Anda di halaman 1dari 3

PRINSIP PENCEGAHAN INFEKSI Apa yang harus digunakan untuk mencuci tangan : Contoh : Betadine INFEKSI :

INFEKSI : 1. Dekontaminasi tangan rutin dengan sabun dan air mengalir 7. Larutan yang berbahan dasar alkohol (tingtur) seperti iodin Berkembang biaknya penyakit pada hospes disertai timbulnya
Berkembang biaknya penyakit pada hospes disertai timbulnya 2. Desinfeksi kulit ( hibiscrub, handyclean ) Contoh : Yodium tinktur respon imunologik dengan gejala klinik atau tanpa gejala klinik
respon imunologik dengan gejala klinik atau tanpa gejala klinik Kapan kita harus mencuci tangan : Triklosan (0,2-2%) Manusia host / penjamu
Manusia host / penjamu  Sebelum dan sesudah melakukan tindakan Mikroorganisme : Penyakit agent
Penyakit agent  Setelah kontak dengan cairan tubuh Agen penyebab infeksi Transmisi kuman adalah :Proses masuknya kuman ke dalam
Transmisi kuman adalah :Proses masuknya kuman ke dalam  Setelah memegang alat yang terkontaminasi ( jarum, Termasuk didalamnya :bakteri, virus, fungi, parasit penjamu sehingga timbul radang / penyakit
penjamu sehingga timbul radang / penyakit cucian ) Untuk tujuan pencegahan infeksi bakteri dibagi menjadi 3 Cara penularan infeksi :
Cara penularan infeksi :  Sebelum dan sesudah kontak dengan pasien di kategori : 1. Kontak
1. Kontak ruang isolasi 1. Vegetatif contoh : stafilokokus Langsung, tidak langsung, droplet
Langsung, tidak langsung, droplet  Setelah menggunakan kamar mandi 2. Mikobakteria, contoh : tuberkolosis 2. Udara
2. Udara  Sebelum melayani makan dan minum 3. Endospora, contoh : tetanus Debu, kulit lepas
Debu, kulit lepas  Pada saat akan tugas dan akhir tugas Endospora paling sulit dibunuh disebabkan oleh lapisan 3. Alat
3. Alat ASEPSIS dan TEKHNIK ASEPTIK pelindungnya Darah, makanan, cairan intra vena
Darah, makanan, cairan intra vena  Istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan STERILISASI 4. Vektor / serangga
4. Vektor / serangga upaya kombinasi untuk mencegah masuknya mikroorganisme  Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan Nyamuk, lalat
Nyamuk, lalat ke dalam area tubuh manapun yang sering menyebabkan semua mikroorganisme (bakteri, jamur, parasit dan virus) Pengertian prinsip pencegahan infeksi :
Pengertian prinsip pencegahan infeksi : infeksi termasuk endospora bakteri pada benda mati atau instrumen Suatu usaha yang dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko
Suatu usaha yang dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko  Tujuan asepsis adalah : membasmi jumlah dengan cara uap air panas tekanan tinggi (otoklaf), panas penularan infeksi mikro organisme dari lingkungan klien dan
penularan infeksi mikro organisme dari lingkungan klien dan mikroorganisme pada permukaan hidup (kulit dan jaringan) dan kering (oven), sterilan kimia atau radiasi tenaga kesehatan ( Nakes )
tenaga kesehatan ( Nakes ) obyek mati (alat-alat bedah dan barang-barang yang lain) DESINFEKSI TINGKAT TINGGI (DTT) : Tujuan :
Tujuan : ANTISEPSIS Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua 1. Mengurangi terjadinya infeksi
Mengurangi terjadinya infeksi Proses menurunkan jumlah mikroorganisme pada kulit, selaput mikroorganisme kecuali endospora bakteri pada benda mati 2. Memberikan perlindungan terhadap klien, nakes
Memberikan perlindungan terhadap klien, nakes lendir atau jaringan tubuh lainnya dengan menggunakan bahan dengan cara merebus, mengukus atau penggunaan 5 komponen proses terjadinya penyakit :
5 komponen proses terjadinya penyakit : antimikrobial (antiseptik) desinfektan kimiawi 1. Reservoir
1. Reservoir KRITERIA PEMILIHAN ANTISEPTIK : DESINFEKTAN : 2. Penyebab penyakit
2. Penyebab penyakit 1. Aksi yang luas (menghambat mikroorganisme secara luas Adalah bahan kimia yang membunuh atau menginaktivasi 3. Jalan masuk
