Anda di halaman 1dari 34

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah
serta diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diberi tugas dalam suatu jabatan
pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan
perundang-undangan. Dalam rangka pelaksanaan cita-cita bangsa dan mewujudkan
tujuan negara sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, perlu dibangun Aparatur Sipil Negara (ASN)
yang memiliki integritas, profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih
dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta mampu menyelenggarakan
pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai unsur
perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)
pada Pasal 63 ayat (3) dan ayat (4), mengamanatkan Instansi/Pemerintah untuk wajib
memberikan Pelatihan dan Pendidikan Terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil
(CPNS) selama 1 (satu) tahun masa percobaan, dengan mengedepankan penguatan
nilai-nilai dan pembangunan karakter dalam mencetak PNS. Diklat terintegrasi
dimaksudkan untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi
nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung
jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Sehingga
diperlukan sebuah penyelenggaraan Pelatihan yang Inovatif dan Terintegrasi, yaitu
penyelenggaraan Pelatihan yang memadukan pembelajaran klasikal dan non-klasikal
di tempat Pelatihan dan ditempat kerja agar peserta mampu menginternalisasikan,
menerapkan dan mengaktualisasikan, serta membuatnya menjadi suatu kebiasaan
(habituasi) yang positif, dan merasakan manfaatnya, sehingga diharapkan akan
memiliki karakter PNS yang profesional.
Berdasarkan PERLAN No. 12 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II, peserta pendidikan pelatihan
dasar pola baru melalui dua tahap yaitu on class selama 21 hari dan off class
(aktualisasi) selama 30 hari. Pada tahap on class, peserta pelatihan dasar dibekali

1
dengan materi nilai-nilai dasar ASN yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA), serta disinkronkan dengan kedudukan
dan peran ASN yang meliputi: Manajemen ASN, Whole Of Government dan
Pelayanan Publik. Selanjutnya, nilai-nilai dasar ini akan diaktualisasikan pada instansi
masing-masing atau pelaksanaan habituasi dalam waktu 30 hari (off class).
Peserta diklat dituntut untuk memiliki nilai-nilai dasar tersebut sebagai prinsip
yang menjadi landasan dalam menjalankan profesi sebagai ASN. Agar Aktualisasi
dapat dilaksanakan dengan baik maka peserta diklat perlu membuat rancangan
aktualisasi dan kemudian dituangkan dalam suatu dokumen rancangan aktualisasi
yang akan dilaksanakan di tempat Habituasi.
UU 36/2009 tentang Kesehatan menyatakan bahwa kesehatan adalah keadaan
sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap
orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Peran ASN di bidang
kesehatan adalah mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas prima di pusat-
pusat pelayanan kesehatan yang ada seperti rumah sakit milik pemerintah dan pusat
kesehatan masyarakat (PUSKESMAS). Puskesmas adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan
upaya akses kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi - tingginya di wilayah kerjanya.
Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan secara
menyeluruh, karenanya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang baik dan benar
sangat mendukung terwujudnya kesehatan gigi dan mulut termasuk kesehatan ibu
hamil pada umumnya. Berdasarkan data Riskesdas Kementerian Kesehatan RI tahun
2007, prevalensi masalah kesehatan gigi-mulut adalah 23%, dengan prevalensi karies
adalah sebesar 43,3%, oleh karena itu pemeliharaan gigi bagi ibu hamil termasuk yang
harus diperhatikan dan di ngkatkan baik melalui kegiatan upaya kesehatan berbasis
masyarakat (UKBM) serta upaya yang dilakukan puskesmas.
Keadaan rongga mulut ibu hamil dapat mempengaruhi kondisi bayi yang
dikandungnya. Jika seorang ibu menderita infeksi periodontal, pada saat ibu tersebut
hamil akan memiliki resiko lebih besar untuk melahirkan bayi dengan berat lahir
rendah dan mengalami kelahiran prematur. Peneli an di RS Hasan Sadikin, Jabar
(Komara,2006) menyatakan bahwa terdapat hubungan yang sangat bermakna antara

2
penderita periodon s marginalis kronis dengan kejadian BBLR. Ibu hamil penderita
periodontitis kronis beresiko 10,9 kali lebih besar memiliki bayi BBLR, bahkan ibu
hamil yang menderita infeksi periodontal, memiliki resiko terhadap terjadinya Bayi
BBLR sebanyak 19,2 kali dibanding yang normal.
Di UPTD Puskesmas wua-wua kunjungan Ibu hamil untuk memeriksakan gigi
dan mulutnya masih sangat rendah. Dan dari hasil kegiatan lapangan yakni kegiatan
ANC yang melibatkan program kesehatan gigi dan mulut ditemukan masih banyaknya
ibu hamil yang memliki resiko infeksi gigi dan mulut yang tinggi.
Sebagai Perawat Gigi, penulis berkewajiban untuk mengimplementasikan
nilai-nilai dasar profesi PNS. Nilai- nilai tersebut diimplementasikan dalam melakukan
pelayanan sesuai dengan tugas pokok perawat gigi. Salah satu dari tugas pokok
tersebut adalah melakukan penyuluhan gigi dan mulut, karena kurangnya kesadaran
masyarakat khususnya ibu hamil terhadap kesehatan gigi dan mulut.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis merancang kegiatan aktualisasi
nilai-nilai dasar ANEKA terkait dengan optimalisasi pemeriksaan kesehatan gigi dan
mulut ibu hamil di UPTD Puskesmas Wua-wua yang selanjutnya diangkat judul
kegiatan aktualisasi yaitu “Optimalisasi Pemeriksaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada
Ibu Hamil Di UPTD Puskesmas Wua-Wua melalui Kartu Sadar Periksa Gigi”.
Kegiatan tersebut akan diaktualisasikan selama 30 (tiga puluh) hari ke depan sebagai
langkah awal dalam berkontribusi untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
gigi dan mulut di Sulawesi Tenggara.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari rancangan aktualisasi ini adalah untuk mengaplikasikan
nilai ANEKA dalam pekerjaan sehari-hari sehingga dapat mengoptimalkan tugas
dan fungsi ASN sebagai pelayan masyarakat.
2. Tujuan Khusus
1. Mengoptimalkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil di UPTD
Puskesmas Wua-wua.
2. Meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya menjaga kesehatan
gigi dan mulut.

