Anda di halaman 1dari 49

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara, yang dimaksud dengan Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat
ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan
perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Pada pasal 10 disebutkan
bahwa fungsi ASN adalah sebagai pelaksana kebijakan public, komitmen mutu, dan
anti korupsi yang disingkat ANEKA. Selain itu, dapat mengaktualisasikannya dalam
member pelayanan kepada publik sehingga pelayanan prima bisa terwujud.
Peraturan baru tentang ASN tertuang dalam Undang-Undang (UU) No.5 Tahun
2014, yang secara implicit menghendaki bahwa ASN yang umum disebut sebagai
birokrt bukan sekedar merujuk kepada jenis pekerjaan tetapi merujuk kepada sebuah
profesi pelayanan publik. Selanjutnya pada pasal 63 ayat 3 dan 4 tercantum dalam
Peraturan Kepala LAN No.12 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Pelatihan Dasar Calon PNS dijelaskan bahwa calon PNS wajib menjalani masa
pendidikan dan pelatihan terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran,
semangat dan motivasi, nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang
unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi
bidang.
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas pelayan kesehatan
yang menyelenggarakan upaya kesehatan mayarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama dengan lebih meningkatkan upaya upaya promotif dan
preventif untuk mencapai derajat kesehatan setinggi-tingginya di wilayah kerja.
(Depkes RI, 2004). Puskesmas merupakan sarana kesehatan yang berfungsi sebagai
penggerak pembangunan yang berwawasan kesehatan, yang memberikan
pelayanan langsung kepada masyarakat. Puskesmas merupakan unit pelaksana
teknis dari dinas kesehatan kabupaten/kota yang berada di wilayah kecamatan untuk
melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan (Depkes RI, 2004).
2

Sebagai sarana pelayanan umum, Puskesmas memelihara dan meningkatkan


lingkungan yang sehat sesuai dengan standar dan persyaratan. Pelayanan
kesehatan yang dilakukan oleh beberapa Puskesmas dapat memberikan dampak
positif dan dampak negatif. Dampak positif adalah meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat serta meningkatkan pengetahuan masyarakat di bidang kesehatan.
Sedangkan dampak negatif yang diakibatkan dari pelayanan kesehatan adalah
sampah/limbah yang dapat menyebabkan penyakit dan pencemaran.
Pesatnya pertumbuhan industri pelayanan kesehatan di Indonesia memberikan
kontribusi signifikan dalam menghasilkan sampah/limbah. Tahun 2011 Indonesia
memiliki 9321 unit Puskesmas, 3025 unit puskesmas rawat inap, 6296 unit
Puskesmas non rawat inap. Ada 64,6% Puskesmas telah melakukan pemisahan
limbah medis dan non medis. Hanya 26,8% Puskesmas yang memiliki insinerator.
Sedangkan 73,2% sisanya tidak memiliki fasilitas tersebut yang menunjukkan
pengelolaan limbah medis padat yang masih buruk (Rahno, dkk., 2015).
Penghasil sampah/limbah di Puskesmas terdiri atas pasien, pengunjung, dan
petugas yang memberikan kontribusi kuat terhadap pengotoran di lingkungan
Puskesmas. Puskesmas menghasilkan sampah/limbah medis maupun sampah non
medis baik dalam bentuk padat maupun cair. Sampah/limbah medis adalah sampah
yang berasal dari kegiatan pelayanan medis. Sampah/limbah medis dianggap
sebagai mata rantai penyebaran penyakit menular. Sampah/limbah bisa menjadi
tempat tertimbunnya organisme penyakit dan menjadi sarang serangga juga tikus.
Disamping itu, limbah juga mengandung berbagai bahan kimia beracun dan benda-
benda tajam yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan dan cidera. Partikel debu
dalam limbah dapat menimbulkan pencemaran udara yang akan menyebarkan
kuman penyakit dan mengkontaminasi peralatan medis dan makanan (Depkes RI,
2004). Dampak lain yang ditimbulkan akibat keberadaan limbah medis adalah
terjadinya penurunan kualitas lingkungan yang mengakibatkan gangguan
kenyamanan dan estetika. Penampilan puskesmas dapat memberikan efek psikologis
bagi pemakai jasa, karena adanya kesan kurang baik akibat limbah yang tidak
ditangani dengan baik (Rahno, dkk., 2015).
3

Umumnya, sistem pembuangan dan pengelolaan limbah Puskesmas sudah


berjalan baik, tetapi masih harus disempurnakan. Hal yang harus diperhatikan adalah
jangan sampai limbah medis tercecer, apalagi dimanfaatkan oleh orang-orang yang
tidak bertanggung jawab, bahkan sampai berdampak pada penyakit-penyakit yang
dapat membahayakan masyarakat (Djohan & Halim, 2013). Banyak Puskesmas di
Indonesia masih melakukan pengelolaan limbah medis di bawah standar profesional.
Bahkan masih ada Puskesmas yang membuang dan mengolah limbah medis tidak
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Pada saat ini pengelolaan sampah medis yang dilakukan di UPT Puskesmas
Buay Rawan sudah berjalan tetapi belum optimal, sehingga harus dilakukan
pengoptimalan dalam pengelolaan sampah medis sesuai dengan standar dan
persyaratan supaya terwujudnya lingkungan yang sehat.

B. Tujuan dan Manfaat


1. Tujuan
a. Untuk Mengoptimalkan Pengelolaan Sampah Medis di UPT Puskesmas Buay
Rawan
b. Untuk Mengidentifikasi Nilai-NIlai Dasar Profesi ASN Dalam Aktualisasi
(Habituasi)
c. Untuk Menerapkan Peran dan Kedudukan ASN di Lingkungan Kerja UPT
Puskesmas Buay Rawan
d. Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pelatihan Dasar ASN
Kabupaten Oku Selatan
2. Manfaat
a. Terlaksananya pengelolaan sampah medis yang optimal di UPT Puskesmas
Buay Rawan
b. Terpenuhinya ilmu pengetahuan tentang pengelolaan sampah medis
c. Terwujudnya karakter PNS yang menerapkan nilai-nilai ANEKA, serta
memahami peran dan kedudukan ASN dalam setiap pekerjaan sesuai
dengan tupoksi
4

C. Ruang Lingkup
Aktualisasi peran dan kedudukan Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam NKRI
sebagai unsur Aparatur Negara dilakukan di UPT Puskesmas Buay Rawan
Kabupaten Oku Selatan. Aktualisasi akan dilaksanakan mulai tanggal 03 Mei 2021
s.d 09 Juni 2021. Ruang lingkup aktualisasi pelaksanaan kegiatan pengelolaan
sampah medis di Puskesmas secara optimal oleh sanitarian melalui media yang
berkaitan dengan nilai-nilai dasar profesi PNS yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA). Adapun kegiatan yang akan
dilaksanakan selama aktualisasi adalah :
1. Melakukan koordinasi dan konsultasi kepada kepala puskesmas selaku
mentor
2. Membuat SOP pengelolaan sampah medis
3. Merencanakan sosialisasi tentang pengelolaan sampah medis
4. Melakukan sosialisasi tentang pengelolaan sampah medis
5. Melakukan evaluasi hasil kegiatan
5

BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI (HABITUASI)

A. Deskripsi Organisasi
1) Profil Organisasi
UPT Puskesmas Buay Rawan adalah Puskesmas yang terletak di desa
Gunung Cahya perlintasan jalan raya menuju Kecamatan BPR Ranau Tengah.
Puskesmas Buay Rawan merupakan pemekaran dari UPT Pusksesmas Muaradua
dan Resmi menjadi UPT Puskesmas Buay Rawan melalui SK Bupati Kabupaten
OKU Selatan pada tanggal 8 Oktober 2012. Awalnya UPT Puskesmas Buay
Rawan menempati Pustu Gunung Cahya Sebagai Puskesmas induk.dan pada
Januari 2013 UPT Puskesmas Buay Rawan menempati bangunan Puskesmas
yang baru yaitu di desa Gunung Cahya sampai sekarang ini.

