Anda di halaman 1dari 20

CLINICAL SCIENCE SESSION

OLEH
RTS RISKY TERESIA FAUZI, SKED

PEMBIMBING
DR.DR HERLAMBANG NOERJASIN, SPOG (K) FM
PENDAHULUAN

Endometriosis diketahui sejak tahun 1600 SM berdasarkan catatan Papyrus

Ditemukan lebih banyak pada perempuan tidak kawin pada umur muda dan
tidak mempunyai banyak anak

Penanganan endometriosis memerlukan diagnosa yang tepat, pengobatan


hormonal masih merupakan pilihan utama walaupun beberapa peneliti
menyatakan bahwa pengobatan gabungan hormonal dan pembedahan
memberikan hasil yang lebih baik.
DEFINISI

Endometriosis adalah jaringan ektopik yang memiliki susunan kelenjar atau


stroma endometrium ataupun kedua-duanya dengan atau tanpa makrofag yang
berisi hemosiderin dan fungsinya mirip dengan endometrium dan bersifat
jinak dan dapat menyebar ke organ-organ lainnya.
LOKASI ENDOMETRIOSIS

1. Ovarium
2. Peritoneum dan ligamentum sakrouterina
3. Kavum douglas
4. Dinding belakang uterus
5. Tuba falopi
6. Plika vesiko uterina
7. Ligamentum rotundum
8. Sigmoid
9. Septum rektovaginal
10. Kanalis inguinalis
11. Apendiks
12. Umbilikus
13. Serviks uteri, vagina, vesika uterina, vulva dan perineum
14. Jaringan parut laparotomi
15. Kelenjar limfe
16. Lengan, paha, pleura dan perikardium
PATOGENESIS

Teori implantasi dan regurgitasi ( John A.Sampson)

Menstruasi Rongga pelvis


PATOGENESIS

Teori Metaplasia ( Robert Meyer)

Sel-sel epitel selom Metaplasia dari sel-


sel selom

Terbentuk jaringan
endometrium
PATOGENESIS

Teori Penyebaran Limfogen ( Halban)

Jaringan endometrium menyebar melalui saluran limfatik yang mendrainase


rahim, kemudian diangkut keberbagai lokasi di pelvis yang kemudian tumbuh
secara ektopik
PATOGENESIS

Teori Imunologik

Endometriosis didefinisikan sebagai penyakit autoimun yang melibatkan


makrofag peritoneal. Wanita dengan endometriosis memiliki makrofag lebih
besar yang mensekresi growth factor yang multipel dan sitokin yang
meningkatkan perkembangan endometriosis, atraksi leukosit kearea spesifik di
kontrol oleh chemokine, yaitu sitokinkemotaksis. Populasi makrofag di
endometriosis menemukan kerusakan sel endometrial yang normal.
GAMBARAN MIKROSKOPIK

Terdapat kelenjar-kelenjar dan stroma endometrium, serta perdarahan bekas


dan baru berupa eritrosit, pigmen hemosiderin dan sel makrofag berisi
hemosiderin yang sekitarnya terdapat sel radang dan jaringan ikat.
PATOLOGI

Pada ovarium terdapat kista biru berisi darah tua menyerupai coklat

Darah tua keluar karena luka pada dinding kista

Perlengketan ovarium dengan uterus, sigmoid dan pelvis

Saat menstruasi kista robek dan darah masuk ke ronga peritoneum

Acute abdomen
GEJALA KLINIS

Gejala – gejala yang ditemukan :

1. Dismenorea
2. Dispareunia
3. Diskezia
4. Gangguan miksi dan hematuria
5. Gangguan haid dan siklusnya
6. infertilitas
KLASIFIKASI

Acosta (1973)
1. Ringan
Penyebaran endometriosis tanpa perlekatan anterior atau posterior kavum douglas atau
permukaan ovarium atau peritoneum pelvis

2. Sedang
Endometriosis pada satu atau kedua ovarium disertai parut dan retraksi atau endometrioma kecil
Perlekatan minimal disekitar ovarium yang mengalami endometriosis
Endometriosis pada anterior atau posterior kavum douglas dengan parut atau retraksi atau
perlekatan tanpa implantasi di kolon sigmoid

3. Berat
Endometriosis pada satu atau dua ovarium dengan ukuran lebih dari 2 x 2 cm²
Perlekatan satu atau dua ovarium atau tuba atau kavum douglas karena endometriosis
Implantasi atau perlekatan usus dan atau traktus urinarius yang nyata
KLASIFIKASI
Stadium I (minimal) 1-5
Stadium II (ringan) 6-15
Stadium III (sedang) 16-40
Stadium IV (berat) >40
American Fertility Society
Peritoneum

Endometriosis < 1cm 1-3 cm > 3 cm

Dangkal 1 2 4

Dalam 2 4 6

Dangkal kanan 1 2 4
ovarium

Dalam 4 16 20

Dangkal kiri 1 2 3

Dalam 4 16 20

Posterior Sebagian Lengkap


Culdesac
Obliterasi 4 40

Perlekatan <1/3 penutuan 1/3 – 2/3 penutupan >2/3 penutupan

Kanan berselaput 1 2 4
Tuba

Rapat 4 8 16

Kiri berselaput 1 2 4

Rapat 4 8 16

Kanan berselaput 1 2 4
Ovarium

Rapat 4* 8* 16

Kiri berselaput 1 2 4

Rapat 4* 8* 16
DIAGNOSIS

Diagnosis berdasarkan anamnesis da pemeriksaan fisik, dipastikan


pemeriksaan laparoskopi.
Pemeriksaan laboratorium tidak memberikan tanda yanng khas, apabila ada
darah dalam tinja atau air kencing pada saat haid dapat menjadi petunjuk
tentang adanya endometriosis pada rektosigmoid atau kandung kencing
PENCEGAHAN

Kehamilan adalah cara pencegahan yang paling baik untuk endometriosis


karena gejala akan berkurang atau hilang pada waktu kehamilan karena regresi
endometrium dalam endometriosis
TERAPI MEDIS

1. Analgetik
2. Pil kontrasepsi oral
3. Agen androgenik
4. Agen progestogen
5. Antiprogestogen
TERAPI PEMBEDAHAN

- Dilakukan pada stadium III atau IV


- Umumnya bersifat konservatif secara laparotomi atau laparoskopi operatif
KOMPLIKASI

Komplikasi paling sering adalah pecahnya kista dan tidak terangkatnya


seluruh dinding kista secara baik dan sempurna
PROGNOSIS

Perhatian jangka panjang perlu dilakukan karena semua terapi menawarkan


perbaikan, bukan penyembuhan.

Walaupun telah dilakukan pembedahan defenitif, rekurensi endometriosis


masih dapat terjadi namun resikonya rendah (3%).

Terapi penggantian estrogen tidak meningkatkan resiko rekurensi.

Anda mungkin juga menyukai