3
C. Manfaat
1. Manfaat Untuk Penulis
Penulis mampu mengimplementasikan nilai-nilai dasar ASN kepada diri
sendiri maupun dalam unit kerja sesuai dengan kegiatan serta menguasai bidang
dan tugasnya sehingga mampu melaksanakan tugas dan perannya secara
professional sebagai pelayan masyarakat.
2. Manfaat Untuk Organisasi
1. Menjadi agen perubahan kepada instansi untuk menciptakan birokrasi dan
pelayanan publik yang profesional, bebas kolusi, korupsi dan nepotisme serta
mengedepankan kepentingan negara dan masyarakat.
2. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil di
UPTD Puskesmas Wua-wua
3. Manfaat Untuk Masyarakat
Manfaat bagi masyarakat yaitu dapat merasakan inovasi- inovasi dari
kegiatan yang dilaksanakan oleh peserta pelatihan dasar. Terutama untuk
meningkatkan kesehatan gigi dan mulut ibu hamil.

D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup rancangan kegiatan aktualisasi meliputi tugas pokok dan fungsi
perawat gigi terampil dalam bidang pelayanan dan promosi kesehatan di masyarakat
dengan menerapkan nilai-nilai dasar akuntabilitas, nasionalisme, etika publik,
komitmen mutu, dan anti korupsi. Dan akan di aktualisasikan di UPTD Puskesmas
Wua-wua meliputi sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran Ibu hamil dalam
menjaga kesehatan gigi mulutnya dan sosialisai kartu sadar periksa gigi bagi ibu
hamil

4
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN KONSEP NILAI-NILAI DASAR,
KEDUDUKAN DAN PERAN ASN DALAM NKRI

A. Gambaran Umum Organisasi


1. Kedudukan Organisasi
Puskesmas Wua-Wua merupakan Puskesmas induk non Perawatan Yang
Definitif Berdiri Sejak 1 Mei 2009 diatas lahan seluas 1703 3m2( 26 m x 65,5 m)
yang terlatak dibelakang Kantor Camat Wua-Wua, Jalan Anawai Kelurahan
Anawai atau kurang lebih 500 meter dari Jl. Ahmad yani poros Lepo-Lepo–
Bandara. Kecamatan Wua-wua mempunyai 4 Kelurahan tetapi Wilayah kerja
Puskesmas Wua-wua hanya mencakup Kelurahan yaitu :
1. Kelurahan Anawai dengan luas wilayah 3 km2
2. Kelurahan Wua-wua dengan luas wilayah 5,89 km2,
3. Kelurahan Mataiwoi dengan luas wilayah 3,2 Km2

Batas wilayah kerja Puskesmas Wua-wua, yaitu :


1. Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Bonggoeya
2. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Kadia
3. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Baruga
4. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Puwatu

Peta wilayah kerja UPTD Puskesmas Wua-wua

P e t a w i l a y a h k e r ja p u s k .W u a - w u a

M a t a iw o i
W ua W ua

<< EE m
m pp tt yy LL ee gg ee nn dd >> Anaw ai
WW

NN
S S

EE

U
U nn kk nn oo w
w nn U
U nn ii tt ss :: VV ii ee w
w 11

5
2. Struktur Organisasi

KEPALA PUSKESMAS

KEPALA TU

UKM ESENSIAL
UKM UKP
PENGEMBANGAN

JARINGAN PELAYANAN
KESEHATAN

3. Visi Misi dan Nilai Organisasi


1. Visi UPTD Puskesmas Wua-wua
Menjadi Puskesmas yang profesional, berkualitas dan ramah menuju
masyarakat Wua-wua sehat dan mandiri.
2. Misi UPTD Puskesmas Wua-wua
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan Puskesmas Wua-wua adalah :
1. Memberi pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau untuk
masyarakat.
2. Meningkatkan kualitas SDM yang profesional dan berkomitmen tinggi
3. Meningkatkan kualitas dan Kuantitas sarana dan prasarana
Meningkatkan pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan
3. Motto pelayanan Puskesmas wua-wua adalah :
“ Melayani dengan SENYUM “
Senyum disamping mempunyai makna sesungguhnya berupa
gerakan bibir yang melambangkan kesediaan melayani juga merupakansuatu
singkatan yang masing-masing mengandung arti :
- SeSemangat : dalam bekerja selalu bergairah untuk mencari dan
menyelesaikan masalah kesehatan yang ditemukan.
- NYNyaman : memberikan rasa nyaman bagi siapapun yang mendapat
pelayanan.

6
- UMUpaya Maksimal : melakukan pelayanan dengan ilmu pengetahuan
dan keterampilan yang maksimal

Sumber : Profil UPTD Puskesmas Wua-wua

4. Tugas Pokok dan Fungsi Perawat Gigi Terampil

Dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan


Reformasi Birokrasi Republik Indonesia nomor 23 tahun 2014
menjelaskan:
1. Tugas pokok Perawat Gigi adalah melakukan kegiatan pelayanan asuhan
keperawatan gigi dan mulut yang meliputi persiapan pelayanan,
pelaksanaan pelayanan, pelaksanaan tindakan kolaboratif kesehatan gigi
dan mulut, dan pelaksanaan tugas khusus
2. Rincian kegiatan Perawat Gigi dengan jenjang jabatan terampil sebagai
berikut:
1. Menyusun rencana kerja harian
2. Menyusun rencana kerja bulanan
3. Menyusun rencana kerja tahunan
4. Menyusun matrik kegiatan
5. Melakukan inventarisasi alat;
6. Menyiapkan ruangan dalam rangka persiapan pelayanan
7. Menyiapkan instrumen/alat dalam rangka persiapan pelayanan;
8. Menyiapkan dokumen dalam rangka persiapan pelayanan;
9. Melakukan analisis keluhan pelanggan;
10. Melakukan pencatatan dan pelaporan harian pelayanan keperawatan
gigi dan mulut
11. Melakukan pemeriksaan subjektif dan objektif pada pasien di
pelayanan tingkat dasar dan rujukan;
12. Melakukan penjaringan kesehatan gigi dan mulut pada kelompok
individu/kelompok;
13. Melakukan identifikasi dan penegakan diagnosa keperawatan gigi
pada individu, kelompok/ masyarakat
14. Melakukan penyusunan rencana pelayanan asuhan keperawatan gigi
dan mulut pada individu, kelompok/masyarakat;

7
15. Melaksanakan komunikasi therapeutik;
16. Melaksanakan pembersihan karang gigi;
17. Membimbing sikat gigi pada individu/kelompok
18. Menyusun rencana/jadwal penyuluhan kesehatan gigi dan mulut;
19. Menerima konsultasi dari tenaga kesehatan lain
20. Mendokumentasikan kegiatan pelayanan asuhan keperawatan gigi
dan mulut
Melakukan evaluasi hasil kegiatan pelayanan asuhan keperawatan
gigi dan mulut;

B. Nilai-nilai Dasar ASN


Nilai-nilai dasar ANEKA yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu dan Anti Korupsi harus ada didalam diri seorang ASN. Indikator-
indikator dan nilai-nilai dasar tersebut yaitu:
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi
untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.Seorang ASN
mempunyai amanah yaitu menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-nilai
publik sebagai berikut:
1) Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan
2) Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah
keterlibatan PNS dalam politik praktis;
3) Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik;
4) Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai
penyelenggara pemerintahan.
Seorang PNS harus memiliki sikap tanggung jawab dalam menjalankan
setiap tugasnya. Bofens (dalam LAN RI, 2015:10) menyatakan bahwa
akuntabilitas publik memiliki fungsi utama yaitu: Untuk menyediakan kontrol
demokratis (peran demokratis), untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan
kekuasaan (peran konstitusional) dan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
(peran belajar).

8
Menurut Widita (2015) dalam menciptakan lingkungan kerja yang
akuntabel, ada beberapa indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang perlu
diperhatikan diperhatikan, antara lain:
a) Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana pimpinan
memainkan peranan yang penting dalam menciptakan lingkungannya.
b) Transparansi
Keterbukaan atas semua tindakan dankebijakan yang dilakukan oleh individu
maupun kelompok/instansi.
c) Integritas
Konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi
nilai-nilai luhur dan keyakinan.
d) Tanggung Jawab
Kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang di sengaja
maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai
perwujudan kesadaran akan kewajiban.
e) Keadilan
Kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik menyangkut
benda atau orang.
f) Kepercayaan
g) Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini
yang akan melahirkan akuntabilitas.
h) Keseimbangan
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka diperlukan
keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan
kapasitas.
i) Kejelasan
Pelaksanaan wewenang dan tanggung jawab harus memiliki gambaran
yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan.
j) Konsistensi
Sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu sampai pada tercapai
tujuan akhir.

9
2. Nasionalisme
Nasionalisme dalam menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
adalah paham atau ajaran untuk mencintai bangsa dan negara sendiri. Pengertian
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan bangsanya
sendiri, tanpa menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya. Sedang dalam arti
luas yaitu nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar
terhadap bangsa dan negara dan menghormati bangsa lainnya. Nasionalisme
sangat penting dimiliki oleh setiap ASN.Nilai-nilai yang berorientasi pada
kepentingan publik menjadi nilai dasar yang harus dimiliki oleh setiap pegawai
ASN. Pegawai ASN dapat mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam
Pancasila agar memiliki karakter yang kuat dengan nasionalisme dan wawasan
kebangsaannya. (Widita, 2015)
Dalam UU No. 5 tahun 2014 tentang ASN, salah satu fungsi ASN adalah
menjalankan kebijakan publik. Kebijakan publik diharapkan dapat dilakukan
dengan integritas tinggi dalam melayani publik sehingga dalam menjadi pelayan
publik yang profesional. ASN adalah aparat pelaksana yang melaksanakan segala
peraturan perundang-undangan yang menjadilandasan kebijakan publik untuk
mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan.Sebagai pelayan publik seorang ASN
dituntut menjadi profesional untuk menciptakan pelayanan yang prima.
Selain profesional dan melayani, ASN juga dituntut harus memiliki
integritas tinggi yang merupakan bagian dari kode etik dan kode etika perilaku
yang telah diatur dalam Undang-Undang ASN.Etika-etika dalam kode etik tersebut
harus diarahkan pada pilihan-pilihan yang benar-benar mengutamakan kepentingan
masyarakat luas.

3. Etika Publik
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta keyakinan
untuk menentukan perbuatan yang pantas guna menjamin adanya perlindungan
hak-hak individu, mencakup cara-cara pengambilan keputusan untuk membantu
membedakan hal-hal yang baik dan buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya
dilakukan sesuai nila-nilai yang dianut, Catalano, 1991 (dalam Widita, 2015).
Etika adalah tujuan hidup yang baik bersama dan untuk orang lain di dalam
institusi yang adil (LAN, 2015:8). Dalam kaitannya dengan pelayanan publik,

10
etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan
baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan
kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik
(LAN, 2015:6).
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu
kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip
dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis (LAN, 2015:9). Kode etik profesi
dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus
dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat
dipegang teguh oleh sekelompok profesional tertentu. Berdasarkan undang-undang
ASN, kode etik dan kode perilaku ASN yakni sebagai berikut:
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas
tinggi
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan etika pemerintahan
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan Negara
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif, dan efisien
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain
yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan
dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi
diri sendiri atau untuk orang lain
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN

11
l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin
pegawai ASN.
Untuk itu pelayanan publik yang profesional membutuhkan tidak hanya
kompetensi teknis dan leadership, namun juga kompetensi etika.

4. Komitmen Mutu
LAN RI (2015: 9) menjelaskan bahwa karakteristik utama yang dapat
dijadikan dasar untuk mengukur tingkat efektivitas adalah ketercapaian target yang
telah direncanakan, baik dilihat dari capaian jumlah maupun mutu hasil kerja,
sehingga dapat memberi kepuasan, sedangkan tingkat efisiensi diukur dari
penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam menyelesaikan kegiatan.
Ada empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus
diperhatikan, yaitu:
1. Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan target.
Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.
2. Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil tanpa
menimbulkan keborosan.Sedangkan efisiensi merupakan tingkat ketepatan
realiasi penggunaan sumberdaya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan
sehingga dapat diketahui ada tidaknya pemborosan sumber daya,
penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur dan mekanisme yang ke luar
alur.
3. Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang konstruktif,
sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter sebagai
aparatur yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan publik yang
berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas
rutin.
4. Mutu
Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada
pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, bahkan melampaui

12
harapannya.Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk
mengukur capaian hasil kerja.Mutu menjadi salah satu alat vital untuk
mempertahankan keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.

5. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai kejahatan
luar biasa, karena dampaknya yang luar biasa, menyebabkan kerusakan baik dalam
ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas.
(Widita, 2015). Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang
harus diperhatikan yaitu :
1. Jujur
Seseorang dituntut untuk bisa berkata jujur dan transparan serta tidak
berdusta baik terhadap diri sendiri maupun orang lain, sehingga dapat
membentengi diri terhadap godaan untuk berbuat curang.
2. Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki sifat kasih
sayang. Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan tergoda untuk memperkaya diri
sendiri dengan cara yang tidak benar tetapi ia malah berupaya untuk
menyisihkan sebagian penghasilannya untuk membantu sesama.
3. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang menjadi tidak
bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas kemandirian yang
dimiliki seseorang mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja secara efektif.
Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang
tidak bertanggung jawab demi mencapai keuntungan sesaat
4. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan konsistensi
untuk terus mengembangkan potensi diri membuat seseorang akan selalu
mampu memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya. Kepatuhan pada
prinsip kebaikan dan kebenaran menjadi pegangan utama dalam bekerja.
Seseorang yang mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak

13
akan terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan kekayaan dengan
cara yang mudah.
5. Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari bahwa
keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan perbuatan baik
demi kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak tanduk dan kegiatan yang
dilakukannya akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang
Maha Esa, masyarakat, negara, dan bangsanya. Dengan kesadaranseperti ini
maka seseorang tidak akan tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.
6. Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas hasil
kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar-besarnya. Ia
mencurahkan daya pikir dan kemampuannya untuk melaksanakan tugas dan
berkarya dengan sebaik-baiknya.
7. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari
kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan semestinya
tanpa berlebih-lebihan.Ia tidak tergoda untuk hidup dalam gelimang
kemewahan. Kekayaan utama yang menjadi modal kehidupannya adalah ilmu
pengetahuan.
8. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk
menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak akan mentolerir
adanya penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan secara tegas. Ia
juga berani berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun semua teman-teman
sejawatnya melakukan perbuatan yang menyimpang dari hal yang semestinya.
9. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia terima
sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untuk mendapatkan
lebih dari apa yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang pimpinan maka ia akan
memberi kompensasi yang adil kepada bawahannya sesuai dengan kinerjanya.
Ia juga ingin mewujudkan keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat dan
bangsanya.

14
Kesadaran anti korupsi yang dibangun melalui pendekatan spiritual,
dengan selalu ingat akan tujuan keberadaannya sebagai manusia di
muka bumi, dan selalu ingat bahwa seluruh ruang dan waktu kehidupannya
harus dipertanggungjawabkan sehingga dapat menjadi benteng kuat untuk
antikorupsi.

C. Kedudukan dan Peran ASN


1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai
ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Ruang lingkup
Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan,
pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi,
penilaian kinerja, pengkajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin,
pemberhentian, jaminan pensisun dan hari tua, dan perlindungan.
2. Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah sebagai segala bentuk kegiatan pelayanan umum
yang dilaksanakan oleh instansi Pemenrintahann di Pusat Daerah dan
dilingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan atau jasa, baik dalam
pemenuhan kebutuhan masyarakat. Prinsip pelayanan Publik :
Tabel 1. Prinsip Pelayanan Publik

15
1) Partisipasif Melibatkan masyarakat dalam merencanakan,
melaksanakan dan mengevaluasi hasilnya
2) Transparan Menyediakan akses bagi warga negara untuk mengetahui
segala hal terkait pelayanan publik yang di selenggarakan
3) Responsif Wajib mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga
negaranya
4) Tidak Tidak boleh dibedakan antara satu warga negara dengan
Diskriminatif warga negara yang lain atas dasar perbedaan identitas
warga Negara
5) Mudah dan Memenuhi berbagai persyaratan dan membayar fee untuk
Murah memperoleh layanan yang mereka butuhkan dan masuk
3. akal dan mudah untuk dipenuhi
6) Efektif dan Mampu mewujudkan tujuan – tujuan yang hendak
Efisien dicapainya dan cara mewujudkan tujuan tersebut dilakukan
dengan prosedur yang sederhana
7) Aksesibel Dapat dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan
dalam arti fisik (dekat, terjangkau dengan kendaran publik,
mudah dilihat, gampang ditemukan) dan dapat dijangkau
dalam arti non fisik yang terkait dengan biaya yang harus
dipenuhi masyarakat.
8) Akuntabel Harus dapat dipertanggung jawabkan secara terbuka kepada
masyarakat
9) Berkeadilan Dijadikan sebagai alat melindungi kelompok rentan dan
mampu menghadirkan rasa keadilan bagi kelompok lemah
ketika berhadapan dengan kelompok yang kuat.

Whole of Government (WOG)


Whole of Government (WoG) adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemerintahan yang menyatukan upaya–upaya kolaboratif pemerintahan dari
keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai
tujuan–tujuan pembangunan kebijakan,manajemen program dan pelayanan publik

D. Penetapan Isu dan Dampaknya


1. Identifikasi Isu Aktual
Berdasarkan pengamatan di unit kerja, maka keadaan saat ini yang masih
menjadi masalah di UPTD Puskesmas Wua-wua diantaranya adalah :
a. Kurang optimalnya pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut ibu hamil di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Wua-wua
b. Rendahnya minat kunjungan ulang pasien poli gigi Puskesmas wua-wua

16
c. Kerjasama antar petugas dengan orang tua pasien dalam tindakan
pencabutan gigi sulung pada anak di Poli gigi belum efektif
2. Analisis Isu
Berdasarkan identifikasi isu yang telah dipaparkan, isu yang terpilih untuk
dilakukan pemecahan adalah isu mengenai “Kurang optimalnya pemeriksaan
kesehatan gigi dan mulut ibu hanil di wilayah kerja UPTD Puskesmas Wua-
wua” hal ini didasarkan pada beberapa indikator :
1. Hasil pemeriksaan status kesehatan gigi dan mulut ibu hamil di Posyandu,
70% Ibu hamil yang berkunjung di Posyandu wilayah kerja UPTD
Puskesmas Wua-wua mengalami resiko infeksi gigi dan mulut yang tinggi
(sumber : Laporan hasil perjalanan Pelayanan ANC di Posyandu)
2. Kurangnya kesadaran ibu hamil untuk memeriksakan kesehatan gigi dan
mulutnya
3. Belum adanya inovasi untuk mengoptimalkan pemeriksaan kesehatan gigi
dan mulut ibu hamil
3. Gagasan pemecahan isu
Gagasan pemecahan isu dari hasil analisa tersebut sekligus menjadi judul
aktualisasi yakni “Optimalisasi Pemeriksaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada
Ibu Hamil Di Uptd Puskesmas Wua-Wua melalui Kartu Sadar Periksa Gigi”
4. Faktor Penyebab Masalah
Setelah sebuah isu di tetapkan sebagai isu terpilih dalam rancangan
aktualisasi, maka perlu ditelusuri faktor-faktor penyebab terjadinya isu. Seperti
yang tersaji dalam diagram mind mapping :

Kurangnya kesadaran
terhadap kesehatan
gigi dan mulut pada
ibu hamil dan janin

Kurangnya Kurang
Kurangnya
informasi tentang maksimalnya
kesadaran ibu
kesehatan gigi dan pemeriksaan
hamil untuk
mulut dari tenaga kesehatan gigi dan
mulut ibu hamil di melakukan
kesehatan gigi pemeriksaan kes.
wilayah kerja UPTD
gigi dan mulut
Puskesmas Wua-
wua
17

Belum maksimalnya
kontrol tenaga kesehatan
gigi dan mulut ibu hamil

5. Analisa Dampak Isu


Dampak yang mungkin terjadi apabila isu mengenai “Kurang
maksimalnya pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut ibu hamil di wilayah
kerja UPTD Puskesmas Wua-wua” ini tidak dituntaskan melalui solusi
pemecahan isu, antara lain :
a. Kurang maksimalnya kontrol untuk tindak lanjut dari tenaga kesehatan
gigi terkait kasus infeksi gigi dan mulut ibu hamil yang mungkin terjadi.
b. Tingginya infeksi gigi dan mulut yang dialami Ibu hamil sehingga dapat
menyebabkan infeksi pada janin yang sedang dikandungnya. Hal ini
terjadi karena bakteri penyebab infeksi pada gigi menyebar kepada janin
melalui sirkulasi darah pada plasenta.
c. Meningkatkan risiko berat bayi lahir rendah (BBLR), kelahiran prematur
dan keguguran kandungan

18
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Unit Kerja : UPTD Puskesmas Wua-wua


B. Isu Yang Diangkat : Kurang maksimalnya pemeriksaan
kesehatan gigi dan mulut ibu hamil di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Wua-wua
C. Gagasan Pemecahan Isu : Optimalisasi pemeriksaan kesehatan gigi
dan mulut ibu hamil di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Wua-wua melalui kartu sadar
periksa gigi
D. Tujuan Gagasan Pemecahan Isu : Memaksimalkan pemeriksaan kesehatan
gigi dan mulut ibu hanil di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Wua-wua

19
Tabel 2. Matriks Deskripsi Kegiatan Aktualisasi

Output/hasil Kontribusi
Keterkaitan substansi mata Penguatan nilai
No Kegiatan Tahapan kegiatan terhadap visi &
pelatihan organisasi
misi organisasi
1 2 3 4 5 6 7

1 Mengkonsultasi 1. Melapor kepada Terlaksananya Akuntabilitas : Adanya rasa Hal ini berkaitan Hal ini berkaitan
kan dengan pimpinan konsultasi dengan tanggung jawab untuk melapor dengan Visi dengan nilai
pimpinan dan pimpinan dan Konsultasikan kepada Puskesmas Wua-wua Puskesmas Wua-wua
meminta dukungan pimpinan mengenai kegiatan yaitu : “Menjadi yaitu dalam bekerja
terkait kegiatan aktualisasi. puskesmas yang selalu bergairah
aktualisasi Nasionalisme : Mengutamakan professional untuk mencari dan
penggunaan Bahasa Indonesia berkualitas dan menyelesaikan
pada saat melakukan konsultasi ramah menuju masalah kesehatan
Etika Publik: mengedepankan masyarakat yang ditemukan.
sikap sopan dan santun saat Wua-wua sehat dan
melakukan Konsultasi mandir”.
Komitmen Mutu: Tercapainya
tujuan yang telah di tetapkan, Dan Misi :
dan di harapakan dapat memberi
“Meningkatkan
manfaat bagi masyarakat dan
kualitas SDM yang
menjadi inovasi bagi puskesmas
professional dan
Anti Korupsi : Kedisplinan
berkomitmen
waktu yang telah ditetapkan
tinggi”.
untuk melakukan konsultasi
kepada pimpinan mengenai
kegiatan yangdi maksud.
2. Menyampaikan Terlaksananya Akuntabilitas: Bertanggung
rencana penyampaian rencana jawab dengan apa yang
kegiatan kegiatan aktualisasi direncanakan
aktualisasi Nasionalisme : Musyawarah
dengan baik untuk mendapat

20
tujuan yang akan dicapai
Etika Publik : Sopan dan
santun dalam menjelaskan
mengenai kegiatan aktualisasi
Komitmen Mutu : Komunikasi
berjalan dengan efektif
Anti Korupi : Nilai-nilai
kejujuran selalu diterapkan.
3. Meminta Mendapat persetujuan Akuntabilitas: dilakukan
persetujuan dan dan dukungan terkait dengan penuh tanggung jawab
dukungan kegiatan aktualisasi membawa inovasi baru bagi
terkait kegiatan puskesmas
aktualisasi Nasionalisme : permintaan
persetujuan dan dukungan
pilakukan dengan menggunakan
bahasa Indonesia agar kegiatan
dapat terlaksana dengan baik
sebagai bentuk rasa pengabdian
terhadap bangsa
Etika Publik: meminta
persetujuan dan dukungan
terkait kegiatan dilakukan
dengan mengunakan bahasa
yang satun dan santun.
Komitmen Mutu: dalam
meminta persetujuan dan
dukungan dilakukan dengan
penuh keyakinan bahwa
kegiatan tersebut akan berjalan
lancar, efektif dan efisien
Anti Korupsi : persetujuan dan

21
dukungan dilakukan dengan
jujur tanpa memaksakan
kehendak
2 Melakukan 1. Menyampaikan Tersampaikanya Akuntabilitas : dalam Hal ini berkaitan Hal ini berkaitan
koordinasi dengan rencana rencana kegiatan menyampaikan rencana kegiatan dengan Visi dengan nilai
Kader Posyandu kegiatan dilakukan penuh tanggung jawab Puskesmas Wua-wua Puskesmas Wua-wua
tentang Nasionalisme : dalam yaitu : “Menjadi yakni memberikan
pelaksanaan menyampaikan rencana kegiatan puskesmas yang rasa nyaman bagi
kegiatan kelas ibu dilakukan menggunakan bahasa professional siapapun yang
hamil Indonesia berkualitas dan mendapatkan
Etika Publik: menyampaikan ramah menuju pelayanan
rencana kegiatan dengan masyarakat
berpakaian rapi dan sopan Wua-wua sehat dan
Komitmen Mutu: koordinasi mandiri”.
yang dilakukan dapat
menghasilkan manfaat sehingga Dan Misi :
kegiatan yang akan di lakukan
1. Meningkatkan
dapat bejalan dengan efektif dan
kualitas SDM
efisien
yang professional
Anti Korupsi : dalam
dan berkomitmen
penyampaian rencana kegiatan
tinggi
dilakukan secara terbuka dan
2. Meningkatkan
jujur sesuai dengan kegiatan
pembinaan peran
yang dilkakukan
serta masyarakat
2. Menyusun Tersusunnya rencana Akuntabilitas : Bertanggung dalam bidang
rencana kegaiatan dalam jawab dengan apa yang kesehatan
kegiatan dalam bentuk format direncanakan
pelaksanaan kegiatan kelas ibu Nasionalisme : Musyawarah
kelas ibu hamil hamil dengan baik untuk mendapat
tujuan yang akan dicapai
Etika Publik : Sopan dan

22
santun dalam menjelaskan
mengenai kegiatan aktualisasi
Komitmen Mutu : Komunikasi
berjalan dengan efektif
Anti Korupsi : Nilai-nilai
kejujuran selalu diterapkan.
3. Melakukan Terlaksanannya Akuntabilitas: Dalam
komitmen komitmen bersama pelaksanaan menyepakati
bersama dalam bentuk komitmen bersama ini dilakukan
pernyataan komitmen dengan mendahukan
bersama kepentingan publik
Nasionalisme : dalam
penyepakatan komitmen
bersama ini dilakukan dengan
mengedepankan rasa peduli
demi kepentingan masyarakat
Etika Publik: dalam
penyepakatan komitmen
bersama ini dilakukan dengan
sopan dan santun
Komitmen Mutu: dalam
penyepakatan ini diharapkan
kegiatan dapat berjalan efektif
dan efisien
Anti Korupsi : dalam
melakukan penyepakatan
komitmen bersama dilakukan
dengan penuh disiplin
3 Membuat lifleat 1. Mencari Adanya referensi yang Akuntabilitas : kegiatan Hal ini berkaitan Hal ini berkaitan
referensi materi akan dimasukkan menentukan materi liflleat di dengan Visi dengan nilai
lifleat dalam lifleat lakukan secara professional dan Puskesmas Wua-wua Puskesmas Wua-wua

23
penuh tangung jawab yaitu : “Menjadi Yakni melakukan
Nasionalisme : materi lifleat puskesmas yang pelayanan dengan
diperoleh dengan musyawarah. professional ilmu pengetahuan
Etika Publik: dilakukan dengan berkualitas dan dan keterampilan
sopan dan santun ramah menuju yang maksimal
Komitmen Mutu: materi yang masyarakat
di peroleh di lakukan secara Wua-wua sehat dan
efektif dan efisien dan penuh mandiri”.
kreatifitas hingga mencapai
tujuan yang di harapkan Dan Misi :
Anti Korupsi : dilakukan secara 1. Meningkatkan
jujur kualitas SDM
2. Mengkonsulta Terlaksananya Akuntabilitas : konsultasi yang yang professional
sikan materi konsultasi tentang di lakukan sebagai bentuk dan berkomitmen
kepada dokter materi dan ACC tanggung jawab yang harus di tinggi
gigi sekaligus tentang design lifleat lakukan demi terlaksananya 2. Meningkatkan
koordinator kegiatan dengan baik kuantitas dan
pelayanan Nasionalisme : dilakukan kualitas sarana
kesehatan gigi konsultasi dengan dokter gigi dan prasaana
dan mulut sebagai bentuk rasa
keperdulianterhadap pentingnya
kesehatan gigi dan mulut ibu
hamil
Etika Publik: Melaksanakan
Konsultasi dengan penuh rasa
Saling menghormati dengan
Mengunakan kata yang sopan
dan santun
Komitmen Mutu: konsulatsi di
lakukan agar kegiatan tersebut
bisa berjalan Lancar, efektif dan

24
efisien sehingga hasilnya
memuaskan
Anti Korupsi : dilakukan secara
jujur
3. Menyusun Tersusunnya Materi Akuntabilitas :penyusunan
materi dalam bentuk lifleat materi dilakukan dengan penuh
tanggung jawab
Nasionalisme : penyusunan
materi lebih mengutamakan
bahasa Indonesia
Etika Publik: penyusunan
materi dilakukan dengan
mengunakan bahasa dan gambar
sopan serta mudah di pahami.
Komitmen Mutu: penyusunan
materi dilakukan dengan efektif
efisien dan inovatif
Anti Korupsi : dalam
penyususnan materi aktualisasi
dilakukan secara jujur dengan
menggunakan buku pedoman .
d. Mencetak dan Terdapat lifleat Akuntabilitas :Dilakukan
memperbanyak dengan design dan isi dengan penuh tanggung jawab
lifleat yang lebih menarik Nasionalisme : lifleat
menggunakan bahasa Indonesia
Etika Publik: mengutamakan
bahasa dan gambar sopan serta
mudah di pahami.
Komitmen Mutu: dilakukan
dengan efektif dan efisien

25
Anti Korupsi : dilakukan
dengan jujur

4 Membuat kartu a. Mencari Adanya referensi yang Akuntabilitas : dilakukan Hal ini berkaitan Hal ini berkaitan
Sadar Periksa Gigi referensi akan dimasukkan dengan penuh tanggung jawab dengan Visi dengan nilai
dalam kartu sadar Nasionalisme : mencari Puskesmas Wua-wua Puskesmas Wua-wua
periksa gigi referensi dilakukan dengan yaitu : “Menjadi Yakni melakukan
semangat puskesmas yang pelayanan dengan
Etika Publik: menerima professional ilmu pengetahuan
masukkan-masukkan positif berkualitas dan dan keterampilan
Komitmen Mutu: mencari ramah menuju yang maksimal
referensi yang terpercaya dan masyarakat
kreatif Wua-wua sehat dan
Anti Korupsi : dilakukan mandiri”.
secara jujur
Dan Misi :
b. Mengkonsultasi Terlaksananya Akuntabilitas : konsultasi 1. Meningkatkan
kan rancangan konsultasi tentang kegiatan yang di lakukan kualitas SDM
Kartu Sadar rancangan dan ACC sebagai bentuk tanggung jawab yang professional
Periksa Gigi tentang design kartu yang harus di lakukan demi dan berkomitmen
kepada dokter sadar periksa gigi terlaksananya kegiatan dengan tinggi
gigi sekaligus baik 2. Meningkatkan
coordinator Nasionalisme : dilakukan kuantitas dan
pelayanan konsultasi dengan dokter gigi kualitas sarana
kesehatan gigi sebagai bentuk rasa dan prasaana
dan mulut keperdulianterhadap pentingnya
kesehatan gigi dan mulut ibu
hamil
Etika Publik: melaksanakan
Konsultasi dengan penuh rasa
Saling menghormati dengan
Mengunakan kata yang sopan

26
dan santun Komitmen Mutu:
konsulatsi di lakukan dengan
efektif
Anti Korupsi : dilakukan secara
jujur
c. Mencetak dan Tersedianya kartu Akuntabilitas :Dilakukan
memperbanyak sadar periksa gigi dengan penuh tanggung jawab
Kartu Sadar dengan design yang Nasionalisme : Karu sadar
Periksa Gigi lebih menarik periksa gigi menggunakan
bahasa Indonesia
Etika Publik: mengutamakan
bahasa dan gambar sopan serta
mudah di pahami.
Komitmen Mutu: dilakukan
dengan efektif dan efisien
Anti Korupsi : dilakukan
dengan jujur

5 Sosialisasi di kelas a. Menyiapkan Tersedianya media Akuntabilitas : dalam Hal ini berkaitan Hal ini berkaitan
Ibu hamil media sosialisasi sosialisai dalam menyiapkan media sosialisasi dengan Visi dengan nilai
bentuk lifleat dan alat dilakukan demi kepentingan Puskesmas Wua-wua Puskesmas Wua-wua
peraga (Phantom) masyarakat yaitu : “Menjadi yakni memberikan
Nasionalisme : media puskesmas yang rasa nyaman bagi
penyuluhan yang di sediakan professional siapapun yang
menggunakan bahasa indonesia berkualitas dan mendapatkan
Etika Publik: media ramah menuju pelayanan dan
penyuluhan yang di sediakan masyarakat melakukan
berisikan gambar yang sopan Wua-wua sehat dan pelayanan dengan
Komitmen Mutu: dalam mandiri”. ilmu pengetahuan
menyiapkan media penyuluhan dan keterampilan
dilakukan secara efektif dan Dan Misi :

27
efisien sebagai inovasi - Meningkatkan yang maksimal
Anti Korupsi : dalam kualitas SDM
menyiapkan mediapenyuluhan yang professional
dilakukan dengan disiplin dan berkomitmen
tinggi
b. Mendata Terdatanya Semua Akuntabilitas : pendataan - Meningkatkan
kehadiran peserta dalam bentuk kehadiran peserta di lakukan pembinaan peran
peserta daftar hadir dengan transparan serta masyarakat
Nasionalisme : dalam mendata dalam bidang
kehadiran peserta tidak ada kesehatan
satupun yang terlewatkan atau
terabaikan dan tanpa
mebedabedakan dan dilakukan
tanpa deskriminatif
Etika Publik: dalam pendataan
kehadiran peserta di lakukan
dengan sopan
Komitmen Mutu: pendataan di
lakukan secara efektif dan
efesien
Anti Korupsi : mendata
kehadiran peserta sebagai salah
satu bentuk kedisiplinan sbelum
memulai kegiata
c. Memberikan Terlaksananya Akuntabilitas : pemberian
materi serta Pemberian materi materi serta pembagian leaflet
membagikan Serta pembagian dilakukan dengan penuh
leaflet leaflet dan tanggung jawab Nasionalisme :
dokumentasi dalam memberikan materi dan
pembagian leaflet menggunakan
Bahasa Indonesia dan sesekali

28
menggunakan bahasa daerah
Etika Publik: dalam
memberikan materi serta
membagikan leaflet, dilakukan
dengan sopan Komitmen
Mutu: pemberian materi serta
pembagian leaflet di lakukan
dengan benar, efektif dan efisien
agar peserta dapat memahami
maksud dan tujuan
Anti Korupsi : dalam
memberikan materi serta
membagikan leaflet, dilakukan
secara sederhana

d. Melakukan Terlaksananya Akuntabilitas : melakukan


sosialisasi dan sosialisasi dan sosialisasi serta pembagian kartu
membagikan distribusi kartu sadar sadar periksa gigi dilakukan
kartu sadar periksa gigi dengan penuh tanggung jawab
periksa gigi Nasionalisme : dalam
melakukan sosialisasi dan
pembagian kartu sadar periksa
gigi menggunakan Bahasa
Indonesia dan sesekali
menggunakan bahasa daerah
Etika Publik: dalam
memberikan materi serta
membagikan leaflet, dilakukan
dengan sopan Komitmen
Mutu: pemberian materi serta
pembagian leaflet di lakukan
dengan benar, efektif dan efisien
29
agar peserta dapat memahami
maksud dan tujuan

6 Pemeriksaan a. Menyiapkan alat Tersedianya alat dan Akuntabilitas : menyiapkan alat Hal ini berkaitan Hal ini berkaitan
kesehatan gigi dan dan bahan bahan pemeriksaan dan bahan pemeriksaan dengan Visi dengan nilai
mulut pada ibu pemeriksaan dilakukan dengan penuh Puskesmas Wua-wua Puskesmas Wua-wua
hamil yang tanggung jawab. yaitu : “Menjadi yakni memberikan
melakukan ANC Nasionalisme : menyiapkan alat puskesmas yang rasa nyaman bagi
dipuksesmas dan bahan pemeriksaan professional siapapun yang
dilakukan dengan penuh percaya berkualitas dan mendapatkan
diri ramah menuju pelayanan dan
Etika Publik: menyiapkan alat masyarakat melakukan
dan bahan pemeriksaan Wua-wua sehat dan pelayanan dengan
dilakukan dengan penuh mandiri”. ilmu pengetahuan
semangat dan memperlihatkan dan keterampilan
sikap sopan dan santun Dan Misi : yang maksimal
Komitmen Mutu: menyiapkan
1. Memberikan
alat dan bahan pemeriksaan di
pelayanan
lakukanagar kegiatan tersebut
kesehatan yang
berjalan efektif, lancar dan
bermutu dan
efisien
terjangkau untuk
Anti Korupsi : dalam
masyarakay
menyiapkan alat pemeriksaan
2. Meningkatkan
dilakukan secara mandiri sesuai
kualitas SDM
dengan SOP
yang professional
a. Melakukan Terlaksananya Akuntabilitas : dalam dan berkomitmen
pendampingan pendampingan kerja melakukan pendampingan kerja tinggi
kerja / asisten di di lakukan secara profesional
poli gigi dan penuh tanggung jawab
Nasionalisme : dalam
melakukan pendampingan kerja

30
di lakukan dengan bijaksana
tanpa membedakan status
sosial, suku dan agama pasien
Etika Publik: dalam melakukan
pendampingan kerja dilakukan
dengan sopan dan santun
Komitmen Mutu: dalam
melakukan pendampingan kerja
di lakukan secara efektif dan
efisien
Anti Korupsi : dalam
melakukan pendampingan
dilakukan dengan jujur dan
disiplin
b. Menuliskan hasil Tersedianya Akuntabilitas : Menuliskan
pemeriksaan pencatatan hasil hasil pemeriksaan dengan
kedalam kartu pemeriksaan sebagai bertanggung jawab dan jujur
sadar periksa control Nasionalisme : Menuliskan
gigi hasil pemeriksaan tanpa ada
diskriminasi
Etika Publik : Menuliskan hasil
pemeriksaan dengan jujur dan
bertanggung jawab
Komitmen Mutu :
Menuliskan hasil pemeriksaan
dengan efektif
Anti Korupsi :
Menuliskan hasil pemeriksaan
dengan jujur
c. Melakukan Terlaksananya Akuntabilitas : melakukan
sosialisasi sosialisasi dengan penuh

31
tentang sosialisasi tanggung jawab dan jelas.
kesehatan gigi Nasionalisme : dalam
dan mulut ibu melakukan sosialisasi
hamil menggunakan Bahasa Indonesia.
Etika Publik: dalam melakukan
sosialisasi dilakukan dengan
Integritas tinggi, dan bahasa
yang sopan
Komitmen Mutu: Sosialisasi
dilakukan dengan benar, efektif
dan efisien agar peserta dapat
memahami maksud dan tujuan
Anti Korupsi :
Melakukan sosialisai dengan
jujur
d. Melakukan Terlaksananya Akuntabilitas : melakukan
sosialisasi dan sosialisasi dan sosialisasi serta pembagian kartu
distribusi kartu distribusi Kartu Sadar sadar periksa gigi dilakukan
Sadar Periksa dengan penuh tanggung jawab
Periksa Gigi
gigi Nasionalisme : dalam
melakukan sosialisasi dan
pembagian kartu sadar periksa
gigi menggunakan Bahasa
Indonesia
Etika Publik: dalam
memberikan materi serta
membagikan leaflet, dilakukan
dengan sopan.
Komitmen Mutu: pemberian
materi serta pembagian leaflet di
lakukan dengan benar, efektif

32
dan efisien agar peserta dapat
memahami maksud dan tujuan
Anti Korupsi : Dalam
melakukan sosialisasi dan
distribusi Kartu Sadar Periksa
Gigi dilakukan dengan jujur dan
adil.

Kendari, 24 Maret 2020


Peserta
Menyetujui

Coach

Lusia Sari Andantiwi, AMKG


Hj. Putri Mase, S.Ikom
NIP. 19940630 201903 2 015
NIP. 19630225 198303 2 014

33
34

Anda mungkin juga menyukai