Gambar 1. Gedung UPT Puskesmas Buay Rawan


6

UPT Puskesmas Buay Rawan berjarak + 14 km dari ibu kota kabupaten


atau kota muaradua dan dapat ditempuh dalam waktu + 15 menit kecepatan 60
km/jam yang berlokasi di Desa Gunung Cahya Kecamatan Buay Rawan
Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan. Selain itu juga letaknya yang strategis
yaitu tepat dipinggir jalan raya ranau, membuat UPT Puskesmas ini mudah
dijangkau oleh masyarakat sekitar.
Adapun Batas Wilayah Kerja UPT Puskesmas Rawat Inap Buay Rawan yaitu :
Sebelah Utara : Kecamatan Muaradua
Sebelah Barat : Kecamatan Tiga Dihaji
Sebelah Selatan : Kecamatan BPR Ranau Tengah
Sebelah Timur : Kecamatan Buay Pemaca
Dengan Luas Wilayah + 19.920 Ha, UPT Puskesmas Buay Rawan terdiri
dari 11 Desa yang dapat dijangkau dengan Kendaraan Roda Dua atau Roda
Empat dan ada juga tinggal di talang-talang yang hanya dapat dijangkau dengan
Kendaraan Roda Dua.

2) Visi, Misi, Motto, Tata Nilai


a. Visi
Berkembangmya Ekonomi Rakyat Melalui Sinergitas Pembangunan
Infrastruktur Yang Aspiratif dan Responsif
b. Misi
1) Mengembangnya ekonomi rakyat berbasis agro wisata, jasa dan sumber
daya alam
2) Mewujudkan reformasi birokrasi berasaskan pelayanan masyarakat
3) Meningkatkan kondisi infrastruktur yang baik
4) Menciptakan kondisi investasi yang kondusif yang dapat membantu
perekonomian rakyat
7

c. Motto :
“Pelayanan Prima Prioritas Kami”
d. Nilai Organisasi
1. P : Profesional
2. R : Ramah
3. I : Inovatif
4. M : Malu
5. A : Amanah

3) Pelayanan Kesehatan
Dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat, UPT Puskesmas
Buay Rawan memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut melalui Upaya
Kesehatan UKM Esensial dan UKM Pengembangan, UKP, Pelayanan
Kefarmasian dan Pelayanan Laboratorium sederhana yang ditentukan
berdasarkan banyaknya permasalahan kesehatan masyarakat. Seluruh
program kegiatan tersebut baik didalam maupun diluar gedung difasilitasi
dengan adanya ruangan dan peralatan yang memadai, program kerja, sumber
daya manusia yang selalu ditingkatkan kemampuannya dan protaf-protaf
sebagai standar pelayanannya.

4) Tugas Pokok Sanitarian


1) Menyusun rencana program kesling
2) Melakukan pendataan sasaran program kesling
3) Pendataan penyuluhan dan penggerakan peran serta masyarakat tentang
penggunaan air bersih
4) Pendataan, penyuluhan dan penggerakan peran serta masyarakat tentang
jamban keluarga
5) Pendataan, penyuluhan dan penggerakan peran serta masyarakat
penyediaaan SPAL yang baik
6) Melakukan pengelolaan sampah medis
8

7) Pendataan, penyuluhan dan penggerakan peran serta masyarakat tentang


rumah sehat
8) Pendataan, penyuluhan dan penggerakan peran serta masyarakat tentang
pemberantasan sarang nyamuk pengawasan dan pembinaan hygiene TTU,
TPM, TP3 pestisida, depot air minum
9) Fasilitator program STOP BABS/STBM
10) Pencatatan, pelaporan dan evaluasi
11) Mengevaluasi hasil kegiatan pembinaan kesehatan lingkungan secara
keseluruhan
12) Mencatat hasil kegiatan program kesehatan secara keseluruhan sebagai
bahan informasi dan pertanggungjawaban kepada Kepala Puskesms
13) Membuat laporan kegiatan rutin yang diserahkan ke Dinas Kesehatan

B. Deskripsi Isu/SituasiProblematik di Puskesmas


Pengertian isu secara umum adalah sebuah phenomena/kejadian yang
diartikan menjadi sebuah masalah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia isu
adalah masalah yg dikedepankan untuk ditanggapi; kabar yang tidak jelas asal
usulnya dan tidak terjamin kebenarannya; kabar angin; desas desus.
Setidaknya ada 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi dan perlu mendapatkan
perhatian dalam menetapkan isu yang akan diangkat, yaitu kemampuan melakukan:
1. Enviromental Scanning, yaitu peduli terhadap masalah dalam organisasi
dan mampu memetakan hubungan kausalitas
2. Problem Solving, mampu mengembangkan dan memilih alternatif, dan
mampu memetakan aktor terkait dan perannya masing-masing
3. Analysis, mampu berpikir konseptual (mengkaitkan dengan substansi Mata
Pelatihan), mampu mengidentifikasi implikasi/dampak/manfaat dari sebuah
pilihan kebijakan/program/kegiatan/tahapan kegiatan
Berdasarkan hasil pengamatan studi lapangan, situasi problematik yang terjadi
di wilayah kerja UPT Puskesmas Buay Rawan yaitu belum optimalnya upaya
kesehatan lingkungan di UPT Puskesmas Buay Rawan yang dapat dijabarkan
9

sebagai berikut:
1. Belum optimalnya penerapan 6 langkah cuci tangan pakai sabun pada
pasien dan pengunjung UPT Puskesmas buay Rawan hal ini dikarenakan
kurangnya pengetahuan cara cuci tangan pakai sabun dengan benar.

