Anda di halaman 1dari 62

TATALAKSANA HEPATITIS B

DALAM KEHAMILAN
p

dr. Fitri Ashadi, Sp.PD


RSUD Raja Ahmad Thabib
Tanjungpinang
Masalah

• Virus hepatitis B menginfeksi 2 milyar org → 240 juta


hepatitis B kronik.1

• Indonesia, 5,3 juta ibu hamil/tahun. Ibu hamil dengan


HBsAg reaktif 2,7% → 150.000 bayi baru lahir/tahun
yang 95% terancam menjadi Hepatitis B kronik
(sirosis atau kanker hati) pada 30 tahun kedepan.2

• Transmisi Perinatal → Penyebab utama

1. World Health Organization. Fact sheet: Hepatitis B. July 2012.


2. RISKESDAS 2017
Distribusi Geografis Infeksi HBV Kronis
Virus Hepatitis B

• Berasal dari famili


Hepadnaviridae
• Merupakan virus DNA
dengan 3200 pasang basa
• Berbentuk sferis
• Mempunyai 2 lapis
permukaan dan kapsid yang
melindungi genom virus

Lau JY, Wright TL. Molecular virology and pathogenesis of hepatitis B. Lancet. 1993;342:1335-1340.
Struktur Genom VHB
• S (surface) – HBsAg, yang akan
menginduksi sistem imun.
• C (core) – HBeAg & HBcAg,
menunjukkan status replikatif
VHB
• P (polymerase) - menyandi
protein DNA polimerase dan
enzim transkripsi balik
• X: Berfungsi sebagai
transaktivator, berperan pada
karsinogenesis
Locarnini S. Molecular virology of hepatitis B virus. Semin Liver Dis. 2004;24(suppl 1):3-10.
Perjalanan Penyakit

Fase • Respon imun minimal


Imunotoleran • VHB aktif bereplikasi

Fase • Rekonstruksi imun


• Proses inflamasi
Imunoreaktif • Destruksi hepatosit

Fase Karier • Sistem imun tubuh berhasil melawan VHB


• Replikasi minimal
Inaktif • Serokonversi HBeAg

• Gambaran inflamasi aktif


Fase Reaktivasi • Derajat kerusakan hati fluktuatif
Fase Infeksi Hepatitis B Kronik
TERAPI TERAPI

Immune Immune Low Replicative Reactivation


Tolerance Clearance Phase Phase
HBeAg+ HBeAg-/anti-HBe+ (precore/core promoter variants)
< >< >
> 2000 IU/mL
HBV DNA < 2000 IU/mL
2 x 108 -
2 x 1011 IU/mL 200,000 - 2 x 109 IU/mL

ALT

Normal/mild Moderate/severe CH Normal/mild CH Moderate/severe CH


CH
Cirrhosis Inactive cirrhosis Cirrhosis

HBeAg+ Inactive-carrier state HBeAg-


chronic hepatitis chronic hepatitis

Slide courtesy of A. S. F. Lok, MD.


Transmisi dari Virus Hepatitis B
Transmisi Horizontal Transmisi Vertikal

Host Resipien Ibu

Anak ke Anak Perinatal


Jarum yang terkontaminasi
Seksual
Pekerja Kesehatan Bayi
Transfusi
6% anak yang terinfeksi > 5 tahun 90% bayi yang terinfeksi menjadi
menjadi kronik kronik

CDC Fact Sheet. 2004; Lee. N Engl J Med. 1997; Lavanchy. J Viral Hepat. 2004.
Prediktor Penularan Perinatal

 HBeAg :
 (+) → 70 – 90% risiko penularan
 (-) → 10 – 40%
 Fase Replikasi (< 5bulan)

 Kadar HBV (viral load) :


 >108 IU/mL : 10% kegagalan immunoprofilaksis
 106 – 108 IU/mL : risiko transmisi 10-40%
 < 106 IU/mL : risiko rendah
TERAPI PADA IBU HAMIL
 Wanita usia subur yg mengidap hepatitis B kronik, isu kehamilan harus dibahas
sebelum terapi dimulai.
 Apabila hepatitis B terdiagnosis pada saat hamil, keputusan terapi harus dinilai dgn
pertimbangan keuntungan dan kerugian yg ada.
 Peg-IFN dikontraindikasikan pada kehamilan
 Lamivudin dan tenovofir → agen yg sering digunakan saat kehamilan
 Tenovofir dan telbivudine lebih direkomendasikan sebagai terapi krn risiko resistensi
rendah
 Bila pasien menjadi hamil pada saat menjalani terapi VHB, maka pengobatan perlu
dievaluasi
 Persalinan ibu hamil yg menderita hepatitis B kronik sebaiknya didampingi oleh
tenaga medis terlatih.
ALUR PENATALAKSANAAN HEPATITIS B KRONIK PADA KEHAMILAN
Terapi Antiviral

