BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan
nasional dalam rangka mewujudkan visi misi Presiden dan implementasi
Nawa Cita yang kelima yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
Dalam konsep pembangunan nasional, Kementerian Kesehatan bertanggung
jawab melaksanakan Program Indonesia Sehat yang bertujuan untuk : 1).
meningkatkan pengetahuan, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang dalam lingkungan hidup yang sehat agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya perilaku hidup sehat
sehingga terwujudnya bangsa yang mandiri, maju dan sejahtera, 2)
terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat setinggi – tingginya.
Pusat Kesehatan Masyarakat yang dikenal dengan sebutan Puskesmas
adalah Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) merupakan Unit
Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dinas Kesehatan kabupaten/kota, yang
bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya pada satu
atau bagian wilayah kecamatan. Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, dinyatakan bahwa
Puskesmas berfungsi menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM) dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama.
Agar upaya kesehatan terselenggara secara optimal, maka puskesmas
harus melaksanakan manajemen yang baik. Dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Taun 2016 tentang Pedoman
Manajemen Puskesmas. Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan
yang dilaksanakan secara sistematik untuk menghasilkan output yang efektif
dan efisien, dimana manajemen terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian yang manjadi satu kesatuan saling terkait dan
berkesinambungan. Perencanaan adalah suatu proses kegiatan yang urut
yang harus dilakukan untuk mengatasi permasalahan dalam rangka mencapai
oleh Kepala Dinas Kesehatan dan atau Direktur Rumah Sakit Umum Daerah,
maka Kementrian Kesehatan menyiapkan pilihan kegiatan yang perlu
dilakukan, agar tujuan pembangunan kesehatan secara nasional dapat
tercapai. Untuk itu, prinsip-prinsip tata kelola yang baik (good governance)
yakni transparan, efektif, efisien, akuntabel dan tidak duplikasi dengan sumber
pembiayaan lainnya; harus menjadi perhatian dan dilaksanakan dengan
sungguh-sungguh oleh para pelaksana pembangunan kesehatan di daerah.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Untuk meningkatkan kemampuan manajemen di Puskesmas dalam
menyusun perencanaan kegiatan tahunan berdasarkan fungsi dan azas
penyelenggaraannya.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya analisa masalah dan prioritas penyebab masalah yang
ada
b. Tersusunnya Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Puskesmas untuk tahun
berikutnya dalam upaya mengatasii masalah atau sebagian masalah
kesehatan masyarakat.
c. Tersusunnya Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) setelah
diterimanya alokasi sumber daya untuk kegiatan tahun berjalan.
2. Misi
1. Meningkatkan kualitas SDM di UPTD Puskesmas Pangkalanbaru
2. Meningkatkan sarana dan prasarana untuk meningkatkan mutu
pelayanan di UPTD Puskesmas Pangkalanbaru
3. Meningkatkan peran serta masyarakat lintas sektoral
3. Budaya Kerja
“TEMAN”
2. Fungsi Puskesmas
a. Puskesmas menyelenggarakan fungsi:
b. penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya dan
c. penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.
3. Kewenangan Puskesmas
Dalam rangka melaksanakan fungsi UKM tingkat pertama di wilayahnya
Puskesmas berwenang untuk:
a. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan
masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan;
b. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;
BAB II
ANALISIS SITUASI
A. DATA
1. Data Umum
a. Kelurahan Dul
b. Desa Beluluk
c. Desa Padang Baru
d. Desa Jeruk
e. Desa Air Mesu
f. Desa Air Mesu Timur
g. Desa Kebintik
Batas wilayah Puskesmas Pangkalanbaru adalah sebagai berikut
2. Demografi
yaitu 917 jiwa/km2 sedangkan Desa Air Mesu mempunyai penduduk terjarang
Tabel 2.1
Jumlah Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tahun 2019
No Desa/Kel Fasilitas Kesehatan
Poskesdes Posyandu
1 Kel Dul 1 4
2 Desa Beluluk 1 2
3 Desa Padang Baru 1 2
4 Desa Jeruk 1 1
5 Desa Air Mesu Timur 1 2
6 Desa Air Mesu 1 2
7 Desa Kebintik 1 1
Tabel 2.2
Jumlah Sekolah Di Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Pangkalanbaru Tahun 2019
1. TK/PAUD 12
2. SD/MI 11
3. SLTP/ Mts 4
4. SLTA/MA 4
CS
2. Mobiditas
Angka Kesakitan penduduk didapat dari data yang berasal dari
masyarakat (community based data) yang dapat diperoleh dengan
melalui studi morbiditas melalui system pencatatan dan pelaporan.