2. Rendahnya pemahaman masyarakat tentang pemilahan sampah organik


dan anorganik, hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran dan kepedulian
masyarakat untuk mengelola sampah sebagai upaya mewujudkan
kesuksesan pengelolaan sampah yang terpadu sehingga dapat
mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan dan dampak negatif sampah
terhadap lingkungan.
3. Belum optimalnya pengelolaan sampah medis di UPT Puskesmas Buay
Rawan sehingga diperlukan Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk
mengetahui cara pengelolaan sampah medis di Puskesmas.
4. Belum adanya sosialisasi perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah dan
masyarakat sehingga kurangnya kesadaran akan pentingnya perilaku
hidup bersih dan sehat.
5. Masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan jamban
sehat, hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran akan pentingnya
penggunaan jamban sehat.
10

Tabel 1
Deskripsi Isu / Situasi Problematik
Keterkaitan Dengan
No Identifikasi Isu/Kondisi Kedudukan dan Kondisi yang
Sekarang Peran PNS dalam Diharapkan
NKRI
1. Kurang Optimalnya Manajemen Pasien dan Pengunjung
Penerapan 6 Langkah Cuci ASN Mampu Menerapkan 6
Tangan Pakai Sabun Pada Langkah Cuci Tangan
Pasien dan Pengunjung Pakai Sabun
UPT Puskesmas buay Pelayanan Publik
Rawan
2. Rendahnya Pemahaman Manajemen Meningkatnya
Masyarakat Tentang ASN Pemahaman Masyarakat
Pemilahan Sampah Organik tentang Pemilahan
dan Anorganik di UPT Whole of Sampah Organik Dan
Puskesmas Buay Rawan Government Anorganik

Pelayanan Publik
3. Belum Optimalnya Manajemen Optimalnya Pengelolaan
Pengelolaan Sampah Medis ASN Sampah Medis di UPT
di UPT Puskesmas Buay Puskesmas Buay Rawan
Rawan Whole of
Government
4. Belum Adanya Sosialisasi Manajemen Adanya Sosialisasi
Perilaku Hidup Bersih dan ASN Tentang Pentingnya
Sehat di Sekolah Perilaku Hidup Bersih
Whole of Dan Sehat di Sekolah
Government

Pelayanan
Publik
5. Masih Kurangnya Manajemen Meningkatnya Kesadaran
Kesadaran Masyarakat ASN Masyarakat Tentang
Untuk Menggunakan Pentingnya Penggunaan
Jamban Sehat Whole of Jamban Sehat
Government

Pelayanan
Publik
11

C. Analisis Isu
Berdasarkan identifikasi dan pemetaan isu diatas, selanjutnya dilakukan
analisis menggunakan metode analisis AKPK untuk menentukan isu terpilih. Adapun
kriteria instrumen yang digunakan untuk penilaian dalam metode AKPK adalah
sebagai berikut:
1. Aktual yaitu benar-benar terjadi, sedang hangat dibicarakan di masyarakat.
2. Kekhalayakan yaitu isu menyangkut hajat hidup orang banyak.
3. Problematik yaitu isu memiliki dimensi masalah yang kompleks sehingga
perlu dicarikan solusinya sesegera mungkin.
4. Kelayakan yaitu Masuk akal, realistis, relevan untuk dimunculkan
inisiatif.pemecahan masalahnya.

Tabel 2
Pembobotan Analisis AKPK
Bobot Keterangan
5 Sangat kuat pengaruhnya
4 Kuat pengaruhnya
3 Sedang pengaruhnya
2 Kurang pengaruhnya
1 Sangat kurang pengaruhnya
12

Tabel 3
Analisis Isu Menggunakan AKPK
NO ISU A K P K JUMLAH RANKING
1. Kurang Optimalnya
Penerapan 6
Langkah Cuci
Tangan Pakai
Sabun Pada 5 4 3 3 15 3
Pasien dan
Pengunjung UPT
Puskesmas buay
Rawan
2. Rendahnya
Pemahaman
Masyarakat
Tentang
Pemilahan 4 4 4 4 16 2
Sampah Organik
dan Anorganik di
UPT Puskesmas
Buay Rawan
3. Belum Optimalnya
Pengelolaan
Sampah Medis di 4 5 5 5 19 1
UPT Puskesmas
Buay Rawan
4. Belum Adanya
Sosialisasi Perilaku
4 3 3 3 13 5
Hidup Bersih dan
Sehat di Sekolah
5. Masih Kurangnya
Kesadaran
Masyarakat Untuk 4 4 3 3 14 4
Menggunakan
Jamban Sehat

Berdasarkan penentuan kualitas Isu dengan alat analisis AKPK maka


tergambar ranking tertinggi yang merupakan isu final yang perlu dicarikan
pemecahan masalahnya yaitu: “Belum Optimalnya Pengelolaan Sampah Medis di
UPT Puskesmas Buay Rawan”.
13

D. Argumentasi Terhadap Isu Terpilih


Setelah dilakukan analisis kriteria isu dengan alat analisis AKPK (Aktual,
Kekhalayakan, Problematik dan Kelayakan) ditemukan isu terpilih yaitu Belum
Optimalnya Pengelolaan Sampah Medis di UPT Puskesmas Buay Rawan. Limbah
medis adalah sampah yang berasal dari pelayanan medis, perawatan gigi,
veteranary, farmasi atau yang sejenis, penelitian, pengobatan, perawatan, penelitian
atau pendidikan yang menggunakan bahan-bahan yang beracun, infeksius,
berbahaya atau bisa membahayakan kecuali jika dilakukan pengamanan tertentu
(Asmadi, 2013). Pengelolaan sampah harus dilakukan dengan benar dan efektif dan
memenuhi persyaratan sanitasi. Sebagai sesuatu yang tidak digunakan lagi, tidak
disenangi, dan yang harus dibuang maka sampah tentu harus dikelola dengan baik.
Syarat yang harus dipenuhi dalam pengelolaan sampah ialah tidak mencemari
udara, air, atau tanah, tidak menimbulkan bau (segi estetis) tidak menimbulkan
kebakaran, dan sebagainya. Selain itu, berdasarkan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, pengelolaan sampah
merupakan kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang
meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Menurut (Depkes RI, 2000) tentang
Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia, limbah medis adalah berbagai jenis
buangan yang dihasilkan rumah sakit dan unit-unit pelayanan kesehatan yang mana
dapat membahayakan dan menimbulkan gangguan kesehatan bagi pengujung,
masyarakat terutama bagi petugas yang menanganinya.
Oleh karena itu, penulis akan membuat rancangan aktualisasi dengan judul
“Optimalisasi Pengelolaan Sampah Medis di UPT Puskesmas Buay Rawan”.
14

E. Nilai-Nilai Dasar Profesi PNS


Seorang Aparatur Sipil Negara harus mampu menanamkan nilai-nilai dasar
ANEKA yang merupakan singkatan dari Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi. Untuk itu perlu indikator-indikator dan nilai-nilai
dasar tersebut yaitu :
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas sering disamakan dengan responbilitas. Namun pada
dasarnya, kedua konsep itu memiliki makna yang berbeda. Responsibilitas
adalah kewajiban untuk bertanggung jawab. Akuntabilitas adalah kewajiban
pertanggungjawaban yang harus dicapai.
Akuntabilitas publik terdiri dari dua macam, yaitu : akuntabilitas vertical
(pertanggungjawaban kepada otoritas yang lebih tinggi) dan akuntabilitas
horizontal (pertanggungjawaban pada masyarakat luas). Untuk memenuhi
terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel, maka mekanisme
akuntabilitas kejujuran, maka mekanisme akuntabilitas harus mengandung
dimensi akuntabilitas kejujuran dan hukum, akuntabilitas proses, akuntabilitas
program, dan akuntabilitas kebijakan.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah
seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-nilai publik
tersebut antara lain adalah:
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor,
kelompok, dan pribadi;
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah
keterlibatan PNS dalam politik praktis;
c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik;
d. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai
penyelenggara pemerintahan.
15

