PEMBIMBING :
dr. N. P. Fitriani Siregar, SpPD. FINASIM
DEFINISI
Hepatitis B adalah peradangan hepar
disebabkan virus hepatitis B.
infeksi VHB
KRONIS berlangsung lebih dari
6 bulan
Epidemiologi
Lapisan Permukaan
• Berasal dari family Hepadnaviridae
• Merupakan virus DNA dengan 3200 pasang Inti kapsid
basa
• Berbentuk sferis
• Diameter 30-42 nm
• Terdiri dari :
1. Lapisan permukaan (lipid envelope) yang
mengandung antigen permukaan
2. Inti kapsid (icosahedral capsid core) yang
mengandung genom virus dan DNA
polimerase
Struktur Genom VHB
Anti HBs :
Surface antigen (HBsAg) : Protein pada permukaan virus. • Antibodi ini baru muncul setelah HBsAg hilang
• Anti HBs (+) = pernah mengalami infeksi atau riwayat
(+) menandakan adanya infeksi VHB baik akut maupun kronis.
vaksin
Envelope antigen (HBeAg) : selubung padaVHB anti Hbe (+) = menunjukkan bahwa VHB ada dalam
(+) mengindikasikan terjadinya replikasi VHB dan bersifat fase nonreplikatif.
infeksius.
Core antigen (HBcAg) : Inti pada VHB. Tidak dapat dideteksi anti – HBc IgM (+) = Infeksi akut
pada pemeriksaan serum. Anti - HBc IgG (+) = infeksi kronis.
AKUT KRONIS
Manifestasi Klinis
1. Akut
Fase prodromal :
• berlangsung 3-4 hari, kadang-kadang sampai 2-3 minggu,
• tidak enak badan, tidak ada nafsu makan, mual, badan meriang, kepala sakit dan nyeri pada perut
kanan
Fase ikterik
• penderita tampak kuning, kencing seperti the pekat, kotoran putih seperti dempul, temperature
menurun, kadang kadang ditemukan hepatosplenomegali.
Fase penyembuhan
• penderita masih merasakan rasa malas dan lemah yang kadang-kadang ada sampai beberapa
minggu. Pada masa ini warna kencing dan kotoran kembali normal.
2. Hepatitis B kronik
• umumnya asimptomatik,
• gejala klinis yang mungkin timbul adalah anoreksia menetap, penurunan berat badan, fatigue,
hepatosplenomegali, artritis, vaskulitis, glomerulonefritis, miokarditis, myelitis transversa, dan
neuropatiperifer
Window period : adanya suatu jarak antara hilangnya
HBsAg dan munculnya anti-HBs sehingga pada waktu
itu HBsAg dan anti-HBs keduanya negatif dan yang
positif hanya anti-HBc atau bersama dengan anti-HBe.
Fase window period inilah penyebab tersering infeksi
VHB melalui transfusi
HBsAg
Positif Negatif
Positif Negatif - + + -
A. Hepatitis B Akut
TUJUAN Indikasi
Pemeriksaan derajat kerusakan hati
FIBROSCAN SCORE
Pemeriksaan derajat kerusakan hati
APRI
Indikasi Terapi berdasarkan HBeAg
Indikasi Terapi berdasarkan HBeAg
Rekomendasi Konsensus Nasional
PPHI 2017
1. Pasien yang menunjukkan replikasi virus dengan ALT normal/ meningkat sedikit secara persisten
tanpa ada bukti fibrosis signigikan atau sirosis tidak termasuk dalam indikasi terapi. Pada kelompok
ini perlu dilakukan penelitian fibrosis non invasive dan monitoring tiap 3 bulan
2. Indikasi terapi pada pasien dengan HBeAg positif adalah pada pasien dengan HBV DNA >2X104
IU/mL dan ALT >2x batas atas normal
3. Pada pasien dengan HBeAg negatif, terapi dimulai pada pasien dengan HBV DNA >2x103 IU/mL
dan ALT >2x batas atas normal
4. Evaluasi fibrosif dengan cara invasive dapat dipertimbangkan pada pasien dengan fibrosis non
signifikan pada pemeriksaan non invasif, muatan virus tinggi, peningkatan ALT serum minimal yang
persisten, usia >30 tahun atau <30 tahun dengan faktor resiko tinggi. Terapi dimulai bila hasil
inflamasi sedang-berat atau fibrosis signifikan.
Jenis Terapi VHB
Rekomendasi Lini Pertama
1. Golongan Interferon
• Pegylated interferon alfa-2a :90-180 ug 1x seminggu
• Pegylated interferon alfa-sb :1-1.5 ug/kgBB 1x seminggu
2. Golongan
• Lamivudin 100 mg
• Adefovir 10 mg
• Entecavir 0,5 mg dan 1 mg
• Telbivudin 600 mg
• Tenofovir 300 mg
Pertimbangan Pemilihan
Obat
• Pada sirosis kompensata terapi dimulai bila HBV DNA >2000 IU/mL meskipun ALT
normal
• Pada sirosis dekompensata terapi dimulai terlepas dari kadar HBV DNA, ALT, dan
status HBeAg
• Reaksi sistem imunologi tubuh pada setiap individu yang mendapat vaksinasi
atau imunisasi vaksin hepatitis B itu berbeda beda. Pada keadaan tertentu
yang disebut “low responder” seperti orang berusia lanjut, bayi yang
premature, obesitas, ada penyakit autoimun reaksi sistem imunologi tubuhnya
akan lebih lama meskipun telah mendapat dosis yang adekuat vaksin
hepatitis B.
• Solusi untuk “low responder” ini yaitu dengan mengulang vaksinasinya dan
jika belum berhasil juga maka dapat diberikan dosis dua kali lipat dari dosis
dewasa normal perkali suntikan dengan harapan dapat meransang produksi
jumlah antibody hepatitis B yang adekuat, yaitu >10 mIU/mLdarah
Mengapa virus hepatitis B merupakan virus DNA?