Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara mengamanatkan instansi pemerintah untuk wajib memberikan
pendidikan dan pelatihan terintegrasi bagi calon pegawai negeri sipil (CPNS)
selama 1 (satu) tahun masa percobaan. Aparatur Sipil Negara (ASN) yang
merupakan bagian dari aparatur negara harus memiliki komitmen dalam
melayani masyarakat. Ditegaskan dalam UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara (ASN), pegawai ASN memiliki peran penting dalam
penyelenggaraan pemerintah yang berfungsi sebagai : (1) Pelaksana
Kebijakan Publik; (2) Pelayan Publik; (3) Perekat dan Pemersatu Bangsa.
Oleh karena itu, penting agar PNS memiliki profesionalisme dan kompetensi
yang memadai untuk bisa menjalankan tugas tersebut dengan baik dan penuh
tanggungjawab.
Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 10 Tahun 2021 Tentang
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Pelatihan dasar CPNS
adalah pendidikan dan pelatihan dalam masa prajabatan yang dilakukan
secara terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, berkarakter
yang unggul, bertanggung jawab, nasionalisme dan kebangsaan, serta
memperkuat profesionalisme dalam kompetensi bidang. Pada pasal 6
menjelaskan bahwa kompetensi yang dikembangkan dalam Pelatihan Dasar
CPNS merupakan kompetensi yang dikembangkan dalam Pelatihan Dasar
CPNS merupakan kompetensi pembentukan karakter PNS yang profesional
sesuai bidang tugas. Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diukur
berdasarkan kemampuan: a. menunjukkan sikap perilaku bela negara; b.
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS dalam pelaksanaan tugas
jabatannya; c. mengaktualisasikan kedudukan dan peran PNS untuk
mendukung terwujudnya smart governance sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan; dan d. Menunjukkan penguasaan
Kompetensi Teknis yang dibutuhkan sesuai dengan bidang tugas.
Berdasarkan hal tersebut maka CPNS yang sedang melaksanakan Pelatihan
Dasar CPNS melakukan kegiatan Aktualisasi/Habituasi di tempat tugas dalam
bentuk kegiatan penyelesaian isu-isu yang terjadi di tempat tugas CPNS
tersebut.
Peraturan Menteri Kesehatan No 43 tahun 2019 menyatakan bahwa
Pusat Kesehatan Masyarakat yang disebut Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat
(UKM) dan upaya kesehatan perorangan (UKP) tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Keberhasilan pembangunan kesehatan dapat dilihat dari beberapa
perkembangan indikator yaitu penurunan angka kematian bayi, peningkatan
umur harapan hidup waktu lahir, perbaikan status gizi, pencegahan penyakit,
pemulihan kesehatan, serta peningkatan sarana dan prasarana kesehatan,
dan lain-lain.
Peraturan Menteri Kesehatan No 74 Tahun 2016 menyatakan bahwa
Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung
jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud
mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan kualitas kehidupan pasien.
Pelayanan kefarmasian di Puskesmas merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dari pelaksanaan upaya kesehatan, yang berperan penting dalam
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas meliputi standar:
Pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai meliputi: perencanaan
kebutuhan; permintaan; penerimaan; penyimpanan; pendistribusian;
pengendalian; pencatatan, pelaporan dan pengarsipan; pemantauan dan
evaluasi pengelolaan. Pelayanan Farmasi Klinik meliputi: pengkajian resep,
penyerahan obat, dan pemberian informasi obat; Pelayanan Informasi Obat
(PIO); konseling; ronde/visite pasien (khusus Puskesmas rawat inap);
pemantauan dan pelaporan efek samping obat; pemantauan terapi obat; dan
evaluasi penggunaan obat.
Berdasarkan kondisi saat bekerja di UPT Puskesmas Potowe Indo dari
bulan April 2022 sampai September 2022, yang penulis amati adanya
medication error saat proses pemberian obat kepada pasien terutama pada
obat-obat LASA (Look Alike Sound Alike) dimana LASA merupakan obat-obat
yang tampak kelihatan mirip (nama obat, rupa atau bentuk obat dan dalam
pengucapan nama obatpun mirip). Hal ini merupakan suatu keprihatinan yang
sering terjadi dengan banyaknya obat maka sangat signifikan berpotensi
terjadinya kesalahan akibat bingung terhadap nama obat, merek atau generik
dan kemasan obat. Penyimpanan obat LASA yang belum sesuai standar juga
dapat menyebabkan dampak serius terhadap kesalahan saat pengambilan
obat sehingga keselamatan pasien tidak terjamin.
Kondisi yang diharapkan yaitu adanya pengelompokkan dan pelabelan
obat-obat LASA serta terkelolanya pencatatan obat LASA sehingga
memudahkan petugas menyediakan obat dan menghindari terjadinya
medication error.
Dampak isu mengingat bahwa obat merupakan elemen penting dalam
pelayanan kesehatan maka penanganan obat harus terus-menerus
ditingkatkan terutama pada obat-obat LASA sehingga mutu pelayanan dan
kepuasan pasien meningkat serta keselamatan pasien dapat terjamin
terutama dari kesalahan pemberian obat LASA. Hal inilah yang
melatarbelakangi penulis untuk melakukan rancangan aktualisasi berupa
“Penanganan Obat LASA (Look Alike Sound Alike) di UPT Puskesmas
Potowe Indo”.

