1.1 Standar Operasional Prosedur (SOP) Surat Masuk 1. Sasaran Objek Setiap surat masuk yang memerlukan tanggapan atau jawaban. 2. Jangka Waktu Penyelesaian Waktu untuk penyelesaian proses administrasi surat masuk selama 22 menit. 3. Biaya Tidak ada pembiayaan. 4. Proses Pelaksanaan 1) Staf menerima surat masuk dan diklasifikasikan sesuai dengan jenis dan sifatnya, kemudian staf mencatat nama pengirim, nomor, tanggal dan hal kemudian mengagendakan dan menyerahkan kepada Kepala Puskesmas. 2) Kepala Puskesmas mempelajari surat yang masuk dan mendisposisikan kepada Kasubbag Tata Usaha. 3) Kasubbag Tata Usaha mempelajari isi surat lalu menyerahkan kepada staf untuk diarsipkan. 1.2 Standar Operasional Prosedur (SOP) Surat Keluar 1. Sasaran Objek 1) Tanggapan atau jawaban surat masuk 2) Surat Keterangan 3) Surat Permohonan 4) Surat Pemberitahuan 5) Surat Ijin 6) Surat Tugas 7) Surat Undangan 8) Surat Keluar Lainnya 2. Jangka Waktu Penyelesaian Waktu untuk penyelesaian proses administrasi surat keluar selama 1 jam 10 menit. 3. Biaya Tidak ada pembiayaan. 4. Proses Pelaksanaan 1) Kasubbag Tata Usaha menerima disposisi dan menunjuk staf untuk memproses surat keluar. 2) Staf memproses surat keluar. 3) Kasubbag Tata Usaha memeriksa surat keluar jika disetujui diteruskan ke Kepala Puskesmas, dan jika tidak disetujui dikembalikan kepada Kasubbag Tata Usaha. 4) Penggandaan surat. 5) Surat dikirim ke instansi terkait dan diarsipkan oleh staf. 1.3 Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelayanan Penerbitan Surat Keterangan Kesehatan 1. Dasar Hukum 1) Undang-undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. 2) Permenkes No. 741 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan. 2. Sasaran Objek Pasien yang membuat surat keterangan sehat di UPT. Puskesmas Sungai Panas . 3. Masa Berlaku Selama 3 (tiga) bulan. 4. Persyaratan 1) Menunjukkan identitas asli 2) Hasil Pemeriksaan Dokter 3) Bukti Bayar 5. Jangka Waktu Penyelesaian Waktu untuk penyelesaian proses pelayanan penerbitan surat keterangan kesehatan selama 25 menit. 6. Proses Pelaksanaan 1) Pasien mendaftar ke kasir dan membayar retribusi sesuai tarif yang berlaku 2) Pasien diukur tekanan darah, tinggi badan, berat badan dan golongan darah. 3) Dokter memeriksa keadaan kesehatan, jika memenuhi syarat kesehatan, maka dokter merekomendasikan ke Bagian pembuatan surat keterangan kesehatan ( SKS ) untuk diterbitkan surat keterangan sehat. 4) Petugas SKS menerbitkan Surat Keterangan Kesehatan. 5) Surat diserahkan kepada dokter pemeriksa untuk ditandatangani.
