Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah pekerjaan bagi Pegawai Negeri Sipil
dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian kontrak kerja yang bertugas pada
instansi Pemerintah. Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah warga negara
Indonesia yang mempunyai syarat tertentu untuk diangkat menjadi Pegawai
ASN. Pengangkatan tersebut dilakukan untuk menduduki jabatan
pemerintahan yang dilakukan oleh pejabat pembina kepegawaian. Pegawai
Negeri Sipil (PNS) menunaikan kebijakan publik yang diatur oleh pejabat
Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Pegawai Negeri Sipil (PNS) harus memberikan pelayanan publik
yang berkualitas dan profesional guna mempererat persatuan dan kesatuan
Negara Kesatuan Republik Indinesia (NKRI).

Dewasa ini, terdapat banyak kasus yang menyangkut para Pegawai Negeri
Sipil (PNS). Untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap
pemerintah, maka dibuatlah suatu peraturan baru tentang ASN (Aparatur
Sipil Negara) yang terdiri dari PNS dan PPPK (Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja), yaitu UU Nomor 5 Tahun 2014. Di dalam undang-undang
tersebut, disebutkan bahwa ASN sebagai profesi berlandaskan pada prinsip
nilai dasar; kode etik dan kode perilaku; komitmen, integritas moral dan
tanggung jawab pada pelayanan publik; kompetensi sesuai dengan bidang
tugas; kualifikasi akademik; jaminan perlindungan hukum; dan
profesionalitas jabatan.

Dalam menjalankan fungsi sebagai ASN yaitu sebagai pelaksana


kebijakan publik, pelayan publik serta perekat dan pemersatu bangsa, para
ASN wajib mengimplementasikan nilai ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi) sehingga
menjadi pegawai yang profesional dan berintegritas. Dalam UU Nomor 5

1
Tahun 2014 juga sudah dinyatakan bahwa ASN yang lazimnya disebut
sebagai birokrasi bukan hanya merujuk kepada kriteria pekerjaan tetapi
merujuk kepada sebuah profesi pelayanan publik. ASN juga aktif sebagai
perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum
pemerintahan dan pembangunan nasional dengan cara mengimplementasikan
kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bersih dari kasus korupsi,
kolusi dan nepotisme, serta bebas dari campur tangan politik.

Untuk mewujudkan hal tersebut maka Pemerintah melalui Undang-


Undang Nomor 5 Tahun 2014 dan Peraturan LAN No.25 Tahun 2017
mewajibkan Pendidikan dan Pelatihan ( Diklat ) terintegrasi bagi Calon
Pegawai Negeri Sipil (CPNS) selama satu tahun masa percobaan. Diklat
Prajabatan bermaksud untuk membentuk PNS yang profesional, yaitu PNS
yang wataknya dibentuk oleh nilai-nilai dasar profesi PNS, sehingga mampu
menunaikan tugas dan perannya secara profesional menjadi pelayan
masyarakat. Sesuai dengan Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara
Nomor. 21 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar
CPNS Golongan III Angkatan 3, peserta Diklat memperoleh materi tentang
nilai-nilai dasar profesi PNS, yaitu ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika publik, Komitmen mutu dan Anti korupsi) serta materi peran dan
kedudukan PNS yang terdiri dari Manajemen ASN, Pelayanan Publik, dan
Whole of Government (WoG).

Merujuk pada fungsi ASN sebagai pelayan publik, perlu adanya


profesionalisme dalam menjalankan fungsi dan tugasnya. Sebagai tenaga
kesehatan di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah, harus mendukung
tercapainya visi dan misi Rumah Sakit. Oleh karena itu, para ASN perlu
membuat rancangan aktualisasi yang sesuai dengan bidang pekerjaan dan
kompetensi yang dimiliki.

Adapun yang menjadi konsentrasi dalam laporan aktualisasi ini adalah


belum optimalnya pelayanan rawat inap kepada pasien dalam rangka
menjalankan aktivitas di lingkup fasilitas rumah sakit. Dengan isu terpilih

2
yaitu Kurang optimalnya ketersediaan obat emergency di ruang isolasi Tb
paru BLUD RSUD Kota Subulussalam. Berdasarkan hal tersebut, penulis
mencoba untuk membuat laporan aktualisasi yang berisi tentang gagasan
pemecahan yakni Optimalisasi ketersediaan obat emergensi di ruang isolasi
Tb paru BLUD RSUD Kota Subulussalam.

B. Tujuan Aktualisasi Habituasi


Tujuan yang akan dicapai yaitu:
1. Mengaktualisasikan aktualisasi nilai dasar PNS di BLUD RSUD
Kota Subulussalam dengan :
a. Mengaktualisasikan nilai Akuntabilitas sehingga memiiki rasa
tanggung jawab dan integritas terhadap apa yang dikerjakan
b. Mengaktualisasikan nilai Nasionalisme sehingga bekerja atas
dasar semangat nilai-nilai Pancasila
c. Mengaktualisasikan nilai Etika Publik sehingga menciptakan
lingkungan pelayanan masyarakat yang baik, harmonis dan
kondusif
d. Mengaktualisasikan nilai Komitmen Mutu sehingga mewujudkan
pelayanan yang prima terhadap masyarakat yang datang ke
tempat pelayanan public
e. Mengaktualisasikan nilai Anti Korupsi sehingga bisa
mewujudkan sikap jujur dan disiplin maupun menjaga
kedisiplinan
2. Mengimplementasikan prinsip-prinsip dari manajemen ASN, Whole
of Government, dan pelayanan publik dalam menjalankan tugas dan
fungsi jabatan di ruang rawat Isolasi TB Paru.
3. Menyelesaikan isu terpilih yaitu “KURANG OPTIMALNYA
KETERSEDIAAN OBAT EMERGENCY DI RUANG ISOLASI TB
PARU BLUD RSUD KOTA SUBULUSSALAM”.

3
C. Ruang Lingkup Aktualisasi
1. Tempat
Tempat Pelaksanaan Aktualisasi dilaksanakan di Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Subulussalam.
2. Waktu
Pelaksanaan kegiatan aktualisasi habituasi lapangan dilaksanakan
berasarkan kalender Pelatihan Dasar Golongan III oleh Pola
Kemitraan Badan Pengembangan Sumber daya manusia Aceh dengan
Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya manusia
Kabupaten Gayo Lues.
3. Permasalahan Isu
Pada Rumah Sakit Umum Daerah Kota Subulussalam terdapat
permasalahan yang penulis angkat dan kaji dalam pelaksanaan
aktualisasi adalah “KURANG OPTIMALNYA KETERSEDIAAN
OBAT EMERGENCY DI RUANG ISOLASI TB PARU BLUD
RSUD KOTA SUBULUSSALAM”

4
BAB II

RANCANGAN AKTUALISASI

A. Gambaran Umum Organisasi


1. Profil Organisasi

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Subulussalam pada awal


diresmikannya adalah sebagai Rumah Sakit Ibu dan Anak Kota
Subulussalam. Peresmiannya dilakukan oleh Menteri Koordinator Bidang
Kesejahteraan Rakyat pada hari Jumat tanggal 8 Juli 2011. Sedangkan
untuk pembukaan kegiatan pelayanannya secara resmi dimulai pada hari
Kamis tanggal 23 Februari 2012.
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Subulussalam yang beralamat di
Jalan Hamzah Fansyuri Subulussalam Barat Kecamatan Simpang Kiri pada
saat terbentuk adalah rumah sakit dengan Tipe D sesuai Qanun Kota
Subulussalam Nomor 4 Tahun 2012 tentang Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Kota Subulussalam. Berjalan seiringnya
waktu Rumah Sakit Umum Daerah Kota Subulussalam meningkatkan kelas
pelayanannya menjadi rumah sakit Tipe C berdasarkan Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor HK.02.03/ I/ 0429/ 2015 tentang Penetapan Kelas Rumah
Sakit Umum Daerah Kota Subulussalam tanggal 26 Februari 2015. Perihal
struktur organisasi mengikuti Qanun Kota Subulussalam Nomor 2 Tahun

5
2016 tanggal 17 Nopember 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah Kota Subulussalam. Pada tanggal 18 September 2017
RSUD Kota Subulussalam ditetapkan sebagai BLUD dengan nomor surat
188.45/257/2017 tentang Penetapan Pola Pengelolaan Keuangan RSUD
Kota Subulussalam menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) .
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Subulussalam lulus akreditasi
dengan predikat PERDANA dengan nomor sertifikat
KARS-SERT/47/XII/2018 melalui penilaian dari Komisi Akreditasi Rumah
Sakit yang ditanda tangani oleh Ketua Eksekutif yaitu Dr.dr. Sutoto,M.Kes
pada tanggal 01 Desember 2018 yang berlaku sampai dengan 21 Nopember
2021.
Pada Tahun 2019 BLUD RSUD Kota Subulussalam Mengadakan
pergantian Direktur dari dr. Sarifin Usman Kombih digantikan dengan dr.
Dewi Sartika.

2. Visi Dan Misi RSUD Kota Subulussalam


a) Visi RSUD Kota Subulussalam yaitu :
“ TERWUJUDNYA PUSAT PELAYANAN KESEHATAN
UNGGULAN YANG BERKUALITAS DAN ISLAMI TAHUN 2024 ”.

Penjabaran makna dari Visi Rumah Sakit Umum Daerah Kota


Subulussalam adalah sebagai berikut :
1. Terwujudnya adalah rencana kegiatan yang telah disusun dapat
menjadi kenyataan ;
2. Pelayanan Kesehatan adalah bentuk layanan yang diberikan RSUD
Kota Subulussalam untuk meningkatkan status kesehatan ;
3. Kesehatan Unggulan adalah kemampuan dari RSUD Kota
Subulussalam dalam memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan
yang terbaik dan menjadi Kesehatan Unggulan bagi Kota
Subulussalam ;
4. Kualitas adalah RSUD Kota Subulussalam mampu memberikan

6
pelayanan yang terbaik dan memenuhi standart .
5. Islami adalah RSUD Kota Subulussalam selalu memberikan
pelayanan yang berpedoman dalam Norma-norma Agama

b) Misi RSUD Kota Subulussalam yaitu :


1. Memberikan Pelayanan yang terbaik, mudah, cepat, dan
berkeadilan sosial bagi seluruh masyarakat ;
2. Meningkatkan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit ;
3. Menjunjung tinggi Profesionalisme Pelayanan melalui pendekatan
keilmuan dan spiritual ;
4. Mengikuti perkembangan ilmu Pengetahuan, teknologi dan
keterampilan ;
5. Menjadi Rumah Sakit yang Terakreditas, Mandiri, dan
mengutamakan Patient Safety ;
6. Mewujudkan tata kelola Rumah Sakit .

c) Motto
Motto RSUD Kota Subulussalam adalah :
“PELAYANAN KAMI ADALAH IBADAH, KESEMBUHAN ANDA
ADALAH AMANAH”

7
3. Struktur Organisasi

4. Nilai Nilai Organisasi


1. Profesional
Aparatur Negeri Sipil Adalah aparat yang bekerja keras untuk
mencapai tujuan organisasi melalui penguasaan bidang tugasnya,
menunjang tinggi etika dan integritas professional.
2. Akuntabilitas.
Setap kegiatan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dapat
dipetanggung jawab kepada masyarakat sesuai dengan ketentuan atau
peraturan yang berlaku
3. Sinergi.
Komitmen untuk membangun dan memastikan hubungan kerjasama
yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku
kepentingan untuk menemukan dan melaksanakan solusi terbaik,
bermamfaat dan berkualitas.
4. Transparan
Aparatur Sipil Negara menjamis akses atau kebebasan kerja sama
setiap orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan

8
pemerintahan, yakni informasi tentang kebijakan proses pembuatan
dan pelaksanaannya, serta hasil hasil yang dicapai
5. Inovatif.
Aparatur Sipil Negara mendukung kreatifitas dan mengembangkan
inisiatif untuk selalu melakukan dalam menyelenggarakan tugas dan
fungsinya.

5 Tugas Dan Fungsi Perawat Ahli Pertama


Uraian kegiatan tugas jabatan fungsional Perawat kategori keahlian,
yakni Perawat Ahli Pertama menurut Permenpan RB Nomor 35
Tahun 2019 terdapat 51 butir, rinciannya sebagai berikut:
1. melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu;
2. melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada keluarga;
3. melakukan pengkajian keperawatan dasar pada masyarakat;
4. memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjut;
5. melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan
keperawatan;
6. melaksanakan manajemen surveilans sebagai upaya pengawasan
risiko infeksi dalam upaya preventif dalam pelayanan keperawatan;
7. melakukan upaya peningkatan kepatuhan kewaspadaan standar pada
pasien/petugas/ pengunjung sebagai upaya pencegahan infeksi;
8. melakukan investigasi dan deteksi dini kejadian luar biasa yang
berdampak pada pelayanan kesehatan;
9. mengajarkan teknik kontrol infeksi pada keluarga dengan penyakit
menular;
10. merumuskan diagnosis keperawatan pada individu;
11. membuat prioritas diagnosis keperawatan dan masalah
keperawatan;
12. menyusun rencana tindakan keperawatan pada individu
(merumuskan, menetapkan tindakan);

9
13. menyusun rencana tindakan keperawatan pada keluarga
(merumuskan, menetapkan tindakan);
14. melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat
darurat/bencana/ kritikal;
15. melakukan tindakan terapi komplementer/holistik;
16. melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi
pembedahan pada tahap pre/intra/post operasi;
17. memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi
kehilangan/berduka/ menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan;
18. melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi;
19. melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan eliminasi;
20. melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan
mobilisasi;
21. melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur;
22. melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri;
23. melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan
pengaturan suhu tubuh;
24. melakukan stimulasi tumbuh kembang pada individu;
25. memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu;
26. melaksanakan case finding/ deteksi dini/penemuan kasus baru pada
individu;
27. melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada
individu;
28. melakukan pendidikan kesehatan pada individu pasien;
29. melakukan pendidikan kesehatan pada kelompok;
30. melakukan peningkatan/penguatan kemampuan sukarelawan dalam
meningkatkan masalah kesehatan masyarakat;
31. melakukan pendidikan kesehatan pada masyarakat;
32. melakukan pemenuhan kebutuhan oksigenisasi kompleks;
33. melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi;
34. melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi sensorik;

10
35. melakukan komunikasi dengan klien yang mengalami hambatan
komunikasi;
36. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada
area medikal bedah;
37. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area
anak;
38. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area
maternitas;
39. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area
komunitas
40. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area
jiwa;
41. melakukan perawatan luka;
42. melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama
dilakukan tindakan keperawatan spesifik sesuai kasus dan kondisi
pasien;
43. melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter;
44. melakukan rehabilitasi mental spiritual pada individu; 
45. melakukan penatalaksanaan manajemen gejala;
46. melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu;
47. melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan
keperawatan sebagai ketua tim/perawat primer;
48. melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan;
49. melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar
shift/unit/fasilitas kesehatan;
50. melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka melakukan
fungsi ketenagaan perawat; 
51. melakukan preseptorship dan mentorship

B. Deskripsi Isu

11
Berdasarkan Undang-Undang Aparatur Sipil Negara (UU-ASN) No. 15
Tahun 2014 pasal 10 tentang ASN, yaitu: Pegawai ASN berfungsi sebagai: a)
pelaksana kebijakan publik; b) pelayan publik; dan c) perekat dan pemersatu
bangsa. Dalam menjalankan tanggung jawabnya sebagai pelaksana kebijakan
publik tersebut ASN dituntut profesional dan mengedepankan kepentingan
publik demi pencapaian tujuan nasional dalam mewujudkan masyarakat
Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur.
Berdasarkan penjabaran tentang peran, tugas dan fungsi ASN
berdasarkan Undang-Undang maka terdapat beberapa kelompok isu yang
akan dihadapi seorang ASN saat menjalankan tugasnya yaitu:
1) Whole of Goverment (WoG)
WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang
menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan
sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai
tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan
pelayanan publik.
2) Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai
ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari
intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.
3) Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang
dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di Pusat dan Daerah, dan di
lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan/atau jasa, baik
dalam pemenuhan kebutuhanmasyarakat.
Isu adalah sebuah permasalahan yang belum terpecahkan yang harus
diberikan pemecahan masalah/solusi. Isu merepresentasikan suatu
kesenjangan antara praktek dengan harapan-harapan para stakeholder.
Berdasarkan hasil identifikasi terdapat (6) isu yang teridentifikasi di unit
kerja, yaitu pada Rumah Sakit Umum Daerah Kota Subulussalam. Adapun
Isu yang teridentifikasi terkait tugas dosen adalah sebagai berikut:

12
1. Belum optimalnya kepatuhan minum obat pada pasien TB paru
2. Belum tertibnya proses kunjungan keluarga dan kerabat pasien di
ruang Isolasi TB paru
3. Kurang Optimalnya Perawat dalam Menegakkan Diagnosa
Keperawatan pada Pasien di Ruang Isolasi TB paru
4. Kurang optimalnya ketersediaan obat emergency khusus di ruang
Isolasi TB paru
5. Belum optimalnya kepatuhan perawat dalam menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD) di ruang Isolasi TB paru
6. Kurangnya pengetahuan pasien dan keluarga tentang kondisi ruang
rawat Isolasi TB paru

C. Analisis Pemilihan Isu dengan AKPK dan USG.


Dari isu yang dijabarkan diatas, maka perlu dilakukan analisis terhadap
semua isu. Analisis isu ini diperlukan untuk memilih permasalahan apa yang
paling urgen dan layak untuk segera diselesaikan. Analisis isu ini dilakukan
dengan menggunakan Analisis AKPK (Aktual, Kekhalayakan, Problematika
dan Kelayakan).

Aktual : Benar-benar terjadi, sedang hangat dibicarakan.

Kekhalayakan : Isu menyangkut hajat hidup orang banyak.

Problematik : Isu memiliki dimensi masalah yang kompleks


sehingga perlu dicari solusi sesegera mungkin.

Kelayakan : Masuk akal, realistis, relevan untuk dimunculkan


inisiatif pemecahan masalahnya.

Analisis isu untuk menyaring tiga permaslahan besar menjadi satu


core isu yang akan diangkat menjadi permasalahan dalam aktualisasi
dengan rumus USG (Urgency, Seriousness, dan Growth). Urgency
artinya seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan ditindak

13
lanjuti, Seriousness Merujuk kepada seberapa serius suatu isu harus
dibahas dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan . Gowth menekankan
pada seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak
ditangani segera.
Rentang penilaian yang digunakan pada materi USG adalah dengan
bemberikan nilai skor 1-5, semakin tinggi skor menunjukkan semakin
bahwa isu tersebut sangant urgen dan sangat serius segera di tangani.
1. Urgency (Urgen) Yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau
tidak masalah tersebut diselesaikan.
2. Seriously (tingkat keseriusan dari masalah) yakni dengan melihat dampak
masalah tersebut terhadap produktivitas kerja, pengaruh terhadap
keberhasilan, membahayakan siten atau tidak.
3. Growth (tingkat perkembangan masalah ) yakni apakah masalah tersebut
berkembang sedmikian rupa sehingga sulit untuk dicegah.
Tabel 1 Nilai Skor
Tabel Skala Nilai Bobot Keterangan

5 Sangat Kuat Pengaruhnya

4 Kuat Pengaruhnya

3 Sedang Pengaruhnya

2 Kurang Pengaruhnya

1 Sangat kurang Pengaruhnya

14
Tabel 2 Analisis pemilihan isu dengan AKPK

Kriteria AKPK Total


No. Isu Ranking
A K P K Skor

1. Belum optimalnya kepatuhan minum obat


4 3 4 3 14 3
pada pasien TB paru

2. Belum tertibnya proses kunjungan


keluarga dan kerabat pasien di ruang 4 3 4 2 13 4
Isolasi TB paru

3. Kurang Optimalnya Perawat dalam


Menegakkan Diagnosa Keperawatan pada 4 3 3 2 12 5
Pasien di Ruang Isolasi TB paru

4. Kurang optimalnya ketersediaan obat


emergency khusus di ruang Isolasi TB 5 5 4 4 18 1
paru

5. Kurangnya pengetahuan pasien dan


keluarga tentang kondisi ruang rawat 4 2 2 3 11 6
Isolasi TB paru

6. Belum optimalnya kepatuhan perawat


dalam menggunakan Alat Pelindung Diri 5 4 2 4 15 2
(APD) di ruang Isolasi TB paru

15
Tabel 3 Analisis pemilihan isu dengan USG
No ISU U S G TOTAL RANGKING

1 Belum optimalnya kepatuhan 4 3 4 11 2


minum obat pada pasien TB paru

2 Kurang optimalnya ketersediaan 5 4 4 13 1


obat emergency khusus di ruang
Isolasi TB paru

3 Belum optimalnya kepatuhan 3 3 3 9 3


perawat dalam menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD) di ruang
Isolasi TB paru

D. Argumen Terhadap Core Isu Terpilih


Setelah mendeskripsikan isu-isu yang diidentifikasi lalu dianalisis
menggunakan alat analisis AKPK (Aktual, Kekhalayakan,
Problematik, Kelayakan), sedangkan menentukan kualitas isu dengan
menggunakan analisis USG (Urgency, Seriousnes, Growth), Maka
core issuenya adalah “Kurang optimalnya ketersediaan obat emergency
di ruang Isolasi TB paru RSUD Kota Subulussalam”. Oleh karena itu,
saya menilai isu ini paling penting untuk segera dicari pemecahan
masalahnya dan dirumuskan solusinya, dan jika ditunda maka akan
mengakibatkan pelayanan terhadap pasien gawat darurat tidak
tertangani dengan baik.

E. Keterkaitan dengan nilai-nilai dasar PNS


Seluruh kegiatan dalam rancangan kegiatan ini memiliki
keterkaitan dengan nilai-nilai dasar PNS. Adapun nilai-nilai dasar
tersebut yaitu:
1. Akuntabilitas

16
Secara harafiah, akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban
yang harus dicapai atau dipenuhi seseorang. Akuntabilitas merujuk pada
kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi
tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang PNS adalah
menjamin terwujudnya nilai-nilai publik.
Dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada beberapa
indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Kepemimpinan: Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah
dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan
lingkungannya.
b. Transparansi: Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang
dilakukan oleh individu maupun kelompok/ instansi
c. Integritas: adalah adalah konsistensi dan keteguhan yang tak
tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
d. Tanggung Jawab: adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.tanggung
jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan
kewajiban,
e. Keadilan: adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai
sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang.
f. Kepercayaan: Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.
Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas.
g. Keseimbangan: Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja,
maka diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan,
serta harapan dan kapasitas.
h. Kejelasan: Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki
gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang
diharapkan.
i. Konsistensi: adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan
sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.
2. Nasionalisme

17
Nasionalisme merupakan pandangan atau paham kecintaan manusia
Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-
nilai pancasila. Dalam melaksanakan fungsinya sebagai pelaksana
kebijakan publik, pelayan publik dan pererekat pemersatu bangsa, pegawai
ASN harus memahami peranan masing-masing sila dari pancasila, yaitu :
a. Sila Kesatu : “Ketuhanan yang Maha Esa”.
Pancasila bermaksud menjadikan nilai-nilai moral ketuhanan sebagai
landasan pengelolaan kehidupan dalam konteks masyarakat yang
majemuk, tanpa menjadikan salah satu agama tertentu mendikte
negara.
b. Sila Kedua: “Kemanusian yang adil dan beradab”
Sila kedua Pancasila memiliki konsekuensi ke dalam dan ke luar. Ke
dalam berarti menjadi pedoman negara dalam memuliakan nilai-nilai
kemanusiaan dan hak asasi manusia. Ini berarti negara menjalankan
fungsi “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, dan mencerdaskan
kehidupan bangsa”. Konsekuensi ke luar berarti menjadi pedoman
politik luar negeri bebas aktif dalam rangka, “ikut serta melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial.
c. Sila Ketiga: “Persatuan Indonesia”
Keberadaan Bangsa Indonesia terjadi karena dia memiliki satu nyawa,
satu asal akal, yang tumbuh dalam jiwa rakyat sebelumnya yang
menjalani satu kesatuan riwayat, yang membangkitkan persatuan
karakter dan kehendak untuk hidup bersama dalam suatu wilayah
geopolitik nyata.
d. Sila Keempat: “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan dan perwakilan”
Sila ke-4 Pancasila mengandung ciri-ciri demokrasi yang dijalankan di
Indonesia, yakni kerakyatan (kedaulatan rakyat), permusyawaratan
(kekeluargaan), dan hikmat kebijaksanaan. Demokrasi yang berciri

18
kerakyatan berarti adanya penghormatan terhadap suara rakyat. Rakyat
berperan dan berpengaruh besar dalam proses pengambilan keputusan
yang dilakukan oleh pemerintah.
e. Sila Ke-5: “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”
Komitmen keadilan dalam alam pikiran Pancasila memiliki dimensi
sangat luas. Peran Negara dalam mewujudkan rasa keadilan sosial,
setidaknya ada dalam empat kerangka; (i) Perwujudan relasi yang adil
disemua tingkat sistem kemasyarakatan, (ii) pengembangan struktur
yang menyediakan kesetaraan kesempatan, (iii) proses fasilitasi akses
atas informasi, layanan dan sumber daya yang diperlukan.

3. Etika Publik
Etika Publik adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan
baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab
pelayanan publik. Etika merupakan sistem penilaian perilaku serta
keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas guna menjamin
adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-cara dalam
pengambilan keputusan untuk membantu membedakan hal- hal yang baik
dan yang buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai
nilai-nilai yang dianut. Kode Etik adalah aturan-aturan yang mengatur
tingkah laku dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya
ditujukan pada hal- hal prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis.

4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan tindakan untuk menghargai efektivitas,
efisiensi, inovasi dan kinerja yang berorientasi mutu dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik. Ada empat
indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus diperhatikan,
yaitu :
1. Efektivitas

19
2. Efisiensi
3. Inovasi dan Kreativitas
4. Mutu

5. Anti Korupsi
Anti korupsi adalah tindakan atau gerakan untuk memberantas
segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma-norma dengan
tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan negara atau
masyarakat secara langsung maupun tidak. Ada 9 (sembilan) indikator dari
nilai-nilai dasar anti korupsi yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Jujur
b. Peduli
c. Mandiri
d. Disiplin
e. Tanggung jawab
f. Kerja keras
g. Sederhana
h. Berani
i. Adil

F. Rancangan Aktualisasi
Unit Kerja : Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Subulussalam
Identifikasi Isu :
1. Belum optimalnya kepatuhan minum obat
pada pasien TB paru
2. Kurang optimalnya ketersediaan obat
emergency khusus di ruang Isolasi TB
paru RSUD Kota Subulussalam

20
3. Belum optimalnya kepatuhan perawat
dalam menggunakan Alat Pelindung Diri
(APD) di ruang Isolasi TB paru

Isu yang diangkat :Kurang optimalnya ketersediaan obat


emergency di ruang Isolasi TB paru BLUD
RSUD Kota Subulussalam.

Gagasan Pemecahan Isu :Optimalisasi Ketersediaan Obat


Emergency di Ruang Isolasi TB Paru BLUD
RSUD Kota Subulussalam.

21
2

Anda mungkin juga menyukai