigi massal
6. Melakukan pendampingan dan evaluasi
14
1.2 Konsepsi Nilai Dasar, Kedudukan dan Peran PNS
Berdasarkan kurikulum baru yang telah diberlakukan dalam Pelatihan Dasar
terdapat lima (5) nilai dasar profesi ASN, yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu, dan Antikorupsi yang sering disingkat menjadi Nilai ANEKA.
Berikut ini aksan dijelaskan masing-masing nilai-nilai dasar profesi ASN :
2.2.1 Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk
memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang PNS
adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-nilai publik tersebut antara
lain:
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor, kelompok,
dan pribadi;
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah
keterlibatan PNS dalam politik praktis;
c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik;
d. Menunjukkan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai
penyelenggara pemerintah.
15
sedangkan PNS sebagai aparatur negara bertanggung jawab untuk memenuhi
tanggung jawabnya. Pertanyaan penting yang digunakan untuk melihat tingkat
akuntabilitas individu seorang PNS adalah apakah individu mampu untuk
mengatakan "Ini adalah tindakan yang telah saya lakukan, dan ini adalah apa
yang akan saya lakukan untuk membuatnya menjadi lebih baik".
3) Akuntabilitas Kelompok
Kinerja sebuah institusi biasanya dilakukan atas kerjasama ketompok. Dalam
hal ini tidak ada istilah "Saya", tetapi yang ada adalah "Kami". Dalam kaitannya
dengan akuntabilitas kelompok, maka pembagian kewenangan dan semangat
kerjasama yang tinggi antar berbagai kelompok yang ada dalam sebuah institusi
memainkan peranan yang penting dalam tercapainya kinerja organisasi yang
diharapkan.
4) Akuntabilitas Organisasi
Akuntabilitas organisasi mengacu pada hasil pelaporan kinerja yang telah
dicapai, baik pelaporan yang dilakukan oleh individu terhadap organisasi/
institusi maupun kinerja organisasi kepada stakeholders lainnya.
5) Akuntabilitas Stakeholder
Stakeholder yang dimaksud adalah masyarakat umum, pengguna layanan, dan
pembayar pajak yang memberikan masukan, saran, dan kritik terhadap
kinerjanya. Jadi akuntabilitas stakehoider adalah tanggungjawab organisasi
pemerintah untuk mewujudkan pelayanan dan kinerja yang adil, responsif
bermartabat.
2.2.2 Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya.
Sedangkan dalam arti luas, nasionalisme berarti pandangan tentang rasa cinta yang
wajar terhadap bangsa dan Negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain.
Adapun indikator-indikator dari nilai dasar nasionalisme di mana ASN sebagai
pelaksana kebijakan publik, ASN sebagai pelayan publik, dan ASN sebagai perekat
dan pemersatu bangsa adalah:
1. Kerja Keras
16
Kerja keras diartikan sebagai semangat pantang menyerah, gigih dan selalu
mengerahkan segala macam bentuk daya dan upaya dalam melakukan sesuatu.
2. Disiplin
Disiplin berarti taat atau patuh terhadap tata tertib atau peraturan yang berlaku.
3. Tidak Diskriminatif
Setiap perilaku untuk tidak membatasi, tidak melecehkan, atau tidak
mengucilkan orang lain berdasarkan pada pembedaan manusia atas dasar agama,
suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status sosial, status ekonomi, jenis
kelamin, bahasa dan keyakinan politik.
4. Taqwa
Bertakwa merupakan indikator yang mencerminkan perwujudan sila pertama
Pancasila yang menitikberatkan pada ketaatan umat beragama dalam
menjalankan segala perintah dan menjauhi segala larangan dalam agamanya.
5. Gotong Royong
Contoh konkret gotong royong adalah sebagai berikut:
a) Kerja sama;
b) Dapat menyumbangkan pikiran dan tenaga;
c) Saling membantu demi kepentingan umum;
d) Bersama membantu orang lain;
e) Bersama membela kebenaran;
f) Bekerja giat dalam kelompok kerja.
6. Demokratis
Suatu kondisi dimana individu memiliki kebebasan untuk mengutarakan
kehendak dan pendapat, serta menghormati adanya perbedaan pendapat.
7. Cinta Tanah Air
Perasaan yang kuat akan rasa memiliki tanah dan seluruh tumpah darah
Indonesia.