1.2. Visi, Misi, Gambaran Organisasi Perangkat Daerah

a. Visi dan Misi Kabupaten Morowali Utara

1. Visi Kabupaten Morowali Utara

“TERWUJUDNYA KABUPATEN MOROWALI UTARA YANG SEHAT, CERDAS,


DAN SEJAHTERA”.

2. Misi Kabupaten Morowali Utara

Misi pembangunan Kabupaten Morowali Utara tahun 2021-2026


adalah sebagai berikut:

a) Meningkatkan aksesibilitas (keterjangkauan fisik), afordabilitas


(keterjangkauan biaya), dan mutu pelayanan kesehatan secara
merata;
.
b) Meningkatkan aksesibilitas dan mutu pendidikan untuk
menghasilkan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya
saing;
c) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang ditopang oleh
kapasitas masyarakat mengelola potensi wilayah;
d) Meningkatkan ketersediaan dan kehandalan infrastruktur wilayah
untuk menunjang konektivitas dan pemerataan wilayah;
e) Meningkatkan profesionalisme dan kinerja penyelenggaraan
pemerintah daerah dalam rangka tata kelola pemerintahan yang
baik.

b. Gambaran Organisasi Perangkat Daerah


1. Gambaran Puskesmas Potowe Indo
Secara historis Puskesmas Potowe Indo adalah pemekaran dari
Puskesmas Pandauke, yang mulanya merupakan sebuah Puskesmas
Pembantu yang terletak di pedalaman suku taa Desa Lijo. Puskesmas
Potowe Indo merupakan salah satu dari 13 Puskesmas yang ada di
Kabupaten Morowali Utara dan berjarak 501 kilometer dari Ibu Kota
Provinsi Sulawesi tengah, 179 Kilometer dari Ibu kota Kabupaten
Morowali Utara dan 26 Kilometer dari Ibu Kota Kecamatan
Mamosalato. Wilayah puskesmas Potowe Indo memiliki iklim tropis
dengan suhu sekitar 18o – 28oC. Adapun batas–batas administrasi
Puskesmas Potowe Indo adalah sebagai berikut:
 Sebelah Utara : KabupatenTojo Una-una
 Sebelah Timur : Desa Uepakatu
 Sebelah Selatan : Desa Sea
 Sebelah Barat : Desa Winangabino
Gambar 1.1 Peta Lokasi Wilayah UPT Puskesmas Potowe Indo

Wilayah kerja Puskesmas Potowe Indo Lijo terdiri dari 6 desa dan
dusun yaitu:
1) Desa Winangabino : 2 dusun
2) Desa Lijo : 3 dusun
3) Desa Sea : 3 dusun
4) Desa Parangisi : 2 dusun
5) Desa Uepakatu : 2 dusun
6) Desa Menyo’e : 4 dusun
Luas wilayah Kerja Puskesmas Potowe Indo adalah 970,22 Ha,
dengan rincian masing – masing desa:

Tabel 1.1 Luas Wilayah Desa di Puskesmas Potowe Indo


No Kelurahan / Desa Luas Wilayah

1 Winangabino 201,12 Ha
2 Lijo 267,3 Ha
3 Sea 138,50 Ha
4 Parangisi 128,74 Ha
5 Uepakatu 85,59 Ha
6 Menyo’e 148,97Ha

Jumlah 970,22 Ha
Puskesmas Potowe Indo mempunyai tugas pokok yaitu
melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya, ini berdasarkan
Permenpan no 43 tahun 2019.

2. Tujuan Puskesmas dan Indikator Kinerja Utama (IKU)

Tujuan Puskesmas Potowe Indo Lijo , adalah sebagai berikut :


 Tujuan Umum adalah :
“Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Wilayah kerja
Puskesmas Potowe Indo Lijo secara optimal “.

 Tujuan khusus adalah :


1) Melaksanakan pembelajaran (pendidikan, pelatihan) dan
pengembangan SDM agar profesional, produktif dan
berkomitmen.
2) Melaksanakan pelayanan Prima yang ”BERSIMPATIK”
Ber = Bersih
S = Santun

I = Inovatif

M = Mandiri

P = Profesional

A = Adil

T = Transparansi

I = Integritas

K = Kompak

3) Meningkatkan kepuasan pelanggan.


