Anda di halaman 1dari 157

DOKUMEN

TATA KELOLA

POLA PENGELOLAAN KEUANGAN


BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
(PPK-BLUD)

UPT PUSKESMAS PADASUKA

TAHUN 2016-2020
BAB I
PENDAHULUAN

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial


yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomis. Kesehatan merupakan hak asasi dan sekaligus merupakan
investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu
diselenggarakan pembangunan kesehatan secara menyeluruh dan
berkesinambungan, dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Keberhasilan
pembangunan kesehatan berperan penting dalam meningkatkan mutu
dan daya saing sumber daya manusia Indonesia. Untuk mencapai
tujuan pembangunan kesehatan tersebut diselenggarakan berbagai
upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu yang
dilakukan baik oleh pemerintah maupun masyarakat. Puskesmas
merupakan penanggungjawab penyelenggara upaya kesehatan tingkat
pertama di wilayah kerjanya.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat, bahwa Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Puskesmas
merupakan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang menjadi
ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia yang bertujuan
mewujudkan untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki perilaku
sehat yang meliputi kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup
sehat; mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu; hidup
dalam lingkungan sehat; dan memiliki derajat kesehatan yang optimal,
baik individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Menurut Peraturan Walikota Bandung No. 413 Tahun 2010
tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Unit Pelaksana Teknis

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 1


pada Lembaga Teknis Daerah dan Dinas Daerah di Lingkungan
Pemerintah Kota Bandung, bahwa dibentuk Unit Pelayanan Teknis
(UPT) pada Dinas Daerah dimana pada Dinas Kesehatan dibentuk
salah satunya UPT Puskesmas Padasuka dengan wilayah kerja
Kecamatan Cibeunying Kidul. UPT pada Dinas Daerah merupakan
salah satu unit organisasi di lingkungan dinas dan dipimpin oeh
seorang Kepala UPT serta berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris.
Dalam era globalisasi saat ini, UPT Puskesmas Padasuka dituntut
untuk memberikan pelayanan yang maksimal dan bermutu sehingga
dapat meningkatkan citra pelayanan publik di wilayah Kecamatan
Cibeunying Kidul. Oleh karena itu perlu dilakukan pembenahan baik
dari bidang manajemen, SDM dan sarana prasarana pendukung.
Dalam bidang anggaran pun dibutuhkan perubahan dari
penganggaran biasa ke penganggaran berbasis kinerja, mengingat
kebutuhan dana yang tinggi dengan sumber dana yang terbatas,
sehingga kita dituntut untuk memanfaatkan sumber daya yang ada
semaksimal mungkin.
Penganggaran berbasis kinerja dapat diterapkan pada instansi
pemerintah yang tugas dan fungsinya memberikan pelayanan kepada
masyarakat seperti UPT Puskesmas Padasuka. Dengan demikian, UPT
Puskesmas Padasuka dapat menerapkan pola pengelolaan keuangan
yang fleksibel dengan menonjolkan produktifitas, efesiensi dan
efektifitas sebagai bagian dalam pembaharuan manajemen keuangan
sektor publik maupun dalam peningkatan standar pelayanan
pemerintah kepada masyarakat dengan sebutan Badan Layanan
Umum. Untuk dapat menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD), ada tiga persyaratan yang harus
dipenuhi yaitu persyaratan substantif, teknis dan administratif.
Sebagai tahap awal menuju PPK-BLUD, salah satu persyaratan
administratif yang harus dimiliki oleh UPT Puskesmas Padasuka yaitu
adanya Pola Tata Kelola.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 2


A. PENGERTIAN POLA TATA KELOLA
Berdasarkan pasal 13 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61
Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Daerah (BLUD), pola tata kelola merupakan peraturan
internal Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau Unit Kerja yang
akan menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan (PPK) BLUD.
Selanjutnya dalam pasal 31 dan 32 Permendagri Nomor 61 Tahun
2007 disebutkan, BLUD beroperasi berdasarkan pola tata kelola atau
peraturan internal, yang memuat antara lain:
a. Struktur organisasi; menggambarkan posisi jabatan, pembagian
tugas, fungsi, tanggung jawab, dan wewenang dalam organisasi
b. Prosedur kerja; menggambarkan hubungan dan mekanisme kerja
antar posisi jabatan dan fungsi dalam organisasi.
c. Pengelompokan fungsi yang logis; menggambarkan pembagian yang
jelas dan rasional antara fungsi pelayanan dan fungsi pendukung
yang sesuai dengan prinsip pengendalian intern dalam rangka
efektifitas pencapaian organisasi.
d. Pengelolaan sumber daya manusia; merupakan pengaturan dan
kebijakan yang jelas mengenai sumber daya manusia yang
berorientasi pada pemenuhan secara kuantitatif dan
kualitatif/kompeten untuk mendukung pencapaian tujuan
organisasi secara efisien, efektif, dan produktif.

B. PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA


Prinsip-prinsip tata kelola BLUD sebagaimana disebutkan dalam
pasal 31 dan 32 Permendagri Nomor 61 Tahun 2007, terdiri dari:
a. Transparansi; merupakan azas keterbukaan yang dibangun atas
dasar kebebasan arus informasi agar informasi secara langsung
dapat diterima bagi yang membutuhkan.
b. Akuntabilitas; merupakan kejelasan fungsi, struktur, sistem yang
dipercayakan pada BLUD agar pengelolaannya dapat
dipertanggungjawabkan.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 3


c. Responsibilitas; merupakan kesesuaian atau kepatuhan dalam
pengelolaan organisasi terhadap prinsip bisnis yang sehat serta
perundang-undangan.
d. Independensi; merupakan kemandirian pengelolaan organisasi
secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau
tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dan prinsip bisnis yang sehat.

C. TUJUAN PENERAPAN TATA KELOLA


Pola Tata Kelola yang diterapkan pada Badan Layanan Umum
Daerah (BLUD) Unit Pelaksana Teknis (UPT) Puskesmas Padasuka
bertujuan untuk:
a. Memaksimalkan nilai Puskesmas sebagai unit pelayanan
fungsional dengan cara menerapkan prinsip transparansi,
akuntabilitas, responsibilitas dan independensi.
b. Mendorong pengelolaan Puskesmas secara profesional, transparan
dan efisien, serta memberdayakan fungsi dan peningkatan
kemandirian organ Puskesmas
c. Mendorong agar organisasi UPT puskesmas Padasuka dalam
membuat keputusan dan menjalankan kegiatan senantiasa
dilandasi dengan nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta kesadaran
atas adanya tanggung jawab sosial UPTD Pelayanan Kesehatan
terhadap stakeholder.
d. Meningkatkan kontribusi Puskesmas dalam mendukung
kesejahteraan umum masyarakat melalui pelayanan kesehatan.

D. VISI DAN MISI PUSKESMAS

UPT Puskesmas Padasuka menetapkan Visi dan Misi dalam


menyelenggarakan pelayanan dan pembangunan di wilayah kerja
Kecamatan Cibeunying Kidul, yaitu:

1. Visi:

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 4


“Terwujudnya Puskesmas Mampu PONED Berkualitas dalam
menuju Kecamatan Cibeunying Kidul Sehat yang Mandiri dan
Berkeadilan”

2. Misi:
1) Meningkatkan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
paripurna, bermutu, merata, dan terjangkau
2) Meningkatkan tata kelola manajemen dan sistem informasi
kesehatan melalui ketersediaan sumber daya yang memadai

E. SUMBER REFERENSI POLA TATA KELOLA


Sumber referensi untuk menyusun Pola Tata Kelola Badan
Layanan Umum Daerah (BLUD) Unit Pelaksana Teknis (UPT) Puskesmas
adalah :

1. Undang – undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.


2. Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
3. Undang – Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara.
4. Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional.
5. Undang – Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
6. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan
Informasi Publik.
7. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum.
8. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Sistem
Akuntansi Pemerintah.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 5


9. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara/Daerah sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2009.
10. Peraturan Pemerintah No 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah.
11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah.
12. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal.
13. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggarakan Pemerintah Daerah.
14. Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai
Negeri Sipil.
15. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 07/PMK.02/2006 tentang
Persyaratan Administratif dalam rangka Pengusulan dan Penetapan
Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk menerapkan Pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum.
16. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 09/PMK.02/2006 Tentang
Pembentukan Dewan Pengawas Pada Badan Layanan Umum.
17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 109/PMK.05/2007 tentang
Dewan Pengawas pada Badan Layanan Umum.
18. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 28
Tahun 2004 tentang Akuntabilitas Pelayanan Publik.
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang
Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan
Minimal.
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah.
21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 6


22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah.
23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2007 tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Pencapaian Standar Pelayanan
Minimal.
24. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 7 Tahun 2013 tentang
Pedoman Pedoman Pengangkatan dan Penempatan Dokter dan
Bidan Sebagai Pegawai Tidak Tetap.
25. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 5 Tahun 2014 tentang Panduan
Praktek Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.
26. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741/ Menkes/ PER/VII/2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di
Kabupaten/Kota tanggal 29 Juli 2008.
27. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:
PER/02/M.PAN/1/2007 Tanggal 25 Januari 2007 tentang Pedoman
Organisasi Satuan Kerja Di Lingkungan Instansi Pemerintah Yang
Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.
28. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) No. KEP-
117/M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktik-Praktik Good
Corporate Governance (GCG) di Lingkungan BUMN.
29. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 828 / Menkes / SK / IX /
2008 tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di Kabupaten/ Kota tanggal 3 September 2008
30. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 05 Tahun 2013 tentang
Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kota Bandung.
31. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 9 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Barang Milik Daerah.
32. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 03 Tahun 2010 tentang
Retribusi Pelayanan Kesehatan
33. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 10 Tahun 2009 tentang
Sistem Kesehatan Kota Bandung

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 7


34. Peraturan Walikota Nomor 999 Tahun 2009 tentang Tata Naskah
Dinas di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung.
35. Peraturan Walikota Bandung Nomor 413 Tahun 2010 Tentang
Pembentukan dan Susunan Organisasi Unit Pelaksana Teknis pada
Lembaga Teknis Daerah dan Dinas Daerah di Lingkungan
Pemerintah Kota Bandung.

F. PERUBAHAN TATA KELOLA


Pola Tata Kelola Upt Puskesmas Padasuka ini akan direvisi
apabila terjadi perubahan terhadap peraturan perundang-undangan
yang terkait dengan pola tata kelola UPT Puskesmas sebagaimana
disebutkan di atas, serta disesuaikan dengan fungsi, tanggung jawab,
dan kewenangan organ UPT Puskesmas serta perubahan lingkungan.

G. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistimatika dalam penulisan dokumen Pola Tata Kelola Upt
puskesmas padasuka ini terdiri dari enam (6) Bab yaitu :
BAB I Pendahuluan,
BAB II Struktur Tata Kelola,
BAB III Proses Tata Kelola,
BAB IV Penegakan Prinsip-prinsip Tata Kelola,
BAB V Penggelolaan Hubungan dengan Stakeholders,

BAB VI Penutup

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 8


BAB II
STRUKTUR TATA
KELOLA

A. STRUKTUR TATA KELOLA


UPT Puskesmas merupakan perwujudan Pemerintah Daerah
dalam melaksanakan kewajibannya dalam memberikan pelayanan
bidang kesehatan kepada masyarakat. Pelayanan kesehatan yang
dilakukan secara cepat, akurat, dan paripurna mencerminkan kinerja
yang baik.
Seluruh pihak yang bertanggungjawab dalam menyelenggarakan
pelayanan dan pembangunan kesehatan, dapat berperan secara tulus
dan sungguh-sungguh sesuai dengan hak, kewajiban, tugas dan
wewenangnya aik dari Pemerintah Daerah dalam melayani
masyarakatnya khususnya dalam bidang kesehatan. Untuk
memperoleh kinerja puncak bidang kesehatan tersebut diperlukan tata
kelola pelayanan kesehatan yang maksimal. masing-masing. Suatu
tatanan yang menyeluruh perlu ditegakkan agar hak, kewajiban,
maupun tugas dan wewenang tersebut dapat dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya tanpa adanya tumpang tindih peran sehingga dari
waktu ke waktu pelayanan kesehatan kepada masyarakat selalu
berkembang ke arah yang lebih baik lagi.

1. Walikota Bandung
Adalah organ yang mewakili Pemerintah Kota Bandung selaku
pemilik UPT Puskesmas Walikota memiliki kewajiban, hak dan
wewenang sebagai berikut:
a. Selaku pemilik berkewajiban untuk melakukan pembinaan
kepada UPT Puskesmas dengan memberikan kuasa kepada
Sekretaris Daerah atau pejabat lain yang ditunjuk.
b. Selaku pemilik berkewajiban untuk menjaga tujuan pendirian

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 9


UPT Puskesmas tetap terlaksana dan memberikan manfaat

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 10


yang semaksimal mungkin bagi negara dan daerah untuk
kepentingan peningkatan kesejahteraan rakyat.
c. Selaku pemilik harus memiliki mekanisme pengangkatan dan
pemberhentian Dewan Pengawas dan Pejabat Pengelola.
d. Selaku pemilik harus memiliki mekanisme penilaian kinerja
UPT Puskesmas dan penilaian kinerja masing-masing Dewan
Pengawas dan Pejabat Pengelola.
e. Selaku pemilik harus memiliki mekanisme untuk mengesahkan
RSB, RBA dan Laporan Pertanggungjawaban Tahunan, dengan
tepat waktu.
f. Selaku pemilik harus memiliki mekanisme baku dan
transparan menyangkut pemberian persetujuan atas semua
kegiatan UPT Puskesmas yang memerlukan persetujuan
Walikota.
g. Selaku pemilik pada dasarnya mempunyai hak-hak sebagai
berikut:
1. Hak untuk melaksanakan segala wewenang yang tidak
diserahkan kepada Dewan Pengawas dan/atau Pejabat
Pengelola.
2. Hak untuk memperoleh informasi material mengenai UPT
Puskesmas secara tepat waktu dan teratur.
h. Selaku pemilik mempunyai wewenang sebagai berikut:
1. Membentuk Dewan Pengawas pada UPT Puskesmas.
2. Mengangkat dan memberhentikan Pejabat Pengelola dan
Pejabat Teknis.
3. Mengangkat Sekretaris Dewan Pengawas.
4. Menetapkan atau mencabut status PPK-BLUD pada UPT
Puskesmas.
5. Menunjuk suatu Tim Penilai dalam rangka menilai usulan
penetapan dan pencabutan PPK- BLUD UPT Puskesmas.
6. Menetapkan Standar Pelayanan Minimum UPT Puskesmas.
7. Menetapkan tarif layanan UPT Puskesmas.
8. Menyetujui RBA UPT Puskesmas.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 11


9. Menyetujui investasi jangka panjang.
10. Menetapkan remunerasi Pejabat Pengelola, Dewan
Pengawas dan Pegawai UPT Puskesmas.
11. Menyetujui pemindahtanganan barang milik UPT
Puskesmas selain tanah dan/atau bangunan yang bernilai
sampai dengan Rp5.000.000.000,00. (lima milyar rupiah)
12. Menetapkan penghapusan barang milik UPT Puskesmas
yang masuk kriteria: tidak berada dalam penguasaan UPT
Puskesmas, tidak dapat digunakan, tidak dapat
dimanfaatkan, tidak dapat dipindahtangankan atau alasan
lain sesuai ketentuan perundangan.
13. Menetapkan penghapusan piutang UPT Puskesmas secara
mutlak dan bersyarat yang bernilai sampai dengan
Rp5.000.000.000,00. (lima milyar rupiah)
14. Mengalihgunakan tanah dan bangunan yang tidak
digunakan UPT Puskesmas untuk penyelenggaraaan tugas
pokok dan fungsi.
15. Menetapkan formula besaran tarif sewa barang milik
daerah.
2. Dewan Pengawas
Adalah organ UPT Puskesmas yang bertugas melakukan
pembinaan dan pengawasan serta memberikan nasehat kepada
Pejabat Pengelola dalam menjalankan kegiatan pengelolaan UPT
Puskesmas. Keberadaan dewan pengawas berkaitan erat dengan
nilai omset dan nilai aset. Nilai omset adalah jumlah seluruh
pendapatan operasional yang diterima oleh BLUD yang berasal dari
barang dan/atau jasa layanan yang diberikan kepada masyarakat,
hasil kerja BLUD dengan pihak lain dan/atau hasil usaha lainya.
Nilai aset adalah jumlah aktiva yang tercantum dalam neraca BLUD
pada akhir suatu tahun buku tertentu, dan merupakan bagian dari
aset pemerintah daerah yang tidak terpisahkan. Ketentuan
mengenai Dewan Pengawas adalah sebagai berikut :
a. Persyaratan Pembentukan

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 12


1. Dalam rangka pelaksanaan pengawasan terhadap
pengurusan UPT Puskesmas, UPT Puskesmas membentuk
Dewan Pengawas.
2. Pembentukan Dewan Pengawas dilakukan apabila UPT
Puskesmas telah memiliki:
a. Realisasi nilai omzet tahunan menurut laporan
Operasional, minimum sebesar Rp15.000.000.000,00
(lima belas milyar rupiah), dan/atau
b. Nilai aset menurut neraca, minimum sebesar
Rp75.000.000.000,00 (tujuh puluh lima milyar rupiah).
b. Tugas dan Kewajiban
1. Dewan Pengawas bertugas melakukan pengawasan terhadap
pengurusan UPT Puskesmas yang dilakukan oleh Pejabat
Pengelola UPT Puskesmas mengenai pelaksanaan Rencana
Bisnis dan Anggaran (RBA), Rencana Strategis Bisnis Jangka
Panjang, dan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
2. Dewan Pengawas berkewajiban:
a. Memberikan pendapat dan saran kepada Walikota
Bandung mengenai RSB dan RBA yang diusulkan oleh
Pejabat Pengelola UPT Puskesmas.
b. Mengikuti perkembangan kegiatan UPT Puskesmas serta
memberikan pendapat dan saran Walikota Bandung
mengenai setiap masalah yang dianggap penting bagi
pengurusan UPT Puskesmas.
c. Melaporkan kepada Walikota Bandung apabila terjadi
gejala menurunnya kinerja UPT Puskesmas.
d. Memberikan nasihat kepada Pejabat Pengelola UPT
Puskesmas dalam melaksanakan pengurusan UPT
Puskesmas.
e. Dewan Pengawas melaporkan pelaksanaan tugasnya
kepada Walikota Bandung secara berkala paling sedikit 1
(satu) kali dalam satu semester dan sewaktu-waktu

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 13


apabila diperlukan.
c. Keanggotaan
1. Jumlah anggota Dewan Pengawas ditetapkan sebanyak 3
(tiga) orang atau 5 (lima) orang disesuaikan dengan nilai
omzet dan/atau nilai aset UPT Puskesmas, serta seorang
diantara anggora Dewan Pengawas ditetapkan sebagai Ketua
Dewan Pengawas.
2. Jumlah anggota Dewan Pengawas ditetapkan sebanyak 3
(tiga) orang apabila UPT Puskesmas memiliki :
a. Realisasi nilai omzet tahunan menurut laporan
Operasional tahun terakhir sebesar
Rp15.000.000.000,00 (lima belas milyar rupiah) sampai
dengan Rp30.000.000.000,00 (tiga puluh milyar rupiah),
dan/atau
b. Nilai aset menurut neraca sebesar Rp 75.000.000.000,00
(tujuh puluh lima milyar rupiah) sampai dengan Rp
200.000.000.000,00 (dua ratus milyar rupiah)
3. Jumlah anggota Dewan Pengawas ditetapkan sebanyak 3
(tiga) orang atau 5 (lima) orang apabila UPT Puskesmas
memiliki:
a. Realisasi nilai omzet tahunan menurut laporan
operasional lebih besar dari Rp 30.000.000.000,00 (tiga
puluh milyar rupiah), dan/atau
b. Nilai aset menurut neraca lebih besar dari
Rp200.000.000.000,00 (dua ratus milyar rupiah)
d. Pembentukan/Pengangkatan
1. Dewan Pengawas UPT Puskesmas dibentuk dengan
keputusan Walikota Bandung.
2. Anggota Dewan Pengawas UPT Puskesmas terdiri dari unsur-
unsur pejabat dari Pemerintah Kota Bandung, serta tenaga
ahli yang sesuai dengan kegiatan UPT Puskesmas.
3. Masa jabatan anggota Dewan Pengawas ditetapkan selama 5
(lima) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 14


masa jabatan berikutnya.
4. Pengangkatan anggota Dewan Pengawas tidak bersamaan
waktunya dengan pengangkatan Pejabat Pengelola UPT
Puskesmas.
e. Pemberhentian
1. Anggota Dewan Pengawas diberhentikan oleh Walikota sesuai
dengan kewenangannya, setelah masa jabatan anggota
Dewan Pengawas berakhir.
2. Anggota Dewan Pengawas dapat diberhentikan sebelum habis
masa jabatannya oleh Walikota.
3. Pemberhentian anggota Dewan Pengawas sebelum habis
masa jabatannya dilakukan apabila anggota Dewan
Pengawas terbukti:
a. tidak melaksanakan tugasnya dengan baik,
b. tidak melaksanakan ketentuan perundang-undangan,
c. terlibat dalam tindakan yang merugikan UPT Puskesmas,
d. dipidana penjara karena dipersalahkan melakukan
perbuatan pidana kejahatan dan/atau kesalahan yang
berkaitan dengan tugasnya dalam melaksanakan
pengawasan terhadap UPT Puskesmas.
f. Ketentuan Lain-Lain
1. Dewan Pengawas berhak memperoleh akses atas informasi
tentang UPT Puskesmas secara tepat waktu dan lengkap.
2. Dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya Dewan
Pengawas mempunyai wewenang untuk:
a. Melihat buku-buku, surat serta dokumen lainnya,
memeriksa kas untuk keperluan verifikasi dan memeriksa
kekayaan UPT Puskesmas.
b. Meminta penjelasan dari Pejabat Pengelola atau pejabat
lainnya mengenai segala persoalan yang menyangkut
kepengurusan UPT Puskesmas.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 15


c. Meminta Pejabat Pengelola atau pejabat lainnya dengan
sepengetahuan Pejabat Pengelola untuk menghadiri rapat
Dewan Pengawas.
d. Menghadiri rapat Pejabat Pengelola dan memberikan
pandangan-pandangan terhadap hal-hal yang
dibicarakan.
e. Memberikan persetujuan atau bantuan kepada Pejabat
Pengelola dalam melakukan perbuatan hukum tertentu.
3. Untuk mendukung kelancaran tugas Dewan
Pengawas, Walikota sesuai dengan kewenangannya
dapat mengangkat seorang Sekretaris Dewan
Pengawas.
4. Segala biaya yang diperlukan dalam rangka
pelaksanaan tugas Dewan Pengawas dibebankan
pada anggaran UPT Puskesmas, dan dimuat dalam
RBA UPT Puskesmas.
3. Dinas Kesehatan Kota Bandung
Adalah Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) Kota Bandung
yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Walikota
melalui Sekretaris Daerah. Tugas pokok Dinas Kesehatan untuk
memimpin, merumuskan, mengatur, membina, mengendalikan,
mengkoordinasikan dan mempertanggungjawabkan kebijakan
teknis pelaksanaan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas
otonomi dan tugas pembantuan dibidang kesehatan.

4. Pejabat Pengelola BLUD


Adalah organ yang bertanggung jawab atas pengelolaan UPT
Puskesmas untuk kepentingan dan tujuan UPT Puskesmas serta
mewakili UPT Puskesmas baik di dalam maupun di luar. Pejabat
pengelola BLUD terdiri dari Pemimpin , Pejabat Keuangan dan
Pejabat Teknis.
Dalam melaksanakan pengelolaan BLUD, Pejabat Pengelola
bertanggung jawab kepada Walikota melalui Dewan Pengawas.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 16


Setiap Pejabat Pengelola wajib dengan itikad baik dan penuh
tanggung jawab menjalankan tugas untuk kepentingan dan usaha
UPT Puskesmas dengan mengindahkan peraturan yang berlaku.
Masing-masing pejabat pengelola bekerja secara profesional dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Kepala UPT Puskesmas sebagai pemimpin BLUD mempunyai
tugas memimpin, menyusun kebijakan, membina,
mengkoordinasikan dan mengawasi serta melakukan
pengendalian terhadap tugas UPT Puskesmas sesuai peraturan
perundangan yang berlaku. Pemimpin berfungsi sebagai
penanggung jawab umum operasional dan keuangan BLUD.
b. Kepala Sub Bagian Tata Usaha sebagai pejabat keuangan BLUD
mempunyai tugas membantu Kepala UPT Puskesmas dalam
memimpin, menyusun kebijakan, membina dan
mengkoordinasikan seluruh pelaksanaan kegiatan
ketatausahaan, pengelolaan keuangan, perencanaan program,
pengelolaan data elektronik, pengendalian internal UPT
PUSKESMAS.
c. Penanggungjawab Upaya Kesehatan Perorangan sebagai Pejabat
Teknis BLUD mempunyai tugas membantu Kepala UPT
Puskesmas dalam memimpin, menyusun kebijakan,membina
dan mengkoordinasikan seluruh pelaksanaan kegiatan dalam
peningkatan mutu pelayanan kesehatan perorangan.
d. Penanggungjawab Upaya Kesehatan Masyarakat sebagai Pejabat
Teknis BLUD membantu Kepala UPT Puskesmas dalam
memimpin, menyusun kebijakan, membina dan
mengkoordinasikan seluruh pelaksanaan kegiatan dalam
peningkatan mutu pelayanan kesehatan masyarakat.
e. Penanggungjawab Penunjang sebagai Pejabat Teknis BLUD
membantu Kepala UPT Puskesmas dalam memimpin, menyusun
kebijakan, membina dan mengkoordinasikan seluruh
pelaksanaan dalam kegiatan optimalisasi dukungan sarana dan
prasarana serta penunjang medis yang dibutuhkan oleh

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 17


pelayanan baik yang bersifat medis maupun non medis di UPT
Puskesmas .
f. Puskesmas Jejaring
Adalah unit pelaksana teknis fungsional yang mempunyai tugas
pokok membantu UPT Puskesmas dalam menyusun perencanaan,
penggerakan pelaksanaan, mengkoordinir, dan memantau
pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan perorangan, pelayanan
kesehatan masyarakat dan pelaksanaan pelayanan di Puskesmas
Jejaring.

5. Satuan Pengawas Intern (SPI)


Satuan Pengawas Intern merupakan aparat pengawas intern
keuangan dan operasional UPT Puskesmas yang bertanggung jawab
langsung kepada Kepala UPT Puskesmas. Ketentuan mengenai SPI
secara rinci sebagai berikut:
a) Organisasi
1) Pimpinan UPT Puskesmas membentuk Satuan Pengawas
Intern yang merupakan aparat intern UPT Puskesmas untuk
membantu Pimpinan UPT Puskesmas dalam mendukung
terciptanya sistem pengendalian intern yang efektif di
lingkungan UPT Puskesmas .
2) Satuan Pengawas Intern dipimpin oleh seorang kepala yang
bertanggung jawab secara langsung kepada Kepala UPT
Puskesmas.
3) Satuan Pengawas Intern terdiri dari tim audit bidang
keuangan, tim audit bidang non-keuangan, serta tim audit
bidang lainnya sesuai dengan kebutuhan UPT Puskesmas .
4) Satuan Pengawas Intern melaksanakan audit secara rutin
terhadap seluruh unit kerja di lingkungan UPT Puskesmas
meliputi pelayanan, umum, keuangan dan kepegawaian.
5) Ketentuan lebih lanjut mengenai organisasi dan tata kerja
Satuan Pengawas Intern ditetapkan dengan keputusan Kepala
UPT Puskesmas.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 18


b) Ketentuan
1) SPI memiliki Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) dan
evaluasi pencapaiannya.
2) SPI menyampaikan laporan hasil pemeriksaan dan kinerja
kepada Kepala UPT Puskesmas dan atas permintaan tertulis
Dewan Pengawas, Pejabat Pengelola memberikan keterangan
hasil pemeriksaan atau hasil pelaksanaan tugas SPI.
3) Pejabat Pengelola wajib memperhatikan dan segera mengambil
langkah-langkah yang diperlukan atas segala sesuatu yang
dikemukakan dalam setiap laporan hasil pemeriksaan yang
dibuat oleh SPI.
4) SPI memiliki Standar Audit, mekanisme kerja, dan supervisi
yang memadai.
5) Dalam menjalankan tugasnya SPI wajib menjaga kelancaran
tugas satuan organisasi lainnya dalam UPT Puskesmas sesuai
dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing.
6. Auditor Ekstern
Adalah pihak yang independen dan profesional yang
memberikan pernyataan pendapat mengenai kewajaran laporan
keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Auditor Ekstern bekerja dengan memegang prinsip-prinsip sebagai
berikut:
a. Auditor Ekstern harus bebas dari pengaruh Dewan Pengawas,
Pejabat Pengelola dan pihak yang berkepentingan di UPT
Puskesmas (stakeholders).
b. Auditor Ekstern tidak boleh memberikan jasa lain di luar audit
selama periode pemeriksaan.
c. Pemeriksaan oleh Auditor Ekstern dilakukan sesuai dengan
standar pemeriksaan yang berlaku umum dan sesuai dengan
kode etik profesi.

B. STRUKTUR ORGANISASI

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 19


UPT Puskesmas adalah unit kerja Dinas Kesehatan yang
mempunyai tugas pokok untuk melaksanakan sebagian tugas Dinas
Kesehatan di bidang pelayanan kesehatan kepada masyarakat sesuai
jenis dan kewenangan.
Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud di atas,
UPT Puskesmas menyelenggarakan fungsi:
a. Penyusunan rencana dan teknis operasional pelaksanaan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat
b. Pelaksanaan operasional pelayanan dasar kesehatan masyarakat
dan pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerja sesuai
dengan kewenangan penyelenggaraan pelayanan kesh.
c. Pelaksanaan ketatausahaan UPT
d. Pelaksanaan pengawasan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan
kegiatan puskesmas
e. Penyusunan rencana dan teknis operasional pelaksanaan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat
f. Pelaksanaan operasional pelayanan dasar kesehatan masyarakat
dan pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerja sesuai
dengan kewenangan penyelenggaraan pelayanan kesehatan.

1. Struktur Organisasi Sebelum Penerapan PPK-BLUD


Struktur Organisasi UPT Puskesmas Padasuka sebelum
penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah (PPK-BLUD) ditetapkan berdasarkan PERWAL nomor
265/Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi
UPT pada Lembaga Teknis Daerah dan Dinas Daerah di Lingkungan
Pemerintah Kota Bandung

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 20


Gambar 1
Bagan Struktur Organisasi
UPT Puskesmas Padasuka Kota Bandung

KEPALA UPT

KASUBAG TU

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

PENANGGUNG JAWAB PROGRAM KESEHATAN

Dari bagan tersebut terlihat bahwa struktur organisasi UPT Puskesmas


Padasuka, terdiri dari:
a. Kepala UPT Puskesmas
b. Sub bagian Tata Usaha, membawahi:
1) Bendahara
2) Pengelola Barang/ Inventaris
3) Pelaksana Administrasi Umum
c. Penanggungjawab program
1) Promosi Kesehatan
2) Kesehatan Lingkungan
3) KIA
4) KB
5) Gizi Masyarakat
6) Pengobatan
7) Pemberantasan Penyakit Menular
8) Pengelolaan Obat

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 21


9) Imunisasi
10) UKS
11) Rawat Inap
12) Kesehatan Lansia
13) Perkesmas
14) Kesehatan Indera
15) Kesehatan Jiwa
16) Upaya Kesehatan kerja
17) Kesehatan Olahraga
18) Laboratorium
19) MTBS/MTBM
20) UDG dan Ruang Tindakan
21) SDIDTK

2. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas Setelah Penerapan PPK-


BLUD
c) Struktur Organisasi
Dalam menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD), maka organisasi UPT
Puskesmas perlu disesuaikan berdasarkan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan Permendagri
Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah, serta mengacu pada
pelaksanaan Permenkes no 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat.
Struktur organisasi UPT Puskesmas berdasarkan
Permenkes 75 Tahun 2014 setelah BLUD adalah sebagai berikut:

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 22


Gambar 2
Bagan Struktur Organisasi PPK-BLUD
UPT PUSKESMAS Kota Bandung

DEWAN PENGAWAS
KEPALA UPT
SPI

KASUBAG TU
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

PJWB PJWB PJWB


PELAYANAN PELAYANAN PELAYANAN UKP
UKM ESENSIAL UKM KEFARMASIAN &
DAN PENGEMBANGA LAB KLINIS
PERKESMAS N
PJWB JARINGAN
PELAYANAN
PUSKESMAS &
JARINGAN
FASKES

Keterangan :
Garis Komando
Garis koordinasi - - - -

Dari bagan tersebut terlihat bahwa struktur organisasi


PPK-BLUD UPT Puskesmas Padasuka Kota Bandung, terdiri
dari:
1) Dewan Pengawas
2) Kepala UPT Puskesmas
3) Satuan Pengawas Intern (SPI)
Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 23
4) Sub Bagian Tata Usaha, membawahi:

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 24


a) Pelaksana Urusan Umum
b) Pelaksana Urusan Sistem Informasi Puskesmas
c) Pelaksana Urusan Kepegawaian
d) Pelaksana Urusan Keuangan
5) Unit Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial
dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat, membawahi:
a) Pelaksana pelayanan promosi kesehatan termasuk UKS
b) Pelaksana pelayanan kesehatan lingkungan
c) Pelaksana pelayanan KIA-KB yang bersifat UKM
d) Pelaksana pelayanan gizi yang bersifat UKM
e) Pelaksana pelayanan pencegahan dan pengendalian
penyakit
f) Pelaksana pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat
6) Unit Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat
Pengembangan, membawahi:
a) Pelaksana pelayanan kesehatan jiwa
b) Pelaksana pelayanan kesehatan gigi masyarakat
c) Pelaksana pelayanan kesehatan tradisional komplementer
d) Pelaksana pelayanan kesehatan olahraga
e) Pelaksana pelayanan kesehatan indera
f) Pelaksana pelayanan kesehatan lansia
g) Pelaksana pelayanan kesehatan kerja
h) pelayanan kesehatan lainnya
7) Unit Pelayanan Upaya Kesehatan Perseorangan, Kefarmasian
dan Laboratorium
a) Pelaksana pelayanan pemeriksaan umum
b) Pelaksana pelayanan kesehatan gigi dan mulut
c) Pelaksana pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP
d) Pelaksana pelayanan gawat darurat
e) Pelaksana pelayanan gizi yang bersifat UKP
f) Pelaksana pelayanan kefarmasian
g) Pelaksana pelayanan laboratorium

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 25


8) Unit Jaringan Pelayanan Puskesmas dan Jejaring Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
a) Pelaksana Pelayanan Puskesmas Keliling
b) Pelaksana Jejaring Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Secara umum Struktur Organisasi sebelum dan sesudah


penerapan PPK-BLUD terdapat beberapa perbedaan, yaitu:
1) Adanya penambahan jabatan Dewan Pengawas
2) Adanya penambahan Satuan Pengawas Intern (SPI)
3) Adanya penyebutan Pejabat Pengelola BLUD, sebagai berikut:
a) Kepala UPT Puskesmas sebagai Pemimpin BLUD,
b) Kepala Sub. Bagian Tata Usaha sebagai Pejabat Pengelola
Administrasi dan Keuangan BLUD
c) Penanggungjawab Pelayanan Upaya Kesehatan
Masyarakat Esensial dan Keperawatan Kesehatan
Masyarakat, sebagai pejabat teknis.
d) Penanggung jawab Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Pengembangan, sebagai pejabat teknis
e) Penanggung jawab Pelayanan Upaya Kesehatan
Perorangan, sebagai pejabat teknis
d) Uraian Tugas
Uraian tugas dari struktur baru yang akan dilaksanakan
pada saat implementasi PPK-BLUD adalah sebagai berikut :
1) Dewan Pengawas
a) Dewan Pengawas bertugas melakukan pembinaan dan
pengawasan terhadap pengelolaan UPT Puskesmas yang
dilakukan oleh Pejabat Pengelola sesuai ketentuan dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b) Dewan Pengawas berkewajiban:
(1) Memberikan pendapat dan saran kepada Kepala
Daerah (Walikota) mengenai RBA yang diusulkan oleh
Pejabat Pengelola.
(2) Mengikuti perkembangan kegiatan BLUD dan

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 26


memberikan pendapat serta saran kepada Kepala
Daerah (Walikota) mengenai setiap masalah yang
dianggap penting bagi pengelolaan BLUD.
(3) Melaporkan kepada Kepala Daerah (Walikota) tentang
kinerja BLUD.
(4) Memberikan nasihat kepada Pejabat Pengelola dalam
melaksanakan pengelolaan BLUD.
(5) Melakukan evaluasi dan penilaian kinerja baik
keuangan maupun non keuangan, serta memberikan
saran dan catatan-catatan penting untuk
ditindaklanjuti oleh pejabat pengelola BLUD.
(6) Memonitor tindak lanjut hasil evaluasi dan penilaian
kinerja.
(7) Dewan Pengawas melaporkan pelaksanaan tugasnya
kepada Kepala Daerah (Walikota) secara
berkala paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1(satu)
tahun dan sewaktu-waktu apabila diperlukan.
2) Kepala UPT Puskesmas
Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana
dimaksud di atas, Kepala UPT Puskesmas menyelenggarakan
fungsi:
a. Menyusun rencana dan pelaksanaan kebijakan di
lingkup UPT Puskesmas dan puskesmas wilayah
kerjanya sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
b. Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan
program dan rencana yang telah ditetapkan agar
pekerjaan berjalan lancar;
c. Menjelaskan tugas kepada bawahan sesuai dengan
rencana program yang telah ditetapkan agar
program dapat dilaksanakan secara efektif dan
efisien;
d. Memantau pelaksanaan tugas bawahan sesuai
rencana kegiatan untuk mencapai sasaran yang

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 27


telah ditentukan;
e. Mengevaluasi pelaksanaan tugas bawahan dengan
cara membandingkan pelaksanaan tugas, rencana
program sebagai bahan penilaian kinerja;
f. Memeriksa hasil tugas bawahan dengan
membandingkan antara hasil dan standar yang
telah ditetapkan untuk penyempurnaan hasil kerja;
g. Memeriksa data sebagai penyusunan bahan
kebijakan di lingkup UPT Puskesmas dan
puskesmas di wilayah kerjanya;
h. Menyusun dan menyiapkan bahan laporan hasil
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pelayanan
UPT Puskesmas dan puskesmas wilayah kerjanya;
i. Menyusun dan menyiapkan bahan koordinasi dan
konsultasi pelaksanaan pelayanan UPT Puskesmas
dan puskesmas wilayah kerjanya;
j. Menganalisa data hasil pelayanan kesehatan dan
kegiatan serta tatalaksana kasus pada kondisi
kejadian luar biasa dan penelitian wabah penyakit;
k. Melaksanakan penyelengaraan pelayanan
kesehatan tingkat dasar;
l. Menyiapkan dan menyusun bahan koordinasi dan
pembinaan UPT Puskesmas terhadap puskesmas di
wilayah kerjanya;
m. Menyusun dan menyiapkan bahan evaluasi untuk
menyusun laporan pelaksanaan pelayanan dan
kegiatan di lingkup UPT Puskesmas dan
puskesmas wilayah kerjanya;
n. Membuat telaahan staf sebagai bahan kajian
kebijakan umum di lingkup UPT Puskesmas dan
puskesmas wilayah kerjanya;
o. Melakukan hubungan kerja fungsional dengan Unit
Kerja di lingkungan Pemerintah Kota Bandung,

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 28


Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat untuk
keterpaduan dan sinkronisasi pelaksanaan tugas;
p. Menyusun Laporan pelaksanaan kegiatan di
lingkup UPT Puskesmas dan puskesmas wilayah
kerjanya sebagai bahan pertanggungjawaban
kepada atasan;
Dengan mengacu pada pasal 34 ayat 1 Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomer 61 Tahun 2007 tentang
pedoman teknis pengelolaan keuangan Badan Layanan
Umum Daerah, Kepala PPK- BLUD UPT Puskesmas bertindak
sebagai Pemimpin BLUD dan berfungsi sebagai penanggung
jawab umum operasional dan keuangan UPT Puskesmas .
Sehubungan dengan penerapan PPK-BLUD Kepala UPT
Puskesmas mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut
(1) Memimpin, mengarahkan, membina, mengawasi,
mengendalikan, dan mengevaluasi penyelenggaraan
kegiatan BLUD.
(2) Menyusun Renstra Bisnis BLUD.
(3) Menyiapkan RBA.
(4) Mengusulkan calon Pejabat Pengelola Keuangan dan
Pejabat Teknis kepada Kepala Daerah sesuai ketentuan.
(5) Menetapkan pejabat lainnya sesuai kebutuhan BLUD
selain pejabat yang telah ditetapkan dengan peraturan
perundang-undangan.
(6) Menyampaikan dan mempertanggungjawabkan kinerja
operasional serta keuangan BLUD kepada Kepala Daerah.

3) Satuan Pengawas Intern (SPI)


SPI membantu menciptakan sistem pengendalian
intern yang efektif di UPT Puskesmas dan memastikan
bahwa pengendalian intern tersebut telah dipatuhi sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Melakukan penilaian
terhadap sistem pengendalian intern yang berlaku serta

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 29


pelaksanaannya di semua kegiatan, fungsi, dan program UPT
Puskesmas .
a) Fungsi
(1) Melakukan pemeriksaan pengelolaan operasional.
(2) Melakukan Pemantauan terhadap pelaksanaan tugas
semua unsur di lingkungan UPT Puskesmas .
(3) Melakukan Pengujian serta penilaian atas hasil
laporan berkala dari setiap unsur di lingkungan UPT
Puskesmas .
(4) Membantu efektifitas penerapan tata kelola
(5) Melakukan penelusuran atas terjadinya
penyimpangan/ pelanggaran disiplin serta
penyampaian terhadap peraturan perundangan yang
berlaku.
b) Tugas dan Kewajiban
(1) Membantu menciptakan sistem pengendalian intern
yang efektif di UPT Puskesmas dan memastikan
bahwa pengendalian intern tersebut telah dipatuhi
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
(2) Melakukan penilaian terhadap sistem pengendalian
intern yang berlaku serta pelaksanaannya di semua
kegiatan, fungsi, dan program UPT Puskesmas yang
mencakup:
(3) Audit atas keuangan dan ketaatan pada peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
(4) Penilaian tentang daya guna dan kehematan dalam
penggunaan sarana dan prasarana UPT Puskesmas
(5) Penilaian tentang hasil guna atau manfaat yang
direncanakan dari suatu kegiatan atau program UPT
Puskesmas .
(6) Penilaian atas pendayagunaan dan pengembangan
sumber daya manusia di UPT Puskesmas .

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 30


(7) Melakukan kajian terhadap kecukupan pelaksanaan
manajemen risiko (risk management) di lingkungan
UPT Puskesmas .
(8) Mengadakan koordinasi dengan auditor eksternal.
(9) Menyusun peraturan UPT Puskesmas di bidang audit
serta pedoman-pedoman yang berkaitan dengan
kelengkapan prosedur untuk kelancaran pelaksanaan
tugas (Intern Audit Charter)
(10) Menyampaikan laporan hasil audit beserta
rekomendasi yang diusulkan secara tertulis kepada
Kepala UPT Puskesmas.
(11) Memantau, mengevaluasi, dan menganalisis
tindak lanjut atas rekomendasi hasil audit yang
telah disetujui oleh Kepala UPT Puskesmas.
c) Kewenangan
(1) Mendapatkan akses secara penuh dan tidak terbatas
terhadap unit-unit kerja UPT Puskesmas , aktivitas,
catatan-catatan, dokumen, personel, aset UPT
Puskesmas , serta informasi relevan lainnya sesuai
dengan tugas yang ditetapkan oleh Kepala UPT
Puskesmas.
(2) Menetapkan ruang lingkup kerja dan menerapkan
teknik-teknik audit yang diperlukan untuk mencapai
efektivitas sistem pengendalian intern.
(3) Memperoleh bantuan, dukungan, maupun kerjasama
dari personel unit kerja yang terkait, terutama dari
unit kerja yang diaudit.
(4) Mendapatkan kerjasama penuh dari seluruh unsur
Pejabat Pengelola UPT Puskesmas , tanggapan
terhadap laporan, dan langkah-langkah perbaikan.
(5) Mendapatkan dukungan sumberdaya yang memadai
untuk keperluan pelaksanaan tugasnya.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 31


(6) Mendapatkan bantuan dari tenaga ahli, baik dari
dalam maupun luar UPT Puskesmas , sepanjang hal
tersebut diperlukan dalam pelaksanaan tugasnya.
4) Sub Bagian Tata Usaha
Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas pokok
mengkoordinir penyelenggaraan administrasi umum, sistem
informasi Puskesmas, kepegawaian, keuangan dan rumah
tangga . Untuk penyelengaraan tugas dimaksud Sub Bagian
Tata Usaha mempunyai fungsi
a) Menyusunan rencana, mengkoordinasikan,
melaksanakan dan mengendalikan program dan kegiatan
dibidang ketatausahaan lingkup administrasi umum.
b) Menyusunan rencana, mengkoordinasikan, melak-
sanakan dan mengendalikan program dan kegiatan
dibidang ketatausahaan lingkup Sistem Informasi UPT
Puskesmas.
c) Menyusunan rencana, mengkoordinasikan,
melaksanakan dan mengendalikan program dan kegiatan
dibidang ketatausahaan lingkup administrasi
kepegawaian
d) Menyusunan rencana, mengkoordinasikan, melak-
sanakan dan mengendalikan program dan kegiatan
dibidang ketatausahaan lingkup administrasi rumah
tangga/perlengkapan serta pengadaan barang dan jasa
e) Melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan di
masing-masing bagian,
f) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPT
Puskesmas.
Dengan mengacu pada pasal 38 ayat 1 Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 61 tahun 2007, Sub.Bagian
Tata Usaha UPT Puskesmas Padasuka bertindak sebagai
Pejabat keuangan BLUD berfungsi sebagai pengelola
administrasi dan keuangan BLUD. Oleh karena itu,

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 32


disamping melaksanakan tugas sebagaimana diuraikan di
atas mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut:
a) Mengkoordinasikan penyusunan Rencana Bisnis
Anggaran (RBA).
b) Menyiapkan DPA-BLUD
c) Melakukan pengelolaan pendapatan dan biaya.
d) Menyelenggarakan pengelolaan kas
e) Melakukan pengelolaan utang-piutang.
f) Menyusun kebijakan pengelolaan barang, aset tetap dan
investasi
g) Menyelenggarakan sistem informasi manajemen
keuangan.
h) Menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan laporan
keuangan
Kepala Sub Bagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang
kepala dan memiliki pelaksana terdiri dari administrasi
umum, sistem informasi Puskesmas, kepegawaian,
keuangan dan rumah tangga/sarana-prasarana.
a) Pelaksana Urusan Umum mempunyai tugas dan fungsi:
(1) Menyusun rencana dan program kerja
(2) Pengumpulan, pengolahan dan penyusunan data
sebagai bahan kebijakan teknis di bidang umum
melakukan urusan surat menyurat, pengetikan dan
penggandaan.
(3) Mengurus perjalanan dinas dan keprotokolan.
(4) Menyusun laporan pertanggungjawaban atas
pelaksanaan tugas sesuai dengan bidangnya.
(5) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi hasil
pelaksanaan tugas di bidang umum.
(6) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh
pimpinan

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 33


b) Pelaksana Urusan Sistem Informasi Puskesmas
mempunyai tugas dan fungsi:
(1) Menyusun rencana dan program kerja
(2) Mengumpulkan, pengolahan dan penyusunan data
sebagai bahan kebijakan teknis di bidang pelayanan
sistem informasi Puskesmas.
(3) Penyusunan bahan kajian teknis di bidang pelayanan
Sistem Informasi Puskesmas
(4) Penyusunan program pembinaan dan pengembangan
pelayanan Sistem Informasi Puskesmas, pelaksanaan
koordinasi dan kerjasama di bidang tugasnya.
(5) Menyusun rencana pengendalian mutu dan gugus
kendali mutu.
(6) Melaksanakan kegiatan pengendalian mutu.
(7) Merekapitulasi pelaksanaan monitoring dan evaluasi
hasil pelaksanaan tugas.
(8) Penyusunan pelaporan hasil pelaksanaan.
(9) Menyiapkan bahan evaluasi hasil pelayanan SP3
secara periodik.
(10) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh
pimpinan.
c) Pelaksana Urusan Kepegawaian yang mempunyai tugas
dan fungsi:
(1) Penyusunan rencana kebutuhan tenaga sesuai
dengan beban kerja.
(2) Penyusunan rencana dan program kerja
kepegawaian.
(3) Pengumpulan dan pengolahan data di bidang
kepegawaian.
(4) Penyusunan bahan kebijakan teknis di bidang
kepegawaian.
(5) Pengelolaan administrasi kepegawaian.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 34


(6) Penyusunan rancangan kebijakan kesejahteraan
pegawai.
(7) Pengelolaan kearsipan.
(8) Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama di bidang
tugasnya.
(9) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi hasil
pelaksanaan tugas.
(10) Pelaporan hasil pelaksanaan tugas.
(11) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh
pimpinan.
d) Pelaksana Urusan Keuangan, mempunyai tugas dan
fungsi :
(1) Penyusunan rencana dan program kerja urusan
keuangan.
(2) Pengumpulan dan pengolahan data keuangan.
(3) Penyusunan bahan kajian teknis di bidang keuangan.
(4) Pengelolaan adminstrasi keuangan.
(5) Pengelolaan gaji pegawai di lingkungan BLUD.
(6) Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama di bidang
tugasnya.
(7) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi hasil
pelaksanaan tugas.
(8) Pelaporan hasil pelaksanaan tugas.
(9) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh
pimpinan.
Pelaksana Urusan Keuangan mengkoordinasi verifikasi
dan akuntansi, urusan anggaran, urusan perbendaharaan,
urusan perencanaan dan program serta urusan evaluasi
program.
1) Pelaksana Urusan Verifikasi dan Akuntansi mempunyai
fungsi:
(a) Melaksanakan verifikasi pertanggungjawaban
keuangan dan laporan keuangan BLUD,

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 35


(b) Menyusun laporan pertanggungjawaban atas
pelaksanaan tugas sesuai bidangnya,
(c) Melaksanakan pengendalian keuangan UPT
Puskesmas untuk keperluan belanja rutin dan
pembangunan.
(d) Menyusun laporan operasional, neraca, laporan
arus kas, dan catatan atas laporan keuangan
secara periodik.
(e) Melaksanakan koordinasi dan kerjasama di bidang
tugasnya.
(f) Pelaporan hasil pelaksanaan tugas.
(g) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh
pimpinan.
2) Pelaksana Urusan Anggaran mempunyai fungsi
(a) Menyiapkan bahan dan mengolah bahan
penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan
Belanja.
(b) Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan
Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA).
(c) Menghimpun data penyusunan Perubahan
Anggaran Keuangan.
(d) Menyusun laporan pertanggungjawaban atas
pelaksanaan anggaran sesuai bidangnya.
(e) Melaksanakan pengendalian keuangan UPT
Puskesmas untuk keperluan belanja langsung dan
tidak langsung.
(f) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh
pimpinan.
3) Pelaksana Urusan Perbendaharaan mempunyai fungsi:
(a) Menyajikan laporan akuntansi keuangan dan
akuntansi manajemen.
(b) Melaksanakan peñ atausahaan keuangan BLUD

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 36


(c) Menyusun laporan pertanggungjawaban atas
pelaksanaan tugas sesuai bidangnya.
(d) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh
pimpinan.
(e) Menyajikan laporan akuntansi keuangan dan
akuntansi manajemen.
(f) Mengelola gaji pegawai dan pemberian hak keuangan
pegawai.
(g) Menyusun rencana dan program kerja urusan
Perbendaharaan.
(h) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh
pimpinan.
4) Pelaksana Urusan Perencanaan dan Program,
mempunyai fungsi:
(a) Penyusun rencana dan program kerja BLUD UPT
Puskesmas.
(b) Pengumpulan dan pengolahan data bahan
penyusunan rencana dan program kerja BLUD UPT
Puskesmas.
(c) Penyusunan anggaran BLUD UPT Puskesmas.
(d) Penyajian data dan informasi rencana dan program
kerja BLUD UPT Puskesmas.
(e) Penyiapan bahan penyusunan RSB, RBA, RENJA,
RENSTRA dan BLUD UPT Puskesmas.
(f) Penyiapan bahan pembinaan organisasi dan
tatalaksana di lingkungan UPT Puskesmas.
(g) Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama di bidang
tugasnya.
(h) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi hasil
pelaksanaan tugas.
(i) Pelaporan hasil pelaksanaan tugas.
(j) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh
pimpinan.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 37


5) Pelaksana Urusan Evaluasi Program mempunyai
fungsi :
(a) Menyusun rencana dan program kerja UPT
Puskesmas Kota Bandung,
(b) melaksanakan pengumpulan data dan informasi
kesehatan untuk keperluan perencanaan dan
penyusunan program.
(c) Mengolah data untuk evaluasi dan penilaian
terhadap pelaksanaan program.
(d) Menyajikan data dan informasi rencana program
kerja UPT Puskesmas Kota Bandung.
(e) Menyiapkan bahan untuk menyusun naskah dan
peraturan perundangan.
(f) Menyusun laporan pertanggungjawaban atas
pelaksanaan tugas sesuai bidangnya.
(g) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh
pimpinan.
(h) Menyusun LAKIP

5) Unit Pelayanan Kesehatan Masyarakat Esensial dan


Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Penanggungjawab Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Esensial dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
mempunyai tugas pokok mengkoordinir pelayanan Kesehatan
Masyarakat Esensial dan Keperawatan Kesehatan
Masyarakat.
Untuk penyelengaraan tugas dimaksud Unit Pelayanan
Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial dan Keperawatan
Kesehatan Masyarakat mempunyai fungsi:
a) Penyusunan rencana program dan kegiatan di bidang
pelayanan upaya kesehatan masyarakat esensial dan
keperawatan kesehatan masyarakat.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 38


b) Pengkoordinasian pelaksanaan program dan kegiatan di
bidang pelayanan upaya kesehatan masyarakat esensial
dan keperawatan kesehatan masyarakat, serta lintas
program terkait.
c) Pelaksanaan program dan kegiatan di bidang pelayanan
upaya kesehatan masyarakat esensial dan keperawatan
kesehatan masyarakat.
d) Pengendalian serta evaluasi pelaksanaan program dan
kegiatan dibidang pelayanan upaya kesehatan masyarakat
esensial dan keperawatan kesehatan masyarakat.
e) Pelaporan hasil pelaksanaan program dan dan kegiatan
dibidang pelayanan upaya kesehatan masyarakat esensial
dan keperawatan kesehatan masyarakat.
Dengan mengacu pada pasal 39 ayat 1 Permendagri
Nomer 61 Tahun 2007 tentang pedoman teknis pengelolaan
keuangan BLUD, Unit Pelayanan Upaya Kesehatan
Masyarakat BLUD UPT Puskesmas Padasuka bertindak
sebagai Pejabat Teknis dan berfungsi sebagai penanggung
jawab teknis di unit kerjanya. Oleh karena itu, disamping
melaksanakan tugas sebagaimana diuraikan di atas memiliki
tugas dan kewajiban sebagai berikut:
a) Menyusun perencanaan kegiatan teknis dibidangnya.
b) Melaksanakan kegiatan teknis berdasarkan RBA.
c) Mempertanggungjawabkan kinerja operasional
dibidangnya.
Kepala Unit Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat
Esensial dan Keperawatan kesehatan Masyarakat
membawahi Pelaksana pelayanan promosi kesehatan
termasuk UKS, Pelaksana pelayanan kesehatan lingkungan,
Pelaksana pelayanan KIA-KB yang bersifat UKM, Pelaksana
pelayanan gizi yang bersifat UKM, Pelaksana pelayanan
pencegahan dan pengendalian penyakit dan Pelaksana
pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 39


6) Unit Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat
Pengembangan
Penanggungjawab Pelayanan Upaya Kesehatan
Masyarakat Pengembangan mempunyai tugas pokok
mengkoordinir pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat
Pengembangan.
Untuk penyelengaraan tugas dimaksud Unit Pelayanan
Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan mempunyai
fungsi :
f) Penyusunan rencana program dan kegiatan di bidang
pelayanan Upaya kesehatan masyarakat pengembangan.
g) Pengkoordinasian pelaksanaan program dan kegiatan di
bidang pelayanan upaya kesehatan masyarakat
pengembangan, serta lintas program terkait.
h) Pelaksanaan program dan kegiatan di bidang pelayanan
upaya kesehatan masyarakat pengembangan.
i) Pengendalian serta evaluasi pelaksanaan program dan
kegiatan di bidang pelayanan upaya kesehatan masyarakat
pengembangan.
j) Pelaporan hasil pelaksanaan program dan dan kegiatan
dibidang pelayanan upaya kesehatan masyarakat
pengembangan.
Dengan mengacu pada pasal 39 ayat 1 Permendagri
Nomer 61 Tahun 2007 tentang pedoman teknis pengelolaan
keuangan BLUD, Unit Pelayanan Upaya Kesehatan
Masyarakat BLUD UPT Puskesmas Padasuka bertindak
sebagai Pejabat Teknis dan berfungsi sebagai penanggung
jawab teknis di unit kerjanya. Oleh karena itu, disamping
melaksanakan tugas sebagaimana diuraikan di atas memiliki
tugas dan kewajiban sebagai berikut:
a) Menyusun perencanaan kegiatan teknis dibidangnya.
b) Melaksanakan kegiatan teknis berdasarkan RBA.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 40


c) Mempertanggungjawabkan kinerja operasional
dibidangnya.
Kepala Unit Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat
membawahi Pelaksana pelayanan kesehatan jiwa, Pelaksana
pelayanan kesehatan gigi masyarakat, Pelaksana pelayanan
kesehatan tradisional komplementer, Pelaksana pelayanan
kesehatan olahraga, Pelaksana pelayanan kesehatan indera,
Pelaksana pelayanan kesehatan lansia, Pelaksana pelayanan
kesehatan kerja, Pelaksana pelayanan kesehatan anak
jalanan dan pelayanan kesehatan lainnya.

7) Unit Pelayanan Upaya Kesehatan perorangan,


Kefarmasian dan Laboratorium
Penanggungjawab Pelayanan Upaya Kesehatan
Perorangan, Kefarmasian dan Laboratorium mempunyai
tugas pokok mengkoordinir pelayanan upaya kesehatan
perorangan, kefarmasian dan laboratorium.
Untuk penyelengaraan tugas dimaksud Unit Pelayanan
Kesehatan Perorangan mempunyai fungsi :
a) Penyusunan rencana program dan kegiatan di bidang
pelayanan upaya kesehatan perorangan, kefarmasian dan
laboratorium.
b) Pengkoordinasian pelaksanaan program dan kegiatan di
bidang pelayanan upaya kesehatan perorangan,
kefarmasian dan laboratorium.
c) Pengendalian serta evaluasi pelaksanaan program dan
kegiatan dibidang pelayanan upaya kesehatan
perorangan, kefarmasian dan laboratorium.
d) Pelaporan hasil pelaksanaan program dan kegiatan
dibidang pelayanan upaya kesehatan perorangan,
kefarmasian dan laboratorium
Dengan mengacu pada pasal 39 ayat 1 Permendagri
Nomer 61 Tahun 2007 tentang pedoman teknis pengelolaan

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 41


keuangan BLUD, Penanggungjawab Pelayanan Upaya
Kesehatan Perorangan bertindak sebagai Pejabat Teknis dan
berfungsi sebagai penanggung jawab teknis di unit kerjanya.
Oleh karena itu, disamping melaksanakan tugas
sebagaimana diuraikan di atas memiliki tugas dan
kewajiban sebagai berikut:
a) Menyusun perencanaan kegiatan teknis dibidangnya.
b) Melaksanakan kegiatan teknis berdasarkan RBA.
c) Mempertanggungjawabkan kinerja operasional
dibidangnya.
Unit Pelayanan Kesehatan Upaya Kesehatan
Perorangan dipimpin oleh seorang Penanggungjawab dan
membawahi Pelaksana Pelayanan pemeriksaan umum,
Pelaksana pelayanan kesehatan gigi dan mulut, Pelaksana
pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP, Pelaksana pelayanan
gawat darurat, Pelaksana pelayanan gizi yang bersifat UKP,
Pelaksana pelayanan kefarmasian dan pelaksana pelayanan
laboratorium.
a) Pelaksana Urusan Pelayanan Pemeriksaan Umum,
mempunyai fungsi :
(1) Menyusun rencana dan program kerja pelayanan
Pemeriksaan umum.
(2) Mengumpulkan, pengolahan dan penyusunan data
sebagai bahan kebijakan teknis di bidang pelayanan
Pemeriksaan umum.
(3) Penyusunan bahan kajian teknis di bidang
pelayanan Pemeriksaan umum.
(4) Penyusunan program pembinaan dan pengembangan
pelayanan Pemeriksaan umum, pelaksanaan
koordinasi dan kerjasama di bidang tugasnya.
(5) Menyusun rencana pengendalian mutu dan gugus
kendali mutu.
(6) Melaksanakan kegiatan pengendalian mutu.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 42


(7) Merekapitulasi pelaksanaan monitoring dan evaluasi
hasil pelaksanaan tugas.
(8) Penyusunan pelaporan hasil pelaksanaan.
(9) Menyiapkan bahan evaluasi hasil pelayanan
Pemeriksaan umum secara periodik.
(10) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh
pimpinan.
b) Pelaksana Urusan Pelayanan Kesehatan Gigi dan
Mulut, mempunyai fungsi :
(1) Menyusun rencana dan program kerja pelayanan
kesehatan gigi dan mulut.
(2) Mengumpulkan, pengolahan dan penyusunan data
sebagai bahan kebijakan teknis di bidang pelayanan
kesehatan gigi dan mulut.
(3) Penyusunan bahan kajian teknis di bidang
pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
(4) Penyusunan program pembinaan dan pengembangan
pelayanan kesehatan gigi dan mulut, pelaksanaan
koordinasi dan kerjasama di bidang tugasnya.
(5) Menyusun rencana pengendalian mutu dan gugus
kendali mutu.
(6) Melaksanakan kegiatan pengendalian mutu.
(7) Merekapitulasi pelaksanaan monitoring dan evaluasi
hasil pelaksanaan tugas.
(8) Penyusunan pelaporan hasil pelaksanaan.
(9) Menyiapkan bahan evaluasi hasil pelayanan
kesehatan gigi dan mulut secara periodik.
(10) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh
pimpinan.
c) Pelaksana Urusan Pelayanan KIA - KB yang bersifat
UKP, mempunyai fungsi :
(1) Menyusun rencana dan program kerja pelayanan KIA-
KB yang bersifat UKP.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 43


(2) Mengumpulkan, pengolahan dan penyusunan data
sebagai bahan kebijakan teknis di bidang pelayanan
KIA-KB yang bersifat UKP.
(3) Penyusunan bahan kajian teknis di bidang pelayanan
KIA-KB yang bersifat UKP.
(4) Penyusunan program pembinaan dan pengembangan
pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP, pelaksanaan
koordinasi dan kerjasama di bidang tugasnya.
(5) Menyusun rencana pengendalian mutu dan gugus
kendali mutu.
(6) Melaksanakan kegiatan pengendalian mutu.
(7) Merekapitulasi pelaksanaan monitoring dan evaluasi
hasil pelaksanaan tugas.
(8) Penyusunan pelaporan hasil pelaksanaan.
(9) Menyiapkan bahan evaluasi hasil pelayanan KIA-KB
yang bersifat UKP dan mulut secara periodik.
(10) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh
pimpinan.
d) Pelaksana Urusan Pelayanan Gizi yang bersifat UKP,
mempunyai fungsi :
1) Menyusun rencana dan program kerja pelayanan Gizi
yang bersifat UKP.
2) Mengumpulkan, pengolahan dan penyusunan data
sebagai bahan kebijakan teknis di bidang pelayanan
Gizi yang bersifat UKP.
3) Penyusunan bahan kajian teknis di bidang pelayanan
Gizi yang bersifat UKP.
4) Penyusunan program pembinaan dan pengembangan
pelayanan Gizi yang bersifat UKP, pelaksanaan
koordinasi dan kerjasama di bidang tugasnya.
5) Menyusun rencana pengendalian mutu dan gugus
kendali mutu.
6) Melaksanakan kegiatan pengendalian mutu.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 44


7) Merekapitulasi pelaksanaan monitoring dan evaluasi
hasil pelaksanaan tugas.
8) Penyusunan pelaporan hasil pelaksanaan.
9) Menyiapkan bahan evaluasi hasil pelayanan Gizi yang
bersifat UKP dan mulut secara periodik.
10) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh
pimpinan.
e) Pelaksana Pelayanan Gawat Darurat, mempunyai
fungsi:
(1) Menyusun rencana dan program kerja pelayanan
kegawatdaruratan.
(2) Mengumpulkan, pengolahan dan penyusunan data
sebagai bahan kebijakan teknis di bidang pelayanan
kegawatdaruratan.
(3) Penyusunan bahan kajian teknis di bidang
pelayanan kegawatdaruratan.
(4) Penyusunan program pembinaan dan pengembangan
pelayanan medis pelaksanaan koordinasi dan
kerjasama di bidang tugasnya.
(5) Menyusun rencana pengendalian mutu dan gugus
kendali mutu.
(6) Melaksanakan kegiatan pengendalian mutu.
(7) Merekapitulasi pelaksanaan monitoring dan evaluasi
hasil pelaksanaan tugas.
(8) Penyusunan pelaporan hasil pelaksanaan.
(9) Menyiapkan bahan evaluasi hasil pelayanan
kegawatdaruratan secara periodik.
(10) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh
pimpinan.
f) Pelaksana Pelaksana Pelayanan Kefarmasian,
mempunyai fungsi:

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 45


1) Menyusun rencana dan program kerja pelayanan
Pelaksana Pelayanan Kefarmasian, Alat Kesehatan
dan Bahan habis pakai.
2) Mengumpulkan, pengolahan dan penyusunan data
sebagai bahan kebijakan teknis di bidang pelayanan
Pelaksana Pelayanan Kefarmasian, Alat Kesehatan
dan Bahan habis pakai.
3) Penyusunan bahan kajian teknis di bidang pelayanan
Pelaksana Pelayanan Kefarmasian, Alat Kesehatan
dan dan Bahan habis pakai.
4) Penyusunan program pembinaan dan pengembangan
pelayanan Pelaksana Pelayanan Kefarmasian, Alat
Kesehatan dan Bahan habis pakai, pelaksanaan
koordinasi dan kerjasama di bidang tugasnya.
5) Menyusun rencana pengendalian mutu dan gugus
kendali mutu.
6) Melaksanakan kegiatan pengendalian mutu.
7) Merekapitulasi pelaksanaan monitoring dan evaluasi
hasil pelaksanaan tugas.
8) Penyusunan pelaporan hasil pelaksanaan.
9) Menyiapkan bahan evaluasi hasil pelayanan
Pelaksana Pelayanan Kefarmasian dan Bahan habis
pakai secara periodik.
10) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh
pimpinan.
g) Pelaksana Pelayanan Laboratorium Klinis, mempunyai
fungsi:
1) Menyusun rencana dan program kerja pelayanan
Penunjang Medis Laboratorium klinis.
2) Mengumpulkan, pengolahan dan penyusunan data
sebagai bahan kebijakan teknis di bidang pelayanan
Penunjang Medis Laboratorium Klinis

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 46


3) Penyusunan bahan kajian teknis di bidang pelayanan
Penunjang Medis Laboratorium Klinis
4) Penyusunan program pembinaan dan pengembangan
pelayanan Penunjang Medis Laboratorium Klinis,
pelaksanaan koordinasi dan kerjasama di bidang
tugasnya.
5) Menyusun rencana pengendalian mutu dan gugus
kendali mutu.
6) Melaksanakan kegiatan pengendalian mutu.
7) Merekapitulasi pelaksanaan monitoring dan evaluasi
hasil pelaksanaan tugas.
8) Penyusunan pelaporan hasil pelaksanaan.
9) Menyiapkan bahan evaluasi hasil pelayanan
Penunjang Medis Laboratorium Klinis secara periodik
10) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh
pimpinan

8) Unit Pelayanan Jaringan Pelayanan Puskesmas dan


Jejaring Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
Penanggungjawab Pelayanan Jaringan Pelayanan
Puskesmas dan Jejaring Fasilitas Pelayanan kesehatan
mempunyai tugas pokok mengkoordinir pelayanan
puskesmas keliling dan jejaring fasilitas pelayanan
kesehatan.
Untuk penyelengaraan tugas dimaksud Unit Pelayanan
Jaringan Pelayanan Puskesmas dan Jejaring Fasilitas
Pelayanan kesehatan mempunyai fungsi :
a) Penyusunan rencana program dan kegiatan di bidang
pelayanan puskesmas keliling dan jejaring fasilitas
pelayanan kesehatan
b) Pengkoordinasian pelaksanaan program dan kegiatan di
bidang pelayanan puskesmas keliling dan jejaring fasilitas
pelayanan kesehatan.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 47


c) Pengendalian serta evaluasi pelaksanaan program dan
kegiatan dibidang pelayanan puskesmas keliling dan
jejaring fasilitas pelayanan kesehatan.
d) Pelaporan hasil pelaksanaan program dan kegiatan
dibidang pelayanan puskesmas keliling dan jejaring
fasilitas pelayanan kesehatan.
Dengan mengacu pada pasal 39 ayat 1 Permendagri
Nomer 61 Tahun 2007 tentang pedoman teknis pengelolaan
keuangan BLUD, Penanggungjawab Pelayanan puskesmas
keliling dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan bertindak
sebagai Pejabat Teknis dan berfungsi sebagai penanggung
jawab teknis di unit kerjanya. Oleh karena itu, disamping
melaksanakan tugas sebagaimana diuraikan di atas
memiliki tugas dan kewajiban sebagai berikut:
a) Menyusun perencanaan kegiatan teknis dibidangnya.
b) Melaksanakan kegiatan teknis berdasarkan RBA.
c) Mempertanggungjawabkan kinerja operasional
dibidangnya.
Unit Pelayanan Kesehatan Upaya Kesehatan
Perorangan dipimpin oleh seorang Penanggungjawab dan
membawahi Pelaksana Pelayanan puskesmas keliling dan
jejaring fasilitas pelayanan kesehatan.
a) Pelaksana Urusan Pelayanan Puskesmas Keliling,
mempunyai fungsi :
(1) Menyusun rencana dan program kerja pelayanan
Puskesmas keliling.
(2) Mengumpulkan, pengolahan dan penyusunan data
sebagai bahan kebijakan teknis di bidang pelayanan
Puskesmas keliling.
(3) Penyusunan bahan kajian teknis di bidang pelayanan
Puskesmas keliling.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 48


(4) Penyusunan program pembinaan dan pengembangan
pelayanan Puskesmas keliling, pelaksanaan
koordinasi dan kerjasama di bidang tugasnya.
(5) Menyusun rencana pengendalian mutu dan gugus
kendali mutu.
(6) Melaksanakan kegiatan pengendalian mutu.
(7) Merekapitulasi pelaksanaan monitoring dan evaluasi
hasil pelaksanaan tugas.
(8) Penyusunan pelaporan hasil pelaksanaan.
(9) Menyiapkan bahan evaluasi hasil pelayanan
Puskesmas keliling secara periodik.
(10) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh
pimpinan.
b) Pelaksana Pelayanan Jejaring Fasilitas Pelayanan
Kesehatan, mempunyai fungsi :
(1) Menyusun rencana dan program kerja pelayanan
jejaring fasilitas pelayanan kesehatan meliputi sarana
kesehatan swasta di wilayah kerja.
(2) Mengumpulkan, pengolahan dan penyusunan data
sebagai bahan kebijakan teknis di bidang jejaring
fasilitas pelayanan kesehatan meliputi sarana
kesehatan swasta di wilayah kerja.
(3) Penyusunan bahan kajian teknis di bidang jejaring
fasilitas pelayanan kesehatan meliputi sarana
kesehatan swasta di wilayah kerja..
(4) Penyusunan program pembinaan dan pengembangan
pelayanan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan
meliputi sarana kesehatan swasta di wilayah kerja,
pelaksanaan koordinasi dan kerjasama di bidang
tugasnya.
(5) Menyusun rencana pengendalian mutu dan gugus
kendali mutu.
(6) Melaksanakan kegiatan pengendalian mutu.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 49


(7) Merekapitulasi pelaksanaan monitoring dan evaluasi
hasil pelaksanaan tugas.
(8) Penyusunan pelaporan hasil pelaksanaan.
(9) Menyiapkan bahan evaluasi hasil pelayanan jejaring
fasilitas pelayanan kesehatan meliputi sarana
kesehatan swasta di wilayah kerja secara periodik.
(10) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh
pimpinan.

C. PROSEDUR KERJA
Prosedur kerja setiap proses pengelolaan dan sistem manajerial
telah didokumentasikan dalam Prosedur dan Ketetapan (Protap) atau
Standard Operating Procedure (SOP). Prosedur dan Ketetapan ini telah
didokumentasikan, disosialisasikan, dan diimplementasikan di setiap
instalasi dan unit kerja lainnya. Dengan adanya protap atau SOP ini
diharapkan pelaksanaan atau proses kinerja dan layanan pada setiap
unit kerja dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan manual
mutu. Dengan prosedur kerja ini pula dapat dijadikan bahan evaluasi
terhadap pelaksanaan dan hasil kinerja dari setiap proses kinerja.
Prosedur kerja PPK BLUD UPT Puskesmas Padasuka Kota
Bandung dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat,
baik pelayanan kesehatan, pelayanan penunjang kesehatan, maupun
pelayanan manajemen, yang secara ringkas dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Standar Operasional dan Prosedur pelayanan kesehatan, merupakan
inti kegiatan UPT Puskesmas Padasuka dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat agar pelayanan yang diberikan dapat
berjalan sesuai harapan banyak pihak, terutama pasien yang
bersangkutan. Prosedur baku pelayanan ditetapkan untuk
menghindari kesalahan dalam penanganan pasien. Standar
operasional dan prosedur pelayanan kesehatan yang diterapkan di
UPT Puskesmas Padasuka terdiri dari :

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 50


a) Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial dan
Keperawatan kesehatan Masyarakat.
Yang terdiri dari :
1) Pelayanan pencegahan pengenadalian penyakit
2) Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat
b) Pelayanan Upaya Kesehatan Perorangan, Kefarmasian dan
Laboratorium
Yang terdiri dari :
1) Pelayanan pemeriksaan umum
2) Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
3) Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP
4) Pelayanan gawat darurat
5) Pelayanan gizi yang bersifat UKP
6) Pelayanan kefarmasian
7) Pelayanan laboratorium
c) Pelayanan Ketatausahaan
Yang terdiri dari :
1) Pelaksanaan urusan keuangan
2) Pelaksanaan urusan umum
3) Pelaksanaan urusan rumah tangga

Standar Operasional dan Prosedur Pelayanan


Manajemen, memberikan pelayanan kepada kegiatan pelayanan
dan penunjang kesehatan UPT Puskesmas agar seluruh personil
yang terlibat dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan uraian
tugas yang telah ditetapkan. Untuk itu proses-proses manajemen
harus dijalankan dengan cepat, tepat dan akurat. Standar
operasional dan prosedur manajemen terdiri dari standar
operasional dan prosedur pada kepegawaian, umum, keuangan,
pelaporan dan Rekam Medis.
Tabulasi Standar Operasional dan Prosedur dapat dilihat pada
Lampiran 1

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 51


D. PENGELOMPOKAN FUNGSI YANG LOGIS
Pengelompokkan fungsi yang logis menggambarkan pembagian
yang jelas dan rasional antara fungsi pelayanan dan fungsi pendukung
yang sesuai dengan prinsip pengendalian intern dalam rangka
efektifitas pencapaian organisasi.
Dari uraian struktur organisasi PPK BLUD UPT Puskesmas
Padasuka Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung beserta uraian
tugasnya sebagaimana tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa
organisasi UPT Puskesmas Padasuka Kecamatan Cibeunying Kidul
telah dikelompokkan sesuai dengan fungsi yang logis, sebagai berikut:
1. Telah dilakukan pemisahan fungsi yang tegas antara Dewan
Pengawas dan Pejabat Pengelola BLUD yang terdiri dari Pemimpin
BLUD, Pejabat Keuangan, dan Pejabat Teknis.
2. Adanya pembagian tugas pokok dan kewenangan yang jelas untuk
masing-masing fungsi dalam organisasi.
3. Telah ditetapkan fungsi audit internal di lingkungan UPT
Puskesmas dengan membentuk unit organisasi Satuan Pengawas
Intern (SPI).
4. Adanya sistem pengendalian intern yang memadai. Hal ini antara
lain tercermin dari adanya kebijakan dan prosedur yang membantu
setiap unit organisasi dalam UPT Puskesmas untuk melaksanakan
kewajibannya dan menjamin bahwa tindakan pengendalian telah
dilakukan untuk mengatasi risiko yang dihadapi dalam mencapai
tujuan dan sasaran organisasi. Kegiatan pengendalian tersebut
termasuk serangkaian kegiatan seperti kewenangan, otorisasi,
verifikasi, rekonsiliasi, penilaian terhadap prestasi kerja,
pembagian tugas, serta pengamanan terhadap aset organisasi.
Lebih lengkap mengenai pengelompokan SDM yang logis, dapat dilihat
pada Lampiran 2.

E. PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA


Pengelolaan sumber daya manusia merupakan pengaturan dan
pengambilan kebijakan yang jelas, terarah dan berkesinambungan

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 52


mengenai sumber daya manusia pada suatu organisasi dalam rangka
memenuhi kebutuhannya baik pada jumlah maupun kualitas yang
paling menguntungkan sehingga organisasi dapat mencapai tujuan
secara efisien, efektif, dan ekonomis. Organisasi modern menempatkan
karyawan pada posisi terhormat yaitu sebagai aset berharga
(brainware) sehingga perlu dikelola sebagaimana mestinya baik saat
penerimaan, selama aktif bekerja maupun setelah purna tugas.
1. Perkembangan Jumlah SDM
Pengelolaan sumber daya manusia merupakan pengaturan dan
pengambilan kebijakan yang jelas, terarah dan berkesinambungan
mengenai sumber daya manusia pada suatu organisasi dalam rangka
memenuhi kebutuhannya baik pada jumlah maupun kualitas yang
paling menguntungkan sehingga organisasi dapat mencapai tujuan
secara efisien, efektif, dan ekonomis. Organisasi modern
menempatkan karyawan pada posisi terhormat yaitu sebagai aset
berharga (brainware) sehingga perlu dikelola sebagaimana mestinya
baik saat penerimaan, selama aktif bekerja maupun setelah purna
tugas.

a. Kondisi Jumlah Sumber Daya Manusia


Jumlah Tenaga Kesehatan & Non Kesehatan
Di UPT Puskesmas Padasuka Kecamatan Cibeunying Kidul
No Jenis Tenaga Jumlah Yang Jumlah Yang
. Ada Dibutuhkan
1. Dokter Umum 5 (termasuk Ka 10
UPTD & Ka
Pkm)
2. Dokter Gigi 3 2
3 Perawat 5 13
4 Perawat Gigi 2 2
5 Bidan 24 20
6 Tenaga Gizi 3 3
7 Sanitarian 2 3

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 53


8 Apoteker/Ass. 1 4
Apoteker
9 Tenaga Analis 1 2
10 TU 6 6
11 Akuntan 0 1
12 Rekam Medik 0 2
13 Supir 0 3
14 Satpam 0 3
15 Cleaning Service 0 2
Jumlah 53 66

Jumlah seluruh staf UPT Puskesmas Padasuka adalah 53


orang, terdiri dari PNS 42 orang dan PTT 11 orang. Berdasarkan
hasil analisis jabatan yang dihitung dari waktu penyelesaian tugas
dikali waktu kerja efektif dibagi dengan beban kerja, maka kebutuhan
tenaga di UPT Puskesmas Padasuka Kecamatan seharusnya adalah
65 orang, dengan demikian kekurangan tenaga sebanyak 13 orang.
Dibandingkan jumlah tenaga dengan beban kerja yang dihadapi
maka proporsi SDM dirasa masih kurang ideal.

b. Kondisi Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Secara umum kualifikasi sumber daya manusia di UPT
Puskesmas Padasuka Kecamatan Cibeunying Kidul pada tahun 2013
di bawah standar kebutuhan minimal yang dianalisis melalui beban
kerja.

Jumlah Sumber Daya Manusia


Berdasarkan Jenjang Pendidikan
Di UPT Puskesmas Padasuka
Jenjang Kedokteran Kesehatan Non Jumlah
Pendidikan Kesehatan
PNS

S2/S3 - 0 - 0

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 54


S1 8 0 3 11
D4 - - - 0
D3 - 31 - 31
D1 - 2 - 2
SMA - 4 4 8
sederajat
SMP - - - 0
sederajat
SD sederajat - - 1 1
PTT
S1 2 - - 2
D3 - 8 - 8
Sukwan Kat
2
D3 - 1 - 1
SMA - - 2 2
sederajat
SMP - - 3 3
sederajat
SD sederajat - - - -
JUMLAH

c. Pengembangan Sumber Daya Manusia


Jumlah Tenaga PNS Berdasarkan Pangkat/Golongan
Di UPT Puskesmas Padasuka
Jenis Tenaga Jenis Pangkat/Golongan
Gol. I Gol II Gol. Gol. JM
III IV L
Dokter - - 4 - 4
Dokter Gigi - - - 1 1
Perawat - 4 11 - 15
Perawat Gigi - - 1 - 1

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 55


Bidan - 5 10 - 15
Sanitarian - - 1 - 1
Tenaga Gizi - - 1 - 1
Apoteker/Ass. - 1 1 - 2
Apoteker
Tenaga Analis - - 1 - 1
TU - 2 4 - 6
POS 1 - - - 1
JUMLAH 1 12 34 1 48

Dari gambaran kondisi sumber daya manusia tersebut di atas,


sumberdaya yang ada saat ini belum memadai maka program
pengembangan sumber daya manusia PPK BLUD UPT Puskesmas
Padasuka Kota Bandung lima tahun ke depan diarahkan pada
pemenuhan jumlah SDM agar berada pada rasio yang ideal antara
program yang dilaksanakan dan beban kerja dengan SDM yang ada.
Ketersediaan SDM ditentukan oleh beban kerja, kelengkapan sarana
prasarana, kecukupan dana, kesiapan gedung, fasilitas pendukung,
dll. Selain itu, pengembangan sumber daya manusia juga diarahkan
agar memenuhi kualifikasi SDM sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku agar pelayanan kesehatan kepada
pasien/masyarakat dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Kondisi saat ini pemenuhan kebutuhan tenaga kerja di UPT
Puskesmas Padasuka sangat tergantung dengan penempatan
karyawan (dropping) dari Pemda Kota Bandung. Dengan
diberlakukannya PPK-BLUD kebutuhan tenaga medis (Dokter, Dokter
Gigi), Paramedis dan Tenaga Non Medis lainnya di UPT Puskesmas
Padasuka dapat terpenuhi dengan melaksanakan rekuitmen sesuai
Peraturan Walikota yang mengaturnya.
Dalam era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Puskesmas
merupakan salah satu “gate keeper” dalam upaya kesehatan
perorangan sehingga jumlah dokter yang memadai sangat penting
bagi Puskesmas. Keberadaan dokter mencerminkan pelayanan

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 56


Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 57
maksimal apa yang dapat diberikan UPT Puskesmas Padasuka
kepada masyarakat atau pasien. Pelayanan yang maksimal
menunjukkan capaian kinerja yang memuaskan bagi UPT Puskesmas
Padasuka itu sendiri. Jumlah staf UPT Puskesmas Padasuka pada
tahun 2014 sebanyak 53 orang diproyeksikan bertambah menjadi 66
orang pada tahun 2018 sehingga jumlah staf sesuai dengan standar
kebutuhan yang telah ditetapkan.

d. Proyeksi Pemenuhan Kebutuhan Dokter, Dokter Gigi,


Perawat, Bidan, Tenaga Kesehatan lainnya dan Tenaga Non
Kesehatan.
Jumlah dokter yang memadai sangat penting bagi UPT
Puskesmas. Keberadaan dokter mencerminkan pelayanan
maksimal apa yang dapat diberikan UPT Puskesmas kepada
masyarakat atau pasien. Pelayanan yang maksimal
menunjukkan capaian kinerja yang memuaskan bagi UPT
Puskesmas itu sendiri. Pada tahun 2019 diharapkan tenaga
kesehatan yang harus ada dapat terpenuhi dan begitu pula
tenaga lainnya yang dibutuhkan, sehingga sesuai dengan
standar kebutuhan yang telah ditetapkan.
e. Program Pengembangan
Program pengembangan SDM pada UPT Puskesmas Kopo
Kota Bandung dijabarkan sebagai berikut:
1) Upaya pengadaan SDM sesuai dengan tuntutan jenis
pelayanan dan standar kebutuhan minimal dikembangkan
melalui rekruitmen SDM yang memiliki kualifikasi akhlak
atau moral yang tinggi, melalui Tes Potensi Akademik (TPA).
2) Melakukan kerjasama dengan pemerintah, perguruan tinggi,
organisasi profesi dalam rangka memenuhi tenaga medis dan
paramedis sesuai dengan kebutuhan UPT Puskesmas .
3) Mengembangkan SDM berpendidikan D3, S1 dan S2 yang
potensial ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 58


4) Merintis kegiatan-kegiatan yang mengarah kepada
pengembangan kemampuan SDM baik tenaga dokter,
perawat , bidan, tenaga kesehatan lainnya dan tenaga non
kesehatan.
5) Meningkatkan pendidikan tenaga non kesehatan antara lain
administratif yang potensial, terutama ke jenjang Diploma III
dan S1.
f. Pola Rekrutmen
Dokter dan tenaga administrasi PPK BLUD UPT Puskesmas
Kopo Kota Bandung dapat terdiri dari Pegawai Negeri Sipil
maupun tenaga profesional non Pegawai Negeri Sipil sesuai
dengan kebutuhan UPT Puskesmas .
Pola rekrutmen SDM baik tenaga Dokter, Dokter Gigi
Perawat,Perawat gigi, Bidan, Tenaga Kesehatan lainnya dan Non
Tenaga Kesehatan pada UPT Puskesmas Kopo Kota Bandung
adalah sebagai berikut:
1) SDM yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil (PNS)
Pola rekrutmen SDM yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil
(PNS) di lingkungan UPT Puskesmas Kota Bandung
dilaksanakan berdasarkan Petunjuk Teknis Pengadaan Calon
Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung
, dengan tahapan sebagai berikut:
a) Persiapan Pengadaan Calon PNS
b) Pendaftaran
c) Pelaksanaan Ujian
d) Penentuan kelulusan
e) Pengangkatan
f) Pengendalian dan Pengawasan
g) Ketentuan Lain
2) SDM yang berasal dari Tenaga Profesional Non-PNS
Pola rekrutmen SDM yang berasal dari tenaga profesional
non-PNS dilaksanakan sebagai berikut:

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 59


a) Rekrutmen SDM dimaksudkan untuk mengisi formasi
yang lowong atau adanya perluasan organisasi dan
perubahan pada bidang-bidang yang sangat mendesak
yang proses pengadaannya tidak dapat dipenuhi oleh
Pemerintah Daerah.
b) Tujuan rekrutmen SDM adalah untuk menjaring SDM
yang profesional, jujur, bertanggung jawab, netral,
memiliki kompetensi sesuai dengan tugas/jabatan yang
akan diduduki sesuai dengan kebutuhan yang
diharapkan serta mencegah terjadinya unsur KKN (kolusi,
korupsi, dan nepotisme) dalam rekrutmen SDM.
c) Rekrutmen SDM dilakukan berdasarkan prinsip netral,
objektif, akuntabel, bebas dari KKN, serta terbuka dengan
ketentuan:
(1) Setiap Warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat
dapat mengikuti seleksi tanpa membedakan jenis
kelamin, suku, agama, ras, golongan, atau daerah.
(2) Pengumuman rekrutmen SDM diumumkan secara
luas dengan menggunakan media yang tersedia
(internet, televisi, radio, surat kabar, papan
pengumuman, dll) oleh Panitia Rekrutmen yang
ditunjuk oleh Kepala UPT Puskesmas UPT
PUSKESMAS dengan memuat persyaratan pelamar,
jenis ketenagaan, kualifikasi pendidikan, jumlah
lowongan jabatan, tujuan lamaran, waktu
pendaftaran, dan tempat pendaftaran.
(3) Seleksi dilakukan secara objektif, terbuka dan adil.
(4) Hasil ujian diolah dengan komputer.
d) Proses pengangkatan SDM berpegang teguh pada prinsip
kebenaran, tata aturan, objektif, transparan, dan rasional
agar terjaring SDM yang beriman, bertaqwa, berakhlak
mulia, taat beribadah, berwawasan luas, andal, dan
profesional.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 60


g. Penempatan
Rotasi PNS dan non PNS dilaksanakan dengan tujuan untuk
peningkatan kinerja dan pengembangan karir, dengan
mempertimbangkan : Penempatan seseorang pada pekerjaan
yang sesuai dengan pendidikan dan keterampilannya, masa kerja
pada unit tertentu, Pengalaman pada bidang tugas tertentu,
kegunaannya dalam menunjang karir, kondisi fisik dan psikis
pegawai.

h. Pembinaan
Pembinaan Pegawai adalah segala usaha dan tujuan
kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penggunaan dan
pemeliharaan pegawai dengan tujuan untuk mampu
melaksanakan tugas organisasi dengan efektif dan efisien.
Pembinaan dilakukan dengan tujuan untuk menghasilkan
pegawai yang bermutu dan berkualitas yang berdaya guna dan
berhasil guna yang dilakukan secara sistimatis dan pemanfaatan
potensi dan kemampuan sesuai dengan kebutuhan organisasi.
Sumberdaya manusia atau pegawai memegang peranan
penting bagi kemajuan suatu organisasi, terutama di tengah
keterbatasan sarana, tetapi dalam hal kualitas pegawai memadai
sehingga jalannya organisasi akan lebih maksimal. Adapun
kualitas pegawai yang diinginkan adalah:
1) Mempunyai integritas moral
2) Mempunyai disiplin yang tinggi
3) Kompeten dalam bidang tugasnya
4) Dapat bekerja secara sinergi
Untuk kualitas pegawai yang diinginkan dilakukan pembinaan
dengan beberapa kegiatan sebagai berikut :
1) Apel kesiapan kerja pada pagi hari
2) Mengadakan dialog secara formal memalui rapat dan secara
informal pada waktu kintrol pimpinan ke tempat tugas

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 61


3) Mengikuti diklat teknis maupun administratif bagi pegawai
yang
4) memenuhi syarat
5) Mengusulkan promosi bagi pegawai yang berprestasi
6) Mengadakan studi banding ke tempat lain yang dianggap lebih
baik
7) Membentuk usaha simpan pinjam untuk kesejahteraan
pegawai
8) Mengadakan pengajian secara rutin
9) Melakukan rekreasi bersama secara bergiliran
10) Menyiapkan sarana olahraga dan seni sesuai dengan
kemampuan dan kebutuhan
11) Mengadakan senam aerobik setiap hari Jum’at dengan
memanggil instruktur dari luar.
Selain hal-hal tersebut di atas pegawai di lingkungan
Pemerintah Kota Bandung mempunyai pedoman tingkah laku dan
komitmen moral terhadap pelaksanaan tugas dan tanggungjawab,
pedoman tersebut adalah Kode etik Pegawai dilingkungan
Pemerintah Kota Bandung. Kode etik yang dimaksud adalah :
Kami Pegawai di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung akan
bersungguh-sungguh mentaati dan menjalankan Kode Etik
sebagai berikut :
(1) Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
(2) Setia dan taat kepada Negara Kesatuan dan pemerintah
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
(3) Tanggap, terbuka, jujur dan akurat serta tepat waktu dalam
melaksanakan setiap kebijakan dan program pemerintah;
(4) Memiliki Integritas tinggi dan tidak menyalahkan jabatan dan
wewenang;
(5) Saling menghormati, mampu bekerjasama, menciptakan
suasana dan hubungan kerja yang harmonis sesama
pegawai;

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 62


(6) Memberikan pelayannan secara cepat, tepat, terbuka, dan
adil serta tidak diskriminatif;
(7) Senantiasa berfikir positif, kreatif, responsif dan inovatif
untuk kelancaran dan peningkatan kualitas pelaksanaan
tugas;
(8) Profesionalisme dan selalu berusaha untuk mencapai hasil
yang terbaik bagi masyarakat dan pemerintah Kota Bandung.
(9) Kode Etik tersebut diatas harus terpampang disetiap ruangan
dan dibacakan pada setiap apel pagi serta diterapkan dalam
pelaksanaan tugas.
i. Sistem Karier
Dalam rangka usaha untuk meningkatkan mutu dan
keterampilan serta memupuk kegairahan bekerja, maka perlu
dilaksanakan pembinaan pegawai dengan sebaik baiknya atas
dasar sistem karier dan sistem prestasi kerja, sehingga dengan
demikian dapat dikembangkan bakat dan kemampuan yang ada
pada diri masing-masing pegawai secara wajar. Maka sistem
pembinaan karier yang harus dilaksanakan adalah :
1) Sistem Karier untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) didasarkan
pada UU No. 43 tahun 1999 tentang perubahan atas Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian.
2) Sistem Karier untuk pegawai non PNS didasarkan kepada
standar kompetensi jabatan yaitu lingkup tugas dan syarat
jabatan yang harus dipenuhi untuk memduduki suatu jabatan
agar tercapai sasaran organisasi yang menjadi tugas, hak,
kewajiban dan tanggung jawab dari pemangku jabatan
j. Pemutusan Hubungan Kerja/ Pemberhentian Pegawai
Pemutusan Hubungan Kerja atau Pemberhentian Pegawai
adalah pemutusan atau pemberhentian yang mengakibatkan
pegawai yang bersangkutan kehilangan statusnya sebagai pegawai
dengan tidak bekerja lagi pada satuan organisasi. Pemutusan

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 63


hubungan kerja atau pemberhentian pegawai disebabkan sebagai
berikut :
1) Pemberhentian atas permintaan sendiri
2) Pemberhentian karena mencapai batas usia pensiun
3) Pemberhentian karena adanya penyederhanaan Organisasi
4) Pemberhentian karena melakukan pelanggaran/tidak
pidana/penyelewengan
5) Pemberhentian karena tidak cakap Jasmani atau Rohani
6) Pemberhentian karena meninggalkan tugas
7) Pemberhentian karena meninggal dunia atau hilang
8) Pemberhentian karena hal-hal lain

k. Sistem Remunerasi
Remunerasi adalah imbalan kerja yang dapat berupa gaji,
tunjangan tetap, honorarium, insentif, bonus atas prestasi kerja,
pesangon, dan atau pensiun yang diberikan kepada dewan
pengawas, pejabat pengelola UPT Puskesmas dan pegawai UPT
Puskesmas , yang ditetapkan oleh Kepala Daerah (Walikota)
berdasarkan usulan yang disampaikan oleh pemimpin BLUD
melalui Sekretaris Daerah.

l. Penghargaan dan Sanksi


Untuk mendorong motivasi kerja dan produktivitas
pegawai maka UPT Puskesmas menerapkan kebijakan tentang
imbal jasa bagi pegawai yang mempunyai kinerja baik dan sanksi
bagi pegawai yang tidak memenuhi ketentuan atau melanggar
peraturan yang ditetapkan.
1) Kenaikan pangkat PNS merupakan penghargaan yang
diberikan atas prestasi kerja dan pengabdian pegawai yang
bersangkutan terhadap Negara berdasarkan kenaikan
pangkat regular dan kenaikan pangkat pilihan sesuai
dengan ketentuan.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 64


2) Pemberian penghargaan pegawai non PNS adalah
merupakan penghargaan yang diberikan atas prestasi kerja
yang bersangkutan terhadap kineja UPT Puskesmas dan
diberikan berdasarkan sistem remunerasi.
3) Sanksi bagi PNS yang melanggar aturan tentang disiplin
diatur berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai.
Sanksi bagi pegawai non PNS yang terbukti melakukan
pelanggaran dijatuhkan hukuman disiplin agar yang
bersangkutan mempunyai sikap menyesal dan berusaha tidak
mengulangi dan memperbaiki diri pada masa yang akan datang,
adapun hukuman yang diberikan berupa hukuman disiplin
ringan, sedang, berat sesuai dengan berat ringannnya
pelanggaran yang dilakukan oleh pegawai yang bersangkutan.

F. KRITERIA PEJABAT BLUD

1) Pimpinan BLUD/Kepala UPT


Puskesmas Padasuka
a. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Berijazah setidak-tidaknya Strata Satu (S-1)
c. Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat
keterangan sehat dari dokter independen.
d. Mampu memimpin, membina, mengkoordinasikan dan
mengawasi kegiatan UPT Puskesmas Padasuka dengan
seksama.
e. Mampu melakukan pengendalian terhadap tugas dan kegiatan
UPT Puskesmas Padasuka sedemikian rupa sehingga dapat
berjalan secara lancar dan berkelanjutan.
f. Cakap menyusun kebijakan strategis UPT Puskesmas
Padasuka dalam meningkatkan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat.
g. Bersedia dicalonkan dan mencalonkan diri menjadi Kepala
UPT Puskesmas Padasuka secara tertulis.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 65


h. Memiliki visi, misi, dan program yang jelas dan dapat
diterapkan, diantaranya meliputi:
 Peningkatan kreativitas, prestasi, dan akhlak mulia insan

UPT Puskesmas Padasuka


 Peningkatan kualitas tenaga medis, paramedis dan non

medis UPT Puskesmas Padasuka


 Pelaksanaan efektivitas, efisiensi, dan akuntabilitas
program
2) Pejabat Pengelola
Keuangan/Kepala Sub Bagian Tata
Usaha
a. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Berijazah setidak-tidaknya Strata Satu (S1).
c. Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat
keterangan sehat dari dokter independen.
d. Mampu membantu Kepala UPT Puskesmas Padasuka dalam
memimpin, menyusun kebijakan, membina dan
mengkoordinasikan seluruh pelaksanaan kegiatan pelayanan
medik, kegiatan ketatausahaan, pengelolaan keuangan,
perencanaan program, pengelolaan data elektronik, pengawasan
Intern, kegiatan pengelolaan sarana umum dan sanitasi di
lingkungan UPT Puskesmas Padasuka Kepala Sub Bagian Tata
Usaha harus mampu:
 Menyusun perencanaan program dan kegiatan dalam
bidang yang menjadi kewenangannya.
 Mengevaluasi dan melaporkan kegiatan ketatausahaan.

3) Pejabat Teknis
(1) Beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa;


(2) Berijazah setidak-tidaknya
D3.
(3) Sehat jasmani dan rohani
yang dibuktikan dengan surat

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 66


keterangan sehat dari dokter
independen.
(4) Cakap melaksanakan tugas
sesuai dengan tugas pokok
dan fungsi masing-masing pos
jabatan sesuai dengan
peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Tugas pokok dan fungsi
terakhir diatur dalam
Peraturan Walikota Nomor 5
Tahun 2008 tentang tentang
Rincian Tugas, Fungsi dan
Tata Kerja Dinas Daerah Kota
Bandung.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 67


BAB III
PROSES TATA
KELOLA

A. PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN DEWAN PENGAWAS DAN


PEJABAT PENGELOLA
1. Pengangkatan dan Pemberhentian Dewan Pengawas
a. Dalam rangka pelaksanaan pengawasan terhadap pengurusan
BLUD UPT Puskesmas dapat dibentuk Dewan Pengawas dengan
Keputusan Kepala Daerah (Walikota).
b. Dewan Pengawas hanya dibentuk bila BLUD memiliki realisasi nilai
omzet tahunan menurut laporan realisasi anggaran minimum
sebesar Rp. 15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah), dan/atau
nilai aset menurut neraca, minimum sebesar Rp.
75.000.000.000,00 (tujuh puluh lima miliar rupiah).
c. Anggota Dewan Pengawas terdiri dari unsur-unsur pejabat SKPD,
unsur-unsur pejabat pengelola keuangan daerah serta tenaga ahli
yang sesuai dengan kegiatan Puskesmas.
d. Pemilihan Dewan Pengawas dilakukan dengan mekanisme uji
kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) yang dilakukan
secara transparan, profesional, mandiri, dan dapat dipertanggung-
jawabkan
e. Masa jabatan anggota Dewan Pengawas ditetapkan selama 5
tahun dan dapat diangkat kembali untuk satu kali masa jabatan
berikutnya.
f. Yang dapat diangkat sebagai anggota Dewan Pengawas adalah
orang perseorangan yang:
1) Memiliki dedikasi dan memahami masalah-masalah yang
berkaitan dengan kegiatan BLUD, serta dapat menyediakan
waktu yang cukup untuk melaksanakan tugasnya. diangkat
berdasarkan pertimbangan integritas, dedikasi, memahami
masalah-masalah manajemen rumah sakit yang berkaitan
dengan salah satu fungsi manajemen, memiliki pengetahuan

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 68


yang memadai di bidang usaha rumah sakit tersebut, mengikuti

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 69


dan lulus uji kelayakan dan kepatutan, serta dapat menyediakan
waktu yang cukup untuk melaksanakan tugasnya.
2) Mampu melaksanakan perbuatan hukum dan tidak pernah
dinyatakan pailit atau tidak pernah menjadi anggota Direksi atau
Komisaris atau Dewan Pengawas yang dinyatakan bersalah
sehingga menyebabkan suatu badan usaha pailit, atau orang
yang tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana
yang merugikan kerugian negara.
g. Pengangkatan anggota Dewan Pengawas tidak bersamaan
waktunya dengan pengangkatan Pejabat Pengelola, kecuali
pengangkatan untuk pertama kalinya pada waktu pembentukan
BLUD.
h. Anggota Dewan Pengawas diberhentikan oleh Kepala Daerah
(Walikota), setelah masa jabatannya habis.
i. Anggota Dewan Pengawas dapat diberhentikan sebelum habis masa
jabatannya oleh Kepala daerah (Walikota), apabila terbukti:
1) Tidak melaksanakan tugasnya dengan baik.
2) Tidak melaksanakan ketentuan undang-undang.
3) Terlibat dalam tindakan merugikan BLUD.
4) Dipidana penjara karena dipersalahkan melakukan perbuatan
pidana kejahatan dan/atau yang berkaitan dengan tuganya
melaksanakan pengawasan atas BLUD.
j. Rencana pemberhentian dengan alasannya sebagaimana dimaksud
dalam point h diberitahukan secara tertulis oleh Kepala Daerah
(Walikota) kepada anggota Dewan Pengawas yang bersangkutan.
k. Keputusan pemberhentian ditetapkan setelah yang bersangkutan
diberi kesempatan membela diri secara tertulis dan disampaikan
kepada Kepala Daerah (Walikota) paling lambat dalam jangka
waktu satu bulan terhitung sejak anggota Dewan Pengawas yang
bersangkutan diberitahu secara tertulis.
l. Selama rencana pemberhentian masih dalam proses maka anggota
Dewan Pengawas yang bersangkutan dapat menjalankan tugasnya.
m. Jika dalam jangka waktu dua bulan terhitung sejak tanggal

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 70


penyampaian pembelaan diri Kepala Daerah (Walikota) tidak
memberikan keputusan pemberhentian anggota Dewan Pengawas
tersebut, maka rencana pemberhentian tersebut menjadi batal.
n. Kedudukan sebagai anggota Dewan Pengawas berakhir dengan
dikeluarkannya keputusan pemberhentian oleh Kepala Daerah
(Walikota).
2. Pengangkatan dan Pemberhentian Pejabat Pengelola
a. Pejabat Pengelola diangkat dan diberhentikan oleh Kepala Daerah
(Walikota).
b. Pejabat Pengelola dapat berasal dari pegawai negeri sipil dan/atau
tenaga profesional non pegawai negeri sipil sesuai dengan
kebutuhan BLUD.
c. Pengangkatan dan pemberhentian pejabat pengelola yang berasal
dari pegawai negeri sipil disesuaikan dengan ketentuan
perundangan-undangan di bidang kepegawaian.
d. Pengangkatan dan pemberhentian pejabat pengelola yang berasal
dari tenaga profesional bukan pegawai negeri sipil diatur lebih
lanjut dengan keputusan Kepala Daerah (Walikota).
e. Pengangkatan dalam jabatan dan penempatan pejabat pengelola
BLUD ditetapkan berdasarkan kompetensi dan kebutuhan praktik
bisnis yang sehat. Kompetensi merupakan kemampuan dan
keahlian yang dimiliki oleh pejabat pengelola BLUD berupa
pengetahuan, ketrampilan dan sikap perilaku yang diperlukan
dalam pelaksanaan tugas. Kebutuhan praktik bisnis yang sehat
merupakan kesesuaian antara kebutuhan jabatan, kualitas dan
kualifikasi dengan kemampuan keuangan BLUD.
f. Pemilihan Pejabat Pengelola dilakukan dengan mekanisme uji
kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) yang dilakukan secara
transparan, profesional, mandiri, dan dapat dipertanggung-
jawabkan.
g. Masa jabatan Pejabat Pengelola non PNS ditetapkan 3 tahun dan
dapat diangkat kembali untuk satu kali masa jabatan berikutnya.
h. Pejabat Pengelola diberhentikan oleh Kepala Daerah (Walikota),

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 71


setelah masa jabatannya habis.
i. Pejabat Pengelola dapat diberhentikan sebelum habis masa
jabatannya oleh Kepala Daerah (Walikota) atas usulan Dewan
Pengawas, apabila terbukti:
1) Tidak melaksanakan tugasnya dengan baik.
2) Tidak melaksanakan ketentuan undang-undang.
3) Terlibat dalam tindakan merugikan BLUD.
4) Dipidana penjara karena dipersalahkan melakukan perbuatan
pidana kejahatan dan/atau yang berkaitan dengan tugasnya
melaksanakan pengurusan atas BLUD.
5) Mendapat tugas lain dari Kepala Daerah (Walikota).
j. Rencana pemberhentian dengan alasannya sebagaimana dimaksud
dalam poin i diberitahukan secara tertulis oleh Kepala Daerah
(Walikota) kepada Pejabat Pengelola yang bersangkutan.
k. Keputusan pemberhentian sebagaimana dimaksud dalam poin i
ditetapkan setelah yang bersangkutan diberi kesempatan membela
diri secara tertulis dan disampaikan kepada Kepala Daerah
(Walikota) paling lambat dalam jangka waktu satu bulan terhitung
sejak Pejabat Pengelola yang bersangkutan diberitahu secara
tertulis.
l. Selama rencana pemberhentian sebagaimana dimaksud dalam poin
i masih dalam proses maka Pejabat Pengelola yang bersangkutan
dapat menjalankan tugasnya namun tidak boleh membuat
keputusan/kebijakan strategis.
m. Jika dalam jangka waktu dua bulan terhitung sejak tanggal
penyampaian pembelaan diri sebagaimana dimaksud dalam poin k
kepada Kepala Daerah (Walikota) tidak memberikan keputusan
pemberhentian Pejabat Pengelola tersebut, maka rencana
pemberhentian tersebut menjadi batal.
n. Kedudukan sebagai Pejabat Pengelola berakhir dengan
dikeluarkannya keputusan pemberhentian oleh Kepala Daerah
(Walikota).

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 72


B. Program Pengenalan (Induction Program)
1. Pejabat Pengelola dan/atau Dewan Pengawas yang baru wajib
diberikan program pengenalan mengenai Puskesmas.
2. Tanggung jawab untuk mengadakan program pengenalan Dewan
Pengawas yang baru berada pada Kepala Daerah (Walikota) atau jika
berhalangan dapat melimpahkan kepada Ketua Dewan Pengawas
dan/atau Pimpinan BLUD.
3. Tanggung jawab untuk mengadakan program pengenalan Pejabat
Pengelola yang baru berada pada Ketua Dewan Pengawas atau jika
berhalangan dapat melimpahkan pada Pimpinan BLUD.
4. Program pengenalan meliputi:
a. Pelaksanaan prinsip-prinsip Tata Kelola yang baik oleh
Puskesmas.
b. Gambaran mengenai Puskesmas berkaitan dengan tujuan, sifat
dan lingkup kegiatan, kinerja keuangan dan operasional, strategi,
dan masalah-masalah strategis lainnya.
c. Keterangan berkaitan dengan kewenangan yang didelegasikan,
audit internal dan eksternal, sistem dan kebijakan pengendalian
internal.
d. Keterangan mengenai tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas
dan Pejabat Pengelola.

C. TATA KERJA UPT PUSKESMAS & PUSKESMAS JEJARING


1) UPT Puskesmas
a. Dengan Kantor Kecamatan
Dalam melaksanakan fungsinya, UPT Puskesmas berkoordinasi
dengan kantor Kecamatan Cibeunying Kidul melalui pertemuan
berkala yang diselenggarakan di tingkat kecamatan. Koordinasi
tersebut mencakup perencanaan, penggerakan pelaksanaan,
pengawasan dan pengendalian serta penilaian. Dalam hal
pelaksanaan fungsi penggalian sumber daya masyarakat oleh UPT

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 73


Puskesmas, koordinasi dengan kantor kecamatan mencakup pula
kegiatan fasilitasi.
e. Dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
UPT Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kota, dengan demikian secara teknis dan administratif, UPT
Puskesmas bertanggungjawab kepada Dinas Kesehatan Kota.
Sebaliknya Dinas Kesehatan Kota bertanggungjawab membina
serta memberikan bantuan administratif dan teknis kepada UPT
Puskesmas.
f. Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Puskesmas sebagai mitra pelayanan kesehatan strata pertama
yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan swasta. Puskesmas
menjalin kerjasama termasuk penyelenggaraan rujukan dan
memantau kegiatan yang diselenggarakan. Sedangkan sebagai
pembina upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat,
puskesmas melaksanakan bimbingan teknis, pemberdayaan dan
rujukan sesuai kebutuhan.
g. Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Rujukan
Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat, puskesmas menjalin kerjasama yang erat
dengan berbagai pelayanan kesehatan rujukan. Untuk upaya
kesehatan perorangan, jalinan kerjasama tersebut
diselenggarakan dengan berbagai sarana pelayanan kesehatan
perorangan seperti rumah sakit dan berbagai balai kesehatan
masyarakat (balai pengobatan penyakit paru-paru, balai
kesehatan mata masyarakat, balai kesehatan kerja masyarakat,
balai kesehatan olahraga masyarakat, balai kesehatan jiwa
masyarakat, balai kesehatan indra masyarakat). Sedangkan untuk
upaya kesehatan masyarakat, jalinan kerjasama diselenggarakan
dengan berbagai sarana pelayanan kesehatan masyarakat
rujukan, seperti Dinas Kesehatan Kota, Balai Teknik Kesehatan
Lingkungan, Balai Laboratorium Kesehatan serta berbagai balai
kesehatan masyarakat. Kerjasama tersebut diselenggarakan

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 74


melalui penerapan konsep rujukan yang menyeluruh dalam
koordinasi.

2) Puskesmas Jejaring
a. Puskesmas Jejaring dengan UPT Puskesmas
Dalam melaksanakan fungsinya, Puskesmas berkoordinasi
dengan UPT Puskesmas melalui pertemuan berkala yang
diselenggarakan di tingkat UPT. Koordinasi tersebut mencakup
perencanaan, penggerakan pelaksanaan, pengawasan dan
pengendalian serta penilaian. Penanggung Jawab Puskesmas
bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan semua jenis
pelayanan kesehatan yang diberikan serta melaporkan hasil
kegiatan ke UPT Puskesmas.
b. Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Puskesmas sebagai mitra pelayanan kesehatan strata pertama
yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan swasta. Puskesmas
menjalin kerjasama termasuk penyelenggaraan rujukan dan
memantau kegiatan yang diselenggarakan. Sedangkan sebagai
pembina upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat,
puskesmas melaksanakan bimbingan teknis, pemberdayaan dan
rujukan sesuai kebutuhan.
c. Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Rujukan
Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat, puskesmas menjalin kerjasama yang erat
dengan berbagai pelayanan kesehatan rujukan. Untuk upaya
kesehatan perorangan, jalinan kerjasama tersebut
diselenggarakan dengan berbagai sarana pelayanan kesehatan
perorangan seperti rumah sakit dan berbagai balai kesehatan
masyarakat (balai pengobatan penyakit paru-paru, balai
kesehatan mata masyarakat, balai kesehatan kerja masyarakat,
balai kesehatan olahraga masyarakat, balai kesehatan jiwa
masyarakat, balai kesehatan indra masyarakat). Sedangkan untuk
upaya kesehatan masyarakat, jalinan kerjasama diselenggarakan

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 75


dengan berbagai sarana pelayanan kesehatan masyarakat
rujukan, seperti Dinas Kesehatan Kota, Balai Teknik Kesehatan
Lingkungan, Balai Laboratorium Kesehatan serta berbagai balai
kesehatan masyarakat. Kerjasama tersebut diselenggarakan
melalui penerapan konsep rujukan yang menyeluruh dalam
koordinasi.

D. KERJASAMA PENDIDIKAN
1. UPT Puskesmas menjalin kerjasama dengan Institusi Pendidikan
Kedokteran, Kebidanan, Keperawatan, dan bidang kesehatan
lainnya, dilandasi itikad baik dan saling menguntungkan serta
dituangkan dalam kesepakatan secara tertulis.
2. Kerjasama antara kedua belah pihak adalah kerjasama yang sehat,
serasi dan terpadu, dengan saling menghormati kewenangan
masing- masing dan menjalankan kewajiban dengan penuh
tanggungjawab.
3. Tim Koordinasi Pelaksanaan Program Pendidikan yang dibentuk
bersama antara UPT Puskesmas dengan Institusi Pendidikan
menjembatani kepentingan Intitusi Pendidikan tersebut dan UPT
Puskesmas dalam mencapai tujuan bersama dalam kerjasama
pendidikan.
4. Perpanjangan dan penghentian kerjasama pendidikan antara UPT
Puskesmas dengan Institusi Pendidikan didasarkan atas ketentuan
perjanjian yang berlaku.

E. RENCANA STRATEGI BISNIS (RSB) DAN RENCANA BISNIS DAN


ANGGARAN (RBA)
1. Pejabat Pengelola wajib menyusun Rencana Strategis Bisnis (RSB)
lima tahunan dan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) tahunan yang
merupakan penjabaran RSB yang telah disahkan dengan mengacu
pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Bandung dan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota
Bandung.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 76


2. Dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari sebelum berakhirnya RSB,
Pejabat Pengelola wajib menyampaikan rancangan RSB periode
berikutnya pada Kepala Daerah (Walikota) melalui sekretaris daerah.
3. Pejabat Pengelola wajib menyampaikan RBA yang telah disetujui
Dewan Pengawas dan/ atau Kepala Dinas Kesehatan kepada DPKAD
untuk dimintakan pengesahan sesuai jadwal pemerintah Kota
Bandung untuk tahun anggaran yang bersangkutan. Dalam kondisi
belum dibentuk dewan pengawas maka pengusulan RBA di
sampaikan kepada walikota melalui sekretaris daerah.
4. Dewan Pengawas dan/atau Kepala Dinas Kesehatan memberikan
masukan-masukan pada saat penyusunan RSB dan RBA, serta
melakukan pembahasan bersama-sama dengan Pejabat Pengelola
sebelum memberikan persetujuannya
5. Pejabat Pengelola bertanggung jawab atas pelaksanaan RSB dan RBA
serta melaksanakan evaluasi dan pengendaliannya.
6. Setiap perubahan RBA harus disetujui oleh Dewan Pengawas
dan/atau Kepala Dinas Kesehatan dan dilakukan melalui mekanisme
perubahan APBD.Dalam kondisi dewan pengawas belum terbentuk,
usulan perubahan RBA disampaikan kepada Walikota melalui Sekda.
7. Dewan Pengawas dan Dinas Kesehatan memantau pelaksanaan RBA
dan kesesuaiannya dengan RSB, serta memberikan masukan-
masukan dalam upaya pencapaiannya.

F. PENDELEGASIAN WEWENANG
1. Dalam hal pemimpin BLUD berhalangan, untuk menunjang
kelancaran tugas dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas maka
Pemimpin BLUD dapat mendelegasikan sebagian wewenang
kepada Kepala Sub Bagian Tata Usaha.
2. Dalam hal Kepala Sub.Bagian Tata Usaha berhalangan, maka
pemimpin BLUD dapat menunjuk pegawai lain berdasarkan
kepangkatan, senioritas atau kemampuan manajerial.
3. Pendelegasian wewenang dikaji secara periodik untuk disesuaikan
dengan tuntutan perkembangan Puskesmas.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 77


4. Pendelegasian wewenang yang dilakukan tidak melepaskan
tanggung jawab Pemimpin BLUD.

G. PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1. Semua keputusan dalam pertemuan Lokakarya Mini Bulanan,
Lokakarya Mini Triwulan dan rapat lainnya dilakukan
berdasarkan musyawarah untuk mufakat.
2. Setiap keputusan yang diambil harus memperhatikan
kepentingan stakeholders UPT Puskesmas, risiko yang melekat,
dan kewenangan yang dimiliki oleh setiap pengambil keputusan
dan dilaksanakan dalam rangka meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan dan pengaturan sumberdaya pelayanan
(tenaga, sarana/prasarana)
3. Hak mengemukakan pendapat dijunjung tinggi dalam upaya
memberikan masukan peningkatan kinerja UPT Puskesmas.
4. Keputusan-keputusan yang mengikat dapat pula diambil tanpa
diadakan rapat, asalkan keputusan itu disetujui secara tertulis.
5. Kepala Daerah (Walikota), Dewan Pengawas, Kepala Dinas
Kesehatan dan Pejabat Pengelola harus konsisten dalam
menjalankan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan.

H. MANAJEMEN RISIKO
1. Pejabat Pengelola melakukan identifikasi dan kajian terhadap potensi
risiko yang dihadapi Puskesmas.
2. Pemimpin BLUD menetapkan strategi dan kebijakan penanganan
pengelolaan risiko serta melakukan pengawasan atas
pelaksanaannya.
3. Pejabat Keuangan dan Pejabat Teknis Pengelola BLUD menyusun
pedoman penanganan masalah dengan stakeholders yang berkaitan
dengan dampak jasa pelayanan kesehatan, disahkan oleh Pemimpin
BLUD.
4. Pemimpin BLUD memberikan informasi hasil analisa risiko yang

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 78


dilakukan kepada Kepala Dinas dan Dewan Pengawas sesuai dengan
tingkat kebutuhan.
5. Kepala Dinas dan Dewan Pengawas memantau pelaksanaan
pengelolaan risiko Puskesmas dan memberikan masukan untuk
perbaikan.
6. SPI melakukan kajian terhadap kecukupan pengelolaan risiko yang
diterapkan Puskesmas sebagai bahan kajian risiko kepada Pemimpin
BLUD.

I. PELAPORAN
1. Pejabat Pengelola menyampaikan laporan keuangan UPT
Puskesmas sebagai Unit Kerja (Entitas Akuntansi) secara berkala
setiap semester dan tahunan kepada Walikota melalui Dinas
Kesehatan dan PPKD.
1) Laporan Realisasi Semester Pertama Anggaran Pendapatan dan
Belanja.
(1) Pejabat Pengelola menyusun laporan realisasi semester
pertama anggaran pendapatan dan belanja UPT Puskesmas
sebagai hasil pelaksanaan anggaran yang menjadi tanggung
jawabnya. Laporan disertai dengan prognosis untuk enam
bulan berikutnya.
(2) Laporan disiapkan oleh PPK-SKPD dan disampaikan kepada
Pimpinan BLUD selaku Pengguna Anggaran untuk
ditetapkan sebagai laporan realisasi semester pertama
anggaran pendapatan dan belanja serta prognosis untuk
enam bulan berikutnya paling lama tujuh hari kerja setelah
semester pertama tahun anggaran berkenaan berakhir.
(3) Pejabat Pengelola menyampaikan laporan realisasi semester
pertama anggaran pendapatan dan belanja Unit Kerja serta
prognosis untuk enam bulan berikutnya kepada PPKD
sebagai dasar penyusunan laporan realisasi semester
pertama APBD paling lambat sepuluh hari kerja setelah
semester pertama tahun anggaran berkenaan berakhir.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 79


2) Laporan Tahunan
(1) PPK - Unit Kerja menyiapkan laporan keuangan UPT
Puskesmas tahun anggaran berkenaan dan disampaikan
kepada Pejabat Pengelola (Kepala Unit Kerja) untuk
ditetapkan sebagai laporan pertanggungjawaban
pelaksanaan anggaran Unit Kerja.
(2) Laporan keuangan Unit Kerja disampaikan kepada Walikota

melalui Dinas Kesehatan dan PPKD paling lambat dua


bulan setelah tahun anggaran berakhir.
(3) Laporan keuangan disusun oleh pejabat pengguna anggaran
sebagai hasil pelaksanaan anggaran yang berada di Unit
Kerja yang menjadi tanggungjawabnya.
(4) Laporan keuangan Unit Kerja terdiri dari:

a. Laporan Ralisasi Anggaran


b. Neraca
c. Catatan Atas Laporan Keuangan
(5) Laporan keuangan Unit Kerja dilampiri dengan surat
pernyataan kepala Unit Kerja bahwa pengelolaan APBD yang
menjadi tanggungjawabnya telah diselenggarakan dengan
sistem pengendalian intern yang memadai dan standar
akuntansi pemerintahan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
2. Pejabat Pengelola menyampaikan laporan keuangan UPT
Puskesmas sebagai BLUD (Entitas Pelaporan) secara berkala setiap
triwulan, semester dan tahunan kepada Walikota.
1) Setiap transaksi keuangan BLUD harus diakuntansikan dan
dokumen pendukungnya dikelola secara tertib
2) Akuntansi dan laporan keuangan BLUD disusun berdasarkan
Standar Akuntansi Keuangan yang diterbitkan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia. Dalam rangka konsolidasi dengan Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah terlebih dulu harus dilakukan
penyesuaian atau dikonversikan dengan Standar Akuntansi

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 80


Pemerintahan (SAP) dan mengacu pada Permendagri nomor 13
Tahun 2006, tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
3) Laporan Keuangan BLUD setidak-tidaknya terdiri dari:
a. Laporan realisasi anggaran/laporan operasional yang
berisi informasi jumlah pendapatan dan biaya BLUD
selama satu periode
b. Neraca yang menggambarkan posisi keuangan mengenai
aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu
c. Catatan atas laporan keuangan yang berisi penjelasan
naratif atau rincian dari angka yang tertera dalam
laporan keuangan disertai laporan mengenai kinerja.
d. Laporan keuangan BLUD disampaikan secara berkala
kepada PPKD melalui Dinas Kesehatan, untuk
dikonsolidasikan dengan laporan pemerintah daerah
secara berkala paling lambat 1 (satu) bulan setelah
periode pelaporan berakhir.
e. Laporan keuangan BLUD merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari laporan pertanggungjawaban keuangan
pemerintah daerah.
3. Pejabat Pengelola wajib mengungkapkan informasi penting dalam
Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan UPT Puskesmas sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku secara tepat
waktu, akurat, jelas dan obyektif
4. Kepala Dinas Kesehatan wajib membahas secara bersama-sama
dengan Pejabat Pengelola, setiap laporan sebelum menyetujui dan
menyampaikannya kepada Walikota
5. Kepala Dinas Kesehatan menyampaikan laporan kepada Walikota
secara berkala baik triwulan maupun tahunan serta pada setiap
waktu yang diperlukan mengenai perkembangan UPT Puskesmas.
6. Kepala Dinas Kesehatan wajib menyusun dan menyampaikan
laporan pelaksanaan tugas yang telah dilakukan pada akhir masa
jabatan.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 81


7. Pejabat Pengelola menyampaikan laporan khusus kepada Kepala
Dinas Kesehatan setiap ada kejadian penting.
8. Pejabat Pengelola menyampaikan Laporan Manajemen setiap
triwulan kepada Kepala Dinas Kesehatan paling lambat 1 (satu)
bulan setelah triwulan berakhir
9. Pejabat Pengelola menetapkan mekanisme penyampaian laporan
pertanggungjawaban setiap bidang dalam suatu sistem
pengendalian internal yang memadai

J. AKUNTABILITAS BERBASIS KINERJA DAN PENILAIAN KINERJA


1) Pejabat Pengelola melaporkan hasil pencapaian kinerja kepada
Dinas Kesehatan untuk disampaikan kepada Wallikota.
2) Penilaian kinerja terhadap bidang/bagian dilakukan setiap tahun
dan dilakukan secara transparan.
3) Kinerja Pejabat Pengelola dievaluasi secara berkala pada setiap
akhir tahun anggaran atau sewaktu-waktu apabila dibutuhkan
oleh Dinas Kesehatan dengan menggunakan kriteria penilaian yang
umum berlaku dalam UPT Puskesmas. Hasil penilaian kinerja
dilaporkan kepada Walikota.
4) Kepala Dinas Kesehatan melaporkan kepada Walikota apabila
terjadi gejala kemunduran kinerja UPT Puskesmas.
5) Walikota menilai kinerja UPT Puskesmas, Kepala Dinas Kesehatan
dan Pejabat Pengelola melalui mekanisme yang telah ditetapkan

K. SUKSESI MANAJEMEN
1. Pejabat Pengelola BLUD menetapkan persyaratan jabatan dan proses
seleksi untuk Kepala Instalasi/SPI/Pelaksana Urusan sesuai dengan
kebutuhan UPT Puskesmas dalam menjalankan strategi
2. Penetapan persyaratan jabatan dan proses seleksi untuk Kepala
Instalasi/SPI/Pelaksana Urusan harus dilaporkan kepada Dewan
Pengawas
3. Pejabat Pengelola menetapkan program pengembangan kemampuan
pegawai Rumah Sakit baik fungsional maupun struktural secara

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 82


transparan.
4. Dewan Pengawas memantau pengisian formasi Kepala Instalasi/SPI
/Pelaksana Urusan dalam upaya menjaring dan mengusulkan calon
Pejabat Pengelola kepada Kepala Daerah (Walikota).

L. PENGENDALIAN INTERNAL
1. Pejabat Pengelola harus menetapkan Sistem Pengendalian
Internal yang efektif untuk mengamankan investasi dan aset UPT
Puskesmas serta membantu manajemen dalam hal :
1) upaya-upaya mengamankan harta kekayaan (safe guarding of

assets);
2) menciptakan keakuratan data akuntansi;

3) menciptakan efisiensi dan produktivitas; dan

4) mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen dalam


penerapan praktek bisnis yang sehat
2. Sistem Pengendalian Internal antara lain mencakup hal-hal
sebagai berikut:
1) Lingkungan Pengendalian Internal yang disiplin dan
terstruktur, yang terdiri dari:
a. Integritas, nilai etika dan kompetensi pegawai
b. Filosofi dan gaya manajemen;
c. Cara yang ditempuh manajemen dalam melaksanakan
kewenangan dan tanggung jawabnya;
d. Pengorganisasian dan pengembangan Sumber Daya Manusia;
e. Perhatian dan arahan yang dilakukan oleh Pejabat Pengelola
2) Pengkajian dan Pengelolaan Risiko, yaitu suatu proses
untuk mengidentifikasi, menganalisis, menilai dan mengelola
risiko usaha relevan;
Aktivitas Pengendalian, yaitu tindakan-tindakan yang
dilakukan dalam suatu proses pengendalian terhadap
kegiatan UPT Puskesmas pada setiap tingkat dan unit dalam
struktur organisasi, antara lain mencakup kebijakan dan
prosedur yang membantu manajemen melaksanakan

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 83


kewajibannya dan menjamin bahwa tindakan penting
dilakukan untuk mengatasi risiko yang dihadapi dalam
mencapai sasaran UPT Puskesmas. Kegiatan pengendalian
termasuk serangkaian kegiatan seperti kewenangan, otorisasi,
verifikasi, rekonsiliasi, penilaian atas prestasi kerja,
pembagian tugas dan keamanan terhadap aset UPT
Puskesmas;
3) Sistem Informasi dan Komunikasi, yaitu suatu proses
penyajian laporan keuangan mengenai kegiatan operasional,
finansial, dan ketaatan atas ketentuan dan peraturan yang
berlaku pada UPT Puskesmas yang memungkinkan Pejabat
Pengelola dan Manajemen untuk menjalankan dan
mengendalikan kegiatan usahanya. Laporan tidak hanya
berhubungan data internal, tetapi juga informasi tentang
kejadian eksternal, kegiatan dan kondisi penting untuk
menginformasikan pengambilan keputusan dan laporan
eksternal.
4) Monitoring, yaitu proses penilaian terhadap kualitas sistem
pengendalian internal, termasuk fungsi audit internal pada
setiap tingkat dan unit struktur organisasi UPT Puskesmas
sehingga dapat dilaksanakan secara optimal, dengan ketentuan
bahwa penyimpangan yang terjadi dilaporkan kepada Pejabat
Pengelola dan tembusannya kepada Dinas Kesehatan.
3. Pejabat Pengelola menindaklanjuti laporan hasil evaluasi atas
pengendalian internal yang dilaksanakan Inspektorat Kota dan
melaporkan perkembangan tindak lanjut tersebut kepada
Walikota melalui Kepala Dinas Kesehatan.
4. Kepala Dinas Kesehatan memantau perkembangan tindak lanjut
atas laporan hasil evaluasi Inspektorat Kota.

M. PENGADAAN BARANG DAN JASA


1. Pengadaan barang dan jasa wajib menerapkan prinsip-prinsip
efisien, efektif, transparan,bersaing, adil/tidak

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 84


diskriminatif,

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 85


akuntabel dan praktik bisnis yang sehat.
2. Pejabat Pengelola menetapkan mekanisme pengadaan barang dan
jasa dengan memperhatikan pemerataan kesempatan
berusaha, ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip
pengendalian yang memadai.
3. Pengadaan Barang dan Jasa dilaksanakan oleh Pelaksana
Pengadaan yang dapat berbentuk tim, panitia atau unit yang
dibentuk oleh pemimpin BLUD yang ditugaskan secara khusus
untuk melaksanakan pengadaan barang dan/atau jasa guna
keperluan Rumah Sakit.
4. Pelaksana Pengadaan terdiri dari personil yang memahami tatacara
pengadaan, substansi pekerjaan/kegiatan yang bersangkutan dan
bidang lain yang diperlukan dan membuat laporan pelaksanaan
tugasnya secara berkala kepada Pemimpin BLUD.
5. Pengadaan barang/jasa untuk BLUD dengan status penuh dapat
diberikan fleksibilitas berupa pembebasan sebagian atau seluruhnya
dari ketentuan yang berlaku umum bagi pengadaan barang
dan/atau jasa pemerintah apabila terdapat alasan efektivitas
dan/atau efisiensi.
6. Fleksibilitras sebagaimana dimaksud pada poin 5 di atas, diberikan
terhadap pengadaan barang dan/atau jasa yang sumber dananya
berasal dari:
a. Jasa layanan
b. Hibah tidak terikat
c. Hasil kerjasama dengan pihak lain
d. Lain-lain pendapatan BLUD yang sah

N. KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PEMBERIAN LAYANAN JASA (STANDAR


DAN TARIF)
1. Kebijakan Keuangan

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 86


1) UPT Puskesmas menyusun laporan keuangan sesuai dengan
standar akuntansi keuangan daerah yang diterbitkan oleh
PPKD Pemerintah Kota Bandung. Pejabat Pengelola Keuangan
UPT Puskesmas mencatat semua transaksi yang berkaitan
dengan pendapatan, biaya, aset, kewajiban dan ekuitas dana
untuk kemudian diposting di dalam Buku Besar UPT
Puskesmas yang dijadikan dasar untuk pembuatan Neraca
Saldo UPT Puskesmas Padasuka.
2) UPT Puskesmas mengembangkan dan menerapkan sistem
akuntansi dengan berpedoman pada akuntansi keuangan
daerah yang berlaku untuk BLUD UPT Puskesmas Padasuka.
3) Pengelolaan keuangan UPT Puskesmas berdasarkan pada
prinsip efektifitas, efisiensi dan produktivitas dengan
berazaskan akuntabilitas dan transparansi. Perencanaan dan
alokasi anggaran UPT Puskesmas didasarkan pada program
dan kegiatan yang telah ditetapkan yang berorientasi pada
kinerja. Pengelolaan anggaran dilaksanakan secara tertib,
transparan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku serta dapat dipertanggungjawabkan dengan
memperhatikan azas keadilan dan kesesuaian.
4) Dalam rangka pencapaian sasaran-sasaran strategis, Upt
Puskesmas Padasuka Kota Bandung didukung dengan
anggaran belanja baik yang berasal dari APBD Kabuputen,
APBD Propinsi, APBN maupun dana lainnya sebagai
pendapatan daerah.
5) Subsidi dari pemerintah dapat berupa biaya gaji, biaya
pengadaan barang modal, dan biaya pengadaan barang/jasa.
6) Pejabat pengelola BLUD dan pegawai BLUD dapat diberikan
remunerasi sesuai dengan tingkat tanggungjawab dan tuntutan
profesionalisme yang diperlukan.
7) Remunerasi adalah imbalan kerja yang dapat berupa gaji,
tunjangan tetap, honorarium, insentif, bonus atas prestasi
kerja, pesangon, dan atau pensiun yang diberikan kepada

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 87


pejabat pengelola UPT Puskesmas dan pegawai UPT Puskesmas
yang ditetapkan oleh Walikota berdasarkan usulan yang
disampaikan oleh Kepala Dinas melalui Sekretaris Daerah.

2. Standar Pelayanan Minimal (SPM)

1) Walikota telah menetapkan standar pelayanan minimal bidang


kesehatan dalam Peraturan Walikota No. 32 tahun 2011 yang
memastikan bahwa seluruh layanan kesehatan dilaksanakan
secara profesional sesuai standar yang mencakup kualitas
layanan, pemerataan dan kesetaraan layanan, biaya serta
kemudahan untuk mendapatkan layanan.
2) Pejabat Pengelola harus menetapkan mekanisme pemberian
layanan jasa sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
3) Pemberian jasa pelayanan kesehatan dilaksanakan oleh staf
medis dan tenaga kesehatan lainnya secara profesional sesuai
dengan standar profesi, kompetensi dan pelayanan medis
dalam rangka mencapai kualitas layanan yang dipersyaratkan
melalui penerapan sistem manajemen mutu untuk menjamin
kepuasan pelanggan dan Badan Penyantun Puskesmas (BPP).

3. Pola Tarif Layanan

1) Tarif layanan yang diberikan Puskesmas menggunakan


Peraturan Daerah Kota bandung No. 15 Tahun 2011 tentang
Retribusi Pelayanan Kesehatan Pada Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Milik Pemerintah Daerah Di Luar Rumah Sakit.
2) Peraturan Walikota mengenai tarif layanan UPT Puskesmas
dapat dilakukan perubahan sesuai kebutuhan dan
perkembangan keadaan baik keseluruhan maupun per unit
layanan.
3) Pejabat Pengelola menetapkan strategi dan kebijakan terhadap
pemberian layanan kesehatan serta melakukan pengawasan
atas pelaksanaannya

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 88


4) UPT Puskesmas Kecamatan cibeunying kidul melakukan
evaluasi terhadap pelayanan kesehatan yang telah
dilaksanakan bersama-sama dengan Puskesmas dan Badan
Penyantun Puskesmas (BPP) pada akhir periode untuk dasar
penentuan dan bahan masukan pada periode berikutnya

O. RAPAT DEWAN PENGAWAS, RAPAT LAINNYA DAN


RISALAH RAPAT
1. Rapat Dewan Pengawas harus diadakan secara berkala, yaitu
sekurang-kurangnya sekali dalam 3 (tiga) bulan atau sewaktu-waktu
apabila diperlukan
2. Rapat Bersama Dewan Pengawas dan Pejabat Pengelola dilaksanakan
3 (tiga) bulan sekali. Dalam kondisi tertentu, Rapat Bersama dapat
diadakan di luar jadwal tersebut untuk membahas hal-hal penting
dan mendesak yang memerlukan persetujuan Dewan Pengawas.
Rapat bersama dinyatakan sah apabila dihadiri minimal 2/3 dari
jumlah dewan pengawas dan pejabat pengelola.
3. Rapat Pejabat Pengelola dijadwalkan minimum 1 (satu) kali dalam
sebulan.
4. Bila dipandang perlu, Pejabat Pengelola dapat sewaktu-waktu
mengundang Dewan Pengawas untuk mengadakan rapat bersama
5. Risalah rapat harus dibuat setiap menyelenggarakan rapat dan
penyusunannya memperhatikan dinamika rapat termasuk adanya
dissenting comments (perbedaan pendapat) yang sampai dengan
berakhirnya rapat tidak diperoleh kata sepakat.
6. Risalah rapat disampaikan kepada semua anggota Dewan Pengawas
dan Pejabat Pengelola, termasuk yang tidak hadir dalam rapat
tersebut.
7. Risalah asli harus didokumentasikan dan disimpan oleh pejabat
keuangan Rumah Sakit dan harus selalu tersedia bila diperlukan.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 89


P. MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI
1. Pemerintah Kota bandung, Dinas Kesehatan , Pejabat Pengelola,
BPP dan stakeholders lainnya berhak memperoleh informasi yang
lengkap dan akurat mengenai UPT Puskesmas secara proporsional,
sesuai peraturan yang ditetapkan Pemerintah dalam Undang-
Undang RI No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi
Publik.
2. Pejabat Pengelola bertanggungjawab untuk memastikan agar
informasi mengenai UPT Puskesmas diberikan kepada Walikota
melalui Dinas Kesehatan secara tepat waktu dan lengkap
3. Kepala UPT Puskesmas melakukan komunikasi secara efektif
dengan unit kerja, sesama Pejabat Pengelola, dan Dinas Kesehatan
melalui media komunikasi yang tepat dan efisien
4. Pejabat Pengelola menetapkan kebijakan mengenai komunikasi dan
pengelolaan informasi termasuk klasifikasi kerahasiaan informasi
5. Dinas Kesehatan, Pejabat Pengelola, Inspektorat Kota, dan pegawai
UPT Puskesmas wajib menjaga kerahasiaan informasi UPT
Puskesmas sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Q. PENUNJUKAN DAN PERAN AUDITOR EKSTERNAL


1. Pejabat Pengelola dengan persetujuan Dewan Pengawas dapat
menunjuk auditor eksternal yang independen sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Pejabat Pengelola wajib menyampaikan kepada Dewan Pengawas
menyangkut alasan pencalonan dan besarnya honorarium/imbal jasa
yang diusulkan untuk auditor eksternal Rumah Sakit.
3. Auditor Eksternal melakukan audit terhadap laporan keuangan
Rumah Sakit untuk memberikan pendapat atas kewajaran penyajian
laporan keuangan secara independen dan professional.
4. Rumah Sakit harus menyediakan semua catatan akuntansi dan data
penunjang yang diperlukan Auditor Eksternal.
5. Auditor Eksternal menyampaikan laporan hasil audit kepada Pejabat

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 90


Pengelola dan Dewan Pengawas secara tepat waktu.
6. Pejabat Pengelola menindaklanjuti laporan hasil audit yang
dilaksanakan Auditor Eksternal dan melaporkan perkembangan
tindak lanjut tersebut kepada Dewan Pengawas.
7. Dewan Pengawas memantau perkembangan tindak lanjut atas
laporan hasil audit Auditor Eksternal.

R. KONFLIK KEPENTINGAN
1. Pemerintah Kota bandung selaku pemilik tidak diperkenankan
mencampuri kegiatan operasional UPT Puskesmas yang menjadi
tanggungjawab Pejabat Pengelola sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
2. Pejabat Pengelola dilarang memangku jabatan rangkap sebagai
anggota Pejabat Pengelola pada UPT Puskesmas lain; jabatan
struktural dan fungsional lainnya pada instansi/ lembaga
pemerintah pusat dan daerah; serta jabatan lain yang dapat
menimbulkan benturan kepentingan.
3. Pejabat Pengelola tidak boleh mempunyai kepentingan pribadi,
langsung atau tidak langsung pada usaha lain yang bertujuan
mencari laba
4. Pejabat Pengelola dilarang melakukan transaksi yang mempunyai
benturan kepentingan dan mengambil keuntungan pribadi dari
kegiatan UPT Puskesmas selain gaji dan fasilitas yang diterimanya
sebagai Pejabat Pengelola, yang ditentukan oleh Walikota

S. TANGGUNGJAWAB SOSIAL UPT PUSKESMAS DAN PENANGANAN


LIMBAH
1. Pejabat Pengelola menetapkan dan menjalankan program yang
terkait dengan tanggung jawab sosial UPT Puskesmas secara
periodik dan melaporkannya kepada Kepala Dinas Kesehatan.
2. Pejabat Pengelola harus memastikan bahwa UPT Puskesmas selalu
berupaya mempedulikan kelestarian lingkungan alam dan

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 91


lingkungan wilayah kerja UPT sesuai ketentuan perundang-
undangan yang berlaku.
3. Pejabat Pengelola harus memastikan bahwa UPT Puskesmas selalu
berupaya melakukan penangananan sampah dan limbah terutama
limbah medis berupa benda fisik, kimia dan biologi. Kebijakan
pengelolaan lingkungan terkait penanganan sampah dan limbah
berupa kebijakan tentang tata cara/aturan pengelolaan lingkungan
dan limbah dalam usaha tercapainya kesehatan lingkungan baik
internal maupun eksternal, diatur tersendiri.
4. BPP memantau dan memberikan masukan terhadap pelaksanaan
program Puskesmas yang terkait dengan tanggung jawab sosial
UPT Puskesmas

T. BUDAYA ORGANISASI, BUDAYA KERJA DAN ETIKA


1. UPT Puskesmas melaksanakan usaha jasa pelayanan kesehatan
yang bekerja sama dengan lintas program dan lintas sektor terkait
dengan menjunjung tinggi norma etis.
2. Setiap insan UPT Puskesmas wajib menjunjung tinggi nilai-nilai
etika yang dibangun dalam UPT Puskesmas
3. Budaya organisasi dan budaya kerja dibangun untuk menjaga
berlangsungnya lingkungan kerja yang profesional, jujur, terbuka,
peduli, dan tanggap terhadap setiap kegiatan UPT Puskesmas serta
kepentingan pihak stakeholders
4. Budaya organisasi dan budaya kerja dikembangkan untuk
memotivasi pegawai dalam bekerja
5. Seluruh pegawai UPT Puskesmas harus menerapkan maklumat
pelayanan yang disepakati secara konsisten dan melakukan
evaluasi secara periodik.

U. DONASI DAN ETIKA BERUSAHA


1. Dalam batas kepatutan, donasi untuk tujuan amal dapat
dibenarkan.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 92


2. Donasi untuk tujuan lain hanya boleh dilakukan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Pejabat Pengelola, dan Pegawai UPT Puskesmas dilarang untuk
memberikan atau menawarkan, atau menerima baik langsung
ataupun tidak langsung sesuatu yang berharga kepada pelanggan,
pihak ketiga, atau seorang pejabat pemerintah untuk
mempengaruhi atau sebagai imbalan atas apa yang telah
dilakukannya dan tindakan lainnya sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku
4. Suatu tanda terima kasih dalam kegiatan usaha, seperti hadiah,
sumbangan, atau "entertainment", tidak boleh dilakukan pada
suatu keadaan yang dapat dianggap sebagai perbuatan yang tidak
patut.
5. Sistem nilai, budaya, etika kerja dan etika usaha Puskesmas lebih
lanjut diatur dalam Pedoman Perilaku

V. PEMANTAUAN KETAATAN TATA KELOLA


1. UPT Puskesmas harus secara aktif mengungkapkan sejauhmana
pelaksanaan prinsip tata kelola dan masalah yang dihadapi kepada
Kepala Dinas Kesehatan.
2. Pemilik berpartisipasi dalam melaksanakan penerapan tata kelola
sesuai dengan wewenang dan tanggungjawabnya
3. Pejabat Pengelola dalam melaksanakan tugasnya wajib
menerapkan prinsip-prinsip profesionalisme, efisiensi, dan prinsip-
prinsip tata kelola, yaitu transparansi, akuntabilitas,
pertanggungjawaban, kemandirian, serta kewajaran
4. Pejabat Pengelola wajib menyampaikan hasil kinerja keuangan dan
kinerja operasional kepada Inspektorat Kota apabila sedang
dilakukan pemeriksaan, pengujian dan penilaian atas pelaksanaan
kegiatan.
5. Dinas Kesehatan memantau efektivitas pelaksanaan praktik-
praktik Tata Kelola yang diterapkan UPT Puskesmas dan
melaporkannya kepada Walikota.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 93


BAB IV
PENEGAKAN PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA

UPT Puskesmas bertekad mewujudkan tata kelola yang baik melalui


penerapan prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, responsibilitas dan
independensi untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas
UPT Puskesmas dengan tujuan untuk mewujudkan kesejahteraan
masyarakat secara berkesinambungan.

4.1 TRANSPARANSI
UPT Puskesmas telah berupaya menerapkan prinsip-prinsip
transparansi dalam penyelenggaraan kegiatan pelayanan kesehatan
dengan menerapkan azas keterbukaan yang dibangun atas dasar
kebebasan arus informasi agar informasi yang terkait dengan
penyelenggaraan kegiatan UPT Puskesmas dapat diterima secara
langsung bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Transparansi penyelenggaraan kegiatan pelayanan kesehatan
merupakan pelaksanaan tugas dan kegiatan yang bersifat terbuka bagi
masyarakat dari proses kebijakan, perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan dan pengendaliannya, serta mudah diakses oleh semua
pihak yang membutuhkan informasi, terutama meliputi kegiatan
pelayanan publik yang terkait dengan:
a. Manajemen dan penyelenggaraan pelayanan publik
b. Prosedur pelayanan
c. Persyaratan teknis dan administratif pelayanan
d. Rincian biaya pelayanan
e. Waktu penyelesaian pelayanan
f. Pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab
g. Lokasi pelayanan
h. Janji pelayanan
i. Informasi pelayanan

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 94


Dalam membangun prinsip-prinsip transparansi tersebut di atas,
upaya-upaya yang telah dan sedang dilakukan oleh UPT Puskesmas adalah
dengan menetapkan dan melaksanakan kebijakan-kebijakan:
1. Pejabat Pengelola menyampaikan laporan keuangan UPT Puskesmas
sebagai Unit Kerja (Entitas Akuntansi) secara berkala setiap semester
dan tahunan kepada Bupati melalui Dinas Kesehatan.
2. Pejabat Pengelola mengungkapkan informasi penting dalam Laporan
Tahunan dan Laporan Keuangan UPT Puskesmas sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku secara tepat waktu,
akurat, jelas dan obyektif.
3. Pejabat Pengelola menyusun Rencana Strategis Bisnis (RSB) lima
tahunan dan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) tahunan yang
merupakan penjabaran RSB yang telah disyahkan dengan mengacu
pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota
bandung.
4. Pengadaan barang dan jasa diterapkan dengan memegang prinsip-
prinsip efisien, efektif, transparan,bersaing, adil/tidak diskriminatif,
akuntabel dan praktik bisnis yang sehat.
5. Melaporkan perkembangan barang-barang inventaris dan barang tidak
bergerak milik UPT Puskesmas tiap semesteran dan tahunan kepada
pihak-pihak yang berkompeten sesuai peraturan perundang- undangan.
6. Memasang tarif pelayanan kesehatan pada tempat-tempat terbuka yang
mudah dilihat banyak orang seperti pada Loket Pendaftaran, IRD dan
PONED. Tarif pelayanan kesehatan yang diumumkan sesuai dengan
Peraturan Daerah yang berlaku.
7. UPT Puskesmas telah membuat dan mempublikasikan Visi dan Misi
UPT Puskesmas. Memfasilitasi pengaduan pasien melalui penyediaan
kotak saran, formulir kesan dan pesan dan fasilitas pengaduan melalui
sambungan telepon dengan nomor (022)5940017.
8. Menindaklanjuti pengaduan tersebut dengan melakukan konfirmasi
langsung dengan petugas dimaksud dan memberikan saran perbaikan
yang dilakukan oleh Kepala UPT Puskesmas, Kepala Puskesmas atau
Koordinator Pelayanan.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 95


4.2 AKUNTABILITAS
Akuntabilitas di lingkungan UPT Puskesmas pada dasarnya
merupakan pertanggungjawaban pengelolaan sumberdaya serta
pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada UPT Puskesmas
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik sesuai
dengan visi dan misi UPT Puskesmas. Akuntabilitas mencakup
mekanisme/prosedur pencapaian tujuan yang di dalamnya
mengandung kebijakan-kebijakan mulai dari perencanaan sampai
dengan pertanggungjawaban.
Pelaksanaan akuntabilitas di UPT Puskesmas dijabarkan dalam
berbagai kebijakan antara lain sebagai berikut:
1. Pejabat Pengelola menetapkan mekanisme penyampaian laporan
pertanggungjawaban setiap bidang dalam suatu sistem
pengendalian intern yang memadai.
2. Pejabat Pengelola menetapkan tolok ukur kinerja masing-masing
bidang untuk mendukung kinerja UPT Puskesmas dan Puskesmas
3. Pejabat Pengelola menetapkan mekanisme pemberian layanan jasa
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4. Pemberian jasa pelayanan kesehatan dilaksanakan oleh staf medis
dan tenaga kesehatan lainnya secara profesional sesuai dengan
standar profesi, kompetensi dan pelayanan medis dalam rangka
mencapai kualitas layanan yang dipersyaratkan melalui penerapan
sistem manajemen mutu untuk menjamin kepuasan pelanggan dan
seluruh stakeholders.
5. UPT Puskesmas melaksanakan kegiatan usaha dan dalam
berhubungan dengan lingkungan, baik intern maupun ekstern,
dalam suatu sistem nilai yang menjunjung tinggi norma etis.
6. Setiap insan UPT Puskesmas menjunjung tinggi nilai-nilai etika
yang dibangun dalam UPT Puskesmas
7. Menyiapkan data yang dibutuhkan untuk penyusunan laporan
kinerja Instansi pemerintah (LAKIP) setiap tahun,

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 96


8. Tugas dan kewajiban tiap-tiap fungsi atau organ UPT Puskesmas
telah diuraikan dengan jelas dalam bentuk Job Description.

4.3 RESPONSIBILITAS
UPT Puskesmas harus mematuhi peraturan perundang-undangan
serta melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan
lingkungan sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam
jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai good corporate
citizen.
Pelaksanakan responsibilitas UPT Puskesmas diuraikan dalam
berbagai kebijakan sebagai berikut:
1. Pejabat Pengelola melakukan identifikasi dan kajian terhadap

potensi risiko yang dihadapi UPT Puskesmas Pejabat Pengelola


menetapkan strategi dan kebijakan penanganan pengelolaan risiko
serta melakukan pengawasan atas pelaksanaannya.
2. Pejabat Pengelola menetapkan dan menjalankan program yang

terkait dengan tanggung jawab sosial UPT Puskesmas secara


periodik.
3. Pejabat Pengelola harus memastikan bahwa UPT Puskesmas selalu

berupaya mempedulikan kelestarian lingkungan alam dan


lingkungan sosialnya sesuai ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.
4. Pejabat Pengelola wajib membuat dokumen lingkungan
bekerjasama dengan BPLHD Kota bandung.
5. UPT Puskesmas melaksanakan jasa pengobatan gratis terhadap

pasien masyarakat miskin (Maskin, Gakin) dengan bekerja sama


dengan pengelola asuransi kesehatan.
6. Prinsip kehati-hatian dalam bekerja diterapkan melalui
pengawasan atasan langsung secara berjenjang

4.4 INDEPENDENSI
Untuk melancarkan pelaksanaan asas GCG, UPT Puskesmas
harus dikelola secara independen sehingga masing-masing organ

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 97


perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi
oleh pihak lain. Pelaksanakan prinsip independensi UPT Puskesmas
lebih lanjut dijabarkan dalam berbagai kebijakan sebagai berikut:
1. Pendelegasian sebagian kewenangan Pejabat Pengelola kepada
Kepala Bidang/Koordinator unit pelayanan diatur sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dengan pertimbangan untuk menunjang
kelancaran tugas dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
2. Koordinator unit pelayanan harus melaksanakan wewenang yang

didelegasikan tersebut dengan penuh tanggung jawab dan


memberikan laporan pelaksanaannya secara berkala kepada Pejabat
Pengelola.
3. Semua keputusan dalam rapat dilakukan berdasarkan musyawarah

untuk mufakat. Setiap keputusan yang diambil memperhatikan


kepentingan stakeholders UPT Puskesmas risiko yang melekat, dan
kewenangan yang dimiliki oleh setiap pengambil keputusan.
4. Bupati, Kepala Dinas Kesehatan dan Pejabat Pengelola konsisten

dalam menjalankan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan.


5. Pemerintah Kota bandung selaku pemilik tidak diperkenankan

mencampuri kegiatan operasional UPT Puskesmas yang menjadi


tanggung jawab Pejabat Pengelola sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
6. Pejabat Pengelola dilarang memangku jabatan rangkap sebagai

pejabat jabatan struktural dan fungsional lainnya pada


instansi/lembaga Pemerintah Daerah, serta jabatan Pengelola pada
UPT Puskesmas lain yang dapat menimbulkan benturan
kepentingan
7. Penyusunan struktur organisasi dilaksanakan melalui musyawarah

bersama untuk mencapai mufakat agar tugas dan fungsi UPT


Puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan dapat berjalan
secara optimal. Penyusunan struktur organisasi tidak didasarkan
atas kepentingan personal atau sektoral semata.
8. Penyusunan daftar kebutuhan obat berorientasi pada kepentingan

pasien, tidak berorientasi pada kepentingan detailer, distributor

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 98


atau pihak-pihak tertentu yang menguntungkan salah satu pihak
saja.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 99


Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 10
0
BAB V
PENGELOLAAN HUBUNGAN DENGAN STAKEHOLDERS

Hubungan UPT Puskesmas dengan stakeholders-nya perlu dikelola


sedemikian rupa sehingga tercipta hubungan yang harmonis, dinamis dan
saling menguntungkan. Pengelolaan yang baik bermanfaat bagi UPT
Puskesmas dalam menekan benturan-benturan, kesalahpahaman,
terhindar dari unjuk rasa berlebihan yang tidak sehat, dan dapat menjaga
kontinuitas operasional UPT Puskesmas Dengan adanya pelayanan
kesehatan kepada masyarakat yang berjalan dengan baik dapat
meningkatkan citra UPT Puskesmas baik di mata stakeholders maupun
UPT Puskesmas lainnya. Di sisi lain, keberadaan UPT Puskesmas
diharapkan dapat mendatangkan manfaat yang sebesar-besarnya bagi
masyarakat sekitar, baik manfaat ekonomi maupun manfaat sosial dengan
tanpa mencederai lingkungan hidup di mana masyarakat tinggal.

1.1. PENGGUNA JASA


1. UPT Puskesmas menghormati hak-hak pasien selaku pengguna
jasa sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. UPT Puskesmas memenuhi komitmennya kepada pengguna jasa
sesuai standar layanan yang telah ditetapkan.
3. Penanganan keluhan pengguna jasa dilakukan secara profesional
melalui mekanisme yang baku dan transparan.

1.2. MITRA USAHA


1. Mitra usaha meliputi rekanan, BPJS, Jamkesda dan Asuransi
kesehatan lainnya
2. UPT Puskesmas menjalin kerjasama dengan mitra bisnis dilandasi
dengan itikad baik, saling menguntungkan, akuntabilitas,
transparansi, kewajaran dan tidak merugikan stakeholders serta
dituangkan dalam kesepakatan secara tertulis.
3. Kerjasama UPT Puskesmas dengan mitra usaha dapat berupa
transaksi jual beli barang atau jasa serta Kerja Sama Operasional

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 10


1
dalam bentuk kerjasama pelayanan kesehatan, pendidikan dan
pelatihan, pembangunan gedung, pemanfaatan alat kedokteran
dan kerjasama lainnya yang sah.
4. UPT Puskesmas dan mitra bisnis bermitra secara profesional
dengan mematuhi setiap kesepakatan yang telah dituangkan dalam
kontrak kerjasama.

1.3. PEGAWAI
1. Pegawai yang terdiri dari tenaga medis, tenaga paramedis, dan
tenaga lainnya adalah aset yang sangat berharga, maka UPT
Puskesmas berkewajiban meningkatkan kompetensi dan
karakternya. UPT Puskesmas dapat memberikan penghargaan yang
pantas kepada pegawai yang berprestasi.
2. Setiap kebijakan UPT Puskesmas yang terkait dengan pegawai
disusun secara transparan, mengakomodasi kepentingan pegawai
dan peraturan perundang-undangan yang terkait.
3. Surat Keputusan (SK) Pengangkatan Pegawai atau perjanjian
dengan pegawai dibuat secara tertulis dengan memuat hak dan
kewajiban setiap pihak secara jelas.
4. Sistem penilaian kinerja pegawai ditetapkan dan dilaksanakan
secara adil dan transparan.
5. UPT Puskesmas menciptakan kondisi kerja dengan selalu
memperhatikan tingkat kesehatan dan keselamatan kerja pegawai.
6. Dalam melaksanakan hubungan kerja dengan pegawai, UPT
Puskesmas menghormati hak asasi serta hak dan kewajiban
pegawai sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
7. UPT Puskesmas memberi kesempatan yang sama tanpa
membedakan senioritas, gender, suku, agama, ras, dan antar
golongan.

1.4. PEMERINTAH SELAKU REGULATOR

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 10


2
Pemerintah Daerah Kota Bandung menetapkan peraturan perundang-
undangan yang terkait dengan kegiatan UPT Puskesmas sebagai Badan
Layanan Umum Daerah, yaitu :
 Penetapan BLUD
 Pengangkatan Pejabat Pengelola BLUD
 Pengaturan pejabat/pegawai BLUD non PNS
 Penatausahaan keuangan BLUD yang bersumber dari non
APBD/APBN.
 Penetapan Standar Pelayanan Minimal (SPM)
 Kebijakan Akuntansi
 Pengaturan renumerasi
 Pengaturan RSB/RBA
 Pengaturan tarif layanan
 Pengaturan kerjasama
 Pengaturan pengadaan barang jasa

1.5. MASYARAKAT SEKITAR DAN LINGKUNGAN


1. UPT Puskesmas memegang teguh azas kepedulian dan keadilan
terhadap masyarakat sekitar lingkungan operasional UPT
Puskesmas
2. UPT Puskesmas memastikan bahwa dalam kegiatan usaha untuk
pelayanan kesehatan, telah memenuhi baku mutu yang ditetapkan
dan senantiasa mempertimbangkan aspek lingkungan lainnya yang
terkait. Dalam rangka pengelolaan sampah medis UPT Puskesmas
bekerjasama dengan PT. Medivest (MOU terlampir)
3. UPT Puskesmas selalu berusaha mendorong munculnya
kebutuhan masyarakat atas kesehatan lingkungan serta
pengelolaan sampah medis secara khusus dalam upaya untuk
menjaga kelestarian lingkungan hidup.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 10


3
BAB VI
PENUTUP

1. Panduan Tata Kelola ini disusun dengan memperhatikan

antara lain Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005


tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah.
2. Hal-hal lain yang tidak dimuat dalam pedoman ini tetap

mengacu pada peraturan perundang-undangan yang


berlaku.
3. Panduan Tata Kelola ini ditelaah dan dimutakhirkan
secara berkala untuk disesuaikan dengan fungsi, tanggung
jawab, dan wewenang organ-organ Puskesmas serta
perubahan lingkungan yang terjadi.
4. Setiap perubahan terhadap Panduan Tata Kelola harus

disetujui oleh Pejabat Pengelola dan Dinas Kesehatan Kota


bandung.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas Padasuka 10


4
Lampiran

PENGELOLAAN SDM UPT PUSKESMAS

A. PENDAHULUAN
Pengelolaan sumber daya manusia merupakan pengaturan dan
kebijakan yang jelas mengenai sumber daya manusia yang berorientasi
pada pemenuhan secara kuantitatif dan kualitatif untuk kemajuan
suatu organisasi atau instansi, begitupun untuk UPT Puskesmas.
Pengembangan jumlah SDM yang memadai baik jumlah dan jenis nya
dapat mewujudkan pelayanan yang optimal kepada masyarakat. Jumlah
dan jenis SDM disesuaikan dengan tugas, fungsi dan beban kerja yang
didasarkan pada perencanaan pengembangan UPT Puskesmas. Di UPT
Puskesmas Padasuka Kota Bandung ketenagaannya dibagi menjadi
kelompok struktural dan kelompok fungsional

1. Kelompok Struktural
Adalah kelompok tenaga profesional yang bertugas membantu
Kepala UPT Puskesmas Padasuka Kota Bandung dalam pengelolaan
profesional tertentu yang pembentukan dan keanggotaannya
ditetapkan dengan keputusan kepala daerah.

Kelompok Struktural di Padasuka Kota Bandung terdiri dari :

a. Kepala UPT Puskesmas


b. Kepala Sub Bagian Tata Usaha

2. Kelompok Jabatan Fungsional


Adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab,
wewenang dan hak seorang PNS dalam suatu satuan organisasi
dimana pelaksanaan tugasnya berdasarkan pada keahlian dan
keterampilan tertentu.

Kelompok Fungsional di UPT Puskesmas Padasuka Kota Bandung


terdiri dari :

a. Dokter dan Dokter Gigi

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas 1


Lampiran

b. Perawat dan perawat gigi


c. Bidan
d. Analis labpratorium
e. Tenaga Gizi
f. Sanitarian
g. Asisten Apotek

B. PENGELOLAAN SDM
Sumber daya manusia yang dalam hal ini adalah karyawan yang
merupakan aset yang berharga (brainware) dalam suatu organisasi/UPT
Puskesmas perlu dikelola dengan baik, dimulai dari penerimaan sampai
purna tugas/pensiun. Pengelolaan sumber daya manusia merupakan
pengaturan dan kebijakan yang jelas mengenai sumber daya manusia
yang berorientasi pada pemenuhan secara kuantitatif dan kualitatif
untuk mendukung tujuan organisasi/UPT Puskesmas secara efisien,
efektif dan ekonomis.

UPT Puskesmas Padasuka dengan jenis SDM yang cukup


bervariasi memerlukan pengembangan kualitas sesuai dengan
perkembangan ilmu dan teknologi yang terus berkembang, sehingga
perlu upaya terus menerus dalam pengembangan kualitas SDM ini.

Manajemen SDM UPT Puskesmas harus dikelola dengan baik


untuk mencapai visi dan misi UPT Puskesmas. Tujuan Manajemen SDM
UPT Puskesmas adalah mengelola dan atau mengembangkan
kompetensi personil agar mampu merealisasi visi dan misi UPT
Puskesmas atau dikenal dengan konsep Competency Based Human
Resource Management, artinya semua manajemen SDM berorientasi
pada pengembangan dan pemanfaatan kompetensi personil yaitu
melalui :

1. Penilaian kinerja berbasis kompetensi


2. Pelatihan berbasis kompetensi
3. Rekruitmen berdasarkan kompetensi

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas 2


Lampiran

4. Remunerasi berbasis kompetensi


Pembangunan kompetensi dilakukan melalui pembagian :

1. Kompetensi Individu.
2. Kompetensi Kelompok yang terbentuk dimulai dengan kompetensi
individu.
3. Kompetensi Inti Organisasi (Company Care Competency)/keunggulan-
keunggulan sinergis yang dimiliki oleh UPT Puskesmas hingga
mencapai visii dan misi UPT Puskesmas.

Pengelolaan SDM di UPT Puskesmas Padasuka Kota Bandung meliputi


:

1. Penerimaaan Pegawai
Penerimaan pegawai pada UPT Puskesmas Padasuka Kota
Bandung dapat dilakukan melalui rekruitmen sebagai realisasi dari
rencana kebutuhan tenaga yang sudah dihitung berdasarkan beban
kerja dengan menggunakan rumus kebutuhan tenaga yang berlaku
sesuai Peraturan Depkes RI dan proses rekruitmen dapat dilakukan
sebagai berikut :

a. Mengusulkan kebutuhan tenaga dengan formasi CPNS ke


Pemerintah Kota Bandung
b. Melaksanakan rekruitmen tenaga profesional/tenaga kesehatan
non PNS dan membuat kontrak kerja dengan anggaran penggajian
dibebankan kepada anggaran UPT Puskesmas. Adapun proses
rekruitmen tenaga profesional non PNS tersebut adalah sebgai
berikut :
1) Inventaris pelamar sesuai dengan kompetensi yang
dibutuhkan.
2) Dilaksanakan ujian seleksi penerimaaan pegawai profesional
oleh Tim Pertimbangan Kepegawaian dengan tahapan seleksi
antara lain :
a) Seleksi Tertulis

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas 3


Lampiran

b) Psikotes
c) Wawancara
d) Ujian Praktek
e) Pengujian Kesehatan
3) Setelah dilakukan seleksi tersebut, calon pegawai wajib
melaksanakan masa percobaan.
4) Setelah kurun waktu tertentu apabila selama masa percobaan,
prestasi calon pegawai tersebut dianggap baik, selanjutnya
diangkat menjadi tenaga kontrak kerja (BLU).
c. Untuk pemenuhan kebutuhan dokter gigi /dokter gigi spesialis
dilakukan dengan mengajukan kepada Pemerintah Kota Bandung,
Fakultas kedokteran gigi yang ada, melalui formasi CPNS atau
melakukan kontrak kerja untuk kurun waktu tertentu dengan
penggajian dibebankan kepada anggaran UPT Puskesmas.
d. Untuk pemenuhan kebutuhan tenaga non profesi/non
kesehatan/dan prakarya Rumah Tangga dapat dilaksanakan
dengan cara out sourching.

2. Penempatan Pegawai
Dalam penentuan posisi jabatan, pembagian tugas, fungsi,
tanggung jawab, dan wewenang UPT Puskesmas Padasuka Kota
Bandung ditetapkan pengisian formasi jabatan sebagai berikut :

a. Kepala UPT Puskesmas Padasuka Kota Bandung


Pengisian formasi jabatan Kepala UPT Puskesmas Padasuka Kota
Bandung ditetapkan dengan keputusan Walikota Bandung dengan
syarat sebagai berikut :

1) Berstatus Pegawai Negeri Sipil


2) Profesional/berpengalaman dalam bisnis layanan jasa dan
berjiwa enteurprener
3) Bersedia menjalanai fit and profer yang diselenggarakan
Baperjakat Kota Bandung

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas 4


Lampiran

4) Dapat diisi oleh orang luar UPT Puskesmas


5) Berpendidikan minimal S1
6) Memenuhi syarat-syarat kepegawaian
b. Kepala Bagian Tata Usaha UPT Puskesmas Padasuka Kota
Bandung
Pengisian formasi Kepala Bagian Tata usaha pada UPT Puskesmas
Padasuka Kota Bandung ditetapkan dengan keputusan Wali Kota
Bandung dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Berstatus Pegawai Negeri Sipil


2) Profesional/berpengalaman dalam bisnis layanan jasa dan
berjiwa enteurprener
3) Bersedia menjalanai fit and profer yang diselenggarakan
Baperjakat Kota Bandung
4) Dapat diisi oleh orang luar UPT Puskesmas
5) Berpendidikan minimal S.1
6) Memenuhi syarat-syarat kepegawaian
c. Penanggungjawab Pelayanan
Pengisian Formasi Penanggungjawab pelayanan ditetapkan
dengan keputusan Kepala UPT Puskesmas Padasuka dengan
syarat-syarat sebagai berikut:

1) Berstatus Pegawai Negeri Sipil


2) Profesional/berpengalaman dalam bisnis layanan jasa dan
berjiwa enteurprener
3) Bersedia menjalanai fit and profer yang diselenggarakan
Baperjakat Pemerintah Kota Bandung
4) Dapat diisi oleh orang luar UPT Puskesmas
5) Berependidikan minimal D3 berpengalaman dibidangnya
6) Memenuhi syarat-syarat kepegawaian

C. SISTEM REMUNERASI
1. Remunerasi merupakan imbalan kerja yang berupa insentif minimal
dan insentif yang mengacu pada beban kerja sebagai kontra prestasi

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas 5


Lampiran

atas dedikasi, produktifitas dan loyalitas menjaga kesinambungan


mutu layanan, menjunjung tinggi keselamatan pasien serta upaya
yang terus menerus dalam mendekati kepuasan klien
2. Remunerasi diberikan sebagai bentuk penghargaan kepada seluruh
pegawai atas prestasi, dedikasi, loyalitas, dan terpuji dalam aktivitas
sesuai tingkat profesionalisme dan resiko yang harus diemban dalam
rangka menjamin keselamatan pemberi pasien dan lingkungan kerja.
3. Diberikan berdasarkan nilai kumulatif kerja yang ditetapkan
berdasarkan kesepakatan seluruh Stakeholder dengan Kepala UPT
Puskesmas Padasuka Kota Bandung dengan memperhatikan hal-hal
sebagai berikut
a. Proporsi yang ditetapkan berdasarkan alokasi yang disepakati
dengan menjaga keharmonisan untuk memperhatikan waktu
pelayanan operasional.
b. Sumber daya dikelola setiap bulan, norma yang dipakai meliputi :
1) Plapond umum yang harus dipenuhi oleh masing-masing
profesi syarat memenuhi parameter yang ditetapkan.
2) Kinerja berbasis prestasi individual yang dicapai berdasarkan
prinsip-prinsip kompetensi yang sehat.
3) Penghargaan atas prinsip-prinsip kebersamaan dan
kekeluargaan masing-masing profesi yang ditetapkan oleh
penanggung jawab profesi.
4) Penghargaan atas dedikasi dan prestasi kumulatif yang
diberikan atas hasil seleksi Tim Independent yang ditetapkan
oleh pimpinan UPT Puskesmas.

D. JENJANG KARIR
Jenjang karier yang diterapkan di UPT PUSKESMAS PADASUKA
Kota Bandung berbasis kompetensi dengan tahapan sebagai berikut :

1. Jalur Karier Dokter / Dokter Gigi


a. Jalur karier pada jabatan fungsional

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas 6


Lampiran

1) Dokter/dokter gigi sebagai pegawai baru dipekerjakan


sebagai tenaga medis / jabatan fungsional sesuai dengan
keahliannya.
2) Dokter / dokter gigi setelah memiliki masa kerja 2 tahun
bila dianggap memenuhi syarat dapat diangkat menjadi
Penanggungjawab Unit Pelayanan.
b. Jalur Karier Struktural
1) Dokter / dokter gigi apabila memenuhi syarat jabatan
dapat diangkat dalam jabatan struktural.
2) Dokter / dokter gigi yang diangkat dalam jabatan
struktural adalah yang telah memiliki masa kerja sekurang-
kurangnya 3 tahun.
3) Dokter / dokter gigi yang diangkat wajib mengikuti
ketentuan sebagaimana dituangkan dalam penetapan
pejabat UPT Puskesmas Padasuka Kota Bandung.
2. Jalur Karier Bidan / perawat / perawat gigi
a. Jalur Karier Bidan / perawat / perawat gigi untuk Tenaga
Keperawatan
1) Bidan / perawat / perawat gigi dengan pendidikan D.3
atau S.1 ditempatkan sebagai tenaga fungsional (perawat
pelaksana)
2) Setelah memiliki masa kerja ±3 tahun bila dipandang
cakap dan mampu serta memenuhi syarat jabatan Bidan /
perawat / perawat gigi tersebut dapat diangkat menjadi
Ketua Tim Bidan / perawat / perawat gigi.
3) Setelah 3 tahun kemudian untuk Bidan / perawat /
perawat gigi D.3 dan 2 tahun untuk perawat gigi S.1, bila
dipandang cakap dan mampu serta memenuhi syarat
jabatan dapat diangkat menjadi Pelaksana program.
.

b. Jalur Karier Bidan / Perawat / Perawat Gigi untuk Struktural

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas 7


Lampiran

1) Jalur karier struktural bagi perawat gigi hanya


diperuntukkan bagi Bidan / perawat / perawat gigi yang
berpendidikan minimal D.3
2) Untuk menduduki jabatan struktural, perawat gigi S.1
harus memiliki masa kerja sekurang-kurangnya 3 tahun.
3) Wajib memenuhi persyaratan jabatan untuk jabatan
struktural.

3. Jalur Karier Kesehatan Lainnya


a. Jalur Karier Profesional
1) Tenaga teknis kesehatan (apoteker, analis kesehatan,
asisten apoteker, nutrisionist, dan sanitarian) sebagai
pegawai baru dapat dipekerjakan sebagai tenaga
fungsional sesuai dengan keahliannya.
2) Apabila telah memiliki masa kerja 3 tahun dan memenuhi
syarat dapat diangkat sebagai penanggungjawab program
kesehatan.
3) Syarat jabatan dimaksud pada butir diatas yaitu
professional, berjiwa entreupreuner, memilik leadership,
dan bersedia menjalani fit and proper test.
b. Jalur Karier Struktural
1) Sebelum menduduki jabatan struktural untuk tenaga
kesehatan diwajibkan memiliki pendidikan D3 atau S1 dan
memiliki pengalaman di bidangnya
2) Memiliki persyaratan jabatan sebagaimana ketentuan yang
berlaku dalam penetapan pejabat UPT Puskesmas Padasuka
Kota Bandung
3) Jabatan struktural yang dapat diduduki oleh tenaga
kesehatan adalah jabatan struktural yang memungkinkan
dan tidak perlu dijabat oleh seorang dokter.
4. Jalur Karier Non Kesehatan/Struktural
a. Jalur karier non kesehatan

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas 8


Lampiran

1) Tenaga non kesehatan yang hanya memiliki pendidikan


SD/SLTA ditetapkan sebagai tenaga pelaksana.
2) Tenaga non kesehatan yang menduduki jabatan pengelola
serendah-rendahnya memiliki masa kerja 3 tahun,
pendidikan D3 dan atau SLTA dianggap
berpengalaman/sertifikasi/telah mengikuti diklat tertentu.
3) Jabatan pengelola sebagaimana dimaksud pada butir
diatas adalah bendaharawan/bendaharawan barang dapat
menjadi orang ke-2 dalam struktur suatu unit kerja di UPT
Puskesmas Padasuka Kota Bandung
b. Jalur karier struktural
1) Tenaga non kesehatan yang dapat diangkat dalam jabatan
strukturall adalah yang dapat memenuhi persyaratan
jabatan sebagaimana tersebut dalam penetapan pejabat
UPT Puskesmas Padasuka Kota Bandung
2) Pejabat yang ditunjuk dalam suatu jabatan struktural di
UPT Puskesmas Padasuka Kota Bandung, apabila dipandang
cakap dan mampu dapat dinaikan jabatannya setingkat
lebih tinggi bila memiliki masa kerja sekurang-kurangnya
5 tahun dalam jabatan tertentu.

E. PROMOSI
Promosi adalah peningkatan karier pegawai dari jabatan yang
rendah ke jabatan yang lebih tinggi sebagai penghargaan kepada
pegawai atas prestasi yang dicapai dalam rangka merealisasikan
pengembangan karier dengan jalur karier yang telah ditetapkan dan
persyaratan sebagai berikut :

1. Tersedia posisi kosong


2. Sesuai jalur karier yang ditetapkan
3. Masa kerja minimal 1 tahun dari jabatan terakhir
4. Memiliki kompetensi yang dibutuhkan
5. Memenuhi syarat administrasi kepegawaian

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas 9


Lampiran

6. Tidak sedang menjalani hukuman disiplin atau proses kasus

F. DEMOSI
Merupakan bentuk pembinaan terhadap pegawai yang tidak
kompeten atau tidak berprestasi atau karena hukuman disiplin melalui
pemindahan dari jabatan ke level yang lebih rendah atau level jabatan
khusus atau dapat pula dikeluarkan dari jabatan profesinya.

Demosi yang diterapkan terdiri dari :

1. Demosi karena alasan tidak berprestasi atau kompeten


dipindahkan ke unit kerja laindalam level yang sama atau melalui
level tertentu sepanjang tersedia formasi dan kompetensi yang
bersangkutan memenuhi syarat dan selanjutnya diadakan evaluasi
2. Demosi karena alasan hukuman disiplin dipindahkan ke level
jabatan yang lebih rendah atau diberikan dengan tidak
menjalankan fungsii profesi (untuk tenaga profesi) selama kurun
waktu tertentu dengan pengawasan dan pembinaan menjadi
tanggung jawab pada unit kerja.

G. FIT AND PROPERTEST


Adalah seleksi untuk pengisian atau formasi jabatan baik
struktural maupun fungsional, fit and propertest dilaksanakan bila
calon yang akan menduduki suatu jabatan lebih dari satu orang.

1. Proses/Pelaksanaan Fit and Propertest


Fit and propertest dilakukan dengan presentasi tentang visi dan
rencana strategis di bidangnya. Penilaian presentasi dilakukan oleh
tim yang ditunjuk dengan keputusan / surat tugas Kepala UPT
Puskesmas Padasuka Kota Bandung.

2. Tahapan Fit and Propertest


a. Pembentukan panitia fit and propertest

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas 1


Lampiran

b. Mengundang peserta / calon pemangku jabatan


c. Menginformasikan makalah yang harus disusun dan
dipresentasikan pada saat seleksi, tema makalah harus
mempunyai korelasi dengan permasalahan yang dihadapi saat
ini atau masa yang akan datang.
Tujuan presentasi adalah untuk mendapatkan gambaran tentang
pemahaman kandidat mengenai peermasalahan yang dihadapi
berikut solusi yang ditawarkan serta mendapat pemahaman
tentang kemampuan komunikasi baik lisan maupun tertulis.

H. PENGEMBANGAN KARIR
Pendidikan dan latihan (Diklat) adalah salah satu upaya
peningkatan mutu pegawai dalam hal pengetahuan, keterampilan serta
sikap dan prilaku pegawai.Oleh karena itu pihak UPT PUSKESMAS
PADASUKA Kota Bandung mengalokasikan anggaran khusus untuk
kegiatan Diklat pegawai dengan perhitungan anggaran disesuaikan
dengan jumlah pegawai yang besarnya disesuaikan kemampuan
anggaran UPT Puskesmas. Dalam alokasi anggaran diusahakan setiap
pegawai mempunyai peluang untuk melaksanakan diklat.

Diklat adalah indikator utama untuk pengembangan SDM dan


memiliki fungsi sebagai berikut:

1. Analisa kebutuhan pelatihan


2. Penyususn program pelatihan
3. Pengembangan modul pelatihan
4. Pengorganisasian program pelatihan
5. Evaluasi efektif pelatihan
6. Inventarisasi keahlian pegawai
7. Pengelolaan pepustakaan
8. Pengembangan komunikasi intra organisasi
9. Penyelenggaraan program
10. Pengembangan bisnis

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas 1


Lampiran

11. Pengembangan budaya organisasi


12. Pengkaderan instruktur minternal
13. Pengkaderan pemimpin

I. PEMBINAAN PEGAWAI
Pembinaan pegawai pada UPT PUSKESMAS PADASUKA Kota
Bandung :

1. Pembinaan dalam hal disiplin pegawai dilaksanakan dengan mengacu


kepada PP Nomor 30 Tahun 1980 tentang Disiplin PNS dan untuk
pegawai Non PNS mendapat perlakuan yang sama
2. Pembinaan spiritual / kerohanian karyawan dilaksanakan melalui
kegiatan kerohanian setiap minggu
3. Pencerahan kerohanian
4. Pembinaan untuk peningkatan pelayanan

J. PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA / PEMBERHENTIAN


Pemberhentian pegawai terdiri dari :

1. Atas permintaan sendiri


2. Karena mencapai batas usia pensiun
3. Diberhentikan dengan tidak hormat
4. Diberhentikan karena melakukan tindak pidana / pelanggaran /
penyelewengan
5. Pemberhentian karena tidak sehat jasmani / rohani
6. Pemberhentian karena meninggalkan tugas
7. Pemberhentian karena meninggal dunia
8. Pemberhentian karena hal lain

K. PENUTUP

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas 1


Lampiran

Pengelolaan Sumber Daya Manusia pada UPT Puskesmas


Padasuka Kota Bandung ini kami susun, diharapkan dapat menjadi
bahan acuan untuk menjadikan UPT Puskesmas Padasuka Kota
Bandung lebih baik.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas 1


Lampiran

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Tuntutan akan kualitas pelayanan kesehatan tampaknya akan
semakin gencar dilakukan masyarakat, karena pelayanan kesehatan
telah menjadi kebutuhan dasar kehidupan dan penyampaiannya (deliver
the services) sangat terkait erat dengan perilaku. Di sisi lain, harus
diakui bahwa persaingan industri kesehatan semakin ketat, meskipun
didukung dengan peralatan yang canggih, tenaga kerja dengan
kemampuan tidak diragukan lagi, akan tetapi bila penyampaian jasa
layanan kurang memuaskan, maka konsumen akan beralih ke
pelayanan kesehatan lain. Oleh karena itu, UPT Puskesmas Padasuka
Kota Bandung (selanjutnya disebut UPT Puskesmas) dituntut untuk
dapat menerapkan praktik-praktik bisnis yang sehat yang senantiasa
memperhatikan mutu sumber daya manusianya (brainware), sarana-
prasarana (hardware), prosedur kerja (software), net-working dan
sistem informasi (infoware) dan perangkat hatinya (heartware).

Untuk dapat mewujudkan Visi dan Misi UPT Puskesmas yang


telah disepakati bersama mengharuskan UPT Puskesmas memiliki
sumber daya manusia yang memiliki disiplin, integritas dan loyalitas
yang tinggi. Penetapan Panduan Perilaku oleh UPT Puskesmas
merupakan suatu kebutuhan untuk menyediakan acuan bagi seluruh
insan UPT Puskesmas (yaitu Dewan Pengawas, Pejabat Pengelola dan
seluruh pegawai UPT Puskesmas yang terdiri dari tenaga medis, tenaga
kesehatan lainnya dan tenaga lain) dalam bersikap dan berperilaku
berdasarkan nilai-nilai etika yang tinggi.

B. PENGERTIAN
Panduan Perilaku merupakan pernyataan umum tertulis yang
menggambarkan standar etika yang tinggi yang diharapkan dapat

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas 1


Lampiran

dilaksanakan oleh seluruh insan UPT Puskesmas dalam berusaha,


berinteraksi, dan beraktivitas lainnya yang berhubungan dengan
pasien, rekanan, pemilik, pemerintah, masyarakat dan stakeholder
lainnya. Pedoman ini dikembangkan berdasarkan filosofi usaha, budaya
kerja dan budaya organisasi UPT Puskesmas, peraturan perundang-
undangan, peraturan-peraturan internal UPT Puskesmas dan praktek-
praktek bisnis yang sehat.

Manfaat yang dapat diperoleh dari Panduan Perilaku ini adalah


sebagai berikut :

1. Sebagai panduan perilaku dan budaya kerja yang konsisten dalam


melaksanakan tugas dan kewajiban bagi seluruh insan UPT
Puskesmas.
2. Sebagai sumber inspirasi dalam pengambilan keputusan.
3. Sebagai upaya preventif untuk mencegah penyalahgunaan
kewenangan dan kecurangan.
4. Sebagai upaya untuk memelihara keharmonisan guna mencegah
timbulnya benturan kepentingan.
5. Sebagai upaya untuk membina, meningkatkan dan
mempertahankan integritas, kejujuran dan profesionalisme.
6. Sebagai upaya untuk meningkatkan kepercayaan dan reputasi UPT
Puskesmas dalam menjalin hubungan usaha dan interaksi dengan
pihak ketiga.
Apabila terdapat hal-hal yang belum diatur dalam Panduan
Perilaku ini, maka harus mengacu pada peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Panduan Perilaku ini tidak dapat memberikan
jawaban secara pasti atas seluruh permasalahan perilaku insan UPT
Puskesmas, sehingga pada akhirnya setiap insan UPT Puskesmas harus
menggunakan pertimbangan yang sehat dengan kejujuran hati nurani
untuk menentukan keselarasan suatu perilaku dengan Panduan
Perilaku ini.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas 2


Lampiran

Setiap insan UPT Puskesmas wajib berkomitmen untuk mematuhi


peraturan perundang-undangan, penerapan Panduan Perilaku dan
kebijakan yang mendasarinya. Atas pelanggaran terhadap ketentuan ini
akan diberikan sanksi yang tegas sesuai dengan tingkat
pelanggarannya. Pejabat Pengelola wajib memberikan teladan dan
dukungan penuh kepada pegawai UPT Puskesmas dalam melaksanakan
Panduan Perilaku UPT Puskesmas. Untuk itu UPT Puskesmas harus
menciptakan suasana kerja dan berusaha yang aman dan nyaman.

Panduan Perilaku ini juga ditujukan untuk meningkatkan


pemahaman bagi pihak-pihak di luar UPT Puskesmas dalam menjalin
hubungan usaha dan interaksi dengan UPT Puskesmas.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas 3


Lampiran

BAB II
SISTEM NILAI

Sistem nilai UPT Puskesmas merupakan norma perilaku yang


menjadi pegangan secara moral untuk menentukan sesuatu hal dinilai baik
atau buruk, terpuji atau tercela, dihargai atau tidak dihargai. Sistem nilai
tersebut mencakup nilai-nilai (value), budaya kerja, budaya organisasi,
etika kerja, etika usaha dan etika profesi.

Sistem nilai UPT Puskesmas merupakan jiwa dari visi dan misi yang
ditetapkan. Visi UPT Puskesmas Padasuka adalah: ”Terwujudnya Puskesmas
mampu PONED berkualitas menuju Masyarakat Cibeunying Kidul yang Sehat,
Mandiri, dan Berkeadilan”

A. NILAI-NILAI UPT PUSKESMAS


Nilai-nilai UPT Puskesmas terbentuk dari nilai-nilai yang diyakini
secara individu setiap insan UPT Puskesmas yang diaplikasikan dalam
bentuk sikap, tindak, dan ucapan, yang dapat menuntun UPT
Puskesmas dalam mencapai tujuannya.

Nilai-nilai pribadi setiap insan UPT Puskesmas yang membentuk budaya


UPT Puskesmas didasarkan atas falsafah Profesionalisme, Integritas,
Kemitraan, Keadilan, Kemandirian, dan Etika, dengan penjabaran
sebagai berikut:

Tanggung Jawab

 Bekerja sesuai dengan tupoksi & uraian tugas


 Menyelesaikan tugas sesuai dengan kewenangannya
Kejujuran

• Sikap, ucapan dan perilaku sesuai fakta


• Senantiasa memberikan keterangan yang benar kepada
atasan, rekan kerja, pasien dan masyarakat
Kedisiplinan

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas 4


Lampiran

• Mentaati semua peraturan / tata tertib yang berlaku di


lingkungan kerja
• Menjaga ketepatan waktu dalam bekerja
• Mematuhi kelengkapan atribut seragam dinas
• Menyampaikan laporan hasil pekerjaan tepat pada
waktunya

Responsif

• Tidak menunda pekerjaan


• Melaksanakan pekerjaan dengan sigap, cepat & akurat
• Peka terhadap kemungkinan timbulnya permasalahan
• Cepat tanggap dalam mengatasi masalah yang ada
Kerjasama

• Selalu menjaga kebersamaan dalam bekerja


• Saling membantu dan melengkapi semua pekerjaan
untuk mencapai tujuan puskesmas.
Saling menghargai

• Dapat menerima pendapat orang lain atau dapat


memberikan kesempatan kepada orang lain untuk
berbicara
• Menjaga suasana lingkungan kerja yang harmonis &
kondusif
• Dewasa dalam bersikap, berucap & bertindak

B. BUDAYA KERJA

Budaya kerja merupakan sikap/perilaku seseorang dalam


melaksanakan kerja sehari-hari yang bermutu dengan selalu
berdasarkan nilai-nilai yang dianut, sehingga dapat menjadi motivasi
dan memberi inspirasi untuk senantiasa bekerja lebih baik.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas 5


Lampiran

UPT Puskesmas telah membangun budaya kerja yang harus


dihayati dan dilaksanakan oleh setiap insan UPT Puskesmas agar
pelayanan kesehatan yang dilakukan dapat memuaskan pasien
(konsumen). Budaya kerja yang telah ditetapkan adalah:
1. Citra Pelayanan; mewujudkan pelayanan yang cepat, mudah, penuh
perhatian serta ketepatan pengobatan dan penyembuhan penyakit.
2. Citra Kebersihan; menciptakan UPT Puskesmas yang bersinar,
bersih, tertib, sehat, indah dan menarik.
3. Citra Tertib Pelaksanaan; tertib pelayanan, tertib
administrasi/pencatatan medik dan tertib penerapan dan pengenaan
tarif.
4. Citra Keramahan; suatu penampilan yang baik, sopan, murah
senyum dan tidak membeda-bedakan pasien.
5. Citra Ikhlas Bekerja; ringan tangan, tanpa pamrih dan penuh rasa
tanggung jawab.

C. ETIKA KERJA
Etika kerja mengatur hubungan yang lebih bersifat kedalam (UPT
Puskesmas), yakni antara insan UPT Puskesmas dan UPT Puskesmas
secara umum baik sebagai atasan, rekan kerja, maupun bawahan; yaitu
menjelaskan bagaimana seharusnya seorang pegawai UPT Puskesmas
bersikap, berperilaku, dan berhubungan dengan pihak di dalam UPT
Puskesmas.

UPT Puskesmas berkeinginan untuk bergerak dan berkembang


secara aktif dalam bidang pelayanan kesehatan kepada masyarakat
yang mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan kesehatan
dengan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang berkepentingan.
Integritas, komitmen profesionalisme, dan keunggulan merupakan
kerangka acuan utama dalam menjalankan usahanya serta menyatu
dengan tujuan utama yang mencerminkan aspirasi insan UPT
Puskesmas, stakeholders dan lingkungan.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas 6


Lampiran

D. ETIKA USAHA
Etika usaha mengatur hubungan yang lebih bersifat ke luar UPT
Puskesmas, yakni untuk selalu mentaati sepenuhnya semua peraturan
perundangan yang berlaku dalam melakukan kegiatan/transaksi
usahanya dengan pihak di luar UPT Puskesmas. Apabila peraturan
perundangan itu tidak lengkap, sehingga memberikan kesan yang dapat
diinterpretasikan sebagai ada peluang, UPT Puskesmas tetap memilih
bersikap jujur dengan integritas yang tinggi.

Bertindak jujur akan selalu dihargai dalam budaya dan tradisi


manapun. Integritas dan reputasi yang baik dalam melakukan kegiatan
usaha merupakan modal yang sangat berharga bagi UPT Puskesmas.
Sebaliknya ketidakjujuran dapat menyebabkan kemerosotan moral
dikalangan insan UPT Puskesmas, pengambilan keputusan yang salah,
dan dapat menyebabkan penilaian yang negatif bagi citra UPT
Puskesmas. Secara khusus UPT Puskesmas hanya menghargai insan
UPT Puskesmas yang berlaku jujur dalam melakukan tugasnya.

E. KODE ETIK PROFESI


Pelayanan kesehatan di UPT Puskesmas dilakukan oleh tenaga
medis, tenaga paramedis dan tenaga kesehatan lainnya yang
merupakan profesi yang tunduk pada kode etik profesinya masing-
masing.

1. Tenaga medis atau dokter harus tunduk dan patuh pada Kode Etik
Dokter yang berlaku dan disepakati oleh Ikatan Dokter Indonesia.
2. Tenaga paramedis harus tunduk dan patuh pada Kode Etik Perawat
Indonesia yang dikeluarkan oleh Majelis Kehormatan Etik
Keperawatan.
3. Tenaga Tenaga kesehatan lainnya harus tunduk dan patuh pada
Kode Etik yang dikeluarkan oleh Majelis Kehormatan Etik masing-
masing profesi.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas 7


Lampiran

F. BUDAYA ORGANISASI

Budaya organsiasi adalah keyakinan dasar yang melandasai pola


sikap dan pola hubungan dalam tim kerja UPT Puskesmas dan/atau
antar unit kerja dalam mewujudkan efektivitas kinerja organisasi.
Seluruh unsur dalam UPT Puskesmas wajib berkomitmen tinggi dalam
mewujudkan budaya organisasi dalam upaya meningkatkan mutu
pelayanan kepada masyarakat dan kinerja organisasi. UPT Puskesmas
berkewajiban menyusun program dan kegiatan yang mendorong
tumbuh dan berkembangnya budaya organisasi UPT Puskesmas.
Unsur-unsur penting dalam budaya organisasi adalah: Profesional
dalam tugas kedinasan, Ramah dan santun dalam pelayanan, Bekerja
dalam team work.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas 8


Lampiran

BAB III
ETIKA KERJA

Etika kerja menjelaskan bagaimana seharusnya seorang insan UPT


Puskesmas bersikap, berperilaku, dan berhubungan dengan pihak-pihak di
dalam UPT Puskesmas baik sebagai atasan, rekan kerja, maupun bawahan.

A. PENERAPAN NILAI-NILAI UPT PUSKESMAS, BUDAYA KERJA DAN


BUDAYA ORGANISASI
Setiap insan UPT Puskesmas wajib menghayati nilai-nilai, budaya
kerja dan budaya organisasi UPT Puskesmas serta
mengimplementasikan dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya.

B. LOYALITAS DAN KOMITMEN KEPADA UPT PUSKESMAS


Setiap insan UPT Puskesmas harus memiliki keyakinan bahwa
loyalitas kepada UPT Puskesmas dapat mendorong totalitas dalam
menjalankan tugas, kewajiban, dan tanggung jawabnya dengan bekerja
keras, cermat, taktis serta ikhlas untuk meningkatkan nilai UPT
Puskesmas.

1. Kedisiplinan
Setiap insan UPT Puskesmas wajib mentaati semua peraturan
yang telah ditetapkan oleh UPT Puskesmas, antara lain; jam masuk
kerja, jam pulang kerja, memakai seragam dan atributnya,
pemenuhan hari kerja, panggilan tugas, baik di dalam maupun di
luar jam kerja, memberikan pelayanan yang baik kepada pasien dan
masyarakat, serta mematuhi sistem dan prosedur kerja yang berlaku.

Untuk mewujudkan disiplin tersebut, maka setiap insan UPT


Puskesmas secara konsekuen untuk:

a. Melaksanakan perencanaan dan program kerja yang telah


ditetapkan UPT Puskesmas,
b. Melaksanakan segala peraturan yang ditetapkan,

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas 9


Lampiran

c. Melaksanakan perintah atasan yang telah disanggupinya,


d. Mentaati jam kerja yang telah ditetapkan,
e. Datang tepat waktu pada acara-acara rapat atau janji yang telah
disanggupi,
f. Mengenakan seragam dan atribut yang telah ditetapkan,
g. Melaksanakan dan mentaati prosedur kerja yang telah ditetapkan,
h. Tidak menggunakan jam kerja untuk urusan lain diluar
kedinasan,
i. Cepat dan tepat dalam melaksanakan tugasnya dengan tidak
mengabaikan tertib teknis dan administratif,
j. Bekerja penuh ketekunan dan kejujuran.
k. Memberikan keteladanan, terutama bagi para pimpinan
/atasan/pejabat wajib memberikan contoh dan memelihara moral
yang tinggi secara konsisten dan konkret kepada staf.

2. Tugas Dinas
Setiap insan UPT Puskesmas wajib melaksanakan tugas sebaik-
baiknya dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab.
Setiap insan UPT Puskesmas dalam melaksanakan tugas selalu tepat
waktu, bersikap ramah dan menghormati hak-hak pasien. Setiap
insan UPT Puskesmas tidak diperbolehkan melakukan tugasnya
untuk kepentingan pribadi, golongan atau pihak lain; bertindak
selaku perantara bagi pihak lain untuk mendapatkan pekerjaan atau
pesanan dari UPT Puskesmas.

3. Mutasi dan Promosi


Setiap pegawai UPT Puskesmas wajib bersedia dimutasikan
dan/atau dipromosikan antar Unit maupun antar jabatan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.

4. Pendidikan dan Pelatihan


Setiap pegawai UPT Puskesmas yang ditunjuk wajib bersedia
mengikuti pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh
internal maupun eksternal UPT Puskesmas. Hasil pendidikan dan

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas 1


Lampiran

pelatihan eksternal wajib dilaporkan secara tertulis kepada Pejabat


Pengelola.

C. GRATIFIKASI DAN SUAP


Dalam melakukan interaksi dan hubungan usaha dengan
stakeholders UPT Puskesmas, setiap insan UPT Puskesmas dituntut
untuk bersikap profesional, jujur, dan terbuka.

1. Gratifikasi
Gratifikasi dapat didefinisikan sebagai suatu pemberian dalam
arti luas baik berupa uang dan yang disetarakan dengan uang
maupun dalam bentuk materi lainnya. Uang dan yang disetarakan
meliputi antara lain, uang tunai, cek, tabungan, bilyet giro, komisi,
rabat, potongan harga, pinjaman tanpa bunga, tip/persenan, dan
sejenisnya. Hadiah dalam bentuk materi lainnya pada umumnya
meliputi cinderamata, bingkisan, tiket perjalanan, tiket pertunjukan,
fasilitas pengobatan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, dan lain-
lain.

Hadiah yang diberikan berkaitan dengan hubungan usaha pada


dasarnya dilarang. Setiap insan UPT Puskesmas dilarang menerima
hadiah atau sesuatu pemberian berupa apa saja dari siapapun juga
yang diketahui atau patut dapat diduga bahwa pemberian itu
bersangkutan atau mungkin bersangkutan dengan jabatan atau
pekerjaan insan UPT Puskesmas yang bersangkutan. Bentuk
hadiah/pemberian yang diperbolehkan antara lain:

a. Honorarium, tiket perjalanan, fasilitas antar jemput sebagai


pembicara, narasumber dan sejenisnya dalam kegiatan seminar,
lokakarya, ataupun diskusi yang tidak bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan serta mendapat persetujuan
tertulis dari pejabat yang berwenang.
b. Honorarium atau imbalan atas karya tulis yang dimuat di media
massa ataupun dipublikasikan dalam bentuk buku sebagai
sarana peningkatan kapasitas atau pengembangan profesi.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas 1


Lampiran

c. Hadiah yang didasarkan pada hubungan


kekeluargaan/kekerabatan yang jelas, yang diberikan atau
diterima dengan maksud-maksud yang tidak ada kaitannya
dengan kepentingan UPT Puskesmas dengan nilai intrinsik relatif
rendah (misalnya dalam acara resepsi perkawinan, ulang tahun,
syukuran, dan sejenisnya).
d. Barang-barang untuk tujuan promosi seperti buku agenda,
kalender, gantungan kunci, alat tulis, kaos, dan barang sejenis
lainnya yang berlogo/beratribut UPT Puskesmas yang secara
intrinsik bernilai rendah.
Apabila karena sesuatu hal insan UPT Puskesmas dihadapkan
pada keadaan yang tidak dapat memungkinkan untuk menolak
hadiah / pemberian, maka yang bersangkutan wajib segera
melaporkannya kepada atasan langsung dan pejabat puncak di unit
kerja masing-masing dengan tembusan Bagian Tata Usaha dengan
tata cara sebagai berikut:

a. Laporan disampaikan secara tertulis dengan melampirkan


dokumen yang berkaitan dengan hadiah/pemberian tersebut.
b. Laporan tersebut sekurang-kurangnya memuat:
1) Nama dan alamat lengkap penerima dan pemberi hadiah,
2) Jabatan penerima hadiah,
3) Tempat dan waktu penerimaan,
4) Uraian jenis hadiah,
5) Nilai hadiah.

2. Suap
Suap dapat didefinisikan sebagai suatu perbuatan memberi
atau menjanjikan sesuatu kepada seorang pejabat atau seorang yang
memiliki wewenang, dengan maksud agar yang bersangkutan berbuat
atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan
dengan kewajibannya. Suap merupakan praktik usaha yang tidak
sehat dan tindakan yang melanggar hukum. Suap dapat berupa
korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas 1


Lampiran

Setiap insan UPT Puskesmas wajib menghindarkan diri dari


penyuapan dengan tidak menerima atau memberi dalam bentuk
apapun:

a. Yang diketahui atau patut disangka bahwa apa yang diterima atau
yang diberikan itu berhubungan dengan jabatannya.
b. Yang bertujuan untuk membujuk agar dalam jabatannya
melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang berlawanan
dengan hukum/peraturan yang berlaku.
c. Yang diketahui bahwa sesuatu yang diterima atau diberikan itu
berhubungan dengan apa yang telah dilakukan atau dialpakan
dalam jabatannya yang berlawanan dengan kewajibannya.

D. JAMUAN BISNIS
Jamuan bisnis adalah kegiatan pemberian akomodasi tamu UPT
Puskesmas yang wajar dalam kegiatan bisnis ataupun sosial. Jamuan
bisnis harus dihindari jika ada tendensi akan mempengaruhi
obyektivitas keputusan bisnis, dan terlalu sering dilakukan.

Jamuan bisnis diperbolehkan jika :

1. Berkaitan dengan kepentingan usaha UPT Puskesmas sesuai dengan


praktik bisnis yang lazim,
2. Nilainya tidak berlebihan (wajar) dan tidak dapat diklasifikasikan
sebagai bentuk hadiah/pemberian atau suap,
3. Tidak melanggar hukum atau etika yang berlaku,
4. Tidak menurunkan citra UPT Puskesmas atau insan UPT Puskesmas
apabila diketahui oleh umum,
5. Dalam hal pemberian jamuan bisnis, wajib mendapat persetujuan
secara tertulis atau lisan dari pejabat yang berwenang sehingga
dapat dibayar dan dicatat oleh UPT Puskesmas sebagai biaya usaha
yang wajar.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas 1


Lampiran

E. PERTENTANGAN KEPENTINGAN (CONFLICT OF INTEREST)


Dalam melakukan transaksi atau suatu hubungan usaha dengan
rekanan, pasien, dan pihak ketiga lainnya terkadang timbul suatu
situasi yang dapat menciptakan pertentangan kepentingan dan
berpotensi menghilangkan independensi dan objektivitas insan UPT
Puskesmas. Pertentangan kepentingan dapat didefinisikan sebagai
seseorang atau entitas yang mempunyai dua atau lebih kepentingan
yang saling bertentangan yaitu antara kepentingan UPT Puskesmas dan
pribadi. Hal ini bisa terjadi pada sebuah hubungan, peristiwa atau
pertimbangan material tertentu dimana obyektivitas atau pertimbangan
profesional telah dikesampingkan.

Insan UPT Puskesmas tidak diperkenankan menempatkan diri


pada posisi atau situasi yang dapat menimbulkan pertentangan
kepentingan antara dirinya dengan UPT Puskesmas atau dengan
rekanan UPT Puskesmas. Keputusan yang diambil insan UPT
Puskesmas harus netral tidak boleh ada pengaruh kepentingan pribadi
maupun keluarga yang dapat secara sadar atau tidak sadar
mempengaruhi pertimbangan terbaiknya bagi kepentingan UPT
Puskesmas dan rekanannya.

Pertentangan kepentingan dapat diminimalkan / dihindari dengan cara:

1. Menghindari kepentingan keuangan secara signifikan pada


perorangan/lembaga yang menjalin hubungan usaha/berusaha
menjalin dengan UPT Puskesmas.
2. Tidak menggunakan dokumen maupun informasi penting dan
rahasia untuk kepentingan pribadi.
3. Tidak bertindak sebagai perantara untuk kepentingan pihak ketiga
dalam bertransaksi yang melibatkan UPT Puskesmas dan
kepentingannya.
4. Mengklarifikasi kapan seseorang bertindak selaku pribadi atau
sebagai insan UPT Puskesmas.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas 1


Lampiran

5. Mengungkapkan setiap kemungkinan pertentangan kepentingan


sebelum suatu transaksi/perjanjian dilaksanakan.
6. Tidak menjabat sebagai Dewan Pengawas, Direksi, Pejabat kunci,
maupun menjadi Pegawai pada UPT Puskesmas lain yang
menjalin/berusaha menjalin hubungan usaha dengan UPT
Puskesmas.

F. PENGGUNAAN WEWENANG DAN JABATAN


Setiap insan UPT Puskesmas wajib memastikan bahwa
penggunaan wewenang dan jabatan adalah bebas dari KKN, dengan
senantiasa menghindari perbuatan atau tindakan berikut :

1. Menyalahgunakan wewenang untuk kepentingan pribadi atau


golongan tertentu.
2. Melakukan kegiatan yang langsung atau tidak langsung merugikan
kepentingan UPT Puskesmas atau negara.
3. Menyalahgunakan barang inventaris, uang atau surat-surat
berharga milik UPT Puskesmas.
4. Melakukan kejahatan bersama atasan, teman sejawat, bawahan
atau orang lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya
dengan tujuan untuk kepentingan pribadi, golongan atau pihak lain
yang secara langsung atau tidak langsung merugikan UPT
Puskesmas.
5. Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahan.
6. Melakukan tindakan sewenang-wenang kepada pasien dan calon
pasien.

G. PEMELIHARAAN LINGKUNGAN UPT PUSKESMAS


Lingkungan kerja yang bersih, aman, dan nyaman merupakan
salah satu faktor untuk meningkatkan produktivitas kerja. UPT
Puskesmas dan seluruh insan UPT Puskesmas harus selalu tanggap
terhadap pemeliharaan lingkungan dengan melakukan hal-hal berikut:

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas 1


Lampiran

1. Menghindari perilaku yang tidak sesuai dengan norma kerja dan


norma kesusilaan agar terjaga keamanan lingkungan UPT
Puskesmas, yakni:
a. Meminum minuman keras serta menyalahgunakan obat-obatan
terlarang di lingkungan kantor maupun di luar kantor.
b. Melakukan segala bentuk perjudian di lingkungan kantor
maupun di luar kantor.
c. Melakukan tindakan/perbuatan asusila/amoral yang tidak
sesuai dengan nilai-nilai kesopanan dan agama yang ada.
d. Menganiaya, memfitnah, menghina secara kasar, serta
mengancam atasan, bawahan, dan rekan kerja.
e. Membujuk atasan, bawahan, dan rekan kerja untuk melakukan
sesuatu yang bertentangan dengan hukum dan kesusilaan.
f. Membuka rahasia UPT Puskesmas atau mencemarkan nama
baik pimpinan maupun pegawai UPT Puskesmas dan
keluarganya yang seharusnya dirahasiakan, kecuali untuk
kepentingan UPT Puskesmas dan negara.
g. Melakukan tindak pencurian barang atau uang aset UPT
Puskesmas atau yang merupakan milik pegawai lain.
h. Membawa senjata tajam atau benda yang dapat dipergunakan
untuk melakukan ancaman dan tindak kekerasan di lingkungan
kerja, kecuali tugas dan fungsi insan UPT Puskesmas yang
mewajibkan hal tersebut.
2. Menjaga kebersihan lingkungan kerja termasuk membuang sampah
pada tempatnya serta kerapian penyimpanan dokumen dan
perlengkapan kerja.
3. Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja.
4. Berpenampilan dan berbusana secara rapi dan bersahaja baik di
dalam maupun luar kantor.

H. PERLINDUNGAN ASET, INFORMASI DAN RAHASIA PASIEN


1. Pada dasarnya aset UPT Puskesmas hanya digunakan untuk
kepentingan UPT Puskesmas. Aset UPT Puskesmas dilarang

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas 1


Lampiran

digunakan untuk kepentingan pihak tertentu baik pada jam kerja


maupun di luar jam kerja. Program perlindungan aset UPT
Puskesmas meliputi:
a. Setiap insan UPT Puskesmas dilarang menyalahgunakan barang-
barang, uang dan surat berharga milik UPT Puskesmas.
b. Setiap insan UPT Puskesmas dilarang memiliki, menjual,
membeli, menggadaikan, menyewakan atau meminjamkan
barang-barang berharga milik UPT Puskesmas secara tidak sah.
c. Setiap insan UPT Puskesmas dilarang membuka/menambah jasa
layanan baru yang tidak sesuai dengan prosedur yang berlaku.
d. Setiap insan UPT Puskesmas dilarang merujuk pasien UPT
Puskesmas kepada UPT Puskesmas lainnya yang tidak sesuai
dengan prosedur yang berlaku.
e. Setiap insan UPT Puskesmas dilarang memanfaatkan fasilitas
UPT Puskesmas untuk kepentingan pribadi dan tidak sesuai
dengan prosedur yang berlaku.
f. Melakukan penagihan jasa layanan tanpa melalui prosedur yang
berlaku.
2. Program perlindungan informasi dimaksudkan agar setiap insan
UPT Puskesmas tidak mengungkapkan kerahasiaan informasi UPT
Puskesmas kepada pihak manapun tanpa ijin. Yang dimaksud
informasi rahasia adalah informasi yang tidak tersedia di publik dan
tidak diniatkan untuk dipublikasikan (misalnya, rencana produk,
strategi investasi, strategi pemasaran, dan sebagainya).
3. Program perlindungan Rahasia Pasien:
a. Setiap insan UPT Puskesmas wajib menjaga rahasia pasien
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku dengan
menjaga, memelihara dan pemyimpan dokumen rekam medik
sebaik-baiknya.
b. Pejabat Pengelola wajib menetapkan kebijakan pengelolaan
rekam medik.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas 1


Lampiran

c. Pemanfaatan (disclose) rekam medik untuk peradilan harus


seijin pasien yang bersangkutan dan/atau atas perintah
pengadilan.
d. Pemanfaatan rekam medik untuk kebutuhan penyidikan
dan/atau keperluan asuransi harus seijin pasien yang
bersangkutan dan Pimpinam (Direktur) UPT Puskesmas.
e. Pemanfaatan rekam medik untuk pendidikan dan penelitian
tenaga kesehatan atau peserta didik atas seijin dan
sepengetahuan Pimpinan (Direktur) UPT Puskesmas.

I. KESADARAN TERHADAP BIAYA

Setiap insan UPT Puskesmas wajib memilki “kesadaran terhadap


biaya” dengan melakukan upaya-upaya sebagai berikut:
1. Mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran keuangan UPT
Puskesmas.
2. Menggunakan sumber daya UPT Puskesmas secara hemat sesuai
dengan kebutuhan.
3. Meminta penggantian/pembebanan biaya dengan dilandasi
kejujuran dan tanggung jawab serta didukung dengan dokumen
yang lengkap sesuai dengan aturan dan kebijakan UPT Puskesmas.

J. INTEGRITAS PELAPORAN
Untuk menghasilkan laporan-laporan yang bisa dipertanggung
jawabkan, akurat dan tepat waktu kepada manajemen, pemilik, dan
pihak yang berkepentingan lainnya (stakeholders) sangat tergantung
pada usaha UPT Puskesmas untuk menyediakan data yang diperlukan.
Oleh karena itu, semua catatan resmi mengenai kegiatan/transaksi UPT
Puskesmas harus akurat, jujur, lengkap, dan tepat waktu tanpa adanya
pembatasan dalam bentuk apapun, akurasi tercermin dalam dua hal,
yaitu dokumentasi fakta dan penilaian yang wajar.

UPT Puskesmas tidak akan membiarkan adanya manipulasi


pembayaran yang dilakukan dengan mengalihkan pembayaran melalui
catatan atau rekening pihak ketiga. Setiap petugas yang

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas 1


Lampiran

bertanggungjawab terhadap pembukuan wajib dan harus berlaku jujur,


obyektif, akurat dan setia. Setiap kesalahan yang disengaja ataupun
kegiatan yang menyesatkan dalam melakukan pembukuan akan
ditindak sesuai dengan hukum yang berlaku.

K. AKTIVITAS POLITIK
Setiap insan UPT Puskesmas tidak dapat dikaitkan dengan
dukungan partai politik, sehingga tidak dapat menggunakan
aset/fasilitas UPT Puskesmas dan wewenangnya untuk menyuruh dan
menekan pegawai lain untuk mendukung parpol tertentu dan wakilnya.

Setiap insan UPT Puskesmas dilarang menjadi pengurus/anggota


partai politik, calon legislatif, dan calon eksekutif. Insan UPT Puskesmas
yang aktif dalam aktivitas politik wajib mengundurkan diri dari UPT
Puskesmas sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

UPT Puskesmas tidak menghalangi kontribusi pribadi setiap insan


UPT Puskesmas untuk melaksanakan aktivitas politik yang menjadi
pilihan. Kontribusi tersebut merupakan hak dan tanggung jawab pribadi
masing-masing dan tidak menggunakan nama ataupun atribut lain UPT
Puskesmas.

L. MENJAGA NAMA BAIK UPT PUSKESMAS

Dalam rangka menjaga dan memelihara citra/nama baik UPT


Puskesmas, setiap insan UPT Puskesmas tidak diperbolehkan:
1. Melakukan perbuatan/tindakan yang menyebabkan tercemarnya
nama baik UPT Puskesmas.
2. Memberikan keterangan yang bukan wewenangnya kepada pihak
lain yang dapat menimbulkan keresahan.
3. Menerima sesuatu dalam bentuk apapun yang merugikan UPT
Puskesmas dalam rangka pelaksanaan tugas dan pelayanan kepada
masyarakat atau pasien.
4. Menarik pembayaran jasa layanan tidak sesuai prosedur yang
berlaku.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas 1


Lampiran

5. Melakukan ikatan kerja sama dengan pihak ketiga baik perorangan


maupun Badan Hukum lain tanpa sepengetahuan Pejabat Pengelola.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas 2


Lampiran

BAB IV
ETIKA USAHA

Etika Usaha berikut ini menjelaskan bagaimana insan UPT


Puskesmas beretika, bersikap dan bertindak dalam berhubungan dengan
pihak-pihak di luar UPT Puskesmas.

A. KOMITMEN MEWUJUDKAN TATA KELOLA


1. UPT Puskesmas bertekad mewujudkan tata kelola melalui penerapan
prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban,
kemandirian dan kewajaran untuk meningkatkan keberhasilan
usaha dan akuntabilitas UPT Puskesmas dengan tujuan
mewujudkan kesejahteraan stakeholders (masyarakat, pasien,
Pegawai dan Pemilik) secara berkesinambungan dengan tetap
memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya.
a. Transparansi (keterbukaan) dalam melaksanakan proses
pengambilan keputusan dan keterbukaan mengemukakan
informasi materiil dan relevan mengenai UPT Puskesmas.
b. Akuntabilitas (kejelasan) fungsi, pelaksanaan dan
pertanggungjawaban organ UPT Puskesmas sehingga
pengelolaan UPT Puskesmas terlaksana secara efektif.
c. Pertanggungjawaban (kesesuaian) di dalam pengelolaan UPT
Puskesmas terhadap peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.
d. Kemandirian; suatu keadaan dimana UPT Puskesmas dikelola
secara profesional tanpa benturan kepentingan dan
pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
prinsip-prinsip bisnis yang sehat.
e. Kewajaran (keadilan dan kesetaraan) didalam memenuhi hak-
hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas 2


Lampiran

2. Dalam mewujudkan tata kelola setiap insan UPT Puskesmas


menekankan pada pelaksanaan etika usaha yang kuat dan
konsisten dengan:
a. Menghindari kepentingan pribadi yang berbenturan dengan
kepentingan UPT Puskesmas, atau yang dapat mempengaruhi
pertimbangan atau tindakan dalam pelaksanaan tugas yang
menjadi tanggung jawabnya.
b. Tidak memiliki hubungan usaha, keuangan atau hubungan lain
dengan rekanan dan mitra UPT Puskesmas, yang mungkin dapat
merusak kemandirian UPT Puskesmas.
3. Setiap insan UPT Puskesmas wajib menjaga keamanan dan
kerahasiaan data dan informasi UPT Puskesmas, pasien, rekanan
dan pihak-pihak berkepentingan lainnya.

B. HUBUNGAN DENGAN STAKEHOLDERS UTAMA


1. Pegawai
UPT Puskesmas memandang Pegawai yang terdiri dari tanaga
medis, paramedis perawatan, paramedis non perawatan dan tenaga
non medis UPT Puskesmas sebagai salah satu aset yang memiliki
kekuatan besar dalam menunjang keberhasilan UPT Puskesmas
dalam rangka pencapaian visi, misi dan tujuan yang telah ditetapkan.

UPT Puskesmas peduli dan akan memusatkan perhatiannya


pada pengembangan sumber daya manusia untuk mencapai
peningkatan produktivitas kerja.

Kebijakan UPT Puskesmas dalam berhubungan dengan Pegawai


adalah sebagai berikut :

a. UPT Puskesmas dan Pegawai saling menghormati hak dan


kewajiban berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
b. UPT Puskesmas mendorong kesempatan kerja/karir yang sama
bagi setiap Pegawai. UPT Puskesmas menggunakan kemampuan
bekerja, kualifikasi, dan kriteria yang terkait dengan hubungan

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas 2


Lampiran

kerja sebagai dasar dalam mengambil keputusan mengenai


hubungan kerja antara UPT Puskesmas dan Pegawai.
c. UPT Puskesmas memberikan dukungan dan kesempatan kepada
seluruh Pegawai untuk mengembangkan kemampuan dan
profesionalisme melalui pendidikan formal maupun informal
seperti pelatihan, kursus, seminar, dan lokakarya.
d. UPT Puskesmas menyediakan lingkungan kerja yang aman,
nyaman dan bebas dari segala bentuk tekanan yang mungkin
timbul akibat adanya perbedaan-perbedaan yang melekat pada
setiap individu Pegawai.
e. UPT Puskesmas memberi penghargaan kepada Pegawai dan unit
kerja yang memiliki catatan prestasi terbaik di UPT Puskesmas,
misalnya Dokter Teladan.
f. UPT Puskesmas akan memberikan jasa pelayanan (JP) kepada
Pegawai, termasuk Dewan Pengawas dan Pejabat Pengelola
sebagai imbalan atas prestasi kerjanya sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
g. UPT Puskesmas berkomitmen untuk senantiasa mematuhi
peraturan perundang-undangan tentang kesehatan dan
keselamatan kerja bagi Pegawai. Bangunan, tata letak fasilitas
dan alat-alat kerja harus memenuhi stá ndar keselamatan kerja
yang tinggi.
h. UPT Puskesmas berupaya membangun komunikasi dua arah yang
efektif, baik melalui prosedur informasi dan konsultasi yang
diselenggarakan oleh UPT Puskesmas maupun respon aktif atas
saran dan kritik atau nasihat konstruktif dari Pegawai, dan
menjadikan saran tersebut sebagai acuan penting bagi
pengambilan keputusan.
i. UPT Puskesmas menjamin perlindungan atas kerahasiaan
informasi pribadi Pegawai. UPT Puskesmas akan mengumpulkan,
menyimpan dan menjamin keamanan informasi pribadi dari
Pegawai untuk efektivitas operasional menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas 2


Lampiran

j. Setiap Pegawai harus menghindari kepentingan pribadi yang


berbenturan dengan kepentingan UPT Puskesmas, atau yang
dapat mempengaruhi pertimbangan atau tindakan dalam
pelaksanaan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
k. Pegawai tidak boleh memiliki hubungan usaha, keuangan atau
hubungan lain dengan rekanan dan mitra UPT Puskesmas, yang
mungkin dapat merusak kemandirian UPT Puskesmas.
Pedoman yang dapat diterapkan pada hampir semua situasi
benturan:

1) Pegawai harus menghindari adanya kepentingan finansial


dengan rekanan dan mitra UPT Puskesmas lainnya.
2) Pegawai harus menghindari prakarsa atau persetujuan
tindakan kepegawaian yang mempengaruhi imbalan atau
tindakan disiplin Pegawai dimana mereka memiliki hubungan
keluarga atau keterlibatan pribadi.
3) Pegawai tidak diperkenankan menggunakan aset UPT
Puskesmas untuk keuntungan pribadi. Pegawai tidak
diperbolehkan menjalankan usaha pribadi dengan
mengatasnamakan nama UPT Puskesmas, menggunakan aset
UPT Puskesmas pada jam kantor.
l. UPT Puskesmas menyediakan tempat kerja, sarana dan peralatan
kerja dan alat pelindung diri yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
tugas sehari-hari sehingga dapat bekerja secara produktif.
m. Setiap kelompok profesional sejenis di UPT Puskesmas dapat
dibentuk sebuah komite sesuai peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Hubungan antara kelompok profesional (komite)
diarahkan dan disinergikan untuk meningkatkan mutu pelayanan
UPT Puskesmas.

2. Pasien
Jasa layanan kesehatan merupakan sumber pendapatan pokok
untuk menjamin kelangsungan usaha UPT Puskesmas. Kelancaran
penerimaan pembayaran jasa layanan tergantung kepada

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas 2


Lampiran

terbentuknya hubungan yang saling menguntungkan bagi UPT


Puskesmas dan pasien. Dalam pelayanan kepada pasien, UPT
Puskesmas berkomitmen untuk memberikan pelayanan sebagaimana
yang telah diatur dalam Standar Pelayanan Minimal, dengan
menerapkan prinsip terbuka, integritas, transparan, adil dan
akuntabel untuk menciptakan hubungan yang saling
menguntungkan.

Berikut ini adalah kebijakan UPT Puskesmas dalam


berhubungan dengan pasien.

a. UPT Puskesmas menghormati hak-hak pasien sesuai dengan


norma dan kaidah-kaidah profesi medis, kebijakan hubungan
pasien, peraturan yang berlaku di UPT Puskesmas maupun
Peraturan Perundangan yang berlaku.
b. UPT Puskesmas menjamin pemulihan hak pasien yang dirugikan
karena penyimpangan medis (malpraktek) terhadap pasien.
c. UPT Puskesmas secara aktif menggali keinginan dan kebutuhan
pasien, baik melalui survei kepuasan pasien maupun saluran
pengaduan dari pasien yang dibuka oleh UPT Puskesmas.
d. UPT Puskesmas memberikan perlakuan atau pelayanan yang
sama tanpa membedakan kepada semua pasien. UPT Puskesmas
berkomitmen untuk senantiasa melakukan upaya-upaya guna
mempertahankan dan menjaga agar pemberian pelayanan
kesehatan kepada pasien sesuai dengan Standar Pelayanan
Minimal.
e. UPT Puskesmas senantiasa memberikan informasi secara akurat,
lengkap dan tepat pada waktunya mengenai pelayanan kesehatan,
serta hak dan kewajiban calon pasien. Setiap perubahan
kebijakan berkaitan dengan hak dan kewajiban pasien, termasuk
kebijakan tarif serta prosedur pelayanan kesehatan dan
pengaduan, senantiasa disosialisasikan kepada pasien.
f. UPT Puskesmas senantiasa meneliti alasan yang melatarbelakangi
pengaduan pasien dan segera mengambil tindakan yang tepat

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas 2


Lampiran

untuk menghindari terulangnya pengaduan tersebut. Selain itu


UPT Puskesmas akan memberikan peringatan, teguran dan
hukuman sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku kepada setiap Pegawai yang terbukti melakukan
kesalahan atau kelemahan teknis yang ada dalam praktek.
g. UPT Puskesmas senantiasa menjaga rahasia pasien kecuali atas
permintaan pasien atau perintah Undang-Undang (peradilan).

C. HUBUNGAN DENGAN STAKEHOLDERS LAINNYA


1. Lingkungan dan Masyarakat
Berikut ini adalah kebijakan UPT Puskesmas dalam
berhubungan dengan lingkungan dan masyarakat.

a. UPT Puskesmas berkomitmen untuk senantiasa melakukan upaya-


upaya perlindungan guna mempertahankan kualitas lingkungan
sekitar UPT Puskesmas terhadap pencemaran yang timbul dari
limbah UPT Puskesmas.
b. UPT Puskesmas melakukan berbagai upaya untuk menjadi warga
yang dapat diterima sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
masyarakat, serta mendapatkan dukungan dari masyarakat
sekitar tempat usaha UPT Puskesmas. Dengan demikian UPT
Puskesmas akan turut serta memelihara lingkungan hidup yang
bersih dan sehat, serta ketertiban di sekitar UPT Puskesmas. UPT
Puskesmas membangun dan membina hubungan yang baik
dengan masyarakat di sekitar tempat usaha UPT Puskesmas.
c. UPT Puskesmas mendorong timbulnya rasa ikut memiliki bagi
masyarakat sekitar UPT Puskesmas dengan tujuan agar turut
serta menjaga aset dan kepentingan-kepentingan UPT Puskesmas
di lingkungannya.
d. UPT Puskesmas melaksanakan kegiatan sosial sebagai
perwujudan tanggung jawab sosial UPT Puskesmas terhadap
masyarakat lingkungan di sekitar UPT Puskesmas beroperasi.

2. Rekanan

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas 2


Lampiran

Berikut ini adalah kebijakan UPT Puskesmas dalam


berhubungan dengan rekanan.

a. UPT Puskesmas melakukan pengadaan baik penunjukan


langsung maupun lelang secara efisien, efektif, bersaing,
transparan, adil, tidak diskriminatif dan dapat
dipertanggungjawabkan, dengan melibatkan rekanan yang
mempunyai reputasi dan rekam jejak yang baik.
b. UPT Puskesmas memberikan perlakuan yang sama bagi semua
calon rekanan dan tidak mengarah untuk memberi keuntungan
kepada pihak tertentu, dengan cara dan alasan apapun. Oleh
karena itu, UPT Puskesmas melarang setiap insan UPT
Puskesmas memberikan informasi berkaitan dengan estimasi
harga atau membahas secara rahasia pekerjaan di masa yang
akan datang dengan calon rekanan yang akan berkompetisi.
c. UPT Puskesmas menghindari rekanan yang mempunyai
hubungan keluarga dengan pengambil keputusan untuk
menghindari adanya konflik kepentingan. UPT Puskesmas
melarang setiap insan UPT Puskesmas bertindak selaku perantara
bagi seorang atau badan hukum untuk mendapatkan pekerjaan
atau pesanan dari UPT Puskesmas.
d. UPT Puskesmas dapat melakukan Kerjasama Operasional dengan
pihak ketiga (rekanan) dalam bentuk kerjasama pelayanan
kesehatan, pendidikan dan pelatihan, pembangunan gedung,
pemanfaatan alat kedokteran dan kerjasama lainnya yang syah.
Kerjasama Operasional ini didasarkan prinsif saling
menguntungkan, akuntabel, transparan dan wajar serta tidak
merugikan stakeholders.
e. UPT Puskesmas menuangkan semua kesepakatan dalam suatu
dokumen tertulis yang disusun berdasarkan itikad baik dan saling
menguntungkan.

3. Kreditur

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas 2


Lampiran

Pemenuhan kebutuhan dana yang berasal dari kreditur dapat


dilakukan apabila UPT Puskesmas memperoleh keuntungan nyata
dari dana yang dipinjam tersebut baik sekarang maupun di masa-
masa yang akan datang. Pemenuhan kebutuhan dana dari kreditur
dilakukan dengan pertimbangan profesional sesuai dengan praktik
bisnis yang sehat. Kebijakan UPT Puskesmas dalam berhubungan
dengan kreditur adalah sebagai berikut:

a. Peminjaman dari kreditur harus dilakukan sesuai dengan


peraturan perundang-undangan yang berlaku. UPT Puskesmas
menghormati hak-hak kreditur sesuai dengan perjanjian yang
dibuat oleh UPT Puskesmas dan kreditur.
b. UPT Puskesmas memberikan informasi akurat dan lengkap
mengenai UPT Puskesmas yang diperlukan kreditur, termasuk
pelaksanaan kewajiban UPT Puskesmas sesuai dengan perjanjian.
c. UPT Puskesmas melaksanakan pemenuhan kewajiban kepada
kreditur secara tepat waktu sesuai dengan perjanjian yang dibuat
oleh UPT Puskesmas dengan kreditur.

4. Media Massa
Media massa berfungsi sebagai jembatan komunikasi antara
UPT Puskesmas dengan stakeholders dan sekaligus sebagai alat
kontrol bagi UPT Puskesmas dalam melaksanakan tugasnya.
Pemberitaan media massa diharapkan bersifat seimbang dan terbuka
sehingga dapat dijadikan informasi yang berguna bagi UPT
Puskesmas maupun pihak-pihak lain yang berkepentingan untuk
meningkatkan kinerja dan membangun citra positif UPT Puskesmas.

Berikut ini adalah kebijakan UPT Puskesmas dalam


berhubungan dengan media massa :

a. UPT Puskesmas membangun kerjasama positif, saling menghargai


dan menguntungkan dengan menempatkan media massa sebagai
mitra usaha yang sejajar.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas 2


Lampiran

b. UPT Puskesmas berpegang pada kebenaran dan keterbukaan


informasi sesuai dengan kode etik jurnalistik dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

5. Komite Pelayanan Publik (KPP) dan Lembaga Swadaya Masyarakat


(LSM)
KPP sebagai lembaga resmi wakil masyarakat dalam pelayanan
publik dan LSM khususnya LSM Bidang Kesehatan yang mewakili
komunitas konsumen merupakan komponen penting dalam
membangun citra dan upaya peningkatan mutu pelayanan UPT
Puskesmas kepada masyarakat.

Berikut ini adalah kebijakan UPT Puskesmas dalam hubungan


dengan KPP dan LSM:

a. UPT Puskesmas berkewajiban membina komunikasi secara cerdas


dengan KPP dan LSM dan bekerja sama dalam membangun citra
UPT Puskesmas
b. UPT Puskesmas menfasilitasi kebutuhan KPP dan LSM secara
proporsional dalam akses informasi dan kebijakan dalam
pelayanan kesehatan dalam mengungkap issue dan keluhan
pelayanan publik.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas 2


Lampiran

BAB V
PENERAPAN DAN PENEGAKAN

A. KOMITMEN
Setiap insan UPT Puskesmas sangat diharapkan untuk dapat
menyelaraskan diri dengan sistem nilai di UPT Puskesmas. Oleh
karena itu, seluruh Insan UPT Puskesmas wajib untuk menyamakan
dan menyatukan keyakinan dan tekad agar dapat menerapkan sikap
dan perilaku kerja yang sesuai dengan sistem nilai yang dianut UPT
Puskesmas, yang tertuang dalam Panduan Perilaku ini.
Panduan Perilaku disosialisasikan kepada seluruh Pegawai
UPT Puskesmas sehingga dipahami dengan tepat, baik dan benar.
Setelah membaca, mendiskusikan, memahami, menghayati setiap
butir Panduan Perilaku, seluruh Pegawai UPT Puskesmas
menandatangani Surat Pernyataan Kepatuhan yang merupakan
kesanggupan atau komitmen untuk melaksanakan setiap butir
Panduan Perilaku secara konsisten dan penuh tanggung jawab.
Pernyataan kepatuhan tersebut setiap tahun diperbaharui dan
menjadi salah satu syarat kelanjutan hubungan kerja dengan UPT
Puskesmas.
Untuk Dewan Pengawas dan Pejabat Pengelola diharapkan
menunjukkan komitmen pribadi yang kuat dan memberikan contoh
kepada bawahan dan rekan kerja bagaimana bersikap dan
berperilaku sesuai Panduan Perilaku. Komitmen Dewan Pengawas
dan Pejabat Pengelola dilaksanakan dengan:
1. Menetapkan pemberlakuan Panduan Perilaku,
2. Melakukan sosialisasi Panduan Perilaku kepada seluruh Pegawai
UPT Puskesmas di dalam UPT Puskesmas,
3. Memberi contoh kepada Pegawai UPT Puskesmas bersikap
dan berperilaku sesuai dengan Panduan Perilaku,
4. Memberikan sanksi yang adil terhadap setiap pelanggaran Panduan
Perilaku.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas 3


Lampiran

B. TANGGUNG JAWAB
1. Tanggung Jawab Pegawai UPT Puskesmas
Setiap Pegawai UPT Puskesmas memiliki tanggung jawab
pribadi untuk mematuhi setiap kebijakan dan aturan yang
dikeluarkan oleh UPT Puskesmas, termasuk Panduan Perilaku ini.
Setiap kebijakan dan aturan mengandung substansi tanggung jawab
tertentu yang harus dipenuhi oleh Pegawai UPT Puskesmas sesuai
kapasitasnya masing-masing. Tanggung jawab Pegawai UPT
Puskesmas atas kepatuhan dimulai dengan mempelajari secara
detail Panduan Perilaku ini, kebijakan dan aturan lain yang relevan
dengan tugas dan pekerjaan sehari-hari. Setiap Pegawai UPT
Puskesmas harus mempunyai pengertian yang mendasar, termasuk
semangat dari Panduan Perilaku ini.
Panduan Perilaku ini tidak memberikan jawaban secara pasti
atas semua perilaku Pegawai UPT Puskesmas. Karena itu, setiap
Pegawai UPT Puskesmas pada akhirnya harus menggunakan
pertimbangan dengan akal yang sehat dan kejujuran hati nurani
masing-masing untuk menentukan keselarasan suatu perilaku
dengan Panduan Perilaku, kebijakan dan aturan lainnya. Apabila
ada pertanyaan mengenai penerapan Panduan Perilaku, kebijakan
dan aturan, mintalah bantuan atasan langsung, pejabat puncak di
unit atau bagian masing-masing untuk mendapat kejelasan dan
pemecahan masalah.
Bicarakan segera masalah yang ada apabila teridentifikasi
adanya ketidaksesuaian dengan Panduan Perilaku ini, kebijakan dan
aturan. Apabila dari hasil identifikasi suatu hal diduga mengandung
indikasi pelanggaran, maka setiap Pegawai UPT Puskesmas wajib
melaporkan dugaan pelanggaran tersebut.

2. Tanggung Jawab Pejabat Pengelola


Tanggung jawab Pejabat Pengelola yaitu :
a. Mengkomunikasikan Panduan Perilaku, kebijakan dan aturan
secara tepat dan benar, untuk memastikan setiap Pegawai UPT

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas 3


Lampiran

Puskesmas di lingkungan kerjanya memahami dan menghayati


Panduan Perilaku ini, dan untuk menciptakan iklim dimana
Pegawai UPT Puskesmas secara bebas dapat membahas
penerapan Panduan Perilaku, masalah etika dan hukum,
sehingga mempunyai persepsi yang sama.
b. Memimpin dengan memberi contoh, bersikap dan berperilaku
yang diteladani oleh bawahannya, serta memberikan bantuan
atau nasihat atas pertanyaan mengenai penerapan Panduan
Perilaku, kebijakan dan aturan.
c. Memimpin upaya penegakan kepatuhan melalui pertemuan-
pertemuan rutin dengan bawahan, termasuk kemudahan bagi
pelaporan dugaan pelanggaran Panduan Perilaku, kebijakan dan
aturan.
d. Melakukan pengawasan secara teratur mengenai program dan
permasalahan yang mungkin timbul dalam pelaksanaan
Panduan Perilaku.
e. Melakukan penanganan atas pelaporan dugaan pelanggaran
serta penyelidikan terhadap indikasi pelanggaran yang terjadi di
lingkungan kerjanya.

3. Tanggung Jawab Dewan Pengawas


Dewan Pengawas memantau efektivitas praktik tata kelola
(good governance) yang diterapkan UPT Puskesmas. Dewan
Pengawas dapat menugaskan auditor independen untuk menilai
kepatuhan terhadap praktik good governance, termasuk Panduan
Perilaku ini, yang merupakan penjabaran prinsip-prinsip good
governance pada tingkat operasional UPT Puskesmas.

C. PEMANTAUAN
a. Sekretaris Badan (Kepala Bagian Tata Usaha) bertanggung jawab
menyelenggarakan kegiatan agar Pegawai UPT Puskesmas
senantiasa menjaga dan memelihara sikap dan perilaku yang sesuai
dengan Panduan Perilaku serta memantau efektivitas penerapan
Panduan Perilaku dan melaporkan hasilnya kepada Kepala Badan

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas 3


Lampiran

(Pejabat Pengelola). Hal-hal yang menonjol selama penerapan


Panduan Perilaku dicatat sebagai bahan masukan penyempurnaan
dan perbaikan.
b. Satuan Pengawas Intern mengikuti perkembangan peraturan
perundang-undangan, khususnya yang berkaitan dengan good
governance dan menganalisis dampaknya terhadap UPT Puskesmas,
serta memberi masukan dan informasi kepada Kepala Badan
(Pejabat Pengelola) untuk mematuhi semua ketentuan perundang-
undangan yang terkait dengan good governance dan etika bisnis. Di
samping itu SPI bertanggung jawab untuk:
1. Memantau kepatuhan terhadap Panduan Perilaku,
2. Melakukan kajian tentang tingkat kepatuhan dan pelaksanaan
serta kendala-kendala Panduan Perilaku ini sebagai upaya untuk
penyempurnaan Panduan Perilaku dimasa mendatang.
3. Memberikan rekomendasi kepada Kepala Badan (Pejabat
Pengelola) untuk memberikan sanksi atas pelanggaran Panduan
Perilaku ini.

D. PELAPORAN ATAS PELANGGARAN


Setiap insan UPT Puskesmas wajib melaporkan tentang dugaan
terjadinya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan,
Panduan Perilaku, serta kebijakan dan aturan UPT Puskesmas, dan
dapat menyampaikan saran dan pendapatnya kepada pejabat
berwenang. Pegawai UPT Puskesmas wajib bekerjasama dalam
penyelidikan internal yang dilakukan oleh UPT Puskesmas, dengan
mengungkapkan data dan informasi yang diketahui, yang berkaitan
dengan terjadinya dugaan pelanggaran.
UPT Puskesmas sepenuhnya menyadari, melaporkan tindakan
pelanggaran sebagai upaya yang tidak mudah dan menempatkan
Pegawai UPT Puskesmas dalam posisi yang sulit, bahkan menimbulkan
semacam konflik batin bagi si pelapor. Kemampuan dan kesediaan
melaporkan setiap tindakan yang diyakini sebagai suatu pelanggaran
merupakan hal penting dari pelaksanaan tanggung jawab setiap

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas 3


Lampiran

Pegawai UPT Puskesmas. Kepedulian untuk menjaga kepentingan yang


lebih besar, yakni kerugian bagi UPT Puskesmas dan seluruh Pegawai,
harus menjadi acuan pertimbangan setiap keputusan untuk
melaporkan suatu pelanggaran.
Oleh karena itu UPT Puskesmas akan memberikan perlindungan
hukum kepada setiap insan UPT Puskesmas yang melaporkan dugaan
atau disangkakan adanya pelanggaran peraturan perundangan,
pedoman tata kelola dan Panduan Perilaku yang disertai bukti dan
dokumen yang sah. Tidak seorangpun Pegawai UPT Puskesmas akan
dikenakan sanksi karena melaporkan adanya dugaan pelanggaran
Panduan Perilaku, kebijakan dan aturan, kecuali yang bersangkutan
ikut terlibat dalam pelanggaran tersebut. Pelaporan dapat meringankan
penjatuhan disiplin atau sanksi bagi si pelapor yang terlibat dalam
pelanggaran.
Pelaporan dugaan pelanggaran dilakukan secara jujur, dilandasi
dengan niat baik, dan semata-mata dilakukan untuk pencegahan
terjadinya kerugian terhadap UPT Puskesmas, atau rusaknya kinerja
UPT Puskesmas dan jauh dari maksud-maksud tertentu untuk
kepentingan atau keuntungan pribadi, misalnya antara lain karena
dorongan sentimen pribadi, rasa iri hati dan yang sejenisnya. Setiap
pelaporan dugaan pelanggaran, seluruhnya disertai data atau bukti-
bukti yang akurat agar dapat diproses lebih lanjut demi keselamatan
jalannya usaha UPT Puskesmas.
Pegawai UPT Puskesmas dilarang melakukan tindakan
permusuhan, pembalasan atau tindakan lain yang merugikan seperti
ancaman fisik dan verbal terhadap Pegawai UPT Puskesmas lain yang
melaporkan terjadinya pelanggaran ataupun yang bekerjasama dalam
penyelidikan pelanggaran.
UPT Puskesmas sepenuhnya menjamin kerahasiaan identitas
pelapor, isi informasi, saran atau pendapat yang disampaikan.
Berikut ini adalah tindakan yang harus diambil oleh Pegawai UPT
Puskesmas apabila meyakini telah terjadi pelanggaran.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas 3


Lampiran

1. Yakinkan dan pastikan memiliki seluruh data dan informasi yang


relevan dengan keadaan atau situasi yang mengindikasikan
pelanggaran Panduan Perilaku, kebijakan dan aturan-aturan lain.
Bila perlu data dan informasi didukung dengan saksi-saksi yang
kuat.
2. Cari kesempatan dan cara yang paling cocok tanpa menyinggung
perasaan untuk menegur sesama rekan kerja atau atasan.
Sampaikan secara halus dan tidak langsung dengan memaparkan
pelanggarannya, lalu mintalah tanggapannya. Bila perlu, bersama
rekan kerja atau atasan, mencari penyebabnya.
3. Segera laporkan dugaan pelanggaran yang terjadi di lingkungan unit
atau bagian masing-masing kepada atasan langsung dan pejabat
puncak di unit atau bagian masing-masing, dengan tembusan
kepada Kepala Badan (Pejabat Pengelola).
4. Apabila dugaan pelanggaran dilakukan oleh unsur pimpinan atau
terjadi di luar lingkungan unit/bagian atau karena sesuatu hal,
tidak dapat melaporkan kepada atasan langsung atau pejabat
puncak, maka laporkan kepada Kepala Badan (Pejabat Pengelola)
atau jenjang di atasnya secara langsung atau melalui pos, faksimili,
email, telepon atau kotak saran/pengaduan.

E. PENANGANAN ATAS PELANGGARAN


Semua dugaan pelanggaran yang dilaporkan akan ditindaklanjuti
secara memadai melalui pengkajian atau pemeriksaan lebih lanjut
untuk proses pembuktian dan penentuan bobot pelanggaran sebagai
bahan pertimbangan pemberian tindakan disiplin atau sanksi.

Penanganan atas dugaan pelanggaran dilakukan oleh atasan


langsung atau pejabat puncak, sesuai kewenangannya. Atasan langsung
atau pejabat puncak wajib mengupayakan pemecahan masalah/jalan
keluar terhadap setiap pengaduan dugaan pelanggaran yang terjadi di
lingkungan unit atau bagian yang dipimpinnya dan melaporkan
hasilnya Kepala Bagian Tata Usaha untuk pengkajian kesesuaian
keputusan yang diambil dengan kebijakan dan aturan.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas 3


Lampiran

Dugaan pelanggaran yang memerlukan pengkajian atau


pemeriksaan lebih lanjut akan dilakukan oleh :

1. Kepala Sub Bagian Tata Usaha, jika menyangkut pelanggaran


terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta
ketentuan dan peraturan UPT Puskesmas;
2. Satuan Pengawas Internal (SPI), jika menyangkut hal-hal yang
terkait dengan akuntansi dan keuangan atau kerugian-kerugian
termasuk hal-hal yang perlu dilakukan pemeriksaan yang lebih
mendalam;
3. Rapat Pejabat Pengelola, jika menyangkut pelanggaran yang
dilakukan oleh anggota pejabat pengelola untuk menetapkan
langkah-langkah yang harus diambil sesuai ketentuan yang berlaku.
4. Rapat Dewan Pengawas, jika menyangkut pelanggaran yang
dilakukan oleh Pemimpin untuk menetapkan langkah-langkah yang
harus diambil sesuai ketentuan yang berlaku.

F. SANKSI ATAS PELANGGARAN


UPT Puskesmas melakukan berbagai upaya untuk menegakkan
Panduan Perilaku, kebijakan dan aturan, untuk mencegah terjadinya
pelanggaran dan menghentikan dengan segera pelanggaran yang terjadi.
Salah satu upaya tersebut adalah dengan pemberlakuan tindakan
disiplin atau sanksi yang adil terhadap insan UPT Puskesmas yang
melakukan pelanggaran Panduan Perilaku, kebijakan dan aturan sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
Pemberlakuan tindakan disiplin atau sanksi tidak hanya terhadap
Pegawai UPT Puskesmas yang melakukan pelanggaran, tetapi juga
terhadap Pegawai UPT Puskesmas yang lain, dalam tingkatan apapun
yang:
1. Tidak melaporkan atau menyembunyikan data dan informasi yang
berkaitan dengan terjadinya pelanggaran hukum, peraturan
perundang-undangan dan kebijakan UPT Puskesmas,
2. Tidak bekerja sama dalam penyelidikan UPT Puskesmas atas dugaan
pelanggaran,

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas 3


Lampiran

3. Melakukan tindakan permusuhan, pembalasan atau tindakan lain


yang merugikan seperti ancaman fisik dan verbal terhadap pelapor
terjadinya dugaan pelanggaran,
4. Gagal melakukan pengawasan secara efektif terhadap tindakan
bawahannya.
Tindakan disiplin atau sanksi disesuaikan dengan bobot/tingkat
pelanggaran yang dilakukan. Tindakan disiplin atau sanksi, meliputi:
1. Teguran lisan,
2. Teguran tertulis,
3. Pernyataan tidak puas secara tertulis dari Kepala Badan (Pejabat
Pengelola),
4. Pemberian skorsing,
5. Penurunan gaji setingkat lebih rendah untuk jangka waktu paling
lama 1 (satu) tahun,
6. Penurunan gaji setingkat lebih rendah untuk jangka waktu paling
lama 2 (dua) tahun,
7. Penurunan pangkat setingkat lebih rendah untuk jangka waktu
paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pembebasan dari jabatan,
8. Pemberhentian dengan hormat sebagai Pegawai tidak atas
permintaan sendiri,
9. Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai Pegawai,
10. Tuntutan ganti rugi,
11. Diserahkan kepada yang berwajib untuk proses pemeriksaan lebih
lanjut apabila pelanggaran menyangkut kerugian UPT Puskesmas
yang material/besar dan dikategorikan dalam tindakan pidana.
Setiap insan UPT Puskesmas dalam tingkatan apapun, apabila
jelas terbukti telah melakukan pelanggaran terhadap Panduan Perilaku,
kebijakan dan aturan akan dikenakan tindakan disiplin atau sanksi
sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada maupun peraturan-
peraturan susulan yang bersifat mengikat semua insan UPT Puskesmas,
dan dijalankan secara tegas.
Setiap insan UPT Puskesmas yang akan dikenakan atau
dijatuhkan tindakan disiplin atau sanksi wajib diberikan kesempatan

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas 3


Lampiran

atau hak secara adil untuk membela diri maupun menyatakan


pendapatnya atas dugaan pelanggaran yang dilakukannya.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas 3


Lampiran

BAB VI
PENGEMBANGAN DAN PERBAIKAN

A. Penyusunan Panduan Perilaku ini telah mempertimbangkan visi, misi,


nilai-nilai UPT Puskesmas, budaya kerja dan etika. Panduan Perilaku ini
selanjutnya akan dijadikan dasar bagi penetapan kebijakan UPT
Puskesmas yang meliputi antara lain surat keputusan Pejabat
Pengelola, surat edaran Pejabat Pengelola, buku pedoman UPT
Puskesmas, dan lain sebagainya. Kebijakan UPT Puskesmas yang telah
ada dan bertentangan dengan Panduan Perilaku wajib disesuaikan. UPT
Puskesmas akan menerbitkan kebijakan susulan apabila diperlukan
sebagai penjabaran lebih lanjut yang diperlukan dalam penerapan
Panduan Perilaku ini.
B. Pengembangan dan perbaikan Panduan Perilaku ini dapat dilakukan
seiring dengan perubahan/perkembangan di masa mendatang.
C. Selama masa implementasi Panduan Perilaku, diharapkan diperoleh
umpan balik sebagai bahan masukan bagi pengembangan dan
perbaikan Panduan Perilaku serta implementasi lebih lanjut di masa
mendatang. Segala kritik dan saran yang konstruktif dari segenap insan
UPT Puskesmas dan pihak-pihak lain yang terkait sangat diharapkan
dan akan dicatat sebagai bahan masukan dalam rangka pengembangan
dan perbaikan lebih lanjut.
D. Pengembangan dan perbaikan Panduan Perilaku ditetapkan oleh Kepala
Badan (Pejabat Pengelola) dan Dewan Pengawas dan dituangkan dalam
suatu surat keputusan.

Pola Tata Kelola UPT Puskesmas 3

Anda mungkin juga menyukai