Anda di halaman 1dari 64

ARITMIA

oleh:
Ali Subekti

Pembimbing:
dr. T. Rahadiyan, Sp.JP (K) .FIHA
BAB I
PENDAHULUAN

Aritmia adalah irama jantung yang abnormal, dimana jantung berdenyut secara tidak teratur, bisa terlalu
cepat atau lambat.

Aritmia bisa terjadi begitu saja tanpa sebab, atau akibat sesuatu yang merangsang jantung seperti stres,
tembakau, kafein, atau stimulan lainnya.

Aritmia dikategorikan menurut tempat asal gangguan listriknya. Aritmia yang dimulai dari (atrium) disebut
atrial supraventikular, sedangkan yang berasal dari (ventrikel) disebut aritmia ventrikular.
BAB II TINJAUN
PUSTAKA
1
ANATOMI
DEFINISI

Gangguan irama jantung atau aritmia merupakan komplikasi yang sering terjadi pada infark
miokardium. Aritmia atau disritmia adalah perubahan pada frekuensi irama jantung yang
disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal atau otomatis.

Gangguan irama jantung tidak hanya terbatas pada iregularitas denyut jantung tapi juga termasuk
gangguan kecepatan denyut dan konduksi. Aritmia jantung menyebabkan detak jantung menjadi terlalu
cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur.

Aritmia dan HR abnormal tidak harus terjadi bersamaan. Aritmia dapat terjadi dengan HR yang normal, atau dengan HR yang
lambat (disebut bradiaritmia - kurang dari 60 per menit). Aritmia bisa juga terjadi dengan HR yang cepat (disebut
tachiaritmia - lebih dari 100 per menit).
EPIDEMIOLOGI

Makin bertambah usia, persentase kejadian akan


Data epidemiologi yang diperoleh dari New England Medical meningkat yaitu 70 % pada usia 65 – 85 tahun dan 84 %
Journal (2011) menyebutkan bahwa kelainan struktur arteri di atas 85 tahun.
koroner merupakan penyebab 80 % gangguan irama jantung
yang dapat berakhir dengan kematian mendadak.

Data yang diperoleh dari Framingham (2002) menyebutkan angka kejadian


gangguan irama jantung akan meningkat dengan pertambahan usia.
Diperkirakan, populasi geriatri (lansia) akan mencapai 11,39 % di Indonesia
atau 28 juta orang di Indonesia pada tahun 2020.
ETIOLOGI

Peradangan Gangguan Gangguan Gangguan


Jantung Sirkulasi Obat-obatan Keseimbangan Saraf
Koroner Elektrolit Otonom

Gangguan
Psikoneurotik Gangguan Kardiomiopati Penyakit
Gangguan
dan Susunan Metabolik dan Tumor Degenarasi
Endokrin
Saraf Pusat Jantung
PATOFISIOLOGI

Di dalam jantung terdapat sel-sel yang mempunyai sifat automatisasi artinya


dapat dengan sendirinya secara teratur melepaskan rangsang. Impuls yang di
hasilkan dari sel-sel ini akan digunakan untuk menstimulus otot jantung
untuk melakukan kontraksi.Sel-sel tersebut adalah SA node, AV node, Bundle
His, dan serabut Purkinjee. Secara normal, impuls akan di hasilkan oleh SA
node, yang kemudian diteruskan ke AV node, bundle his, dan terakhir ke
serabut purkinje

Terjadinya aritmia dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor yang


pertama ialah menurunnya fungsi SA node, sehingga AV node menghasilkan
impuls sendiri, impuls ini akan diteruskan seperti biasanya sampai ke
serabut purkinje. Pada serabut purkinje akan diterima 2 impuls yang berasal
dari SA node dan AV node sehingga menyebabkan mekanisme reentry.
Kedua impuls yang dihasilkan oleh SA node, akan terhambat pada percabangan SA node (Sinus arrest) sehingga impuls tidak
sampai ke AV node, maka AV node secara otomatis akan menghasilkan impuls sendiri sehingga timbul juga irama jantung
tambahan. Penghambatan impuls tidak hanya dapat terjadi pada percabangan SA node, tetapi dapat terjadi pada bundle his juga.
 Anxietas
 Gelisah
 Capek dan lelah serta gangguan aktivitas
 Palpitasi
 Nyeri dada
Manifestasi Klinis
 Vertigo, syncope
 Tanda dan gejala sesak, crakles
 Tanda hipoperfusi
Arrhythmia
Sumber impuls listrik
• Nodus SA : SB, ST, Sinus arrhythmia
• Atrium : AES, SVT, MAT, Af, AF
• Junctional : JES, JR, AccJR, JT
• Ventrikel : VES, IVR, AccIVR, VT,
Torsade de Pointes, VF

AV blok : AV blok derajat I, derajat II


(tipe 1 & 2), derajat III (total)
Sinoatrial Node
(SAN)
Sinus Bradycardia (SB)
Sinus Tachycardia (ST)
Sinus Arrhythmia
Atrium
Atrial Extrasystole (AES)
Premature Atrial Contraction (PAC)
Supraventricular Tachycardia (SVT)
• Irama teratur, HR > 150 x/m
• Gelombang P kecil, kadang (-)
• Interval PR memendek atau (-),
• Kompleks QRS ≤ 0,12 detik (sempit)
Supraventricular Tachycardia (SVT)
Multifocal Atrial Tachycardia (MAT)

• Irama tidak teratur, HR : 100-150


• Irama tidak beraturan , tidak teratur dengan berbagai interval PP,
PR, dan RR
• Setidaknya 3 morfologi gelombang P dalam sadapan yang sama.
• Beberapa gelombang P mungkin tidak terhubung
Multifocal Atrial Tachycardia (MAT)
Atrial Fibrillation (AF)
Atrial Flutter (Af)
Atrial Fibrillation – Atrial Flutter
Frekuensi
• < 60 x/m : slow response (SVR)
• 60-100 x/m : normo response (NVR)
• >100 x/m : rapid response (RVR)
Atrioventricular Junction
(AV Junction)
Junctional Rhythm (JR)
Junctional Escape Rhythm
Accelerated Junctional Rhythm (Acc JR)
Junctional Extrasystole (JER)

• Irama tidak teratur, karena ada extrasystole


• HR tergantung irama dasar
• Gelombang P (+) sebelum / sesudah kompleks QRS, kadang
tidak terlihat, bentuk terbalik
 L II (-) & L aVR (+)
• Interval PR memendek atau tidak dapat diukur
• Kompleks QRS ≤ 0,12 detik (sempit)
Wolff Parkinson White (WPW) Syndrome
• Irama teratur, HR umumnya 60-100 x/m
• Gelombang P normal
• P : QRS = 1 : 1
• Interval PR < 0,12 detik
• Kompleks QRS > 0,12 detik (lebar)
• Gelombang Delta
Wolff Parkinson White (WPW) Syndrome
Ventrikel
Ventricular Extrasystole (VES)
Premature Ventricular Contraction (PVC)
• Irama tidak teratur, karena ada extrasystole
• HR tergantung irama dasar
• Gelombang P (-), Interval PR (-)
• Kompleks QRS > 0,12 detik (lebar)
VES unifocal, multifocal
VES couplet, triplet, consecutive (Salvo)
VES bigemini, trigemini, quadrigemini
VES R on T
Ventricular Extrasystole (VES)
Unifocal

Ventrikel ektra systole yang bentuknya serupa dalam lead yang sama, Jika berbeda bentuk tetapi
dengan lead yang berberbeda, belum tentu bentuk unifocal.
Ventricular Extrasystole (VES)
Multifocal

Ventrikel ekstra systole yang memiliki bentuk beragam dalam lead yang sama.
Ventricular Extrasystole (VES)
Coupled

Coupled artinya setelah kompleks normal mucul dua VES sekaligus.


Ventricular Extrasystole (VES)
Triplet

Coupled artinya setelah kompleks normal mucul tiga VES sekaligus.


Ventricular Extrasystole (VES)
Bigeminal

Bigemini adalah setiap satu kompleks normal di ikuti satu VES.


Ventricular Extrasystole (VES)
Quadrigeminal

Quadrigeminal adalah setiap satu PVC diantara empat kompleks QRS normal.
Ventricular Extrasystole (VES)
R on T

R on T adalah gelombang R dari PVC jatuh pada gelombang T denyutan sebelumnya.


Idioventricular Rhythm (IVR)
Accelerated Idioventricular Rhythm (Acc IVR - AIR)
Ventricular Fibrillation (VF)
Ventricular Fibrillation (VF)
Ventricular Tachycardia (VT)

• Irama teratur, HR >100 x/m


• Gelombang P (-), Interval PR (-),
• Kompleks QRS > 0,12 detik (lebar)
• Monomorphic, Torsade de Pointes
Ventricular Asystole
ATRIOVENTRICULAR
BLOCK
(AV BLOCK)
First Degree AV Block

• Perlambatan atau obstruksi


transmisi impuls dari atrium ke
ventrikel (conduction delay in the
AV junction)
First Degree AV Block

• Irama teratur, HR umumnya 60-100 x/m


• Gelombang P normal, P : QRS = 1 : 1
• Interval PR memanjang, > 0,20 detik, konstan
• Kompleks QRS ≤ 0,12 detik (sempit)
Second Degree AV Block

• Sebagian impuls dari


atrium terhambat secara
total pada AV node dan
gagal untuk diteruskan ke
ventrikel
• Sebagian gelombang P
tidak diikuti kompleks QRS
Second Degree AV Block
Mobitz Type 1 (Wenckebach)

• Secara anatomis
umumnya hambatan
berada pada daerah
“di atas” AV junction
Second Degree AV Block
Mobitz Type 1 (Wenckebach)
Second Degree AV Block
Mobitz Type 2

• Secara anatomis
umumnya hambatan
berada pada daerah
“di bawah” AV
junction
Second Degree AV Block
Type 2

• Irama atrial teratur, irama ventrikel tidak teratur


• Frekuensi A > F
• Gelombang P normal, ada satu atau lebih gelombang P
tidak diikuti kompleks QRS
• Interval PR normal atau memanjang, namun konstan
• Kompleks QRS sempit/lebar
Third Degree AV Block

• Hantaran impuls
terhambat secara total
dari atrium ke
ventrikel
• Lokasi :
- AV junction
- Bundle of His
Third Degree AV Block (TAVB)
• Irama teratur
• Frekuensi A > F, frekuensi ventrikel tergantung dari mana
aktivitas berasal (AV node / Purkinje fiber)
• Gelombang P bentuk dan ukuran normal, ada beberapa
gelombang P yang tidak diikuti kompleks QRS
• Interval PR tidak dapat diukur karena tidak ada hubungan
antara gelombang P dengan kompleks QRS
• Kompleks QRS sempit / lebar tergantung dari mana
aktivitas berasal
Lebar : dari ventrikel, sempit : dari AV node
Third Degree AV Block (TAVB)
DIAGNOSIS

ANAMNESIS Pemeriksaan Pemeriksaan


Fisik Penunjang

 Keluhan Utama  Elektrokardiogram (EKG)


 Inspeksi
 Riwayat Penyakit Sekarang  Rontgen (radiografi dada)
 Palpasi
 Riwayat Penyakit Dahulu  Ekokardiografi dan
 Perkusi
 Riwayat Penyakit Keluarga Ultrasonografi Doppler
 Auskultasi
 Riwayat Sosial Ekonomi  Pemeriksaan darah.
 Riwayat Obat-obatan  Angiografi
Tatalaksana

Pengobatan aritmia bervariasi, berdasarkan gejala-gejala dan risiko aritmia.


 Aritmia asimtomatik tanpa risiko serius tidak memerlukan pengobatan.
Aritmia simtomatik mungkin memerlukan perawatan untuk meningkatkan kualitas hidup.
Aritmia yang berpotensi mengancam jiwa memerlukan pengobatan.
Pengobatan diarahkan sesuai penyebab. Jika perlu, dapat digunakan terapi antiarrhythmia
secara langsung, antara lain dengan obat antiarrhythmia, kardioversi-defibrilasi, pacemaker,
atau kombinasi.
Pasien dengan aritmia yang menyebabkan atau berpotensi menyebabkan gejala
hemodinamik harus dilarang mengemudi sampai ada respons pengobatan yang baik.
Pengobatan Aritmia Golongan I
Golongan I A (Kuinidin, Prokainamid, Disopiramid)
 Golongan I B (Lidokain, Fenitoin, Tokainid, Meksiletin)
 Golongan I C (Flekainid, Enkainid, Propafenon)

Golongan II
β-Beta Bloker (Propranolol, Asebutolol dan Esmolol)

Pengelompokan kerja obat antiaritmia yang


paling banyak digunakan secara luas dibagi
menjadi empat golongan. Golongan III
(Bretilium, Amiodaron, Sotalol, Dofetilid dan Ibutilid)

Golongan IV
(Antagonis Kalisium) Verapamil dan Diltiazem
Stroke

KOMPLIKASI Gagal Jantung

Tekanan darah menurun secara


drastis (Syncope)
PROGNOSIS

Sebagian besar aritmia tidak menyebabkan gejala atau menganggu kemampuan jantung untuk memompa darah. Jadi biasanya
aritmia menimbulkan resiko yang sedikit atau tidak ada, meskipun aritmia dapat menyebabkan kecemasan yang besar.

jika seseorang menyadari aritmia. Hasilnya tergantung pada beberapa faktor:


 Bentuk aritmia-nya
 Apakah itu adalah aritmia atrium atau aritmia yang lebih berbahaya seperti takikardia ventrikular atau fibrilasi ventrikel, yang
berpotensi fatal.
 Kemampuan memompa keseluruhan dari jantung. Dengan kata lain, persentase darah yang dipompa oleh jantung dari
ventrikel ke tubuh dan Fibrilasi ventrikel dapat mematikan dalam beberapa menit.
 Takikardia ventrikular berpotensi berbahaya jika berlangsung terlalu lama, tapi takikardia supraventricular biasanya tidak
berbahaya.
 Bradikardia jarang menyebabkan masalah setelah Anda memiliki alat pacu jantung implan.
Kesehatan pasien.

Prognosis juga tergantung pada seberapa baik jantung Anda bekerja di luar aritmia. Jika jantung memompa dengan baik dan
Anda tidak memiliki penyakit jantung lainnya, cenderung jauh lebih baik daripada jika anda mempunyai penyakit yang telah
merusak otot jantung atau katup jantung.
BAB III
KESIMPULAN
Aritmia atau disritmia adalah perubahan pada frekuensi dan irama jantung yang disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal
atau otomatis.Aritmia timbul akibat perubahan elektro fisiologi sel-sel miokardium.Beberapa tipe malfungsi jantung yang paling
mengganggu tidak terjadi sebagai akibat dari otot jantung yang abnormal tetapi karena irama jantung yang abnormal.

Aritmia jantung biasanya satu atau gabungan dari kelainan sistem irama kanduksi jantung:
 Irama abnormal dari pacu jantung.
 Pergesaran pacu jantung dari nodus sinus ke bagian lain dari jantung.
 Blok pada tempat-tempat berbeda sewaktu menghantarkan impuls melalui jantung.
 Jalur hantaran impuls yang abnormal melalui jantung.
 Pembentukan yang spontan dari impuls abnormal pada hampir semua bagian jantung.

Penyebab yang paling umum dari aritmia ventrikel adalah penyakit miokard (iskemi dan infark), yang disertai dengan perubahan
keseimbangan elektrolit, gangguan metabolisme, toksisitas obat dan vasospasme coroner. Karena implus berasal dari ventrikel,
maka tidak melalui system konduksi yang normal melainkan jaringan otot ventrikel.
THANK
YOU!

Anda mungkin juga menyukai