Anda di halaman 1dari 11

BAB I

GAMBARAN ORGANISASI DAN PROFIL PESERTA

1.1 Gambaran Organisasi


Menurut Permenkes No. 43 tahun 2019 Pusat Kesehatan Masyarakat yang
selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif di wilayah kerjanya.

Gambar 1.1 Foto Bangunan Puskesmas Darul Imarah


Puskesmas Darul Imarah merupakan Puskesmas yang terletak di kecamatan
Darul Imarah, merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di wilayah
Kabupaten Aceh Besar dengan ibu kota Kecamatan Lampeuneurut Ujong Blang.

Gambar 1.2. Peta Kecamatan Darul Imarah

1
Wilayah Kecamatan Darul Imarah sebahagian merupakan daerah pertanian
dan berbatasan dengan wilayah kotamadya sehingga puskesmas Darul Imarah
letaknya strategis dengan batas kota dengan daerah pertokoan. Sarana
perhubungan dari Desa ke Kota Kecamatan umumnya menggunakan kenderaan
roda dua dan kenderaan roda empat dengan jarak dari desa ke ibu kota kecamatan
2 Km dengan waktu tempuh 15 menit dengan keadaan jalan cukup baik.
Adapun Batas-batas wilayah kerja administratif Puskesmas Darul Imarah
sebagai berikut :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Banda Aceh dan Peukan
Bada
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Wilayah kerja Puskesmas Darul
Kamal.
- Sebelah Barat berbatasan dengan Wilayah kerja Puskesmas Lhoknga
& wilayah kerja Puskesmas Peukan Bada
- Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah kerja puskesmas Ingin Jaya
-
Kecamatan Darul Imarah mempunyai luas wilayah 24,35 km 2,yang dibagi
menjadi 32 desa, 117 dusun dan 4 Mukim.Desa yang terluas yaitu desa
Punie seluas 1,60km 2 sedangkan desa-desa yang lainnya mempunyai luas
rata-rata 0,50 km 2 hingga 1,60 km 2. Jarak tempuh antara Kecamatan Darul
Imarah ke ibu kota Kabupaten Aceh Besar ± 60 km, dengan waktu tempuh
60 menit. dan jarak tempuh dari ibukota Kecamatan Darul Imarah ke ibukota
Propinsi Aceh ± 10 km dengan waktu tempuh yang dibutuhkan dari ibukota
kecamatan ke ibukota propinsi ± 30 menit menggunakan kendaraan umum.
Pertumbuhan penduduk di Kecamatan Darul Imarah pada tahun 2021 mencapai
± 56.400 jiwa. Jumlah laki-laki sebanyak 28.660 jiwa dan perempuan 27.740 jiwa.
Dengan kepadatan penduduk 2316/ km2. jumlah rumah tangga sebanyak 12.094
sedangkan rata-rata jumlah anggota rumah tangga sebanyak 5 orang sudah
merupakan kondisi ideal untuk kepadatan rumah tangga. Rasio jenis kelamin
sebesar 7,2 dengan persentase penduduk berumur 15 tahun ke atas yang melek
huruf 90,8%.

2
A. Visi, Misi dan Tata Nilai
a. Visi Puskesmas Darul Imarah
Visi Puskesmas Darul Imarah: “Mewujudkan Pelayanan Yamg Berkualitas,
Optimal, Islami Demi Terwujudnya Masyarakat Yang Sehat Di Wilayah Kerja
Kecamatan Darul Imarah”
b. Misi Puskesmas Darul Imarah
Untuk mewujudkan visi tersebut, Puskesmas Darul Imarah memiliki misi
sebagai berikut:
1. Memberikan Pelayanan Sesuai Standar Kesehatan
2. Memberikan Pelayanan Yang Islami Demi Terwujudnya Masyarakat Yang
Bermartabat
3. Meningkatkan Kepercayaan Masyarakat Terhadap Pelayanan Puskesmas
Darul Imarah
c. Tata Nilai
Dalam rangka untuk meningkatkan kualitas kerja yang sesuai dengan Standart
Pelayanan Minimum dan mendukung Gerakan Revolusi Mental yang dicanangkan
oleh Presiden Republik Indaonesia maka Puskesmas Darul Imarah memiliki Tata
Nilai, adapun Tata Nilai teserbut :
“CERDIK”
1. Cermat atau teliti dalam memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat
2. Empati terhadap pasien yang dilayani
3. Ramah dalam berperilaku
4. Disiplin dan tepat waktu
5. Inovatif untuk mengembangkan program kesehatan
6. Kreatif untuk meningkatkan mutu pelayanan

d. Motto
‘’ Kerja Keras, Kerja Ikhlas, Kerja Tuntas, Masyarakat Sehat ‘’

3
.