1.4 Standar Operasional Prosedur (SOP) Bendahara Penerimaan
1. Dasar Hukum 1) Permenkes No. 741 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan. 2) Undang-undang No.79 Tahun 2005 Tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. 3) Undang-undang No. 22 Tahun 1999 Tentang Otonomi Daerah. 4) Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor: PER-47/PB/2014 tentang Petunjuk Teknis Penatausahaan, Pembukuan, dan Pertaggungjawaban Bendahara pada Badan Layanan Umum serta Verifikasi dan Monitoring Laporan Pertanggungjawaban Bendahara pada Badan Layanan Umum. 2. Sasaran Objek Penerimaan dana APBN/APBD/Hibah dan penerimaan lain-lain yang sah UPT. Puskesmas Sungai Panas . 3. Masa Berlaku Selama 1 (satu) tahun dan dapat diregistrasi setiap tahun. 4.Jangka Waktu Penyelesaian Waktu untuk penyelesaian proses bendahara penerimaan selama 1 jam 42 menit. 5. Proses Pelaksanaan 1) Penerimaan Retribusi a. Bendahara menerima retribusi dan memberikan bukti pembayaran berupa karcis pada pasien. b. Membuat rekapitulasi bukti setoran perhari. c. Melakukan penyetoran retribusi ke kas daerah melalui Bank yang ditunjuk. 2) Penerimaan APBN Menerima dan mencatat penerimaan dana APBN sesuai dengan bukti rekening Koran atau bukti penerimaan lainnya yang sah
1.5 Standar Operasional Prosedur (SOP) Bendahara Pengeluaran
1. Dasar Hukum 1) Permenkes No. 741 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan. 2) Undang-undang No.79 Tahun 2005 Tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. 3) Undang-undang No. 22 Tahun 1999 Tentang Otonomi Daerah. 4) Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor: PER-47/PB/2014 tentang Petunjuk Teknis Penatausahaan, Pembukuan, dan Pertanggungjawaban Bendahara pada Badan Layanan Umum serta Verifikasi dan Monitoring Laporan Pertanggungjawaban Bendahara pada Badan Layanan Umum. 2. Sasaran Objek Anggaran APBD dan BLUD UPT. Puskesmas Sungai Panas . 3) Masa Berlaku Selama 1 (satu) tahun dan dapat diregistrasi setiap tahun. 4) Jangka Waktu Penyelesaian Waktu untuk penyelesaian proses bendahara pengeluaran selama 2 jam 5 menit. 5) Proses Pelaksanaan 1) APBD (a) Amprah gaji/nota (kwitansi) belanja diolah menjadi dokumen. (b) Membuat dan mengajukan surat permintaan pembayaran (SPP). (c) Data berupa dokumen diserahkan kepada PPK untuk diverifikasi, jika disetujui maka dokumen ditandatangani, jika tidak maka dokumen dikembalikan kepada bendahara. (d) Data (dokumen) yang telah ditandatangani oleh PPK diserahkan kepada Kepala Puskesmas untuk ditandatangani. (e) Dokumen digandakan. (f) Dokumen diarsipkan oleh bendahara dan selanjutnya dikirim ke DPPKAD. 2) BLUD (a) Menerima dan menyimpan dana dari Bendahara Penerimaan berdasarkan perencanaan dan atau permintaan dana dengan perintah dari pemimpin BLUD. (b) Melaksanakan pembayaran dari uang yang dikelola untuk keperluan belanja UPT. Puskesmas Sungai Panas . (c) Menatausahakan dan mempertanggungjawabkan dana yang dikelola berupa laporan pertanggungjawaban bendahara setiap bulan kepada pemimpin BLUD. 2. Prosedur Kerja Pelayanan 1. Prosedur Pelayanan Pendaftaran 2. Prosedur Pelayanan Nurse Station 3. Prosedur Pelayanan Pembuatan Surat Kesehatan 2.3.1 Standar Operasional Prosedur Pembuatan Surat Kesehatan 1. Tujuan : a. Mempermudah pencatatan dan pelaporan pembuatan surat keterangan Kesehatan b. Sebagai acuan penerapan Langkah-langkah untuk membuat surat keterangan sehat bagi petugas Kesehatan di UPT. Puskesmas Sungai Panas 2. Sasaran : Petugas poli SKS dalam memberikan pelayanan surat kesehatan 3. Langkah-langkah : a. Petugas memanggil pasien berdasarkan data SKS intranet b. Petugas melakukan pemeriksaan Pasien di cek TTV, TB, BB, LP, Tes Buta warna, Snellen chart c. Petugas laboratorium melakukan pemeriksaan Gula Darah, HIV, Golongan Darah d. Petugas sks melakukan login Intranet melalui http://www.pkmseipanas.com/intranet/media.php e. Petugas sks klik sks f. Petugas melakukan pengisian hasil pemeriksaan pasien ke intranet g. Petugas klik save h. Penyerahan SKS i. Petugas klik selesai j. Pasien pulang 4. Prosedur Pelayanan Ruang Tindakan 5. Prosedur Pelayanan Catin 6. Prosedur Pelayanan Pemeriksaan Umum 2.6.1 Standar Operasional Prosedur Ruangan Pemeriksaan Umum 1. Tujuan : a. Kepentingan kelengkapan administrasi dan dokumentasi rekam medis pasien b. Menjadikan pelayanan efektif, efisien dan tertib c. Seluruh pasien terdata secara baik dan benar 2. Sasaran : Petugas poli umum dalam memberikan pelayanan di ruangan pemeriksaan umum 3. Langkah-langkah : a. Petugas melakukan login Intranet melalui http://www.pkmseipanas.com/intranet/media.php b. Dokter melakukan anamnesa dan pemeriksaan terhadap pasien c. Jika pasien memerlukan pelayanan laboratorium pasien dikirim kelaboratorium dan mengklik intranet , kemudian pasien kembali ke ruang pemeriksaan d. Jika pasien memerlukan layanan tindakan dan KIE maka pasien di persilahkan keruang tindakan dan KIE e. Dokter memberi resep melalui aplikasi simbat setelah itu pasien keapotik dan pulang f. Dokter mengisi data pasien ke intranet poli umum g. Dokter klik save h. Dokter klik selesai
7. Prosedur Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
2.7.1 Standar Operasional Prosedur Gigi dan Mulut 2.7.1.1 SOP Pelayanan Ruang Kesehatan Gigi dan Mulut 1. Tujuan : Sebagai pedoman kerja bagi dokter gigi dan terapis gigi dan mulut dalam melaksanakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut, sedangkan aplikasi intranet untuk mempermudah pencatatan dan pelaporan, pelayanan lebih efektif dan efisien serta tersedianya bank data ruang kesehatan gigi dan mulut. 2. Sasaran : Petugas poli gigi dalam memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut. 3. Langkah-langkah : 1. Petugas melakukan pemanggilan pasien 2. Petugas membuka web www.pkmseipanas.com/intranet 3. Petugas membuka aplikasi “Gigi” di Intranet 4. Petugas melakukan verifikasi data pasien 5. Petugas melakukan pengisian data dan hasil pemeriksaan pasien di Intranet 6. Petugas klik “save” 7. Petugas klik “selesai” 8. Petugas klik “ok” dan kembali ke menu awal 2.7.1.2 SOP Pencabutan Gigi 1. Tujuan : Sebagai acuan dalam melakukan tindakan pencabutan gigi permanen di Puskesmas Sei Panas 2. Sasaran : Petugas poli gigi dalam memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut 3. Langkah-langkah : A. Persiapan 1. Petugas mempersilahkan pasien masuk dan duduk di dental unit. 2. Petugas memakai alat pelindung diri. 3. Petugas menegakkan diagnosa. 4. Petugas menjelaskan kepada pasien tentang kasus yang dideritanya dan tindakan yang dapat dilakukan untuk menangani kasusnya. 5. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang bila dibutuhkan (pemeriksaan laboratorium). 6. Petugas melakukan konsultasi ke poli umum bila diperlukan. 7. Petugas menyiapkan instrumen yang dibutuhkan untuk pencabutan. B. Prosedur/Tata Laksana Medik 1. Pasien diinstruksikan untuk berkumur dengan air kumur yang telah di tetesi povidone iodine sebelumnya. 2. Asepsis daerah gigi yang akan dicabut dengan menggunakan kapas yang telah dibasahi povidon iodine. 3. Anestesi saraf yang menginervasi gigi yang akan dicabut. 4. Elevasi gingiva di sekitar gigi yang akan dicabut dengan menggunakan eskavator untuk melonggarkan ligamen periodontal. 5. Gunakan bein untuk menggerakkan atau elevasi gigi. 6. Gunakan tang untuk menggoyangkan dan mencabut gigi. 7. Irigasi socket dengan saline+povidon iodine. 8. Instruksikan pasien untuk sedikit berkumur. 9. Massage gingiva disekitar socket agar penutupan luka lebih baik 10. Tutup socket gigi menggunakan kassa tampon yang sudah diberi povidon iodine. 11. Instruksikan pasien untuk: a. Menggigit kassa tampon ±30 menit b. Tidak boleh berkumur-kumur, 1. Petugas memberikan resep obat kepada pasien untuk diambil di Apotek. 2.7.1.3 SOP Penambalan dengan GIC 1. Tujuan : Sebagai acuan dalam penatalaksanaan penambalan gigi dengan menggunakan glass ionomer cement (GIC) 2. Sasaran : Petugas poli gigi dalam memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut 3. Langkah-langkah : 1. Petugas mempersilahkan pasien masuk dan duduk di dental unit. 2. Petugas melakukan pemeriksaan kepada pasien untuk memastikan indikasi penambalan, dan menjelaskan rencana perawatan kepada pasien/keluarga pasien. 3. Petugas menyiapkan alat dan bahan untuk menumpat: paper pad, mixing slab, dentin conditioner, glass ionomer cement (powder&liquid), spatula, filling hand instrumen plastik, artikulating paper, handpiece, mata bur, dan varnish/cocoa butter. 4. Petugas meminta pasien untuk membuka mulut. 5. Lakukan pembersihan jaringan infeksius pada karies gigi (jaringan lunak dan warna coklat tua/hitam harus dibuang) dengan menggunakan bur. 6. Jaringan email yang tidak didukung dentin harus dihilangkan 7. Keringkan kavitas dengan cotton pellet (kavitas ditinggalkan dalam kondisi moist) 8. Isolasi daerah kerja 9. Aduk bahan GIC sesuai dengan panduan pabrik sampai homogen (rasio powder, liquid harus tepat) 10. Aplikasikan bahan yang telah diaduk pada kavitas 11. Bentuk tumpatan sesuai anatomi gigi, aplikasikan cocoa butter dan tunggu hingga setting time selesai. 12. Merapikan tepi-tepi kavitas dengan bur finishing, cek gigitan/oklusi dengan gigi antagonis dengan articulating paper. 13. Polishing 14. Petugas menginstruksikan pasien untuk tidak makan selama 1 jam. 15. Petugas mengedukasi pasien tentang cara menjaga kebersihan gigi mulut dan pencegahan karies sejak dini. 2.7.1.3 SOP Penambalan dengan RK 1. Tujuan : Sebagai acuan dalam penatalaksanaan penambalan gigi dengan menggunakan resin komposit (RK) 2. Sasaran : : Petugas poli gigi dalam memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut 3. Langkah-langkah : 1. Petugas mempersilahkan pasien masuk dan duduk di dental unit. 2. Petugas melakukan pemeriksaan kepada pasien untuk memastikan indikasi penambalan, dan menjelaskan rencana perawatan kepada pasien/keluarga pasien. 3. Petugas menyiapkan alat dan bahan untuk menumpat: mata bur, handpiece, etsa, bonding, resin komposit, shade guide, articulating paper, bur poles, filling haand instrumen plastis, matriks, light curing. 4. Petugas meminta pasien untuk membuka mulut. 5. Petugas melakukan pembersihan jaringan infeksius pada karies gigi (jaringan lunak dan warna coklat tua/hitam harus dibuang sampai gigi terlihat putih bersih) serta melakukan preparasi agar retensi gigi terhadap tambalan optimal. 6. Keringkan kavitas dengan cotton pellet 7. Aplikasikan etsa sesuai petunjuk pabrik 8. Cuci/bilas dengan air yang mengalir 9. Isolasi daerah kerja (bisa dengan cotton roll), kavitas tidak boleh terkontaminasi saliva 10. Keringkan kavitas, aplikasikan bonding kemudian dianginkan dan setelah 10-20 detik dilakukan curing selama 10 detik 11. Aplikasikan resin komposit menggunakan teknik incremental dengan ketebalan maksimal 2 mm. Setiap lapisan dilakukan penyinaran dengan light curing unit selama 10-20 detik/sesuai petunjuk pabrik. 12. Bentuk tumpatan sesuai anatomi gigi 13. Merapikan tepi-tepi kavitas, cek oklusi dengan gigi antagonis. 14. Polishing 15. Petugas menginstruksikan pasien untuk tidak makan selama 1 jam. 16. Petugas mengedukasi pasien tentang cara menjaga kebersihan gigi mulut dan pencegahan karies sejak dini
8. Prosedur Pelayanan Konseling Informasi & Edukasi
9. Prosedur Pelayanan Farmasi
2.9.1 Standar Operasional Prosedur Penyimpanan Obat 1. Tujuan : a. Untuk menjaga mutu sediaan farmasi ( tidak hilang, tidak rusak dan tidak kadaluarsa b. Untuk memudahkan dalam pengecekan jenis dan jumlah stok obat 2. Sasaran : Petugas farmasi dalam melakukan penyimpanan obat 3. Langkah-langkah : 1. Petugas farmasi menyiapkan gudang penyimpanan dengan persyaratan : a. Gudang harus cukup luas, terang dan dapat menyimpan obat dalam keadaan kering, bersuhu sesuai dengan persyaratan b. Bersih dan teratur c. Obat 2. Petugas farmasi menyiapkan yang disimpan tidak boleh bersentuhan langsung dengan lantai ataupun dinding pengaturan penyimpanan obat a. Menggunakan lemari es untuk penyimpanan obat dengan suhu 2-8 derajad celcius b. Pisahkan penyimpanan obat-obat kategori V ( vital ) di tempat sendiri, beri tanda khusus, susun menurut abjad c. Obat berdasarkan jenisnya tablet, sirup, injeksi dalam ampul, vial, cairan infuse dan sebagainya di susun menurut kelas terapi d. Jangan meletakkan sediaan farmasi langsung diatas lantai, simpanlah dalam rak/lemari atau diatas palet e. Periksa apakah ada kerusakan pada kemasan ( strip sobek, menggelembung, ampul retak, tutup vial rusak, tutup segel botol rusak, warna cairan keruh/ berubah warna dan sebagiannya ) f. Periksa tanggal kadaluarsanya, obat yang tanggal kadaluarsanya pendek digunakan terlebih dahulu g. Obat disusun berdasarkan system FIFO (First In First Out ) dan FEFO ( First Expired First Out ) 3. Petugas farmasi melakukan penyimpanan obat psikotropika dan narkotika berupa tablet dan sirup dilemari khusus psikotropika dan narkotika yang terdiri dari : a. Lemari penyimpanan khusus dan mempunyai kunci ganda b. Kotak penyimpanan khusus resep yang mengandung obat psikotropika dan narkotika c. Penyimpanan untuk obat dengan suhu khusus disimpan di lemari es dengan suhu 2-8 derajad celicius dan diberi label penanda d. Akses terhadap obat psikotropika dan narkotika hanya boleh dipegang oleh apoteker dan satu orang saksi e. Petugas farmasi mencatat , nama obat, tanggal, sumber obat, nomor SBBK, jumlah obat yang diterima, nomor batch dan tanggal kadaluarsa di kartu stok 4. Petugas farmasi meletakkan kartu stok didekat obat 5. Petugas farmasi menjaga mutu obat dengan memperhatikan a. Kelembapan relative tidak lebih dari 60% b. Hindari dari sinar matahari langsung c. Temperatur harus berada dalam batasan 8-25 derajat celcius d. Kerusakan fisik e. Kontaminasi bakteri f. Pengotoran 2.9.2 Standar Operasional Prosedur Obat Puyer 1. Tujuan : Sebagai pedoman dalam meracik obat puyer agar obat dapat homogen 2. Sasaran : petugas farmasi dalam memberikan pelayanan kefarmasian 3. Langkah-langkah : a. Menyiapkan alat (lumpang, alu, sudip, kertas pembungkus puyer dan sealing machine) b. Bersihkan lumpang dan alu sebelum digunakan c. Menyiapkan obat yang akan dipuyer sesuai jumlah pada permintaan resep d. Masukkan obat kedalam lumpang, tumbuk dan haluskan hingga homogen e. Bagi obat sama rata dengan menggunakan sudip ke dalam kertas pembungkus puyer, lalu tutup dengan sealing machine f. Masukkan obat yang telah selesai diracik dan dibungkus ke dalam klip obat dan beri etiket
2.9.3 Standar Operasional Prosedur Pelayanan Obat di Apotek
Puskesmas 1. Tujuan : Sebagai pedoman kerja petugas apotek dalam pemberian obat kepada pasien 2. Sasaran : petugas farmasi dalam memberikan pelayanan kefarmasian 3. Langkah-langkah : a. Petugas menerima resep dari ruang-ruang pengobatan di puskesmas b. Petugas mengidentifikasi resep yang diterima c. Petugas menanyakan kembali kepada dokter penulis resep apabila resep yang diterima kurang jelas atau obat yang diminta tidak tersedia d. Jika sudah jelas, petugas akan menginput obat sesuai resep yang diminta e. Petugas menyiapkan obat sesuai resep yang diminta (jenis sediaan dan jumlah yang tertulis di resep) f. Membuat etiket obat dan memasuk obat ke klip obat serta memeriksa kembali kesesuaian obat dan resep g. Petugas menyerahkan obat disertai PIO kepada pasien mengenai pemakaian obat, aturan minum, dan cara penggunaan sesuai anjuran yang tertulis di resep 2.9.4 Standar Operasional Prosedur Pemberian Informasi Penggunaan Obat 1. Tujuan : Agar pasien mendapatkan obat sesuai dengan resep dokter dan mendapatkan informasi bagaimana menggunakannya 2. Sasaran : petugas farmasi dalam memberikan pelayanan kefarmasian 3. Langkah-langkah : 1. Petugas farmasi memberikan informasi kepada pasien berdasarkan resep atau kondisi kesehatan pada pasien baik lisan maupun tertulis 2. Petugas farmasi melakukan penelusuran menggunakan MIMS/ISO bila diperlukan, secara sistematis untuk memberikan informasi 3. Petugas farmasi menjawab pertanyaan pasien dengan jelas dan mudah dimengerti, tidak bias, etis dan bijaksana baik secara lisan maupun tertulis 4. Petugas farmasi memberikan informasi yang perlu disampaikan kepada pasien : Jumlah, jenis dan kegunaan masing-masing obat Bagaimana cara pemakaian masing-masing obat yang meliputi : bagaimana cara pemakaian obat, kapan harus mengkonsumsi/memakai obat, seberapa banyak/dosis dikonsumsi sebelumnya, waktu sebelum dan sesudah makan, frekuensi penggunaan obat/rentang jam penggunaan Bagaimana cara menggunakan peralatan kesehatan Peringatan atau efek samping obat Penanganan jika terjadi efek samping obat Tata cara penyimpanan obat Pentingnya kepatuhan penggunaan obat 5. Petugas farmasi menyediakan informasi aktif (brosus, leaflet, dll) 6. Petugas farmasi mendokumentasikan setiap kegiatan pelayanan informasi obat 7. Dokumentasi berupa daftar ceklis pemberian informasi obat 2.9.5 Standar Operasional Prosedur Sirup Kering 1. Tujuan : Sebagai pedoman dalam pencampuran obat dalam bentuk serbuk kering 2. Sasaran : petugas farmasi dalam memberikan pelayanan kefarmasian 3. Langkah-langkah : a. Menyiapkan serbuk kering sesuai permintaan pada resep b. Menawarkan kepada pasien apakah obatnya mau dilarutkan sendiri atau dibantu dilarutkan oleh petugas c. Kocok serbuk dengan cara membolak-balikkan botol sampai serbuk terurai merata d. Tambahkan air yang layak minum sesuai dengan tanda yang tertera di botol atau petunjuk yang tertulis, lalu kocok e. Beri etiket, obat siap diserahkan ke pasien 2.9.6 Standar Operasional Prosedur Peresepan Narkotika dan Psikotropika 1. Tujuan : a. Untuk memastikan semua proses pelayanan obat golongan Psikotropika dan narkotika memenuhi peraturan perundang- undangan yang berlaku. b. Untuk menjamin penggunaan Obat Psikotropika dan Narkotika agar tidak disalah gunakan dan sesuai dengan indikasi. c. Memastikan pengeluaran Obat Psikotropika dan narkotika aman dan akurat 2. Sasaran : petugas farmasi dalam memberikan pelayanan kefarmasian 3. Langkah-langkah : 1. Petugas melakukan skrining resep a. Resep ditulis oleh dokter diberikan kepada pasien. b. Melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan administrasi. c. Melakukan pemeriksaan terhadap kesesuaian farmasetik. d. Mengkaji pertimbangan klinis. e. mengkonsultasikan ke dokter apabila terdapat masalah dalam resep. 2. Petugas melakukan penyiapan resep a. Memberi garis bawah bewarna merah pada obat yang termauk golongan narkotika dan memberi garis bewarna biru pada obat golongan Pskitropika b. Menyiapkan obat sesuai permintaan pada resep. c. Untuk obat racikan Apoteker dan atau Asisten Apoteker yang akan menyiapkan obat yang mengandung Narkotika dan Psikotropika. d. Mendokumentasikan pengeluaran obat Narkotika dan Psikotropika pada kartu stok. e. Menutup dan mengembalikan wadah obat pada tempatnya yaitu pada lemari dua pintu dan menguncinya kembali. f. menulis nama dan cara pemakaian obat pada etiket sesuai permintaan dalam resep. g. Obat diberi wadah yang sesuai dan diperiksa kembali jenis dan jumlah obat sesuai permintaan dalam resep. 3. Petugas melakukan penyerahan resep a. Melakukan pemeriksaaan akhir kesesuaian antara penulisan etiket dengan resep sebelum dilakukan penyerahan. b. Memanggil nama pasien secara lengkap (minimal dua suku kata). c. Mengecek identitas dan alamat pasien yang berhak menerima. d. Menyerahkan obat disertai pemberian informasi obat (nama obat, kegunaan masing-masing obat, dosis dan cara penggunaan obat). e. Menanyakan kembali kejelasan pasien terhadap informasi obat yang diberikan. 2.9.7 Standar Operasional Prosedur Pengawasan dan Pengendalian Penggunaan Psikotropika dan Narkotika 1. Tujuan : Sebagai acuan penetapan langkah-langkah untuk pengawasan dan pengendalian penggunaan psikotropika dan narkotika 2. Sasaran : petugas farmasi dalam memberikan pelayanan kefarmasian 3. Langkah-langkah : a. Pengawasan atas kesesuaian diagnosis dengan terapi penggunaan psikotropika dan narkotika b. Resep psikotropika dan narkotika diberi penandaan khusus c. Identifikasi pasien penerima resep psikotropika dan narkotika dan verifikasi serta penyerahan obat d. Pengendalian psikotropika dan narkotika melalui tertib administrasi kartu stok dan buku bantu pencatatan resep obat psikotropika dan narkotika
10. Prosedur Pelayanan Kesehatan Ibu dan KB
11. Prosedur Pelayanan Kesehatan Anak dan Imunisasi 12. Prosedur Pelayanan IVA 13. Prosedur Pelayanan Bersalin/VK
2.13.1 Standar Operasional Prosedur Pencatatan VK
1. Tujuan : a. Mempermudah pencatatan dan pelaporan b. Menjadikan pelayanan efektif, efisien dan tertib c. Seluruh pasien terdata secara baik dan benar 2. Sasaran : petugas poli VK dalam melaksanakan pelayanan VK 3. Langkah-langkah a. Petugas melakukan login Intranet melalui http://www.pkmseipanas.com/intranet/media.php b. Klik Loket “masukan tanggal lahir pasien” c. Klik pilih poli VK d. Petugas memasukan pengisian data hasil pemeriksaan pasien e. Petugas klik “save” f. Petugas klik “selesai” g. Petugas klik OK Kembali kemenu awal
14. Prosedur Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia
2.14.1 Standar Operasional Prosedur Poli Lansia 17. Tujuan : Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pelayanan poli lansia 18. Sasaran : petugas poli usila dalam memberikan pelayanan kesehatan pada pasien usialanjut 19. Langkah-langkah : a. Petugas paramedis menyiapkan alat-alat untuk pemeriksaan b. Petugas paramedis memanggil nama pasien sesuai dengan nomor urut antrian rekam medis c. Petugas paramedis mencocokkan identitas pasien d. Petugas paramedis melakukan penimbangan tinggi badan dan berat badan dan mengukur lingkar perut mencatat di buku rekam medis e. Petugas paramedis mempersilakan pasien duduk, melakukan anamnesa awal dan mengukur tekanan darah, menghitung nadi, mengukur suhu dan frekuensi pernapasan pasien dan mencatat dibuku rekam medis f. Petugas paramedis menyerahkan rekam medis kepada dokter g. Petugas medis menganamnesa dan pemeriksaan pada pasien sesuai SOAP rekam medis h. Petugas medis membuat pengantar laboratorium jika diperlukan pemeriksaan penunjang, pasien ke laboratorium dan setelah mendapatkan hasil kembali ke ruangan lansia i. Petugas medis memberikan rujukan internal ke ruang tindakan jika pasien memerlukan tindakan j. Petugas medis merujuk pasien yang tidak bisa ditangani atau yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut ke rumah sakit k. Petugas medis menegakkan diagnose berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan pada pasien sesuai kode ICD X l. Petugas medis menulis resep obat dan memberikan kepada pasien dan jika perlu menerangkan tentang obat yang akan diminum pasien m. Petugas medis memberikan pendidikan dan penyuluhan pada pasien baik yang berhubungan dengan penyakit yang diderita maupun efek samping dan resiko pengobatan atau tindakan n. Petugas medis mengingatkan pasien untuk melakukan kunjungan ulang bila perlu o. Khusus pasien lansia, pengambilan resep dan rujukan internal lainnya dibatu oleh petugas paramedic mengantarkan pasien ke ruangan yang dituju jka pasien tidak bisa melakukannya sendiri p. Petugas paramedis melakukan dokumentasi register rawat jalan dan e- Puskesmas q. Petugas paramedis mengembalikan rekam medis ke ruangan pendaftaran r. Petugas paramedis merapikan alat
15. Prosedur Pelayanan Laboratorium
2.15.1 Standar Operasional Prosedur Pemeriksaan Gula Darah Sewaktu 1. Tujuan : Untuk menegakkan diagnosa suatu penyakit. 2. Sasaran : petugas laboratorium dalam memberikan pelayanan laboratorium 3. Langkah-langkah : 1. Petugas membuka aplikasi intranet dan melihat menu lab 2. Pasien datang di persilahkan duduk dan identifikasi pasien a. Untuk pemeriksaan gula darah sewaktu : b. Siapkan lancet, alkohol swab, alat dan stik gula c. Usap ujung jari dengan alkohol swab d. Tusuk jari menggunakan lancet e. Ambil darah sesuai kebutuhan f. Bersihkan jari bekas tusukan, dan persilahkan pasien menunggu di luar g. Isi hasil di aplikasi ingtranet halaman lab
16. Prosedur Pelayanan UGD
2.16.1 Standar Operasional Prosedur Pelayanan UGD 1. Tujuan : Memberikan pelayanan Kesehatan di UGD untuk mendukung pelayanan Kesehatan yang bermutu 2. Sasaran : petugas UGD dalam memberikan pelayanan UGD 3. Langkah-langkah : a. Pasien datang ke UGD, lalu keluarga mendaftar ke bagian pendaftaran b. Petugas UGD melakukan pemeriksaan dan penilaian terhadap pasien c. Apabila dalam penilaian, kasus bisa ditangani di puskesmas, petugas segera melakukan tindakan dengan sebelumnya menginformasikan biaya tindakan dan meminta pasien atau keluarga menandatangai informed consent d. Apabila dalam penilaian pasien tidak bisa ditangani puskesmas, petugas merujuk pasien e. Pasien yang sudah ditangani lalu keluarga atau pasien diarahkan mengambil obat di farmasi dan ke kasir f. Petugas UGD melakukan dokumentasi dengan input ke intranet