Anda di halaman 1dari 39

dr.

Merylla Filianty Sipayung SpPD


HEPATITIS B
Infeksi virus hepatitis B (VHB) → masih merupakan masalah
besar di Indonesia → prevalensi yang tinggi dan komplikasinya.

 Lebih dari 2 miliar terinfeksi hepatitis B


 240 juta orang menderita hepatitis B kronik ( 6% dari seluruh
populasi dunia)
 Ranking ke-15 penyebab kematian di dunia
 Seratus kali lebih infeksius dibandingkan dengan HIV

Transmisi :
1. Melalui darah(penerima produk darah, pasien hemodialisis,
pekerja kesehatan, pekerja yg terpapar darah)
2. Transmisi seksual
3. Penetrasi jaringan (perkutan) atau permukosa
4. Transmisi maternal-neonatal (transmisi vertikal)
5. Tak ada bukti penyebaran fekal-oral
Hepatitis B
 VHB, virus dengan untaian ganda (double
stranded) DNA  Hepadnaviridae
 Infeksi hanya menyerang manusia dan hewan
vertebra tingkat tinggi (simpanse)
 Memiliki konsentrasi yang tinggi diserum (102 –
1010 copies/ml)
 Penyebab kondisi hepatitis akut dan kronik
Hepatitis B
 VHB, virus dengan untaian ganda (double
stranded) DNA  Famili Hepadnaviridae
 Infeksi hanya menyerang manusia dan hewan
vertebra tingkat tinggi (simpanse)
 Terdapat 10 genotip : A, B, C, D, E, F, G, H, I, J
 Prevalensi masing-masing genotif berbeda di
berbagai negara
 Masing-masing genotipe berbeda dalam hal
kronisitas dan perjalanan penyakit
 Memiliki konsentrasi yang tinggi diserum (102 –
1010 copies/ml)
 Penyebab kondisi hepatitis akut dan kronik
Bagian Virus Hepatitis B

HBsAg

HBeAg

HBV DNA
DNA
Polimerase
Sistem kekebalan
Tubuh mendeteksi
Keberadaan virus

Membunuh virus dengan


menyerang sel hati yang
Virus
terinfeksi
masuk ke
sel hati

Sel Hati
Berkembang biak
Membunuh virus dengan
menyerang sel hati yang
terinfeksi

Sel hati hancur


Sel Hati
SGPT/ALT
meningkat
Perjalanan Penyakit Hepatitis B
 Fase Imunotoleran : - Respon imun minimal
- VHB aktif bereplikasi
 Fase Imunoreaktif / Imunoclearance :
- Rekonstruksi imun
- Proses inflamasi
- Destruksi hepatosit
 Fase Karier Inaktif :
- Sistem imun tubuh berhasil melawan VHB
- Replikasi minimal
- Serokonversi HBeAg
 Fase Reaktivasi :
- Gambaran inflamasi aktif
- Derajat kerusakan hati fluktuatif
Progresivitas Penyakit Hepatitis B

Kanker
Hati
(Hepatoma
5%–10%1 pasien terinfeksi )
hepatitis B kronik

6% in 5 yr[2]

Infeksi 30%[1]
Infeksi Sirosis kematian
Kronik
Akut

- 90 % anak terinfeksi 23% in 5 yr2


berlanjut menjadi hepatitis Acute flare
B kronis
- <5% dewasa imunokompeten
berlanjut menjadi hepatitis Gagal Hati
B kronis

Torresi J, et al. Gastroenterology. 2000;118:S83. 2. Fattovich G, et al. Hepatology. 1995;21:77..1


3. Perrillo RP, et al. Hepatology. 2001;33:424.
Dampak infeksi jangka panjang
Sirosis
Sembuh Karier Tanpa Gejala yg Jelas

Infeksi Hepatitis Kanker RIP


Baru kronik Sirosis Hati

Pembawa Virus B Sirosis Kematian


(Karier) Jangka
panjang

15 – 30 Tahun
Hati Sehat

Fibrosis
(Parut)

Sirosis
(Pengerutan)

Kanker Hati
Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik
 Anamnesis :
- Nama, umur dan jenis kelamin
- Keluhan utama dan keluhan tambahan
- Riwayat penyakit dahulu
- Faktor risiko pajanan
- Riwayat keluarga dengan sirosis atau KHS
 Pemeriksaan Fisik :
- Ikterus
- Stigmata sirosis
Pemeriksaan Laboratorium
 Pemeriksaan diagnostik Hepatitis B
- HBsAg, HBeAg, VHB DNA, Anti HBs
 Pemeriksaan derajat kerusakan hati
- Darah lengkap, ALT, Albumin /Globulin, bilirubin,
GGT, Alkalin Fosfatase, PT
 Pemeriksaan ko-infeksi
- karena rute penularaan sama
- VHC, HIV
 Pemeriksaan lainnya :
- USG/biopsi hati (bila diperlukan) untuk
menyingkirkan kelainan hati metabolik atau autoimun
- AFP
Gejala
Bervariasi (tanpa gejala – gejala berat seperti muntah
darah dan koma)
Hepatitis akut, gejala amat ringan spt demam ringan,
mual, badan lemas, hilang nafsu makan, mata jadi kuning,
BAK berwarna gelap, diare dan nyeri otot.
Hepatitis kronik ditandai oleh persistensi HBsAg dan anti
HBc.
HBV DNA dpt terdeteksi lebih dari 6 bulan dgn
pemeriksaan non PCR.
Eksaserbasi hepatitis disebabkan oleh reaktivasi virus,
super infeksi virus hepatitis lain seperti HDV, HCV, HAV
dan karena obat-obatan.
Diagnosis

Diagnosis ditegakkan dgn pemeriksaan biokimia dan


serologik, virologi dan histopatologik( invasif : biopsi, non
invasif : fibroscan)

 Diagnosis Hepatitis B kronik :


1. HBsAg seropositif > 6 bulan
2. DNA VHB serum > 20.000 IU/ml
3. Peningkatan ALT yang persisten maupun intermiten
4. Biopsi hati yang menunjukkan hepatitis kronik dengan
derajat nekroinflamasi sedang sampai berat.
Indikasi Terapi

 Nilai DNA VHB serum


 Status HBeAg
 Nilai ALT (SGPT)
 Gambaran histologis hati
Pemeriksaan Lanjutan
Untuk Mengetahui Aktifasi Virus
HBsAg

+ -

Virus Hepatitis B + Virus Hepatitis B -

HBeAg Anti HBe Tata Laksana

Vaksinasi

+ - + -

Virus Aktif Virus “Tdk Aktif”


Pemeriksaan Lanjutan
Untuk Mengetahui Status Antibodi
Anti HBs dengan Titer

+ -

>10 IU/L < 10 IU/L

Antibodi Antibodi Tidak Ada

Adekuat Tdk Adekuat Antibodi

Monitor

AntiHBs dgn Titer Booster Tata Laksana

1 Tahun sekali Vaksinasi


Pencegahan
Upaya pencegahan dibagi dua yaitu upaya bersifat umum
dan upaya lebih spesifik (imunisasi VHB).

Pencegahan Umum :
1. Uji tapis donor darah dgn uji diagnosis yg sensitif
2. Sterilisasi instrumen secara adekuat-akurat
3. Tenaga medis senantiasa menggunakan sarung
tangan
4. Penyuluhan agar penyalahguna obat tidak
menggunakan jarum suntik bergantian
5. Mencegah kontak mikrolesi, menghindar dari alat yg
dapat menularkan HVB(sikat gigi, sisir)
6. Skrining ibu hamil pd awal dan trimester ke-3
kehamilan
7. Skrining populasi risiko tinggi tertular HVB
8. Perilaku seksual yang aman
Imunisasi
Imunisasi berupa aktif dan pasif

Imunisasi pasif digunakan hepatitis B immune


globulin(HBIg) yg dibuat dari plasma manusia. Memberikan
proteksi secara cepat untuk jangka waktu terbatas(3-6 bln).
Sebaiknya pemberian HBIg diberikan dalam waktu 48 jam
setelah terpapar VHB.

Imunisasi aktif terutama diberikan kepada bayi baru lahir


dalam waktu 12 jam pertama.

Untuk mencapai tingkat serokonversi yang tinggi dan


konsentrasi anti-HBs protektif (10 mIU/mL), imunisasi
diberikan 3 kali dengan jadual 0,1,6 bln.
Tujuan Terapi Hepatitis
1. Menurunkan kadar DNA VHB hingga tidak terdeteksi
dengan PCR
2. Serokonversi HBeAg yaitu hilangnya HBeAg dan
digantikan dengan munculnya Anti-Hbe ( hanya pada
pasien HBeAg (+))
3. Normalisasi ALT (SGPT)
4. Serokonversi HBsAg yaitu hilangnya HBsAg dan
digantikan dengan munculnya Anti-HBs
5. Mencegah progresi penyakit menuju sirosis dan KHS
TERAPI

Interferon α (IFN-α)

Antiviral pertama untuk infeksi hepatitis B, disahkan oleh FDA


tahun 1992.
Injeksi IFNα s.c sebesar 10 juta unit 3kali seminggu atau 5
juta unit setiap hari selama 16-24minggu memberikan hasil
penurunan HBeAg sebesar 30%.
IFN memiliki khasiat antivirus, imunomodulator, anti proliferatif
dan anti fibrotik. IFN tidak memiliki khasiat anti virus langsung
tetapi merangsang terbentuknya berbagai macam protein
efektor yang berkhasiat antivirus.
Khasiat IFN pada hepatitis B kronik terutama disebabkan oleh
khasiat imunomodulator.
Lamivudine

Obat analog nukleosid oral yang menghambat enzim


reverse transkriptase yang berfungsi dalam transkripsi
balik dari RNA menjadi DNA yang terjadi dalam replikasi
VHB.

Obat ini awalnya digunakan untuk terapi HIV (1995)


kemudian dipergunakan untuk terapi hepatitis B (1998).

Keuntungan utama dari lamivudine adalah keamanan,


toleransi pasien serta harganya yang relatif murah.
Kerugiannya adalah seringnya timbul kekebalan.
Telbivudine

Obat analog L- nukleosida thymidine yang efektif


melawan replikasi VHB. Obat ini diberikan secara oral
dengan dosis optimal 600 mg/hari
Pegylated Interferon alfa(PEG IFNα)

Penambahan polietilen glikol (PEG) menimbulkan


senyawa IFN dgn umur paruh yg jauh lebih tinggi
dibandingkan IFN biasa sehingga IFN berada dalam
sirkulasi darah lebih lama.

PEG IFNα memiliki mekanisme kerja ganda yg unik


sebagai imunomodulator dan antivirus.
Sebagai imunomodulator, PEG IFNα akan
mengaktivasi makrofag, sel natural killer dan limfosit T
sitotoksik serta memodulasi pembentukan antibodi yg
me↑ respons imun host untuk melawan virus hepatitis
B.

Sebagai antivirus dgn menghambat replikasi virus


hepatitis B melalui aktivasi ribonuclease, elevasi
protein kinase dan induksi 2’,5’-oligodenylate
synthetase.
Adevofir dipivoxil
Adefovir dipivoxil dipakai utk pasien baru hepatitis B dgn
replikasi virus yang aktif, pada pasien yang gagal dgn
lamivudine, pasien pasca transplantasi hati, pasien
dekompensasi hati dan koinfeksi dengan HIV.

Adefovir difosfat bekerja menghambat HBV polymerase


dgn berkompetisi langsung dgn substrat endogen
deoksiadenosin difosfat dan setelah berintegrasi dgn HBV
DNA sehingga pembentukan rantai DNA virus hepatitis B
terhenti.

Dosis yang dianjurkan adalah 10 mg per hari.

Efek samping gagal ginjal jika digunakan dosis tinggi (30


mg/hari).
Entecavir
Entecavir adalah nukleosida analog yg mempunyai efek
kuat anti virus hepatitis B. Juga aktif pada infeksi HIV.

Entecavir digunakan untuk terapi hepatitis kronik B


dewasa dengan replikasi virus aktif.

Dosis dianjurkan adalah 0,5 mg/hari untuk pasien


hepatitis B kronik. Untuk pasien dgn lamivudine resisten
dosis dinaikkan menjadi 1 mg/hari.

Gejala samping jarang tapi jika ditemukan adalah sakit


kepala, mual dan diare.
Terapi lain

Beberapa terapi terbaru yang dalam penelitian seperti


emtricitabine (sangat mirip lamivudine baik struktur,
potensi dan profil resistensi), dan tenofovir (mirip adefovir
tapi dengan potensi dan profil resistensi yang lebih baik
dibanding adefovir).
HEPATITIS B
KRONIS AKTIF “CONTROL” “CURE”

Menekan Jml •
HBV DNA 
virus
Hilangnya • Serokonversi •
Monitoring &
SGPT  kerusakan sel HBeAg
Pengobatan
Anti Virus hati Hilangnya •
Rusaknya Hati virus secara
/Nukleosida Perbaikan •
Analog jaringan hati menetap
Fibrosis
Jangka Berkurangnya • Hati yang •
Sirosis Panjang Laju sehat
Penyakit
Gagal Fungsi Hati

Kematian
Memperbaiki Jaringan Hati
Jaringan
Hati
Normal
Nekrosis
Inflamasi

Inflamasi
Nekrosis

Jaringan
Nekrosis Hati
Normal

Jaringan
Hati
Normal Sebelum Terapi Sesudah Terapi
Daftar petanda hepatitis virus dan maknanya.
(Tes serologi)
Petanda Makna

Hepatitis A
Anti-HAV IgM Hepatits A akut
Anti-HAV IgG Imun thd hepatits A

Hepatitis B
HBsAg Pengidap hepatitis B akut atau kronik
Anti-HBc IgM Hepatitis B akut (titer tinggi)
Hepatitis B kronik (titer rendah)
Anti-HBc IgG Pemaparan thd HBV yg lalu (HBsAG Negatif)
Hepatitis B kronik (HBsAG Positif)
Anti-HBs Imun thd HBV
HBeAg Hepatitis B akut. Bila menetap, berkelanjutan
Anti-HBe Konvalesen atau berkelanjutan
DNA-HBV Infeksi berkelanjutan

Hepatitis Delta Infeksi akut atau kronik dg HDV


Anti-delta IgM Infeksi HDV kronik (titer tinggi dg anti delta
IgM positif)
Anti-delta IgG Infeksi HDV yg tlh lalu (titer rendah, anti-delta
IgM negatif)
HEPATITIS VIRUSES
Hepatitis A B C D E G

Family Picorna Hepadna Flavi Viroid Calici Flavi?

Nucleic acid RNA DNA RNA RNA RNA RNA

Incubation 14 - 45 30 - 180 14 - 180 ? 14 - 60 ?

Transmision
-Fecal-oral Yes No No No Yes No
-Blood No Yes Yes Yes No Yes
-Vertical No Yes Yes Yes No ?
-Sexual No Yes Yes Yes No ?

Antigen HAAg HBsAg, - HDAg HEAg -


HBeAg

Antibodies Anti-HAV, Anti-HBs Anti-HCV Anti-HDV - -


Anti-HAV IgM Anti-Hbe Anti-HDV
Anti-HBc IgM

Acute > 99% > 90% 10 – 40% 50 - 80% > 95% ?

Chronic 0% < 10% 30 – 90% 20 – 50% < 5% ?

L. Sirosis < 0.1% 1% 5 – 30% 10% ? ?


Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai