Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TATA KELOLA
TAHUN 2016-2020
BAB I
PENDAHULUAN
1. Visi:
2. Misi:
1) Meningkatkan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
paripurna, bermutu, merata, dan terjangkau
2) Meningkatkan tata kelola manajemen dan sistem informasi
kesehatan melalui ketersediaan sumber daya yang memadai
G. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistimatika dalam penulisan dokumen Pola Tata Kelola Upt
puskesmas padasuka ini terdiri dari enam (6) Bab yaitu :
BAB I Pendahuluan,
BAB II Struktur Tata Kelola,
BAB III Proses Tata Kelola,
BAB IV Penegakan Prinsip-prinsip Tata Kelola,
BAB V Penggelolaan Hubungan dengan Stakeholders,
BAB VI Penutup
1. Walikota Bandung
Adalah organ yang mewakili Pemerintah Kota Bandung selaku
pemilik UPT Puskesmas Walikota memiliki kewajiban, hak dan
wewenang sebagai berikut:
a. Selaku pemilik berkewajiban untuk melakukan pembinaan
kepada UPT Puskesmas dengan memberikan kuasa kepada
Sekretaris Daerah atau pejabat lain yang ditunjuk.
b. Selaku pemilik berkewajiban untuk menjaga tujuan pendirian
B. STRUKTUR ORGANISASI
KEPALA UPT
KASUBAG TU
DEWAN PENGAWAS
KEPALA UPT
SPI
KASUBAG TU
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Keterangan :
Garis Komando
Garis koordinasi - - - -
C. PROSEDUR KERJA
Prosedur kerja setiap proses pengelolaan dan sistem manajerial
telah didokumentasikan dalam Prosedur dan Ketetapan (Protap) atau
Standard Operating Procedure (SOP). Prosedur dan Ketetapan ini telah
didokumentasikan, disosialisasikan, dan diimplementasikan di setiap
instalasi dan unit kerja lainnya. Dengan adanya protap atau SOP ini
diharapkan pelaksanaan atau proses kinerja dan layanan pada setiap
unit kerja dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan manual
mutu. Dengan prosedur kerja ini pula dapat dijadikan bahan evaluasi
terhadap pelaksanaan dan hasil kinerja dari setiap proses kinerja.
Prosedur kerja PPK BLUD UPT Puskesmas Padasuka Kota
Bandung dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat,
baik pelayanan kesehatan, pelayanan penunjang kesehatan, maupun
pelayanan manajemen, yang secara ringkas dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Standar Operasional dan Prosedur pelayanan kesehatan, merupakan
inti kegiatan UPT Puskesmas Padasuka dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat agar pelayanan yang diberikan dapat
berjalan sesuai harapan banyak pihak, terutama pasien yang
bersangkutan. Prosedur baku pelayanan ditetapkan untuk
menghindari kesalahan dalam penanganan pasien. Standar
operasional dan prosedur pelayanan kesehatan yang diterapkan di
UPT Puskesmas Padasuka terdiri dari :
S2/S3 - 0 - 0
h. Pembinaan
Pembinaan Pegawai adalah segala usaha dan tujuan
kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penggunaan dan
pemeliharaan pegawai dengan tujuan untuk mampu
melaksanakan tugas organisasi dengan efektif dan efisien.
Pembinaan dilakukan dengan tujuan untuk menghasilkan
pegawai yang bermutu dan berkualitas yang berdaya guna dan
berhasil guna yang dilakukan secara sistimatis dan pemanfaatan
potensi dan kemampuan sesuai dengan kebutuhan organisasi.
Sumberdaya manusia atau pegawai memegang peranan
penting bagi kemajuan suatu organisasi, terutama di tengah
keterbatasan sarana, tetapi dalam hal kualitas pegawai memadai
sehingga jalannya organisasi akan lebih maksimal. Adapun
kualitas pegawai yang diinginkan adalah:
1) Mempunyai integritas moral
2) Mempunyai disiplin yang tinggi
3) Kompeten dalam bidang tugasnya
4) Dapat bekerja secara sinergi
Untuk kualitas pegawai yang diinginkan dilakukan pembinaan
dengan beberapa kegiatan sebagai berikut :
1) Apel kesiapan kerja pada pagi hari
2) Mengadakan dialog secara formal memalui rapat dan secara
informal pada waktu kintrol pimpinan ke tempat tugas
k. Sistem Remunerasi
Remunerasi adalah imbalan kerja yang dapat berupa gaji,
tunjangan tetap, honorarium, insentif, bonus atas prestasi kerja,
pesangon, dan atau pensiun yang diberikan kepada dewan
pengawas, pejabat pengelola UPT Puskesmas dan pegawai UPT
Puskesmas , yang ditetapkan oleh Kepala Daerah (Walikota)
berdasarkan usulan yang disampaikan oleh pemimpin BLUD
melalui Sekretaris Daerah.
3) Pejabat Teknis
(1) Beriman dan bertakwa kepada
2) Puskesmas Jejaring
a. Puskesmas Jejaring dengan UPT Puskesmas
Dalam melaksanakan fungsinya, Puskesmas berkoordinasi
dengan UPT Puskesmas melalui pertemuan berkala yang
diselenggarakan di tingkat UPT. Koordinasi tersebut mencakup
perencanaan, penggerakan pelaksanaan, pengawasan dan
pengendalian serta penilaian. Penanggung Jawab Puskesmas
bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan semua jenis
pelayanan kesehatan yang diberikan serta melaporkan hasil
kegiatan ke UPT Puskesmas.
b. Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Puskesmas sebagai mitra pelayanan kesehatan strata pertama
yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan swasta. Puskesmas
menjalin kerjasama termasuk penyelenggaraan rujukan dan
memantau kegiatan yang diselenggarakan. Sedangkan sebagai
pembina upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat,
puskesmas melaksanakan bimbingan teknis, pemberdayaan dan
rujukan sesuai kebutuhan.
c. Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Rujukan
Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat, puskesmas menjalin kerjasama yang erat
dengan berbagai pelayanan kesehatan rujukan. Untuk upaya
kesehatan perorangan, jalinan kerjasama tersebut
diselenggarakan dengan berbagai sarana pelayanan kesehatan
perorangan seperti rumah sakit dan berbagai balai kesehatan
masyarakat (balai pengobatan penyakit paru-paru, balai
kesehatan mata masyarakat, balai kesehatan kerja masyarakat,
balai kesehatan olahraga masyarakat, balai kesehatan jiwa
masyarakat, balai kesehatan indra masyarakat). Sedangkan untuk
upaya kesehatan masyarakat, jalinan kerjasama diselenggarakan
D. KERJASAMA PENDIDIKAN
1. UPT Puskesmas menjalin kerjasama dengan Institusi Pendidikan
Kedokteran, Kebidanan, Keperawatan, dan bidang kesehatan
lainnya, dilandasi itikad baik dan saling menguntungkan serta
dituangkan dalam kesepakatan secara tertulis.
2. Kerjasama antara kedua belah pihak adalah kerjasama yang sehat,
serasi dan terpadu, dengan saling menghormati kewenangan
masing- masing dan menjalankan kewajiban dengan penuh
tanggungjawab.
3. Tim Koordinasi Pelaksanaan Program Pendidikan yang dibentuk
bersama antara UPT Puskesmas dengan Institusi Pendidikan
menjembatani kepentingan Intitusi Pendidikan tersebut dan UPT
Puskesmas dalam mencapai tujuan bersama dalam kerjasama
pendidikan.
4. Perpanjangan dan penghentian kerjasama pendidikan antara UPT
Puskesmas dengan Institusi Pendidikan didasarkan atas ketentuan
perjanjian yang berlaku.
F. PENDELEGASIAN WEWENANG
1. Dalam hal pemimpin BLUD berhalangan, untuk menunjang
kelancaran tugas dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas maka
Pemimpin BLUD dapat mendelegasikan sebagian wewenang
kepada Kepala Sub Bagian Tata Usaha.
2. Dalam hal Kepala Sub.Bagian Tata Usaha berhalangan, maka
pemimpin BLUD dapat menunjuk pegawai lain berdasarkan
kepangkatan, senioritas atau kemampuan manajerial.
3. Pendelegasian wewenang dikaji secara periodik untuk disesuaikan
dengan tuntutan perkembangan Puskesmas.
G. PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1. Semua keputusan dalam pertemuan Lokakarya Mini Bulanan,
Lokakarya Mini Triwulan dan rapat lainnya dilakukan
berdasarkan musyawarah untuk mufakat.
2. Setiap keputusan yang diambil harus memperhatikan
kepentingan stakeholders UPT Puskesmas, risiko yang melekat,
dan kewenangan yang dimiliki oleh setiap pengambil keputusan
dan dilaksanakan dalam rangka meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan dan pengaturan sumberdaya pelayanan
(tenaga, sarana/prasarana)
3. Hak mengemukakan pendapat dijunjung tinggi dalam upaya
memberikan masukan peningkatan kinerja UPT Puskesmas.
4. Keputusan-keputusan yang mengikat dapat pula diambil tanpa
diadakan rapat, asalkan keputusan itu disetujui secara tertulis.
5. Kepala Daerah (Walikota), Dewan Pengawas, Kepala Dinas
Kesehatan dan Pejabat Pengelola harus konsisten dalam
menjalankan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan.
H. MANAJEMEN RISIKO
1. Pejabat Pengelola melakukan identifikasi dan kajian terhadap potensi
risiko yang dihadapi Puskesmas.
2. Pemimpin BLUD menetapkan strategi dan kebijakan penanganan
pengelolaan risiko serta melakukan pengawasan atas
pelaksanaannya.
3. Pejabat Keuangan dan Pejabat Teknis Pengelola BLUD menyusun
pedoman penanganan masalah dengan stakeholders yang berkaitan
dengan dampak jasa pelayanan kesehatan, disahkan oleh Pemimpin
BLUD.
4. Pemimpin BLUD memberikan informasi hasil analisa risiko yang
I. PELAPORAN
1. Pejabat Pengelola menyampaikan laporan keuangan UPT
Puskesmas sebagai Unit Kerja (Entitas Akuntansi) secara berkala
setiap semester dan tahunan kepada Walikota melalui Dinas
Kesehatan dan PPKD.
1) Laporan Realisasi Semester Pertama Anggaran Pendapatan dan
Belanja.
(1) Pejabat Pengelola menyusun laporan realisasi semester
pertama anggaran pendapatan dan belanja UPT Puskesmas
sebagai hasil pelaksanaan anggaran yang menjadi tanggung
jawabnya. Laporan disertai dengan prognosis untuk enam
bulan berikutnya.
(2) Laporan disiapkan oleh PPK-SKPD dan disampaikan kepada
Pimpinan BLUD selaku Pengguna Anggaran untuk
ditetapkan sebagai laporan realisasi semester pertama
anggaran pendapatan dan belanja serta prognosis untuk
enam bulan berikutnya paling lama tujuh hari kerja setelah
semester pertama tahun anggaran berkenaan berakhir.
(3) Pejabat Pengelola menyampaikan laporan realisasi semester
pertama anggaran pendapatan dan belanja Unit Kerja serta
prognosis untuk enam bulan berikutnya kepada PPKD
sebagai dasar penyusunan laporan realisasi semester
pertama APBD paling lambat sepuluh hari kerja setelah
semester pertama tahun anggaran berkenaan berakhir.
K. SUKSESI MANAJEMEN
1. Pejabat Pengelola BLUD menetapkan persyaratan jabatan dan proses
seleksi untuk Kepala Instalasi/SPI/Pelaksana Urusan sesuai dengan
kebutuhan UPT Puskesmas dalam menjalankan strategi
2. Penetapan persyaratan jabatan dan proses seleksi untuk Kepala
Instalasi/SPI/Pelaksana Urusan harus dilaporkan kepada Dewan
Pengawas
3. Pejabat Pengelola menetapkan program pengembangan kemampuan
pegawai Rumah Sakit baik fungsional maupun struktural secara
L. PENGENDALIAN INTERNAL
1. Pejabat Pengelola harus menetapkan Sistem Pengendalian
Internal yang efektif untuk mengamankan investasi dan aset UPT
Puskesmas serta membantu manajemen dalam hal :
1) upaya-upaya mengamankan harta kekayaan (safe guarding of
assets);
2) menciptakan keakuratan data akuntansi;
R. KONFLIK KEPENTINGAN
1. Pemerintah Kota bandung selaku pemilik tidak diperkenankan
mencampuri kegiatan operasional UPT Puskesmas yang menjadi
tanggungjawab Pejabat Pengelola sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
2. Pejabat Pengelola dilarang memangku jabatan rangkap sebagai
anggota Pejabat Pengelola pada UPT Puskesmas lain; jabatan
struktural dan fungsional lainnya pada instansi/ lembaga
pemerintah pusat dan daerah; serta jabatan lain yang dapat
menimbulkan benturan kepentingan.
3. Pejabat Pengelola tidak boleh mempunyai kepentingan pribadi,
langsung atau tidak langsung pada usaha lain yang bertujuan
mencari laba
4. Pejabat Pengelola dilarang melakukan transaksi yang mempunyai
benturan kepentingan dan mengambil keuntungan pribadi dari
kegiatan UPT Puskesmas selain gaji dan fasilitas yang diterimanya
sebagai Pejabat Pengelola, yang ditentukan oleh Walikota
4.1 TRANSPARANSI
UPT Puskesmas telah berupaya menerapkan prinsip-prinsip
transparansi dalam penyelenggaraan kegiatan pelayanan kesehatan
dengan menerapkan azas keterbukaan yang dibangun atas dasar
kebebasan arus informasi agar informasi yang terkait dengan
penyelenggaraan kegiatan UPT Puskesmas dapat diterima secara
langsung bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Transparansi penyelenggaraan kegiatan pelayanan kesehatan
merupakan pelaksanaan tugas dan kegiatan yang bersifat terbuka bagi
masyarakat dari proses kebijakan, perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan dan pengendaliannya, serta mudah diakses oleh semua
pihak yang membutuhkan informasi, terutama meliputi kegiatan
pelayanan publik yang terkait dengan:
a. Manajemen dan penyelenggaraan pelayanan publik
b. Prosedur pelayanan
c. Persyaratan teknis dan administratif pelayanan
d. Rincian biaya pelayanan
e. Waktu penyelesaian pelayanan
f. Pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab
g. Lokasi pelayanan
h. Janji pelayanan
i. Informasi pelayanan
4.3 RESPONSIBILITAS
UPT Puskesmas harus mematuhi peraturan perundang-undangan
serta melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan
lingkungan sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam
jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai good corporate
citizen.
Pelaksanakan responsibilitas UPT Puskesmas diuraikan dalam
berbagai kebijakan sebagai berikut:
1. Pejabat Pengelola melakukan identifikasi dan kajian terhadap
4.4 INDEPENDENSI
Untuk melancarkan pelaksanaan asas GCG, UPT Puskesmas
harus dikelola secara independen sehingga masing-masing organ
1.3. PEGAWAI
1. Pegawai yang terdiri dari tenaga medis, tenaga paramedis, dan
tenaga lainnya adalah aset yang sangat berharga, maka UPT
Puskesmas berkewajiban meningkatkan kompetensi dan
karakternya. UPT Puskesmas dapat memberikan penghargaan yang
pantas kepada pegawai yang berprestasi.
2. Setiap kebijakan UPT Puskesmas yang terkait dengan pegawai
disusun secara transparan, mengakomodasi kepentingan pegawai
dan peraturan perundang-undangan yang terkait.
3. Surat Keputusan (SK) Pengangkatan Pegawai atau perjanjian
dengan pegawai dibuat secara tertulis dengan memuat hak dan
kewajiban setiap pihak secara jelas.
4. Sistem penilaian kinerja pegawai ditetapkan dan dilaksanakan
secara adil dan transparan.
5. UPT Puskesmas menciptakan kondisi kerja dengan selalu
memperhatikan tingkat kesehatan dan keselamatan kerja pegawai.
6. Dalam melaksanakan hubungan kerja dengan pegawai, UPT
Puskesmas menghormati hak asasi serta hak dan kewajiban
pegawai sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
7. UPT Puskesmas memberi kesempatan yang sama tanpa
membedakan senioritas, gender, suku, agama, ras, dan antar
golongan.
A. PENDAHULUAN
Pengelolaan sumber daya manusia merupakan pengaturan dan
kebijakan yang jelas mengenai sumber daya manusia yang berorientasi
pada pemenuhan secara kuantitatif dan kualitatif untuk kemajuan
suatu organisasi atau instansi, begitupun untuk UPT Puskesmas.
Pengembangan jumlah SDM yang memadai baik jumlah dan jenis nya
dapat mewujudkan pelayanan yang optimal kepada masyarakat. Jumlah
dan jenis SDM disesuaikan dengan tugas, fungsi dan beban kerja yang
didasarkan pada perencanaan pengembangan UPT Puskesmas. Di UPT
Puskesmas Padasuka Kota Bandung ketenagaannya dibagi menjadi
kelompok struktural dan kelompok fungsional
1. Kelompok Struktural
Adalah kelompok tenaga profesional yang bertugas membantu
Kepala UPT Puskesmas Padasuka Kota Bandung dalam pengelolaan
profesional tertentu yang pembentukan dan keanggotaannya
ditetapkan dengan keputusan kepala daerah.
B. PENGELOLAAN SDM
Sumber daya manusia yang dalam hal ini adalah karyawan yang
merupakan aset yang berharga (brainware) dalam suatu organisasi/UPT
Puskesmas perlu dikelola dengan baik, dimulai dari penerimaan sampai
purna tugas/pensiun. Pengelolaan sumber daya manusia merupakan
pengaturan dan kebijakan yang jelas mengenai sumber daya manusia
yang berorientasi pada pemenuhan secara kuantitatif dan kualitatif
untuk mendukung tujuan organisasi/UPT Puskesmas secara efisien,
efektif dan ekonomis.
1. Kompetensi Individu.
2. Kompetensi Kelompok yang terbentuk dimulai dengan kompetensi
individu.
3. Kompetensi Inti Organisasi (Company Care Competency)/keunggulan-
keunggulan sinergis yang dimiliki oleh UPT Puskesmas hingga
mencapai visii dan misi UPT Puskesmas.
1. Penerimaaan Pegawai
Penerimaan pegawai pada UPT Puskesmas Padasuka Kota
Bandung dapat dilakukan melalui rekruitmen sebagai realisasi dari
rencana kebutuhan tenaga yang sudah dihitung berdasarkan beban
kerja dengan menggunakan rumus kebutuhan tenaga yang berlaku
sesuai Peraturan Depkes RI dan proses rekruitmen dapat dilakukan
sebagai berikut :
b) Psikotes
c) Wawancara
d) Ujian Praktek
e) Pengujian Kesehatan
3) Setelah dilakukan seleksi tersebut, calon pegawai wajib
melaksanakan masa percobaan.
4) Setelah kurun waktu tertentu apabila selama masa percobaan,
prestasi calon pegawai tersebut dianggap baik, selanjutnya
diangkat menjadi tenaga kontrak kerja (BLU).
c. Untuk pemenuhan kebutuhan dokter gigi /dokter gigi spesialis
dilakukan dengan mengajukan kepada Pemerintah Kota Bandung,
Fakultas kedokteran gigi yang ada, melalui formasi CPNS atau
melakukan kontrak kerja untuk kurun waktu tertentu dengan
penggajian dibebankan kepada anggaran UPT Puskesmas.
d. Untuk pemenuhan kebutuhan tenaga non profesi/non
kesehatan/dan prakarya Rumah Tangga dapat dilaksanakan
dengan cara out sourching.
2. Penempatan Pegawai
Dalam penentuan posisi jabatan, pembagian tugas, fungsi,
tanggung jawab, dan wewenang UPT Puskesmas Padasuka Kota
Bandung ditetapkan pengisian formasi jabatan sebagai berikut :
C. SISTEM REMUNERASI
1. Remunerasi merupakan imbalan kerja yang berupa insentif minimal
dan insentif yang mengacu pada beban kerja sebagai kontra prestasi
D. JENJANG KARIR
Jenjang karier yang diterapkan di UPT PUSKESMAS PADASUKA
Kota Bandung berbasis kompetensi dengan tahapan sebagai berikut :
E. PROMOSI
Promosi adalah peningkatan karier pegawai dari jabatan yang
rendah ke jabatan yang lebih tinggi sebagai penghargaan kepada
pegawai atas prestasi yang dicapai dalam rangka merealisasikan
pengembangan karier dengan jalur karier yang telah ditetapkan dan
persyaratan sebagai berikut :
F. DEMOSI
Merupakan bentuk pembinaan terhadap pegawai yang tidak
kompeten atau tidak berprestasi atau karena hukuman disiplin melalui
pemindahan dari jabatan ke level yang lebih rendah atau level jabatan
khusus atau dapat pula dikeluarkan dari jabatan profesinya.
H. PENGEMBANGAN KARIR
Pendidikan dan latihan (Diklat) adalah salah satu upaya
peningkatan mutu pegawai dalam hal pengetahuan, keterampilan serta
sikap dan prilaku pegawai.Oleh karena itu pihak UPT PUSKESMAS
PADASUKA Kota Bandung mengalokasikan anggaran khusus untuk
kegiatan Diklat pegawai dengan perhitungan anggaran disesuaikan
dengan jumlah pegawai yang besarnya disesuaikan kemampuan
anggaran UPT Puskesmas. Dalam alokasi anggaran diusahakan setiap
pegawai mempunyai peluang untuk melaksanakan diklat.
I. PEMBINAAN PEGAWAI
Pembinaan pegawai pada UPT PUSKESMAS PADASUKA Kota
Bandung :
K. PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tuntutan akan kualitas pelayanan kesehatan tampaknya akan
semakin gencar dilakukan masyarakat, karena pelayanan kesehatan
telah menjadi kebutuhan dasar kehidupan dan penyampaiannya (deliver
the services) sangat terkait erat dengan perilaku. Di sisi lain, harus
diakui bahwa persaingan industri kesehatan semakin ketat, meskipun
didukung dengan peralatan yang canggih, tenaga kerja dengan
kemampuan tidak diragukan lagi, akan tetapi bila penyampaian jasa
layanan kurang memuaskan, maka konsumen akan beralih ke
pelayanan kesehatan lain. Oleh karena itu, UPT Puskesmas Padasuka
Kota Bandung (selanjutnya disebut UPT Puskesmas) dituntut untuk
dapat menerapkan praktik-praktik bisnis yang sehat yang senantiasa
memperhatikan mutu sumber daya manusianya (brainware), sarana-
prasarana (hardware), prosedur kerja (software), net-working dan
sistem informasi (infoware) dan perangkat hatinya (heartware).
B. PENGERTIAN
Panduan Perilaku merupakan pernyataan umum tertulis yang
menggambarkan standar etika yang tinggi yang diharapkan dapat
BAB II
SISTEM NILAI
Sistem nilai UPT Puskesmas merupakan jiwa dari visi dan misi yang
ditetapkan. Visi UPT Puskesmas Padasuka adalah: ”Terwujudnya Puskesmas
mampu PONED berkualitas menuju Masyarakat Cibeunying Kidul yang Sehat,
Mandiri, dan Berkeadilan”
Tanggung Jawab
Responsif
B. BUDAYA KERJA
C. ETIKA KERJA
Etika kerja mengatur hubungan yang lebih bersifat kedalam (UPT
Puskesmas), yakni antara insan UPT Puskesmas dan UPT Puskesmas
secara umum baik sebagai atasan, rekan kerja, maupun bawahan; yaitu
menjelaskan bagaimana seharusnya seorang pegawai UPT Puskesmas
bersikap, berperilaku, dan berhubungan dengan pihak di dalam UPT
Puskesmas.
D. ETIKA USAHA
Etika usaha mengatur hubungan yang lebih bersifat ke luar UPT
Puskesmas, yakni untuk selalu mentaati sepenuhnya semua peraturan
perundangan yang berlaku dalam melakukan kegiatan/transaksi
usahanya dengan pihak di luar UPT Puskesmas. Apabila peraturan
perundangan itu tidak lengkap, sehingga memberikan kesan yang dapat
diinterpretasikan sebagai ada peluang, UPT Puskesmas tetap memilih
bersikap jujur dengan integritas yang tinggi.
1. Tenaga medis atau dokter harus tunduk dan patuh pada Kode Etik
Dokter yang berlaku dan disepakati oleh Ikatan Dokter Indonesia.
2. Tenaga paramedis harus tunduk dan patuh pada Kode Etik Perawat
Indonesia yang dikeluarkan oleh Majelis Kehormatan Etik
Keperawatan.
3. Tenaga Tenaga kesehatan lainnya harus tunduk dan patuh pada
Kode Etik yang dikeluarkan oleh Majelis Kehormatan Etik masing-
masing profesi.
F. BUDAYA ORGANISASI
BAB III
ETIKA KERJA
1. Kedisiplinan
Setiap insan UPT Puskesmas wajib mentaati semua peraturan
yang telah ditetapkan oleh UPT Puskesmas, antara lain; jam masuk
kerja, jam pulang kerja, memakai seragam dan atributnya,
pemenuhan hari kerja, panggilan tugas, baik di dalam maupun di
luar jam kerja, memberikan pelayanan yang baik kepada pasien dan
masyarakat, serta mematuhi sistem dan prosedur kerja yang berlaku.
2. Tugas Dinas
Setiap insan UPT Puskesmas wajib melaksanakan tugas sebaik-
baiknya dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab.
Setiap insan UPT Puskesmas dalam melaksanakan tugas selalu tepat
waktu, bersikap ramah dan menghormati hak-hak pasien. Setiap
insan UPT Puskesmas tidak diperbolehkan melakukan tugasnya
untuk kepentingan pribadi, golongan atau pihak lain; bertindak
selaku perantara bagi pihak lain untuk mendapatkan pekerjaan atau
pesanan dari UPT Puskesmas.
1. Gratifikasi
Gratifikasi dapat didefinisikan sebagai suatu pemberian dalam
arti luas baik berupa uang dan yang disetarakan dengan uang
maupun dalam bentuk materi lainnya. Uang dan yang disetarakan
meliputi antara lain, uang tunai, cek, tabungan, bilyet giro, komisi,
rabat, potongan harga, pinjaman tanpa bunga, tip/persenan, dan
sejenisnya. Hadiah dalam bentuk materi lainnya pada umumnya
meliputi cinderamata, bingkisan, tiket perjalanan, tiket pertunjukan,
fasilitas pengobatan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, dan lain-
lain.
2. Suap
Suap dapat didefinisikan sebagai suatu perbuatan memberi
atau menjanjikan sesuatu kepada seorang pejabat atau seorang yang
memiliki wewenang, dengan maksud agar yang bersangkutan berbuat
atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan
dengan kewajibannya. Suap merupakan praktik usaha yang tidak
sehat dan tindakan yang melanggar hukum. Suap dapat berupa
korupsi, kolusi, dan nepotisme.
a. Yang diketahui atau patut disangka bahwa apa yang diterima atau
yang diberikan itu berhubungan dengan jabatannya.
b. Yang bertujuan untuk membujuk agar dalam jabatannya
melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang berlawanan
dengan hukum/peraturan yang berlaku.
c. Yang diketahui bahwa sesuatu yang diterima atau diberikan itu
berhubungan dengan apa yang telah dilakukan atau dialpakan
dalam jabatannya yang berlawanan dengan kewajibannya.
D. JAMUAN BISNIS
Jamuan bisnis adalah kegiatan pemberian akomodasi tamu UPT
Puskesmas yang wajar dalam kegiatan bisnis ataupun sosial. Jamuan
bisnis harus dihindari jika ada tendensi akan mempengaruhi
obyektivitas keputusan bisnis, dan terlalu sering dilakukan.
J. INTEGRITAS PELAPORAN
Untuk menghasilkan laporan-laporan yang bisa dipertanggung
jawabkan, akurat dan tepat waktu kepada manajemen, pemilik, dan
pihak yang berkepentingan lainnya (stakeholders) sangat tergantung
pada usaha UPT Puskesmas untuk menyediakan data yang diperlukan.
Oleh karena itu, semua catatan resmi mengenai kegiatan/transaksi UPT
Puskesmas harus akurat, jujur, lengkap, dan tepat waktu tanpa adanya
pembatasan dalam bentuk apapun, akurasi tercermin dalam dua hal,
yaitu dokumentasi fakta dan penilaian yang wajar.
K. AKTIVITAS POLITIK
Setiap insan UPT Puskesmas tidak dapat dikaitkan dengan
dukungan partai politik, sehingga tidak dapat menggunakan
aset/fasilitas UPT Puskesmas dan wewenangnya untuk menyuruh dan
menekan pegawai lain untuk mendukung parpol tertentu dan wakilnya.
BAB IV
ETIKA USAHA
2. Pasien
Jasa layanan kesehatan merupakan sumber pendapatan pokok
untuk menjamin kelangsungan usaha UPT Puskesmas. Kelancaran
penerimaan pembayaran jasa layanan tergantung kepada
2. Rekanan
3. Kreditur
4. Media Massa
Media massa berfungsi sebagai jembatan komunikasi antara
UPT Puskesmas dengan stakeholders dan sekaligus sebagai alat
kontrol bagi UPT Puskesmas dalam melaksanakan tugasnya.
Pemberitaan media massa diharapkan bersifat seimbang dan terbuka
sehingga dapat dijadikan informasi yang berguna bagi UPT
Puskesmas maupun pihak-pihak lain yang berkepentingan untuk
meningkatkan kinerja dan membangun citra positif UPT Puskesmas.
BAB V
PENERAPAN DAN PENEGAKAN
A. KOMITMEN
Setiap insan UPT Puskesmas sangat diharapkan untuk dapat
menyelaraskan diri dengan sistem nilai di UPT Puskesmas. Oleh
karena itu, seluruh Insan UPT Puskesmas wajib untuk menyamakan
dan menyatukan keyakinan dan tekad agar dapat menerapkan sikap
dan perilaku kerja yang sesuai dengan sistem nilai yang dianut UPT
Puskesmas, yang tertuang dalam Panduan Perilaku ini.
Panduan Perilaku disosialisasikan kepada seluruh Pegawai
UPT Puskesmas sehingga dipahami dengan tepat, baik dan benar.
Setelah membaca, mendiskusikan, memahami, menghayati setiap
butir Panduan Perilaku, seluruh Pegawai UPT Puskesmas
menandatangani Surat Pernyataan Kepatuhan yang merupakan
kesanggupan atau komitmen untuk melaksanakan setiap butir
Panduan Perilaku secara konsisten dan penuh tanggung jawab.
Pernyataan kepatuhan tersebut setiap tahun diperbaharui dan
menjadi salah satu syarat kelanjutan hubungan kerja dengan UPT
Puskesmas.
Untuk Dewan Pengawas dan Pejabat Pengelola diharapkan
menunjukkan komitmen pribadi yang kuat dan memberikan contoh
kepada bawahan dan rekan kerja bagaimana bersikap dan
berperilaku sesuai Panduan Perilaku. Komitmen Dewan Pengawas
dan Pejabat Pengelola dilaksanakan dengan:
1. Menetapkan pemberlakuan Panduan Perilaku,
2. Melakukan sosialisasi Panduan Perilaku kepada seluruh Pegawai
UPT Puskesmas di dalam UPT Puskesmas,
3. Memberi contoh kepada Pegawai UPT Puskesmas bersikap
dan berperilaku sesuai dengan Panduan Perilaku,
4. Memberikan sanksi yang adil terhadap setiap pelanggaran Panduan
Perilaku.
B. TANGGUNG JAWAB
1. Tanggung Jawab Pegawai UPT Puskesmas
Setiap Pegawai UPT Puskesmas memiliki tanggung jawab
pribadi untuk mematuhi setiap kebijakan dan aturan yang
dikeluarkan oleh UPT Puskesmas, termasuk Panduan Perilaku ini.
Setiap kebijakan dan aturan mengandung substansi tanggung jawab
tertentu yang harus dipenuhi oleh Pegawai UPT Puskesmas sesuai
kapasitasnya masing-masing. Tanggung jawab Pegawai UPT
Puskesmas atas kepatuhan dimulai dengan mempelajari secara
detail Panduan Perilaku ini, kebijakan dan aturan lain yang relevan
dengan tugas dan pekerjaan sehari-hari. Setiap Pegawai UPT
Puskesmas harus mempunyai pengertian yang mendasar, termasuk
semangat dari Panduan Perilaku ini.
Panduan Perilaku ini tidak memberikan jawaban secara pasti
atas semua perilaku Pegawai UPT Puskesmas. Karena itu, setiap
Pegawai UPT Puskesmas pada akhirnya harus menggunakan
pertimbangan dengan akal yang sehat dan kejujuran hati nurani
masing-masing untuk menentukan keselarasan suatu perilaku
dengan Panduan Perilaku, kebijakan dan aturan lainnya. Apabila
ada pertanyaan mengenai penerapan Panduan Perilaku, kebijakan
dan aturan, mintalah bantuan atasan langsung, pejabat puncak di
unit atau bagian masing-masing untuk mendapat kejelasan dan
pemecahan masalah.
Bicarakan segera masalah yang ada apabila teridentifikasi
adanya ketidaksesuaian dengan Panduan Perilaku ini, kebijakan dan
aturan. Apabila dari hasil identifikasi suatu hal diduga mengandung
indikasi pelanggaran, maka setiap Pegawai UPT Puskesmas wajib
melaporkan dugaan pelanggaran tersebut.