3. Jalan masuk gram positif. Negatif, Tb, fungi, endospora) mikroorganisme 4. Cara keluarnya penyebab penyakit dari host
4. Cara keluarnya penyebab penyakit dari host 2. Efektivitas  Contoh larutan desinfektan : 5. Kepekaan penjamu
5. Kepekaan penjamu 3. Kecepatan aktivitas awal  Klorin pemutih 0,5% Tindakan pencegahan penyakit :
Tindakan pencegahan penyakit : 4. Efek residu untuk dekontaminasi permukaan yang lebar 1. Cuci tangan
1. Cuci tangan Aksi yang lama setelah pemakaian untuk meredam  Klorin 0,1% 2. Memakai sarung tangan
2. Memakai sarung tangan pertumbuhan Untuk DTT kimia 3. Memakai perlengkapan pelindung
3. Memakai perlengkapan pelindung 5. Tidak mengakibatkan iritasi kulit  Glutaraldehida 2% 4. Menggunakan tehnik aseptik
4. Menggunakan tehnik aseptik 6. Tidak menyebabkan alergi mahal harganya biasa digunakan untuk DTT kimia atau 5. Memproses alat bekas pakai
5. Memproses alat bekas pakai 7. Efektif sekali pakai, tidak perlu diulang. sterilisasi kimia 6. Menangani peralatan tajam dengan aman
6. Menangani peralatan tajam dengan aman Contoh larutan antiseptik :  Fenol, klorin 7. Menjaga kebersihan dan kerapihan lingkungan serta
7. Menjaga kebersihan dan kerapihan lingkungan serta 1. Alkohol (60%- 90%) tidak digunakan untuk peralatan/bahan yang akan pembuangan sampah secara benar
pembuangan sampah secara benar 2. Setrimid/klorheksidin Glukonat (2-4%) dipakaikan pada bayi baru lahir Apa yang harus digunakan untuk mencuci tangan :
CUCITANGAN : contoh : Hibiscrub, Hibitane DEKONTAMINASI : Dekontaminasi tangan rutin dengan sabun dan air mengalir
aspek yang paling penting 3. Klorheksidin Glukonat (2%)  Proses yang membuat objek mati lebih aman Desinfeksi kulit ( hibiscrub, handyclean )
Ada 2 kategori organisme yang ada di Contoh : Savlon ditangani staf sebelum dibersihkan (menginaktifasi serta Kapan kita harus mencuci tangan :
1. Organisme residen ( flora normal ) 4. Heksaklorofen (3%) menurunkan HBV, HIV tetapi tidak membasmi)  Sebelum dan sesudah melakukan tindakan
S. aureus, diphteroids ( tidak hilang secara permanen ) Contoh : pHisoHex tidak boleh digunakan pada  Peralatan medis dan permukaan harus di  Setelah kontak dengan cairan tubuh
2. Organisme transien selaput lendir seperti mukosa vagina dekontaminasi segera setelah terpapar darah atau cairan  Setelah memegang alat yang terkontaminasi ( jarum,
Karena kontak, contoh : E. Colli (mudah dihilangkan dengan 5. Kloroksilenol (Para-kloro-metaksilenol atau PCMX) tubuh cucian )
cuci tangan efektif) Contoh : Dettol tidak bisa digunakan untuk antisepsis PEMBERSIHAN (Mencuci dan membilas) :  Sebelum dan sesudah kontak dengan pasien di
Mengapa kita perlu mencuci tangan : vagina karena dapat membuat iritasi pada selaput lendir yang  Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan ruang isolasi
1. Penanganan pasien dengan kontak tangan akan mempercepat pertumbuhan mikroorganisme dan tidak semua darah, cairan, tubuh, benda asing dari kulit atau  Setelah menggunakan kamar mandi
2. Kontaminasi flora normal pasien kontak perubahan boleh digunakan pada bayi baru lahir instrumen.  Sebelum melayani makan dan minum
flora normal pathogen 6. Iodofor (7,5-10%) PRINSIP PENCEGAHAN INFEKSI  Pada saat akan tugas dan akhir tugas
Sediakan alat yang diperlukan tersendiri untuk masing-masing  Rendam semua alat dalam larutan desinfektan INSINERATOR dikumpulkan
pasien. Bila terbatas, alat yang digunakan oleh pasien lain selama 20‘ dalam
Kewaspadaan Penularan Melalui Kontak
seluruh alat harus dibersihkan dan didesinfeksi(sterilkan)sebelum  Bilas dengan air yang telah direbus dan dikeringkan wadah
Kewaspadan ini dirancang untuk mengurangi resiko transmisi
digunakan. di udara terpisah
organism pathogen melalui kontak langsung.