3. Struktur Organisasi Puskesmas Potowe Indo

Gambar 1.2. Struktur Organisasi UPT Puskesmas Potowe indo


1.3. Tugas dan Fungsi Jabatan Peserta

Nama : Fitri Fatmawati, A.Md. Far

NIP : 19930530 202202 2 001

Pendidikan : DIII Farmasi

Jabatan : Terampil – Asisten Apoteker

Unit Kerja : UPT Puskesmas Potowe Indo

a. Peran Jabatan
Melaksanakan penyiapan pekerjaan kefarmasian yang meliputi
penyiapan rencana kerja kefarmasian, penyiapan pengelolaan perbekalan
farmasi, dan penyiapan pelayanan farmasi klinik sesuai dengan prosedur
yang berlaku agar semua pekerjaan dapat diselesaikan secara
berdayaguna dan berhasilguna berdasarkan prosedur dan ketentuan yang
berlaku agar pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan sesuai dengan yang
diinginkan.
b. Uraian Tugas Dan Tanggung Jawab
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 08 tahun 2008 tentang
Tugas Pokok Tenaga Asisten Apoteker Pelaksana/Terampil adalah
sebagai berikut :
1. Mengumpulkan bahan-bahan atau data-data dari berbagai
sumber/acuan dalam rangka Penyiapan Rencana Kegiatan
Kefarmasian;
2. Mengumpulkan data-data dalam rangka Perencanaan Perbekalan
Farmasi;
3. Menimbang dan atau mengukur bahan baku dalam rangka Produksi
Sediaan Farmasi Non Steril;
4. Menyiapkan ruangan, perlatan dan bahan-bahan untuk kegiatan
produksi dalam rangka Produksi Sediaan Farmasi Steril;
5. Mengemas alat-alat dalam rangka Sterilisasi Sentral;
6. Menerima dan memeriksa perbekalan farmasi dalam rangka
Penerimaan Perbekalan Farmasi;
7. Menyimpan perbekalan farmasi dalam rangka Penyimpanan
Perbekalan Farmasi;
8. Menerima dan menyeleksi persyaratan administrasi resep serta
menghitung harga obatnya dalam rangka Dispensing Resep Individual;

1.4. Tujuan Aktualisasi


1. Tujuan Umum
Tujuan pembuatan rancangan aktualisasi ini bagi peserta CPNS Gol. II
Angkatan XLIV Tahun 2022 yaitu sebagai acuan dalam
mengimplementasikan gagasan kreatif pemecahan isu unit organisasi
dalam bentuk kagiatan-kegiatan sesuai dengan nilai-nilai dasar ASN
BerAKHLAK.
2. Tujuan Jangka Pendek
Melalui kegiatan aktualisasi ini diharapkan penanganan obat LASA
dapat mencegah terjadinya medication error dan melalui Pelayanan
Informasi Obat dapat meningkatkan pemahaman serta mutu pelayanan.
3. Tujuan Jangka Menengah
Diharapkan tidak adanya medication error pada pemberian obat LASA
4. Tujuan Jangka Panjang
Agar tidak ada kesalahan pemberian obat LASA kepada pasien
sehingga keselamatan pasien dapat terjamin dan memudahkan petugas
farmasi membedakan jenis obat yang perlu perlakuan khusus.

1.5. Manfaat Aktualisasi


a. Bagi UPT Puskesmas Potowe Indo
Manfaat bagi Puskesmas Potowe Indo dapat meningkatkan mutu
pelayanan, terjaminnya keselamatan pasien serta meningkatkan
pengelolaan sediaan farmasi di puskesmas.
b. Bagi Pemerintah Daerah
Manfaat bagi Pemerintah Daerah Morowali Utara dapat memberikan
konstribusi terhadap visi dan misi Pemerintah dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.
c. Bagi Masyarakat
Meningkatkan kualitas kesejahteraan dan kepercayaan masyarakat
terhadap petugas kefarmasian sehingga tidak ada masyarakat yang
komplain terhadap pelayanan yang diberikan.
d. Bagi peserta
Manfaat bagi peserta pelatihan dasar yaitu menjadi tenaga kesehatan yang
mampu menjalankan tugas dan fungsi sesuai jabatan yang di emban
sehingga dapat menjadi lebih bertanggung jawab.
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI

2.1. Nilai-Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara (ASN)


Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 yang
dimaksud Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri sipil
dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah. Fungsi ASN yaitu sebagai pelaksana kebijakan publik; sebagai
pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; serta sebagai perekat dan
pemersatu bangsa.
ASN sebagai profesi berlandaskan pada prinsip-prinsip, dan salah satu
diantaranya adalah nilai dasar. Ada tujuh (7) nilai dasar yang harus dimiliki oleh
seorang PNS dalam menjalankan tugas jabatan PNS secara profesional
sebagai pelayan masyarakat yaitu : ASN BerAKHLAK yang merupakan
akronim dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal,
Adaptif, Kolaboratif.

Tabel 2.1 Nilai-Nilai dasar BerAKHLAK

N Nilai Dasar Afirmasi Kata kunci Panduan Perilaku


o

1 Berorientasi Kami  Responsivita 1. Memahami dan


Pelayanan berkomitmen s memenuhi kebutuhan
memberikan  Kualitas masyakat
pelayanan  Kepuasan 2. Ramah, cekatan,
prima demi solutif, dan dapat
kepuasan diandalkan
masyarakat 3. Melakukan perbaikan
tiada henti.

2 Akuntabel Kami  Integritas 1. Melaksanakan tugas


bertanggung-  Konsisten dengan jujur,
jawab atas  Dapat bertanggungjawab,
kepercayaan dipercaya cermat, disiplin dan
yang diberikan  Transparan berintegritas tinggi
2. Menggunakan
kekayaan dan barang
milik negara secara
bertanggung jawab,
efektif, dan efisien
3. Tidak
menyalahgunakan
kewenangan jabatan
3 Kompeten Kami terus  Kinerja 1. Meningkatkan
belajar dan terbaik kompetensi diri untuk
mengembangka  Sukses menjawab tantangan
n kapabilitas  Keberhasilan yang selalu berubah
 Learning 2. Membantu orang lain
agility belajar
 Ahli 3. Melaksanakan tugas
dibidangnya dengan kualitas terbaik
4 Harmonis Kami saling  Peduli 1. Menghargai setiap
peduli dan  Perbedaan orang apapun latar
menghargai  Selaras belakangnya
perbedaan 2. Suka menolong orang
lain
3. Membangun
lingkungan kerja yang
kondusif
5 Loyal Kami  Komitmen 1. Memegang teguh
berdedikasi dan  Dedikasi ideologi Pancasila,
mengutamakan  Kontribusi UUD 1945, setia pada
kepentingan  Nasionalisme NKRI serta
Bangsa dan  Pengabdian pemerintahan yang
Negara sah
2. Menjaga nama baik
sesama ASN,
Pimpinan, Instansi,
dan Negara
3. Menjaga rahasia
jabatan dan Negara
6 Adaptif Kami terus  Inovasi 1. Cepat menyesuaikan
berinovasi dan  Antusias diri menghadapi
antusias dalam terhadap perubahan
menggerakkan perubahan 2. Terus berinovasi dan
ataupun  Proaktif mengembangkan
menghadapi kreativitas
perubahan 3. Bertindak proaktif

7 Kolaboratif Kami  Kesediaan 1. Memberi kesempatan


membangun bekerja kepada berbagai pihak
kerjasama yang sama untuk berkontribusi
sinergis  Sinergi untuk 2. Terbuka dalam bekerja
hasil yang sama untuk
lebih baik menghasilkan nilai
tambah
3. Menggerakkan
pemanfaatan berbagai
sumberdaya untuk
tujuan Bersama.

2.2. Kedudukan Dan Peran PNS Untuk Mendukung Terwujudnya Smart


Governance
a. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas
dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai
sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil
Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman. Kedudukan
atau status jabatan PNS dalam sistem birokrasi selama ini dianggap belum
sempurna untuk menciptakan birokrasi yang profesional. Untuk dapat
membangun profesionalitas birokrasi, maka konsep yang dibangun dalam
UU ASN tersebut harus jelas.

Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:


1. Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan
2. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat


tertentu, diangkat sebagai pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina
kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan, memiliki nomor
induk pegawai secara nasional. Sedangkan PPPK adalah warga negara
Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat oleh pejabat
pembina kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai kebutuhan
instansi pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam kerangka
melaksanakan tugas pemerintahan. Kedudukan ASN berada di pusat,
daerah, dan luar negeri. Namun pegawai ASN merupakan satu kesatuan.
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN
berfungsi sebagai berikut:
1. Pelaksana Kebijakan Publik Untuk itu ASN harus mengutamakan
kepentingan publik dan masyarakat luas dalam menjalankan fungsi
dan tugasnya, serta harus mengutamakan pelayanan yang
berorientasi pada kepentingan publik.
2. Pelayan Publik Dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai peraturan perundangundangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayananadministratif yang
diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik dengan tujuan
kepuasan pelanggan.
3. Perekat dan Pemersatu Bangsa ASN berfungsi, bertugas dan
berperan untuk mempererat persatuan dan kesatuan NKRI. ASN
senantiasa setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945,
negara dan pemerintah.ASN senantiasa menjunjung tinggi martabat
ASN serta senantiasa mengutamakan kepentingan negara daripada
kepentingan diri sendiri, seseorang dan golongan
Selanjutnya Pegawai ASN bertugas:
1. Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
2. Memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas, dan
3. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi analis
dokumen perizinan sehingga selalu tersedia sumber daya ASN yang
unggul selaras dengan perkembangan jaman. Agar dapat melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dapat meningkatkan
produktivitas, menjamin kesejahtraan ASN dan akuntabel, maka setiap
ASN diberikan hak sesuai dengan asas profesionalitas, ASN yang telah
memperoleh hak tentu harus menjalankan kewajibannya sesuai dengan
tugas dan tanggung jawabnya.
Sebagai profesi, ASN bekerja dengan berlandaskan pada kode etik
dan kode prilaku. Kode etik dan kode prilaku ASN diatur dalam Undang-
Undang ASN yang menjadi acuan bagi para ASN dalam penyelengaraan
birokrasi pemerintah dan bertujuan untuk menjaga martabat dan
kehormatan ASN. Dalam Konsep Manajemen ASN ini dikenal apa yang
disebut dengan sistem merit. Sistem merit yang berdasarkan pada
obyektivitas dalam pengelolaan ASN menjadi pilihan bagi berbagai
organisasi untuk mengelola SDM. Manajemen menyediakan kondisi
dimana berbagai kebijakan dan manajemen SDM dilakukan dan didasari
pada pertimbangan kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan
wajar, tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama,
asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur ataupun kondisi
kecacatan.
Manajemen PNS meliputi: penyusunan dan penetapan kebutuhan,
pengadaan, pangkat dan Jabatan, pengembangan karier, pola karier,
promosi, mutase, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan,
penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensiun dan jaminan hari
tua, dan perlindungan.
b. Smart ASN
Berdasarkan arahan Presiden pada poin pembangunan SDM dan
persiapan kebutuhan SDM talenta digital, literasi digital berperan penting
untuk meningkatkan kemampuan kognitif sumber daya manusia di
Indonesia agar keterampilannya tidak sebatas mengoperasikan gawai.
Kerangka literasi digital terdiri dari kurikulum digital skill, digital safety,
digital culture, dan digital ethics. Kerangka kurikulum literasi digital ini
digunakan sebagai metode pengukuran tingkat kompetensi kognitif dan
afektif masyarakat dalam menguasai teknologi digital.
Literasi digital sering kita anggap sebagai kecakapan menggunakan
internet dan media digital. Namun begitu, acap kali ada pandangan bahwa
kecakapan penguasaan teknologi adalah kecakapan yang paling utama.
Padahal literasi digital adalah sebuah konsep dan praktik yang bukan
sekadar menitikberatkan pada kecakapan untuk menguasai teknologi.
Lebih dari itu, literasi digital juga banyak menekankan pada kecakapan
pengguna media digital dalam melakukan proses mediasi media digital
yang dilakukan secara produktif. Seorang pengguna yang memiliki
kecakapan literasi digital yang bagus tidak hanya mampu mengoperasikan
alat, melainkan juga mampu bermedia digital dengan penuh tanggung
jawab.
Membekali peserta dengan kemampuan kecakapan digital dasar pada
perspektif literasi digital smart ASN. Literasi digital adalah lingkungan yang
kaya akan informasi. Transformasi digital disektor pendidikan Indonesia
muncul berbagai perbincangan, regulasi pendukung dan upaya konkret
menerapkan transormasi digital dilingkungan perguruan tinggi dan semua
tingkat sekolah di Indonesia. Terjadinya pandemi COVID-19 justru
memberikan dampak yang sangat luar biasa dalam aspek ini.
Keempat pilar yang menopang literasi digital yaitu etika, budaya,
keamanan, dan kecakapan dalam bermedia digital. Etika bermedia digital
meliputi kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan,
menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan
mengembangkan tata Kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan
sehari-hari. Budaya mermedia digital meliputi kemampuan individu dalam
membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun
wawasan kebangsaan nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam
kehidupan sehari-hari. Keamanan bermedia digital meliputi kemampuan
individu dalam mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis,
menimbang dan meningkatkan kesadaran keamanan digital dalam
kehidupan sehari-hari. Sementara itu, kecakapan bermedia digital meliputi
kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan
perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem operasi digital dalam
kehidupan sehari-hari.
Adapun nilai-nilai dasar dalam smart ASN, yaitu:
1. Integritas
Integritas Pegawai ASN yang dimaksud adalah “konsistensi Pegawai
ASN dalam berperilaku yang selaras dengan nilai, norma dan / atau
etika organisasi dan jujur dalam hubungan dengan atasan, rekan
kerja, bawahan langsung dan pemangku kepentingan, serta mampu
mendorong terciptanya budaya etika tinggi dan bertanggung jawab
2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah pemahaman mengenai nilai-nilai kebangsaan.
Nasionalisme memiliki pokok kekuatan dalam menilai kecintaan
individu terhadap bangsanya. Salah satu cara untuk menumbuhkan
semangat nasionalisme adalah dengan menanamkan dan
mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Pengamalan nilai-nilai luhur yang
terkandung didalamnya oleh setiap penyelenggara negara, baik di
pusat maupun di daerah. Seorang PNS dituntut untuk memiliki
perilaku mencintai tanah air Indonesia (nasionalisme) dan
mengedepankan kepentinga nnasional. Nasionalisme merupakan
salah satu perwujudan dari fungsi PNS sebagai perekat dan
pemersatu bangsa. Dalam menjalankan tugas, seorang ASN
senantiasa harus mengutamakan dan mementingkan persatuan dan
kesatuan bangsa. Kepentingan kelompok, individu, golongan harus
disingkirkan demi kepentingan yang lebih besar yaitu kepentingan
bangsa dan Negara di atas segalanya.
3. Profesionalisme
Pegawai Negeri Sipil adalah terpenuhinya kecocokan antara
kemampuan aparatur dengan kebutuhan tugas merupakan syarat
terbentuknya aparatur yang profesional. Artinya, keahlian dan
kemampuan aparat merefleksikan arah dan tujuan yang dicapai oleh
sebuah organisasi.
4. Berwawasan global
Merupakan suatu proses pendidikan yang dirancang untuk
mempersiapkan anak didik dengan kemampuan dasar intelektual dan
tanggung jawab guna memasuki kehidupan yang bersifat kompetitif
dan dengan derajat saling menggantungkan antar bangsa yang
sangat tinggi
5. Menguasai IT dan bahasa asing
ASN dituntut tidak Gaptek (Gagap Teknologi) dan informasi yakni
dapat mengoprasikan dan memanfaatkan aplikasi – aplikasi produk IT
(informasi Teknologi) termasuk dapat dengan bijak memanfaatkan
internet yang digunakan dalam meningkatkan kualitas tugas dan
fungsinya dalam pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat.
Seorang ASN selain menguasai Bahasa Indonesia dengan baik dan
benar juga memiliki kemampuan menguasai bahasa Asing
sepertibahasa Inggris, Mandarin dan lain sebagainya.

6. Berjiwa hospitality ( Keramahan )


Hospitality/keramahan adalah memiliki sifat baik hati dan menarik
budi bahasanya ,manis tutur kata dan sikapnya dalam setiap
menjalankan aktivitas pelaksanaan tugas dan pekerjaan khususnya
dalam menampilkan pelayanan prima kepada masyarakat
7. ASN memiliki kemampuan Networking
Networking adalah membangun menjalin hubungan dengan orang
lain atau organisasi yang berpengaruh positif pada kesuksesan
professional maupun personal.
8. ASN memiliki jiwa Enterpeneurship
ASN dituntut memiliki kemampuan Enterpeneurship, yakni berjiwa
kewirausahaan yang ditandai dengan dimilikinya keberanian,
kreativitas, inovatif, pantang menyerah, dan cerdas dalam
menangkap dan menciptakan peluang serta bertanggung jawab.
Enterpeneurship juga dapat diartikan berpikir tentang masa depan
orang banyak. Kehidupan orang banyak kesejahteraan masyarakat
dan bagaimana cara membantu mereka yang membutuhkan dan
dengan dimilikinya kemampuan Enterpeneurship ini maka seorang
ASN akan mampu meningkatkan kinerja dalam setiap waktunya

2.3. Analisis Isu


a. Identifikasi Isu
Berdasarkan pemetaan dan identifikasi isu yang telah dipaparkan perlu
dilakukan analisis isu untuk menentukan isu mana yang menjadi prioritas
penulis sehingga dapat ditentukan solusi untuk memecahkan isu yang telah
ditetapkan. Proses penetapan isu menggunakan alat bantu penetapan isu
kriteria APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan keLayakan).
Identifikasi Isu dangan validsi APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan,
Layak)
A(Actual) : Masalah atau persoalan yang benar terjadi dan
menjadi
pembicaraan banyak orang
P(Problematic) : Mengandung suatu permasalahan yang perlu dicari
penyebab dan pemecahannya
K(Kekhalayakan) : Menyangkut kepentingan orang banyak dan bukan
hanya satu orang satu kelompok tertentu
L(Layak) : Bersifat logis, pantas, dan realistis dan pembahasannya
sesuai dengan tugas,wewenang, dan tanggungjawab

Adapun penetuan skor 1-5 untuk kriteria APKL adalah sebagai berikut:
Skor 5 : Sangat penting untuk diselesaikan
Skor 4 : Penting untuk diselesaikan
Skor 3 : Agak penting untuk diselesaikan
Skor 2 : Kurang penting untuk diselesaikan
Skor 1 : Tidak penting untuk diselesaikan

Tabel 2.2 Identifikasi Isu APKL


Total
No Masalah A P K L Peringkat
APKL

Belum adanya penanganan obat LASA (Look


1 Alike Sound Alike) di UPT Puskesmas 4 5 4 5 18 I
Potowe Indo
Kurangnya pemahaman masyarakat tentang
2 penggunaan obat yang baik dan benar di 3 4 4 4 15 II
wilayah kerja UPT Puskesmas Potowe Indo

3 Belum terstandar penyimpanan sediaan


4 3 3 4 14 III
farmasi di UPT Puskesmas Potowe Indo

4
Belum optimalnya pengisian kartu stok di
3 3 3 3 12 IV
UPT Puskesmas Potowe Indo

Keterangan: 1. Sangat Kecil


2. Kecil
3. Sedang
4. Besar
5. Sangat Besar

Berdasarkan hasil analisis menggunakan metode APKL di atas, ada


tiga isu yang memenuhi syarat yaitu belum adanya penanganan obat LASA
(Look Alike Sound Alike) di UPT Puskesmas Potowe Indo, kurangnya
pemahaman masyarakat tentang penggunaan obat yang baik dan benar di
wilayah kerja UPT Puskesmas Potowe Indo, belum terstandar
penyimpanan sediaan farmasi di UPT Puskesmas Potowe Indo. Kemudian
digunakan metode USG sebagai penapisan untuk menentukan isu mana
yang akan ditemukan gagasan penyelesaiannya.

Teknik tapisan USG terdiri dari :


1) Urgency : Seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan
ditindaklanjuti
2) Seriousness : Seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan
dengan akibat yang ditimbulkan
3) Growth : Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika
tidak ditangani sebagaimana mestinya

Metode USG dilakukan dengan cara memberikan skor antara 1-5


(skala linkert) pada setiap poin, dimana 1 merupakan poin terendah dan 5
merupakan poin tertinggi.

Tabel 2.3 Identifikasi Isu USG

Kriteria
No Identifikasi Isu Peringkat
U S G Total
Belum adanya penanganan obat
1 LASA (Look Alike Sound Alike) di
4 5 5 14 I
UPT Puskesmas Potowe Indo
2 Kurangnya pemahaman
masyarakat tentang penggunaan
obat yang baik dan benar di 4 4 4 12 II
wilayah kerja UPT Puskesmas
Potowe Indo
3 Belum terstandar penyimpanan
sediaan farmasi di UPT Puskesmas 3 3 2 8 III
Potowe Indo
Setelah dilakukan identifikasi penulis memilih isu yang menjadi isu
prioritas yang mesti segera diselesaikan ialah “Belum adanya
penanganan obat LASA (Look Alike Sound Alike) di UPT Puskesmas
Potowe Indo”.

b. Identifikasi Penyebab Masalah


Untuk mengidentifikasi penyebab masalah utama digunakan diagram
fish bone sebagai berikut :
Material
Man Power
Belum adanya penanda khusus
untuk obat yang memiliki rupa dan
pengucapan sama (LASA)
Terjadinya medication error
pada pemberian obat yang
memiliki rupa dan Kurangnya pelayanan informasi
pengucapan sama (LASA) obat
Belum adanya penanganan
obat LASA (Look Alike
Sound Alike) di UPT
Puskesmas Potowe Indo
Komputer yang kurang memadai di Belum adanya sistim
gudang farmasi seleksi obat LASA

Machine
Metode

Gambar 2.1 Diagram Fish Bone Identifikasi Penyebab Masalah


c. Alternatif Pemecahan Masalah/gagasan ide
Adapun gagasan ide sebagai gagasan kreatif untuk menyelesaikan
penyebab masalah tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 2.4 Alternatif Pemecahan Masalah


No Penyebab Masalah Pemecahan masalah / gagasan ide
1 Terjadinya medication error pada 1. Pengelompokkan dan pelabelan obat
pemberian obat yang memiliki rupa yang memiliki rupa dan pengucapan
dan pengucapan sama (LASA) sama (LASA)

2 Belum adanya penanda khusus 2. Membuat Label Penandaan Obat


untuk obat yang memiliki rupa dan LASA
pengucapan sama (LASA)
3 Kurangnya Pelayanan Informasi 3. Meyediakan media pelayanan
Obat informasi obat berupa leaflet dan
poster
4 Komputer yang kurang memadai di 4. Menggunakan perangkat pribadi
gudang farmasi (laptop) untuk melakukan pekerjaan
pembuatan label obat

5 Belum adanya sistim seleksi obat 5. Pengelompokkan dan pelabelan obat


LASA yang memiliki rupa dan pengucapan
sama (LASA)
2.4. Rencana Kegiatan Aktualisasi
Unit Kerja : UPT Puskesmas Potowe Indo

Isu yang diangkat : Belum adanya penanganan obat LASA (Look Alike Sound Alike) di UPT Puskesmas Potowe
Indo
Isu diatas diangkat terkait dengan Manajemen ASN dan SMART ASN

Gagasan Pemecahan isu : Penanganan obat LASA dan Pelayanan Informasi Obat di UPT Puskesmas Potowe Indo

Tabel 2.5 Rencana Kegiatan Aktualisasi


Kontribusi Kegiatan
Keterkaitan Substansi Penguatan NIla
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/hasil Terhadap Visi, Misi
Mata Pelatihan OPD
PEMDA
1 2 3 4 5 6

