Anda di halaman 1dari 47

ABORTUS SEPSIS

Pembimbing :
Dr. dr. Edy Mustofa, SpOG (K)

Puspita Widyasari
115070100111018
Maria Ulfa
115070107111001

LATAR BELAKANG
abortus merupakan salah satu masalah
reproduksi yang banyak dibicarakan di
Indonesia bahkan di dunia

penyebab perdarahan yang terjadi pada


kehamilan trimester pertama dan kedua

Berakhirnya kehamilan dan sebagai


penyebab
secara
langsung
pada
kematian ibu/maternal.

Tujuan
Mengetahui
diagnosis,
penatalaksanaan
dan perawatan
abortus pada
kasus yang
diajukan.
Mengetahui faktor
risiko,
pencegahan, pada
kasus yang
diajukan.

Manfaat
meningkatkan
pengetahuan dan
pemahaman
mengenai
anamnesa,
pemeriksaan fisik
dan penunjang,
penegakan
diagnosis,
penatalaksanaan,
dan perawatan
dari abortus

TINJAUAN PUSTAKA

1
ABORTUS

DEFINISI
kematian
kematian bayi
bayi dalam
dalam
kandungan
kandungan dengan
dengan
umur
umur kehamilan
kehamilan
kurang
kurang dari 20
minggu
minggu

pelahiran
pelahiran janin
janin yang
beratnya
beratnya kurang
kurang dari
dari
500
500 gram
gram

ETIOLOGI
abortus
disengaja atau
induced
abortion

tidak
disengaja atau
spontaneous
abortion

KLASIFIKASI
Abortu
s
Septik
Abortu
s
Habitu
alis
Missed
abortio
n

Sponta
n
Immine
ns
Insipie
ns
Inkomp
let komple
t

PENEGAKKAN DIAGNOSIS

Pemeriksa
an fisik
Anamnesis

Pemeriksa
an
Penunjang

Perdara
han

Perforas
i

KOMPLIKASI
Infeksi

Syok

TATALAKSANA
General appearance - vital sign - head to toe
examination

Jika ada tanda sepsis atau dugaan abortus +


komplikasi

Kombinasi antibiotik sampai bebas demam 48 jam

Ampicillin 2 g IV/IM kemudian 1g diberikan


setiap 6 jam -> Gentamicin 5 mg/kgBB IV setiap
24 jam -> Metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam

Con
t
Abortus
kompletus
Rahim
kosong
Berikan
uterotonik

Abortus
inkompletu
s
Dengan
kuretase
Berikan
uterotonika
dan antibiotik

2
SYOK SEPSIS

SEPSIS
sindroma
sindroma respons
inflamasi
inflamasi sistemik
sistemik
(systemic
(systemic
inflammatory
inflammatory
response
response syndrome)
syndrome)

dengan
dengan etiologi
etiologi
mikroba
mikroba yang
yang
terbukti
terbukti atau
atau
dicurigai
dicurigai

SYOK SEPSIS
systemic
inflammatory
response
syndrome atau
SIRS sekunder

dengan fokus
infeksi dan
hipotensi disertai
disfungsi organ

MANIFESTASI KLINIS
SIRS
Suhu > 38,3
C atau < 36
C
Nadi >
100x/menit
RR >
20x/menit
Leukosit
<4000 atau
> 12000

SEPSIS
Tanda SIRS
Fokus infeksi
( alat invasif,
kulit, otak,
paru, jantung,
abdomen,
saluran kemih,
obstetrik dan
ginekologi,
tulang,
ataupun luka)

Syok sepsis
Tanda Sepsis
Hipotensi ( TD
sistolik < 90
mmHg atau
MAP < 65)
Disfungsi
organ

PENEGAKKAN DIAGNOSIS

Pemeriksa
an
Penunjang
Pemeriksaan fisik
Anamnesis

TATALAKSANA
Bebaskan jalan napas, berikan oksigen, miringkan ibu ke kiri.

IV kristaloid 1 liter 15-20 menit, lanjut sampai 2 liter 1 jam, atau 3 liter 2-3 jam.

Cari penyebab syok Hipovolemik / Kardiogenik / Distributif (Syok sepsis/Syok


anafilaktik/Syok neurogenik) / Obstruktif

Ambil sampel untuk kultur mikroba

Berikan kombinasi antibiotika ampisilin + gentamisin + metronidazole

Con
t
Cara memperbaiki Hemodinamik
pada sepsis

Terapi
cairan

Terapi
vasopress
or

Terapi
inotropik

3
HIV
(Human
immunodeficiency virus)

HIV
patogen yang menyerang sistem imun
manusia terutama semua sel yang memiliki
CD4+ dipermukaan sel nya seperti
makrofag dan limfosit T

AIDS
merupakan
merupakan suatu
suatu kondisi (sindrom)
imunosupresif
imunosupresif yang berkaitan erat
erat dengan
berbagai
berbagai infeksi
infeksi oportunistik,
oportunistik, neoplasma
neoplasma
sekunder,
sekunder, serta
serta manifestasi
manifestasi neurologik
neurologik tertentu
akibat
akibat infeksi
infeksi dari
dari HIV
HIV

Cara
penularan

Klasifikasi menurut WHO


Stadium
Primary HIV Infection

Gejala Klinis
Asimptomatis, acute
retroviral syndrome

Tidak ada penurunan berat


badan, tanpa gejala
Atau hanya limfadenopati
generalisata persisten

II

Penurunan berat badan


<10%,
ISPA berulang,
Herpes zooster dalam 5
tahun terakhir
Kelitis angularis, ulkus
mulut berulang,
Ruam kulit yang gatal,
dermatitis seborrhoik,
infeksi jamur pada kuku

III

Penurunan berat badan >


10%
Diare kronis > 1 bulan
Demam yang tidak
diketahui penyebabnya >1
bulan.
Kandidiasis oral, TB Paru
dalam 1 tahun terakhir
Limfadenitis TB
Infeksi bakterial yang berat
(Pneumonia,piomiosis),
Anemia yang tidak
diketahui penyebabnya,
trombositopeni kronik,
neutropenia

IV

Sindroma Wasting (HIV)


Pneumoni pneumocystis
Pneumonia bakterial yang
berat berulang dalam 6
bulan
Kandidiasis esofagus

Oral Thrush
Leukoplakia

Sarcoma Kaposi

Esophageal Candidiasis

Keilitis Angularis

Panduan Terapi ARV


Populasi Target

Pedoman Terapi ARV 2007

Pedoman Terapi ARV 2011

Indikasi Mulai Terapi ARV


Odha tanpa gejala klinis
(stadium klinis 1) dan belum
pernah mendapat terapi ARV
(ARV-nave)

Odha dengan gejala klinis


dan belum pernah mendapat
terapi ARV (ARV-nave)

CD4 < 200 sel/mm3

CD4 < 350 sel/mm3

Semua pasien CD4 < 200 sel/mm3


Stadium klinis 3 atau 4, berapapun
jumlah CD 4

Stadium klinis 2 bila CD4 < 350


sel/mm3

Atau
Stadium klinis 3 atau 4,
berapapun jumlah CD4

Stadium klinis 1 atau 2 dan CD4 < 200


Semua ibu hamil berapapun
Perempuan hamil dengan HIV
sel/mm3
jumlah CD4 atau apapun stadium

Stadium klinis 3 dan CD4 < 350 sel/mm3


klinis
Stadium klinis 4 berapapun jumlah CD4

Odha dengan Koinfeksi TB


yang belum pernah
mendapat terapi ARV

Odha dengan Koinfeksi


Hepatitis B (HBV) yang belum
pernah mendapat terapi ARV

Adanya gejala TB aktif dan CD4 < 350


sel/mm3

Mulai terapi berapapun jumlah


CD4

Tidak ada rekomendasi khusus

Odha dengan koinfeksi


Hepatitis B (kronis aktif),
berapapun jumlah CD4.

Paduan Terapi ARV

Odha yang belum pernah


mendapat terapi ARV (ARVnave)

Perempuan hamil HIV +

Koinfeksi TB-HIV

Koinfeksi HIV-Hepatitis B
(kronis aktif)

Menggunakan TDF sebagai lini

pertama
AZT atau d4T + 3TC (atau FTC) Perlunya memulai phase-out
+ EFV atau NVP
d4T dan memulai terapi dengan

AZT atau TDF, mengingat efek


samping

AZT atau TDF sebagai lini


AZT + 3TC + NVP
pertama

AZT atau d4T + 3TC (atau FTC) TDF menggantikan d4T sebagai
+ EFV
lini pertama

TDF + 3TC (atau FTC) + EFV

Diperlukan paduan NRTI yang


berisi TDF + 3TC (atau FTC)

Pencegahan

KASUS

Identitas Pasien:

No Register
: 11280752
Nama
: Ny. IO
Umur
: 30 tahun
Pekerjaan
: Buruh toko
Suami
: Mr.W (meninggal 4 tahun yang lalu)
Umur
: 40 yo
Pekerjaan
: Karyawan
Menikah
: 1 kali
Alamat
: Nglegok, Blitar
Datang pada
:10 Maret 2016 pk 01.00 WIB

Subjektif:
Anamnesis:
Keluhan Utama: Perdarahan pada kehamilan usia muda
Pasien rujukan dari RSUD Ngudi Waluyo dengan abortus
septic + septic condition + syok septic + susp abortus
provocatus+anemia+trombositopenia+B20 uncontrolled
29 Februari 2016
Pasien mengeluh keluar darah dari jalan lahir berupa flekflek pasien tetap di rumah
08 Maret 2016
22.50
Pasien mengeluh perdarahan dari jalan lahir semakin
banyak (kurang lebih 4 pembalut penuh -> 320cc) disertai
keluar jaringan ke RS Mardi Waluyo Blitar (Hb 9,47),
(HIV reaktif).
dirujuk ke RSUD Wlingi atas permintaan keluarga pasien

09 Maret 2016
05.00
Ke RSUD Wlingi didiagnosa dengan abortus inkomplit +
anemia + trombositopenia + HIV
Pasien direncanakan curetase di OK dan perbaikan KU tetapi
tindakan tidak dilakukan karena RSUD Wlingi tidak bisa
melakukan pada kasus B20
Disarankan untuk dirujuk ke RSSA
09 Maret 2016
13.00
Pasien mengalami perdarahan 2 underpad (kurang lebih
2000cc) dengan TD 70/50, N 120x/min dan pasien dilakukan
perbaikan KU dengan resusitasi cairan kristaloid sebanyak 5
flash (2500cc) dan transfusi WB sebanyak 3 kolf
09 Maret 2016
19.00
Pasien dirujuk ke RSSA

Riwayat ANC : (-) karena pasien tidak mengetahui bahwa


pasien sedang hamil
Riwayat Kontrasepsi: (+) KB suntik setiap 3 bulan sekali
sejak 4 tahun yang lalu namun pasien sering lupa untuk
suntik KB
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat HIV 4 tahun yang lalu
Riwayat tekanan darah tinggi dan diabetes sebelum hamil
disangkal.
Riwayat Sosial
Pasien adalah seorang buruh toko. Suami pasien meninggal
4 tahun yang lalu karena HIV. Suami pasien bekerja
sebagai tukang ojek di freeport Papua.
Pasien mengetahui mengidap HIV sejak sekitar 4 tahun
yang lalu setelah suaminya meninggal karena HIV. Pasien
tidak pernah berobat.
Riwayat minum jamu pelancar haid (+) saat kehamilan ke 5
Riwayat pijat oyok (-)
Riwayat trauma (+) : jatuh dari tangga 2 minggu yang lalu

Riwayat kehamilan
Kehamilan pertama : normal, anak laki-laki usia 7 tahun
Kehamilan kedua : normal, anak perempuan usia 6 tahun
Kehamilan ketiga : normal, anak perempuan usia 4 tahun
Kehamilan keempat : keguguran usia kehamilan 1 bulan
karena pasien terjatuh dari tangga saat bekerja, dilakukan
kuretase di klinik bersalin di Blitar
Kehamilan kelima : keguguran usia kehamilan 2 bulan
karena pasien minum jamu pelancar haid, dilakukan
kuretase di klinik bersalin di Blitar
Kehamilan keenam : keguguran usia kehamilan 3 bulan
karena pasien terjatuh dari tangga, dilakukan kuretase di
klinik bersalin di Blitar
Riwayat coitus terakhir bulan Desember 2015 HPHT : 1812-2015
Usia kehamilan ~ 10-12 minggu
Riwayat curetase (+)
Riwayat keputihan: (+)

Objektif:
KU : tampak sakit berat, GCS 456
BP : 80/60 mmHg N: 110x/m RR: 28 x/m Tax : 39,0
K/L: conjungtiva anemis +/+, ict -/Tho : c/ S1S2 single, murmur (-)
p/ rh wh
Abd : FU setinggi symphysis, soefl, BU (+) N, meteorismus
(-), nyeri (-)
GE : fluxus (+), fluor(-)
GI : fluxus (+), fluor (-)
Insp : Portio multipara terbuka 1 jari, jaringan (+), clot (+)
Pemeriksaan dalam: VT :
nyeri goyang (-),
Portio multipara terbuka 1 jari
Teraba jaringan (+)
Corpus uteri anteflexi ~ 8-10 minggu
AD D/S massa (-) nyeri (-)
Cavum douglas dalam batas normal

Laboratorium
Lab

Value

Leucocyte 9490

Lab

Value

400011.000/L
Diff Count 0,0/0,0/85,8/9 0-4/0-1/51,1/5,1
67/2533/2-5 %
Haemoglo 5,3
11-16,5
bin
g/dL
Hematokr 15,80
38-42 %
it
MCV
85,40
80-93 fl

Na

127

3,24

Cl

110

Ureum

13,2

16,6-48,5
mg/dL

MCH

27-31pg

Creatinin

0,42

Thromboc 73.000

142-424 1

Albumin

2,08

yte

x103/L

< 1,2
mg/dL
3.5 5.5
g/dL

26,80

SGOT/AST 11

0-32U/L

PPT

10,50

SGPT/ALT

0-33U/L

APTT

32,80

GDS

106

<200

136145mmol/l
3,5-5,0
mmol/l
98-106
mmol/l

9,3 11,4
detik
24,8 34,4
detik

Assessment:
G7P3003Ab300 gr 10-12 wks S/L
Abortus septic
Syok septic
Septic condition
Anemia hipokrom makrositer
Trombositopeni
Hipoalbuminemia
Elektrolit imbalance
B20
Riwayat abortus incomplete
Akseptor KB suntik 3 bulan

Planning:
PDx : Konsul Anestesi, Cek BGA/12 jam, Cek DL, post
transfusi, Plano Test, USG, CBC, UL
PTx :
Diet TKTP
IVFD NaCl (resusitasi cairan)
Pro kuretase setelah perbaikan KU
Transfusi PRC 2 labu/hari sampai Hb > 10g/dL baru
dilanjutkan kuretase
Transfusi albumin 20 % sampai albumin > 3 g/dl
Inj Cefazoline 3x1g iv
Inj Metronidazole 3x500mg iv
Inj Gentamisin 2X80 mg iv
Drip oxytoxin 20 IU dalam RL 500cc sd 12 jam post
kuretase
PMo: Vital Sign, subj. complain
Ped : KIE/informed consent

PEMBAHASAN

KASUS
Anamnesis:
Keluhan Utama: Perdarahan pada
kehamilan usia muda
29 Februari 2016
Pasien mengeluh keluar darah dari
jalan lahir berupa flek-flek pasien
tetap di rumah
08 Maret 2016
22.50
Pasien mengeluh perdarahan dari
jalan lahir semakin banyak
(kurang lebih 4 pembalut penuh ->
320cc) disertai keluar jaringan
ke RS Mardi Waluyo Blitar (Hb
9,47), (HIV reaktif).
dirujuk ke RSUD Wlingi atas
permintaan keluarga pasien

TEORI
Menurut Sastrawinata,abortus
memiliki manifestasi klinik sebagai
berikut di bawah:
Terlambat haid atau amenore
kurang dari 20 minggu
Pendarahan pervaginam,
mungkin disertai keluarnya
jaringan hasil konsepsi.
Rasa mulas atau keram perut
didaerah atas simfisis, sering
disertai nyeri pingang akibat
kontraksi uterus.
Menurut WHO, setiap wanita pada
usia reproduktif yang mengalami
dua daripada tiga gejala
seperti; (i) perdarahan pada
vagina, (ii) nyeri pada abdomen
bawah, (iii) riwayat amenorea,
harus dipikirkan kemungkinan
terjadinya abortus.

09 Maret 2016
05.00
Ke RSUD Wlingi didiagnosa dengan
abortus inkomplit + anemia +
trombositopenia + HIV
Pasien direncanakan curetase di OK
dan perbaikan KU tetapi tindakan
tidak dilakukan karena RSUD Wlingi
tidak bisa melakukan pada kasus
B20
Disarankan untuk dirujuk ke RSSA
GE: fluxus (+), fluor(-)
GI : fluxus (+), fluor (-)
Inspeksi : Portio multipara terbuka 1
jari, teraba jaringan, clot (+)
Pemeriksaan dalam (VT) :
nyeri goyang (-),
Portio multipara terbuka 1 jari
Corpus uteri anteflexi ~ 8-10
minggu
AD D/S massa (-) nyeri (-)
Cavum douglas dalam batas normal

Abortus inkomplet didiagnosis


apabila sebagian dari hasil
konsepsi telah lahir atau teraba
pada vagina, tetapi sebagian
tertinggal (biasanya jaringan
plasenta). Perdarahan biasanya
terus berlangsung, banyak, dan
membahayakan ibu
Abortus septik adalah keguguran
disertai infeksi berat dengan
penyebaran kuman atau toksinnya
ke dalam peredaran darah atau
peritoneum. Hal ini sering
ditemukan pada abortus
inkompletus atau abortus buatan,
terutama yang kriminalis tanpa
memperhatikan syarat-syarat
asepsis dan antisepsis

09 Maret 2016
13.00
Pasien mengalami perdarahan 2
underpad (kurang lebih 2000cc)
dengan TD 70/50, N 120x/min dan
pasien dilakukan perbaikan KU
dengan resusitasi cairan kristaloid
sebanyak 5 flash (2500cc) dan
transfusi WB sebanyak 3 kolf

Riwayat keputihan: (+)


Riwayat curetase (+)
KU:tampak sakit berat, GCS 456
BP:80/60 mmHg
N: 110x/m
RR: 28 x/m
Tax : 39,0
Hb: 5,3
Albumin: 2,08
Na: 127
K: 3,24

Komplikasi abortus :
Syok
: Syok pada abortus bisa
terjadi karena perdarahan (syok
hemoragik) dan karena infeksi
berat (syok endoseptik)
kriteria SIRS: Jika terdapat > 2
tanda di bawah ini:
Suhu > 38,3 atau < 36
Nadi > 90x/menit
RR > 20x/menit
Leukosit >4000 atau >12000
Penurunan kaesadaran
Gula darah > 140mg/ml (non
diabetic)
Identifikasi sepsis jika ada >2
tanda di atas dengan ditambah
adanya riwayat infeksi atau
focus infeksi.

Syok septik merupakan sepsis


dengan tekanan darah
arteri <90 mmHg atau 40
mmHg di bawah tekanan darah
normal pasien tersebut
selama sekurangkurangnya 1 jam meskipun
telah dilakukan resusitasi
cairan atau dibutuhkan
vasopressor untuk
mempertahankan agar
tekanan darah sistolik tetap
90 mmHg atau tekanan
arterial rata-rata 70 mmHg

Pemeriksaan fisis:
GE: fluxus (+), fluor(-)
GI : fluxus (+), fluor (-)
Inspeksi : Portio multipara terbuka 1
jari, jaringan (+), clot (+)
Pemeriksaan dalam (VT) :
nyeri goyang (-),
Portio multipara terbuka 1 jari
Teraba jaringan (+)
Corpus uteri anteflexi ~ 8-10
minggu
AD D/S massa (-) nyeri (-)
Cavum douglas dalam batas normal

Pemeriksaan fisis pada


abortus:
Inspeksi Vulva: Pendarahan
pervaginam ada atau
tidaknya jaringan hasil
konsepsi, tercium atau tidak
bau busuk dari vulva.
Inspekulo: Pendarahan dari
kavum uteri, ostium uteri
terbuka atau sudah tertutup
ada atau tidaknya jaringan
keluar dari ostium, ada atau
tidaknya cairan atau jaringan
berbau busuk dari ostium.
Colok Vagina: Porsio terbuka
atau sudah tertutup, teraba atau
tidak jaringan dalam kavum
uteri, besar uterus lebih kecil
dari usia kehamilan, tidak
nyeri saat porsio digoyang,
tidak nyeri pada peraban
adneksa, kavum douglasi

Planning:
PDx : Konsul Anestesi, Cek BGA/12
jam, Cek DL, post transfusi, Plano
Test, USG, CBC, UL

Pemeriksaan penunjang:
- Tes kehamilan, positif bila
terdapat janin, bertahan hingga 2
sampai 3 minggu setelah abortus.
- USG Abdomen untuk menentukan
apakah janin masih hidup atau
adanya sisa kehamilan dalam uterus
- Darah Lengkap (Arief, 2001).

PTx :
Diet TKTP
IVFD NaCl 20 tpm
Pro kuretase setelah perbaikan KU
Transfusi PRC 2 labu/hari sampai Hb
> 10g/dL baru dilanjutkan kuretase
Transfusi albumin 20 % sampai
albumin > 3 g/dl
Inj Cefazoline 3x1g iv
Inj Metronidazole 3x500mg iv
Inj Gentamisin 2X80 mg iv
Drip oxytoxin 20 IU dalam RL 500cc
sd 12 jam post kuretase
PMo: Vital Sign, subj. complain
Ped : KIE/informed consent

Bila terdapat tanda-tanda sepsis


atau dugaan abortus dengan
komplikasi berikan kombinasi
antibiotika sampai ibu bebas demam
untuk 48 jam:
Ampicillin 2 g IV/IM kemudian
1g diberikan setiap 6 jam
Gentamicin 5 mg/kgBB IV setiap
24 jam
Metronidazol 500 mg IV setiap 8
jam
Pada abortus inkomplet, bila ada
tanda-tanda syok maka diatasi dulu
dengan pemberian cairan dan
transfusi darah. Kemudian, jaringan
dikeluarkan secepat mungkin
dengan metode digital dan
kuretase. Setelah itu, beri obatobat uterotonika dan antibiotika
(Mochtar, 2007).

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai