Anda di halaman 1dari 46

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
mengamanatkan Instansi Pemerintah Untuk wajib memberikan
Pendidikan dan Pelatihan terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil
(CPNS) selama satu (satu) tahun masa percobaan. Tujuan dari
Pelatihan terintegrasi ini adalah untuk membangun integritas moral,
kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan,
karakter kepribadian yang unggul dan bertanggungjawab, dan
memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.
Selain itu secara implisit juga menghendaki bahwa ASN yang
umum di sebut sebagai birokrat bukan sekadar merujuk kepada jenis
pekerjaan tetapi merujuk kepada sebuah profesi pelayanan publik
.maka dari itu sebagai ASN perlu membuat rancangan aktualisasi
khususnya di pelayanan bidang kesehatan yang di laksanakan di
instansi puskemas. Nilai-nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu, dan Anti korupsi (ANEKA) merupakan nilai-
nilai dasar profesi PNS yang perlu diterapkan dan dimaknai dalam
setiap kegiatan yang dilakukan PNS sesuai dengan Tugas Pokok dan
Fungsi (Tupoksi) nya. Oleh karena itu dalam Diklat Pelatihan Dasar
yang wajib diikuti setiap CPNS diberikan materi yang berkaitan
dengan ANEKA untuk selanjutnya dilakukan dan dimaknai dalam
kegiatan aktualisasi yang dilakukan pada tahap kedua di instansi
masing-masing. Diharapkan setelah selesai rangkaian Diklat Pelatihan
Dasar, setiap PNS dapat melaksanakan tugas dengan dilandasi nilai-
nilai ANEKA.
Di zaman sekarang masyarakat sangat kritis terhadap mutu
pelayanan kesehatan yang berkualitas. Semakin pengetahuan dan
teknologi terus berkembang tuntutan masyarakat terhadap mutu

1
pelayanan kesehatan akan semakin meningkat, baik yang bersifat
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative. Ini menunjukkan
pandangan masyarakat terhadap pentingnya kesehatan umum
termasuk kesehatan gigi yang mana tersebut berdampak pada
tercapainya derajat kesehatan yang optimal maka dari itu perlu
pelayanan kesehatan gigi yang tepat, cepat dan akurat di puskesmas.
Melalui upaya promotif, preventif maka penyakit pulpa dapat
dicegah. Dengan mengoptimalkan penyuluhan sebagai tindakan
promosi untuk mencegah adanya pertumbuhan karies sebagai faktor
utama penyakit pulpa maka diharapkan akan menurunkan angka
kejadian penyakit pulpa di wilayah kerja Puskesmas Kampus.
Dengan menerapkan nilai-nilai dasar profesi ASN maka akan
mewujudkan pelayanan yang prima, masyarakat akan puas terhadap
pelayanan kita. ASN adalah pelayan publik maka seharusnya kita
harus mampu memberikan yang terbaik untuk masyrakat.

B. Tujuan dan Manfaat


B.1 Tujuan
Tujuan disusunnya rancangan aktualisasi ini adalah sebagai
berikut :
1. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Latihan Dasar ASN
2019 Kota Palembang
2. Untuk mengidentifikasikan dan menerapkan Nilai-nilai Dasar
Profesi ASN, Peran dan Kedudukan ASN dalam NKRI dalam
aktualisasi (Habituasi).
3. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya
menjaga kesehatan gigi sebagai upaya pencegahan penyakit pulpa

B.2 Manfaat
Manfaat disusunnya rancangan aktualisasi ini adalah sebagai
berikut :
1. Sebagai pedoman dalam mendeteksi isu strategis dan mampu
untuk mencari solusi dan inovasi bagi ASN di lingkungan kerjanya.

2
2. Sebagai pedoman dan tolak ukur kemampuan dalam menyerap
nilai-nilai dasar ANEKA, peran, dan kedudukan ASN (Manajemen
ASN, Whole Of Goverment, Pelayanan Publik) di tempat kerja
3. Sebagai pedoman bagi ASN dalam memberikan pelayanan prima
sehingga memberikan dampak perubahan pola perilaku
masyarakat dalam menjaga

C. Ruang Lingkup
Aktualisasi peran dan kedudukan Aparatur Sipil Negara (ASN)
dalam NKRI sebagai unsur dalam melakukan pelayanan yang prima di
Puskesmas Kampus. Ruang lingkup rancangan aktualisasi meliputi
poli gigi Puskesmas kampus dan kegiatan lintas sektor dengan
menerapkan nilai-nilai dasar profesi yaitu akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi.

BAB II

RANCANGAN AKTUALISASI

A. Deskripsi Organisasi
1. Profil Organisasi

3
Gambar 1. Tampak depan Puskesmas Kampus

Puskesmas Kampus berdiri sejak tahun 1978 dengan nama


Puskesmas Kampus, dimana bangunannya berada diatas tanah hibah
dari Pemerintah Propinsi Sumatera Selatan dengan luas tanah 1560 m 2
dengan wilayah kerja Kecamatan Ilir Barat I. Pada waktu pertama
berdiri Puskesmas Kampus memberikan pelayanan/pengobatan umum,
pengobatan gigi dan KIA.
Puskesmas Kampus terletak di Jalan Golf Blok G-5 Rt. 31
Kampus Palembang. Masyarakat yang ingin berobat dapat
menjangkaunya dengan berjalan kaki maupun menggunakan
kendaraan bermotor.Puskesmas Kampus tidak dilewati kendaraan
umum. Puskesmas Kampus mendapatkan sertifikat iso 9001: 2008 dari
NQA pada tahun 2016 dan terakreditasi Utama pada tahun 2017.

Letak dan Batas Wilayah kerja Puskesmas Kampus. Terletak di


Kecamatan Ilir barat I Kelurahan Lorok Pakjo dengan luas wilayah 227
Ha.

Batas wilayah kerja Puskesmas Kampus ;

4
 Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan demang Lebar
Daun
 Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Bukit Lama
 Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Demang Lebar
daun
 Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan 26 Ilir DI
Wilayah kerja Puskesmas Kampus meliputi Kelurahan yaitu Kelurahan
Lorok Pakjo dengan luas wilayah kerjanya ± 227 Ha. Terbagi lagi menjadi
15 RW dan 62 RT. Pada Tahun 2017 jumlah penduduk wilayah kerja
Puskesmas Kampus 30.652 jiwa.

Struktur organisasi Puskesmas Kampus dapat dilihat pada gambar 2


berikut:

2. Visi, Misi dan Nilai Organisasi

5
1. Visi
Visi Puskesmas Kampus adalah mewujudkan Kelurahan Lorok
Pakjo sehat optimal dengan bertumpu pada pelayanan prima dan
pemberdayaan masyarakat.
2. Misi
Misi Puskesmas Kampus adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan profesionalitas pr ovider
2. Meningkatkan sarana dan prasarana
3. Memelihara dan meningkatkan upaya pelayanan kesehatan lainnya
4. Meningkatkan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat
5. Menurunkan resiko kesakitan dan kematian

B. Deskripsi Isu/ Situasi Problematik


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ISU adalah masalah yg
dikedepankan untuk ditanggapi; kabar yang tidak jelas asal usulnya dan
tidak terjamin kebenarannya; kabar angin; desas desus. Terdapat 3
(tiga) faktor yang mempengaruhi dan perlu mendapatkan perhatian
dalam menetapkan isu yang akan diangkat, yaitu kemampuan
melakukan:
1. Enviromental Scanning, yaitu peduli terhadap masalah dalam
organisasi dan mampu memetakan hubungan kausalitas.
2. Problem Solving, mampu mengembangkan dan memilih alternatif,
dan mampu memetakan aktor terkait dan perannya masing-masing.
3. Analysis, mampu berpikir konseptual (mengkaitkan dengan
substansi Mata Pelatihan), mampu mengidentifikasi
implikasi/dampak/manfaat dari sebuah pilihan
kebijakan/program/kegiatan/ tahapan kegiatan.

Berdasarkan pengamatan di lapangan, terdapat beberapa masalah


yang ditemukan di poli gigi Puskesmas Kampus Palembang, yaitu
sebagai berikut :
1. Tingginya angka kejadian penyakit pulpa pada pasien poli gigi di
Puskesmas Kampus
2. Kurangnya pemanfaatan ruang tunggu dalam penyuluhan
kesehatan gigi dan mulut

6
3. Masih terdapat inform concent yang tidak dilengkapi sebelum
tindakan pencabutan dengan infiltrasi atau anastesi blok pada gigi
pasien
4. Masih banyaknya angka kejadian gangguan perkembangan dan
erupsi gigi pada anak
5. Tidak lengkapnya pengisian SOAP pada rekam medis di poli gigi
Isu-isu tersebut akan dideskripsikan sebagai berikut :
No. Identifikasi Isu/ kondisi Kondisi Ideal Keterkaitan Identifikasi akar
sekarang dengan permasalahan
Materi
1. Tingginya angka kejadian Pasien Pelayanan Kurangnya
publik
penyakit pulpa pada mampu penyuluhan
pasien poli gigi di mendeteksi terhadap
Puskesmas Kampus karies dini deteksi dan
sebelum pencegahan
terjadi karies sedini
penyakit mungkin
pulpa
2. Kurangnya pemanfaatan Ruang Pelayanan Jam dan beban
publik
ruang tunggu dalam tunggu dapat kerja petugas
penyuluhan kesehatan dimanfaatkan yang padat
gigi dan mulut untuk
penyuluhan
3. Masih terdapat inform Form inform Manajemen Petugas lalai
ASN
concent yang tidak concent diisi dan lupa
dilengkapi sebelum setiap
tindakan pencabutan sebelum
dengan infiltrasi atau tindakan
anastesi blok pada gigi pencabutan
pasien dilakukan
dengan
infiltrasi atau
anasthesi

7
blok

4. Masih banyaknya angka Gigi anak Pelayanan Kurangnya


publik
kejadian gangguan dicabut pengetahuan
perkembangan dan sesuai usia orang tua
erupsi gigi pada anak erupsi terhadap
periode gigi
campuran anak

5. Tidak lengkapnya SOAP pada Manajemen Petugas lalai


ASN
pengisian SOAP pada rekam medis dan
rekam medis di poli gigi di isi dengan mengabaikan
lengkap pengisian
SOAP lengkap
pada rekam
medis

Tabel 1. Deskripsi Isu

c. Analisis Isu
Analisis isu dilakukan untuk menetapkan kriteria isu dan kualitas
isu. Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan kualitas isu tertinggi.
Disamping itu tidak semua isu bisa dikategorikan menjadi isu actual,
oleh karena itu perlu dilakukan analisis kriteria isu, alat analisis kriteria

8
isu dengan menggunakan alat analisis AKPK (Aktual, Kekhalayakan,
Problematika, Kelayakan), sedangkan menentukan kualitas isu
dengan menggunakan alat analisis USG (Urgency, Seriousness,
Growth).
Alat analisa dengan menggunakan AKPK (kriteria isu)
1. Aktual : Benar-benar terjadi, sedang hangat dibicarakan di
masyarakat.
2. Kekhalayakan: Isu menyangkut hajat hidup orang banyak
3. Problematik: Isu memiliki dimensi masalah yang kompleks sehingga
perlu dicarikan solusinya sesegera mungkin.
4. Kelayakan: masuk akal, realisitis, relevan untuk dimunculkan inisiatif
pemecahan masalahnya.
Pembobotan dan analisis AKPK :
Bobot Keterangan
5 Sangat kuat pengaruhnya
4 Kuat pengaruhnya
3 Sedang pengaruhnya
2 Kurang pengaruhnya
1 Sangat kurang pengaruhnya
Tabel 2. Bobot Penetapan Kriteria Kualitas ISU AKPK

Analisis Kriteria Isu dengan Alat Analisis AKPK


No. Isu A(1-5) K(1-5) P(1-5) K(1-5) Jumlah Peringkat
1. Tingginya 5 4 4 4 17 1
angka
kejadian
penyakit pulpa
pada pasien
poli gigi di

9
Puskesmas
Kampus

2. Kurangnya 4 3 3 3 13 4
pemanfaatan
ruang tunggu
dalam
penyuluhan
kesehatan gigi
dan mulut
3. Masih terdapat 4 3 3 4 14 3
inform concent
yang tidak
dilengkapi
sebelum
tindakan
pencabutan
dengan
infiltrasi atau
anastesi blok
pada gigi
pasien
4. Masih 4 4 3 4 15 2
banyaknya
angka
kejadian
gangguan
perkembanga
n dan erupsi
gigi pada anak

10
5. Tidak 3 3 3 3 12 5
lengkapnya
pengisian
SOAP pada
rekam medis
di poli gigi

Tabel 3. Tabel Analisis Isu Menggunakan AKPK

Analisis Kriteria Isu dengan alat analisis AKPK tersebut kemudian diambil
tiga nilai tertinggi yaitu:
1. Tingginya angka kejadian penyakit pulpa pada pasien poli di
Puskesmas Kampus
2. Masih banyaknya angka kejadian gangguan perkembangan dan
erupsi gigi pada anak
3. Masih terdapat inform concent yang tidak dilengkapi sebelum
tindakan

Dari ketiga kriteria isu yang mendapat ranking tiga besar tersebut
kemudian dilakukan analisis lanjutan yaitu analisis kualitas isu dengan alat
analisis USG (Urgency, Seriousness, Grow

Alat analisa menggunakan USG (kualitas isu).


1. Urgency: seberapa mendesak isu itu harus dibahas, dianalisis dan
ditindaklanjuti.
2. Seriousness: seberapas serius isu itu harus dibahas dikaitkan
dengan akibat yang ditimbulkan.
3. Growth: seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut
jika tidak ditangani sebagaimana mestinya.

