Anda di halaman 1dari 48

Penyakit Hepatitis B


WIWIT DESI INTARTI, S.SI.T.,M.KEB
HEPATITIS B

 Hepatitis adalah suatu peradangan hati yang antara
lain dapat disebabkan oleh virus hepatitis B (VHB).
 Infeksi VHB akut maupun kronis dapat
menyebabkan radang hati, gagal hati, sirosis hati,
kanker hati dan menimbulkan kematian
 VHB sangat berbahaya karena dapat bermanifestasi
sebagai Chronic Carrier dan merupakan sumber
penularan bagi lingkungan
VIROLOGI VHB

Virus hepatitis B adalah jenis virus hepadna
viridae yang tergolong kelompok virus yang
hepatotropik.
Kelompok virus ini memiliki DNA dan
hanya menyerang sel-sel hati
Virus hepatitis B (VHB) adalah virus yang
species yaitu virus yang hanya menginfeksi
manusia
VIROLOGI VHB

 Virus hepatitis B (partikel Dane) merupakan partikel
yang terdiri atas selubung luar yaitu hepatitis B
surface antigen (HBsAg) yang membungkus bagian
dalam virus.
 Bagian dalam virus mengandung hepatitis B core
antigen (HBcAg), hepatitis B e antigen (HBeAg),
dalam nukleiokapsid didapatkan kode genetik yang
terdiri dari partially double stranded DNA, DNA
polymerase dan suatu aktivitas protein kinase
VHB

PROSES HBsAG

 Dalam perjalanan infeksi VHB ketiga bentuk partikel
tersebut dapat ditemukan dalam darah secara bersamaan.
 Pada infeksi VHB akut, HBsAg dapat dijumpai pada saat
munculnya gejala-gejala hepatitis,
 Pada infeksi hepatitis kronik hal ini terjadi pada fase
replikatif.
 Infeksi VHB muncul saat partikel berbentuk sferik dan
filament saja yang ada dalam peredaran darah, yaitu
pada fase integrasi yang merupakan fase non-replikafit
 HBsAg merupakan antigenik VHB, tetapi tidak infeksius,
tersusun atas karbohidrat, lipid dan protein
PROSES HBcAG

 HBcAg adalah komponen nukleokapsid VHB;
terdapat dalam sel hati dan di dalam partikel Dane
 HBsAg terdapat di dalam retikulum endoplasmik
sitoplasma.
 Tidak terdapat HBcAg bebas di dalam sirkulasi
darah, antigen ini dapat dideteksi hanya setelah
selubung virus dipecahkan
 Terdapatnya HBcAg dalam hati merupakan
petunjuk terjadinya replikasi VHB yang aktif
PROSES HBeAg

 HBeAg merupakan komponen nukleokapsid seperti
halnya dengan HBcAg tetapi mempunyai
determinan antigenik yang berbeda serta dapat
dideteksi dalam serum
 HBeAg dapat disekresi kedalam darah
 HBeAg menunjukkan VHB yang sangat infeksius
dan secara tidak langsung menunjukkan infektifitas
serum.
 Serum HBsAg positif dengan HBeAg positif
menunjukkan 1.000.000 kali lebih infeksius dari pada
serum HBsAg positif dengan anti-HBe positif
HBeAg

 HBeAg merupakan parameter dari replikasi virus,
karena itu prevalensinya berhubungan dengan
konsentrasi HBsAg tinggi (2 mg/cc atau lebih)
didapatkan prevalensi HBeAg sebesar 80%.
 Pada konsentrasi HBsAg antara 0,5mg/cc-1,5mg/cc,
lebih sering didapatkan anti-Hbe.
 Status HBeAg pada pengidap kronik VHB
dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk status
imunologik, etnik, sosio ekonomi/gizi, jenis kelamin
dan umur host.
DNA VHB

 DNA VHB merupakan dua rantai yang asimentris
dalam bentuk lingkaran.
 Bentuk asimentris ini diperlukan untuk replikasi
genom dalam hepatosit.
 DNA VHB yang positif dalam serum menunjukkan
adanya partikel VHB yang utuh (partikel Dane)
dalam tubuh penderita.
 Hilangnya DNA VHB didahului oleh hilangnya
HBsAg, HBeAg, dan IgM anti-HBc, dalam hal ini
proses penyembuhan sedang berlangsung
SIFAT VHB

VHB stabil pada suhu -200 C sampai lebih
dari 20 tahun dan tahan terhadap
pembekuan serta pencairan berulang kali.
VHB stabil pada suhu 370 C dan tahan
terhadap iradiasi ultraviolet.
Pada suhu 1000 C selama 10 menit, atau suhu
600 C selama beberapa jam dan pada pH 2.4
selama 6 jam infektivitasnya hilang tetapi
antigenisitasnya tetap.
EPIDEMIOLOGI HB

 Selain menyebabkan hepatitis virus akut, infeksi
virus hepatitis B diketahui dapat menyebabkan
penyakit hati kronik, seperti hepatitis kronik, sirosis
hati dan hepatoma.
 Persentase pengidap virus hepatitis B pada populasi
mulai kurang dari 2% di area dengan tingkat
endemisitas rendah hingga lebih dari 7% di area
dengan tingkat endemisitas tinggi
 Hepatitis B terjadi endemik dan infeksi lebih sering
terjadi pada orang dewasa dalam masyarakat
perkotaan dan sosio ekonomi yang buruk
FAKTOR RESIKO INFEKSI VHB

 FAKTOR RESIKO
1. Transfusi darah
2. Penggunaan jarum suntik bergantian
3. Kontak seksual
4. Pria homoseksual
5. Tato permanen dll
6. Pasien imunosupresif
7. Transplantasi
FAKTOR RESIKO INFEKSI VHB

 Kelompok Beresiko :
1. Bayi dari ibu HBsAG dengan HBeAg positif
2. Hemophilia dan leukimia
3. Pasien dengan hemodialisis
4. Donw syndrom dan retardasi mental
5. Transmisi melalui Nakes
6. Anggota keluarga yang menderita infeksi VHB
7. Status sosial ekonomi rendah dan hygiene yang
kurang

 Kondisi ibu karier HBsAg yang positif HBeAg hampir
selalu (>90%) menularkan infeksi hepatitis B pada
keturunannya, sedangkan ibu karier HBsAg dengan
anti-HBe jarang (10%-15%) menginfeksi keturunannya.
 Pada hampir semua kasus, infeksi akut pada neonatus
secara klinis asimtomatik, tetapi anak tersebut
kemungkinan besar menjadi seorang karier HbsAg.
 Sekitar 90% individu yang mendapat infeksi sejak lahir
akan tetap menderita HBsAg positif sepanjang
hidupnya dan menderita hepatitis B kronik.
Sedangkan hanya 5%-10% individu dewasa yang
mendapat infeksi akan mengalami hepatitis B kronik
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
EFEKTIVITAS PENULARAN

Penggunaan benda infeksius atau masuknya
cairan yang terinfeksi VHB ke dalam tubuh
secara berulang dalam waktu lama memiliki
efektifitas penularan VHB yang lebih tinggi
dibanding dengan penggunaan benda
tercemar yang hanya sekali atau tidak
terulang.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
EFEKTIVITAS PENULARAN

 HBeAg merupakan parameter dari replikasi virus,
karena itu prevalensinya berhubungan dengan
konsentrasi HBsAg.
 Bila HBeAg (+) maka penularan akan terjadi pada
10-20% individu
 Bila HBeAg (-) kemungkinan penularan hanya 1-
2,5%
TRANSMISI PENULARAN
INFEKSI VHB

 TANSFUSI DARAH
 HUBUNGAN SEKSUAL
TRANSMISI PENULARAN INFEKSI
VHB MELALUI TRANFUSI DARAH

 Perjalanan penyakit infeksi VHB, hati dan darah
merupakan organ yang mengandung HBsAg dengan
konsentrasi tertinggi dibanding dengan organ lain
 Hal ini menyebabkan angka kejadian infeksi VHB
pasca transfusi darah menjadi sangat tinggi..
 PAPARAN melalui tusukan jarum yang tercemar
oleh darah yang mengandung HBsAg dan HBeAg
positif (+) menimbulkan infeksi VHB sebesar 10-20%
TRANSMISI PENULARAN INFEKSI
VHB MELALUI KONTAK SEKSUAL

 HBsAg dapat ditemukan dalam semen atau cairan
selaput lendir vagina penderita hepatitis B sehingga
memungkinkan penularan melalui hubungan
seksual.
 Selain itu HBsAg dapat ditemukan dalam darah
menstruasi
 Partikel HBsAg juga ditemukan pada air liur
pengidap maupun penderita hepatitis B tiga minggu
setelah timbul gejala klinik, menghilang sebelum
HBsAg dalam serum menjadi negatif.
TRANSMISI PENULARAN INFEKSI
VHB MELALUI KONTAK SEKSUAL

 Walaupun HBsAg pada air liur dengan daya infeksi
yang rendah namun dapat terjadi penularan melalui
gigitan, ciuman atau melalui hubungan seksual
peroral.
 Penularan VHB melalui hubungan seksual infeksi
VHB mencapai 23- 42%. Hal ini disebabkan
hubungan suami istri atau kontak seksual dapat
terjadi berulang kali dan dalam waktu yang lebih
lama.
RESPON IMUN TERHADAP
INFEKSI VHB

 Antigen adalah zat yang dapat merangsang sistem
imunitas tubuh untuk menghasilkan antibodi
sebagai bentuk perlawanan. Antigen di dalam
tubuh manusia bisa berbentuk bakteri, virus, atau
bahan kimia tertentu.
 Zat yang dihasilkan oleh sistem kekebalan tubuh
untuk melawan antigen disebut sebagai antibodi.
 Antibodi memiliki bentuk yang menyerupai bentuk
antigen yang akan dilawan. Hal ini bertujuan agar
antibodi dapat menempel pada antigen dan
melawannya sehingga antigen tidak akan
berkembang.
Hasil Pemeriksaan Serologi

 Hepatitis B surface antigen (HbsAg). Tes ini dilakukan untuk
menilai penularan virus hepatitis B. Jika hasil negatif, berarti
tidak ada infeksi virus HBV dalam tubuh. Namun, jika hasil
positif, berarti ada infeksi yang bisa ditularkan ke orang lain.
 Hepatitis B core antigen (HbcAg). Tes ini dilakukan jika hasil
HbsAg menunjukkan hasil positif. Tujuan dilakukannya
adalah untuk menentukan tingkat  keparahan infeksi hepatitis
B (akut atau kronis).
 Antibodi hepatitis B surface antigen (anti-HbsAg). Tes ini
dapat menunjukkan kekebalan tubuh terhadap virus hepatitis
B. Jika hasil tes positif, berarti pernah mendapatkan vaksin
hepatitis B atau sedang berada dalam masa pemulihan
hepatitis B akut
SISTEM KEKEBALAN TUBUH

1. SISTEM KEKEBALAN UMUM
 terdapat pada : kelenjar minyak di kulit dan
telinga, saluran nafas, dinding saluran nafas.
 Terdapat pada: sel darah merah

 Proses batuk dan bersin merupakan cara


mencegah masuknya kuman dalam tubuh.
 Sel darah merah dan darah putih akan
membunuh kuman yang masuk dalam tubuh
SISTEM KEKEBALAN TUBUH

2. SISTEM KEKEBALAN KHUSUS
 Terdapat pada : sel darah putih (leukosit)
 Sel darah putih menmbentuk antibodi untuk
membunuh sel virus
 Leukosit dihasilkan atau disimpan pada pada
limpa, timus dan sum-sum tulang, dimana organ-
organ tersebut dikenal sebagai organ limfoid.
Leukosit juga tersimpan dalam gumpalan
jaringan limfoid yang lebih dikenal dengan
kelenjar limpa
SISTEM KEKEBALAN KHUSUS

Leukosit terdiri dari 2 tipe utama yang saling
bekerja sama untuk mencari dan membunuh
oraganisme atau zat penyebab penyakit :
1. Sistem imun alami terdiri dari sel APC
(antigen precenting cells) dan sel NK (natural
killer)
2. Respon imun adaptif
Sel APC dan NK

Sel APC terdiri dari : sel makrofag, sel
neutrofil, sel eusinofil, sel dendritik.
Fungsi : sel yang bertugas untuk mengenali
dan mengolah imunogen yang akan
diserahkan ke sel-sel yang berperan dalam
respon imun adaptif.
Sel NK berperan dalam respon imun alami.
Respon Imun Adaptif

 Respon imun adaptif yaitu sel limfosit.
 Limfosit adalah salah satu dari berbagai jenis
leukosit yang berukuran kecil dan memiliki fungsi
reaksi imunitas.
 Jumlah limfosit adalah 20-25% dari keseluruhan sel
darah putih. Sel- sel limfosit ini dibentuk di
sumsum tulang. L
 Limfosit berfungsi mempertahankan tubuh dari
serangan antingen berupa kuman, bakteri, virus,
ataupun zat kimia.
Sel Limfosit

Sel limfosit terdiri dari :
1. Limfosit B  menghasilkan antibodi
2. Limfosit T  menghasilkan sitokinin
Sikonin akan mengaktifkan sel yang
berperan dalam sistem imun untuk lebih
aktif dalam mempertahankan tubuh
terhadap serangan mikroba yang sifat
infektifnya tinggi,
RESPON IMUN TUBUH
(LEUKOSIT) TERHADAP VIRUS

 Sel leukosit akan membentuk respon imun alami
pada awal terpaparnya imunogen atau antigen ke
tubuh.
 Apabila sistem imun alami bisa mempertahankan
tubuh dari serangan imunogen maka tubuh
tidakakan merasakan sakit (FASE PERTAMA).
 Jika sistem imun alami tidak dapat mempertahankan
terhadap serangan imunogen atau antigen , maka
tubuh akan terinfeksi (FASE KEDUA).
RESPON IMUN TERHADAP
INFEKSI VHB

Fase 1 Fase Toleransi Imun (Replikasi
Tinggi – Inflamasi Rendah)
Fase 2 Immune Clearance (HBeAg Positif)
Fase 3 Fase Replikasi Rendah (Residual)
Fase 4 Hepatitis B kronik dengan HBeAg
Negatif
Fase 5 Fase denga n HBsAg negatif
FASE 1

Fase ini merupakan fase pertama infeksi
yang ditandai dengan tingkat toleransi
kekebalan inang (host) meskipun adanya
replikasi VHB yang aktif dengan titer HBsAg
sangat tinggi.
Konsentrasi virus tinggi di dalam darah,
namun tidak terjadi peradangan hati
FASE 1

 Kekurangan respon kekebalan inang (host) berarti
bahwa tingkat alanine aminotransferase (ALT) dan
histologi hati biasanya normal.
 Replikasi VHB aktif dan melepaskan VHB DNA,
HbeAg dan HBsAg, dapat terdeteksi dalam serum
 Respon kekebalan yang terbatas pada produksi
antibodi anti-HBc (merupakan awal pembentukan
dari IgM dan kemudian IgG), tetapi tidak bertindak
untuk menetralkan infeksi VHB.
FASE 2

 Fase hepatitis B kronik dengan HBeAg positif
dimulai begitu inang (host) meningkatkan respon
imun terhadap hepatosit yang terinfeksi virus
hepatitis B.
 Oleh sebab itu, pada pemeriksaan ALT (SGPT)
serum lebih tinggi menunjukkan respon yang lebih
kuat dan menunjukan bahwa ada kerusakan
hepatosit yang lebih banyak, dan hepatitis kronik
aktif, sehingga bisa terlihat pada ultrasound hati
(USG) atau biopsi
FASE 2

Pada 30% individu persisten dengan VHB
karena adanya replikasi virus yang
berkepanjangan.
Fase clearance menandakan pasien sudah
mulai kehilangan toleransi imun terhadap
VHB
Hepatitis aktif yang terjadi pada fase ini
dapat menyebabkan sirosis
FASE 3

Tubuh berusaha menghancurkan virus dan
menimbulkan pecahnya sel-sel hati yang
terinfeksi hepatitis B.
Sekitar 70% passien dapat menghilangkan
sebagian besar partikel virus tanpa ada
kerusakan sel hati.
FASE 3

 Penderita yang dalam fase replikasi rendah
mempunyai replikasi VHB minimal dan VHB DNA
rendah atau tidak terdeteksi. Dalam keadaan
demikian, HBeAg negatif, tetapi HBsAg positif
(rendah), konsentrasi ALT normal dikenal sebagai
carrier (pembawa).
 Sekitar 10% pada fase ini akan berkembang menjadi
hepatitis B kronik dengan HBeAg positif
 Sekitar 10-20% akan berubah menjadi hepatitis B
kronik yang HBeAg negatif
FASE 4

 Hepatitis B kronik dengan HBeAg negatif terjadi
karena varian VHB yang tidak bisa
menghasilkan HBeAg., terjadi mutasi pada
daerah inti genom, meskipun virusnya masih
bereplikasi secara aktif.
 Hepatitis B kronik dengan HBeAg negatif bisa
terjadi menyusul pada saat replikasi rendah atau
fase hepatitis B kronik dengan HBeAg positif
dan biasanya akan tergambar pada tahap
berikutnya dalam perkembangan penyakit
FASE 5

 Perkembangan terhadap pembersihan baik HBsAg
maupun HBeAg dikenal sebagai fase HBsAg negatif.
 Replikasi virus hepatitis B (VHB) bisa berlangsung
terus tetapi tidak terdeteksi dalam serum.
 Begitu pada fase HBsAg negatif, ada hasil yang
menunjukkan perbaikan dan risiko yang berkurang
dari komplikasi inti.
VAKSINASI HB

 Salah satu parameter efektifitas vaksin adalah
dengan melakukan pemeriksaan imunologis
berdasarkan pengukuran titer antibodi yaitu anti-
HBs.
 Vaksinasi hepatitis B dianggap berhasil bila titer
anti-HBs ≥10 mIU/mL, sebagian data lain
menunjukkan bahwa anti-HBs protektif pasca
vaksinasi adalah bila titer anti-HBs ≥100 mIU/mL.

 Vaksin hepatitis B merupakan vaksin rekombinan
yang telah diinaktivasi dan bersifat non-infeksius.
 Vaksin ini berasal dari HBsAg yang nantinya akan
memicu pembentukan anti-HBs pada tubuh sebagai
kekebalan terhadap hepatitis B.
 Vaksin hepatitis B berindikasi untuk pemberian
kekebalan aktif terhadap infeksi yang disebabkan
oleh virus Hepatitis B.

 sebelum dilakukan pemberian vaksin hepatitis B
sebaiknya diperiksa terlebih dahulu HBsAg dan
antiHBs. Bila kadar HBsAg positif, maka tidak perlu
dilakukan vaksinasi.
 Bila kadar anti-HBs >10 mIU/ml tidak perlu
dilakukan vaksinasi karena tubuh sudah memiliki
kekebalan alami (pemberian vaksinasi bermaksud
meningkatkan kadar anti-HBs)
PERTIMBANGAN PEMBERIAN
VAKSIN

