PENDAHULUAN
1
kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, serta membina peran serta masyarakat
dalam rangka kemandirian di bidang kesehatan kepada masyarakat.
Melakukan penyuluhan medik merupakan salah satu tugas dokter di fasilitas
kesehatan tingkat pertama. Penyuluhan medik termasuk upaya kesehatan promotif dan
preventif. Upaya promotif adalah suatu kegiatan atau serangkaian kegiatan pelayanan
kesehatan yang lebih mengutamakan kegaiatan yang bersifat promosi. Sedangkan upaya
preventif adalah suatu kegiatan pencegahan suatu masalah kesehatan dan gangguan
kesehatan. Pelayanan promotif dan preventif merupakan pelayanan kesehatan yang
lebih diutamakan dan diperhatikan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat kearah
yang lebih baik.
Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi salah satu masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia dan merupakan salah satu penyakit menular yang dapat
menimbulkan wabah. Penyakit ini dapat menimbulkan kekhawatiran karena perjalanan
penyakitnya yang cepat dan dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat.
Penularan DBD adalah melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Habitat nyamuk ini
adalah pada air-air yang bersih. Kasus DBD biasanya akan mulai meningkat saat
pertengahan musim hujan, hal ini disebabkan oleh semakin bertambahnya tempat-
tempat perkembangbiakan nyamuk karena meningkatnya curah hujan.
Berdasarkan catatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) hingga minggu ke-23
di 2022, secara kumulatif total ada 52.313 kasus DBD dengan 488 kematian di 451
kabupaten/kota di 34 provinsi. Pada Oktober 2021, Kemenkes meluncurkan enam
strategi nasional pengendalian DBD. Strategi tersebut adalah pengendalian vektor
secara terpadu, tata laksana penanganan kasus DBD, mulai dari deteksi hingga
kejadian luar biasa, melakukan surveilans vektor yang real time, peningkatan
komitmen pemerintah pusat dan daerah serta mitra-mitra, peningkatan pemberdayaan
masyarakat, serta inovasi dari hasit riset.
Pencegahan DBD diperlukan agar penularan penyakit tidak semakin memburuk
dan mencegah terjadinya wabah. Untuk upaya pencegahan ini diperlukan pengetahuan
masyarakat tentang langkah-langkah yang harus dilakukan. Hal yang paling utama
untuk pencegahan DBD adalah dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui
3M Plus, yaitu menguras tempat yang sering menjadi penampungan air seperti bak
mandi, kendi, toren air, drum dan tempat penampungan air lainnya; menutup rapat
tempat-tempat penampungan air; mendaur ulang barang-barang bekas yang berpotensi
menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk demam berdarah; Plus-nya memelihara
2
ikan pemakan jentik nyamuk; menggunakan obat anti nyamuk; memasang kawat kasa
pada jendela dan ventilasi; Gotong Royong membersihkan lingkungan; periksa tempat-
tempat penampungan air; meletakkan pakaian bekas pakai dalam wadah tertutup;
memberikan larvasida pada penampungan air yang susah dikuras; memperbaiki saluran
dan talang air yang tidak lancer; dan menanam tanaman pengusir nyamuk.
Di wilayah kerja UPTD Puskesmas Banda Raya, angka kejadian DBD pada
mulai bulan Januari hingga Juli 2022 sudah tercatat sebanyak 21 kasus. Kasus di bulan
Juli mengalami peningkatan yang signifikan, yaitu sebanyak 10 kasus dari jumlah 1-4
kasus di bulan-bulan sebelumnya. Angka kematian karena DBD di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Banda Raya selama tahun 2022 adalah 2 kasus, yaitu 1 kasus pada
bulan Januari dan 1 kasus pada bulan Juli. Untuk pencegahan agar kasus DBD tidak
semakin meningkat diperlukan pengetahuan masyarakat tentang langkah-langkah yang
harus dilakukan. Hal ini dapat dilakukan dengan memberi penyuluhan medik kepada
masyarakat.
Masalah penapisan pasien dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) juga
tengah dihadapi UPTD Puskesmas Banda Raya. Hal ini disebabkan belum adanya alur
yang jelas untuk penapisan dan masih kurangnya petugas untuk penapisan pasien.
Akibatnya masih ada pasien ISPA yang tidak diarahkan ke Poli Khusus dan masuk ke
dalam gedung utama Puskesmas. Kepatuhan berobat pada pasien hipertensi di UPTD
Puskesmas Banda Raya juga masih kurang. Pasien hipertensi yang tidak teratur berobat
berdampak pada tidak terkontrolnya tekanan darah dan meningkatkan risiko untuk
penyakit jantung. Selain itu, penulisan catatan medik rawat jalan belum optimal karena
belum adanya form pengisian rekam medis.