Lanjutan...  Segera dipakai atau disimpan dalam kontainer yang Abunya (berisi gelas / benda
Kontak langsung dapat terjadi pada kontak kulit dengan kulit
Diluar pintu masuk ruangan sediakan tempat untuk menyimpan kering dan telah di DTT Dibuang dalam lubang
dan berpindahnya organisme selama kegiatan perawatan.
APD. Yang tidak terbakar) ditanam
KewaspadaanPenularan Melalui Droplet
Sediakan peralatan kebersihan dan desinfeksi yang dibutuhkan yang dalam dan tertutup
Kewaspadaan ini dirancang untuk mengurangi resiko penularan
dalam ruangan. PENANGANAN SAMPAH / LIMBAH Dalam lubang tertutup
melalui percikan bahan infeksius. Droplet infection terjadi melalui
Bersihkan ruangan secara menyeluruh setiap hari. Tujuan : PENGGUNAAN PERAALATAN TAJAM SECARA AMAN
kontak dengan konjugtiva, membran mukosa, hidung,mulut,
Bersihkan peralatan makan dalam air sabun(panas)  Melindungi petugas pembuangan sampah dari  Hati-hati saat melakukan penjahitan agar tidak
dahak (sputum)
Lanjutan.... perlukaan tertusuk jarum secara tidak sengaja
KewaspadaanPenularan Melalui Air Borne
b) Memasuki ruangan:  Melindungi penyebaran infeksi terhadap para  Jangan menutup kembali, memelengkungkan,
Kewaspadaan melalui air borne(udara) dirancang untuk
Siapkan semua peralatan yang dibutuhkan. petugas kesehatan mematahkan atau melepaskan jarum yang akan
mengurangi resiko penularan melaui penyebaran partikel kecil ke
Cuci tangan dengan air mengalir atau gunakan handrub berbasis  Mencegah penularan infeksi terhadap para petugas dibuang
udara baik secara langsung atau pertikel debu yang mengandung
alcohol. kesehatan  Buang benda-benda tajam dalam wadah anti bocor
mikro organisme
Gunakan APD.  Mencegah penularan infeksi pada masyarakat dan segel dengan perekat jika sudah dua pertiga
KOMPONEN UTAMA
Masuk ruangan dan tutup pintu. sekitarnya penuh wadah benda tajam tadi harus dibakar dalam
 Menjaga kebersihan tangan dan pemakaian sarung
Lanjutan...  Membuang bahanbahan berbahaya (bahan toksik insinerator
tangan.
c) Meninggalkan ruangan: dan radioaktif) dengan aman  Jika tidak dapat dibakar dalam insinerator maka
 Menggunakan masker, pelindung pernapasan,
Dipintu keluar, lepaskan APD sesuai urutan yakni sarung tangan, Sampah medis terbagi 2 : jarum harus dibilas 3x dengan larutan klorin 0,5%
pelindung mata, dan pelindung wajah.
kacamata/ pelindung wajah, gaun. 1. Tidak terkontaminasi untuk dekontaminasi. Tutup lagi ujung jarum dengan
 Gaun (apron).
Cuci tangan dengan air mengalir atau gunakan handrub berbasis  Tidak memberikan resiko infeksi penutupnya menggunakan tehnik satu tangan (one
 Pengelolaan linen dan pakaian kotor.
alcohol  Contoh : kertas, kardus, botol, wadah plastik yang hand tehnik) lalu ditanam dalam tanah.
 Penggunaan peralatan makan.
Tinggalkan ruangan digunakan didalam klinik  Tempat sampah hitam sampah tidak
 Pencegahan infeksi untuk pasien yang menderita
Lepaskan masker dengan memegang bagian belakang ( bukan  Dapat dibuang ditempat sampah umum kontaminasi
penyakit yang menular melalui udara.
bagian depan ) 2. Terkontaminasi  Tempat sampah kuning sampah
 Pemrosesan peralatan yang aman
Petugas membersihkan diri ( mandi ) dan menggunakan pakaian  Membawa mikroorganisme yang mempunyai potensi terkontaminasi
PERAWATAN PASIEN DALAM RUANG ISOLASI
dari luar. menularkan infeksi kepada orang yang kontak baik
a) Persiapan dan pemiliharaan ruang
nakes maupun masyarakat
isolasi
DESINFEKSI TINGKAT TINGGI (DTT) :  Contoh : bekas pembalut luka, sampah dari kamar
Lakukan tindakan pencegahan dengan memberi tanda
1. DTT dengan merebus operasi (jaringan, darah, nanah,kasa, kapas,dll), dari
peringatan pada pintu
 Mulai menghitung waktu saat air mulai mendidih laboratorium (darah, tinja, nanah, dahak, dll), alat-
Sediakan lembar catatan pada pintu masuk ruang isolasi, semua
 Merebus 20‘ dalam panci tertutup alat yang dapat melukai (jarum suntik, pisau)
petugas dan pengunjung yang masuk harus mengisi lembar
 Seluruh alat harus terendam 3. Sampah lain yang tidak mengandung bahan
catatan tersebut
 Jangan menambah alat apapun ke air mendidih infeksius tetapi digolongkan berbahaya karena
Pastikan bahwa semua yang masuk ruangan memakai APD yang
 Pakai alat sesegera mungkin atau simpan wadah mempunyai potensi berbahaya pada lingkungan
lengkap
tertutup dan kering yang telah di DTT, maksimal 1  Bahan kimia atau farmasi (misal kaleng atau botol
Lanjutan
minggu yang mengandung obat kadaluwarsa, vaksin, reagen
Pindahkan perabot yang tidak penting, sebaiknya perabot yang
2. DTT dengan mengukus desinfektan)
ada harus mudah dibersihkan dan tidak menahan kotoran
 Selalu kukus 20‘ dalam kukusan  Sampah sitotoksik (misal obat-obat untuk
tersembunyi atau basah
 Kecilkan api sehingga air tetap mendidih kemoterapi)
Kumpulkan linen seperlunya
 Waktu dihitung mulai saat keluarnya uap  Sampah yang mengandung logam berat (misal air
Lengkap dengan tempat cuci tangan dan kebutuhan untuk cuci
 Jangan pakai lebih dari 3 panci uap raksa dari termometer yang pecah, bahan bekas
tangan yang cukup
 Keringkan dalam kontainer DTT gigi,dll)
Sediakan kantung sampah yang sesuai dengan ketentuan
3. DTT dengan kimia :  Wadah bekas berisi gas dan tidak dapat didaur ulang
Lanjutan....
 Desinfektan kimia untuk DTT (misal kaleng penyembur) yang dapat meledak bila
Letakan wadah khusus anti bocor untuk benda tajam dalam
 klorin 0,1%, Formaldehid 8%, Glutaraldehid 2% dibakar.
ruangan.
 Langkah-langkah DTT Kimia :
Usahakan untuk tidak menggunakan alat pribadi dan letakan
 DEkontaminasi Cuci+bilas keringkan
barang dalam jangkauan pasien.
DIBAKAR DALAM Dirumah sakit
3. Melakukan sosialisasi dan advokasi program d. Pasal 32q UU No.44/2009 media air dan makanan. Sebagai contoh, virus hepatitis.
keselamatan pasien ke Dinas Kesehatan “Setiap pasien mempunyai hak menggugat dan/atau menuntut Sedangkan virus polio, menyebar lewat makanan atau susu.
Propinsi/Kabupaten/Kota, PERSI Daerah dan rumah sakit Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga memberikan 3. Parasit
pendidikan dengan jejaring pendidikan. pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata Sebagai contoh Endamoeba histolytica adalah parasit yang hidup
4. Mengembangkan laboratorium uji coba program ataupun pidana” di air, minyak, buah atau sayuran dan makanan yang lain.
keselamatanpasien. Pasal 43 UU No.44/2009 Knight dan Kotschevar (2000 : 277 ) mikroorganisme dibagi
1) RS wajib menerapkan standar keselamatan pasien menjadi :
2) Standar keselamatan pasien dilaksanakan melalui pelaporan 4. Jamur
PATIENT SAFETY/ KESELAMATAN PASIEN insiden, menganalisa, dan menetapkan pemecahan masalah Jamur di sini dimaksudkan adalah jamur dengan kategori fungi.
PERTEMUAN SETELAH MID Kebijakan yang mendukung Management Patient Safety dalam rangka menurunkan angka kejadian yang tidak Biasanya jamur ini tidak menyebabkan penyakit, tetapi
Monitoring dan Evaluasi MPS Pasal 53 (3) UU No.36/2009 diharapkan. menyebabkan kerusakan pada makanan. Sebagai contoh, jamur
Di Rumah Sakit “Pelaksanaan Pelayanan kesehatan harus mendahulukan 3) RS melaporkan kegiatan keselamatan pasien kepada komite yang ditemukan pada permukaan daging, bisa dibuang bagian
Pimpinan rumah sakit melakukan monitoring dan evaluasi pada keselamatan nyawa pasien” yang daging tersebut tanpa harus membuang semua daging.
unit kerja-unit kerja di rumah sakit Pasal 32n UU No.44/2009 membidangi keselamatan pasien yang ditetapkan 5. Ragi
Di Provinsi “Pasien berhak memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya oleh menteri Sama dengan jamur, ragi juga tidak menyebabkan penyakit,
Dinas Kesehatan Propinsi dan PERSI Daerah melakukan selama dalam perawatan di Rumah Sakit. 4) Pelaporan insiden keselamatan pasien dibuat secara anonym tetapi menyebabkan kerusakan pada makanan. Ragi biasanya
monitoring dan evaluasi di wilayah kerjanya. Pasal 58 UU No.36/2009 dan ditujukan untuk mengoreksi system dalam rangka bereaksi jika ada karbondioksida. Ragi biasanya digunakan
Di Pusat 1) “Setiap orang berhak menuntut G.R terhadap seseorang, meningkatkan keselamatan pasien. dalam pembuatan minuman alcohol dan pembuatan roti.
Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit melakukan monitoring tenaga kesehatan, dan/atau penyelenggara kesehatan yang Organisme adalah makhluk hidup terdiri dari banyak komponen Terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi pertumbuhan
dan evaluasi pelaksanaan Keselamatan Pasien Rumah Sakit di menimbulkan kerugian akibat kesalahan atau kelalaian dalam yang saling terkait dan bekerja sama untuk mencapai tujuan suatu mikroorganisme.
rumah sakit -rumah sakit minimal setahun sekali Pelkes yang diterimanya.” bersama. Faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba
a. Di Rumah Sakit 2) “…..tidak berlaku bagi tenaga kesehatan yang melakukan tersebut terbagi mejadi tiga kelompok besar, yaitu faktor fisika,
1. Rumah sakit agar membentuk Tim Keselamatan tindakan penyelamatan nyawa atau pencegahan kecacatan faktor kimia, dan faktor biologi.
Organisme hadir dalam berbagai ukuran, bentuk dan gaya hidup,
Pasien Rumah Sakit, dengan susunan organisasi sebagai seseorang dalam keadaan darurat.” Faktor fisika antara lain suhu, kandungan oksigen, tekanan
tetapi mereka semua berbagi beberapa ciri yang sama.
berikut: Ketua: dokter, Anggota: dokter, dokter gigi, perawat, Tanggung jawab Hukum Rumah sakit osmotik, pH, dan lain-lain.
Semua organisme membutuhkan makanan (nutrisi) dan
tenaga kefarmasian dan tenaga kesehatan lainnya. a. Pasal 29b UU No.44/2009 Faktor kimia antara lain senyawa racun atau senyawa kimia lain
mengeluarkan limbah, tumbuh, berkembang biak dan akhirnya,
2. Rumah sakit agar mengembangkan sistem informasi ”Memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, yang berfungsi sebagai bahan makanan.
mati
pencatatan dan pelaporan internal tentang insiden antidiskriminasi, dan efektif dengan mengutamakan kepentingan Faktor biologi antara lain interaksi dengan mikroorganisme lain 
Hewan adalah jenis yang paling nyata dari suatu organisme.
3. Rumah sakit agar melakukan pelaporan insiden ke pasien sesuai dengan standar pelayanan Rumah Sakit.” a. Kontak
Hewan adalah organisme yang paling mobile dan aktif dari
Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS) secara b. Pasal 46 UU No.44/2009 b. Penyebaran melalui udara
semua organisme, dan mereka termasuk spesies seperti
rahasia “Rumah sakit bertanggung jawab secara hukum c. Makanan dan Air yang tercemar
manusia, hiu dan semut. Setelah berkembang mereka bertahan
4. Rumah Sakit agar memenuhi standar keselamatan terhadap semua kerugian yang ditimbulkan atas kelalaian yang d. Vektor Serangga
hidup di lingkungannya
pasien rumah sakit dan menerapkan tujuh langkah menuju dilakukan tenaga kesehatan di RS.” e. Resevoar infeksi
Tanaman adalah salah satu kelompok terbesar dari organisme,
keselamatan pasien rumah sakit. c. Pasal 45 (2) UU No.44/2009
dan tumbuhan merupakan bagian penting dari rantai makanan.
5. Rumah sakit pendidikan mengembangkan standar “Rumah sakit tidak dapat dituntut dalam melaksanakan tugas
Tumbuhan disebut “produsen” dari dunia kehidupan, karena
pelayanan medis berdasarkan hasil dari analisis akar dalam rangka menyelamatkan nyawa manusia.”
mereka memanfaatkan sinar matahari dan mengubahnya
masalah dan sebagai tempat pelatihan standar-standar yang Hak Pasien
menjadi bentuk energi kimia. proses yang disebut fotosintesis,
baru dikembangkan. a. Pasal 32d UU No.44/2009
memungkinkan seluruh rantai makanan berfungsi.
b. Di Provinsi/Kabupaten/Kota “Setiap pasien mempunyai hak memperoleh layanan kesehatan
Knight dan Kotschevar (2000 : 277 ) mikroorganisme dibagi
1. Melakukan advokasi program keselamatan pasien ke yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar
menjadi :
rumah sakit-rumah sakit di wilayahnya prosedur operasional”
1. Bakteri
2. Melakukan advokasi ke pemerintah daerah agar b. Pasal 32e UU No.44/2009
Bakteri biasanya menyebabkan penyakit pada manusia. Dalam
tersedianya dukungan anggaran terkait dengan program “Setiap pasien mempunyai hak memperoleh layanan yang efektif
perkembangannya
keselamatan pasien rumah sakit. dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan
bakteri membutuhkan makanan, udara yang lembab, dan pada
3. Melakukan pembinaan pelaksanaan program keselamatan materi”
temperatur yang tepat. Contoh : Eccerecia Coli,
pasien rumah sakit Hak Pasien
Staphylococcus dan Diphtheria bacilus.
c. Di Pusat c. Pasal 32j UU No.44/2009
2. Virus
1. Membentuk komite keselamatan pasien Rumah Sakit “Setiap pasien mempunyai hak tujuan tindakan medis, alternatif
Organisme hidup yang paling kecil adalah virus. Ada beberapa
dibawah Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan
virus yang tidak bisa dilihat, walaupun sudah
2. Menyusun panduan nasional tentang Keselamatan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan
menggunakan mikroskop. Biasanya virus ini menyebar lewat
Pasien Rumah Sakit biaya pengobatan”

Anda mungkin juga menyukai