8. Rela berkorban
Sikap yang mencerminkan adanya kesediaan memberikan sesuatu yang dimiliki
untuk orang lain atau suatu kelompok kerja, walaupun akan menimbulkan
kehilangan atau penderitaan terhadap diri sendiri.
17
Etika publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang menentukan
baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan
kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Ada
tiga fokus utama dalam pelayanan publik, yakni :
1. Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan
2. Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan dalam menimbang
pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi
3. Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan faktual
Adapun indikator-indikator dari nilai dasar etika publik adalah:
1. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi negara pancasila;
2. Setia dan mempertahankan undang-undang negara kesatuan republik Indonesia
1945;
3. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
4. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
5. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;
6. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
7. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerja kepada publik;
8. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan program pemerintah;
9. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna dan santun;
10. Mengutamakan kepentingan berkualitas tinggi;
11. Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama;
12. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
13. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan;
14. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintah yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.
18
Efektivitas adalah melakukan sesuatu yang benar atau merupakan pencapaian
tujuan.
2. Efisien
Efisiensi adalah mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang dimiliki untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan.
3. Inovasi
Inovasi adalah membuat terobosan baru untuk menyelesaikan suatu masalah
dengan cara yang lebih baik dari sebelumnya.
4. Menjaga Mutu
Menjaga mutu adalah mempertahankan atau memastikan bahwa kualitas dari
output sudah baik.
19
2. Peduli
Ikut merasakan dan menolong apa yang dirasakan orang lain.
3. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang sehingga
menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Pribadi yang mandiri
tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak bertanggung
jawab demi mencapai keuntungan sesaat. Kaitannya dengan nilai dasar profesi
PNS, misalnya adalah dengan mengerjakan pekerjaan individu secara mandiri
dan tidak melimpahkannya kepada orang lain.
4. Disiplin
Menggunakan kegiatan dalam aturan bekerja sesuai dengan undang-undang
yang mengatur.
5. Tanggung Jawab
Berani dalam menanggung resiko atas apa yang kita kerjakan dalam bentuk
apapun.
6. Kerja Keras
Bekerja keras merupakan hal yang penting dalam rangka tercapainya target dari
suatu pekerjaan. Jika target dapat tercapai, peluang untuk korupsi secara materiil
maupun non materiil (waktu) menjadi lebih kecil.
7. Sederhana
Menerima dengan tulus dan ikhlas terhadap apa yang telah ada dan diberikan
oleh tuhan kepada kita.
8. Berani
Berani untuk mengatakan untuk melaporkan pada atasan atau pihak yang
berwenang jika mengetahui ada pegawai yang melakukan kesalahan.
9. Adil
Memandang kebenaran sebagai tindakan dalam perkataan maupun perbuatan
saat memutuskan peristiwa yang terjadi.
20
politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme. Manajemen ASN
meliputi Manajemen PNS dan Manajemen PPPK. PNS diangkat oleh pejabat
pembina kepegawaian untuk menduduki suatu jabatan pemerintahan dan
memilili nomor induk pegawai nasional. Sementara itu, PPPK diangkat oleh
pejabat pembina kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan
kebutuhan instansi pemerintah untuk jangka waktu tertentu.
Manajemen ASN diselenggarakan berdasarkan Sistem Merit. Manajemen
ASN meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan; pengadaan; pangkat dan
jabatan; pengembangan karier; pola karier; promosi; mutasi; penilaian kinerja;
penggajian dan tunjangan; penghargaan; disiplin; pemberhentian; jaminan
pensiun dan jaminan hari tua; dan perlindungan (LAN, Manajemen Aparatur
Sipil Negara, 2014).
2. Whole of Government
Whole of Goverment (WoG) merupakan suatu pendekatan penyelenggaraan
pemerintah yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari
keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna
mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program, dan
pelayanan publik. Oleh karena itu WoG dikenal sebagai pendekatan interagency,
yaitu pendekatan dengan melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait urusan-
urusan yang relevan (Suwarno & Sejati, 2016).
WoG dipandang sebagai metode suatu instansi pelayanan publik bekerja
lintas batas atau lintas sektor guna mencapai tujuan bersama dan sebagai respon
terpadu pemerintah terhadap isu-isu tertentu (Shergold & lain-lain, 2004).
Alasan penerapan WoG dalam sistem aparatur sipil Indonesia adalah:
a. Adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik dalam mewujudkan
integrasi kebijakan, program pembangunan dan pelayanan agar tercipta
penyelenggaraan pemerintahan lebih baik, selain itu perkembangan teknologi
informasi, situasi dan dinamika kebijakan yang lebih kompleks juga
mendorong pentingnya WoG.
b. Faktor-faktor internal dengan adanya fenomena ketimpangan kapasitas
sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa kompetisi antar sektor dalam
pembangunan.
21
c. Keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta bentuk latar
belakang lainnya mendorong adanya potensi disintegrtasi bangsa.
3. Pelayanan Publik
LAN (1998), mengartikan pelayanan publik sebagai segala bentuk kegiatan
pelayanan umum yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan di Pusat dan
Daerah, dan di lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan /atau jasa,
baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. Dalam UU No. 25 tahun 2009
tentang Pelayanan Publik, Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
Peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas
barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara Pelayanan Publik.
Barang/jasa publik adalah barang/jasa yang memiliki rivalry (rivalitas) dan
excludability (ekskludabilitas) yang rendah. Barang/jasa publik yang murni yang
memiliki ciri-ciri: tidak dapat diproduksi oleh sektor swasta karena adanya free
rider problem, non-rivalry, dan non-excludable, serta cara mengkonsumsinya
dapat dilakukan secara kolektif. Perkembangan paradigma pelayanan: Old
Public Administration (OPA), New Public Management (NPM) dan seterusnya
menjadi New Public Service (NPS). Sembilan prinsip pelayanan publik yang
baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah: partisipatif, transparan,
responsif, non diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien, aksesibel,
akuntabel, dan berkeadilan. Fundamental Pelayanan Publik:
a. Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai amanat konstitusi
b. Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak warga negara
c. Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai hal-hal
strategis untuk memajukan bangsa di masa yang akan datang
d. Pelayan publik tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan warga
Negara tetapi juga untuk protek
22
BAB III
RENCANA KEGIATAN AKTUALISASI
Adapun tujuan peningkatan pengetahuan siswa tentang kesehatan gigi dan mulut
ini adalah agar terwujudnya derajat kesehatan gigi dan mulut yang optimal pada anak
sekolah.
23
b. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi
Bulan
Oktober November
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7
Melakukan konsultasi 8
1
kepada pimpinan
selaku mentor dan
menggalanag
dukungan rekan
sejawat
Membuat leaflet
2
3 Melakukan sosialisasi
4 Melakukan penyuluhan
5 Melakukan evaluasi
dan pelaporan
24
3.6 Deskripsi/Penjelasan Kegiatan
1. Melakukan Konsultasi kepada pimpinan selaku mentor dan menggalang dukungan rekan sejawat
25
melakukan konsultasi dengan
pimpinan, saya akan bertanggung
jawab melaksanakan kegiatan
aktualisasi sesuai dengan yang
disampaikan.
2. Meminta persetujuan 2. Surat Akuntabilitas : pada saat
dari pimpinan untuk persetujuan meminta persetujuan dari
melakukan kegiatan dari pimpinan, saya akan bertanggung
yang akan dilakukan. pimpinan,
jawab melaksanakan kegiatan
Dokumentasi
sesuai dengan arahan dari kepala
/Foto kegiatan
puskesmas.
26
menggunakan fasilitas kantor.
27
aktualisasi yang akan saya
lakukan.
2. Membuat leaflet
28
saya akan bertanggung jawab
29
informasi dalam penyuluhan
(efektifitas dan efisiensi)
Anti korupsi: saya akan
mencetak leaflet secara mandiri
tanpa menggunakan fasilitas
kantor
3. Melakukan sosialisasi
3. Melakukan 1. Menyiapkan bahan a. Tersedianya Akuntabilitas: dalam melaksanakan Dengan melakukan Kegiatan in
sosialisasi sosialisasi bahan suatu kegiatan, diperlukan konseling kepada berkaitan denga
tentang sosialisasi perencanaan yang strategis dan pasien, hal ini dapat Nilai:
kesehatan gigi menentukan target atau hasil yang menjawab salah satu 1. Cerdas yait
dan mulut ingin dicapai secara transparan dan misi organisasi yaitu cemat dalam
dapat dipertanggungjawabkan. Memberikan pelayanan menggunakan
kesehatan yang kalimat yan
Nasionalisme: menyusun materi menyeluruh baik sederhana da
dengan baik sehingga mudah preventif, promotif, mudah
dipahami (bijaksana). maupun kuratif melalui dipahami ole
kolaborasi yang efektif pasien.
Etika Publik: Bersikap sopan dan antara upaya kesehatan 2. Adil yaitu ad
santun saat melakukan sosialisasi masyarakat (UKM) dan dalam
dengan masyarakat. upaya kesehatan memberikan
30
perorangan (UKP) konseling
Komitmen Mutu: Memberikan terhadap
sosialisasi kepada pasien secara pasien, tida
efektif. membeda-
bedakan statu
Anti Korupsi: menyiapkan sosial.
perencanaan yang lengkap 3. Aman yait
(kejujuran). memberikan
rasa ama
kepada pasien
2. Meminta persetujuan 2. Adanya Akuntabilitas: kepercayaan untuk
dan dukungan persetujuan melakukan kegiatan (kepercayaan)
yang
dibuktikannya Nasionalisme: pada saat meminta
dengan adanya persetujuan dari pimpinan, saya akan
lembar menerapkan sikap semangat
persetujuan kekeluargaan
kegiatan Etika Publik: melaksanakan aturan
administrasi sebelum melakukan
kegiatan
31
3. Sosialisasi dan 3. Terlaksannya Akuntabilitas: Bertanggungjawab
meminta sosialisasi untuk memberikan informasi yang
pendapat/arahan jelas dan sesuai dengan prosedur
dengan pimpinan dan kepada masyarakat
teman sejawat
Nasionalisme: penghormatan kepada
pimpinan sebagai pemangku
kebijakann di unit kerja (hormat-
menghormati)
32
4. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat
4. Melakukan 1. Menyiapkan SAP dan 1. Tersedianya Akuntabilitas: dalam Dengan melakukan Kegiatan ini
penyuluhan kuesioner SAP dan menyiapkan SAP dan kuesioner, penyuluhan kepada berkaitan dengan
kuesioner saya akan bertanggung jawab pasien, hal ini dapat Nilai:
Dokumentasi/ menjawab salah satu 1. Aktual yaitu
Foto kegiatan Nasionalisme: saya akan bekerja misi organisasi yaitu memberikan
keras saat mempersiapkan SAP Memberikan pelayanan informasi yang
dan Kuesioner kesehatan yang prima pasti kepada
dan bermutu pasien.
Etika publik: menyusun 2. Cerdas yaitu
perencanaan waktu, metode, cerdas dalam
media, dan materi penyuluhan menggunakan
(cermat) kalimat yang
mudah dipahami
Komitmen mutu: membuat oleh pasien.
kuesioner yang sesuai dengan
tingkatan pendidikan peserta dan
33
mudah dipahami
(efektif)
34
3. Melakukan 3. Penyuluhan Akuntabilitas: pemberian
penyuluhan terlaksana edukasi kepada masyarakat
yang dengan memberikan informasi
dibuktikannya yang benar (integritas)
dengan
dokumentasi Nasionalisme: penyampaian
dan daftar materi dengan tidak menghakimi,
hadir santun dan untuk kepentingan
umum (tidak diskriminatif, santun
dan bijaksana)
35
4. Melakukan post- 4. Evaluasi Akuntabilitas: Bertanggung
test akhir jawab untuk memberikan
pengetahuan informasi yang jelas dan sesuai
dengan prosedur kepada pasien.
masyarakat
yang Nasionalisme: pada saat
dibuktikan memberikan kuesioner, saya akan
dengan hasil membangun semangat
post-test kekeluargaan dan gotong royong
36
benar
Etika publik: pada saat
membagikan leaflet bersikap
ramah, sopan dan santun kepada
masyarakat.
37
responden (cermat dan menjaga secara dinamis.
rahasia)
Nasionalisme: penggunaan
bahasa yang baik dan benar sesuai
dengan keadaan/hasil sebenarnya
(jujur dan amanah)
38
Anti Korupsi: Jujur dalam
menyajikan data dan juga ketika
menyusun laporan.
3. Melaporkan 3. Laporan telah Akuntabilitas: memberikan
kepada pimpinan diterima laporan secara keseluruhan
(transparan)
39
3.7 Alternatif solusi dalam menghadapi perkiraan masalah
Dalam hal melaksanakan di tempat kerja kemungkinan ada hal-hal yang menjadi
kendala bagi peserta. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka diperlukan
strategi untuk menghadapi kendala tersebut agar tidak menimbulkan
ketidakefisienan waktu pelaksanaan yang terbatas. Alternatif dan solusi
mennghadapi masalah tersebut dituangkan dalam tabel berikut ini:
40