Anda di halaman 1dari 38

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR ASN

BELUM OPTIMALNYA KETERSEDIAAN OBAT-OBAT DI TROLI EMERGENSI DI RUANG


IGD RS BENYAMIN GULUH

PESERTA LATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN II

OLEH:
NAMA : dr. Muh.Zulkifli
NIP : 19910702 201903 1 010

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Perubahan yang besar terjadi di kalangan para Pegawai Negeri Sipil


dewasa ini. Untuk mengembalikan kepercayan masyarakat terhadap
pemerintah, maka dibuatlah suatu peraturan baru tentang ASN ( Aparatur
Sipil Negara), yaitu UU No. 5 Tahun 2014. Dalam undang-undang tersebut
disebutkan, kebijakan pemerintah nantinya akan dijalankan oleh ASN.

Dalam undang-undang baru tersebut, secara implisit menghendaki


bahwa ASN yang umum disebut birokrat bukan sekedar merujuk kepada
jenis pekerjaan tetapi merujuk kepada sebuah profesi pelayanan publik. Oleh
karena itu, para ASN dituntut untuk dapat melaksanakan profesinya sebaik-
baiknya dengan berdasarkan prinsip nilai dasar, kode etik, komitmen,
integritas moral, tanggung jawab pada pelayanan publik, kompetensi sesuai
bidangnya, kualifikasi akademik, jaminan perlindungan hukum, dan
profesionalisme jabatan. Semua prinsip itu dituangkan pada pelajaran
ANEKA (akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti
korupsi) dan whole of goverment, pelayanan publik, dan manajemen ASN.

Peraturan baru tentang ASN yang tertuang dalam Undang-Undang


(UU) Nomor 5 Tahun 2014, yang secara implisit menghendaki bahwa ASN
yang umum disebut sebagai birokrat bukan sekedar merujuk kepada jenis
pekerjaan tetapi merujuk kepada sebuah profesi pelayanan publik. Maka dari
itu sebagai ASN, sangat perlu membuat rancangan aktualisasi yang sesuai
dengan bidang pekerjaan dan kompetensi yang dimiliki. Adapun yang
menjadi konsentrasi dalam rancangan ini adalah belum optimalnya
pelayanan Rumah Sakit baik kepada pasien dalam rangka menjalankan
aktivitas di lingkup Rumah Sakit.

1
Salah satu bentuk pelayanan rumah sakit adalah IGD. IGD salah satu
bagian di dalam sebuah rumah sakit yang menyediakan penanganan awal
bagi pasien yang menderita sakit dan cedera, yang dapat mengancam
kelangsungan hidupnya. sifat operasional IGD yang harus cepat, tepat dan
tidak dibatasi oleh waktu, maka kiner{a IGD yang ideal sangat bergantung
kepada sumber daya manusia, tata cara kerja yang baik, fasiltas
pemeriksaan penunjang untuk mendukung proses diagnostik, dukungan obat
dan bahan medis habis pakai yang memadai, alur keluar masuk pasien yang
jelas, kamar operasi yang siap pakai serta dukungan transportasi ambulans
yang berfokus pada keselamatan pasien. Salah satu unsur yang terpenting
dalam pelyanan kegawatdaruratan adalah ketersediaan obat-obat
emergency yang akan menunjang dalam tatalaksana pasien gawat darurat.

Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis mencoba untuk membuat


rancangan aktualisasi yang berisi tentang gagasan pemecahan yakni
optimalisasi obat-obat emergency di ruang IGD RS Benyamin Guluh

2. Tujuan dan Manfaat Aktualisasi


Adapun tujuan dan manfaat yang mengarah kepada penyelesaian
permasalahan tersebut adalah

a. Tujuan

Dengan optimalisasi ketersediaan obat-obat di ruang IGD, maka akan


meningkatkan mutu pelayanan terkhusus untuk pasien Instalasi gawat
darurat

b. Manfaat

 Bagi penulis
Penulis mampu mengimplementasikan Nilai-nilai Dasar ASN pada
instansi kerja sesuai dengan tupoksinya

2
 Bagi unit kerja
o Terwujudnya visi misi rumah sakit
o Meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit
 Bagi masyarakat
Merasakan peningkatan kualitaspelayanan sehingga meningkatkan
rasa percaya masyarakat kepada Rumah Sakit sebagai Badan
Layanan Unit Daerah

3. Tempat dan waktu pelaksanaan


Kegiatan aktualisasi bertempat di IGD RS Benyamin Guluh yang di
laksanankan pada 4 Oktober 2019 sampai 9 November 2019

3
BAB II
DESKRIPSI ORGANISASI

2.1 Gambaran Umum RS Benyamin Guluh


2.1.1 Sejarah Organisasi
Pada awalnya rumah sakit ini memiliki nama Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD), namun berdasarkan Peraturan Bupati Kolaka Nomor: 16
Tahun 2011 tepatnya pada tanggal 18 November 2011 RSUD ditetapkan
sebagai badan layanan Umum Daerah (BLUD) dan berganti nama menjadi
Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Benyamin Guluh. BLUD
Rumah Sakit Benyamin Guluh Kab. Kolaka di bangun pada tahun 1979,
dengan luas tanah 13.562 km2 dengan luas bangunan  2.737 m2. Rumah
Sakit Benyamin Guluh Kab. Kolaka mulai dimanfaatkan pada bulan Juni
1980. Pada tahun 2016 telah memiliki 20 (dua puluh) gedung dengan luas
seluruh bangunan  6320,82 m2.