1. Persiapan
Aktualisasi SMART ASN
Kegiatan ini Merencanakan
a. Konsultasi dan Harmonis : Membangun berkontribusi kegiatan
Terlaksananya
meminta lingkungan kerja yang terhadap pencapaian aktualisasi,
konsultasi dan
persetujuan Misi no 1 yaitu menguatkan nila
persetujuan mentor kondusif
mentor Meningkatkan Akuntabel,
Berorientasi Pelayanan :
Ramah dalam aksesibilitas Harmonis,
berkomunikasi (keterjangkauan Adaptif,
Tersedianya
Akuntabel : Bertanggung fisik), afordabilitas Berorientasi
Dokumentasi
jawab, jujur dan (keterjangkauan Pelayanan dan
berintegritas tinggi biaya), dan mutu Kolaboratif
Adaptif : Bertindak proaktif pelayanan kesehatan
Kolaboratif : Memberi secara merata
kesempatan kepada
berbagai pihak untuk
berkontribusi
b. Koordinasi Terlaksananya Harmonis : Membangun Merencanakan
dengan kepala koordinasi dengan lingkungan kerja yang kegiatan
ruangan dan kepala ruangan dan kondusif aktualisasi,
rekan sejawat rekan sejawat Akuntabel : Bertanggung menguatkan nila
jawab, jujur dan Akuntabel,
Tersedianya
berintegritas tinggi Harmonis,
Dokumentasi
Kompeten : Memberi Kompeten,
kesempatan kepada Adaptif, dan
berbagai pihak untuk Kolaboratif
berkontribusi, terbuka
dalam bekerja sama untuk
menghasilkan nilai tambah
Adaptif : Bertindak proaktif
Kolaboratif : Memberi
kesempatan kepada
berbagai pihak untuk
berkontribusi; Terbuka
dalam bekerja sama untuk
mendapatkan nilai tambah;
c. Pembentukkan Terbentuknya Tim Akuntabel;
Tim Kerja Kerja Kompeten;
Adaptif;
Loyal;
2 Menyusun Materi a. Mengumpulkan Tersedianya
Media Pelayanan bahan referensi referensi leaflet dan
Informasi Obat leaflet dan poster poster
(PIO)
b. Mendesain Tersedianya desain
leaflet dan poster leaflet dan poster

c. Mencetak leaflet Tersedianya leaflet


dan poster dan poster

d. Menyiapkan Tersedianya
administrasi administrasi
pendukung pendukung berupa :
1. Format absensi
2. Angket pre test
3. Angket post test
3 Membuat label obat a. Mengidentifikasi Terlaksananya
LASA dan identifikasi dan
mengelompokkan pengelompokkan
obat LASA obat LASA
b. Membuat desain Tersedianya desain
label obat LASA label obat LASA

c. Mencetak label Tersedianya label


obat LASA LASA

4 Rapat Tim Kerja a. Pemaparan bahan Terlaksananya


materi label LASA pemaparan
dan PIO di
hadapan tim
b. Meminta saran Adanya saran dan
dan masukkan masukkan

c. Finalisasi bahan Terwujudnya


materi label LASA kesepakatan
dan PIO bersama semua tim
kerja
5 Pelaksanaan PIO a. Melaksanakan Terlaksananya PIO
dan Pemasangan PIO
Label LASA

b. Menempelkan Tersedianya obat-


label LASA pada obat yang sudah
masing-masing diberi label LASA
obat

c. Melakukan Terlaksananya
penataan obat penataan obat LASA

6 Monitoring dan a. Pemantauan Terlaksananya


Evaluasi hasil pelaksanaan pelaksanaan
kegiatan aktualisasi kegiatan kegiatan
b. Memeriksa hasil Terlaksananya
pre test dan post
test dan
menyajikan
dalam grafik
c. Testimoni Tersedianya
testimoni

d. Pelaporan dan Terlaksananya


Penyusunan pelaporan dan
rencana tindak rencana tindak lanjut
lanjut
2.5 Jadwal Tentatif Aktualisasi
Dalam melakukan kegiatan aktualisasi, diperlukan jadwal kegiatan untuk mempermudah melakukan tahapan kegiatan
aktualisasi untuk mencapai target dengan baik. Jadwal tentatif aktualisasi ini dapat dilihat pada table berikut :
Tabel 2.5 Jadwal Tentatif Kegiatan Aktualisasi

JADWAL

SEPTEMBER
AGUSTUS
No Kegiatan
M S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M S

27 28 2 30 31 01 02 03 04 0 06 07 08 09 10 11 12 13 14 1 16 17 18 19 20 21 22 23 2 25 26
9 5 5 4

1. Melakukan
kegiatan
persiapan
aktualisasi

2. Melakukan
penataan obat
3. Membuat dan
menempelkan
label traffic
light

4. Melakukan
Pencatatan
obat secara
digital

5. Melakukan
sosialisasi
pencatatan
digital kepada
petugas
farmasi
6. Menganalisis
dan
menyajikan
data hasil
kuesioner

Anda mungkin juga menyukai