PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fenomena yang terjadi saat ini, sebagian besar ASN masih kurang
professional. Faktanya, masyarakat menganggap ASN sebagai pekerja
yang paling tidak disiplin bila dibandingkan profesi lainnya. Citra buruk
negatif ASN itu seolah mengakar kuat dan menjadi turun temurun.
Akibatnya sistem pemerintahan pun terganggu. Masyarakat banyak yang
mengeluhkan berbelitnya birokrasi, buruknya pelayanan publik, ditambah
lagi dengan korupsi yang sudah membudanya. Pembentukan ASN yang
professional harus diawali dengan pendidikan dan Pelatihan yang
ditegaskan dalam PP Nomor 101 Tahun 2000 tentang Diklat Prajabatan
Pegawai Negeri Sipil dan Peraturan Kepala LAN Nomor 16 Tahun 2014
tentang Pedoman Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil
untuk membentuk Pegawai Negeri Sipil yang memiliki karakter yang
dibentuk oleh nilai-nilai dasar profesi PNS yang sudah diatur dalam
Undang-Undang sehingga mampu melaksakan tugas dan perannya secara
prima sebagai pelayan publik. Dengan adanya pelatihan dan pendidikan
pembentukan PNS professional, maka penyelenggaraan negara dapat
berjalan dengan baik. Sesuai Peraturan Kepala LAN-RI Nomor 38 Tahun
2014 tentang Penyelenggaraan Diklat Prajabatan Pola Baru. Sistem ini
1
menuntut setiap peserta diklat untuk dapat mengaktualisasikan nilai-nilai
dasar yaitu akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan
anti korupsi yang disingkat menjadi ANEKA.
2
Perawat gigi sebagai bagian dari tenaga kesehatan juga dituntut untuk
mampu menerapkan nilai-nilai ANEKA dan melaksanakan perannya
dengan baik sebagai pelayan masyarakat. Perawat gigi harus selalu ikut
berkontribusi dalam upaya pelayanan kesehatan gigi dan mulut untuk
masyarakat. Seorang perawat gigi tidak hanya dituntut sebagai bagian dari
operator tindakan keperawatan gigi dan mulut tetapi juga ikut serta secara
aktif dalam upaya pencegahan timbulnya masalah gigi dan mulut.
Menyadari masih kurangnya kepedulian masyarakat akan pentingnya
kesehatan gigi mulut, seorang perawat gigi harus bisa terlibat memberikan
motivasi dan informasi kepada masyarakat untuk menjaga kesehatan gigi
dan mulut. Tidak bisa dipungkiri bahwa gigi yang sehat terawat menjadi
salah satu bagian penting dari kualitas kesehatan seseorang. Maka melalui
kegiatan aktualisasi ini, seorang perawat gigi dapat memberikan tindakan
nyata dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam menjaga
kesehatan gigi dan mulut.
Dari data poli gigi Puskesmas Empagae, kasus terjadinya karies gigi
(lubang gigi) masih sangat tinggi dibandingkan pasien yang datang untuk
melakukan kontrol rutin. Dari data kunjungan pasien, sebagian besar
pasien datang dengan keluhan sakit gigi dan meminta tindakan
pencabutan. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat sebagian besar
belum mengetahui jenis-jenis perawatan gigi dan mulut dan juga
bagaimana cara merawat gigi. Padahal sebelum terjadi masalah dengan
keadaan gigi dan mulut, masyarakat harus selalu melakukan cek rutin.
Maka dari itu, pengetahuan masyarakat tentang kesehatan gigi dan mulut
harus lebih ditingkatkan dengan harapan dapat mengurangi terjadinya
masalah pada gigi dan mulut agar kualitas hidup masyarakat juga bisa
menjadi lebih baik.
3
2030. Karena selama kurang lebih 8 bulan penulis menjadi seorang
perawat gigi di Puskesmas Empagae, penulis sering mendapatkan
pertanyaan dari pasien tentang cara menjaga kesehatan gigi dan mulut.
Bagi pasien, menggosok gigi saja sudah cukup untuk menjaga kesehatan
gigi dan mulut. Tapi tentu saja mereka masih mengalami masalah pada gigi
dan mulut. Itu karena tidak dilakukan diwaktu yang tepat dan dengan cara
yang benar. Karena itu penulis ingin memberikan informasi kepada
masyarakat tentang kesehatan gigi dan mulut salah satunya tentang cara
menggosok gigi yang baik dan benar sebagai tindakan awal dalam
pencegahan karies gigi.
B. Tujuan
C. Ruang Lingkup
4
promosi kesehatan gigi dan mulut masyarakat di poli gigi sebagai
pusat pelayanan kesehatan bermutu masyarakat Empagae,
Kecamatan Watang Sidenreng, Kabupaten Sidenreng Rappang