Status Rumah Sakit Benyamin Guluh Kab. Kolaka sebagai Badan


layanan Umum milik Pemerintah Daerah Kab. Kolaka. Rumah Sakit ini
adalah Rumah Sakit Type C yang merupakan pusat rujukan pasien yang
berasal dari unit-unit pelayanan kesehatan dari seluruh kecamatan di
Kabupaten Kolaka dan sekitarnya. Adapun status akreditasi Rumah Sakit
Benyamin Guluh, berdasarkan Keputusan komisi Akreditasi Rumah Sakit
No. KARS-SERT/309/XII/2016 tanggal 22 Desember 2016 menetapkan
Rumah Sakit Benymin Guluh Kab. Kolaka lulus pada tingkat perdana.

4
2.1.2 Visi dan Misi RS Benyamin Guluh
a. Visi
“Menjadi Rumah Sakit Yang Memberikan Pelayanan Kesehatan
Berkualitas dan Profesional”.
Pelayanan Kesehatan Berkualitas dapat diartikan sebagai
kemampuan rumah sakit memberi pelayanan yang sesuai dengan
standar profesi kesehatan dan dapat diterima oleh pasiennya serta
dapat memberikan layanan terbaik pada pasien.
Pelayanan Kesehatan Profesional diartikan sebagai
kemampuan dan kewenangan untuk melaksanakan pelayanan
kesehatan sesuai dengan bidang keilmuannya, dan ketaatan
terhadap etika dan nilai-nilai sosial di lingkungan serta memiliki rasa
tanggungjawab terhadap pasien.
b. Misi

1) Memberikan pelayan kesehatan menyeluruh sesuai kebutuhan


pasien dan keluarga;
Memenuhi kebutuhan serta harapan pasien dan keluarga dalam
hal pelayanan kesehatan melalui peningkatan seluruh proses
secara berkelanjutan, memberikan perlindungan hukum bagi pasien
dan memberikan kepuasan atas jasa upaya kesehatan yang
diterima oleh pasien dan keluarganya.

2) Menyelenggarakan pengelolaan keuangan RS yang transparan,


akuntabel, efisien dan efektif;
Keuangan negara harus dikelola secara tertib, ekonomis,
efisien, efektif, transparan dan bertanggung jawab dengan
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. Pengelolaan
keuangan negara harus mengikuti ketentuan dan menghasilkan out
put dan out come yang efektif sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan serta harus dikelola oleh orang-orang yang

5
berkompeten, profesional disertai pedoman yang jelas sesuai
dengan azas-azas tata kelola yang baik.
3) Meningkatkan kualitas SDM sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang beretika;
Segala aktivitas yang dilakukan oleh manajemen rumah sakit
dalam memfasilitasi pegawai agar dapat meningkatkan
pengetahuan, keahlian, dan/ atau sikap yang dibutuhkan dalam
menjalankan pekerjaan saat ini atau yang akan datang. Aktivitas
yang dimaksud, tidak hanya pada aspek pendidikan dan pelatihan
saja, akan tetapi menyangkut aspek karier dan pengembangan
rumah sakit. dan nilai-nilai sosial di lingkungan serta memiliki rasa
tanggungjawab terhadap pasien.

4) Menciptakan lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman dan


harmonis guna mendukung penyembuhan pasien;
Suasana kerja atau lingkungan kerja yang aman dan bebas dari
segala macam bahaya serta melindungi pegawai RS dalam
melaksanakan pekerjaan sehingga terhindar dari kecelakaan.
Lingkungan kerja yang kondusif akan memberikan rasa aman,
nyaman dan harmonis sehingga memungkinkan para pegawainya
dapat terus bekerja dan berkarya secara optimal.
5) Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana Rumah
Sakit.
Sarana dan prasarana merupakan alat penunjang keberhasilan
suatu proses upaya yang dilakukan dalam pelayanan. Sarana dan
prasarana dimaksudkan agar semua kegiatan mendapatkan hasil
sesuai yang diharapkan. Peningkatkan kuantitas dalam hal ini
ketersedian sarana dan prasarana yang sesuai dengan kebutuhan
RS dan sesuai standar yang telah ditetapkan dan diharapkan
berdampak positif terhadap kinerja dan pelayanan kesehatan
kepada pasien.

6
2.1.3 Struktur Organisasi

Berdasarkan PERDA Kab. Kolaka No. 38 Tahun 2007 tentang

Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kab.

Kolaka, merupakan dasar dalam melaksanakan tugas struktural maupun

tugas fungsional di lingkungan kerja RSBG Kab. Kolaka.

RSBG Kab. Kolaka dipimpin oleh seorang Direktur yang berada di bawah

dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah dan

menduduki Jabatan Struktural Eselon III a, membawahi 1 Kepala Bagian

dan 3 Kepala Bidang yaitu Bagian Tata Usaha, Bidang Keuangan dan

Program, Bidang Pelayanan Medis dan Bidang Keperawatan, yang

menduduki jabatan Struktural Eselon III b.

Masing-masing Kepala Bagian dan Kepala Bidang membawahi

Seksi/Sub-Bagian yaitu Kepala Bagian Tata Usaha membawahi Sub.

Bagian Kepegawaian, Sub. Bagian Umum dan Perlengkapan, dan Sub.

Bagian Rekam Medis dan PKMRS.

Kepala Bidang Keuangan dan Program membawahi Seksi

Perbendaharaan dan Seksi Perencanaan. Kepala Bidang Pelayanan Medis

membawahi Seksi Pengawasan & Pengendalian, dan Seksi Pelayanan &

Penunjang Medis. Kepala Bidang Keperawatan membawahi Seksi Diklat

dan Seksi Etika & Asuhan Keperawatan.

Masing-masing Kepala Sub. Bagian dan Kepala Seksi menduduki

jabatan struktural Eselon IV a. Berikut ini merupakan struktur organisasi RS

Benyamin Guluh Kab. Kolaka.

7
D i rektur

Kabag. Tata Usaha

Subag Umum Subag. Subag. Rekam


&Perlengkapan Kepegawaian Medis &PKMRS

Kepegawaian
Bid. Keperawatan Bid. Pelayanan Bid. Keuangan &
Kesehatan Program

Seksi Askep,Etika& Seksi Pendidikan Seksi


Seksi Penunjang Seksi Seksi
Mutu & Pelatihan Perbendaharaan
& Pelayanan Pengawasan & Perencanaan
Keperawatan
Medis Pengendalian

Rawat Jalan

Rawat Inap

Komite Medis
Unit Gawat Darurat

Kamar Bedah

Instalasi Radiologi

Gigi dan Mulut

Instalasi Farmasi

Inst. Laboratorium PK &UTDRS

Instalasi Gizi

Instalasi Pemeliharaan
Sarana Rumah Sakit

Bagan Struktur Organisasi RS Benyamin Guluh

8
2.1.4 Tugas pokok dan fungsi organisasi
 Tugas Pokok

 Melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil

guna dengan mengutamakan upaya Kuratif dan Rehabilitatif yang

dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya Promotif

dan Preventif serta melaksanakan upaya rujukan.

 Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai

dengan Standar Pelayanan Rumah Sakit.

 Melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah

bidang pelayanan kesehatan (perawatan tingkat lanjutan).

 Fungsi

 Menyelenggarakan Pelayanan Medis

 Menyelenggarakan Pelayanan Non Medis

 Menyelenggarakan Pelayanan Asuhan Keperawatan

 Menyelenggarakan Pelayanan Rujukan

 Menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya

Manusia

 Menyelenggarakan Pelayanan Administrasi Umum dan Keuangan.

9
2.1.5 Tugas pokok dan fungsi dokter
Tugas Pokok Dokter menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor 139/KEP/M.PAN/11/2003 adalah memberikan
pelayanan kesehatan pada sarana pelayanan kesehatan yang meliputi
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat, serta membina peran serta masyarakat dalam
rangka kemandirian di bidang kesehatan kepada masyarakat. Rincian
Kegiatan Dokter Pertama yaitu:

1. Melakukan pelayanan medik umum rawat jalan tingkat pertama;


2. Melakukan pelayanan spesialistik rawat jalan tingkat pertama;
3. Melakukan tindakan khusus tingkat sederhana oleh Dokter umum;
4. Melakukan tindakan khusus tingkat sedang oleh Dokter umum;
5. Melakukan tindakan spesialistik tingkat sederahana;
6. Melakukan tindakan spesialistik tingkat sedang;
7. Melakukan tindakan darurat medik/pertolongan pertama pada
kecelakaan (P3K) tingkat sederhana;
8. Melakukan kunjungan (visite) kepada pasien rawat inap;
9. Melakukan Pemulihan mental tingkat sederhana;
10. Melakukan Pemulihan mental kompleks tingkat I;
11. Melakukan Pemulihan fisik tingkat sederhana;
12. Melakukan Pemulihan fisik kompleks tingkat I;
13. Melakukan pemeliharaan kesehatan ibu;
14. Melakukan pemeliharaan kesehatan bayi dan balita;
15. Melakukan Pemeliharaan kesehatan anak;
16. Melakukan pelayanan keluarga berencana;
17. Melakukan pelayanan imunisasi;
18. Melakukan pelayanan gizi;
19. Mengumpulkan data dalam rangka pengamatan epidemiologi penyakit;
20. Melakukan penyuluhan medik;
21. Membuat catatan Medik rawat jalan;
22. Membuat catatan Medik rawat inap;

10
23. Melayani atau menerima konsultasi dari luar atau keluar;
24. Melayani atau menerima konsultasi dari dalam;
25. Menguji kesehatan individu;
26. Menjadi Tim Penguji Kesehatan;
27. Melakukan Visum et repertum tingkat sederhana;
28. Melakukan Visum et repertum kompleks tingkat I;
29. Menjadi saksi ahli;
30. Mengawasi penggalian mayat untuk pemeriksaan;
31. Melakukan otopsi dengan pemeriksaan laboratorium;
32. Melakukan Tugas jaga panggilan/on call;
33. Melakukan tugas jaga di tempat/rumah sakit;
34. Melakukan tugas jaga di tempat sepi pasien;
35. Melakukan kaderisasi masyarakat dalam bidang kesehatan tingkat
sederhana.

2.2 Konsepsi Nilai Dasar, Kedudukan dan Peran ASN


2.2.1 Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi
untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah
seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-nilai
dasar akuntabilitas meliputi :
 Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah
dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam
menciptakan lingkungannya.
 Transparansi
Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang
dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi.

