Anda di halaman 1dari 3

Material dan Metode:

Sebuah ulasan grafik retrospektif telah dilakukan pada pasien yang


terdiagnosis SSNHL antara tahun 2008 dan 2013. Pasien yang dapat
diidentifikasi penyebabnya akan dikeluarkan dari kelompok, dan hanya kasus
idiopatik yang akan diinvestigasi. Kasus bilateral juga tidak disertakan karena
proporsi pasiennya yang sangat rendah (9 pasien) terhadap total kohort. Studi ini
telah disetujui oleh komite etik lokal (9 Januari 2015).
Umur, jenis kelamin, sisi telinga yang terkena, tes darah rutin termasuk
complete blood count (darah lengkap) dan parameter biokimia dasar, jangka
waktu dari awal terjadinya gangguan pendengaran dan awal mulainya
pengobatan, modalitas pengobatan, gejala penyerta (vestibular dan auditori),
dan faktor komorbid akan dicatat. MRI temporal dan cranial akan dilakukan pada
semua pasien. Pasien dengan lesi yang diketahui berkaitan dengan SSNHL pada
pencitraan (vestibular schwannoma atau malformasi telinga bagian dalam) akan
dikeluarkan dari kelompok. Pasien akan dikelompokkan berdasarkan umur, yaitu
mereka yang berumur kurang dari 20 tahun, antara 20 40 tahun, antara 40
60 tahun, dan lebih dari 60 tahun. Pasien yang berumur kurang dari 15 tahun
akan dikeluarkan dari kelompok.
Pemeriksaan audiometri: nada murni dan audiometri tutur akan dilakukan
pada semua pasien (AC 40; Interacoustics, Middlefart, Denmark). Pada
audiometri nada murni, ambang batas pendengaran pada 250, 500, 1000, 2000,
4000, dan 8000 frekuenzi Hz akan dikumpulkan. Rerata nada murni / Puretone
average (PTA) ditentukan dengan menghitung rata rata dari batas 500, 1000,
2000, dan 4000 Hz. Audiogram akan diklasifikasikan dalam tipe menukik ke atas
(upsloping), tipe menukik ke bawah (downsloping), atau mendatar (flat),
berdasarkan ambang batas pendengaran pada frekuensi yang berbeda.
Kurva tipe menukik ke atas (upsloping) didefinisikan sebagai keadaan
yang lebih parah (>20dB) jika kehilangan pendengaran pada frekuensi rendah
(250 dan 500 Hz), sedangkan kurva tipe menukik ke bawah (downsloping)
didefinisikan sebagai keadaan yang lebih parah (>20dB) jika kehilangan
pendengaran pada frekuensi tinggi (4000 dan 8000 Hz). Kurva audiometri
dengan perbedaan tidak lebih dari 15dB pada setiap frekuensi digolongkan
sebagai tipe mendatar (flat). Variabel audiometri sebelum pengobatan dan 6
bulan setelah pengobatan selesai akan dicatat. Peningkatan pendengaran pada
setiap setiap frekuensi dan PTA dihitung dengan melihat perbedaan antara
ambang batas sebelum dan setelah pengobatan. Sesuai dengan guideline dari
American Speech and Hearing Association, penurunan pendengaran atau tuli
dikategorikan ringan (20 39 dB), sedang (40 54 dB), sedang berat (55 69
dB), berat (70 89 dB), dan sangat berat (>90 dB).
Pengobatan: kortikosteroid sistemik (SC; methylprednisolone 1mg/kg po
(per oral) dan secara bertahap diturunkan dosisnya) digunakan pada semua
pasien. Pasien diklasifikasikan menjadi empat grup pengobatan: (i) kortikosteroid
sistemik (SC) saja (Prednol; Mustafa Nevzat, Istanbul, Turkey), (ii) SC dan HBO,
(iii) SC dan LMWH (Fraxiparine, Glaxo Smith Kline,Canada), dan (iv) SC, HBO, dan

LMWH. HBO diberikan untuk total 20 pertemuan pada 2,5 ATA dan 120 menit per
pertemuan. Dalam pengobatan LMWH, fraxiparine diberikan sebagai dosis
tunggal (0,3 mL) selama 7 hari.
Pemulihan: Kriteria Siegel digunakan untuk penilaian pemulihan.
Pemulihan lengkap didefinisikan sebagai pendengaran terakhir yang lebih baik
dari 25 dB. Pemulihan parsial didefinisikan sebagai peningkatan pendengaran
lebih dari 15 dB dan sebagai pendengaran terakhir antara 25 dB dan 45 dB.
Peningkatan pendengaran lebih dari 15 dB dan pendengaran terakhir lebih buruk
dari 45 dB dikategorikan sebagai perbaikan minimal, dan peningkatan
pendengaran kurang dari 15 dB dan pendengaran terakihr lebih buruk dari 75 dB
dikategorikan sebagai tidak adanya perbaikan.
Faktor prognostik yang diteliti adalah usia, level awal pendengaran, tipe
kurva audiogram, jangka waktu dari awal terjadinya gangguan pendengaran dan
pengobatan, protokol pengobatan, komorbid (hipertensi dan diabetes), dan
adanya tinnitus dan gejala vestibular.
Analisis statistik
SPSS versi 15.0 digunakan untuk analisis statistik (IBM Corporation, USA).
One-way ANOVA dan Kruskal Wallis digunakan untuk membandingkan variabel
numerik. Untuk analisis subgrup, Tukey dan Mann-Whitney U digunakan untuk
evaluasi parametrik dan nonparametrik. Chi-square digunakan untuk variabel
kategori. P-value kurang dari 0.05 dianggap signifikan secara statistik.
Tabel 1. Tingkat pemulihan sesuai dengan kriteria Siegel
Pemulihan
Pemulihan komplit
Pemulihan parsial
Perbaikan minimal
Tidak ada perbaikan

Jumlah pasien
58 (28.3%)
22 (10.7%)
41 (20%)
84 (41%)

Tabel 2. Tingkat pemulihan telinga dengan SSNHL pada interval umur yang
berbeda
Pemulihan
Tidak ada
Perbaikan
Pemulihan
Grup Umur
perbaikan
minimal
parsial
Rerata umur
48 16.4
47.3 17.8
44.0 13.0
< 20
4 (36.4%)
3 (27.3%)
0 (0.0%)
21 - 40
25 (35.2%)
13 (18.3%)
11 (15.5%)
41 60
36 (40.4%)
15 (16.9%)
8 (9.0%)
>60
19 (55.9%)
10 (29.4%)
3 (8.8%)
SSNHL: Sudden sensorineural hearing loss, *p=0.046

Pemulihan
komplit
41.3 12.5
4 (36.4%)
22 (31.0%)
30 (33.7%)
2 (5.9%)

Tabel 3. Efek dari initial hearing loss pada recovery rates


Pemulihan

Tidak ada

Perbaikan

Pemulihan

Pemulihan

Initial
hearing loss
Ringan
Sedang
Sedang berat
Berat
Sangat berat

perbaikan

minimal

parsial

komplit

11 (55%)
12 (36.4%)
14 (36.8%)
19 (35.8%)
28 (45.9%)

0 (0%)
0 (0%)
3 (7.9%)
11 (20.8%)
27 (44.3%)

0 (0%)
5 (15.2%)
6 (15.8%)
9 (17%)
2 (3.3%)

9 (45%)
15 (48.5%)
15 (39.5%)
14 (26.4%)
4 (6.6%)

Anda mungkin juga menyukai