PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri dan
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah. Pegawai ASN melaksanakan kebijakan publik yang di buat oleh
pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan,memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas dan
mempererat persatuan dan kesatuan NKRI.
Setelah disahkannya Undang-undang (UU) ASN maka aparatur negara
memiliki kekuatan dan kemampuan profesional kelas dunia, berintegritas
tinggi non parsial dalam melaksanakan tugas, berbudaya kerja tinggi non
parsial dan kesejahteraan tinggi, serta dipercaya publik dengan dukungan
SDM.
Peraturan baru tentang tentang ASN tertuang dalam UU No.5 Tahun
2014 sudah secara implisit menghendaki bahwa ASN yang umum disebut
sebagai birokrat bukan sekadar merujuk kepada jenis pekerjaan tetapi merujuk
kepada sebuah profesi pelayanan publik .maka dari itu sebagai ASN maka
reformer perlu membuat rancangan aktualisasi kegiatan khususnya di
pelayanan bidang kesehatan yang dilaksanakan di Puskemas.
Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan (DIKLAT) Prajabatan Pola
Baru dimaksudkan untuk mewujudkan Pegawai Aparat Sipil Negara (ASN)
yang profesional, sekaligus merupakan implementasi dari penyelenggaraan
DIKLAT berbasis kompetensi sesuai Peraturan Kepala Lembaga Administrasi
Negara (LAN) RI nomor 38 dan 39 tahun 2014 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Prajabatan Golongan I dan II dan golongan III. Prajabatan
pola baru juga diperlukan untuk membekali Pegawai ASN dengan kompetensi
yang diperlukan saat memasuki ranah birokrasi, baik dalam menyambut Era
ASEAN Community 2015 serta pencapaian Visi Pemerintah 2025. Upaya
1
pengembangan kompetensi Pegawai ASN tersebut luas cakupannya yaitu
mulai dari segi kemampuan, pengetahuan, sampai sikap dan perilaku yang
sesuai dengan tuntutan tugas dan jabatan yang diembannya.
Peraturan baru tentang ASN tertuang dalam UU No.5 Tahun 2014 sudah
secara implisit menghendaki bahwa ASN yang umum disebut sebagai birokrat
bukan sekedar merujuk kepada jenis pekerjaan tetapi merujuk kepada sebuah
profesi pelayanan publik.
Maka dari itu saat ini, kami sebagai peserta Diklat Prajabatan perlu
membuat rancangan aktualisasi khususnya di pelayanan bidang kesehatan yang
dilaksanakan di Puskesmas.
2
Dewasa ini, pelayanan publik yang dilakukan ASN di bidang kesehatan
mendapat sorotan publik, terutama tentang kualitas pelayanan yang kurang
memuaskan. Banyaknya masalah yang timbul diakibatkan kurangnya dan
turunnya kesadaran dan kepedulian ASN dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya.
Bagi peserta diklat tahap ketiga ini, yaitu tahap aktualisasi ialah sebuah
momentum yang penting karena di sinilah reformer dapat mengetahui apakah
reformer dapat mengamalkan nilai-nilai yang idealnya telah diinternalisasi, dan
sedalam apa reformer mampu memberi arti pada setiap aktivitas yang reformer
kerjakan. Sebab, tanpa kerja keras, kerja cerdas tak akan berhasil, begitupun
bila tak ada keikhlasan dalam bekerja sama saja dengan sia-sia. Jadi, bekerja
akan dengan penuh semangat, menggunakan akal dan ilmu dalam bekerja dan
bekerja sampai tuntas serta penuh keikhlasan, dengan begitu seberat apapun
pekerjaan, pasti akan terasa ringan serta berhasil baik dan maksimal.
1.Akuntabilitas
2.Nasionalisme
3.Etika Publik
4.Komitmen Mutu
5.Anti Korupsi
3
Nilai-nilai dasar di atas sudah ada dalam ajaran agama Islam. Bekerja,
dengan niat yang tulus semata-mata untuk ibadah dan mencari keridhaan Sang
Pencipta, sehingga jika akhirnya berhasil maka kita akan lebih bersyukur dan
jika tidak berhasil, maka kita tidak akan kecewa, karena semuanya sudah
diatur oleh yang Kuasa, kita tinggal berusaha dan berdo'a. Jadi, jika kita
bekerja dengan ikhlas, maka kerja kita bernilai ibadah dan ada ganjaran pahala
buat kita.
Di fase aktualisasi ini, kami peserta Diklat Prajabatan golongan III reguler
angkatan I, gelombang III dari Puskesmas, akan ditempatkan di kantor kembali
atau bisa magang di tempat lain yang di tunjuk sebagai tempat aktualisasi nilai-
nilai dasar profesi ASN.
1. Tujuan
Menerapkan nilai-nilai dasar ASN sehingga diharapkan masyarakat
dapat terlayani dengan baik. ASN memiliki fungsi akuntabilitas untuk
melayani masyarakat dengan baik dan maksimal, dan memiliki nilai
dasar Nasionalisme dalam melaksanakan tugasnya. Aparatur Sipil Negara
harus dapat menerapkan nilai-nilai Etika Publik karena ASN menjadi
contoh bagi masyarakat. ASN juga harus mengedepankan Komitmen
Mutu untuk menjaga kualitas pelayanan bagi masyarakat dan memiliki
integritas yang tinggi untuk menjadi pribadi yang Anti Korupsi
berlandaskan spiritual accountability.
2. Manfaat
Manfaat dari kegiatan Aktualisasi ini adalah CASN mendapatkan
pengalaman bekerja dengan menerapkan nilai-nilai dasar profesi ASN
sehingga tercipta CASN yang profesional dan mampu bekerja yang
terbaik untuk instansi dan masyarakat.
4
C. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
5
BAB II
6
Pelayanan terbuka bagi siapa saja, cukup dengan menyertakan kartu
BPJS bagi peserta BPJS, salinan KTP dan kartu keluarga bagi pasien
Jamkesda, atau identitas lainnya bagi pasien umum.
c. Misi Puskesmas
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan berkualitas yang terjangkau
oleh seluruh lapisan masyarakat khususnya dalam wilayah Kecamatan
Parigi dan kabupaten Muna pada umumnya.
2. Menggerakkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan
kesehatan.
3. Memberdayakan potensi keluarga dan masyarakat untuk mampu
berperan aktif dalam mewujudkan keluarga sehat mandiri.
4. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan
memberdayakan individu, keluarga dan masyarakat melalui program
PHBS
5. Menggalang kemitraan dengan seluruh potensi masyarakat dalam
wilayah kerja puskesmas dalam rangka mendukung kabupaten Muna
sehat.
6. Menerapkan transparansi dan akuntalitas internal organisasi puskesmas
dan eksternal (vertical dan horizontal).
7
d. Struktur Organisasi Puskesmas
KEPALA PUSKESMAS
HASANUDDIN, SKM
IMUNISASI KIA/KB
WD LILIS M., AMK WD SURIATI,AMd.Keb PKM PENGELOLA OBAT
ASNAWATI, SKM LA SAMUDU, AMK
TB/KUSTA GIZI
LD HAMIDUN, S.Kep RAMLAN, SGZ PSM
ASNAWATI, SKM
MALARIA PERKESMAS
NURFIA WD LILIS M., AMK KESLING
SITTI HUSNIA, AMKL
BIDES PARIGI
WADE NUR ADE, AM.Keb
8
3. Tugas dan Fungsi Organisasi
9
menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan, yang meliputi pelayanan
kesehatan perorangan (private goods) dan pelayanan kesehatan masyarakat
(public goods). Puskesmas melakukan kegiatan-kegiatan termasuk upaya
kesehatan masyarakat sebagai bentuk usaha pembangunan kesehatan.
f. Upaya pengobatan
10
Tujuan khusus pembangunan kesehatan yang diselenggrakan oleh
Puskesmas meliputi :
11
4. Tugas Pokok dan Fungsi Dokter
12
26. Menjadi Tim Penguji Kesehatan.
27. Melakukan visum et repertum tingkat sederhana.
28. Melakukan visum et repertum kompleks tingkat I.
29. Menjadi saksi ahli.
30. Melakukan penggalian mayat untuk pemerikasaan.
31. Melakukan otopsi dengan pemeriksaan laboratorium.
32. Melakukan tugas jaga panggilan/on call.
33. Melakukan tugas jaga tempat/ rumah sakit.
34. Melakukan tugas jaga di tempat sepi pasien.
35. Melakukan kaderisasi masyarakat dalam bidang kesehatan
tingkat sederhana.
1. AKUNTABILITAS
Akuntabilitas adalah prinsip dasar bagi organisasi yang berlaku pada
setiap level / unit organisasi sebagai suatu kewajiban jabatan dalam
memberikan pertanggungjawaban laporan kegiatan kepada atasannya.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok, atau institusi
untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang
Aparatur Sipil Negara adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik.
Memiliki akuntabilitas berarti melakukan yang terbaik dengan sebenar-
benarnya. Sebagai ASN kita wajib memiliki akuntabilitas atas hubungan,
posisi, tugas, pekerjaan, dan hirarki. Media pertanggungjawaban dalam konsep
akuntabilitas tidak terbatas pada laporan pertanggungjawaban saja, tetapi
mencakup juga praktek-praktek kemudahan si pemberi mandat mendapatkan
informasi, baik langsung maupun tidak langsung secara lisan maupun tulisan.
Ketika akuntabilitas sudah menjadi karakter kerja, maka secara tidak
langsung kita merasa bertanggung jawab penuh atas tindakan, kelalaian, dan
keputusan yang dibuat. Oleh karena itu, kita akan bekerja dengan prinsip
kehati-hatian, patuh pada hukum dan etika, bekerja dengan profesional untuk
patuh pada prosedur dan sistem, patuh pada standar kerja, selalu menggunakan
13
bukti dan menadministrasikan bukti untuk pertanggung jawaban, apapun yang
dilakukan atau dikerjakan selalu berdasarkan pengetahuan yang jelas dan tepat.
Jadi sikap dari nilai akuntabilitas adalah : integritas, komitmen, transparansi,
kejujuran dan keikhlasan. Selain itu akuntabilitas dapat dinilai dari sikap :
Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor,
kelompok, dan pribadi.
Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah
keterlibatan ASN dalam politik praktis.
Memperlakukan warga secara sama dan adil dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik.
Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan
sebagai penyelenggara pemerintahan.
Akuntabilitas sangat erat kaitannya dengan responsibilitas. Akuntabilitas
merujuk pada kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai. Sedangkan
responsibilitas merujuk pada kewajiban untuk bertanggung jawab.
Fungsi akuntabilitas (Bovens, 2007), adalah
Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi)
Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran
konstitusional)
Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar)
2. NASIONALISME
Nasionalisme sangatlah penting dimiliki setiap aparat negara, bahkan
tidak sekedar wawasan saja, tetapi kemampuan mengaktualisasikan nilai
nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan tugasnya merupakan hal yang
lebih penting. Diharapkan dengan nasionalisme yang kuat maka setiap
14
pegawai ASN memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik,
bangsa, dan negara.
Nasionalisme sebagai salah satu nilai dasar Aparatur Sipil Negara
menunjukkan hubungan yang sangat kuat dengan salah satu fungsi Aparatur
Sipil Negara yaitu sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Dengan jiwa
nasionalisme yang tinggi diharapkan Aparatur Sipil Negara mampu menjadi
pelopor dalam mempererat dan mempersatukan bangsa dari berbagi kondisi
yang dapat mengancam kedaulatan NKRI.
Nasionalisme adalah pandangan atau sikap, tentang rasa cinta dan
bangga terhadap bangsa dan negara, dengan tetap menghargai bangsa lain.
Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan manusia
Indonesia terhadap bangsa dan tanah air yang didasarkan pada nilai-nilai
Pancasila.
Indikator Nasionalisme yang harus dimiliki Aparatur Sipil Negara
adalah:
Berwawasan kebangsaan yang kuat
Memahami pluralitas
Berorientasi kepublikan yang kuat
Mementingkan kepentingan nasional diatas segalanya
3. ETIKA PUBLIK
Pelayanan Publik yang profesional membutuhkan tidak hanya
kompetensi teknik dan leadership, namun juga kompetensi etika. Tanpa
kompetensi etika, pejabat cenderung menjadi tidak peka, tidak peduli, dan
diskriminatif, terutama pada masyarakat kalangan bawah.
Etika sebenarnya dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta
keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas serta keyakinan untuk
menentukan perbuatan yang pantas guna menjamin adanya perlindungan hak-
hak individu, mencakup cara-cara dalam pengambilan keputusan untuk
membantu membedakan hal-hal yang baik dan buruk serta mengarahkan apa
yang seharusnya dilakukan sesuai nilai-nilai yang dianut (Catalano, 1991).
15
Dengan demikian etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik atau
buruk, benar atau salah, yang harus dilakukan atau bagaimana melakukan yang
baik dan benar. Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik adalah
refleksi tentang standar atau norma yang menentukan baik atau buruk, benar
atau salah, tentang perilaku, tindakan, dan keputusan untuk mengarahkan
kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan
publik.
Kode Etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam
suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal
prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis. Adapun kode etik Aparatur
Sipil Negara berdasarkan Undang-Undang ASN adalah :
Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi.
Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan.
Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat
yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan
perundang-undangan dan etika pemerintah.
Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara.
Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien.
Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya.
Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada
pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan
kedinasan.
Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain.
16
Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN.
Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
disiplin pegawai ASN.
Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik, yakni :
1. Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan.
2. Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan
dalam menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat
evaluasi.
3. Modalitas Etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan
faktual
4. KOMITMEN MUTU
17
Dengan demikian efisiensi dapat disimpulkan sebagai ketepatan realisasi
penggunaan sumberdaya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan, sehingga
dapat diketahui ada atau tidaknya pemborosan sumberdaya, penyalahgunaan
alokasi, penyimpangan prosedur, dan mekanisme yang keluar alur.
Inovasi muncul karena adanya dorongan dari dalam (internal) untuk
melakukan perubahan, atau bisa juga muncul karena ada desakan kebutuhan
dari pihak eksternal. Inovasi lahir dari imajinasi pemikiran orang-orang kreatif,
dan lahirnya kreativitas didorong oleh ide / gagasan baru untuk keluar dari
rutinitas yang membosankan.
Demikian juga inovasi dalam layanan publik mestinya mencerminkan
hasil pemikiran baru yang konstruktif sehingga akan memotivasi setiap
individu untuk membangun karakter dan mindset baru sebagai aparatur
penyelenggara pemerintahan, yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme
layanan publik yang berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan
tugas rutin.
Konsep Mutu berkembang seiring dengan berubahnya paradigma
organisasi terkait pemuasan kebutuhan manusia, yang semula lebih berorientasi
pada terpenuhinya jumlah (kuantitas) produk sesuai permintaan, dan kini,
ketika aneka ragam hasil produksi telah membanjiri pasar maka kepuasan lebih
dititikberatkan pada aspek mutu produk.
Goetsch and Davis (2006:5) berpendapat bahwa mutu adalah suatu
kondisi dinamis berkaitan dengan produk , jasa, manusia, proses, dan
lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan konsumen. Berdasarkan
pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa mutu mencerminkan nilai
keunggulan produk atau jasa yang diberikan kepda pelanggan sesuai dengan
kebutuhan dan keinginannya, dan bahkan melampaui harapannya. Mutu
merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur capaian
hasil kerja. Mutu juga dapat dijadikan sebagai alat pembanding dengan produk
atau jasa lainnya.
18
5. ANTI KORUPSI
Korupsi berasal dari bahasa latin Coruptio dan corruptus yang berarti
kerusakan atau kebobrokan. Dalam bahasa yunani corruption berarti perbuatan
yang tidak baik, buruk, curang, dapat disuap, tidak bermoral, menyimpang dari
kesucian, melanggar norma-norma.
Korupsi adalah penyalahgunaan jabatan dan administrasi, ekonomi atau
politik, baik yang disebabkan oleh diri sendiri maupun orang lain, yang
ditujukan untuk memperoleh keuntungan pribadi, sehingga menimbulkan
kerugian bagi masyarakat umum, perusahaan, atau pribadi lainnya.
Korupsi dapat dibedakan ke dalam tiga tingkatan yaitu :
1. Betrayal of Trust, yaitu pengkhianatan terhadap kepercayaan
2. Abuse of Power, yaitu penyalahgunaan kekuasaan
3. Material Benefit, yaitu mendapatkan keuntungan material yang
bukan haknya.
Tindak pidana korupsi sebagaimana yang tercantum dalam UU
No.39/1991 jo UU No.20/2001, terdapat tujuh kelompok tindak pidana korupsi,
yaitu :
1. Kerugian keuangan Negara
2. Suap menyuap
3. Pemerasan
4. Perbuatan curang
5. Penggelapan dalam jabatan
6. Benturan kepentingan
7. Gratifikasi
19
Dalam bekerja kita harus menerapkan nilai nilai anti korupsi
diantaranya, kejujuran kepedulian, kemandirian, kedisiplinan, tanggungjawab,
kerja keras, kesederhanaan, keberanian, keadilan.
20
BAB III
KEGIATAN AKTUALISASI
Sesuai dengan rancangan yang kami ajukan sebagai dokter umum di puskesmas,
kegiatan-kegiatan yang direncanakan untuk dilaksanakan selama proses aktualisasi
adalah sebagai berikut:
Tabel Rencana Kegiatan aktualisasi
Keluaran yang diharapkan
No Kegiatan Terpilih Jadwal Kegiatan
(output)
Melakukan anamnesis Tersampaikannya informasi 14 Agustus 2015
1. pada pasien rawat jalan tentang keluhan, gejala, dan s/d
riwayat penyakit pasien 28 Agustus 2015
21
BAB IV
A. Sesuai Rancangan:
14 Agustus 2015
1. Melakukan anamnesis Tersampaikannya Terlaksana
s/d
pada pasien rawat keluhan pasien 28 Agustus 2015
jalan
14 Agustus 2015
2. Menulis rekam medik Tercatatnya rekam s/d Terlaksana
medik pasien 28 Agustus 2015
22
B. Kegiatan Pengganti - - Tidak ada kegiatan
pengganti
Deskripsi Kualitas Kegiatan Tersampaikannya informasi tentang keluhan, gejala, dan riwayat
penyakit pasien
Bukti Kegiatan
Deskripsi keterkaitan nilai Akuntabilitas: Anamnesis dilaksanakan dengan rasa tanggung jawab
dasar dan jujur, menanyakan hal hal yang hanya berkaitan dengan penyakit
yang diderita pasien sehingga pasien dapat menyampaikan segala hal
yang berhubungan dengan penyakitnya baik keluhan yang dirasakan
saat ini, riwayat penyakit yang pernah dideritanya serta riwayat
penyakit dalam keluarganya.
Nasionalisme: Bersikap profesional dan berintegritas dalam
melakukan wawancara yang akan menimbulkan kepercayaan pasien
kepada kita sehingga pasien akan menyampaikan seluruh yang dia
rasakan pada saat itu.
Etika Publik: Dalam melakukan anamnesis bersikap hormat, sopan
dan bekerja berdasarkan kode etik profesi dokter yang senantiasa
23
cermat dan taat pada peraturan perundang-undangan dengan tetap
teguh pada integritas sebagai seorang dokter.
Komitmen Mutu: anamnesis dilakukan secara sistematis, tidak
terburu-buru ataupun terlalu berbelit-belit agar penanganannya dapat
berlangsung efektif dan efisien baik waktu, tenaga maupun biaya serta
menghasilkan perbaikan kesehatan yang diharapkan.
Anti Korupsi :Dalam melakukan anamnesis menunjukkan sikap
peduli dan tidak memungut biaya
Salah satu bagian dalam pelayanan kepada pasien yang dilakukan dipuskesmas
adalah menulis rekam medik pasien yang telah di periksa (poli umum dan UGD). Keterkaitan
nilai ANEKA :
Kegiatan 2 Menulis rekam medik
Deskripsi Kualitas Kegiatan Tercatatnya rekam medik pasien dengan baik, sesuai dengan data-
data penyakit yang di derita pasien
Bukti Kegiatan
24
4.2.3 Menuliskan resep pasien
Rangkaian yang lain dalam pelayanan medis yang dilakukan setelah kita
melakukan pemeriksaan pada pasien adalah seorang dokter menuliskan resep kepada
pasien. Keterkaitan nilai ANEKA :
Kegiatan 3 Menuliskan resep pasien
Deskripsi Kualitas Kegiatan Tersedianya resep pasien dengan baik sehingga pasien dapat
menebus obat di apotik
Bukti Kegiatan
25
4.2.4 Memberikan rujukan kepada pasien
Deskripsi Kualitas Kegiatan Tersedia rujukan pasien dengan baik sehingga pasien dapat
menggunakan rujukan tersebut di faskes yang lebih memadai
Bukti Kegiatan
Deskripsi keterkaitan nilai Akuntabilitas : Memberikan surat rujukan kepada pasien sesuai
dasar dengan prosedur.
Nasionalisme : Dalam pemberian surat rujukan kepada pasien tidak
membeda bedakan pasien dari status agama, ras dan status sosial,
pasien yang perlu dirujuk diberikan surat rujukan ke tempat pelayanan
yang lebih baik. Sedangkan pasien yang masih bisa ditangani di
puskesmas tidak diberikan rujukan.
Etika publik : Dalam memberikan surat rujukan kepada pasien,
bersikap baik, ramah, murah senyum, dan menyampaikan dengan
tutur kata yang sopan.
Komitmen mutu : Memberikan rujukan kepada pasien yang
membutuhkan pemeriksaan yang lebih lengka dan sesuai dengan
penyakit yang di derita pasien.
Anti korupsi : Dalam memberikan rujukan bersikap adil, tanpa
membeda bedakan pasien serta menunjukkan sikap peduli.
26
4.2.5 Membuat surat keterangan berbadan sehat
Jenis pelayanan yang biasa diberikan dokter di puskesmas adalah pembuatan surat
keterangan berbadan sehat kepada masyarakat. Surat keterangan yang biasa dikeluarkan
oleh dokter untuk masyarakat, biasa diberikan kepada masyarakaat yang akan melamar
pekerjaan disuatu perusahaan, kelengkapan berkas untuk urusan kantor. Keterkaitan
dengan nilai ANEKA :
27
4.2.6 Pelayanan masyarakat melalui Tim Medis Keliling (TMK)
28
4.2.7 Membuat pengantar pemeriksaan penunjang
29
4.2.8 Membuat surat keterangan sakit
Deskripsi Kualitas Kegiatan Tersedianya surat keterangan sakit untuk pasien sehingga
pasien terlayani dengan baik
Bukti Kegiatan
30
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Rancangan kegiatan aktualisasi penerapan nilai-nilai dasar profesi ASN
sebagai dokter umum di Puskesmas Parigi Kabupaten Muna 100 % dapat
terlaksana dengan baik.
2. Seluruh kegiatan aktualisasi penerapan nilai-nilai dasar profesi ASN sebagai
dokter umum yang dilakukan memiliki keterkaitan erat dengan konsep nilai
dasar ANEKA.
3. Penerapan nilai-nilai dasar ANEKA pada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
dokter umum dapat memperbaiki kualitas pelayanan kesehatan baik dalam
pelayanan pasien secara prima, penulisan rekam medis yang jelas dan
sistematis, pemberian terapi yang rasional serta rekapitulasi pasien yang baik.
B. Saran
1. Untuk pribadi, diharapkan nilai-nilai dasar profesi ASN dapat dilaksanakan
tidak hanya pada proses aktualisasi saja namun terus menerus dan
berkesinambungan
2. Perlu adanya koordinasi yang baik antara penulis, pembimbing dan mentor
dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi kedepannya
3. Perlu adanya tambahan waktu untuk pelaksanaan aktualisasi, mengingat
banyaknya kegiatan dan waktu pelaksanaan serta penyusunan laporan yang
sempit
31
DAFTAR PUSTAKA
32