Anda di halaman 1dari 45

HEPATITIS B

LIDIA TERESIA SINAGA G1A220125

PEMBIMBING :
dr. N. P. Fitriani Siregar, SpPD. FINASIM
DEFINISI
Hepatitis B adalah peradangan hepar
disebabkan virus hepatitis B.

infeksi VHB yang


AKUT berlangsung 1-3 bulan

infeksi VHB
KRONIS berlangsung lebih dari
6 bulan
Epidemiologi

HBV : Penyebab Signifikan Morbiditas dan


Mortalitas Dunia
• > 2 milyar penduduk terinfeksi di dunia
• 4 juta kasus akut per tahun
• 350 – 400 juta karier kronis
 25% karier meninggal karena hepatitis
kronis,sirosis,kanker hati
 Hampir 75 % karier kronis adalah Asian
(daerah padat penduduk merupakan daerah
endemis)
• Penyebab 60 – 80 % dari semua kanker hati primer
• HBV 100 kali lebih infeksius daripada HIV
Epidemiologi

• Indonesia memiliki pengidap Hepatitis B nomor


2 terbesar setelah Myanmar
• Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2013
menunjukkan proporsi HBsAg positif sebesar
7,1%.
• uji darah donor di Palang Merah Indonesia
(PMI), di antara 100 orang penduduk Indonesia,
10 di antaranya telah terinfeksi Hepatitis B atau
C.
KELOMPOK RESIKO
TINGGI
• Pengguna narkoba suntik
• Sex aktif
• Laki – laki yang berhubungan sex
sesama jenis
• Anak- anak yang berasal dari daerah
endemik
• Sosio ekonomi rendah
• Kontak seksual dengan penderita
hepatitis B
• Bayi dengan ibu terinfeksi virus hep. B
• Pekerja di sector kesehatan
• Pasien hemodialisa
VIRUS HEPATITIS B

Lapisan Permukaan
• Berasal dari family Hepadnaviridae
• Merupakan virus DNA dengan 3200 pasang Inti kapsid

basa
• Berbentuk sferis
• Diameter 30-42 nm
• Terdiri dari :
1. Lapisan permukaan (lipid envelope) yang
mengandung antigen permukaan
2. Inti kapsid (icosahedral capsid core) yang
mengandung genom virus dan DNA
polimerase
Struktur Genom VHB

Genom VHB terdiri dari partially double stranded


DNA dengan 4 open reading frames (ORF) yang
tumpang tindih
1. S (surface) – Mengkode pembentukan protein
permukaan hepatitis B surface antigen HBsAg
2. C (core) – Mengkode pembentukan hepatitis
B e (envelope) antigen/ HBeAg dan hepatitis B
core HBcAg
3. P (polymerase) – mengkode pembentukan
polymerase dan enzim reverse transcriptase
4. X – Mengkode pembentukam factor
transcriptional transactivator (HBxAg)
SIKLUS REPLIKASI VIRUS
Virus Hepatitis B

Anti HBs :
Surface antigen (HBsAg) : Protein pada permukaan virus. • Antibodi ini baru muncul setelah HBsAg hilang
• Anti HBs (+) = pernah mengalami infeksi atau riwayat
(+) menandakan adanya infeksi VHB baik akut maupun kronis.
vaksin

Envelope antigen (HBeAg) : selubung padaVHB anti Hbe (+) = menunjukkan bahwa VHB ada dalam
(+) mengindikasikan terjadinya replikasi VHB dan bersifat fase nonreplikatif.
infeksius.

Core antigen (HBcAg) : Inti pada VHB. Tidak dapat dideteksi anti – HBc IgM (+) = Infeksi akut
pada pemeriksaan serum. Anti - HBc IgG (+) = infeksi kronis.
AKUT KRONIS
Manifestasi Klinis

1. Akut
Fase prodromal :
• berlangsung 3-4 hari, kadang-kadang sampai 2-3 minggu,
• tidak enak badan, tidak ada nafsu makan, mual, badan meriang, kepala sakit dan nyeri pada perut
kanan
Fase ikterik
• penderita tampak kuning, kencing seperti the pekat, kotoran putih seperti dempul, temperature
menurun, kadang kadang ditemukan hepatosplenomegali.
Fase penyembuhan
• penderita masih merasakan rasa malas dan lemah yang kadang-kadang ada sampai beberapa
minggu. Pada masa ini warna kencing dan kotoran kembali normal.

2. Hepatitis B kronik
• umumnya asimptomatik,
• gejala klinis yang mungkin timbul adalah anoreksia menetap, penurunan berat badan, fatigue,
hepatosplenomegali, artritis, vaskulitis, glomerulonefritis, miokarditis, myelitis transversa, dan
neuropatiperifer
Window period : adanya suatu jarak antara hilangnya
HBsAg dan munculnya anti-HBs sehingga pada waktu
itu HBsAg dan anti-HBs keduanya negatif dan yang
positif hanya anti-HBc atau bersama dengan anti-HBe.
Fase window period inilah penyebab tersering infeksi
VHB melalui transfusi
HBsAg

Positif Negatif

Akut Kronis Sehat Vaksinasi Window Riwayat


period infeksi
alamiah
IgM anti HBc
Anti HBs
Positif Negatif
Positif Negatif
Akut Kronis
IgG IgM
Anti HBe anti HBc anti HBc

Positif Negatif - + + -

Infeksius Non-infeksius Riwayat Riwayat Window Sehat


replikatif vaksin infeksi period beresiko
alamiah
TATALAKSANA

A. Hepatitis B Akut

Terapi bersifat simptomatik :


• Asupan kalori dan cairan adekuat
• Tirah baring
• Farmakologi :
 Demam : Ibuprofen 2 x 400 mg/hari
Mual : antiemetic (metoklopramid 3 x 10mg/hari atau
domperidon 3 x 10 mg/hari
Nyeri perut dan kembung :
1. simetidin 3 x 200 mg/hari PO H2 Blocker Agonis
2. ranitidine 2 x 150 mg/hari PO
3.Omeprazole 1 x 20 mg/hari PO PPI
Fase Infeksi Hep B Kronik
Pemeriksaan Laboratorium
Kriteria Diagnosis VHB

Hepatitis B Kronik Pengidap Inaktif

1. HBsAg seropositif > 6 bulan


1. HBsAg seropositif > 6 bulan
2. DNA VHB serum >20.000 IU/mL
(nilai yang lebih rendah 2000- 2. HBeAg (-), anti HBe (+)
20.000 IU/mL ditemukan pada
3. ALT serum dalam batas normal
HBeAg negatif)
3. Peningkatan ALT yang presisten 4. DNA VHB <2000-20000 IU/Ml
maupun intermiten
5. Biopsi hati yang tidak
4. Biopsi hati yang menunjukkan
hepatitis kronik dengan derajat menunjukkan inflamasi yang
nekroinflamasi sedang sampai
dominan
berat
Kriteria Diagnosis VHB

Resolved Hepatitis Infection

1. Riwayat infeksi Hepatitis B, atau


adanya anti-HBc dalam darah
2. HBsAg (-)
3. DNA VHB serum yang tidak
terdeteksi
4. ALT serum dalam batas normal
Kriteria Diagnosis
Target Terapi VHB

Target ideal (ideal HBsAg pos —> HBsAg neg


endpoint)
Target memuaskan Tidak ditemukannya relaps klinis
(satisfactory setelah terapi dihentikan pada
endpoint) pasien HBeAg positif
(disertai serokonversi anti HBe
yang bertahan) dan pada pasien
HBeAg negatif.
Target diinginkan Penekanan HBV DNA yang
(desirable endpoint) bertahan selama terapi jangka
panjang untuk pasien HBeAg
positif yang tidak mencapai
serokonversi anti HBe dan pada
pasien HBeAg negatif.
Tujuan & Indikasi Terapi VHB

TUJUAN Indikasi
Pemeriksaan derajat kerusakan hati

• Invasif : Biopsi Hati (Gold Standard)


• Non Invasif : yang lazim dilakukan di
Indonesia
USG
Transient Elastography (FibroScan)
Aspartate Aminotransferase-Platelet
Ratio Index (APRI)
Pemeriksaan derajat kerusakan hati

FIBROSCAN SCORE
Pemeriksaan derajat kerusakan hati

APRI
Indikasi Terapi berdasarkan HBeAg
Indikasi Terapi berdasarkan HBeAg
Rekomendasi Konsensus Nasional
PPHI 2017

1. Pasien yang menunjukkan replikasi virus dengan ALT normal/ meningkat sedikit secara persisten
tanpa ada bukti fibrosis signigikan atau sirosis tidak termasuk dalam indikasi terapi. Pada kelompok
ini perlu dilakukan penelitian fibrosis non invasive dan monitoring tiap 3 bulan
2. Indikasi terapi pada pasien dengan HBeAg positif adalah pada pasien dengan HBV DNA >2X104
IU/mL dan ALT >2x batas atas normal
3. Pada pasien dengan HBeAg negatif, terapi dimulai pada pasien dengan HBV DNA >2x103 IU/mL
dan ALT >2x batas atas normal
4. Evaluasi fibrosif dengan cara invasive dapat dipertimbangkan pada pasien dengan fibrosis non
signifikan pada pemeriksaan non invasif, muatan virus tinggi, peningkatan ALT serum minimal yang
persisten, usia >30 tahun atau <30 tahun dengan faktor resiko tinggi. Terapi dimulai bila hasil
inflamasi sedang-berat atau fibrosis signifikan.
Jenis Terapi VHB
Rekomendasi Lini Pertama

1. Golongan Interferon
• Pegylated interferon alfa-2a :90-180 ug 1x seminggu
• Pegylated interferon alfa-sb :1-1.5 ug/kgBB 1x seminggu

2. Golongan
• Lamivudin 100 mg
• Adefovir 10 mg
• Entecavir 0,5 mg dan 1 mg
• Telbivudin 600 mg
• Tenofovir 300 mg
Pertimbangan Pemilihan
Obat

1. Lamanya terapi (jangka pendek


/panjang)
2. Efek samping terapi
3. Komorbiditas
4. Resistensi
5. Kemungkinan hamil
6. Genotip VHB
7. Harga obat
Pertimbangan Pemilihan
Obat

Interferon tidak bisa


diberikan pada :
1. Sirosis dekompensata
2. Gangguan psikiatri
3. Hamil
4. Penyakit autoimun aktif

Tenofovir dan adefovir tidak


bisa diberikan pada gangguan
ginjal
Hepatitis B - Sirosis

• Pada sirosis kompensata terapi dimulai bila HBV DNA >2000 IU/mL meskipun ALT
normal
• Pada sirosis dekompensata terapi dimulai terlepas dari kadar HBV DNA, ALT, dan
status HBeAg

Surveilans KHS dilakukan dengan


pemeriksaan USG dan AFP tiap 6 bulan pada
pasien VHB kronik risiko tinggi

Laki – laki ras Asia, > 40 tahun


Perempuan ras Asia, > 50 tahun
Sirosis hati
Riwayat penyakit hati lanjut di
keluarga
Penghentian Terapi
Penghentian Terapi
Penghentian Terapi
THANK YOU
Pembahasan
pertanyaan
diskusi !!
Mengapa hingga saat ini Hepatitis B belum dapat disembuhkan?

Hingga saat ini Hep B sulit untuk disembukan dikarenakan sampai


saat ini belum ada obat yang efisien untuk masuk kedalam sel
nucleus yang mampu untuk memotong rantai cccDNA sehingga tidak
terbentuk RNA dan DNA polymerase
Bagaimana tatalaksana untuk tenaga medis yang terkena suntik jarum Hepatitis B?
Apakah semua orang akan mendapatkan efektivitas yang sama setelah menerima vaksin
Hepatitis B?

• Reaksi sistem imunologi tubuh pada setiap individu yang mendapat vaksinasi
atau imunisasi vaksin hepatitis B itu berbeda beda. Pada keadaan tertentu
yang disebut “low responder” seperti orang berusia lanjut, bayi yang
premature, obesitas, ada penyakit autoimun reaksi sistem imunologi tubuhnya
akan lebih lama meskipun telah mendapat dosis yang adekuat vaksin
hepatitis B.

• Solusi untuk “low responder” ini yaitu dengan mengulang vaksinasinya dan
jika belum berhasil juga maka dapat diberikan dosis dua kali lipat dari dosis
dewasa normal perkali suntikan dengan harapan dapat meransang produksi
jumlah antibody hepatitis B yang adekuat, yaitu >10 mIU/mLdarah
Mengapa virus hepatitis B merupakan virus DNA?

● Dikarenakan virus Hep B memiliki sistem replikasi yang berbeda


dengan virus hepatitis lainnya yaitu memiliki “reverse
trankripsi” sehingga memiliki kemampuan untuk
mengembalikan dirinya kembali ke DNA sesuai dengan sistem
replikasi hepatitis B

Anda mungkin juga menyukai