Berdasarkan data Tahun 2019 jumlah kunjungan rawat jalan di UPTD
Puskesmas Pangkalanbaru 14.750 jiwa dengan 10 penyakit terbesar
adalah sebagai berikut :
Tabel 2.3
10 PENYAKIT TERBANYAK UPTD PUSKESMAS PANGKALANBARU TAHUN 2019
1 ISPA 1.358
3 FARINGITIS 624
5 MYALGIA 458
7 DIARE 338
8 HIPERTENSI 288
9 TONSILITIS 265
10 SCABIES 107
Sumber : Data dan Informasi Puskesmas Pangkalanbaru
Dari Grafik diatas dapat disimpulkan bahwa selama tahun 2019 ditemukan
19 kasus DBD di seluruh desa/kelurahan di wilayah kerja UPTD. Puskesmas
Pangkalanbaru, hal ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya :
Dari tabel diatas dapat kami simpulkan bawah jumlah penderita Hipertensi
paling banyak menyerang perempuan dibandingkan laki-laki, terutama
pada umur 45 ke atas. Ini disebabkan beberapa faktor antara lain :
TABEL 2.4
CAPAIAN CAKUPAN KEGIATAN PELAYANAN KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS PANGKALANBARU TAHUN 2019
Baik ≥ 91 %
Kurang ≤ 80%
pendidikan dasar
Dengan melihat tabel diatas hasil kinerja mutu pelayanan kesehatan UPTD
Puskesmas Pangkalanbaru tahun 2019 adalah 9,6 (baik).
l. Hasil Musrenbang
Musrenbang dilakukan di 3 kelurahan kecamatan Pangkalanbaru, kegiatan
akan dilaksanakan pada tahun 2019 dengan menggunakan dana APBD
masing-masing kelurahan/desa dengan hasil sebagai berikut:
1. Pembangunan jalan setapak di setiap lingkungan
2. Penyediaan tong sampah
3. Pemeliharaan drainase
4. Pemeliharaan jalan
5. Pengukuran saluran drainase primer
6. Pembangunan saluran pemukiman
7. Rehab MCK
8. pemeliharaan sumur gali
9. Pemasangan lampu penerangan jalan
10. Pengadaan motor sampah
11. Pembuatan posyandu
m. Sumber pembiayaan
Pada tahun 2019, dalam menjalankan operasional puskesmas
Pangkalanbaru di dukung oleh tiga sumber dana yang berasal dari
a) DAK
Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) sebesar Rp. 605.710.000
b) APBD
Subsidi Operasional sebesar Rp. 41.500.000
c) APBN
Dana Kapitasi (JKN) sebesar Rp. 700.000.00
BAB III
TAHAP PENYUSUNAN RENCANA USULAN KEGIATAN (RUK)
A. ANALISIS MASALAH
1. Identifikasi Masalah
MASALAH
No JENIS KEGIATAN TARGET PENCAPAIAN
1 2 3 4 5
I. UPAYA KESEHATAN ESENSIAL
d. Upaya Kesehatan
Sekolah
Cakupan 100% 80% Sebagian sekolah belum di
Penjaringan lakukan penjaringan terhadap
Siswa baru siswa baru
Umum (TTU)
g. Cakupan 14% 25% Masih ada TPM perlu di
pengawasan lakukan pengawasan
tempat
pengolahan
makanan
h. Tempat 60% 54,17% Jumlah TPM belum dilakukan
pengelolaan pembinaan dan dilakukan uji
makanan dibina petik
dan diuji petik
3. KB
a. Peserta KB aktif 70% 72,3% Meskipun telah mencapai
target, namun masih ada
kemungkinan PUS yang DO
KB
b. Peserta KB Baru
- Metode kotrasepsi 70% 9,7% MKJP kurang diminati
jangka Panjang
- Non metode 70% 90,3%
kotrasepsi
jangka Panjang
perawatan gigi
dibina sesuai
standar
III. UPAYA PENGOBATAN
1. Tumpatan Gigi tetap 800 1330 Kasus tumpatan gigi tetap
masih tinggi
2. Pencabutan gigi tetap 200 562 Terjadi pencabutan gigi
tetap meningkat
3. Kunjungan poli gigi 4078 4078 org
org
4. Kunjungan Rawat 1342 13429
Jalan 9
IV. ADMINISTRASI
MANAJEMEN
1. Profil Tahunan 1 1 berkas
berka
s
2. Monitoring dan 4x/tn 4x/thn
Evaluasi Monitoring n
Kinerja
3. Pengiriman Jadwal 100% 100%
sesuai Jadwal
4. Kedisipinan 95% 93% Masih ada pegawai yang
Kepagawai belum disiplin
5. Pelaksanaan 12 12 bln
Lokakarya mini bln
Bulanan
6. Pelaksanaan 4x 4x
Lokakrayamini
tribulanan
7. Pola Kepegawaian 1 1 berkas
berka
s
8. Monitoring dan
pemeliharaan Rumah
tangga
1. Kesehatan Ibu
a. Belum tercapainya K1 5 5 4 14 3
b. Belum tercapainya K4 5 5 5 15 2
2. Kesehatan Anak
3. KB
1. Imunisasi
pelaksanaan BIAS
4. Diare
5. Kusta
6. IMS
7. HIV
8. Malaria
9. DBD
F. Perkesmas
Upaya Pengembangan
Olahraga
Upaya Pengobatan
MANUSIA METODE
GIGI
MANUSIA METODE
Banyaknya
masyarakat untuk
mecabut gigi
Prilaku
masyarakat
masih ada
yang belum
Penggunaan dana sehat
belum maksimal Faktor Kebisaan
KESEHATAN LINGKUNGAN : Masih ada tempat pengelolah makanan yang belum memenuhi syarat
Kesadaran
masyarakat masih
rendah
Kurangnya dana untuk
Ketersedian fasilitas sanitasi melengkapi fasilitas sanitasi
masih kurang yang memenuhi syarat
Pola pikir
masyarakat tidak
mau berubah
perilaku hygiene
Masih ada
tempat
pengelolah
makanan
Kurangnya
kunjungan Ibu
Balita di setiap
kelas Balita
Keterbatasan dana
Keterbatasan alat untuk melakukan Budaya setempat
penunjang untuk kelas inovasi
ibu balita
Kurangnya kehadiran
ibu hamil dalam
pelaksanaan kelas ibu
SARANA DANA
LINGKUNGAN
Pengetahuan /kesadaran
Petugas yang masih kurang ibu hamil periksa masih
Dimasa pandemi ibu hamil takut ke
kurang kurang dari 6 kali
puskesmas untuk bertemu dokter
Kunjungan ANC
belum mencapai
target
Sebagian
Lokasi Puskesmas masih
keluarga/masyarakat
menjadi kendala bagi
Dana BOK menggagap periksa ke bidan
sebagian bumil
sudah cukup
Sebagian masyarakat
beranggapan USG hanya untuk
melihat jenis kelamin saja,
SARANA DANA bukan untuk deteksi faktor
LINGKUNGAN resiko
MANUSIA METODE
Pengetahuan ibu dan
keluarga kurang Media sosialisasi kurang
Sosialisasi mengenai
IVA masih kurang Kurangnya Bimbingan kerjasama
dukungan dari lintas dengan kader kurang
sektor terkait
Koordinasi dengan kader
Petugas belum dan lintas sektor kurang
mendapatkan pelatihan
tentang pemeriksaan IVA
Menyiapkan media
sosialisasi sesuai
kebutuhan Kunjungan
pemeriksaan
masih kurang
Kurangnya
media promosi
Alat Penunjang
pemeriksaan masih Tingkat ekonomi
terbatas sebagian masih Malu untuk
kurang memeriksakan diri
MANUSIA METODE
KIA : SDIDTK
METODE
MANUSIA
Kunjungan
kesehatan bayi
masih kurang
SARANA LINGKUANGAN
DANA
MANUSIA METODE
Data sasaran tidak valid ( nama tidak
Pemahaman ibu bahwa
Ibu tidak mengantar sama dengan KK
anaknya ke posyandu
timbangan hanya sampai usia 9
bulan Ada kader yang belum di latih
Keluarga membawa
Upaya petugas belum anaknya DPS/Klinik / BPS Peran kader belum
maksimal terampil
Jadwal Posyandu tidak
hapal
Masih ada
sasaran balita
yang belum di
Jumlah Format Terbatas timbang
Sasaran posyandu kurang
memadai
Penggandaan format
sedikit Pengadaan tidak ada Pendaftaran dana Faktor kebiasaan yang
kurang
turun temurun
MANUSIA METODE
Kontak erat via telp sering sulit
Kurangnya pengetahuan dihubungi
masyarakat tentang Covid
Masyarakat yang tidak mau di
Petugas nakes masih kurang kunjungi oleh petugas
Alamat yang tidak
jelas
Meningkatnya
kasus covid 19 di
era pandemi
Sarana dan
prasarana yang Media Penyulian Dana Bersumber
masih kurang ang masih kurang dari APD dan Perubahan cuaca
APBN ( musim Hujan
berkepanjangan)
MANUSIA METODE
Sosialisasi jadwal
H-1 belum
masih kurangnya
maksimal
tenaga kesehatan
yang menjadi
vaksinator
Cakupan
vaksinasi covid
19 masih
rendah
berkembangnya
informasi mengenai
Masih minimnya Bersumber dari
Leaflet Vaksinasi efek negatif akibat
ketersediaan vaksin dan dana APBD , vaksinasi
Covid kurang
vasilitas pendukung vaksin APBN
DANA
SARANA LINGKUNGAN
MANUSIA METODE
Kurangnya
penemuan penderita
suspek TB Paru
terutama di
lingkungan penderita
MANUSIA METODE
MANUSIA METODE
P2P: HIV/AIDS
MANUSIA METODE
Masih kurangnya
pengetahuan masalah
ttg HIV/ AIDS Keterbatasan tenaga
konseling/ dr yang
Masyarakat malas untuk masih kurang
Masih kurangnya tenaga / datang ke pelayanan Koordinasi lintas
keterbatasan Petugas dengan berbagai alasan program dan lintas
Pelayanan Masyarakat sektoral masih
secara mobile kurang
Persentase orang
beresiko terinfeksi
mendapatkan
Media lembar balik pemeriksaan HIV/
yang sudah tidak AIDS sesuai standar
layak masih kurang
Penderita yang
Blangko VCT belum mempunyai
jaminan kesehatan
SARANA DANA
P2P : DBD
MANUSIA METODE
Kurangnya
pengetahuan Kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang masyarakat tentang dampak
bahaya DBD fogging
Kebiasaan masyadalam
dalam 3 M masih kurang Koordinasi lintas
sektoral belum
maksimal
Kasus DBD
masih ada
P2P : PTM
MANUSIA METODE
Pengetahuan
masyarakat ttg Koordinasi ttg lintas porgram
pentingnya minum & lintas sektoral belum
obat msh kurang maksimal
Kurang Kesadaran
Masyarakat untuk melakukan Obat yang di beri tidak
pemeriksaan kesehatan di minum sampai Dukungan lintas sektoral belum
rumah/tidak diminum maksimal, terutama sekolah-sekolah
rutin
Semua sasaran di
skrining PTM
MANUSIA METODE
Budaya masyarakat
Buku panduan tidak ada
yang malas
Stopwatch-
berolahraga
Pengetahuan masyarakat a. Penyuluhan tentang PBHS 5. Pengawasan oleh linsek terkait seperti
masih kurang b. Memberikan informasi tentang RT
PHBS disetiap kesempatan
6. Memberikan penyuluhan kepada
Perkumpulan warga
sasaran yang tepat
c. Memasang media informasi
tentang PHBS di tempat 7. Memberikan penyegaran kepada
tempat umum dan rumah petugasnakes lainnya
tangga
8. Mengupayakan nakes lainnya peduli
MASALAH TERPILIH
Kesling : Masih ada 1. Kesadaran masyarakat masih 1. Pengawasan dan pembinaan 1. Pengawasan dan pembinaan
tempat pengolahan rendah tempat pengolahan makanan ( IKL TPM )
makanan yang belum
2. Pola pikir masyarakat yang 2. Mengadakan pelatihan untuk 2. Mengadakan pelatihan untuk
memenuhi syarat
tidak mau berubah ke prilaku penjamah makanan penjamah makanan
yang hygienie
3. Memaksimalkan kondisi 3. Melakukan koordinasi dengan
3. Kurangnya dana untuk ekonomi yang ada lintas sektor
melengkapi fasilitas sanitasi
4. Meningkatkan fasilitas sarana 4. Mengajukan media untuk
yang memenuhi syarat
sanitasi yang memenuhi promosi
4. Ketersedian fasilitas sanitasi syarat
5. Memaksimalkan kondisi
masih kurang
5. Mengajukan media untuk ekonomi yang ada
5. Pola hidup masyarakat masih promosi
6. Meningkatkan fasilitas sarana
belum sehat
6. Melakukan koordinasi dengan sanitasi yang memenuhi
6. Kurangnya media promosi/ lintas sektor syarat
informasi
3. Keterbatasan alat peraga/ 3. Mengajukan alat penunjang dan 3. Perlunya pendekatan yang rutin
penunjang peraga di setiap kesempatan
4. Kurangnya koordinasi dengan 4. Mengadakan praktek di setiap 4. Mengajukan alat penunjang dan
pihak desa pelaksanaan kelas ibu balita peraga
5. Kurangnya inovasi di kelas ibu 5. Koordinasi dan kaloborasi 5. Mengadakan praktek disetiap
balita dari petugas dengan pihak desa (Pak Kades) pelaksanaan kelas ibu balita
KIA KELAS IBU HAMIL : 1. Kurangnya kesadaran ibu hamil 1.Perlunya sosialisasi tentang 1. Perlunya sosialisasi tentang
Kurang kehadiran ibu tentang pentingnya kesehatan pentingnya kelas ibu hamil pentingnya kelas ibu hamil
hamil dalam pelaksaaan dalam kehamilan dalam masalah kesehatan dalam masalah kesehatan
kelas ibu hamil (Kunjungan AOK ) (Kunjungan AOK)
2. Kerterbatasan sarana dan
prasarana alat penunjang kelas 2.Mengusulkan sarana prasarana 2. Perlunya kerjasama dengan
ibu hamil ( alat peraga / penunjang ) pihak desa
3. Perlunya inovasi dalam 3.Perlunya kerjasama dengan 3. Koordinasi dengan pihak desa
pelaksanaan kelas ibu hamil pihak desa ( Dasa Wisma)
KIA IVA : Cakupan 1. Kurangnya pemahaman 1. Mensosialisakan ke masyarakat 1. Melakukan sosialisasi tentang
pelayan IVA yang masih masyarakat tentang kanker tentang Ca cerviks Ca cerviks sekaligus
kurang servik pemeriksaan IVA test
2. Meningkatkan tentang IVA test
2. Kurangnya media sosialisasi 2. Mengajukan media promosi
3. Pengadaan media promosi
tentang penyakit kanker servik
tentang Ca cerviks 3. Mengusulkan pelatihan untuk
3. Budaya malu untuk melakukan petugas
4. Meningkatkan pengetahuan
pemeriksaan IVA
petugas dengan mengikuti
KIA : Bayi yang ASI 1. Pengetahuan Ibu dan keluarga 1. Memberikan penyuluhan 1. Melakukan konseling ASI
Ekslusif masih rendah tentang ASI ekslusif masih rendah tentang ASI ekslusif di kelas ekslusif di kelas ibu hamil dan
Ibu hamil ibu balita (Membuat Jadwal )
2. Kurangnya dukungan keluarga
tentang ASI ekslusif 2. Membuat jadwal konseling
ASI ekslusif
3. Anak rewel dan tidak kenyang
3. Mengajukan leaflet/ lembar
4. Kurang media promosi / informasi