Akuntabilitas terdiri dari beberapa aspek. Menurut LAN RI (2015:8), aspek-


aspek tersebut terdiri dari:
a. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan
b. Akuntabilitas berorientasi pada hasil
c. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan
d. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi
e. Akuntabilitas memperbaiki kinerja
Berdasarkan aspek-aspek tersebut seorang PNS harus memiliki sikap
tanggung jawab dalam menjalankan setiap tugasnya. Bofens (dalam LAN RI,
2015:10) menyatakan bahwa akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama yaitu:
a. Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokratis);
b. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran
konstitusional);
c. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
Selain itu, menurut LAN RI (2015:11) akuntabilitas memiliki tingkatan
hierarkis. Tingkatan akuntabilitas terdiri dari 5 tingkatan sebagai berikut:
a. Akuntabilitas personal
b. Akuntabilitas individu
c. Akuntabilitas kelompok
d. Akuntabilitas organisasi
e. Akuntabilitas stakeholder
Akuntabilitas memiliki empat dimensi agar memenuhi terwujudnya sektor
publik yang akuntabel, diantaranya sebagai berikut:
a. Akuntabilitaskejujuran dan hukum (accountability for probity and legality)
b. Akuntabilitas proses (process accountability)
c. Akuntabilitas program (program accountability)
d. Akuntabilitas kebijakan (policy accountability)
Menurut Widita (2015) dalam menciptakan lingkungan kerja yang
akuntabel, ada beberapa indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus
diperhatikan, yaitu :
16

a. Kepemimpinan : Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah


dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan
lingkungannya.
b. Transparansi : Keterbukaan atas semua tindakan dankebijakan yang dilakukan
oleh individu maupun kelompok/instansi.
c. Integritas : adalah adalah konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan
dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
d. Tanggung Jawab : adalah kesadaran manusia akantingkah laku atau
perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.tanggung jawab
juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
e. Keadilan : adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal,
baik menyangkut benda atau orang.
f. Kepercayaan : Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.
Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas.
g. Keseimbangan : Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungankerja, maka
diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan
dan kapasitas.
8) Kejelasan : Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki
gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang
diharapkan.
9) Konsistensi : adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan
sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.

2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah suatu paham yang sama dan mampu menciptakan
serta membentuk kedaulatan dalam sebuah negara, dengan mempertahankan
dan mewujudkan suatu konsep identitas milik bersama dari sekelompok manusia
yang memiliki tujuan, visi, cita-cita yang sama demi mewujudkan kepentingan
nasional, serta juga dapat diartikan sebagai rasa yang ingin mempertahankan
negaranya baik itu sisi luar maupun dalam.
17

Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Bahkan


tidak hanya sekedar wawasan saja tetapi kemampuan mengaktualisasikan
nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan tugasnya merupakan hal yang lebih
penting.Diharapkan dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap pegawai ASN
memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan
negara.Nilai-nilai yang berorientasi pada kepentingan publik menjadi nilai dasar
yang harus dimiliki oleh setiap pegawai ASN.Pegawai ASN dapat mempelajari
bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila agar memiliki karakter yang
kuat dengan nasionalisme dan wawasan kebangsaannya.
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana
mestinya. Sikap seperti ini jelas mencerai-beraikan bangsa yang satu dengan
bangsa yang lain. Keadaan seperti ini sering disebut chauvinisme. Sedangkan
dalam arti luas, nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang
wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain
(LAN RI, 2015:1). Secara politis nasionalisme berarti pandangan atau paham
kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan
pada nilai-nilai Pancasila.
Dalam UU No. 5 tahun 2014 tentang ASN, salah satu fungsi ASN adalah
menjalankan kebijakan publik.Kebijakan publik diharapkan dapat dilakukan
dengan integritas tinggi dalam melayani publik sehingga dalam menjadi pelayan
publik yang profesional.ASN adalah aparat pelaksana yang melaksanakan segala
peraturan perundang-undangan yang menjadilandasan kebijakan publik untuk
mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan.Fungsi ASN sebagai pelayan publik
merupakan segala bentuk pelayanan sektor publik yang dilaksanakan aparatur
pemerintah, termasuk aparat yang bergerak di bidang perekonomian dalam
bentuk barang dan jasa, yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku (LAN,
2015:120).Sebagai pelayan publik seorang ASN dituntut menjadi profesional
untuk menciptakan pelayanan yang prima.
18

Fungsi ASN sebagai perekat dan pemersatu bangsa dan Negara yaitu
setiap pegawai ASN harus memiliki jiwa nasionalisme dan wawasan kebangsaan
yang kuat, memiliki kesadaran sebagai penjaga kedaulatan Negara, menjadi
perekat bangsa dan mengupayakan situasi damai di selurih wilayah Indonesia,
dan menjaga keutuhan NKRI. Maka indikator Nasionalisme yang harus dimiliki
aparatur sipil Negara adalah ialah berwawasan kebangsaan yang kuat,
memahami pluralitas, beroientasikepublikan yang kuat, serta memntingkan
nasional di atas segalanya.
Selain profesional dan melayani, ASN juga dituntut harus memiliki
integritas tinggi yang merupakan bagian dari kode etik dan kode etik perilaku
yang telah diatur dalam Undang-Undang ASN.Etika-etika dalam kode etik
tersebut harus diarahkan pada pilihan-pilihan yang benar-benar mengutamakan
kepentingan masyarakat luas.

3. Etika Publik
Etika adalah refleksi atas nilai tentang benar/salah, baik/buruk atau pantas
tidak panas yang harus dilakukan. Dalam kaitannya dengan pelayan publik etika
publik adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik buruk, benar
salah prilaku tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam
rangka menajalankan tanggung jawab pelayanan publik.
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta keyakinan
untuk menentukan perbuatan yang pantas guna menjamin adanya perlindungan
hak-hak individu, mencakup cara-cara pengambilan keputusan untuk membantu
membedakan hal-hal yang baik dan buruk serta mengarahkan apa yang
seharusnya dilakukan sesuai nila-nilai yang dianut, Catalano, 1991 (dalam
Widita, 2015).
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu
kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam
bentuk ketentuan-ketentuan tertulis (LAN, 2015:9).Kode etik profesi dimaksudkan
untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat
19

melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh


sekelompok profesional tertentu.
Berdasarkan undang-undang ASN, kode etik dan kode perilaku ASN yakni
sebagai berikut:
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas
tinggi;
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku;
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan etika pemerintahan;
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif, dan efisien;
Dimensi etika publik terdiri dari dimensi tujuan pelayanan publik yang
bertujuan untuk mewujudkan pelayanan yang berkualitas dan relevan, dimensi
modalitas yang terdiri dari akuntabilitas, transparansi, dan netralitas, serta
dimensi tindakan integritas publik (LAN, 2015:11).Ketiga dimensi tersebut dapat
menjadi dasar untuk dapat menjadi pelayan publik yang beretika.
Pelayanan publik yang profesional membutuhkan tidak hanya kompetensi
teknis dan leadership, namun juga kompetensi etika.Olehkarena itu perlu
dipahami etika dan kode etik pejabat publik.Tanpa memiliki kompetensi etika,
pejabat cenderung menjadi tidak peka, tidak peduli dan bahkan seringkali
diskriminatif, terutama pada masyarakat kalangan bawah yang tidak
beruntung.Etika publik merupakan refleksi kritis yang mengarahkan bagaimana
nilai-nilai kejujuran, solidaritas, keadilan, kesetaraan, dan lain-lain dipraktikkan
dalam wujud keprihatinan dan kepedulian terhadap kesejahteraan
masyarakat.Dengan diterapkannya kode etik ASN, perilaku pejabat publik harus
berubah dari penguasa menjadi pelayan, dari wewenang menjadi peranan, dan
20

menyadari bahwa jabatanpublik adalah amanah yang harus


dipertanggungjawabkan bukan hanya di dunia namun juga di akhirat.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain
yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai. Bidang
apapun yang menjadi tanggung jawab pegawai negeri sipil semua mesti
dilaksanakan secara optimal agar dapat member kepuasan kepada stakeholder.
LAN RI (2015: 9) menjelaskan bahwa karakteristik utama yang dapat
dijadikan dasar untuk mengukur tingkat efektivitas adalah ketercapaian target
yang telah direncanakan, baik dilihat dari capaian jumlah maupun mutu hasil
kerja, sehingga dapat memberi kepuasan, sedangkan tingkat efisiensi diukur dari
penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam menyelesaikan kegiatan.
Untuk mewujudkan sistem pelayanan publik yang bermutu harus
memerlukan komitmen. Komitmen atau kesungguhan hati untuk melakukan
perubahan dengan cara berinovasi guna meningkatkan mutu pelayanan.
Inovasi kemudian muncul karena adanya dorongan kebutuhan
organisasi/perusahaan untuk beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang
terjadi di sekitarnya. Mengenai inovasi, LAN RI (2015:11) menyatakan bahwa
proses inovasi dapat terjadi secara perlahan (bersifat evolusioner) atau bisa juga
lahir dengan cepat (bersifat revolusioner). Inovasi akan menjadi salah satu
kekuatan organisasi untuk memenangkan persaingan.
Empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus
diperhatikan, yaitu:
a. Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan target.
Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.
Efektifitas organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk mencapai
target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi sumber
21

daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan


pelanggan.
b. Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai
hasil tanpa menimbulkan keborosan.Sedangkan efisiensi merupakan
tingkat ketepatan realiasi penggunaan sumberdaya dan
bagaimanapekerjaan dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada tidaknya
pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan
prosedur dan mekanisme yang ke luar alur.
c. Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang konstruktif,
sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter
sebagai aparatur yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan
publik yang berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau
menggugurkan tugas rutin.
d. Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa,
manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi
harapan konsumen. Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa
yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan
keinginannya, bahkan melampaui harapannya. Mutu merupakan salah
satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja.Mutu
menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan keberlanjutan
organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli maka dapat disimpulkan bahwa mutu


mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada pelanggan
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan dan bahkan melampaui
harapannya.Manajemen mutu harus dilaksanakan secara terintegrasi, dengan
melibatkan seluruh komponen organisasi, untuk senantiasa melakukan perbaikan
22

mutu agar dapat memuaskan pelanggan. Bill Creech (dalam LAN, 2015)
memperkenalkan lima pilar dalam manajemen mutu terpadu yaitu produk, proses,
organisasi, pemimpin dan komitmen. Kelima pilar tersebut memiliki keterkaitan
dan ketergantungan yang tinggi, sehingga target mutu dapat diwujudkan bahkan
dapat terus ditingkatkan secara berkelanjutan.
Target utama kinerja aparatur yang berbasis komitmen mutu adalah
mewujudkan kepuasan masyarakat yang menerima layanan.Mutu kerja aparatur
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dewasa ini masih banyak
yang tidak mengindahkan peraturan perundang-undangan.

5. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai
kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar biasa,
menyebabkankerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat
dan kehidupan yang lebih luas.Kerusakan tidak hanya terjadi dalam kurun
waktuyang pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang.
Korupsi adalah perilaku pejabat publik, baik politikus maupun pegawai
negeri yang secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau
memperkaya merka yang dekat dengan dirinya, dengan cara menyalahgunakan
kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka.
9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang harus
diperhatikan, yaitu Jujur, Peduli, mandiri, disiplin, tanggung jawab, kerja keras,
sederhana, berani serta adil.
a. Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi
penegakan integritas diri seseorang.Tanpa adanya kejujuran mustahil
seseorang bisa menjadi pribadi yang berintegritas. Seseorang dituntut
untuk bisa berkata jujur dan transparan serta tidak berdusta baik terhadap
23

diri sendiri maupun orang lain, sehingga dapat membentengi diri terhadap
godaan untuk berbuat curang.
b. Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki sifat
kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan
memperhatikan lingkungan sekelilingnya di mana masih terdapat banyak
orang yang tidak mampu, menderita, dan membutuhkan uluran tangan.
Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan tergoda untuk memperkaya diri
sendiri dengan cara yang tidak benar tetapi ia malah berupaya untuk
menyisihkan sebagian penghasilannya untuk membantu sesama.
c. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang menjadi
tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas kemandirian
yang dimiliki seseorang mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja
secara efektif. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan
pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab demi mencapai keuntungan
sesaat.
d. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan
konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri membuat seseorang
akan selalu mampu memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya.
Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan kebenaran menjadi pegangan
utama dalam bekerja. Seseorang yang mempunyai pegangan kuat
terhadap nilai kedisiplinan tidak akan terjerumus dalam kemalasan yang
mendambakan kekayaan dengan cara yang mudah.
e. Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari bahwa
keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan perbuatan baik
demi kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak tanduk dan kegiatan
yang dilakukannya akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada
24

Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat, negara, dan bangsanya. Dengan


kesadaran seperti ini maka seseorang tidak akan tergelincir dalam
perbuatan tercela dan nista.
f. Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas hasil
kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar-besarnya. Ia
mencurahkan daya pikir dan kemampuannya untuk melaksanakan tugas
dan berkarya dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan mau memperoleh
sesuatu tanpa mengeluarkan keringat.
g. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari
kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan semestinya
tanpa berlebih-lebihan.Ia tidak tergoda untuk hidup dalamgelimang
kemewahan. Kekayaan utama yang menjadi modal kehidupannya adalah
ilmu pengetahuan.Ia sadar bahwa mengejarharta tidak akan pernah ada
habisnya karena hawa nafsu keserakahan akan selalu memacu untuk
mencari harta sebanyak-banyaknya.
h. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk
menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak akan mentolerir
adanya penyimpangan dan berani menyatakanpenyangkalan secara
tegas. Ia juga berani berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun semua
kolega dan teman-teman sejawatnyamelakukan perbuatan yang
menyimpang dari hal yang semestinya. Ia tidak takut dimusuhi dan tidak
memiliki teman kalau ternyata mereka mengajak kepada hal-hal yang
menyimpang.
i. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia
terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untuk
mendapatkan lebih dari apa yang ia sudah upayakan. Bila ia
25

seorangpimpinan maka ia akan memberi kompensasi yang adil kepada


bawahannya sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkankeadilan
dan kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya.

Kesadaran anti korupsi yang dibangun melalui pendekatan spiritual, dengan


selalu ingat akan tujuan keberadaannya sebagai manusia di muka bumi, dan selalu
ingat bahwa seluruh ruang dan waktu kehidupannya harus dipertanggungjawabkan
sehingga dapat menjadi benteng kuat untuk antikorupsi. Tanggung jawab spiritual
yang baik akan menghasilkan niat yang baik dan mendorong untuk memiliki visi dan
misi yang baik, hingga selalu memiliki semangat untuk melakukan proses atau usaha
terbaik danmendapatkan hasil terbaik agar dapat dipertanggungjawabkan secara
publik.
26

F. Matrik Aktualisasi
Unit Kerja : UPT Puskesmas Buay Oku Selatan
Isu yang diangkat : Belum Optimalnya Pengelolaan Sampah Medis
di UPT Puskesmas Buay Rawan

Gagasan pemecahan isu :


1. Melakukan koordinasi dan konsultasi kepada mentor kepala puskesmas selaku
mentor
2. Membuat SOP pengelolaan sampah medis
3. Merencanakan sosialisasi tentang pengelolaan sampah medis
4. Melaksanakan sosialisasi pengelolaan sampah medis
5. Melakukan evaluasi hasil kegiatan
27

Tabel 4
Matrik Kegiatan Aktualisasi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan Keterkaitan dengan Nilai-Nilai Kontribusi Kontribusi
Mata Diklat Kegiatan Kegiatan
Terhadap Visi Terhadap
dan Misi Penguatan
Organisasi Nilai-Nilai
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1 Melakukan 1. Melakukakan konsultasi Terlaksananya kegiatan Keterkaitan dengan nilai Kegiatan ini Ramah
koordinasi dan dengan kepala aktualisasi atas persetujuan ANEKA : sejalan dengan Kegiatan ini
konsultasi kepada puskesmas mentor, dibuktikan dengan : Akuntabilitas misi Kepala berkaitan
kepala 2. Meminta persetujun 1. Surat permohonan 1. Tanggung Jawab : Daerah Oku dengan nilai
puskesmas pelaksanaan kegiatan 2. Surat persetujuan dari Melaksanakan aktualisasi Selatan yaitu ramah dalam
selaku mentor kepala puskesmas yang telah disetujui kepala “mewujudkan melakukan
3. Dokumentasi kegiatan puskesmas dengan penuh reformasi musyawarah
tanggung jawab. birokrasi kepada kepala
2. Transparansi : Komunikasi berasaskan puskesmas
dilakukan secara terbuka pelayanan selaku mentor.
untuk menghindari masyarakat”.
kesalahpahaman saat
pelaksanaan kegiatan
aktualisasi.

Nasionalisme
Pancasila Sila ke-4
Melakukan musyawarah dengan
atasan dan menerima dengan
baik masukan yang diberikan
oleh atasan/mentor untuk
menyempurnakan rancangan
aktualisasi.
28

No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan Keterkaitan dengan Nilai-Nilai Kontribusi Kontribusi
Kegiatan Kegiatan
Mata Diklat
Terhadap Visi Terhadap
dan Misi Penguatan
Organisasi Nilai-Nilai
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Etika Publik
1. Jujur: Menjelaskan kegiatan
aktualisasi dilakukan secara
jujur terbuka.
2. Menghargai Komunikasi
Konsultasi dan Kerjasama:
Melaksanakan koordinasi
untuk bermusyawarah
dalam penyelesaian tugas.
3. Sopan, Santun dan Ramah:
Dalam melakukan
koordinasi dengan
atasan/mentor.

Komitmen Mutu
1. Efisiensi : dapat
melaksanakan kegiatan
sesuai dengan jadwal
pelaksanaan yang telah
dibuat.
2. Orientasi mutu : memastikan
seluruh tahapan kegiatan
berjalan lancar karena sudah
mendapatkan izin dari
atasan/mentor.
29

No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan Keterkaitan dengan Nilai-Nilai Kontribusi Kontribusi
Mata Diklat Kegiatan Kegiatan
Terhadap Visi Terhadap
dan Misi Penguatan
Organisasi Nilai-Nilai
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Anti Korupsi
1. Jujur : memulai kegiatan
sesuai dengan izin dari
atasan/mentor.
2. Disiplin : meminta izin
terlebih dahulu sebelum
memulai seluruh kegiatan.

Keterkaitan dengan Agenda


Peran dan Kedudukan ASN
Manajemen ASN
Kegiatan konsultasi dengan
kepala Puskesmas merupakan
bentuk kerjasama yang baik
dengan atasan/mentor.
30

No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan Keterkaitan dengan Nilai-Nilai Kontribusi Kontribusi
Mata Diklat Kegiatan Kegiatan
Terhadap Visi Terhadap
dan Misi Penguatan
Organisasi Nilai-Nilai
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2 Membuat SOP 1. Membuat rancangan Tersusunnya SOP Keterkaitan dengan nilai Kegiatan ini Inovatif
pengelolaan SOP pengelolaan pengelolaan sampah medis, ANEKA sejalan dengan SOP yang
sampah medis sampah medis dibuktikan dengan : Akuntabilitas misi Kepala disusun sesuai
2. Mencetak dan 1. SOP 1. Tanggung jawab : dengan Daerah Oku dengan nilai
menempelkannya 2. Dokumentasi kegiatan SOP yang dibuat dan Selatan yaitu inovatif yang
ditempat penampungan mematuhinya “mewujudkan mencurahkan
sementara (TPS) 2. Transparansi : dalam reformasi segala
kegiatan membuat SOP birokrasi kemampuan
mengutamakan sikap berasaskan diri dalam
transparansi agar tercipta pelayanan berpikir untuk
komunikasi yang lebih besar masyarakat”. menciptakan
dan kerjasama dengan sesuatu yang
rekan kerja. baru bagi
kesehatan
Nasionalisme masyarakat
1. Sila Keempat : Melakukan dan
musyawarah dengan atasan lingkungan.
dan menerima dengan baik
masukan yang diberikan
oleh atasan untuk
menyempurnakan SOP.

Etika Publik
1. Dalam membuat SOP harus
berpacu dengan peraturan
perundang-undangan yang
berlaku yg dijadikan acuan
dalam pembuatan SOP, dan
melaksanakan kegiatan
dengan penuh tanggung
31

jawab dan berintegritas


tinggi.
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan Keterkaitan dengan Nilai-Nilai Kontribusi Kontribusi
Mata Diklat Kegiatan Kegiatan
Terhadap Visi Terhadap
dan Misi Penguatan
Organisasi Nilai-Nilai
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Komitmen Mutu
1. Efektifitas : membuat SOP
yang mudah dipahami
sehingga akan
meningkatkan efektifitas
dalam pengelolaan sampah
medis
2. Efisien : membuat SOP yang
ringkas namun tepat
sehingga lebih efisien ketika
menerapkannya

Anti Korupsi
1. Dalam melakukan kerjasama
pembuatan SOP
pengelolaan limbah medis
dengan rekan kerja
berusaha untuk menjaga
situasi agar tidak terjadi
konflik kepentingan dan
perselisihan pendapat yang
dapat menghambat
tercapainnya kegiatan.

Keterkaitan dengan Agenda


Peran dan Kedudukan ASN
Manajemen ASN
Adanya pengelolaan sampah
32

medis yang sesuai dengan


standar dengan adanya SOP
pengelolaan sampah medis
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan Keterkaitan dengan Nilai-Nilai Kontribusi Kontribusi
Mata Diklat Kegiatan Kegiatan
Terhadap Visi Terhadap
dan Misi Penguatan
Organisasi Nilai-Nilai
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Whole of Government
UPT Puskesmas Buay Rawan
melakukan kerjasama Memorial
of Understanding (MOU) dengan
PT JAT Teknika Medika Group
guna peningkatan standar mutu
pengelolaan sampah medis
sesuai dengan Peraturan
Menteri Kesehatan (Permenkes)
Nomor 7 Tahun 2019 Tentang
Kesehatan Lingkungan.
33

No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan Keterkaitan dengan Nilai-Nilai Kontribusi Kontribusi
Mata Diklat Kegiatan Kegiatan
Terhadap Visi Terhadap
dan Misi Penguatan
Organisasi Nilai-Nilai
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
3 Merencanakan 1. Membuat daftar hadir Terencanannya sosialisasi Keterkaitan dengan nilai Kegiatan ini Profesional
sosialisasi sosialisasi kepada petugas kesehatan di ANEKA sejalan dengan Merencanakan
tentang 2. Membuat banner unit terkait : Akuntabilitas misi Kepala sosialisasi
pengelolaan sosialisasi 1. Daftarl hadir 1. Tanggung jawab : Daerah Oku sesuai dengan
sampah medis 2. Banner sosialisasi bertanggung jawab atas apa Selatan yaitu tugas pokok.
3. Dokumentasi kegiatan yang direncanakan untuk “mewujudkan
sosialisasi. reformasi
birokrasi
Nasionalisme berasaskan
1. Integritas : Melakukan pelayanan
sesuai rencana yang telah masyarakat”.
dibuat.

Etika Publik
1. Tanggung jawab :
mempertanggung jawabkan
atas rencana yang dibuat.

Komitmen Mutu
1. Profesional :
Merencanakan sosialisasi
sesuai dengan tugas pokok.

Anti Korupsi
1. Bekerja keras dalam
merencanakan sosialisasi.
34

No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan Keterkaitan dengan Nilai-Nilai Kontribusi Kontribusi
Mata Diklat Kegiatan Kegiatan
Terhadap Visi Terhadap
dan Misi Penguatan
Organisasi Nilai-Nilai
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Keterkaitan dengan Agenda
Peran dan Kedudukan ASN
Manajemen ASN
Melaksanakan tugas dan fungsi
secara professional,
bertanggung jawab, dan
integritas.
35

A. Jadwal Kegiatan Aktualisasi


Adapun jadwal kegiatan aktualisasi yang akan dilakukan peserta diuraikan pada tabel
berikut ini :

Tabel 5
Jadwal Kegiatan Aktualisasi
No Tahapan Kegiatan Mei Juni
Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu
ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-1
1. Melakukan koordinasi
dan konsultasi kepada
kepala puskesmas
selaku mentor
2. Membuat SOP
pengelolaan sampah
medis
3. Merencanakan
sosialisasi tentang
pengelolaan sampah
medis
4. Melaksanakan
sosialisasi pengelolaan
sampah medis
5. Melakukan evaluasi
hasil kegiatan
36

A. Kendala dan Antisipasi


Berikut adalah kendala-kendala yang mungkin terjadi saat aktualisasi nilai-nilai
pada saat habituasi dan antisipasinya.
Tabel 6
Kendala dan Antisipasi
No Kendala Antisipasi
1. Adanya jadwal aktualisasi yang Menjalin komunikasi yang baik terhadap pimpinan serta
bersamaan dengan kegiatan di rekan kerja. Serta pengaturan jadwal tugas yang
puskesmas memungkinkan terselesaikannya semua kewajiban dan
tugas
2. Membutuhkan bantuan tenaga dari Melakukan konsultasi kepada atasan untuk
rekan-rekan satuan kerja mengkoordinir staf agar dapat berpartisipasi selama
kegiatan aktualisasi
3. Kegiatan aktualisasi yang Harus segera melakukan pelaksanaan sesuai jadwal
dilaksanakan selama pandemi COVID tanpa menunda-nunda dengan tetap mematuhi
19 protokol kesehatan
37

BAB III

PELAKSANAAN AKTUALISASI (HABITUASI)

A. Pendalaman Core Issue Terpilih


Implementasi rancangan Optimalisasi Pengelolaan Sampah Medis di UPT
Puskesmas Buay Rawan dilaksanakan selama 30 hari di wilayah kerja UPT
Puskesmas Buay Rawan sesuai dengan proses/tahapan yang disyaratkan dalam
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II Angkatan VII Provinsi
Sumatera Selatan Tahun 2021. Kegiatan aktualisasi ini dilaksanakan dengan
sasaran yaitu petugas kesehatan di UPT Puskesmas Buay Rawan. Beberapa
kegiatan yang telah dirancang memiliki satu tujuan akhir yaitu mencari solusi dari
core issue yaitu Belum optimalnya pengelolaan sampah medis di UPT
Puskesmas Buay Rawan.
Adapun tahapan kegiatan yang dilakukan untuk menemukan solusi dari core
issue ini adalah :
1. Melakukan koordinasi dan konsultasi kepada kepala puskesmas selaku mentor
2. Membuat SOP pengelolaan sampah medis
3. Merencanakan sosialisasi tentang pengelolaan sampah medis
4. Melaksanakan sosialisasi pengelolaan sampah medis
5. Melakukan evaluasi hasil kegiatan
38

KEGIATAN 1
Tabel 3.1 Melakukan koordinasi dan konsultasi kepada kepala puskesmas selaku
mentor
Kegiatan : Melakukan koordinasi dan konsultasi kepada kepala
puskesmas selaku mentor

Tanggal : 03– 06 Mei 2021

Lampiran : 1. Surat permohonan


2. Surat persetujuan dari kepala puskesmas
3. Dokumentasi Kegiatan

1. Keterkaitan Dengan Nilai ANEKA

a. Akuntabilitas:
1) Tanggung Jawab: Melaksanakan aktualisasi yang telah disetujui oleh
mentor dengan penuh tanggung jawab.
2) Transparansi: Komunikasi dilakukan secara terbuka untuk menghindari
kesalahpahaman saat pelaksanaan kegiatan aktualisasi.

b. Nasionalisme:
Pancasila sila keempat: Melakukan musyawarah dengan atasan dan
menerima dengan baik masukan yang diberikan oleh atasan/mentor untuk
menyempurnakan rancangan aktualisasi.

c. Etika Publik:
1) Jujur: Menjelaskan kegiatan aktualisasi dilakukan secara jujur dan terbuka.
2) Menghargai Komunikasi Konsultasi dan Kerjasama: melaksanakan
koordinasi untuk bermusyawarah dalam penyelesaian tugas.
3) Sopan, Santun dan Ramah: Dalam melakukan koordinasi dengan
atasan/mentor.
39

d. Komitmen Mutu:
1) Efisiensi: Dapat melaksanakan kegiatan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan yang telah dibuat
2) Orientasi mutu: Memastikan seluruh tahapan kegiatan berjalan lancar
karena sudah mendapatkan izin dari atasan/mentor.

e. Anti Korupsi:
1) Jujur: Memulai kegiatan sesuai dengan izin dari atasan/mentor.
2) Disiplin: Meminta izin terlebih dahulu sebelum memulai seluruh kegiatan.

2. Keterkaitan dengan Agenda Peran dan Kedudukan ASN


Manajemen ASN:
Kegiatan konsultasi dengan Kepala Puskesmas merupakan bentuk kerjasama
yang baik dengan atasan/mentor.

3. Kontribusi Kegiatan Terhadap Visi, Misi, dan Penguatan Nilai-Nilai


Organisasi
a. Misi : Mewujudkan reformasi birokrasi berasaskan pelayanan masyarakat.
b. Nilai-Nilai Organisasi
1) Ramah : Kegiatan ini berkaitan dengan nilai ramah dalam melakukan
musyawarah kepada kepala puskesmas selaku mentor.
40
41

D. BUKTI Output

Gambar.1 Gambar.2

Surat Permohonan Surat Persetujuan

Gambar.3

Melakukan Konsultasi dan Meminta


Persetujuan dengan Kepala Puskesmas
42

KEGIATAN 2
Tabel 3.2 Membuat SOP Pengelolaan Sampah Medis
Kegiatan : Membuat SOP pengelolaan sampah medis

Tanggal : 17-22 Mei 2021

Lampiran : 1. SOP
2. Dokumentasi Kegiatan
1. Keterkaitan Dengan Nilai ANEKA
a. Akuntabilitas:
1) Tanggung Jawab : dengan SOP yang dibuat dan mematuhinya.
2) Transparansi : dalam kegiatan membuat SOP mengutamakan sikap
transparansi agar tercipta komunikasi yang lebih besar dan kerjasama
dengan rekan kerja.

b. Nasionalisme:
Sila Keempat : Melakukan musyawarah dengan atasan dan menerima
dengan baik masukan yang diberikan oleh atasan untuk menyempurnakan
SOP.

c. Etika Publik:
1) Dalam membuat SOP harus berpacu dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku yang dijadikan acuan dalam pembuatan SOP,
dan melaksanakan kegiatan dengan penuh tanggung jawab dan
berintegritas tinggi.

d. Komitmen Mutu:
1) Efektifitas : membuat SOP yang mudah dipahami sehingga akan
meningkatkan efektifitas dalam pengelolaan sampah medis.
2) Efisien : Membuat SOP yang ringkas namun tepat sehingga lebih efisien
43

ketika menerapkannya.
e. Anti Korupsi:
1) Dalam melakukan pembuatan SOP pengelolaan limbah medis berusaha
untuk menjaga situasi agar tidak terjadi konflik kepentingan dan
perselisihan pendapat yang dapat menghambat tercapainnya kegiatan.

2. Keterkaitan dengan Agenda Peran dan Kedudukan ASN


a. Manajemen ASN :
Adanya pengelolaan sampah medis yang sesuai dengan standar dengan
adanya SOP pengelolaan sampah medis.
b. Whole of Government :
UPT Puskesmas Buay Rawan melakukan kerjasama Memorial of
Understanding (MOU) dengan PT JAT Teknika Medika Group guna
peningkatan standar mutu pengelolaan sampah medis sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 7 Tahun 2019 Tentang
Kesehatan Lingkungan.

3. Kontribusi Kegiatan Terhadap Visi, Misi, dan Penguatan Nilai-Nilai


Organisasi
a. Misi: Mewujudkan reformasi birokrasi berasaskan pelayanan masyarakat
b. Nilai-Nilai Organisasi
1) Inovatif : SOP yang disusun sesuai dengan nilai inovatif yang
mencurahkan segala kemampuan diri dalam berpikir untuk
mencipatakan sesuatu yang baru bagi kesehatan masyarakat dan
lingkungan.
44
45

E. BUKTI Output

Gambar.1

SOP Pengelolaan Sampah Medis

Gambar.2 Gambar.3

Membuat Rancangan SOP Pengelolaan Menempelkan SOP di Tempat Penampungan


Sampah Medis Sementara (TPS)
46

KEGIATAN 3
Tabel 3.3 Merencanakan Sosialisasi Tentang Pengelolaan Sampah Medis
Kegiatan : Merencanakan sosialisasi tentang pengelolaan sampah medis

Tanggal : 24-28 Mei 2021

Lampiran : 1. Daftar hadir


2. Banner sosialisasi
3. Dokumentasi Kegiatan
4. Keterkaitan Dengan Nilai ANEKA
a. Akuntabilitas:
Tanggung Jawab : bertanggung jawab atas apa yang direncanakan untuk
sosialisasi.

b. Nasionalisme:
Integritas : Melakukan sesuai rencana yang telah dibuat.

c. Etika Publik:
1) Tanggung Jawab : mempertanggung jawabkan atas rencana yang dibuat.

d. Komitmen Mutu:
1) Profesional : Merencanakan sosialisasi sesuai dengan tugas pokok.

f. Anti Korupsi:
1) Bekerja keras dalam merencanakan sosialisasi.
47

2) Keterkaitan dengan Agenda Peran dan Kedudukan ASN


a. Manajemen ASN:
Melaksanakan tugas dan fungsi secara professional, bertanggung jawab,
dan integritas.

3) Kontribusi Kegiatan Terhadap Visi, Misi, dan Penguatan Nilai-Nilai


Organisasi
a. Misi: Mewujudkan reformasi birokrasi berasaskan pelayanan masyarakat.
b. Nilai-Nilai Organisasi
1) Profesional : Merencanakan sosialisasi sesuai dengan tugas pokok.
48

D. BUKTI Output

Gambar.1

Daftar Hadir

Gambar.2 Gambar.3

Banner Jadwal Hadir dan Banner Banner Sosialisasi


49

Anda mungkin juga menyukai