4
B. Struktur Organisasi

Gambar 1.3 Struktur organisasi

5
C. Tugas Pokok dan Fungsi Puskesmas

Berdasarkan Permenkes no 43 tahun 2019, Puskesmas mempunyai tugas


melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya. Dalam melaksanakan tugas Puskesmas memiliki
fungsi:
1. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya.
2. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.

D. Tugas Pokok dan Fungsi Apoteker


Berdasarkan PERMENPAN RB Nomor 13 tahun 2021 tentang Jabatan
Fungsional Apoteker. Jabatan fungsional Apoteker adalah jabatan yang
mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk
melaksanakan tugas dibidang praktik kefarmasian. Tugas pokok apoteker dalam
melakukan pelayanan di puskesmas berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No.
74 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas diantaranya:
1. Merencanakan, permintaan, penerimaan, kebutuhan obat dan
perbekalan kefarmasian baik bulanan maupun tahunan
2. Mengelola pemasukan serta penyimpanan obat dan alat kesehatan baik dari
Gudang Farmasi, JKN
3. Mengelola pengeluaran/pendistribusian serta pengendalian obat kepada
Puskesmas Pembantu, Pos Kesehatan Desa.
4. Melakukan pencatatan, pelaporan dan pengarsipan
5. Melakukan pelayanan resep mulai dari menerima resep, menyerahkan
obat sesuai resep dan menjelaskan kepada pasien tentang pemakaian obat
6. Memberikan pelayanan informasi obat serta konseling kepada pasien

6
1.2 Profil Peserta

Gambar 1.4 Foto peserta

Namanya adalah Khoiriah Nasution, alamat tinggal di Sei rotan, gg. Mabana Kec.
Percut Sei Tuan, Kab. Deli Serdang SUMUT, domisili sekarang di lamreung, jl.
Cot peulannge 3 no. IV Kab. Aceh Besar NAD, lahir di Medan 6 Agusutus 1995.
Ia adalah anak kedua dari empat bersauda, buah dari pasangan Holidan Nasution
dan Juliana Lubis yang keduanya bekerja sebagai Wiraswasta.
Pada tahun 2001 Riah pertama kali mengecap pendidikan dasar di SDN
105288. Dilanjutkan pada tahun 2007 ke MTSN 2 Medan. Kemudian pada tahun
2010 ia melanjutkan sekolah menengah akhir di MAN 1 Medan. Pendidikan
terakhir yang ia kecap di Universitas Sumatera Utara yaitu S1 Farmasi profesi
Apoteker.
Pada tahun 2021 Riah mencoba tes seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil di
Kabupaten Aceh Besar. Saat ini Riah ditempatkan di Puskesmas Darul Imarah
Kab. Aceh Besar sebagai Apoteker Puskesmas.

1.3 Nilai- Nilai Dasar Profesi ASN


Sebelum pembuatan rancangan aktualisasi, peserta latihan dasar dibekali dengan
pembelajaran di dalam kelas terkait nilai-nilai dasar profesi pegawai negeri sipil
yaitu BerAKHLAK (Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis,
Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif). Nilai-nilai dasar tersebut perlu dimaknai

7
terlebih dahulu agar penerapannya dapat dilakukan secara tepat.

a. Berorientasi Pelayanan
Berorientasi pelayanan artinya memberikan atau menyediakan sesuatu baik
berupa barang atau jasa yang dibutuhkan oleh publik (masyarakat), Hardiyansyah
(2011:11) mendefinisikan pelayan adalah aktifitas yang diberikan untuk
membantu, menyiapkan, dan mengurus. Dalam hal ini, ASN sebagai pelayan
publik atau orang yang memberikan pelayanan kepada masyarakat harus
memahami prinsip-prinsip dalam memberikan pelayanan kepada publik, yaitu
partisipatif, transparan, responsif, tidak diskriminatif, mudah dan murah, efeksif
dan efisien, aksesibel, akuntabel, dan berkeadilan. Dengan memahami dan
menerapkan prinsip-prinsip pelayanan publik diharapkan seorang ASN dapat
memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat sehingga terwujudnya
sebuah kepuasan.
b. Akuntabel

Dalam banyak hal, akuntabel atau akuntabilitas sering disamakan dengan


responsibilitas atau tanggung jawab. Akan tetapi, kedua konsep tersebut memiliki
arti yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggungjawab,
sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus
dicapai (Kusumari, dkk: 2015). Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap
individu, kelompok, atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab dari amanah
yang dipercayakan kepadanya. Amanah seorang ASN menurut SE Menteri
Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun
2021 adalah menjamin terwujudnya perilaku yang sesuai dengan core values
ASN BerAKHLAK. Dalam konteks akuntabilitas, perilaku tersebut adalah
kemampuan melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat,
disiplin, dan berintegritas tinggi. Kemampuan menggunakan kekayaan dan
barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien. Kemanpuan
menggunakan kewenangan jabatannya dengan berintegritas tinggi (Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia, 2021: 15).
c. Kompeten
Dalam arti yang sederhana kompeten dapat diartikan sebagai kemampuan

8
seseorang untuk melakukan sesuatu sesuai dengan tupoksinya secara memadai
termasuk dalam hal mengambil keputusan dan membantu orang lain. Sebelum
seseorang dianggap kompeten dalam bidangnya ia harus memiliki kompetensi
yang cukup. Kompetensi menurut Kamus Kompetensi Loma (1998) dan standar
kompetensi dari Internasional Labor Organization (ILO), memiliki tiga aspek
penting berkaitan dengan perilaku kompetensi meliputi pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.
d. Harmonis
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan harmonis memiliki arti
keselarasan atau keserasian. Dalam bidang filsafat, harmoni adalah kerja sama
antara berbagai faktor dengan sedemikian rupa hingga faktor-faktor tersebut dapat
menghasilkan suatu kesatuan yang luhur (Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia, 2021: 22). Pentingnya ASN memiliki nilai harmonis supaya
terjalin suatu ikatan yang baik di lingkungan kerja guna terwujudnya suatu tujuan
yang berorientasi pada pelayanan publik yang memuaskan.
e. Loyal
Salah satu sifat yang harus dimiliki oleh seorang ASN ideal adalah sifat loyal atau
setia kepada bangsa dan negara. Sifat dan sikap loyal terhadap bangsa dan negara
dapat diwujudkan sengan sifat dan sikap ASN kepada pemerintahan yang sah
sejauh pemerintahan tersebut bekerja sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, karena ASN merupakan bagian atau komponen ddari
pemerintahan itu sendiri (Lembaga Republik Indonesia, 2021: 10).
f. Adaptif
Adaptif adalah karakteristik alami yang dimiliki makhluk hidup untuk bertahan
hidup dan menghadapi segala perubahan lingkungan atau ancaman yang timbul.
Dengan demikian, adaptasi merupakan kemampuan mengubah diri sesuai dengan
keadaan (keinginan diri). Kebutuhan kemampuan beradaptasi ini juga berlaku
bagi individu dan organisasi dalam menjalankan fungsinya (Lembaga
Administrasi Negara, 2021: 20). Seorang ASN dituntut untuk memiliki nilai
adaptif agar mampu bertahan dan menyesuaikan diri dengan perkembangan
zaman, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta perubahan lingkungan
strategis.

9
g. Kolaboratif
Ansell dan Gash A (2007:559), menyatakann Collaborative governance mencakup
kemitraan institusi pemerintah untuk pelayanan publik. Kolaborasi juga sering
dikatakan meliputi segala aspek pengambilan keputusan, implementasi sampai
evaluasi. Dengan kata lain, kolaboratif dapat diartikan sebagai bentuk

kerja sama guna mencapai suatu tujuan tertentu. Terwujudnya suatu


keberhasilan kolaborasi antar lembaga pemerintah (ASN)
dipengaruhi oleh faktor kepercayaan, pembagian kekuasaan, gaya
kepemimpinan, strategi manajemen, dan formalisasi pada pencapaian
kolaborasi yang efisien dan efektif antara entitas publik.
h. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
Pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi,
bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan
profesi pegawai sehingga diharapkan akan tersedia sumber daya
ASN yang unggul dan selaras dengan perkembangan zaman.
Pegawai ASN berkedudukan sebagai unsur aparatur negara yang
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan Instansi
Pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua
golongan dan partai politik. Kedudukan ASN berada di pusat,
daerah, dan luar negeri. Namun demikian ASN adalah satu
kesatuan.
Untuk menjalankan perannya degan baik, pegawai ASN memiliki fungsi sebagai:
1. Pelaksana kebijakan publik;
2. Pelayan publik;
3. Perekat dan pemersatu bangsa.
i. Smart ASN
Berdasarkan arahan Presiden pada poin pembangunan SDM dan
persiapan kebutuhan SDM talenta digital, literasi digital berperan
penting untuk meningkatkan kemampuan kognitif sumber daya

10
manusia di Indonesia agar keterampilannya tidak sebatas
mengoperasikan gawai. Kerangka kerja literasi digital terdiri dari
kurikulum digital skill, digital safety, digital culture, dan digital
ethics. Kerangka kurikulum literasi digital ini digunakan sebagai
metode pengukuran tingkat kompetensi kognitif dan afektif
masyarakat dalam menguasai teknologi digital.

11

Anda mungkin juga menyukai