KIA SDIDTK :Kesehatan 1. Data kurang Valid 1. Revitalisasi data yang ada 1. Pengadakan APE Kit
Anak Kunjungan kesehatan untuk menarik minat
2. Sebagian Bindes belum 2. Meningkatkan SDM
bayi masih kurang (96 %) dan buku instrumen
pelatihan SDIDTK melalui pelatihan
SDIDTK (BOK dan
3. Pengaturan jadawal piket 3. Mengatur jadwal piket kapitasi)
di poli MTBS belum tepat
4. Mengajukan APE kit 2. Mengajukan usulan
4. APE dan buku instrumen SDIDTK dan buku diklat SDIDTK ( APBD)
belum memadai instrumen SDIDTK
3. Membuat jadwal piket
GIZI : Masih ada sasaran 1. Data sasaran tidak valid 1. Revitalisasi pencatatan dan 1. Menempelkan jadwal
Balita yang belum ditimbang (nama bayi dan ortu tidak pendataanMeningkatkan SDM posyandu selama 1 tahun
sama dengan yang di KK) melalui pelatihan
2. Melakukan sweeping
2. Koordinasi antar program 2. Melakukan koordinasi antar
3. Meningkatkan kapasitas
belum maksimal program secara berkala
petugas dengan penyegaran
3. Kader belum trampil 3. Mengajukan Pelatihan untuk materi
kader
4. Keluarga membawa 4. Melakukan kolaborasi ke
4. Meningkatkan kapasitas
Balitanya ke DPS/BPS/Klinik DPS/Klinik/BPS untuk
kemampuan kader
mengambil pelaporan
5. Pemahaman ibu bahwa 5. Menempelkan jadwal
penimbangan
menimbang bayi hanya Posyandu selama 1 tahun
sampai 9 bulan 6. Melakukan kolaborasi ke 5. Mengajukan pelatihan untuk
DPS/Klinik/BPS untuk kader
6. Ibu tidak mengantar anak ke
mengambil pelaporan
posyandu 6. Melakukan koordinasi antar
penimbangan
anak ke Posyandu
P2P Imunisasi : Cakupan 1. Koordinasi lintas sektor 1. Kolaborasi Linsek secara 1. Kolaborasi Linsek secara
vaksinasi covid 19 masih belum maksimal berkala melalui pendekatan berkala melalui pendekatan
rendah 2. Sosialisasi H-1 belum
2. Menginformasikan kepada 9. Menginformasikan kepada
maksimal
kader/guru tentang kader/guru tentang
3. Orangtua tidak mau
pelaksanaaan vaksinasi pelaksanaaan vaksinasi
anaknya di Imunisasi
covid 19 covid 19
vaksinasi
4. Masih minimnya 3. Melaksanakan sosialisasi 10. Melaksanakan sosialisasi
ketersediaan vaksin dan tujuan pemberian vaksinasi tujuan pemberian vaksinasi
fasilitas pendukung covid 19 covid 19
vaksin
4. Menjelaskan Tujuan 11. Menjelaskan Tujuan
5. Leaflet tentang vaksinasi
pemberian vaksinasi covid pemberian vaksinasi covid
kurang
19 19
6. Viral di medsos efek
negative akibat vaksinasi 5. Kolaborasi dengan program 2. Kolaborasi dengan program
P2P surveilans: Masih 1. Koordinasi lintas sektor 1. Kolaborasi Linsek untuk 1. Kolaborasi Linsek untuk
tingginya kasus covid -19 belum maksimal pendekatan pasien pendekatan pasien
2. Petugas nakes yang terkonfirmasi/ kontak erat terkonfirmasi/ kontak erat
masih kurang
2. Melaksanakan penyuluhan 2. Melaksanakan penyuluhan
P2P TB paru : kurangnya 1. Penyuluhan TB paru pada 1. Penyuluhan TB parupada 1. Penyuluhan tentang TB
penemuan TB Paru rentan di keluarga penderita masih keluarga penderita TB paru kepada keluarga
lingkungan penderita kurang paru baru penderita TB paru di
puskesmas sebelum
2. Susahnya mendapat kan 2. Menitipkan pot dahak di
memulai pengobatan
sampel sputum yg rumah penderita TB paru
purulent 2. Menganjurkan kepada
3. Bekerjasama dengan
keluarga dan tetangga
3. PHBS yang belum petugas kesling untuk
sekitar agar segera
maksimal kunjungan runah pasien
berobat jika batuklebih
TB
4. Gizi yang tak seimbang dari 2 minggu
4. Bekerjasama dengan
3. Menjelaskan tentang
petugas gizi untuk
venyilasi yangbaikdan gizi
penyuluhan tentang gizi
seimbang
seimbang pada keluarga
pasien TB
P2P : ISPA termasuk 10 1. Penyuluhan / sosialisasi 1. Melakukan penyuluhan tentang 1. Melakukan penyuluhan dan
penyakit terbanyak pneumonia Balita masih ISPA di sosialisasi kepada masyarakat
kurang Posyandu,sekolah2,masyaraka
2. Melakukan penyuluhan tentang
t dengan koordinasi program
2. Masyarakat masih ada ISPA di
terkait
yang merokok di dalam Posyandu,sekolah,masyarakat
rumah 2. Melakukanpenyuluhan dan dengan koordinasi program
soaialisasi dengan masyarakat terkait
3. Masyarakat masih ada
yang menggunakan obat 3. Menjelaslkan tentang bahaya 3. Konseling kepada keluarga
nyamuk bakar penggunaan obat nyamuk agar tidak merokok di dalam
bakar terutama jika mempunyai rumah
4. Masyarakat masih ada
Balita
yang membakar sampah 4. Menjelaslkan tentang bahaya
4. Koordinasi dengan pihak penggunaan obat nyamuk
5. Leaflet tentang ISPA tidak
Kesling untuk meminimalisir bakar terutama jika
ada
pembakaran sampah mempunyai Balita
5. Koordinasi dengan pihak
5. Pengajuan pembuatan
Kesling untuk meminimalisir
leaflet tentang ISPA dan
pembakaran sampah
pneumonia pada Balita
6. Pengajuan pembuatan
3. Kerjasama lintas
program masih kurang
9. Memberikan pengertian
kepada masyarakat melalui
lintas program dan lintas
sektoral
P2PL DBD : Kasus DBD masih 1. Kebiasaan mayarakat dalam 1. Memberikan pengetahuan 1. Menghimbau masyarakat
ada di tahun 2019 PSN 3M Plus masih kurang masyarakat tentang penyakit melalui Kaling, RT, RW untuk
DBD melakukan 3 M Plus
2. Kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang penyakit 2. Menghimbau masyarakat 2. Memberikan pengetahuan
DBD melalui Kaling,RT,RW, untuk masyarakat tentang penyakit
3. Koordinasi lintas sektoral melakukan 3M Plus DBD
belum maksimal
3. Mengoptimalkan koordinasi 3. Melakukan PE bila ada kasus
4. Kurangnya pengetahuan
dengan lintas sektoral DBD
masyarakat tentang dampak
Fogging 4. Melakukan PE bila ada kasus 4. Menghimbau kepada
5. Leaflet DBD tidak ada DBD masyarakat untuk menjaga
8. Melaksanakan pembinaan
sesuai dengan kegiatan di
sekolah
9. Mengadakan pembinaan
kesorga di Puskesmas
BAB V
PENUTUP
Rencana Usulan Kegiatan ini disusun sebagai bahan bagi Dinas Kesehatan
Kabupaten Bangka Tengah untuk menyusun rencana kerja (RENJA) tahun 2021.
Rencana Usulan Kegiatan ini menjadi dasar untuk penyusunan Rencana
Pelaksanaan Kegiatan (RPK), pada tahun mendatang setelah ada penetapan DPA
dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Tengah
PENYUSUN