11
 Integritas
Integritas adalah konsistensi dan keteguhan yang tak
tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan
keyakinan.
 Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah
laku atau perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di
sengaja.tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan
kesadaran akan kewajiban.
 Keadilan
Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral
mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang.
 Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.
Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas.
 Keseimbangan
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka
diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan,
serta harapan dan kapasitas.
 Kejelasan
Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki
gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil
yang diharapkan.
 Konsistensi
Konsistensi adalah sebuah usaha untuk terus dan terus
melakukan sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.

2.2.2 Nasionalisme

Nasionalisme adalah pondasi bagi aparatur sipil Negara untuk


mengaktualisasikan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya dengan

12
orientasi mementingkan kepentingan publik, bangsa dan Negara. Nilai-nilai
dasar Nasionalisme meliputi:
a. Nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa
Menyatakan keimanan dan kepercayaan kepada Tuhan sesuai
dengan keimanan dan kepercayaan masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
b. Nilai-nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, gemar dengan kegiatan
kemanusiaan, dan berani membela kebenaran dan keadilan. Sadar
bahwa manusia itu semua sederajat, maka dikembangkan sikap saling
manghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
c. Nilai-nilai Persatuan Indonesia.
Bangsa Indonesia menempatkan persatuan dan kesatuan, serta
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan
pribadi dan golongan. Persatuan dikembangkan atas dasar Bhineka
Tunggal Ika.
d. Nilai-nilai Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan.
Manusia Indonesia menjunjung tinggi dan menghayati hasil dari
keputusan musyawarah, karena itu semua pihak harus mau untuk
menerima dan melaksanakan hasil musyawarah dengan penuh tangung
jawab.Kepentingan bersama lebih utama daripada kepentingan pribadi
atau golongan.Keputusan yang diambil harus menjunjung tinggi nilai
keadilan serta dapat dipertanggung jawabkan.
e. Nilai-nilai Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Hak dan kewajiban itu sama kedudukannya dalam menciptakan keadilan
dalam masyarakat. Perlu dikembangkan perbuatan yang luhur dan sikap
kegotong royongan dan kekeluargaan. Maka perlu kesinambungan
antara hak dan kewajiban untuk menjaga keadilan terhadap sesama.

13
2.2.3 Etika Publik

Etika publik merupakan refleksi atas standar norma yang menentukan


baik/buruk, benar/salah tindakan keputusan, perilaku untuk mengarahkan
kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan
publik. Pada prinsipnya ada tiga dimensi etika publik:
 Dimensi Kualitas Pelayanan Publik
Etika publik menekankan pada aspek nilai dan norma, serta prinsip
moral, sehingga etika publik membentuk integritas pelayanan publik.
 Dimensi Modalitas
Unsur-unsur modalitas dalam etika publik yakni akuntabilitas,
transparansi, dan netralitas.
 Dimensi Tindakan Integritas Publik
Integritas publik adalah kualitas dari pejabat publik yang sesuai nilai,
standar, aturan moral yang diterima masyarakat.
Nilai-nilai dasar etika publik:
 Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
 Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945.
 Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
 Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
 Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
 Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
 Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
 Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah.
 Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
 Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
 Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
 Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.

14
2.2.4 Komitmen Mutu

Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan


berorientasi pada kualitas hasil. Adapun nilai-nilai komitmen mutu antara
lain mengedepankan komitmen terhadap kepuasan dan memberikan
layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga dan memelihara.
Berikut adalah nilai-nilai yang perlu diperhatikan dalam komitmen
mutu antara lain :
 Bekerja dengan berorientasi pada mutu
 Inovatif
 Selalu melakukan perbaikan mutu
 Membangun komitmen pegawai untuk jangka panjang
 Membangun kerjasama kolegial antar pegawai yang dilandasi
kepercayaan dan kejujuran
 Memfokuskan kegiatan pada kepuasan pelanggan baik internal
maupun eksternal
 Menampilkan kinerja tanpa cacat (zerodefect) dan tanpa pemborosan
(zerowaste), sejak memulai setiap pekerjaan
 Efektif dan efisien dalam bekerja

2.2.5 AntiKorupsi

Korupsi merupakan perbuatan yang tidak baik, buruk, curang, dapat


disuap, tidak bermoral, meyimpang dari kesucian, melanggar norma-
norma agama, material, mental dan umum. Kesadaran anti korupsi yang
telah mencapai puncak tertinggi akan menyentuh spiritual accountability
yang akan selalu ingat akan perjanjian dengan Tuhannya, dan ingat
bahwa anti korupsi adalah tujuan hidup dan sadar bahwa setiap langkah
kehidupan harus dipertanggungjawabkan. Di Indonesia, terdapat 7
tindak pidana korupsi menurut UU No. 31/1999 jo. UU 20/2001 yaitu:

15
 Kerugian keuangan negara
 Suap-menyuap
 Pemerasan
 Perbuatan curang
 Penggelapan dalam jabatan
 Benturan kepentingan dalam pengadaan
 Gratifikasi

Dalam pemberantasan korupsi perlu didukung tunas integritas yang


berprinsip bahwa manusia sebagai faktor kunci perubahan, dan
pendekatan yang seutuhnya terkait manusia sebagai makhluk dengan
aspek jasmani dan rohani serta makhluk sosial yang berinteraksi dengan
lingkungannya. Adapun untuk mendukung pemberantasan korupsi, KPK
bersama para pakar telah mengidentifikasi nilai-nilai dasar anti korupsi
dan dihasilkan sebanyak 9 nilai anti korupsi yaitu jujur, peduli, mandiri,
disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani, dan adil.

16
2.2.6 Manajemen ASN

Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai
negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah, sedangkan yang dimaksud Manajemen Pegawai Negeri Sipil adalah
pengelolaan pegawai negeri sipil untuk menghasilkan pegawai negeri sipil yang
profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Dalam Konsep Manajemen ASN ini dikenal apa
yang disebut dengan sistem merit. Sistem Merit adalah kebijakan dan manajemen ASN
yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar dengan
tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin,
status pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan.
Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah
pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh
pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau
diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundangundangan
sedangkanPegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara
Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap
oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan. Manajemen
PNS meliputi: penyusunan dan penetapan kebutuhan; pengadaan; pangkat dan Jabatan;
pengembangan karier; pola karier; promosi; mutasi; penilaian kinerja; penggajian dan

17
tunjangan; penghargaan; disiplin; pemberhentian; jaminan pensiun dan jaminan hari tua;
dan perlindungan.

2.2.7 Whole of Government (WoG)

WoG (Whole of Government) didefinisikan sebagai “Suatu model pendekatan integratif


fungsional satu atap” yang digunakan untuk mengatasi wicked problems yang sulit
dipecahkan dan diatasi karena berbagai karakteristik atau keadaan yang melekat antara
lain: tidak jelas sebabnya, multi dimensi, menyangkut perubahan perilaku.
Salah satu bentuk penerapan WoG pada pelayanan publik adalah e-Government. E-
government adalah tata kelola pemerintahan (governance) yang diselenggarakan secara
terintegrasi dan interaktif berbasis teknologi IT, agar hubungan-hubungan antara
pemerintah, pelaku bisnis dan masyarakat dapat berlangsung lebih efisien, efektif,
produktif dan responsif. Hasil atau manfaat yang diperoleh melalui e-government antara
lain adalah :
 Terselenggaranya tata kelola pemerintahan yang baik (good governance), efisien
dan efektif
 Hemat anggaran dan tepat waktu
 Transparan sehingga peluang terjadinya kecurangan (fraud), suap dan korupsi
akan banyak berkurang.
 Tingkat akurasi (ketepatan) dan kualitas pelayanan meningkat dan tingkat
kesalahan berkurang

18
2.2.8 Pelayanan Publik

Istilah pelayanan dalam bahasa Inggris adalah “service” A.S. Moenir mendefinisikan
“pelayanan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang
dengan landasan tertentu dimana tingkat pemuasannya hanya dapat dirasakan oleh orang
yang melayani atau dilayani, tergantung kepada kemampuan penyedia jasa dalam
memenuhi harapan pengguna.” Pelayanan pada hakikatnya adalah serangkaian kegiatan,
karena itu proses pelayanan berlangsung secara rutin dan berkesinambungan, meliputi
seluruh kehidupan organisasi dalam masyarakat. Proses yang dimaksudkan dilakukan
sehubungan dengan saling memenuhi kebutuhan antara penerima dan pemberi
pelayanan. Selanjutnya A.S. Moenir (2002: 16) menyatakan bahwa proses pemenuhan
kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang langsung inilah yang dinamakan pelayanan.
Jadi dapat dikatakan pelayanan adalah kegiatan yang bertujuan untuk membantu
menyiapkan atau mengurus apa yang diperlukan orang lain.
Dalam kamus Bahasa Indonesia (1990), pelayanan publik dirumuskan sebagai
berikut :
a. Pelayanan adalah perihal atau cara melayani.
b. Pelayanan adalah kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual beli barang
dan jasa.
c. Pelayanan medis merupakan pelayanan yang diterima seseorang dalam
hubungannya dengan pensegahan, diagnosa dan pengobatan suatu gangguan
kesehatan tertentu.

19
BAB III
RENCANA KEGIATAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR
3.1 Identifikasi, Analisis dan penetapan Isu
Unit Kerja : Rumah Sakit Umum Daerah Benyamin Guluh Kabupaten Kolaka
Identifikasi Isu :
1. Adanya penjenguk pasien yang masih merokok di area rumah sakit RS. Benyamin Guluh
2. Ventilasi ruang perawatan isolasi yang tidak optimal di RS Benyamin Guluh
3. Belum Optimalnya ketersediaan obat-obat di troli emergensi di ruang IGD RS Benyamin Guluh

Berdasarkan isu diatas, maka akan ditentukan masalah prioritas untuk diselesaikan berdasarkan matriks
pemecahan masalah metode USG (Urgency, Seriousness, Growth)

No Isu U S G Total

Adanya penjenguk pasien yang masih merokok di area rumah sakit


1. 2 3 4 9
RS. Benyamin Guluh

Ventilasi ruang perawatan isolasi yang tidak optimal di RS


2. 3 4 3 10
Benyamin Guluh

Belum Optimalnya ketersediaan obat-obat di troli emergensi di


3. 4 5 5 14
ruang IGD RS Benyamin Guluh

Keterangan: Berdasarkan Skala Likert 1-5 (5=sangat besar, 4=besar, 3=sedang, 2=kecil, 1=sangat kecil)

20
Isu yang Diangkat : Belum Optimalnya ketersediaan obat-obat di troli emergensi di ruang IGD RS
Benyamin Guluh
Gagasan Pemecahan Isu: Optimalnya ketersediaan obat-obat di troli emergensi di ruang IGD RS Benyamin
Guluh

3.2 Analisis Dampak Isu


Dampak isu yang akan terjadi jika hal ini tidak diatasi atau tidak dilakukan perbaikan adalah:
1. Menurunnya kualitas pelayanan rumah sakit
2. Menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan RS
3. Penanganan pertama pada pasien IGD lebih lama sehingga pasien merasakan penderitaan lebih lama
4. Menurunnya efektivitas dan efisiensi dalam melakukan pelayanan
5. Dapat menyebabkan kecacatan bahkan sampai kematian

21
3.3 Rancangan aktualisasi
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi-Misi
Mata Pelajaran Organisasi
Organisasi

1 2 3 4 5 6 7

1 Mengumpulka - Membuat form - Tersedianya - AKUNTABEL Melakukan Melakukan


n data obat-obat yang form berupa (KEJELASAN) : pengumpulan data pengumpulan
idealnya tersedia daftar obat ideal Terdapatnya yang dilakukan data yang
yg seharusnya kejelasan obat yang atas dasar dilakukan atas
di igd.
berada d iGD ideal kepedulian akibat dasar adanya
- NASIONALISME adanya isu yang isu yang timbul
(PEDULI) : Peduli
timbul di unit kerja di unit kerja
terhadap masalah di
merupakan merupakan
tempat kerja
- Etika publik penerapan dari nilai penerapan dari
(tanggap): tanggap kepedulian yang nilai organisasi
terhadap masalah di sadar akan visi yaitu
tempat kerja rumah sakit yaitu profesional
- Antikorupsi menjadi rumah
(tanggung jawab): sakit yang
merasa bertanggung berkualitas dan
jawab dengan profesional.
masalah di tempat
kerja
- Melakukan - Adanya data - Akuntabilitas
pencatatan tentang (transparansi) :
terhadap obat- persediaan obat- terdapatnya informasi
obatan di igd mengenai
obatan yang ada
kekurangan di unit
di IGD saat ini kerja.

22
- NASIONALISME
(PEDULI) : Peduli
terhadap masalah di
tempat kerja
- Etika publik (jujur):
melakukan
pencatatan dengan
jujur
- Komitmen mutu (
teliti): melakukan
pencatatan dengan
teliti
- Melakukan cross - Tersedianya - Akuntabel
check dengan informasi (ketepatan) :
obat-obat yang mengenai obat melakukan cross
yang kurang di check dengan tepat
seharusnya ada di
IGD - Etika publik (jujur):
IGD. melakukan cross
check dengan jujur
- Komitmen mutu (
teliti): melakukan
cross check dengan
teliti
2 Membuat - Membuat draft - Tersedianya - Akuntabilitas(kejela Konsultasi dengan Berkonsultasi
daftar Usulan rencana draft rencana san): dengan atasan serta pihak-pihak
permintaan pengadaan obat- pengadaan membuat draft meminta arahan terkait, serta
rencana pengadaan serta saran meminta
Obat-obatan obatan
maka di terapkan merupakan masukan dan
nilai-nilai penerapan Nilai saran
akuntabilitas
dasar Tanggung termasuk
- Antikorupsi (
Jawab yang juga penguatan nilai
mandiri): dalam

23
membuat draft berkontribusi organisasi,
rencana pengadaan terhadap misi RS yaitu ramah
di lakukan secara benyamin Guluh, dan santun.
mandiri yaitu“Memberikan
- Komitmen mutu pelayan
(ketelitian): dengan kesehatan
melakukan draft
menyeluruh
rencana pengadaan
sesuai kebutuhan
terdapat nilai
ketelitian didalamnya pasien dan
- Mengatur jadwal - Adanya jadwal - Etika publik (taat keluarga”.
pertemuan pertemuan pada aturan):
dengan pimpinan dengan dengan mengatur
pimpinan jadwal pertemuan
ruangan
maka diterapkan nilai
taat pada aturan
- Antikorupsi
(disiplin) : dengan
mengatur jadwal
pertemuan terdapat
nilai disiplin.
- Nasionalisme (tidak
memaksakan
kehendak): adanya
kesepakatan
pertemuan
menunjukkan nilai
tidak memaksakan
kehendak

- Melakukan - Terlaksananya - Akuntabilitas


konsultasi dengan kegiatan (tanggung Jawab):

24
pimpinan, konsultasi saya melakukan
meminta arahan dengan arahan konsultasi dengan
dan masukan dari dan petunjuk pimpinan merupakan
dari atasan bentuk
atasan mengenai
mengenai pengaplikasian
rencana kegiatan optimalisasi tanggung jawab
ketersediaan terhadap tugas yang
obat-obat di troli diberikan
emergensi ruang
IGD. - Komitmen Mutu
(efektif &
efisien):saya
mencatat masukan
dan arahan dari
pimpinan dengan
benar dan cermat
agar dalam mencapai
target lebih efektif
dan efisien

- Etika publik(sopan)
:saat konsultasi saya
menggunakan
bahasa yang sopan

- Nasionalis
(musyawarah): saya
mengkonsultasikan
rencana kegiatan
saya dengan
pimpinan, saya
mengaplikasikan nilai

25
musyawarah

- Antikorupsi (jujur):
dengan
mengkosultasikan
kegiatan ini
mengakui bahwa ada
kekurangan pada
sistem pelayanan
pasien

3 - Mengatur jadwal Terjadwalnya - Etika publik (taat Dengan diusulkan Melakukan


Mengajukan pertemuan pertemuan dengan pada aturan): nya daftar obat- pengajuan
daftar usulan dengan kepala kepala instalasi dengan mengatur obat yang daftar usulan
permintaan instalasi farmasi farmasi jadwal pertemuan diperlukan ke permintaan
obat-obat yang maka diterapkan nilai instalasi Farmasi obat-obat
kurang ke taat pada aturan sebagai penerapan
Instalasi emergency
- Antikorupsi nilai Kerjasama
Farmasi yang
(disiplin) : dengan yang nantinya akan
dibutuhkan
mengatur jadwal di gunakan untuk
pertemuan terdapat penyembuhan merupakan
nilai disiplin. pasien juga dapat penguatan nilai
- Nasionalisme (tidak berkontribusi organisasi,
memaksakan terhadap misi RS, yaitu
kehendak): yaitu “Menciptakan Kerjasama.
kesepakatan lingkungan kerja
pertemuan kedua yang sehat, aman,
pihak menunjukkan nyaman dan
nilai tidak harmonis guna
memaksakan mendukung
kehendak penyembuhan

26
pasien”

- Mengajukan Di terimanya - Akuntabilitas


usulan pengadaan usulan pengadaan (tanggung Jawab):
kepada Kepala obat oleh kepala saya mengajukan
Instalasi Farmasi instalasi farmasi usulan kepada
pimpinan merupakan
bentuk
pengaplikasian
tanggung jawab
terhadap tugas

- Komitmen Mutu
(sesuai
standar):setelah
saya berkonsultasi
dengan pimpinan
ruangan, saya tidak
langsung
menyerahkan ke
bagian gudang, tetapi
terlebih dahulu
meminta persetujuan
dari kepala instalasi
farmasi.

- Etika publik(sopan)
: saya mengajukan
usulan dengan sikap
sopan

27
- Nasionalisme(musy
awarah): saya lebih
dahulu meminta
persetujuan dari
kepala instalasi
farmasi.

- Antikorupsi (jujur):
melakukan
konfirmasi ke kepala
gudang tidak
melebih-lebihkan
permintaan tetapi
sesuai dengan
kebutuhan

- Memberikan Diterimanya daftar - Akuntabilitas


daftar usulan obat permohonan (kepercayaan): saya
ke Gudang pengadaan obat memberikan usulan
Farmasi oleh instalasi yang telah di terima
farmasi ke gudang obat
dengan penuh
kepercayaan

- Nasionalisme
(kerjasama) :saya
memberikan daftar
obat-obatan kepada
staff Gudang farmasi
merupakan
perwujudan nilai
kerja sama.

28
- Komitmen mutu
(inovasi) : daftar
obat-obat yang
diberikan kepada
Gudang farmasi
merupakan suatu
inovasi

- Etika publik(
sopan): saya
mengajukan daftar
obat dengan sopan
santun

- Anti korupsi (jujur):


mengajukan daftar
tanpa melebih-
lebihkan daftar
usulan obat

4 Melakukan mengecek apakah Sesuainya obat -Akuntabilitas Dengan Melakukan


Follow-up obat yang diterima yang datang (konsisten):saya terpenuhinya pengecekan
ketersediaan sudah sesuai dengan pengajuan melakukan kebutuhan obat- kembali apakah
obat-obat dengan daftar pengecekan terhadap obat yang sesuai obat yang
pengajuan obat-obat yang dengan daftar diterima sudah
diterima dari instalasi usulan yang sesuai dengan
Farmasi. merupakan nilai draft pengajuan
dari Konsisten yang disetor
maka dapat pula merupakan
berkontribusi penguatan nilai
-Etika publik (cermat)

29
:saya melakukan terhadap misi RS , organisasi,
pengecekan terhadap yaitu“Meningkatka yaitu
obat-obat yang n kualitas dan Tanggung
diterima dari instalasi kuantitas sarana jawab
Farmasi. dan prasarana
- Anti Korupsi Rumah Sakit”
(tanggung jawab):
dengan melakukan
pengecekan obat
menanamkan
tanggung jawab
- Nasionalisme
(peduli) : dengan
melakukan
pengecekan
mencerminkan sikap
kepedulian
- Komitmen Mutu
(teliti) : dengan
melakukan
pengecekan
mewujudkan nilai
ketelitian
Mengecek tanggal Terpenuhinya obat -Akuntabilitas
kadaluarsa obat layak pakai (konsisten):saya
yang diterima jika melakukan
ada obat yang pengecekan terhadap
kadaluarsa maka obat-obat yang
akan dilaporkan diterima dari instalasi
kembali ke gudang Farmasi.
instalasi farmasi
rumah sakit

30
-Etika publik (cermat)
:saya melakukan
pengecekan terhadap
obat-obat yang
diterima dari instalasi
Farmasi.
- Anti Korupsi
(tanggung jawab):
dengan melakukan
pengecekan obat
menanamkan
tanggung jawab
- Nasionalisme
(peduli) : dengan
melakukan
pengecekan
mencerminkan sikap
kepedulian
- Komitmen Mutu
(teliti) : dengan
melakukan
pengecekan
mewujudkan nilai
ketelitian
Menyimpan obat di Tersedianya obat Akuntabilitas
troli emergensi. di troli emergensi (tanggung jawab):
dengan jumlah melakukan
yang sesuai penyimpanan obat di
dengan yang di troli emergensi sesuai
terima dari gudang dengan yang di terima
tanpa dikurangi

31
sedikitpun
antikorupsi (jujur):
menyimpan obat tanpa
mengurangi jumlah
Komitmen mutu
(teliti): dengan
mencocokkan jumlah
obat yang diterima dan
yang disimpan di depot
maka terwujudnya nilai
komitmen mutu
Etika publik (disiplin):
menyimpan obat ke
troli emergensi
menanamkan nilai
disiplin
5 Melakukan Membuat format Tersedianya format Akuntabilitas Terciptanya merekapitulasi
Evaluasi evaluasi. evaluasi (pertanggung jawaban) rekapitulasi obat- dan
terhadap obat- : pembuatan laporan obat di tiap akhir melaporkan
obatan setiap evaluasi sebagai shift merupakan mengenai
selesai shift bentuk pelaporang penerapan nilai jumlah obat-
jaga yang bisa d disiplin dan obat
pertanggung jawabkan. tanggung jawab, emergency di
Nasionalisme yang juga tiap akhir shift
(peduli) : adanya berkontribusi merupakan
laporan evaluasi terhadap misi RS, penguatan nilai
sebagai bentuk yaitu: ” organsasi,
kepedulian terhadap Meningkatkan yaitu,
ketersediaannya obat kualitas SDM Transparan
yang akan di gunakan sesuai dengan
dalam proses perkembangan

32
pelayanan ilmu pengetahuan
Etika publik dan teknologi
(disiplin): dengan yang beretika”
adanya laporan
evaluasi membuat
petugas lebih disiplin
dalam menjaga
ketersediaan obat
Komitmen Mutu
(efektif dan efisien)
dalam pelaporan
Antikorupsi (jujur):
laporan evaluasi
menerapkan nilai-nilai
kejujuran
melakukan Petugas Nasionalisme(Bermu
sosialisasi mengetahui cara syawarah): dalam
mengenai cara pengisian form melakukan
pengisian form evaluasi sosialisasimewujudkan
evaluasi nilai bermusyawarah
- Etika Publik
(hormat) :saya
melakukan sosialisasi
mengenai pengisian
form evaluasi. Penuh
rasa hormat.
-Anti korupsi(
peduli): dengan
mengadakan
sosialisasi berarti
menunjukkan rasa

33
kepedulian terhadap
keberlangsungan
adanya pelayanan
- Akuntabilitas (
tanggng jawab):
dengan melakukan
sosialisasi artinya
bahwa menanamkan
sikap tanggung jawab
terhadap kegiatan yang
dilakukan

Merekapitulasi Terdapatnya Anti korupsi(Jujur):


obat-obat yang jumlah dan jenis terdapat nilai kejujuran
kurang. obat yang kurang dalam merekapitulasi
Etika Publik
(Disiplin): dengan
melakukan rekapitulasi
secara rutin maka
terdapat nilai disiplin
Nasionalisme
(Peduli): pedulli
terhadap
keberlangsungan
layanan
Akuntabel
(Bertanggung jawab):
melakukan rekapitulasi
obat-obatan dengan
penuh tanggung jawab
Komitmen

34
mutu(teliti):
melakukan rekapitulasi
dengan cermat
Melakukan Tersedianya Akuntabel:
pelaporan mengenai laporan jumlah obat merupakan laporan
jumlah obat-obat di obatan di akhir jaga sebagai pertanggung
tiap akhir shift jaga jawaban
Nasionalisme (gotng
royong) : yang berarti
bahwa setiap tim yang
berjaga mempunyai
peran dalam setiap
pengisian laporan
Etika publik (jujur)
melakukan pelaporan
dengan jujur
Komitmen mutu
(efektif) terdapatnya
pelaporan yang efektif

35
3.4 Perkiraan masalah dalam pelaksanaan dan alternatif solusi
adapun masalah yang mungkin timbul selama pelaksanaan yaitu:
1. Ketersediaan obat-obatan emergency yang berada di gudang farmasi mungkin terbatas, solusinya
adalah rumah sakit melakukan kerjasama dengan pihak ketiga atau apotik-apotik dari luar rumah sakit
untuk pengadaan obat sehingga jika gudang farmasi kehabisan stok maka bisa cepat di tangani.

2. Petugas lupa untuk mengisi lembar evaluasi setelah pertukaran jaga. Solusinya adalah setelah
menggunakan obat-obatan atau alat medik langsung melakukan pencatatan yang berisi tentang jemlah
dan jenis yang di gunakan serta d berikan kepada siapa dan kapan diberikan. Solusi yang kedua
adalah tiap shift jaga terdapat 1 orang petugas yang bertanggungjawab masalah untuk mencatat
tentang obat tersebut dgn kerjasama tim. Solusi yang ketiga adalah saat serah terima, si penerima
tugas atau yang bertugas selanjutnya menanyakan tentang ketersediaan obat dengan begitu maka
akan terjaga pelaporan lembaran evaluasi.

3.5 Kunci sukses pelaksanaan kegiatan.


Kunci sukses kegiatan ini adalah rasa bertanggungjawab, kepedulian, kerjasama antar tim yang akan
menjaga kualitas pelayanan rumah sakit yang jika kualitas pelayanan rumah sakit meningkat, kepercayaan
masyarakat akan menjadi lebih baik.

36
37

Anda mungkin juga menyukai