 Namun pemberian vaksin harus dipertimbangkan pada
orang yang tepat.
 Kemungkinan terdapatnya virus hepatitis B pada
seseorang harus diperkuat dengan pemeriksaan
laboratorium lengkap terkait HBsAg, anti-HBs, bahkan
HBV-DNA. Sehingga kecenderungan untuk memasukkan
virus baru yang telah dilemahkan dalam formulasi vaksin
hepatitis B dapat menjadi sistem antibodi buatan yang
mampu menjaga kekebalan tubuh dari serangan virus
hepatitis B yang masuk ke dalam tubuh, bukan malah
sebaliknya.
CONTOH KASUS

Tahapan Hasil Laboratorium
pemeriksaan Lab
HbsAg Anti Hbs HBeAg Anti HBe SGOT/SGPT

Lab 1 Reaktif - - - 61/106


(6769)

Lab 2 Reaktif Non reaktif Reaktif Reaktif 40/17


(7302) (3,81) (0,071)

Lab 3 Reaktif Non reaktif Non Reaktif 25/9


(7740) Reaktif

Lab 4 Reaktif Non reaktif Non Reaktif 31/13


(7699) Reaktif
KETERANGAN HASIL LAB


 HBSAg : menandakan kadar antivirus dalam darah
 HBeAg : menandakan keadaan infeksius
 Anti HBS
: menandakan merupakan pengenal virus  reaktif berarti terjangkit Hep B
sebelumnya
: muncul jika seseorang sudah sembuh dari penyakit atau jika ada vaksinasi
buatan shg tubuh membuat kekebalan
Hasil Lab 1 – 4 :
 HBSAg turun dan naik kembali  virus masih terus membelah diri (Kondisi
Buruk)
 SGOT/SGPT  fungsi hati  normal 35-45  jika lebih maka terjadi
kerusakan hati
 Hep B merupakan penyakit kronis  Sirosis hati  kerusakan fungsi hati
 Penurunan hasil menunjukkan perbaikan fungsi hati
 HBeAg reaktif  keadaan infeksius
 Anti HBeAg  reaktif berarti sudah ada kekebalan
KESIMPULAN KONDISI DI KASUS


 virus masih terus membelah diri dalam sel hati, namun
peradangan di hati masih dapat ditekan oleh usaha
pengobatan saat ini
 Untuk menunjang kesembuhan, sebaiknya menerapkan
pola hidup sehat, yaitu:
 Tidak merokok dan minum alkohol
 Mengurangi asupan berlemak jenuh
 Menjaga berat badan tetap ideal melalui pola makan yang
baik serta berolahraga teratur
 Menghindari stres dan kelelahan fisik
 Menghindari mengonsumsi obat-obatan jika tidak perlu
KESIMPULAN

 sistem imun setiap orang berbeda-beda apabila
seseorang dalam kondisi fisik dan daya tahan tubuh
yang baik saat tertusuk jarum bekas maka bila
terdapat virus pada jarum akan sulit masuk ke
dalam tubuh
 Jika seseorang sudah pernah vaksin hepatitis B
khususnya petugas medis sehingga di dalam
tubuhnya sudah terdapat anti hepatitis B sehingga
bila virus menyerang maka akan kebal terhadap
virus tersebut
PERKENALAN

NAMA WIWIT DESI INTARTI, S.SI.T.,M.KEB

TTL CILACAP, 08 DESEMBER 1982


RIWAYAT • D 3 KEBIDANAN (AKBID PEMDA CILACAP)
PENDIDIKAN • D 4 BIDAN PENDIDIK (STIKES NGUDI WALUYO
UNGARAN)
• S2 KEBIDANAN (UNPAD BANDUNG)

RIWAYAT • D3 KEBIDANAN (STIKES GRAHA MANDIRI


MENGAJAR CILACAP)
• STIKES MEDISTRA INDONESIA
NO. HP • 081225521982
Email • Wiwit.desti1982@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai