Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN AKTUALISASI DAN HABITUASI

NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS

PENINGKATAN PENGETAHUAN SISWA TENTANG KESEHATAN GIGI DAN


MULUT DI SD 3 TIWORO SELATAN KABUPATEN MUNA BARAT

OLEH :
KASMAWATI, AMKG
NDH : C31

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL (CPNS)


GOLONGAN II ANGKATAN XXV TAHUN 2021

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
2021

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN),
pegawai ASN memiliki peranan penting dalam penyelenggaraan pemerintahan yang
berfungsi sebagai: (1) Pelaksana Kebijakan Publik (2) Pelayan Publik (3) Perekat dan
Pemersatu Bangsa. Oleh karena itu penting agar PNS memiliki profesional dan
kompetensi yang memadai untuk bisa menjalankan tugas tersebut dengan baik dan penuh
tanggungjawab.
Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah
pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh
pejabat Pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau
diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Untuk membentuk PNS profesional, dibutuhkan pola penyelenggaraan pelatihan dasar
CPNS yang didukung oleh semua pihak. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 11
Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil maka CPNS wajib menjalani masa
percobaan yang dilaksanakan melalui proses Diklat Terintegrasi untuk membangun
integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan,
karakter kepribadian yang unggul dan bertanggungjawab, dan memperkuat
profesionalisme serta kompetensi bidang.
Salah satu jenis Diklat yang strategis untuk mewujudkan PNS sebagai bagian dari
ASN menjadi professional seperti tersebut di atas adalah Latihan Dasar yang diatur dalam
Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2017
tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
Golongan II. Oleh karena itu, diperlukan sebuah penyelenggaraan Pelatihan yang inovatif
dan terintegrasi, yaitu penyelenggaraan pelatihan yang memadukan pembelajaran klasikal
dan nonklasikal di tempat pelatihan dan di tempat kerja sehingga memungkinkan peserta
mampu menginternalisasi, menerapkan, dan mengaktualisasikan, serta membuatnya
menjadi kebiasaan (habituasi) dan merasakan manfaatnya, sehingga terpatri dalam
dirinya sebagai karakter PNS yang profesional. Melalui pembaharuan Pelatihan tersebut,
diharapkan dapat menghasilkan PNS profesional yang berkarakter dalam melaksanakan
tugas dan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi PNS yaitu Akuntabilitas,

2
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi yang disingkat menjadi
ANEKA.
Pembangunan kesehatan pada hakikatnya merupakan upaya pemerintah untuk
mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mencapai derajat
kesehatan yang optimal sebagai dari tujuan nasional terkhusus meningkatkan kesehatan
gigi dan mulut. Untuk meningkatkan kesehatan masyarakat tersebut maka pemerintah
memaksimalkan pelayanan kesehatan baik di rumah sakit maupun di puskesmas yang
merupakan salah satu prasarana kesehatan umum yang berkaitan langsung dengan
masyarakat. Berdasarkan hal tersebut maka penulis sebagai calon Aparatur Sipil Negara
dan sebagai peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan II jurusan perawat gigi yang ingin
ikut meningkatkan kesehatan masyarakat terkhusus dibagian kesehatan gigi dan mulut
seperti yang tercantum dalam Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Jabatan
Fungsional Perawat Gigi mengatakan bahwa Perawat gigi adalah Pegawai Negeri Sipil
(PNS) yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat
yang berwenang untuk melakukan kegiatan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut
pada fasilitas pelayanan kesehatan.
Menjaga kesehatan anak secara keseluruhan adalah hal yang penting dilakukan,
termasuk kesehatan gigi dan mulut. Menjaga kesehatan gigi dan mulut adalah salah satu
kebiasaan baik yang harus diajarkan sejak kecil. Dengan begitu, hal ini bisa menjadi
kebiasaan dan membuat anak memiliki kesadaran yang tinggi untuk merawat giginya
sejak dini. Menjaga kesehatan gigi dan mulut sejak dini sangat penting untuk anak-anak
karena kesehatan gigi merupakan faktor penting dalam pertumbuhan dan perkembangan
anak. Masalah kebersihan dan pencegahan penyakit pada gigi anak masih luput dari
perhatian orang tua, bahkan kerap dianggap sepele. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat
dapat dinyatakan meningkat apabila masyarakat tidak memiliki keluhan apapun terhadap
giginya.
Berdasarkan pengamatan penulis selama 6 ( enam) bulan bekerja di puskesmas tiworo
selatan terdapat beberapa masalah keluhan mengenai penyakit gigi dan mulut. Sekitar
80% pasien yang datang ke poli gigi Puskesmas Tiworo Selatan kebanyakan anak-anak
yang mengeluhkan gigi berlubang dan terasa sakit. Dalam ilmu kedokteran gigi, gigi
yang berlubang disebut Karies gigi. Karies gigi adalah kondisi dimana lapisan terluar atau
lapisan keras gigi (email) mengalami kerusakan permanen sehingga menyebabkan

3
terbentuknya celah atau lubang pada gigi. Lubang gigi yang tidak segera ditangani
ataupun tidak tertangani secara tepat akan berkembang semakin parah hingga menyentuh
pulpa gigi (saraf gigi) sehingga akan terasa sakit, inilah yang disebut dengan Pulpitis.
Pulpitis adalah kondisi dimana terbukanya pulpa gigi (saraf gigi) sehingga dapat terpapar
oleh bakteri yang kemudian menimbulkan peradangan.

Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan upaya pencegahan yaitu pembagian
leaflet tentang kesehatan gigi dan mulut, sosialisasi atau penyuluhan terhadap siswa SD
tentang kesehatan gigi dan mulut dan cara menyikat gigi yang baik dan benar, dan untuk
tahap penanganan perlu dilakukan penambalan agar keluhan yang ada tidak bertambah.
Dengan alasan inilah penulis tertarik untuk mengaktualisasikan nilai- nilai dasar ASN
(ANEKA) dengan judul “Peningkatan Pengetahuan Siswa tentang kesehatan gigi dan
mulut di SD 3 Tiworo Selatan Kabupaten Muna Barat”.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Teraktualisasinya nilai-nilai dasar ASN peran dan kedudukan ASN dalam
pelaksanaan tugas sehari-hari sebagai perawat gigi, khususnya dalam upaya peningkatan
pengetahuan siswa tentang kesehatan gigi dan mulut di SD 3 Tiworo Selatan Kab. Muna
Barat.
1.2.2 Tujuan khusus
a. Terlaksananya penyuluhan kesehatan gigi dan mulut di sekolah
b. Tersedianya leaflet tentang kesehatan gigi dan mulut
1.3 Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh dari kegiatan ini adalah:
1. Manfaat bagi diri sendiri, yaitu penulis dapat memahami dan menginternalisasi nilai
dasar ANEKA sebagai landasan dalam menjalankan profesi sebagai perawat gigi
2. Manfaat bagi Organisasi, yaitu menguatkan visi, misi dan nilai-nilai organisasi
sehingga dapat memberikan pelayanan terbaik
3. Manfaat bagi masyarakat, yaitu dengan meningkatnya pengetahuan tentang kesehatan
gigi dan mulut, maka masyarakat dapat memahami pentingnya menjaga kesehatan gigi
dan mulut

4
1.4 Ruang Lingkup
Penulisan laporan aktualisasi ini dibatasi pada kegiatan penyuluhan kesehatan terkait
kesehatan gigi dan mulut siswa di SD 3 Tiworo Selatan kab. Muna Barat, dengan tiap
kegiatan menerapkan nilai-nilai dasar profesi ASN yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi.

1.5 Waktu dan Tempat


Pelaksanaan kegiatan aktualisasi lapangan (off campus) dilaksanakan di Puskesmas
Tiworo Selatan di mulai tanggal 01 Oktober 2021 – 07 November 2021.

BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI, KONSEP NILAI-NILAI DASAR DAN
KEDUDUKAN PERAN ASN

2.1 Gambaran Umum Organisasi


2.1.1 kedudukan Organisasi
Puskesmas Tiworo Selatan merupakan pusat pelayanan kesehatan masyarakat
Tiworo Selatan yang difungsikan sejak tahun 2010 berada di Desa Kasimpa Jaya ibu
kota Kecamatan Tiworo Selatan dan ± 30 km dari ibu kota Kabupaten Muna Barat.
Dimana luas wilayah kerja Puskesmas Tiworo Selatan termasuk daerah rawa dengan
lebar 9 km dan panjang 15 km sehingga secara keseluruhan Kecamatan Tiworo
Selatan 135 km2.
Puskesmas Tiworo Selatan merupakan satu-satunya puskesmas yang ada di
Kecamatan Tiworo Selatan Kabupaten Muna Barat dan merupakan pintu gerbang sisi
sebelah tenggara yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Muna.
Lokasi Puskesmas Tiworo Selatan berada di Jalan Labu I Desa Kasimpa Jaya
Kecamatan Tiworo Selatan. Transportasi antar wilayah dihubungkan dengan jalan
darat. Jalan utama desa sebagian besar sudah beraspal dan mudah dijangkau dengan
sarana transportasi darat.

5
Luas wilayah kerja Puskesmas Tiworo Selatan sekitar 135 Km 2 yang terdiri dari 5
desa.
Jarak tempuh ke
No. Desa/kelurahan Luas Jumlah Puskesmas
wilayah Dusun Km Waktu
(Km ) 2
Tempuh
1. Kasimpa Jaya 12 5 1 5 Mnt
2. Parura Jaya 20,05 2 5 15 Mnt
3. Katangana 20,93 2 4 10 Mnt
4. Barakkah 6 2 3 10Mnt
5. Sangia Tiworo 8 2 4 15 Mnt
Sumber : Data Demografi Desa Puskesmas Tiworo Selatan tahun 2020

2.1.2 Visi Misi Organisasi


1. Visi
Tiworo Selatan Sehat Paripurna
2. Misi
a. Memberikan pelayanan kesehatan yang prima dan bermutu
b. Memberikan pelayanan kesehatan yang menyeluruh baik preventif, promotif,
maupun kuratif melalui kolaborasi yang efektif antara upaya kesehatan
masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perorangan (UKP)
c. Meningkatkan peran serta masyarakat dan lintas sektoral dalam mendukung
program kerja puskesmas
d. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat

2.1.3 Nilai Organisasi


Nilai organisasi puskesmas tiworo selatan adalah “TISEL” dengan penjelasan
sebagai berikut:
T : Tanggung Jawab
Tanggung Jawab terhadap tupoksi
I : Integritas
Memiliki pribadi yang jujur dan berkarakter
S : Sadar Waktu
6
Melaksanakan setiap tindakan sesuai komitmen waktu yang telah ditetapkan
E : Efektif
Mengerjakan pekerjaan sesuai SOP
L : Loyalitas
Kesetiaan kami terhadap Puskesmas

7
KEPALA PUSKESMAS
2.1.4 Struktur Organisasi KASUBAG TATA USAHA
SUTIYONO,SKM
SITTI ELYADI,S.Kep

SIP KEPEGAWAIAN KEUANGAN RUMAH TANGGA


WAHYU SANI,S.KM SITTI ELYADI,S.Kep NINING,S.Kep TRI ADI SUGIHARTO,AMK

UKM ESENSIAL DAN KEPERAWATAN KESMAS UKM PENGEMBANGAN UKP KEFARMASIAN DAN LABORATORIUM JARINGAN PEL.PUSKESMAS DAN JEJARING FASYANKES
NINING,S.Kep NINING,S.Kep Dr.LEILA KHAIRANI HAERANI,A.Md.Keb

KESEHATAN JIWA RAWAT JALAN PUSKES PEMBANTU


PROMOSI KESEHATAN DAN UKS
SRI MURYATI,AMK IWAN PUJIANTO,A.Md.Kep IRMAWATI,A.Md.Kep
WAHYU SANI,S.KM
KESEHATAN TRADISIONAL KES.GIGI DAN MULUT
KESEHATAN LINGKUNGAN
SRI MURYATI,AMK ADI KURNIAWAN
JENRIA F.D.TABAIS,Amd.KL BIDAN DESA
KESEHATAN OLAH RAGA KIA/KB SURYANI,Am.Keb
KIA/KB WAODE ULIANA,S.Kep ERASMA FERTI,Am.Keb
ERASMA FERTI,Am.Keb
KESEHATAN INDERA
R. TINDAKAN
GIZI SRI MURYATI,AMK JEJARING FASYANKES
ARDI WIRANATA,AMK
MASNA,S.GZ FITRIANI,A.Md.Kep
KESEHATAN LANSIA
GIZI
ZULASRIAH,S.Kep.NS
P2 MASNA,S,GZ
NINING,S.Kep KESEHATAN KERJA
PERSALINAN
NUR MUHAFIA,S.KM
PUTU AYU.R.Amd.Keb
UKS
KEFARMASIAN
WAHYU SANI,S,KM
AZMI SAFIU,AMF
POSBINDU
LABORATORIUM
SITTI ELYADI,S.Kep
SITI ANISA,Amd.Ak
PROLANIS
WAHYU SANI,S.KM

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Puskesmas Tiworo Selatan

8
2.1.6 Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi
Adapun tugas pokok perawat gigi terampil menurut Permenpan RB Nomor 23
Tahun 2014, sebagai berikut:
1. Menyusun rencana kerja harian;
2. Menyusun rencana kerja bulanan;
3. Menyusun rencana kerja tahunan;
4. Menyusun matrik kegiatan;
5. Mengajukan permintaan kebutuhan alat, obat dan bahan bulanan;
6. Melakukan inventarisasi alat;
7. Melakukan inventarisasi obat dan bahan;
8. Melakukan pemilahan dan penyimpanan alat;
9. Menyiapkan ruangan dalam rangka persiapan pelayanan;
10. Menyiapkan instrumen/alat dalam rangka persiapan pelayanan;
11. Menyiapkan dokumen dalam rangka persiapan pelayanan;
12. Mengikuti pre conference dan post conference (koordinasi);
13. Melakukan analisis keluhan pelanggan;
14. Menyiapkan sarana/peralatan sterilisasi;
15. Melakukan sterilisasi alat;
16. Melakukan sterilisasi bahan;
17. Melakukan desinfeksi dental unit;
18. Melakukan triase pada pelayanan kesehatan gigi dan mulut di klinik gigi;
19. Melakukan pencatatan dan perancangan harian pelayanan keperawatan gigi dan
mulut;
20. Melakukan pemeriksaan subjektif pada pasien di pelayanan tingkat dasar dan
rujukan;
21. Melakukan pemeriksaan vital sign pada pasien di pelayanan tingkat dasar dan
rujukan;
22. Melakukan pemeriksaan obyektif pada pasien di pelayanan tingkat dasar dan
rujukan;
23. Melakukan penjaringan kesehatan gigi dan mulut pada kelompok
individu/kelompok;
24. Melakukan pengolesan disclosing solution;
25. Melakukan pemeriksaan debris/plak indeks;

9
26. Melakukan pemeriksaan calculus indeks;
27. Melakukan pemeriksaan def;
28. Melakukan pemeriksaan DMF-T;
29. Melakukan identifikasi dan penegakan diagnosa keperawatan gigi pada individu,
kelompok/ masyarakat;
30. Melakukan penyusunan rencana pelayanan asuhan keperawatan gigi dan mulut
pada individu, kelompok/masyarakat;
31. Melaksanakan komunikasi therapeutik;
32. Melaksanakan pembersihan karang gigi;
33. Melakukan perawatan luka non post op rongga mulut;
34. Membimbing sikat gigi pada individu/kelompok;
35. Menyusun rencana/jadwal penyuluhan kesehatan gigi dan mulut;
36. Menerima konsultasi dari tenaga kesehatan lain;
37. Mendokumentasikan kegiatan pelayanan asuhan keperawatan gigi dan mulut;
38. Melakukan evaluasi hasil kegiatan pelayanan asuhan keperawatan gigi dan mulut;
39. Melakukan trasfering alat dan bahan medik gigi dasar;
40. Melakukan manipulasi bahan pada kasus medik gigi dasar;
41. Melakukan rujukan kesehatan gigi dan mulut;
42. Melaksanakan tugas di tempat resiko;
43. Melaksanakan penatalaksanaan kegawatdaruratan; dan
44. Melaksanakan tugas pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada situasi tertentu.
(Sumber : Uraian tugas dan fungsi sebagai perawat gigi terampil, Jabatan
Fungsional Perawat Gigi dan Angka Kreditnya, Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia
nomor 23 tahun 2014, Jakarta : Menpan RB, 2014)

2.1.7 Ketenagaan (Sumber Daya Manusia)


Tabel 2.1 Jumlah Tenaga Kesehatan yang berstatus PNS Tahun 2021
Tenaga Kesehatan Jumlah
Dokter Umum 1
Perawat 5
Bidan 5
Farmasi 1
Ahli Gizi 1
Kesehatan Masyarakat 1
Perawat Gigi 1
Jumlah 15
3

10
Sumber : Profil Puskesmas Tiworo Selatan, 2020
2.1.8 Identifikasi, Penetapan Isu, dan Analisi Dampak Isu
2.1.8.1 Identifikasi Isu
Dalam penulisan aktualisasi ini ditemukan beberapa isu yang ditemukan di Poli gigi
Puskesmas Tiworo Selatan. Dari hasil identifikasi isu tersebut akan menghasilkan isu
yang layak diangkat dan dijadikan rancangan aktualisasi.

Tabel 3.1 Identifikasi Isu berdasarkan uraian tugas


Uraian Tugas Kondisi Yang
No Pokok Diharapkan Kondisi Saat Ini Isu Prioritas
Dan Fungsi
Melakukan Menurunnya Meningkatnya Rendahnya
pemeriksaan def-t kasus pulpitis kasus pulpitis pengetahuan anak
1 (Decayed pada pasien anak pada pasien anak tentang
Extracted Filled yang berkunjung yang berkunjung Kesehatan gigi dan
tooth) dipoli gigi di poli gigi mulut

Menyiapkan Kelengkapan Ketidaklengkapan Belum


dokumen dalam dokumen rekam dokumen rekam diberlakukannya
2 rangka medik di poli gigi medik di poli gigi Odontogram dalam
persiapan Puskesmas Tiworo Puskesmas Tiworo pengkajian pasien di
pelayanan Selatan Selatan poli gigi Puskesmas
Tiworo Selatan
Menurunnya Meningkatnya Rendahnya
Melakukan
prevalensi masalah prevalensi masalah pengetahuan
identifikasi dan
penyakit gigi dan penyakit gigi dan masyarakat tentang
penegakan
mulut mulut masalah penyakit
3 diagnosa gigi dan mulut
keperawatan gigi
pada individu,
kelompok/
masyarakat
]Sumber data : hasil analisis, 2021
Berdasarkan tabel di atas, dapat ditetapkan isu prioritas yang akan diangkat pada rancangan
aktualisasi ini adalah Rendahnya pengetahuan masyatentang pulpitis dipoli gigi puskesmas
tiworo selatan.
2.1.8.2 Penetapan Isu
Untuk menentukan isu yang berkualitas, ada beberapa instrumen yang dapat
digunakan misalnya menetapkan rentang penilaian (1-5) pada isu yang memenuhi
kriteria APKL, yaitu (1) aktual, artinya isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang
hangat dibicarakan dalam masyarakat, (2) problematik, artinya isu tersebut memiliki
dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan segera solusinya secara
komperehensif, (3) kekhalayakan, artinya isu tersebut menyangkut hajat hidup orang

11
banyak, dan (4) kelayakan, artinya isu tersebut masuk akal, realistis, relevan, dan
dapat dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya. Keempat aspek tersebut diukur
dengan skala Likert sesuai dengan tabel berikut.
Tabel 3.2 Skala Likert
Bobot Keterangan
5 Sangat berpengaruh
4 Berpengaruh
3 Kurang berpengaruh
2 Tidak Berpengaruh
1 Sangat Tidakberpengaruh

Tabel 3.3 Penetapan Kualitas Isu dengan Metode Analisis Aktual, Problematik,
Kekhalayakan, Kelayakan (APKL)
Analisis
No Penetapan Isu Prioritas A P K L Jumlah Prioritas
Rendahnya pengetahuan anak tentang
1. Kesehatan gigi dan mulut 5 5 5 5 20 I

2. Belum diberlakukannya Odontogram dalam 5 5 3 3 16 III


pengkajian pasien di poli gigi Puskesmas
Tiworo Selatan
Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang
3. masalah penyakit gigi dan mulut 5 5 4 4 18 II
Sumber data : hasil analisis, 2021
Dari tabel diatas menunujukkan bahwa isu prioritas adalah rendahnya pengetahuan pasien
tentang pulpitis dipoli gigi puskesmas tiworo selatan.

2.1.8.3 Analisis Dampak Isu

Dampak yang mungkin terjadi apabila isu “Rendahnya Pengetahuan anak tentang
kesehatan gigi dan mulut” ini tidak dituntaskan melalui solusi pemecahan isu, antara
lain :

1. Sakit gigi
2. Gusi berdarah dan bengkak
3. Karies gigi( gigi berlubang)
4. Nafas tidak segar/bau mulut
5. Gigi sensitif/linu

12
2.1.8.4 Faktor Penyebab Isu

Melakukan pemeriksaan def-t


(Decayed Extracted Filled tooth)

Rendahnya pengetahuan anak


tentang Kesehatan gigi dan mulut

Kurangnya sumber informasi


mengenai kesehatan gigi dan mulut

Sosialisasi dan Penyuluhan

Gambar 2.2 Main map faktor penyebab isu

Dari main map dapat dilihat bahwa faktor penyebab isu adalah kurangnya sumber
informasi mengenai kesehatan gigi dan mulut.

2.1.8.5 Gagasan Kreatif

Gagasan Kreatif untuk menangani permasalahan dari isu terpilih adalah


peningkatan pengetahuan siswa tentang kesehatan gigi dan mulut di SD 3 tiworo
selatan melalui penyuluhan dan sikat gigi massal. Adapun tahap-tahap kegiatan
sebagai berikut:

1. Melakukan konsultasi kepada pimpinan selaku mentor dan menggalang dukungan


rekan sejawat
2. Membuat leaflet
3. Melakukan koordinasi atau kerjasama dengan pihak sekolah
4. Melakukan sosialisasi kegiatan dgn para murid

13
5. Melakukan penyuluhan/simulasi sikat gigi gigi massal
6. Melakukan pendampingan dan evaluasi

14
1.2 Konsepsi Nilai Dasar, Kedudukan dan Peran PNS
Berdasarkan kurikulum baru yang telah diberlakukan dalam Pelatihan Dasar
terdapat lima (5) nilai dasar profesi ASN, yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu, dan Antikorupsi yang sering disingkat menjadi Nilai ANEKA.
Berikut ini aksan dijelaskan masing-masing nilai-nilai dasar profesi ASN :
2.2.1 Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk
memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang PNS
adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-nilai publik tersebut antara
lain:
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor, kelompok,
dan pribadi;
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah
keterlibatan PNS dalam politik praktis;
c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik;
d. Menunjukkan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai
penyelenggara pemerintah.

Tingkatan akuntabilitas terdiri dari 5 tingkatan sebagai berikut:


1) Akuntabilitas Personal
Akuntabilitas personal mengacu pada nilai-nilai yang ada pada diri seseorang
seperti kejujuran, integritas, moral dan etika. Pertanyaan yang digunakan untuk
mengidentifikasi apakah seseorang memiliki akuntabilitas personal antara lain
''Apa yang dapat saya lakukan untuk memperbaiki situasi dan membuat
perbedaan?". Pribadi yang akuntabel adalah yang menjadikan dirinya sebagai
bagian dari solusi dan bukan masalah.
2) Akuntabilitas Individu
Akuntabilitas individu mengacu pada hubungan antara individu dan lingkungan
kerjanya, yaitu antara PNS dengan instansinya sebagai pemberi kewenangan.
Pemberi kewenangan bertanggung jawab untuk memberikan arahan yang
memadai, bimbingan, dan sumber daya serta menghilangkan hambatan kinerja,

15
sedangkan PNS sebagai aparatur negara bertanggung jawab untuk memenuhi
tanggung jawabnya. Pertanyaan penting yang digunakan untuk melihat tingkat
akuntabilitas individu seorang PNS adalah apakah individu mampu untuk
mengatakan "Ini adalah tindakan yang telah saya lakukan, dan ini adalah apa
yang akan saya lakukan untuk membuatnya menjadi lebih baik".
3) Akuntabilitas Kelompok
Kinerja sebuah institusi biasanya dilakukan atas kerjasama ketompok. Dalam
hal ini tidak ada istilah "Saya", tetapi yang ada adalah "Kami". Dalam kaitannya
dengan akuntabilitas kelompok, maka pembagian kewenangan dan semangat
kerjasama yang tinggi antar berbagai kelompok yang ada dalam sebuah institusi
memainkan peranan yang penting dalam tercapainya kinerja organisasi yang
diharapkan.
4) Akuntabilitas Organisasi
Akuntabilitas organisasi mengacu pada hasil pelaporan kinerja yang telah
dicapai, baik pelaporan yang dilakukan oleh individu terhadap organisasi/
institusi maupun kinerja organisasi kepada stakeholders lainnya.
5) Akuntabilitas Stakeholder
Stakeholder yang dimaksud adalah masyarakat umum, pengguna layanan, dan
pembayar pajak yang memberikan masukan, saran, dan kritik terhadap
kinerjanya. Jadi akuntabilitas stakehoider adalah tanggungjawab organisasi
pemerintah untuk mewujudkan pelayanan dan kinerja yang adil, responsif
bermartabat.

2.2.2 Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya.
Sedangkan dalam arti luas, nasionalisme berarti pandangan tentang rasa cinta yang
wajar terhadap bangsa dan Negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain.
Adapun indikator-indikator dari nilai dasar nasionalisme di mana ASN sebagai
pelaksana kebijakan publik, ASN sebagai pelayan publik, dan ASN sebagai perekat
dan pemersatu bangsa adalah:
1. Kerja Keras

16
Kerja keras diartikan sebagai semangat pantang menyerah, gigih dan selalu
mengerahkan segala macam bentuk daya dan upaya dalam melakukan sesuatu.
2. Disiplin
Disiplin berarti taat atau patuh terhadap tata tertib atau peraturan yang berlaku.
3. Tidak Diskriminatif
Setiap perilaku untuk tidak membatasi, tidak melecehkan, atau tidak
mengucilkan orang lain berdasarkan pada pembedaan manusia atas dasar agama,
suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status sosial, status ekonomi, jenis
kelamin, bahasa dan keyakinan politik.
4. Taqwa
Bertakwa merupakan indikator yang mencerminkan perwujudan sila pertama
Pancasila yang menitikberatkan pada ketaatan umat beragama dalam
menjalankan segala perintah dan menjauhi segala larangan dalam agamanya.
5. Gotong Royong
Contoh konkret gotong royong adalah sebagai berikut:
a) Kerja sama;
b) Dapat menyumbangkan pikiran dan tenaga;
c) Saling membantu demi kepentingan umum;
d) Bersama membantu orang lain;
e) Bersama membela kebenaran;
f) Bekerja giat dalam kelompok kerja.
6. Demokratis
Suatu kondisi dimana individu memiliki kebebasan untuk mengutarakan
kehendak dan pendapat, serta menghormati adanya perbedaan pendapat.
7. Cinta Tanah Air
Perasaan yang kuat akan rasa memiliki tanah dan seluruh tumpah darah
Indonesia.
8. Rela berkorban
Sikap yang mencerminkan adanya kesediaan memberikan sesuatu yang dimiliki
untuk orang lain atau suatu kelompok kerja, walaupun akan menimbulkan
kehilangan atau penderitaan terhadap diri sendiri.

2.2.3 Etika Publik

17
Etika publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang menentukan
baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan
kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Ada
tiga fokus utama dalam pelayanan publik, yakni :
1. Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan
2. Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan dalam menimbang
pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi
3. Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan faktual
Adapun indikator-indikator dari nilai dasar etika publik adalah:
1. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi negara pancasila;
2. Setia dan mempertahankan undang-undang negara kesatuan republik Indonesia
1945;
3. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
4. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
5. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;
6. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
7. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerja kepada publik;
8. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan program pemerintah;
9. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna dan santun;
10. Mengutamakan kepentingan berkualitas tinggi;
11. Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama;
12. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
13. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan;
14. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintah yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.

2.2.4 Komitmen Mutu


Komitmen Mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan berorientasi
pada kualitas hasil dipersepsikan oleh individu terhadap produk/jasa berupa ukuran
baik/buruk. Komitmen mutu menekankan pada penerapan 4 indikator yakni:
efektivitas, efisiensi, inovasi dan menjaga mutu.
1. Efektivitas

18
Efektivitas adalah melakukan sesuatu yang benar atau merupakan pencapaian
tujuan.
2. Efisien
Efisiensi adalah mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang dimiliki untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan.
3. Inovasi
Inovasi adalah membuat terobosan baru untuk menyelesaikan suatu masalah
dengan cara yang lebih baik dari sebelumnya.
4. Menjaga Mutu
Menjaga mutu adalah mempertahankan atau memastikan bahwa kualitas dari
output sudah baik.

Terdapat 6 karakteristik nilai dasar orientasi mutu layanan publik, yaitu :


1. Komitmen bagi kepuasan masyarakat
2. Pemberian layanan yang cepat, tepat, dan dengan senyuman ramah
3. Pemberian layanan yang menyentuh hati, tanpa cacat, tanpa kesalahan dan tidak
ada pemborosan
4. Pemberian layanan yang dapat memberi perlindungan kepada publik, terutama
ketika terjadi perubahan, baik berkaitan dengan pergeseran tuntutan kebutuhan
customers, perkembangan teknologi, maupun sebagai konsekuensi dari lahirnya
kebijakan baru
5. Berkaitan dengan pendekatan ilmiah dan inovatif dalam pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan
6. Upaya perbaikan secara berkelanjutan melalui berbagai cara, antara lain
Pendidikan, pelatihan, pengembangan ide kreatif, dan kolaborasi.

2.2.5 Anti Korupsi


Antikorupsi merupakan suatu tindakan yang menentang adanya perilaku korup.
Perilaku korup ini diantaranya: suap-menyuap, merugikan uang negara, pemerasan,
perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan, benturan kepentingan dan
gratifikasi. Indikator yang ada pada nilai dasar antikorupsi meliputi:
1. Jujur
Berkata dan bertindak sesuai dengan kebenaran (dharma).

19
2. Peduli
Ikut merasakan dan menolong apa yang dirasakan orang lain.
3. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang sehingga
menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Pribadi yang mandiri
tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak bertanggung
jawab demi mencapai keuntungan sesaat. Kaitannya dengan nilai dasar profesi
PNS, misalnya adalah dengan mengerjakan pekerjaan individu secara mandiri
dan tidak melimpahkannya kepada orang lain.
4. Disiplin
Menggunakan kegiatan dalam aturan bekerja sesuai dengan undang-undang
yang mengatur.
5. Tanggung Jawab
Berani dalam menanggung resiko atas apa yang kita kerjakan dalam bentuk
apapun.
6. Kerja Keras
Bekerja keras merupakan hal yang penting dalam rangka tercapainya target dari
suatu pekerjaan. Jika target dapat tercapai, peluang untuk korupsi secara materiil
maupun non materiil (waktu) menjadi lebih kecil.
7. Sederhana
Menerima dengan tulus dan ikhlas terhadap apa yang telah ada dan diberikan
oleh tuhan kepada kita.
8. Berani
Berani untuk mengatakan untuk melaporkan pada atasan atau pihak yang
berwenang jika mengetahui ada pegawai yang melakukan kesalahan.
9. Adil
Memandang kebenaran sebagai tindakan dalam perkataan maupun perbuatan
saat memutuskan peristiwa yang terjadi.

2.2.6 Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI


1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai
ASN yangprofesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi

20
politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme. Manajemen ASN
meliputi Manajemen PNS dan Manajemen PPPK. PNS diangkat oleh pejabat
pembina kepegawaian untuk menduduki suatu jabatan pemerintahan dan
memilili nomor induk pegawai nasional. Sementara itu, PPPK diangkat oleh
pejabat pembina kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan
kebutuhan instansi pemerintah untuk jangka waktu tertentu.
Manajemen ASN diselenggarakan berdasarkan Sistem Merit. Manajemen
ASN meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan; pengadaan; pangkat dan
jabatan; pengembangan karier; pola karier; promosi; mutasi; penilaian kinerja;
penggajian dan tunjangan; penghargaan; disiplin; pemberhentian; jaminan
pensiun dan jaminan hari tua; dan perlindungan (LAN, Manajemen Aparatur
Sipil Negara, 2014).

2. Whole of Government
Whole of Goverment (WoG) merupakan suatu pendekatan penyelenggaraan
pemerintah yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari
keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna
mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program, dan
pelayanan publik. Oleh karena itu WoG dikenal sebagai pendekatan interagency,
yaitu pendekatan dengan melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait urusan-
urusan yang relevan (Suwarno & Sejati, 2016).
WoG dipandang sebagai metode suatu instansi pelayanan publik bekerja
lintas batas atau lintas sektor guna mencapai tujuan bersama dan sebagai respon
terpadu pemerintah terhadap isu-isu tertentu (Shergold & lain-lain, 2004).
Alasan penerapan WoG dalam sistem aparatur sipil Indonesia adalah:
a. Adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik dalam mewujudkan
integrasi kebijakan, program pembangunan dan pelayanan agar tercipta
penyelenggaraan pemerintahan lebih baik, selain itu perkembangan teknologi
informasi, situasi dan dinamika kebijakan yang lebih kompleks juga
mendorong pentingnya WoG.
b. Faktor-faktor internal dengan adanya fenomena ketimpangan kapasitas
sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa kompetisi antar sektor dalam
pembangunan.

21
c. Keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta bentuk latar
belakang lainnya mendorong adanya potensi disintegrtasi bangsa.
3. Pelayanan Publik
LAN (1998), mengartikan pelayanan publik sebagai segala bentuk kegiatan
pelayanan umum yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan di Pusat dan
Daerah, dan di lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan /atau jasa,
baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. Dalam UU No. 25 tahun 2009
tentang Pelayanan Publik, Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
Peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas
barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara Pelayanan Publik.
Barang/jasa publik adalah barang/jasa yang memiliki rivalry (rivalitas) dan
excludability (ekskludabilitas) yang rendah. Barang/jasa publik yang murni yang
memiliki ciri-ciri: tidak dapat diproduksi oleh sektor swasta karena adanya free
rider problem, non-rivalry, dan non-excludable, serta cara mengkonsumsinya
dapat dilakukan secara kolektif. Perkembangan paradigma pelayanan: Old
Public Administration (OPA), New Public Management (NPM) dan seterusnya
menjadi New Public Service (NPS). Sembilan prinsip pelayanan publik yang
baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah: partisipatif, transparan,
responsif, non diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien, aksesibel,
akuntabel, dan berkeadilan. Fundamental Pelayanan Publik:
a. Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai amanat konstitusi
b. Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak warga negara
c. Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai hal-hal
strategis untuk memajukan bangsa di masa yang akan datang
d. Pelayan publik tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan warga
Negara tetapi juga untuk protek

22
BAB III
RENCANA KEGIATAN AKTUALISASI

3.1 Unit Kerja


Puskesmas Tiworo Selatan Kec. Tiworo selatan kab. Muna Barat

3.2 Isu yang diangkat


Peningkatan Pengetahuan siswa tentang kesehatan gigi dan mulut di SD 3 Tiworo Selatan
kabupaten Muna Barat

3.3 Gagasan pemecahan isu


Peningkatan pengetahuan siswa tentang kesehatan gigi dan mulut di SD 3 tiworo
selatan melakukan tahapan sebagai berikut :
1. Melakukan konsultasi kepada pimpinan selaku mentor dan menggalang dukungan
rekan sejawat
2. Membuat leaflet
3. Melakukan melakukan koordinasi atau kerjasama dengan pihak sekolah
4. Melakukan sosialisasi kegiatan dengan para murid
5. Melakukan penyuluhan / simulasi sikat gigi massal
6. Melakukan pendampingan dan evaluasi

a. Tujuan gagasan pemecahan isu

Adapun tujuan peningkatan pengetahuan siswa tentang kesehatan gigi dan mulut
ini adalah agar terwujudnya derajat kesehatan gigi dan mulut yang optimal pada anak
sekolah.

23
b. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi

Bulan
Oktober November
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7
Melakukan konsultasi 8
1
kepada pimpinan
selaku mentor dan
menggalanag
dukungan rekan
sejawat

Membuat leaflet
2

3 Melakukan sosialisasi

4 Melakukan penyuluhan

5 Melakukan evaluasi
dan pelaporan

24
3.6 Deskripsi/Penjelasan Kegiatan

Rancangan kegiatan aktualisasi di SD 3 Tiworo Selatan

1. Melakukan Konsultasi kepada pimpinan selaku mentor dan menggalang dukungan rekan sejawat

Konstribusi Terhadap Kontribusi


Keterkaitan Substansi Mata
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil Visi dan Misi Terhadap Nilai-
Pelatihan
Organisasi Nilai Organisasi

1. Melakukan 1. Melakukan konsultasi 1. Terlaksananya Akuntabilitas: Nilai akuntabilitas


Dengan melakukan Kegiatan ini
konsultasi kepada dengan pimpinan konsultasi, dimana seorang pemimpin konsultasi kepada berkaitan dengan
pimpinan selaku dokumentasi bertugas memberi arahan dan pimpinan, hal ini dapat Nilai Profesional
mentor dan kegiatan bimbingan. dan seorang staf harus
menjawab salah satu yaitu
menggalang meminta arahan kepada kepala misi organisasi yaitu melaksanakan
dukungan rekan instansi terkait. Memberikan pelayanan pekerjaan sesuai
sejawat kesehatan yang prima standar dan
Nasionalisme: Bersifat dan bermutu meningkatkan
demokratis, dimana kita bebas pengetahuan dan
mengutarakan pendapat. keterampilan
secara dinamis.
Etika Publik: Berperilaku sopan
dan santun saat menghadap ke
pimpinan serta mendengarkan
secara seksama tentang bimbingan
dan arahan yang disampaikan
pimpinan.

Komitmen Mutu: Efektif dalam


melakukan koordinasi dengan
pimpinan.
Anti korupsi : pada saat

25
melakukan konsultasi dengan
pimpinan, saya akan bertanggung
jawab melaksanakan kegiatan
aktualisasi sesuai dengan yang
disampaikan.
2. Meminta persetujuan 2. Surat Akuntabilitas : pada saat
dari pimpinan untuk persetujuan meminta persetujuan dari
melakukan kegiatan dari pimpinan, saya akan bertanggung
yang akan dilakukan. pimpinan,
jawab melaksanakan kegiatan
Dokumentasi
sesuai dengan arahan dari kepala
/Foto kegiatan
puskesmas.

Nasionalisme : pada saat


meminta persetujuan dari
pimpinan, saya akan menerapkan
sikap semangat kekeluargaan.

Etika Publik : pada saat meminta


persetujuan dari pimpinan, saya
akan bersikap sopan dan santun.

Komitmen Mutu : pada saat


meminta persetujuan dari
pimpinan, saya akan
mengefisienkan waktu.

Anti Korupsi : pada saat


meminnta persetujuan dari
pimpinan, saya melakukannya
sendiri (mandiri) dengan tidak

26
menggunakan fasilitas kantor.

3. Menggalang 3. Mendapatkan Akuntabilitas: pada saat


dukungan rekan dukungan menggalang dukungan rekan
sejawat untuk dari rekan sejawat, saya akan
melakukan kegiatan sejawat menyampaikan tujuan (kejelasan)
dari kegiatan aktualisasi yang
akan saya lakukan.

Nasionalisme: pada saat


menggalang dukungan rekan
sejawat, saya akan menghargai
masukan dan saran dari rekan
sejawat.

Etika Publik: pada saat


menggalang dukungan rekan
sejawat, saya akan bersikap sopan
dan santun.

Komitmen Mutu: pada saat


menggalang dukungan rekan
sejawat, saya akan
mengefisienkan waktu.

Anti korupsi: pada saat


menggalang dukungan rekan
sejawat, saya akan bersikap
berani mengemukakan tujuan dari

27
aktualisasi yang akan saya
lakukan.

2. Membuat leaflet

Konstribusi Terhadap Kontribusi


Keterkaitan Substansi Mata
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil Visi dan Misi Terhadap Nilai-
Pelatihan
Organisasi Nilai Organisasi
2. Membuat leaflet 1. Menyiapkan alat dan 2. Tersedianya Akuntabilitas: Dengan membagikan Kegiatan ini
bahan materi alat dan bahan bertanggungjawab atas kebenaran leaflet, hal ini dapat berkaitan dengan
materi materi yang dicantumkan dalam menjawab salah satu Nilai:
leaflet. misi organisasi yaitu 1. Cerdas yaitu
Mendorong cerdas dalam
Nasionalisme: menyusun materi kemandirian menyusun dan
dengan baik sehingga mudah masyarakat untuk hidup membuat
dipahami (bijaksana) sehat leaflet.
2. Adil yaitu adil
Etika Publik: Bersikap sopan dalam
dan santun saat membagikan membagikan
leaflet. leaflet, tidak
membeda-
Komitmen Mutu: Berinovasi bedakan status
dengan membuat leaflet yang social.
mudah dan jelas untuk dipahami 3. Ikhlas yaitu
ikhlas dalam
Anti korupsi: saya akan membagikan
mempersiapkan alat dan bahan leaflet.
materi secara mandiri
2. Mendesain leaflet 2. Desain leaflet Akuntabilitas: pada saat
selesai menyusun dan mendesain leaflet

28
saya akan bertanggung jawab

Nasionalisme: pada saat


mendesain leaflet, saya akan
menggunakan bahasa indonesia
yang baik dan benar

Etika publik: saya akan


mengamati dengan cermat leaflet
yang saya susun

Komitmen mutu: merancang


desain leaflet yang informatif
namun juga menarik (inovatif dan
efisien)

Anti korupsi: memuat materi


yang jelas, lengkap namun tersaji
dengan singkat (kesederhanaan)
3. Mencetak leaflet 3. Leaflet selesai Akuntabilitas: bertanggung
jawab menyelesaikan tugas
Hasil dengan baik (tanggung jawab)
Leaflet tersedia
Nasionalisme : leaflet tersusun
dengan baik sehingga mudah
dipahami

Etika Publik: saya akan


mengamati dengan cermat leaflet
yang telah selesai dicetak
Komitmen mutu: leaflet dapat
digunakan untuk alat bantu media

29
informasi dalam penyuluhan
(efektifitas dan efisiensi)
Anti korupsi: saya akan
mencetak leaflet secara mandiri
tanpa menggunakan fasilitas
kantor

3. Melakukan sosialisasi

Konstribusi Terhadap Kontribusi


Keterkaitan Substansi Mata
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil Visi dan Misi Terhadap Nilai-
Pelatihan
Organisasi Nilai Organisas

3. Melakukan 1. Menyiapkan bahan a. Tersedianya Akuntabilitas: dalam melaksanakan Dengan melakukan Kegiatan in
sosialisasi sosialisasi bahan suatu kegiatan, diperlukan konseling kepada berkaitan denga
tentang sosialisasi perencanaan yang strategis dan pasien, hal ini dapat Nilai:
kesehatan gigi menentukan target atau hasil yang menjawab salah satu 1. Cerdas yait
dan mulut ingin dicapai secara transparan dan misi organisasi yaitu cemat dalam
dapat dipertanggungjawabkan. Memberikan pelayanan menggunakan
kesehatan yang kalimat yan
Nasionalisme: menyusun materi menyeluruh baik sederhana da
dengan baik sehingga mudah preventif, promotif, mudah
dipahami (bijaksana). maupun kuratif melalui dipahami ole
kolaborasi yang efektif pasien.
Etika Publik: Bersikap sopan dan antara upaya kesehatan 2. Adil yaitu ad
santun saat melakukan sosialisasi masyarakat (UKM) dan dalam
dengan masyarakat. upaya kesehatan memberikan

30
perorangan (UKP) konseling
Komitmen Mutu: Memberikan terhadap
sosialisasi kepada pasien secara pasien, tida
efektif. membeda-
bedakan statu
Anti Korupsi: menyiapkan sosial.
perencanaan yang lengkap 3. Aman yait
(kejujuran). memberikan
rasa ama
kepada pasien
2. Meminta persetujuan 2. Adanya Akuntabilitas: kepercayaan untuk
dan dukungan persetujuan melakukan kegiatan (kepercayaan)
yang
dibuktikannya Nasionalisme: pada saat meminta
dengan adanya persetujuan dari pimpinan, saya akan
lembar menerapkan sikap semangat
persetujuan kekeluargaan
kegiatan Etika Publik: melaksanakan aturan
administrasi sebelum melakukan
kegiatan

Komitmen Mutu: pada saat


meminta persetujuan dari pimpinan,
saya akan mengefisienkan waktu

Anti Korupsi: pada saat meminta


persetujuan dari pimpinan, saya
melakukan sendiri(mandiri) dengan
tidak menggunakan fasilitas kantor

31
3. Sosialisasi dan 3. Terlaksannya Akuntabilitas: Bertanggungjawab
meminta sosialisasi untuk memberikan informasi yang
pendapat/arahan jelas dan sesuai dengan prosedur
dengan pimpinan dan kepada masyarakat
teman sejawat
Nasionalisme: penghormatan kepada
pimpinan sebagai pemangku
kebijakann di unit kerja (hormat-
menghormati)

Etika Publik: penyampaian yang


baik dan mampu menerima masukan
dari pimpinan dan teman sejawat
(terbuka, sopan dan ramah)

Komitmen Mutu: meminta pendapat


baik dari pimpinan maupaun teman
sejawat dalam menyusun kegiatan
aktualisasi yang lebih baik (perbaikan
berkelanjutan)

Anti Korupsi: dalam melakukan


sosialisasi, menerapkan sikap jujur
dan tanggung jawab.

32
4. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat

Konstribusi Terhadap Kontribusi


Keterkaitan Substansi Mata
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil Visi dan Misi Terhadap Nilai-
Pelatihan
Organisasi Nilai Organisasi

4. Melakukan 1. Menyiapkan SAP dan 1. Tersedianya Akuntabilitas: dalam Dengan melakukan Kegiatan ini
penyuluhan kuesioner SAP dan menyiapkan SAP dan kuesioner, penyuluhan kepada berkaitan dengan
kuesioner saya akan bertanggung jawab pasien, hal ini dapat Nilai:
Dokumentasi/ menjawab salah satu 1. Aktual yaitu
Foto kegiatan Nasionalisme: saya akan bekerja misi organisasi yaitu memberikan
keras saat mempersiapkan SAP Memberikan pelayanan informasi yang
dan Kuesioner kesehatan yang prima pasti kepada
dan bermutu pasien.
Etika publik: menyusun 2. Cerdas yaitu
perencanaan waktu, metode, cerdas dalam
media, dan materi penyuluhan menggunakan
(cermat) kalimat yang
mudah dipahami
Komitmen mutu: membuat oleh pasien.
kuesioner yang sesuai dengan
tingkatan pendidikan peserta dan

33
mudah dipahami
(efektif)

Anti korupsi: saya akan


mempersiapkan SAP dan
kuesioener secara mandiri
2. Melakukan pre- 2. Hasil Akuntabilitas: Bertanggung
test pengetahuan jawab untuk memberikan
awal yang informasi yang jelas dan sesuai
dibuktikan dengan prosedur kepada pasien.
dengan
adanya daftar Nasionalisme: pada saat
nilai memberikan kuesioner, saya akan
membangun semangat
kekeluargaan dan gotong royong

Etika publik: tidak


mempublikasikan data responden
(menjaga informasi yang bersifat
rahasia)

Komitmen mutu: sebagai


penilaian awal akan pegetahuan
masyarakat (efektifitas)

Anti korupsi: menyusun soal


yang sesuai dengan tingkat
pendidikan (adil)

34
3. Melakukan 3. Penyuluhan Akuntabilitas: pemberian
penyuluhan terlaksana edukasi kepada masyarakat
yang dengan memberikan informasi
dibuktikannya yang benar (integritas)
dengan
dokumentasi Nasionalisme: penyampaian
dan daftar materi dengan tidak menghakimi,
hadir santun dan untuk kepentingan
umum (tidak diskriminatif, santun
dan bijaksana)

Etika publik: memberikan


informasi secara benar da tetap
menghormati kepercayaan orang
lain (jujur dan bersikap hormat)

Komitmen mutu: melakukan


penyuluhan dengan bantuan
leaflet guna meningkatkan
efisiensi penyampaian materi
(efektifitas, efisiensi dan inovasi)

Anti korupsi: memberikan


penyuluhan kepada masyarakat
tanpa memandang perbedaan latar
belakang (Adil)

35
4. Melakukan post- 4. Evaluasi Akuntabilitas: Bertanggung
test akhir jawab untuk memberikan
pengetahuan informasi yang jelas dan sesuai
dengan prosedur kepada pasien.
masyarakat
yang Nasionalisme: pada saat
dibuktikan memberikan kuesioner, saya akan
dengan hasil membangun semangat
post-test kekeluargaan dan gotong royong

Etika publik: tidak


mempublikasikan data responden
(menjaga informasi yang bersifat
rahasia)

Komitmen mutu: sebagai


penilaian akhir akan pengetahuan
masyarakat (Efektifitas)

Anti korupsi: menyusun soal


yang sesuai dengan tingkat
pendidikan (Adil)

5. Membagikan 5. Leaflet telah Akuntabilitas: dilaksanakan


dengan ketelitian dan penuh
leaflet dibagikan
tanggung jawab

Nasionalisme: pada saat


membagikan leaflet menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan

36
benar
Etika publik: pada saat
membagikan leaflet bersikap
ramah, sopan dan santun kepada
masyarakat.

Komitmen mutu: pada saat


membagikan leaflet, saya akan
membangun semangat
kekeluargaan dan gotong royong

Anti korupsi: membagikan


leaflet secara mandiri

5. Evaluasi dan pelaporan

Konstribusi Terhadap Kontribusi


Keterkaitan Substansi Mata
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil Visi dan Misi Terhadap Nilai-
Pelatihan
Organisasi Nilai O5.rganisasi
6. Melakukan 1. Menganalisi hasil pre- 1. Perbandinnga Akuntabilitas: Bertanggung Dengan melakukan Kegiatan ini
Evaluasi dan test dan post-test n hasil pre- jawab dalam menyusun hasil pelaporan, hal ini dapat berkaitan dengan
pelaporan test dan post- pelaksanaan kegiatan. menjawab salah satu Nilai Profesional
test misi organisasi yaitu yaitu
Nasionalisme: Bekerja keras Memberikan pelayanan melaksanakan
dalam melaksanakan laporan hasil kesehatan yang prima pekerjaan sesuai
pelaksanaan kegiatan. dan bermutu standar dan
meningkatkan
Etika publik: memeriksa dengan pengetahuan dan
baik dan tidak mengekspos data keterampilan

37
responden (cermat dan menjaga secara dinamis.
rahasia)

Komitmen mutu: sebagai alat


untuk menguji seberapa efektif
dan efisien penyuluhan telah
dilakukan (efektifitas dan
efisiensi)

Anti korupsi: melakukan


penilaian kuesioner secara jujur
dan adil

2. Menyusun 2. Laporan hasil Akuntabilitas: menyusun laporan


laporan hasil kegiatan secara sistematis, jelas dan jujur
kegiatan tersedia (integritas)

Nasionalisme: penggunaan
bahasa yang baik dan benar sesuai
dengan keadaan/hasil sebenarnya
(jujur dan amanah)

Etika Publik: Bersikap sopan dan


santun saat melaporkan hasil
kegiatan kepada mentor dan
coach.

Komitmen mutu: sebagai bukti


kegiatan telah dilaksanakan
(responsive)

38
Anti Korupsi: Jujur dalam
menyajikan data dan juga ketika
menyusun laporan.
3. Melaporkan 3. Laporan telah Akuntabilitas: memberikan
kepada pimpinan diterima laporan secara keseluruhan
(transparan)

Nasionalisme: Bekerja keras


dalam melaksanakan laporan hasil
pelaksanaan kegiatan.

Etika Publik: Bersikap sopan dan


santun saat melaporkan hasil
kegiatan kepada mentor.

Komitmen Mutu: Melakukan


pelaporan hasil kegiatan secara
efektif.

Anti korupsi: salah satu


kewajiban ketika selesai
melakukan kegiatan (tanggung
jawab dan disiplin)

39
3.7 Alternatif solusi dalam menghadapi perkiraan masalah

Dalam hal melaksanakan di tempat kerja kemungkinan ada hal-hal yang menjadi
kendala bagi peserta. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka diperlukan
strategi untuk menghadapi kendala tersebut agar tidak menimbulkan
ketidakefisienan waktu pelaksanaan yang terbatas. Alternatif dan solusi
mennghadapi masalah tersebut dituangkan dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.3 Alternatif solusi dalam menghadapi perkiraan masalah

No Kegiatan Perkiraan Masalah Alternatif Solusi


Melakukan Adanya keterbatasan waktu mengatur jadwal pertemuan
konsultasi kepada dalam melakukan konsultasi dengan mentor dan rekan
pimpinan selaku kepada mentor dan rekan sejawat sebelum melakukan
1 mentor dan sejawat dikarenakann konsultasi menanyakan dengan
menggalang kesibukannya. santun, kapan ada waktu luang
dukungan rekan untuk dilakukannya konsultasi
sejawat
Melakukan belum mengerti atau memahami mengevaluasi atau memberikan
2 sosialisasi tentang kegiatan yang akan kesempatan untuk bertanya tentang
dilakukan apa yang tidak dipahami

Melakukan Siswa belum memahami mengevaluasi atau


3 penyuluhan tentang kesehatan gigi dan memberikan kesempatan
mulut kepada siswa untuk bertanya
tentang apa yang tidak
dipahami

mencari dan mengumpulkan


Membuat leaflet Adanya kendala dalam materi-materi yang ada kaitannya
4 dengan edukasi yang akan
pembuatan leaflet
dilaksanakan

5. Evaluasi dan adanya keterbatasan waktu Mengatur jadwal dalam


pelaporan dalam penyusunan laporan penyusunan laporan kegiatan
kegiatan

40

Anda mungkin juga menyukai