11
Penilaian secara USG dilakukan dengan menggunakan nilai dengan
rentang nilai 1 sampai dengan 5. Semakin tinggi nilai menunjukkan bahwa
isu tersebut sangat urgen dan sangat serius untuk segera ditangani
NO Kriteria JML PERINGKAT
Masalah U S G
(1-5) (1-5) (1-5)
1. Tingginya angka kejadian 3 4 4 11 I
penyakit pulpa pada pasien di
Puskesmas Kampus

2. Masih banyaknya angka 3 4 3 10 II


kejadian gangguan
perkembangan dan erupsi
gigi pada anak
3. Masih terdapat inform 2 3 3 8 III
concent yang tidak dilengkapi
sebelum tindakan
Tabel 4. Tabel Analisis Isu menggunakan USG

Berdasarkan penentuan kualitas Isu dengan alat analisis USG


maka tergambar ranking tertinggi yang merupakan isu final yang perlu
dicarikan pemecahan masalahnya yaitu Tingginya angka kejadian
penyakit pulpa pada pasien di Puskesmas Kampus.
D. Argumentasi Terhadap Core Issue Terpilih
Setelah dilakukan analisis kriteria isu dengan alat analisis AKPK
dan kemudian dilkaukan analisis lanjutan yaitu analisis kualitas isu
dengan alat analisis USG (Urgency, Seriousness, Growth), ditemukan
core issue terpilih yaitu Tingginya angka kejadian penyakit pulpa
pada pasien poli gigi di Puskesmas Kampus.
Berdasarkan data sepuluh penyakit terbesar di Puskesmas
Kampus, pada tahun 2017 penyakit pulpa menunjukkan angka
kejadian nomor 5 yaitu sebanyak 542 kasus.
Penyakit pulpa merupakan dampak lanjut dari karies gigi, jadi pada
dasarnya penyebab utamanya adalah kurangnya kesadaran pasien

12
terhadap pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut. Untuk
mengatasi tingginya angka kejadian penyakit pulpa maka yang
pertama harus dilakukan adalah kegiatan promotif yaitu juga sangat
berperan seperti sikat gigi yang baik benar, pemakaian pasta gigi
berfluor, dan topikal aplikasi fluor, kita tahu bahwa pencegahan lebih
baik daripada mengobati. Namun jika sudah terlanjur terjadi maka
pilihan pengobatanpun akan semakin sedikit, penyakit pulpa hanya
dapat diatasi dengan perawatan saluran akar (endodontic treatment)
untuk tetap mempertahankan bentuk dan fungsi gigi. Jika tidak
memungkinkan maka yang terakhir adalah tindakan pencabutan gigi,
namun tidak sampai disini saja dengan pencabutan maka dampaknya
pada fungsi pengunyahan dan estetika akan berkurang yang akan
berpengaruh pada sistem pencernaan makanan juga, sehingga untuk
mengatasinya dibutuhkan gigi tiruan, namun yang kita tahu bahwa gigi
tiruan yang tidak murah harganya bahkan pasien sedikit sekali yang
sadar bahwa gigi tiruan itu penting.
Rancangan ini diharapkan dapat mendukung program dan visi misi
Puskesmas Kampus dan dapat menjadi acuan menginternalisasi nilai-
nilai dasar ASN.

E. Nilai-nilai Dasar Profesi PNS dan Kedudukan serta Peran PNS


dalam NKRI
E.1 Nilai-Nilai Dasar Profesi PNS

Penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS Pelatihan Dasar


berdasarkan Perka LAN No.21 Tahun 2016 bertujuan agar peserta
Pelatihan Dasar mampu menginternalisasi nilai-nilai dasar profesi
ASN yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu,
dan Anti Korupsi (ANEKA).
a. Akuntabilitas
Istilah akuntabilitas berasal dari Bahasa Inggris yaitu
accountability yang berarti keadaan untuk dipertanggungjawabkan,
atau keadaan yang dapat dimintai pertanggungjawaban. Menurut

13
The Oxford Advance Learner’s Dictionary, akuntabilitas adalah
required or expected to give an explanation for one’s action.
Dengan kata lain, dalam akuntabilitas terkandung kewajiban untuk
menyajikan dan melaporkan segala tindak tanduk dan kegiatannya
terutama di bidang administrasi keuangan kepada pihak yang lebih
tinggi/atasannya. Lembaga Administrasi Negara RI. 2000. Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Pengukuran
Kinerja Instansi Pemerintah : Modul Sosialisasi Sistem Akuntabilitas
Kinerja Istitut Pemerintah. Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI.
Adapun nilai-nilai dasar profesi ASN yang terkandung dalam
akuntabilitas antara lain:
a. Tanggung Jawab (responsibilitas)
b. Integritas
c. Keadilan
d. Kejelasan Laporan
e. Konsistensi
f. Kejujuran
g. Netralitas
h. Menghindari praktek kecurangan dan perilaku korup
i. Penggunaan sumber daya milik Negara
j. Penyimpanan dan penggunaan data serta informasi pemerintah
k. Mengatasi konflik kepentingan

b. Nasionalisme
Menurut Anthony Smith, Nasionalisme merupakan suatu
gerakan ideologis untuk mencapai dan mempertahankan otonomi,
kesatuan, dan identitas bagi suatu populasi, yang sejumlah
anggotanya bertekad untuk membentuk suatu bangsa yang aktual
atau bangsa yang potensial. Fisip UI, Makna Nasionalisme, Jurnal
Perpustakaan Universitas Indonesia, dalam situs: http://lib.ui.ac.id

14
Nilai-nilai dasar profesi ASN yang terkandung dalam
nasionalisme antara lain:
a. Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa,
b. Nilai-nilai kemanusiaan dalam masyarakat Indonesia.
c. Nilai persatuan Indonesia.
d. Nilai Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat
e. Nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
f. Kerja keras.
g. Disiplin.
h. Tidak diskriminatif.
i. Cinta tanah air.
j. Rela berkorban

c. Etika Publik
Etika Publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan
keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka
menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.
Nilai-nilai dasar profesi ASN yang terkandung dalam etika
publik sebagaimana yang terkandung dalam pasal 5 ayat (2)
Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara
sebagai berikut:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi negara pancasila.
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
c. Menjalankan tugas secara professional dan tidak berpihak.
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang tidak diskriminatif.
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika publik.
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya pada
publik.

15
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah.
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat akurat berdaya guna berhasil guna dan santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan yang berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi konsultasi dan kerja sama.
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.

d. Komitmen Mutu
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang ASN pasal 5
ayat (2). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan III, Komitmen
Mutu, hal. 104 Nilai-nilai dasar (Pasal 4) dan kode etik (Pasal 5)
layanan publik sebagaimana dituangkan dalam UU Nomor 5 Tahun
2014 tentang ASN, secara keseluruhan mencerminkan perlunya
komitmen mutu dari setiap aparatur dalam memberikan layanan,
apapun bidang layanannya dan kepada siapapun layanan itu
diberikan.50 Dalam arti lain kinerja aparatur dalam memberikan
layanan publik yang bermutu harus berlandaskan prinsip
efektivitas, efisiensi, dan inovasi.
Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam komitmen mutu
adalah sebagai berikut:
a. Tepat waktu
b. Sesuai SOP (Prosedur standar operasional)
c. Akurasi
d. Kerjasama
e. Cepat dan tepat
f. Tanggap

16
g. Evaluasi
h. Cermat
i. Melakukan yang terbaik
j. Profesional
k. Menerima pembaharuan
l. Tidak mempersulit

e. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari Bahasa latin corruptio dan corruptus
yang berarti kerusakan atau kebobrokan. Korupsi atau dikenal juga
dengan kata rasuah, mengandung arti tindakan penjabat publik,
baik politisi maupun pegawai negeri, serta pihak lain yang terlibat
dalam tindakan itu yang secara tidak wajar dan ilegal menyalah
gunakan kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka
untuk mendapatkan keuntungan sepihak.
Dalam menanggulangi upaya tindak pidana korupsi,
pemerintah membentuk peraturan yang menjadi landasan hukum
dalam memberantas korupsi yaitu dengan lahirnya UU No. 20
Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Adapun untuk membantu pemerintah dalam memberantas korupsi,
maka pemerintah membuat UU. No. 30 Tahun 2002 tentang
pembentukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). KPK bersama
dengan para pakar telah melakukan identifikasi nilai-nilai dasar anti
korupsi, dan dihasilkan sebanyak 9 nilai anti korupsi sebagai
berikut: a. jujur,
b. peduli,
c. mandiri,
d. disiplin,
e. tanggung jawab,
f. kerja keras,
g. sederhana,

17
h. berani,
i. adil.

E. 2 Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI


E. 2.1 Manajemen Aparatur Sipil Negara
Manejemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memilikinilai
dasar, etika profesi, beba dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.Manajemen ASN lebih
menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga
diharapkan agar selalu tersedia sumber daya ASN yang
unggul selaras dengan perkembangan jaman.
a. Kedudukan ASN
Kedudukan atau status jabatan PNS dalam sistem
birokrasi selama ini dianggapbelum sempurna untuk
menciptakan birokrasi yang profesional.Untuk dapat
membangun profesionalitas birokrasi, maka konsep yang
dibangun dalam UU ASN tersebut harus jelas.Berikut
beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5 Tahun 2014
tentang ASN.
1) Berdasarkan jenisnya, pegawai ASN terdiri atas Pegawai
Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja (PPPK). PNS merupakan seseorang yang
diangkat sebagai pegawai ASN secara tetap oleh pejabat
pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara
nasional. Sedangkan PPPK adalah seseorang yang
memenuhi syarat tertentu, yang diangkat oleh pejabat
pembina kepegawaian berdasarkan perjanjian.
2) Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan

18
instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan
intervensi semua golongan dan partai politik. ASN berfungsi,
bertugas dan berperan untuk memberikan pelayanan publik
yang profesional da berkualitas.

c. Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukan pegawai ASN, maka
pegawai ASN berfungsi dan bertugas sebagai berikut:
a. Pelaksana kebijakan publik
ASN harus mengutamakan kepentingan publik dan
masyarakat luas dalam menjalankan fungsi dan
tugasnya, serta harus mengutamakan pelayanan yang
berorientasi pada kepentingan publik.
b. Pelayan publik
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga
negaradan penduduk atas barang, jasa dan/atau
pelayanan administratif yang diselenggarakan oleh
penyelenggara pelayanan publik dengan tujuan
kepuasan pelanggan.
c. Perekat dan pemersatu bangsa
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk
mempererat persatuan dan kesatuan NKRI.ASN
senantiasa setia dan taat pada Pancasila, UUD 1945,
negara danpemerintah.ASN senantiasa menjunjung
tinggi martabat ASN serta mengutamakan kepentingan
negara daripada kepentingan diri sendiri, seseorang
dan golongan.

d. Hak dan kewajiban ASN

19
Hak adalah suatu kewenangan yang diberikan oleh
hukum, suatu kepentingan yang dilindungi oleh hukum, baik
pribadi maupun umum. Dapat diartikan bahwa hak adalah
sesuatu yang patut atau layak diterima. Agar melaksanakan
tugas dan tanggungjawabnya dengan baik , dapat
meningkatkan produktivitas, menjamin kesejateraan ASN
dan akuntabel, maka setiap SN diberikan hak. Hak ASN dan
PPPK yang diatur dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN
sebagai berikut:
PNS berhak memperoleh:
a. gaji, tunjangan, dan fasilitas;
b. cuti;
c. jaminan pensiun dan jaminan hari tua;
d. perlindungan; dan
e. pengembangan kompetensi.
PPPK berhak memperoleh:
1) gaji dan tunjangan;
2) cuti;
3) perlindungan; dan
4) pengembangan kompetensi.
Selain hak sebagaimana disebutkan di atas,
berdasarkan pasal 70 UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN
disebutkan bahwa setiap pegawai ASN memiliki hak dan
kesempatan untuk mengembangkan kompetensi.
Berdasarkan Pasal 92 pemerintah juga wajib memberikan
perlindungan berupa:
a. Jaminan kesehatan;
b. Jaminan kecelakaan kerja;
c. Jaminan kematian;
d. Bantuan hukum.
Sedangkan kewajiban adalah suatu beban atau
tanggungan yang bersifat kontraktual. Dengan kata lain

20
kewajiban adalah suatu yang sepatutnya diberikan.Pegawai
ASN berdasarkan UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN wajib:
a. setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan pemerintah yang sah;
b. menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
c. melaksanakan kebijakan;
d. menaati peraturan perundang-undangan;
e. melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian,
kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab;
f. menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap,
perilaku, ucapan dan tindakan;
g. menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat
mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan; dan
h. bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

e. Kode etik dan kode perilaku ASN


Dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN disebutkan
bahwa ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik
dan kode perilaku.Kode etik dan kode perilaku ASN
bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan
ASN.Kode etik dan kode perilaku pegawai ASN
a. jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi;
b. cermat dan disiplin;
c. hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
d. melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
e. melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau
Pejabat yang berwenang;
f. menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien;

21
g. menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya;
h. memberikan informasi secara benar;
i. tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas,
status, kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau
mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk
orang lain;
j. memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga
reputasi dan integritas ASN; dan
k. melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai disiplin Pegawai ASN.

2.2 Whole of Government


a. Pengertian Whole of Government (WoG)
WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif
pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup
koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan pembangunan
kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Oleh
karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency,
yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang
terkait dengan urusan-urusan yang relevan.
b. Penerapan Whole of Government (WoG) dalam pelayanan
terintegrasi
1. Praktek Whole of Government (WoG)
Terdapat beberapa cara pendekatan WoG yang dapat
dilakukan, baik dari sisi penataan institusi formal maupun

22
informal. Cara-cara ini pernah dipraktekkan oleh
beberapanegara, termasuk Indonesia dalam level-level tertentu.
1) Penguatan koordinasi antar lembaga
Penguatan koordinasi dapat dilakukan jika jumlah lembaga-
lembaga yang dikoordinasikan masih terjangkau dan
manageable.Dengan jumlah lembaga yang rasional, maka
koordinasi dapat dilakukan lebih mudah.
2) Membentuk lembaga koordinasi khusus
Pembentukan lembaga terpisah dan permanen yang
bertugas dalam mengkoordinasikan sektor atau kementrian
adalah salah satu cara melakukan WoG.
3) Membangun gugus tugas
Gugus tugas merupakan bentuk pelembagaan koordinasi
yang dilakukan di luar struktur formal, yang tidak permanen.
Pembentukan gugus tugas biasanya agar sumber daya yang
terlibat dalam koordinasi tersebut dicabut sementara dari
lingkungan formalnya untuk berkonsentrasi dalam proses
koordnasi tadi.
4) Koalisi sosial
Koalisi sosial merupakan bentuk informal dari penyatuan
koordinasi antar sektor atau lembaga,tanpa perlu mebentuk
pelembagaan khusus dalam koordinasi.

2. Tantangan dalam praktek Whole of Government (WoG)


Tantangan yang akan dihadapi dalam penerapan
WoG di tataran praktek sebagai berikut:
1) Kapasitas SDM dan institusi
Perbedaan kapasitas bisa menjadi kendala serius ketika
pendekatan WoG, misalnya mendorong terjadinya merger
atau akuisisi kelembagaan, dimana terjadi penggabungan
SDM dengan kualifikasi yang berbeda.

23
2) Nilai dan budaya organisasi
Nilai dan budaya organisasi menjadi kendala ketika terjadi
upaya kolaborasi sama dengan kelembagaan.
3) Kepemimpinan
Kepemimpinan menjadi salah satu kunci penting dalam
pelaksanaan WoG.Kepemimpinan yang dibutuhkan adalah
kepemimpinan yang mampu mengakomodasi perubahan
nilai dan buadaya organisasi serta meramu SDM yang
tersedia guna mencapai tujuan yang diharapkan.

3. PraktekWhole of Government (WoG) dalam pelayanan publik


Praktek WoG dalam pelayanan publik dilakukan
dengan menyatukan seluruh sektor yang terkait dengan
pelayanan publik. Jenis pelayanan publik yang dikenail dapat
didekati oleh pendekatan WoG sebagai berikut:
4. Pelayanan yang bersifat administratif, yaitu pelayanan publik
yang menghasilkan berbagai produk dokumen resmi yang
dibutuhkan warga masyarakat.
5. Pelayanan jasa, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai
bentuk jasa yang dibutuhkan warga masyarakat, seperti
pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, perhubungan dan
lain-lain.
6. Pelayanan barang, yaitu pelayanan yang menghasilkan jenis
barang yang dibutuhkan warga masyarakat, seperti jalan,
jembatan, perumahan, jaringan telepon, listrik, air bersih, dan
lain-lain.
7. Pelayanan regulatif, yaitu pelayanan melalui penegakan
hukuman dan peraturan perundang-undangan.
Adapun berdasarkan pola pelayanan publik, juga
dapat dibedakan dalam lima macam pola pelayanan
sebagai berikut:

24
(1) Pola pelayanan teknis fungsional, yaitu suatu pola
pelayanan publik yang diberikan oleh suatu instansi
pemerintah sesuai dengan bidang tugas, fungsi dan
kewenangannya.
(2) Pola pelayanan satu atap, yaitu pola pelayanan yang
dilakukan secara terpadu pada suatu instansi
pemerintah yang bersangkutan sesuai kewenangan
masing-masing.
(3) Pola pelayanan satu pintu, yaitu pola pelayanan yang
dilakukan secara tunggal oleh suatu unit kerja
pemerintah berdasarkan pelimpahan wewenang dari
unit kerja pemerintah terkait lainnya yang
bersangkutan.
(4) Pola pelayanan terpusat, yaitu pola pelayanan yang
dilakukan oleh suatu instansi pemerintah yang
bertindak selaku koordinator terhadap pelayanan
instansi pemerintah lainnya yang terkait dengan
bidang pelayanan masyarakat yang bersangkutan.
(5) Pola pelayanan elektronik, yaitu pola pelayanan
elektronik yang dilakukan menggunakan teknologi
infromasi dan komunikasi.

b. Pelayanan Publik
b.1 Konsep pelayanan publik
1. Pengertian pelayanan publik
Berkaitan dengan pelayanan, ada dua istilah yang
perlu diketahui, yaitu melayani dan pelayanan.Pengertian
melayani adalah membantu menyiapkan (mengurus) apa
yang diperlukan seseorang". Sedangkan pengertian
pelayanan adalah "usaha rnelayani kebutuhan orang lain"
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1995).

25
Pelayanan merupakan suatu proses. Proses tersebut
menghasilkan suatu produk yang berupa pelayanan,
kemudian diberikan kepada pelanggan. Sebagai contoh
adalah proses pelayanan surat masuk. Proses pelayanan
surat masuk adalah sebagai berikut:
1) surat diterima oleh seorang petugas;
2) surat disortir (dipisah-pisahkan);
3) surat diterima pencatat surat dan kemudian dicatat
dalam buku agenda atau kartu kendali;
4) Surat disampaikan ke pengarah surat;
5) Surat didistribusikan ke unit organisasi sesuai
dengan alamat yang tertulisdalam surat (sering di
sebut dengan istilah "unit pengelola");
6) Surat diterima oleh unit pengolah.

Pelayanan dapat dibedakan menjadi 3 kelompok


(Gonroos, 1990), yaitu :
1) Coreservice adalah pelayananyang ditawarkan kepada
pelanggan,yangmerupakan produk utamanya. Misalnya
untuk pelayanan pembuatan KTP, maka penyediaan KTP
merupakan layanan utamanya.
2) Facilitating service adalah fasilitas pelayanan tambahan
kepadapelanggan,misalnya terkait dengan pelayanan
administrasi kependudukan (KTP, aktekelahiran, dll),
maka pemerintah menyediakan layanan satu atap atau
satupintudengan menggunakan teknologi yang canggih.

b.2 Pelayanan prima


Pelayanan prima merupakan terjemahan dari istilah
"Excellent Service" yang secara harfiah berarti pelayanan
yang sangat baik dan atau pelayanan yang terbaik. Karena
sesuai dengan standar pelayanan yang berlaku atau

26
dimiliki oleh instansi yang memberikan pelayanan. Jadi
pelayanan prima dalam hal ini sesuai dengan harapan
pelanggan
Tujuan pelayanan prima adalah memberikan
pelayanan yang dapat memenuhi dan memuaskan
pelanggan atau masyarakat serta memberikan fokus
pelayanan kepada pelanggan.
Pelayanan prima kepada masyarakat didasarkan
pada tekad bahwa "pelayanan adalah pemberdayaan".
Pelayanan prima yang diberikan kepada masyarakat
padadasarnya tidaklah mencari untung, tetapi memberikan
pelayanan sesuai dengan kebutuhan masyarakat secara
sangat baik atau terbaik. Pelayanan prima juga akan
bermanfaat sebagai acuan untuk pengembangan
penyusunan standar pelayanan.
b.3 Nilai-nilai dasar pelayanan publik
Perhatian pemerintah terhadap perbaikan pelayanan
kepada masyarakat, sebenarnya sudah diatur dalam
beberapa pedoman, antara lain adalah Keputusan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (MENPAN) Nomor
63 Tahun 2003 yang mengemukakan tentang prinsip-prinsip
pelayanan publik sebagai berikut:
1. Kesederhanaan.
2. Kejelasan.
3. Kepastian Waktu.
4. Akurasi
5. Keamanan
6. Tanggung jawab.
7. Kelengkapan Sarana dan prasarana.
8. Kemudahan Akses.
9. Kedisiplinan, Kesopanan dan Keramahan.
10. Kenyamananan

F. Matrik Rancangan

27
Unit Kerja : Poli Gigi Puskesmas Kampus
Palembang
Identifikasi Isu :
1. Tingginya angka kejadian
penyakit pulpa pada pasien
poli gigi di Puskesmas
Kampus
2. Kurangnya pemanfaatan
ruang tunggu dalam
penyuluhan kesehatan gigi
dan mulut
3. Masih terdapat inform
concent yang tidak dilengkapi
sebelum tindakan pencabutan
dengan infiltrasi atau anastesi
blok pada gigi pasien
4. Masih banyaknya angka
kejadian gangguan
perkembangan dan erupsi gigi
pada anak
5. Tidak lengkapnya pengisian
SOAP pada rekam medis di
poli gigi

Isu yang diangkat : Tingginya angka kejadian


penyakit pulpa pada pasien poli
gigi di Puskesmas Kampus
Gagasan pemecahan Isu :
1. Melakukan koordinasi dengan kepala puskesmas dan kepala TU
untuk membahas rencana kegiatan dan meminta persetujuan
2. Melakukan koordinasi dengan lintas sektor yaitu TK AL FALAH

28
3. Membuat materi penyuluhan pencegahan penyakit pulpa yang
disusun dalam microsoft power point dengan inovasi video/film
pendek
4. Menyiapkan media video/ film pendek dalam microsoft power
point sesuai materi
5. Menyiapkan media phantom dan sikat gigi untuk demonstrasi
sikat gigi yang baik dan benar
6. Mengkoordinasikan jadwal pelaksanaan kegiatan ke TK AL
FALAH
7. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan pencegahan penyakit pulpa
dan demonstrasi sikat gigi di TK AL FALAH Pemberian quiz
pada peserta
8. Membuat quiz
9. Pemberian quiz pada peserta
10. Melakukan evaluasi kegiatan

Keterkaitan substansi Kontribusi


Kegiatan Tahapan kegiatan Output/Hasil
Mata Pelatihan Kegiatan P
2 3 4 5 Pencapaian
6 Visi Pe

29
elakukan 1. Membuat jadwal Mendapatkan  Akuntabilitas Melakukan Mela
ordinasi dengan pertemuan jadwal pertemuan Adanya kejelasan koordinasi dengan koord
pala puskesmas dengan Kepala dengan Kepala dalam melaksanakan Kepala kepa
tuk membahas Puskesmas Puskesmas tanggung jawab Puskesmas untuk
ncana kegiatan untuk membuat (mentor) dan renca
n meminta jadwal pertemuan kepala merupakan dan m
rsetujuan  Etika Publik tindakan yang perse
Berkomunikasi bertumpu pada meru
dengan bertutur kata rencana pelayanan nilai
dan tingkah laku yang prima(visi) dan ADA
sopan serta ramah juga bentuk yaitu
profesionalitas deng
provider (misi poin tangg
1) dalam rencana untuk
untuk jadw
meningkatkan
upaya pelayanan
kesehatan yang
prima

2. Menyampaikan Rencana  Akuntabilitas Menyampaikan


rencana kegiatan rancangan Menyampaikan rencana
aktualisasi yang aktualisasi telah rencana aktualisasi pada
akan dilakukan disampaikan aktualisasi Kepala
kepada Kepala dengan penuh Puskesmas adalah
Puskesmas kejelasan agar tindakan yang
(mentor) mendapat bertumpu pada
gambaran yang rencana pelayanan
jelas tentang prima yaitu poin
tujuan kegiatan visi dan juga
 Etika Publik bentuk

30
Menyampaikan profesionalitas
rancangan provider (misi poin
dengan bertutur 1) dalam rencana
kata dan tingkah untuk
laku yang sopan meningkatkan
serta ramah upaya pelayanan
kesehatan yang
prima

3. Meminta Mendapatkan  Akuntabilitas Meminta


persetujuan persetujuan dari Adanya tuntutan persetujuan pada
Kepala Kepala untuk bertanggung Kepala
Puskesmas Puskesmas jawab atas Puskesmas adalah
tentang keputusan yang tindakan yang
kegiatan telah dibuat bertumpu pada
aktualisasi yang  Etika Publik rencana pelayanan
akan dilakukan Meminta publik yaitu poin
persetujuan visi dan juga
dengan bertutur bentuk
kata dan tingkah profesionalitas
laku yang sopan provider (misi poin
serta ramah 1) dalam rencana
untuk
meningkatkan
upaya pelayanan
kesehatan yang
prima

31
kukan koordinasi 1. Membuat jadwal Mendapatkan  Akuntabilitas Melakukan Mela
an Pimpinan TK pertemuan jadwal pertemuan Adanya kejelasan koordinasi dengan koord
ALAH dengan Kepala dengan Kepala dalam melaksanakan lintas sektor lintas
Sekolah Sekolah tanggung jawab merupakan wujud (Sek
untuk membuat pemberdayaan UKG
jadwal pertemuan masyarakat nilai
 Etika Publik (sekolah) (visi ) ADA
Berkomunikasi dan wujud yaitu
dengan bertutur kata meningkatkan deng
dan tingkah laku yang kemitraan dan tangg
sopan serta ramah pemberdayaan untuk
masyarakat. jadw
2. Menyampaikan Rencana  Akuntabilitas Menyampaikan
rencana rancangan Adanya tuntutan rencana
kegiatan aktualisasi telah untuk bertanggung aktualisasi pada
aktualisasi yang disampaikan jawab atas Kepala Sekolah
akan dilakukan kepada Kepala keputusan yang adalah tindakan
Sekolah telah dibuat yang bertumpu
 Etika Publik pada rencana
Meminta pelayanan prima
persetujuan (visi) dan juga
dengan bertutur bentuk
kata dan tingkah profesionalitas
laku yang sopan provider (misi poin
serta ramah 1) dalam rencana
untuk
meningkatkan
upaya pelayanan
kesehatan yang
prima

32
3. Meminta Mendapatkan  Akuntabilitas Meminta
persetujuan persetujuan dari Adanya tuntutan persetujuan pada
kepala sekolah Kepala Sekolah untuk bertanggung Kepala
tentang kegiatan jawab atas Puskesmas dan
aktualisasi yang keputusan yang Kepala sekolah
akan dilakukan telah dibuat adalah tindakan
 Etika Publik yang bertumpu
Meminta pada rencana
persetujuan pelayanan prima
dengan bertutur (visi)dan juga
kata dan tingkah bentuk
laku yang sopan profesionalitas
serta ramah provider (misi poin
1) dalam rencana
untuk
meningkatkan
upaya pelayanan
kesehatan yang
prima
buat materi 1. Konsultasi Menyimpulkan  Nasionalisme Membuat materi Mem
uluhan tentang materi rancangan materi Bermusyarah penyuluhan peny
egahan penyakit penyuluhan dari konsultasi dalam kerja sama merupakan wujud penc
yang disusun dengan dengan demi visi dalam rencana peny
m microsoft power penanggung penanggung mengedapankan memberikan Meru
dengan inovasi jawab Poli Gigi jawab Poli Gigi kepentingan pelayanan prima dari K
/film pendek Puskesmas Puskesmas umum diatas dan sebagai wujud ADA
Kampus Kampus dan segalanya dalam upaya yaitu
ditulis dalam  Etika Publik memelihara dan deng
satpel (satuan Berkomunikasi meningkatkan tangg
pelajaran) dan berkonsultasi upaya pelayanan KER
dengan baik dan kesehatan yang AKTU

33
menghargai setiap prima(misi poin 3) kerja
pendapat sema
Untuk rancangan ADA
materi beke
penyuluhannya penu
 Komitmen mutu dalam
Efektif dan efisien mate
dalam membuat
rancangan materi
penyuluhan untuk
mencapai tujuan

iapkan media 1. Konsultasi Video/film pendek  Akuntabilitas Menyiapkan bahan Meny


/ film pendek tentang video/ dalam microsoft Memberikan penyuluhan peny
m microsoft power film pendek Power Point materi penyuluhan merupakan wujud medi
sesuai materi dalam Microsoft yang jelas pada visi upaya untuk pend
power point peserta sehingga memberikan micro
dengan mudah dipahami pelayanan yang point
penanggung  Nasionalisme prima dan wujud Meru
jawab Poli Gigi Bermusyarah dalam rencana dari K
Puskesmas dalam kerja sama upaya memelihara ADA
Kampus demi dan meningkatkan yaitu
mengedapankan pelayanan deng
kepentingan kesehatan yang tangg
umum diatas prima(misi 3) KER
segalanya AKTU

 Etika Publik kerja

Berkomunikasi sema

dan berkonsultasi ADA

dengan baik dan beke

menghargai setiap penu

34
pendapat dalam
 Komitmen mutu mate
Efektif dan efisien
dalam menyiapkan
video/film pendek
dalam microsoft
power point

iapkan media 1. Berkoordinasi Mendapatkan  Akuntabilitas Menyiapkan media Meny


om dan sikat gigi dengan phantom dan Memberikan phantom dan sikat phan
demonstrasi penanggung sikat gigi sebagai media video yang gigi untuk gigi u
gigi yang baik jawab Poli Gigi media jelas dan mudah demonstrasi sikat demo
enar Puskesmas demonstrasi dipahami gigi yang baik dan gigi y
Kampus  Nasionalisme benar merupakan bena
mengenai Mempersiapkan wujud visi dalam wuju
pengadaan media dengan upaya rencana ADA
model phantom mementingkan memberikan yaitu
dan sikat gigi pemahaman para pelayanan prima deng
peserta dan tangg

 Komitmen mutu pemberdayaan KER

Mempersiapkan masyarakat dan AKTU

media yang efektif wujud dalam kerja

dan efisien meningkatkan sema

 Anti korupsi pealayanan ADA

Menumbuhkan kesehatan yang beke

Rasa peduli dan prima(misi 3) penu

bertanggung dalam

jawabakan mate

kesehatan gigi dan


mulut masing

35
koordinasikan 1. Mengunjungi Tanda terima  Akuntabilitas Mendistribusikan Men
al pelaksanaan pihak sekolah penyerahan Bertanggung jadwal ke pihak jadw
tan ke TK AL untuk jadwal kegiatan jawab terkait merupakan terka
H menyerahkan penyuluhan memberikan wujud dalam Meru
jadwal yang jadwal dengan rencana dari
telah disusun kejelasan memberikan ADA
sebelumya  Etika publik pelayanan yang yaitu
Memberikan prima dan wujud deng
jadwal dengan dalam upaya tang
bertutur kata dan meningkatkan dala
tingkah laku yang kemitraan dan men
baik dan ramah pemberdayaan jadw

 Komitmen mutu masyarakat terka

Mengutamakan (misi 4) KER

keterbukaan AKT

terhadap kerja

tahapan kegiatan sem

 Anti korupsi ADA

Mandiri dan beke

berani dalam penu

menyampaikan dala

jadwal jadw

sanaan kegiatan 1. Menyiapkan 1. Bahan materi  Akuntabilitas Melaksanakan Mela


uluhan bahan materi dan dan peralatan Bertanggung penyuluhan kegia
egahan penyakit peralatan lengkap jawab dan jelas dengan nilai
dan demonstrasi penyuluhan dan dalam memegang nilai- ADA
gigi di TK AL demonstrasi menyampaikan nilai dasar ASN PAN
H materi dan merupakan wujud berke
demonstrasi visi dalam upaya penu

36
 Nasionalisme pengoptimalan KER
Memberikan pelayanan yang AKTU
penyuluhan prima dan beke
dengan merata, pemberdayaan sema
tidak dalam satu masyarakat dan meny
posisi saja untuk wujud memelihara mate
mengutamakan dan meningkatkan dan d
pemahaman upaya pelayanan KER
pserta yang prima dan SEN
 Etika publik sebagai rencana meny
Memberikan dalam upaya mate
penyuluhan dan pencegahan kreat
demonstrasi resiko penyakit medi
dengan bertutur pulpa film p
kata dan tingkah (menurunkan
laku yang baik, angka kesakitan
sopan dan ramah dan kematian /misi

 Komitmen mutu (misi 5)

Mempersiapkan
bahan materi
dengan
mengutamakan
nilai efektif dan
efisien

37
2. Menyiapkan 2. peserta duduk  Nasionalisme Mengarahkan
peserta pada dengan tertib Memperlakukan peserta dengan
tempat sesuai dan rapi peserta tanpa sopan dan ramah
rencana membedakan merupakan wujud
status agama, ras, visi prinsip dalam
suku dan budaya memberikan
 Etika publik pelayanan yang
Mengarahkan primadan wujud
peserta dengan dalam rencana
tutur kata dan pemberdayaan
tingkah laku yang masyarakat
baik, sopan dan melalui
ramah penyuluhan (misi

 Komitmen mutu 4)

Mengarahkan
peserta dengan
tanggap agar
dapat menerima
materi dengan
jelas

3. Menghimbau 3. Peserta  Akuntabilitas Menghimbau


peserta untuk mendengarka Memberikan peserta untuk
mendengarkan n dengan pertanyaan yang mendengarkan
penyuluhan antusias jelas pada peserta penyuluhan
dengan baik  Nasionalisme sebagai wujud visi
karena akan Memberikan dalam memberikan
diberikan quiz kesempatan pelayanan yang
berhadiah menjawab prima dan
pertanyaan quiz pemberdayaan
kepada peserta masyarakat dan

38
tanpa wujud upaya
membedakan memelihara
status agama, ras, pelayanan
suku dan budaya kesehatan yang
 Etika publik prima melalui
Mengarahkan penyuluhan yang
peserta dengan akan berdampak
tutur kata dan pada pemahaman
tingkah laku yang peserta yang akan
baik, sopan dan berdampak pula
ramah pada penurunan
 Komitmen mutu angka kesakitan
Mengarahkan (misi 5)
peserta dengan
tanggap agar
mampu menjawab
quiz
4. Mengarahkan 4. Peserta  Akuntabilitas Mengarahkan
peserta untuk menyimak Memberikan peserta untuk
menyimak dengan antusias demonstrasi menyimak
demonstrasi cara dan mampu dengan jelas dan demonstrasi
sikat gigi yang memperagakan bertanggung sebagai wujud visi
baik dan benar nyakembali jawab dalam
memberikan
 Nasionalisme pelayanan yang
Memberikan prima dan
demonstrasi pemberdayaan
secara merata masyarakat dan
tanpa membeda- wujud upaya
bedakan peserta memelihara

 Etika publik pelayanan

39
Memberikan kesehatan yang
demonstrasi prima melalui
dengan tutur kata penyuluhan yang
yang baik dan akan berdampak
tingkah laku yang pada pemahaman
sopan dan ramah peserta yang akan
 Komitmen mutu berdampak pula
Memberikan pada penurunan
demonstrasi yang angka kesakitan
efektif dan efisien (misi 5)
agar tujuan
tercapai

buat quiz 1. Memb 1. quiz siap  Nasionalisme Membuat quiz Mem


uat quiz/ diberikan Memberikan quiz untuk peserta pese
pertanyaan dengan adil merupakan wujud mene
mengenai cerita kepada peserta visi rencana dalam KER
fil pendek/ video  Etika publik pengoptimalan AKTU
atau Memberikan quiz pelayanan beke
memeragakan dengan bertutur kesehatan yang sema
kembali kata dan tingkah prima dan wujud meny
demonstrasi sikat laku yang baik, dalam memelihara quiz,
gigi sopan dan ramah dan meningkatkan ADA

 Komitmen mutu upaya pelayanan mem

Membuat quiz kesehatan yang berh

yang efektif dan primadan meru

efisien untuk pemberdayaan kreat

dijawab peserta masyarakat

untuk mengetahui melalui quiz untuk

tingkat mengetahui

pemahamannya peningkatan

40
pengetahuan
masyarakat (misi
3)

berian quiz pada 1. Menyiapkan dan 1. Peserta  Nasionalisme Pemberian quiz Pem
ta mengajukan mampu Memberikan pada peserta pada
beberapa menjawab kesempatan merupakan wujud deng
pertanyaan pertanyaan menjawab pada visi rencana dalam mene
beserta quiz peserta dengan pengoptimalan KER
hadiahnya adil pelayanan AKTU
Memberikan
kesehatan yang beke
pertanyaan
prima dan wujud sema
dengan bertutur
dalam memelihara meny
kata dan tingkah
dan meningkatkan quiz,
laku yang baik,
upaya pelayanan ADA
sopan dan ramah
kesehatan yang mem
primadan berh
 Komitmen mutu
pemberdayaan meru
Memberikan
masyarakat kreat
pertanyaan yang
melalui quiz untuk
efektif dan efisien
mengetahui
untuk dijawab
peningkatan
peserta untuk
pengetahuan
mengetahui
masyarakat (misi
tingkat
3)
pemahamannya
 Anti korupsi
Adil dan perduli
pada setiap

41
peserta yang
mengangkat
tangan untuk
menjawab
pertanyaan

2. Menghimbau 2. Peserta  Nasionalisme Menghimbau


pada peserta dengan Memberikan peserta untuk
yang bersedia antusias kesempatan pada memperagakan
untuk menangkat peserta kembali cara sikat
memperagakan tangan untuk memperagakan gigi sebagai wujud
kembali cara memperagak kembali dengan visi dalam
sikat yang baik an kembali adil memberikan
dan benar serta cara sikat  Etika publik pelayanan yang
hadiahnya gigi yang Memberikan prima dan
baik dan kesempatan pemberdayaan
benar dengan bertutur masyarakat dan
kata dan tingkah wujud upaya
laku yang baik, memelihara
sopan dan ramah pelayanan

 Komitmen mutu kesehatan yang

Memberikan prima melalui

kesempatan yang penyuluhan yang

efektif dan efisien akan berdampak

untuk dijawab pada pemahaman

peserta untuk peserta yang akan

mengetahui berdampak pula

tingkat pada penurunan

pemahamannya angka kesakitan

 Anti korupsi (misi 5)

Adil dan perduli

42
pada setiap
peserta yang
mengangkat
tangan untuk
memperagakan
kembali cara sikat
gigi yang baik dan
benar
kukan evaluasi 1. Melaporkan hasil 2. Has  Akuntabilitas Melaporkan hasil
tan pada mentor il diserahkan Memberikan hasil pada mentor
pada mentor evaluasi pada kegiatan
mentor dengan merupakan wujud
jelas dan penuh visi dimana
tanggung jawab akuntabilitas
sebagai nilai dasar
dalam memberikan
pelayanan yang
prima dan wujud
profesionalitas
provider (misi 1

Tabel 5. Matrik Rancangan Aktualisasi

G. Jadwal Kegiatan

NO KEGIATAN JADWAL PELAKSANA

43
Mei
3 4 1
1. Melakukan koordinasi dengan
kepala puskesmas untuk
membahas rencana kegiatan dan
15-18
meminta persetujuan

2. Melakukan koordinasi dengan


Pimpinan TK AL FALAH 20-23

3. Membuat materi penyuluhan


pencegahan penyakit pulpa yang
disusun dalam microsoft power
24-27
point dengan inovasi video/film
pendek

4. Menyiapkan media video/ film


pendek dalam microsoft power 28-31

point sesuai materi


5. Menyiapkan media phantom dan
sikat gigi untuk demonstrasi sikat 1-3

gigi yang baik dan benar


6. Mengkoordinasikan jadwal
pelaksanaan kegiatan ke TK AL
FALAH

7. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan


pencegahan penyakit pulpa dan
demonstrasi sikat gigi di TK AL
FALAH
8. Membuat quiz

44
9. Pemberian quiz pada peserta

10. Melakukan evaluasi kegiatan

Tabel 6. Rencana Jadwal pelaksanaan kegiata

45
nH. Kendala dan Antisipasi

No. Kendala
Antisipasi

1. Kegiatan tidak Berkoordinasi dengan pihak


berjalan sesuai jadwal terkait/ lintas sektor
yang telah ditentukan

2. Membutuhkan tenaga Berkoordinasi dan meminta


kesehatan/ rekan bantuan dari atasan untuk
kerja lain saat mengkoordinasi rekan kerja yang
pelaksanaan akan terlibat

3. Sarana untuk Membawa proyektor dari


penyuluhan di lintas puskesmas
sektor (proyektor)

Tabel 7. Kendala dan Antisipasi

Anda mungkin juga menyukai