 Menurunkan kadar HBV darah


 Menurunkan risiko transmisi
 Diberikan pada trimester akhir sampai partus
 Jika kadar HBV > 106 IU/mL
 Meningkatkan efektifitas HBIg dan vaksinasi pada fetus
PERLINDUNGAN BAYI BARU LAHIR

1. Pemberian dua injeksi :


• Vaksin Hep B
• HBIG 100 IU i.m
< 12 jam setelah bayi lahir ~
melindungi 90-95% risiko infeksi

2. Status hepatitis anak harus


diperiksa 3-12 bulan setelah
vaksinasi
Rekomendasi CDC utk tenaga kesehatan pada
kasus Bumil HbSAg (-)
Keamanan vaksinasi HBV dalam
kehamilan
PENCEGAHAN TRANSMISI PERINATAL

 Skrining universal ibu hamil


 Terapi antiviral
 Hindari persalinan pervaginam
dengan tindakan
 Imunisasi Aktif-pasif bayi baru lahir
KESIMPULAN
 Infeksi Hepatitis B disebabkan oleh virus hepatitis B yang berasal dari
family Hepadnaviridae
 Penyebaran/transmisi infeksi hepatitis B terjadi secara horizontal dan
vertikal
 Di Indonesia, transmisi vertikal adalah yang terbesar (90%).
 Strategi pencegahan transmisi perinatal adalah imunoprofilaksis dgn
menggunakan imunoglobulin hepatitis B (HBIg) dan vaksin hepatitis B.
 Terapi hepatitis B utk ibu hamil adalah golongan analog nukleos(t)ida.
 Interferon dan Peg-IFN adalah kontraindikasi utk ibu hamil.
Target Akhir Terapi Yang Tepat
Tujuan Jangka Panjang Pengobatan
Hepatitis B Kronik

Hasil Jangka Panjang yg Optimal


( ↓ HCC / ↓ cirrhosis / ↑ survival)

Post-treatment
Hilangnya HBsAg

Post-treatment
Supresi HBV DNA yang berkelanjutan
Serokonversi HBeAg

On-treatment
Supresi HBV DNA
Penurunan Kuanti HBsAg

Telbivudine is not indicated to treat or prevent liver failure or HCC nor improve QOL or survival in patients with liver disease.
Serokonversi HBeAg
• Serokonversi HbeAg adalah hilangnya HBeAg dan
munculnya Anti-Hbe pada pemeriksaan serologis
• Serokonversi HBeAg biasanya menunjukkan penurunan bermakna dari
replikasi aktif virus dan biasanya diikuti dengan perbaikan penyakit hati.
• Pasien dengan serokonversi mengurangi kemungkinan berkembang
menjadi sirosis, progresi ke sirosis dekompensasi, atau HCC.

• Untuk alasan di atas maka HBeAg serokonversi penting


dan secara luas digunakan sebagai penilaian pengobatan
(efektifitas) dalam penanganan Hepatitis B Kronik

Aggarwal R, Ranjan P. Preventing and treating hepatitis B infection. BMJ. 2004;329:1080-1086.


Lok AS, McMahon BJ. Practice Guidelines Committee, American Association for the Study of Liver Diseases.
Chronic hepatitis B. Hepatology. 2001;34:1225-1241.
Serokonversi HBeAg adalah Tujuan Utama
Pengobatan Pasien HBK dengan HBeAg+
Serokonversi HBeAg

Memperbaiki outcomes
 Remisi Penyakit
Potensi Stop Pengobatan
Bila serokonversi disertai dengan HBV DNA
 Perbaikan Biokimia, SIntesis
negatif (tak terdeteksi) dengan selang
Hati, Histopatologi
waktu pemeriksaan (sedikitnya) 2 x 6
 HBsAg loss/serokonversi bulan
 Mencegah Sirosis & Ca Hati
 Meningkatkan survival

Niederau C, et al. N Engl J Med. 1996;334:1422-1427.


Yuen MF, et al. Hepatology. 2001;34:785-791.
Mommeja-Marin H, et al. Hepatology. 2003;37:1309-1319.
Liaw Y-F, et al. N Engl J Med. 2004;351:1521-1535.
Liaw Y-F, et al. Asian-Pacific Treatment Guideline. Hepatology Int. 2008;2:263-283.
Indikasi terapi
Konsensus PPHI 2012 & APASL 2012

• Pada pasien dengan HBeAg positif, terapi dapat dimulai pada:


– DNA VHB diatas 2 x 104 IU/mL dengan ALT dengan 2-5x batas atas normal yang menetap selama 3-6
bulan atau ALT serum > 5x batas atas normal, atau dengan gambaran histologis fibrosis derajat sedang
sampai berat.

• Sedangkan pada pasien HBeAg negatif, terapi dimulai pada:


– Pasien dengan DNA VHB lebih dari 2 x 103 IU/mL dan kenaikan SGPT > 2x batas atas normal yang menetap selama 3-6
bulan.

• Pada pasien dengan sirosis yang terkompensasi, maka terapi akan dimulai pada pasien pada DNA
VHB >2 x 103 IU/mL.
• Pada sirosis dekompensata, terapi harus segera dimulai tanpa melihat nilai DNA VHB ataupun ALT.

Liaw YF, Kao JH, Piratvisuth T, Chan HLY, Chien RN, Liu CJ, et al. Asian-Pacific consensus statement on the
management of chronic hepatitis B: a 2012 update. Hepatol Int. (2012). DOI 10.1007/s12072-012-9365-4.
Treatment Criteria for
Chronic Hepatitis B
 Recommended HBV DNA and ALT levels outlined in the following
table

HBeAg Positive HBeAg Negative


Liver Society
Guidelines* HBV DNA, ALT HBV DNA, ALT
IU/mL IU/mL

EASL 2009[1] > 2000 > ULN† > 2000 > ULN†
APASL 2008[2] ≥ 20,000 > 2 x ULN† ≥ 2000 > 2 x ULN†
> 2 x ULN‡ or ≥ 2 x ULN‡ or
AASLD 2009[3] > 20,000 ≥ 20,000**
(+) biopsy (+) biopsy

*Although ALT and HBV DNA are primary tests used to determine treatment candidacy, the levels of
elevation that warrant consideration of treatment are not universally agreed upon.
†Laboratory normal.
‡30 U/L for men and 19 U/L for women.

**In patients older than 40 yrs of age, 2000 IU/mL should be considered as a cutoff for treatment.
1. EASL. J Hepatol. 2009;50:227-242.
2. Liaw YF, et al. Hepatol Int. 2008;3:263-283.
3. Lok ASF, McMahon BJ. Hepatology. 2009;50:661-662.
Kriteria Yang Tepat untuk Terapi

TERAPI TERAPI
Immune Immune Low Replicative Reactivation
Tolerance Clearance Phase Phase
HBeAg+ HBeAg-/anti-HBe+ (precore/core promoter variants)
< >< >
> 2000 IU/mL
HBV DNA < 2000 IU/mL
2x 108 -
11
2 x 10 IU/mL 200,000 - 2 x 109 IU/mL

ALT

Normal/mild Moderate/severe CH Normal/mild CH Moderate/severe CH


CH
Cirrhosis Inactive cirrhosis Cirrhosis
HBeAg+ Inactive-carrier state HBeAg-
chronic hepatitis chronic hepatitis

Slide courtesy of A. S. F. Lok, MD.


Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia 2012
HBeAg Positif

DNA VHB < 2 x 10^4 IU/mL DNA VHB ≥ 2 x 10^4 IU/mL

ALT normal ALT normal ALT 1-2x ALT 2-5x ALT > 5x
batas atas batas atas batas atas
normal normal normal

Tidak diberikan Tidak diberikan Tidak diberikan Pengobatan diberikan


pengobatan pengobatan pengobatan bila kenaikan ALT Terdapat indikasi
menetap > 3 bulan mulai terapi
Pantau DNA VHB, Pantau DNA VHB, Pantau DNA VHB, atau terdapat risiko
HBeAg & ALT HBeAg & ALT HBeAg & ALT dekompensasi Bila DNA VHB < 2 x
10^5 IU/mL dan tidak
ada tanda
dekompensasi, bias
dipantau 3-6 bulan
Pertimbangkan biopsi hepar atau untuk timbulnya
Surveilans KHS pemeriksaan fibrosis non invasif pada serokonversi spontan
pasien ≥ 30 tahun atau < 30 tahun dengan HBeAg
dengan USG maupun
riwayat KHS atau sirosis dalam keluarga
AFP/ 6 bulan bagi
kelompok risiko tinggi Bila terdapat inflamasi atau fibrosis derajat
sedang atau lebih, terapi
Respon Tidak respon

Pantau DNA
VHB, HBeAg Pertimbangkan
& ALT 1-3 strategi terapi
bulan setelah lain
terapi
HBeAg negatif

DNA VHB < 2 x 10^3 IU/mL DNA VHB  2 x 10^3 IU/mL

ALT 1-2 x ALT > 2 x


ALT normal ALT normal
batas atas normal batas atas normal

Tidak diberikan pengobatan Tidak diberikan Pengobatan diberikan bila


Tidak diberikan
pengobatan pengobatan kenaikan ALT menetap > 3
Pantau DNA VHB dan ALT bulan atau terdapat risiko
Pantau DNA VHB Pantau DNA VHB dekompensasi
dan ALT dan ALT

Surveilans KHS dengan Tidak


Respon
USG maupun AFP/ 6 respon
bulan bagi kelompok Pertimbangkan biopsi hepar atau pemeriksaan
risiko tinggi fibrosis non invasif pada pasien  30 tahun atau
< 30 tahun dengan riwayat KHS atau sirosis
dalam keluarga
Pantau DNA Pantau untuk
Bila terdapat inflamasi atau fibrosis derajat
VHB dan ALT respon
sedang atau lebih, terapi
1-3 bulan tertunda atau
setelah terapi pertimbangkan
strategi terapi
lain
Sirosis

Kompensata Dekompensata

DNA VHB <2000 DNA VHB >2000


Terapi Antiviral
IU/mL IU/mL

HBeAg, ALT, DNA VHB


Mulai Terapi
/ 3 bulan

Liaw YF, Kao JH, Piratvisuth T, Chan HLY, Chien RN, Liu CJ, et al. Asian-Pacific consensus statement on the
management of chronic hepatitis B: a 2012 update. Hepatol Int. (2012). DOI 10.1007/s12072-012-9365-4.
Pilihan Terapi Hepatitis B
• Interferon:
• IFN-α
• PEG-IFN
• Analog Nukleosida:
• Lamivudin
• Telbivudin
• Entecavir
• Analog Nukleotida
• Adefovir
• Tenofovir
1. Liaw YF, Kao JH, Piratvisuth T, Chan HLY, Chien RN, Liu CJ, et al. Asian-Pacific consensus statement on the
management of chronic hepatitis B: a 2012 update. Hepatol Int. (2012). DOI 10.1007/s12072-012-9365-4.
2. Leung N. Recent data on treatment of chronic hepatitis B with nucleos(t)ide analogues. Hepatol Int. 2008 June; 2(2):
163–178.
Interferon
• Terapi interferon boleh digunakan pada pasien dengan karakteristik:
• Pasien muda yang telah memenuhi indikasi terapi, tanpa penyakit penyerta, dan memiliki biaya
yang mencukupi.
• Pada pasien yang diketahui terinfeksi VHB genotip A atau B, mengingat penelitian yang ada
telah membuktikan bahwa terapi Interferon akan memberikan efektivitas yang lebih baik pada
infeksi VHB dari genotip tersebut.

• Pemberiannya hanya dibatasi 1 tahun saja

• Interferon tidak boleh diberikan pada pasien dengan karakteristik:


• Pasien sirosis dekompensata
• Pasien dengan gangguan psikiatri
• Pasien yang sedang hamil
• Pasien dengan penyakit autoimun aktif

Konsensus PPHI 2012


Analog Nukleosida
• Pemberian analog nukelosida pada umumnya ditujukan untuk jangka
panjang (seumur hidup) kecuali indikasi penghentian terapi dicapai

• Analog nukleosida dapat dipertimbangkan pada kondisi sebagai berikut,


antara lain:
• Pasien lebih tua tanpa penyakit komorbid lainnya

• Pasien dengan fibrosis lanjut

• Pemberian jangka panjang akan meningkatkan risiko resistensi, karena itu


perlu dilakukan monitoring DNA VHB

• Juga perlu dilakukan monitoring fungsi ginjal pada Adefovir dan Tenofovir

1. Liaw YF, Kao JH, Piratvisuth T, Chan HLY, Chien RN, Liu CJ, et al. Asian-Pacific consensus statement on the
management of chronic hepatitis B: a 2012 update. Hepatol Int. (2012). DOI 10.1007/s12072-012-9365-4.
2. European Association for the Study of the Liver. EASL Clinical Practice Guidelines: Management of chronic hepatitis B
virus infection. J Hepatol (2012), http://dx.doi.org/10.1016/j.jhep.2012.02.010
Indikasi Penghentian Terapi Analog Nukleos(t)ida

• Indikasi penghentian terapi analog nukleos(t)ida:


– Pada HBeAg +:
Serokonversi HBeAg dengan DNA VHB tidak terdeteksi yang
bertahan 12 bulan pada pasien HBeAg positif
– Pada HBeAg -:
DNA VHB tidak terdeteksi pada 3 pemeriksaan dalam jangka 6
bulan pada pasien HBeAg negatif.

• Pemeriksaan HBeAg, ALT dan DNA VHB dilakukan tiap bulan pada 3 bulan pertama terapi
dihentikan. Kemudian dilanjutkan tiap 3 bulan selama satu tahun. Bila tidak ada relaps,
pemeriksaan dilakukan tiap 3 bulan pada pasien sirosis dan tiap 6 bulan pada non-sirosis.

1. Liaw YF, Kao JH, Piratvisuth T, Chan HLY, Chien RN, Liu CJ, et al. Asian-Pacific consensus statement on the
management of chronic hepatitis B: a 2012 update. Hepatol Int. (2012). DOI 10.1007/s12072-012-9365-4.
Perbandingan Interferon dengan Analog Nukleos(t)ida
Interferon Analog Nukleos(t)ida

Durasi terapi Dibatasi (maksimal 48 miunggu) Seringkali harus jangka panjang (seumur hidup)

Cara pemberian Injeksi subkutan Oral 1 kali per hari


Dapat digunakan pada sirosis Tidak Ya
dekompensata
Efek samping Banyak Minimal
Kemampuan menekan DNA Sedikit lebih rendah Sedikit lebih tinggi, pemakaian lebih dari 1 tahun
VHB dalam 1 tahun akan menigkatkan angka ini lebih jauh

Kemampuan serokonversi Sedikit lebih rendah Sedikit lebih tinggi, pemakaian lebih dari 1 tahun
HBeAg dalam 1 tahun (pada akan menigkatkan angka ini lebih jauh
HBeAg positif)

Kemampuan serokonversi Lebih tinggi Lebih rendah, dapat menyamai IFN pada
HBsAg dalam 1 tahun pemakaian lebih dari 1 tahun

Respon biokimia Seimbang Seimbang


Respon histopatologis Seimbang Seimbang
1. Van Bömmel F, Berg T. HBV Treatment-Standard of care in Hepatology, a clinical textbook. Duesseldorf: Flying Publisher. 2009:
119-142.
2. Leung N. Recent data on treatment of chronic hepatitis B with nucleos(t)ide analogues. Hepatol Int. 2008 June; 2(2): 163–178.
Profil terapi hepatitis B pada HBeAg +
Variabel Interferon Lamivudin Adefovir Entecavir Telbivudin Tenofovir

67% Meningkat
DNA VHB tak
19-70% 22-44% 13-21% sampai 92% pada 56-60% 76-80%
terdeteksi
pemakaian 3 tahun

16-42%
21-22%
Meningkat sampai
Meningkat sampai
Serokonversi HbeAg 20-32% 27% pada terapi 2 12% 22.5-26% 21%
44% pada
tahun dan 40% pada
pemakaian 3 tahun
terapi 3 tahun

3-8%
Mencapai 11% 0-1%, HbsAg loss
Serokonversi HbsAg setelah 3 tahun bisa mencapai 2.8% 0% 2-5.1% <1% 3%
pada pasien dengan pada terapi 2 tahun
serokonversi HbeAg

Normalisasi ALT 39-59% 41-75% 48-61% 68-79% 70% 60-68%


Perbaikan
38% 49-62% 53-68% 72% 60-68% 67-74%
histologis

15-30%, mencapai
0% pada pasien
Resistensi 0% 57% pada tahun 0% 2.3-6% 0%
naif
ketiga

Konsensus PPHI 2012


Profil terapi Hepatitis B pada HBeAg -
Variabel Interferon Lamivudin Adefovir Entecavir Telbivudin Tenofovir

DNA VHB 19-53 26-73 51-63 90 88.3 93


tak terdeteksi

Serokonversi 4-6 0 0 0 0 0
HbsAg

Normalisasi 38-59 71-79 72-77 78 74 76


ALT
Perbaikan 61-63 64 70 59 71
Histologis

Resistensi 0 6-27, 0, 0 2.3-2.7 0


mencapai 57% Meningkat
pada tahun sampai 11%
ketiga pada tahun ke-
3

Konsensus PPHI 2012


Profil Efek Samping
Efek Samping
PEG-IFN-2a Gejala flu, sefalgia, fatigue, mialgia, alopesia, reaksi lokal injeksi,
depresi sum-sum tulang dan depresi sampai menimbulkan gejala
psikotik
Lamivudin Infeksi respiratorik viral, sefalgia, anoreksia, abdominal discomfort,
diare, malaise, fatigue, demam, alopesia
Telbivudin Peningkatan kreatinin, miopati, fatigue, malaise

Entecavir Nasofaringitis, sefalgia, diare

Adefovir Sefalgia, nyeri abdomen

Tenofovir Nausea, ALT flare

1. Liaw YF, Kao JH, Piratvisuth T, Chan HLY, Chien RN, Liu CJ, et al. Asian-Pacific consensus statement on the
management of chronic hepatitis B: a 2012 update. Hepatol Int. (2012). DOI 10.1007/s12072-012-9365-4.
2. Leung N. Recent data on treatment of chronic hepatitis B with nucleos(t)ide analogues. Hepatol Int. 2008 June; 2(2):
163–178.
Pemantauan Respon Terapi
Pemeriksaan Waktu pemeriksaan

DNA VHB 3-6 bulan sekali sampai 12 bulan selesai


terapi

HBeAg/Anti HBe 3-6 bulan sekali sampai 12 bulan selesai


terapi

HBsAg/Anti-HBs Awal dan akhir terapi

ALT 3-6 bulan sekali sampai 12 bulan selesai


terapi

Biopsi Sesuai indikasi

USG dan AFP Setiap 6 bulan pada usia >40 tahun

Konsensus PPHI 2012


Pemantauan Efek Samping
Terapi Pemeriksaan Waktu pemeriksaan

interferon Darah Lengkap 1 bulan sekali

Penapisan depresi dan Pada setiap kunjungan


gangguan psikiatri

adefovir atau tenofovir Pemeriksaan fungsi ginjal 1-3 bulan sekali

telbivudin Penapisan adanya Pada setiap kunjungan


miopati lewat anamnesis
dan pemeriksaan fisik

Konsensus PPHI 2012


Kesimpulan
Indikasi terapi hepatitis B kronik

Indikator HBeAg Positif HBeAg negatif


DNA VHB > 2 x 104 IU/mL > 2 x 103 IU/mL

ALT/histologis • ALT >2x batas atas • ALT >2x batas atas


normal yang menetap normal yang menetap
selama 3-6 bulan atau selama 3-6 bulan atau
• gambaran histologis • gambaran histologis
fibrosis derajat sedang fibrosis derajat sedang
sampai berat sampai berat
Kesimpulan
Pilihan terapi hepatitis B pada pada pasien naïf atau yang
tidak diketahui profil resistensinya:
•Interferon (interferon konvensional, Peg-IFN α2a, Peg-IFN
α2b)
•Analog nukleos(t)ida (lamivudin, adefovir, entecavir,
telbivudin, tenofovir)

Panduan yang ada saat ini tidak menyarankan pilihan obat


tertentu.
Kesimpulan
• Selama terapi, DNA VHB, HBeAg dan anti HBe (hanya pada pasien
HBeAg positif), ALT, HBsAg, anti-HBs, dan pemeriksaan efek samping
harus dilakukan secara berkala
• Terapi interferon diberikan selama 1 tahun, sementara terapi dengan
analog nukleos(t)ida diberikan seumur hidup kecuali ditemukan
adanya indikasi penghentian terapi
HBIg (Hepatitis B Immune globulin)
Vaksin Hepatitis B
Antiretroviral Pregnancy Registry 2003 - 2013

Anda mungkin juga menyukai