Dari latar belakang diatas penulis tertarik untuk mengangkat masalah menjadi
kegiatan rancangan aktualisasi selama melakukan habituasi di UPTD Puskesmas
Banda Raya dengan judul “Optimalisasi Penyuluhan Medik tentang Pencegahan
Demam Berdarah Dengue Melalui Gerakan 3M Plus untuk Cegah DBD (GERUS
DBD) UPTD Puskesmas Banda Raya Banda Aceh”.
3
Lhong Raya Kecamatan Banda Raya, berjarak lebih kurang 7 km dari pusat kota dan
lebih kurang 1 km dari stadion Harapan Bangsa, berdiri di atas areal tanah sebesar ± 976
m2 dengan luas bangunan ± 777,6 m².
Wilayah kerja UPTD Puskesmas Banda Raya terdiri dari 10 (sepuluh) Gampong
yang ada di Kecamatan Banda Raya dengan wilayah administratif adalah 4,79 km2.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik tahun 2021 jumlah penduduk di wilayah
kerja UPTD Puskesmas Banda Raya adalah 25.419 jiwa dengan jumlah laki-laki 12.750
jiwa dan perempuan 12.669 jiwa, serta terdiri dari 6.260 rumah tangga. Tingkat
kepadatan penduduk pada tahun 2021 adalah 25.415 jiwa/km2 dengan rata-rata jiwa per
rumah tangga adalah 4 jiwa. Agar jangkauan pelayanan lebih luas dan merata hingga
keseluruh wilayah kerjanya, UPTD Puskesmas Banda Raya memiliki fasilitas
penunjang berupa Puskesmas pembantu sebanyak 2 (dua) unit yaitu Puskesmas
Pembantu Lamlagang dan Puskesmas Pembantu Mibo, Polindes sebanyak 6 unit yang
berada di Desa Geuceu Iniem, Geuceu Kaye Jatho, Geuceu Komplek, Lhong Raya,
Lhong Cut dan Desa Lam Ara.
Adapun batas-batas wilayah UPTD Puskesmas Banda Raya di bagian barat
berbatasan dengan Kecamatan Jaya Baru, bagian timur berbatasan dengan Kecamatan
Baiturrahman, bagian selatan berbatasan dengan Kabupaten Aceh Besar, dan bagian
utara berbatasan dengan Kecamatan Meuraxa.
4
1.2.2 Struktur Organisasi
5
1.2.3 Visi dan Misi Kota Banda Aceh
a. Visi Kota Banda Aceh
“Terwujudnya kota Banda Aceh yang gemilang dalam bingkai syariah”
6
2. Inklusif
Semua program pembangunan kesehatan harus melibatkan semua pihak,
karena pembangunan kesehatan tidak mungkin hanya dilaksanakan oleh
Kemenkes saja.
Seluruh komponen masyarakat harus berpartisipasi aktif, yang meliputi lintas
sektor, organisasi profesi, organisasi masyarakat, pengusaha, masyarakat
madani dan masyarakat akar rumput.
3. Responsif
Program kesehatan harus sesuai dengan kebutuhan dan keinginan rakyat, serta
tanggap dalam mengatasi permasalahan di daerah, situasi kondisi setempat,
sosial budaya dan kondisi geografis.
Faktor-faktor tersebut menjadi dasar dalam mengatasi permasalahan
kesehatan yang berbeda-beda, sehingga diperlukan penanganan yang berbeda
pula.
4. Efektif
Program kesehatan harus mencapai hasil yang signifikan sesuai target yang
telah ditetapkan dan bersifat efisien.
5. Bersih
Penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus bebas dari korupsi, kolusi
dan nepotisme (KKN), transparan dan akuntabel.
7
Nilai-nilai dasar atau yang dikenal sebagai Core Values ASN “BerAKHLAK”
merupakan akronim dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis,
Adaptif dan Kolaboratif.
1. Berorientasi Pelayanan, yaitu komitmen memberikan pelayanan prima demi
kepuasan masyarakat.
Kata kunci : responsivitas, kualitas, dan kepuasan
Kalimat afirmasi : “Kami berkomitmen memberikan pelayanan prima demi
kepuasan masyarakat”
Panduan perilaku :
Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat
Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan
Melakukan perbaikan tiada henti
2. Akuntabel, yaitu bertanggung jawab atas kepercayaan yang diberikan.
Kata kunci : integritas, konsisten, dapat dipercaya, dan transparan
Kalimat afirmasi : “Kami bertanggung jawab atas kepercayaan yang diberikan”
Panduan perilaku :
Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan
berintegritas tinggi
Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif, dan efisien
Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan
3. Kompeten, yaitu terus belajar dan mengembangkan kapabilitas.
Kata kunci : kinerja terbaik, sukses, keberhasilan, learning agility, dan ahli di
bidangnya
Kalimat afirmasi : “Kami terus belajar dan mengembangkan kapabilitas”
Panduan perilaku :
Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu
berubah
Membantu orang lain belajar
Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik
4. Harmonis, yaitu saling peduli dan menghargai perbedaan.
Kata kunci : peduli (caring), perbedaan (diversity), dan selaras
Kalimat afirmasi : “Kami saling peduli dan menghargai perbedaan”
8
Panduan perilaku :
Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya
Suka menolong orang lain
Membangun lingkungan kerja yang kondusif
5. Loyal, yaitu berdedikasi dan mengutamakan kepentingan Bangsa dan Negara.
Kata kunci : komitmen, dedikasi, kontribusi, nasionalisme, dan pengabdian
Kalimat afirmasi : “Kami berdedikasi dan mengutamakan kepentingan Bangsa
dan Negara”
Panduan perilaku :
Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945, setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta
pemerintahan yang sah
Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, instansi, dan negara
Menjaga rahasia jabatan dan negara
6. Adaptif, yaitu terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan serta
menghadapi perubahan.
Kata kunci : Inovasi, antusias terhadap perubahan, dan proaktif
Kalimat afirmasi : “Kami terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan
ataupun menghadapi perubahan”
Panduan perilaku :
Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan
Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas
Bertindak proaktif
7. Kolaboratif, yaitu membangun kerja sama yang sinergis.
Kata kunci : kesediaan bekerja sama, sinergi untuk hasil yang lebih baik
Kalimat afirmasi : “Kami membangun kerjasama yang sinergis”
Panduan perilaku :
Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi
Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah
Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan bersama
9
1.3 Profil Peserta
1.3.1 Tugas Pokok dan Fungsi
Rincian kegiatan Dokter Ahli Pertama menurut Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia nomor 139 tahun 2003 tentang
Jabatan Fungsional Dokter dan Angka Kreditnya, yaitu:
1. Melakukan pelayanan medik umum rawat jalan tingkat pertama
2. Melakukan pelayanan spesialistik rawat jalan tingkat pertama
3. Melakukan tindakan khusus tingkat sederhana oleh Dokter umum
4. Melakukan tindakan khusus tingkat sedang oleh Dokter umum
5. Melakukan tindakan spesialistik tingkat sederhana
6. Melakukan tindakan spesialistik tingkat sedang
7. Melakukan tindakan darurat medik/pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)
tingkat sederhana
8. Melakukan kunjungan (visite) kepada pasien rawat inap
9. Melakukan pemulihan mental tingkat sederhana
10. Melakukan pemulihan mental kompleks tingkat I
11. Melakukan pemulihan fisik tingkat sederhana
12. Melakukan pemulihan fisik kompleks tingkat I
13. Melakukan pemeliharaan kesehatan ibu
14. Melakukan pemeliharaan kesehatan bayi dan balita
15. Melakukan pemeliharaan kesehatan anak
16. Melakukan pelayanan keluarga berencana
17. Melakukan pelayanan imunisasi
18. Melakukan pelayanan gizi
19. Mengumpulkan data dalam rangka pengamatan epidemiologi penyakit
20. Melakukan penyuluhan medik
21. Membuat catatan medik rawat jalan
22. Membuat catatan medik rawat inap
23. Melayani atau menerima konsultasi dari luar atau keluar
24. Melayani atau menerima konsultasi dari dalam
25. Menguji kesehatan individu
26. Menjadi Tim Penguji Kesehatan
27. Melakukan visum et repertum tingkat sederhana
28. Melakukan visum et repertum kompleks tingkat I
29. Menjadi saksi ahli
10
30. Mengawasi penggalian mayat untuk pemeriksaan
31. Melakukan otopsi dengan pemeriksaan laboratorium
32. Melakukan tugas jaga panggilan/on call
33. Melakukan tugas jaga di tempat/rumah sakit
34. Melakukan tugas jaga di tempat sepi pasien
35. Melakukan kaderisasi masyarakat dalam bidang kesehatan tingkat sederhana
11
Selain sebagai role model beliau juga merupakan mentor penulis dalam
penyusunan rancangan aktualisasi ini. Beliau adalah seorang yang ramah (Berorientasi
Pelayanan), disiplin (Akuntabel), peduli (Harmonis), serta memberi contoh dan
panutan yang baik sebagai atasan (Loyal). Beliau dalam membimbing penulis selalu
memberikan kesempatan yang luas dalam belajar (Kompeten) dan memberikan
masukan yang kreatif dan inovatif (Adaptif). Beliau juga menyampaikan akan
terbuka apabila ada pihak lain yang ingin bekerjasama (Kolaboratif) demi
peningkatan nilai rancangan aktualisasi penulis.
Berdasarkan beberapa alasan tersebut, penulis memilih beliau sebagai role model
agar dapat memotivasi penulis untuk mengambil nilai-nilai positif dan lebih
bersemangat dalam menjalani tugas sebagai seorang ASN.
12